Anda di halaman 1dari 70

ASUHAN KEPERAWATAN SISTEM

REPRODUKSI PENYAKIT PADA MASALAH


KEHAMILAN : DIABETES MELITUS,
HYPERMERESIS GRAVIDARUM,
HYPERTENSI, GANGGUAN
KARDIOVASKULER, DAN ANEMIA
Kelompok 8
ANGGOTA KELOMPOK :
1. Irgianan Abdurraahman Yusuf (C1AA21056)
2. Muhammad Rizki Makinudin (C1AA21089)
3. Nabilah Nazwa (C1AA21092)
4. Nurhayati (C1AA21104)
5. Rifda Adzkia Maulani Ashfiya (C1AA21122)
PENYAKIT PADA MASALAH KEHAMILAN
DIABETES GANGGUAN
01 MELITUS
04 KARDIOVASKULER

HYPERMERESIS
02 GRAVIDARUM 05 ANEMIA

03 HYPERTENSI
01
DIABETES
MELITUS
DIABETES MELITUS
Diabetes Mellitus (DM) adalah kelainan metabolisme karbohidrat, di
mana glukosa darah tidak dapat digunakan dengan baik, sehingga
menyebabkan keadaan hiperglikemia. DM merupakan kelainan
endokrin yang terbanyak dijumpai. Yang paling sering terjadi yaitu:
diabetes mellitus yang diketahui sewaktu hamil yang disebut DM
gestasional dan DM yang telah terjadi sebelum hamil yang
dinamankan DM pragstasi.
DIABETES MELITUS
Diabetes melitus dengan kehamilan atau Diabetes Melitus Gestasional (DMG), merupakan penyakit
diabetes melitus yang muncul pada saat mengalami kehamilan padahal sebelumnya kadar glukosa
darah selalu normal. Tipe ini akan normal kembali setelah melahirkan (American Diabetes Association,
2012).
Klasifikasi DM dengan Kehamilan menurut Pyke:
a) Klas I: Gestasional diabetes, yaitu diabetes yang timbul pada waktu hamil dan menghilang setelah
melahirkan.
b) Klas II : Pregestasional diabetes, yaitu diabetes mulai sejak sebelum hamil dan berlanjut setelah
c) Klas III : Pregestasional diabetes yang disertai dengan komplikasi penyakit pembuluh darah
seperti retinopati, nefropati, penyakit pemburuh darah panggul dan pembuluh darah perifer. 90%
dari wanita hamil yang menderita Diabetes termasuk ke dalam kategori DM Gestasional (Tipe I)
dan DM yang tergantung pada insulin (Insulin Dependent Diabetes Mellitus IDDM, tipe I).
DIABETES MELITUS
Etiologi
a. Faktor autoimun
b. Genetik
c. Kerusakan / kelainan pangkreas sehingga kekurangan produksi insulin
d. Obat-obatan.
e. Wanita obesitas
Patofisiologi
Diabetes mellitus ditandai dengan hiperglikemia (peningkatan glukosa darah) diakibatkankarena
Produksi insulin yang tidak adekuat atau penggunaan insulin secara tidak efektif pada tingkat seller.
Insulin- insulin yang diproduksi sel- sel beta pulau langerhans di prankeas bertanggung jawab
mentranspor glukosa ke dalam sel . apabila insulin tidak cukup / tidak etektif, glukosa berakumulasi
dalam aliran darah dan terjadi hiperglikemia. Hiperglikemia menyebabkan hiperosmolaritas dalam
darah yang menarik cairn intarsel ke dalam sisitem vaskular sehingga terjadi dehidrasi dan
peningkatan volume darah.
DIABETES MELITUS
Manifestasi klinis
Tanda dan gejala dari diabetes melitus gestasional sangatlah mirip dengan penderita diabetes melitus
pada umumnya, yaitu :
a. Poliuria (banyak kencing), polidipsia (haus dan banyak minum) dan polifagia (banyak makan)
b. Pusing, mual dan muntah
c. Obesitas, TFU > normal
d. Lemah badan, kesemutan, gatal, pandangan kabur, dan pruritus vulva
e. Ketonemia (kadar keton berlebihan dalam darah)
f. Glikosuria(ekskresi glikosa ke dalam urin)
g. Gula darah 2 jam > 200mg/dl
h. Gula darah sewaktu > 200 mg/dl
i. Gula darah puasa > 126 mg/dI
DIABETES MELITUS
Pemerikaan Penunjang
Pemeriksaan yang diperlukan adalah pemeriksaan kadar gula darah tau skrining glukosa darah, ultrasonograf1
untuk mendeteks1 adanva Kelanan bawaan dan makrosomia Hemoglobin glikosida (HbAlc) yang menunjukkan
control diabetik (HbAlc lebih besar dari 8,5% khususnya sebelum kehamilan, membuat janin berisiko anomaly
kongenital).
Pemeriksaan Diagnostik
• Adanya kadar glukosa darah yang tinggi secara abnormal. Kadar gula darah pada waktu puasa > 140
mg/dI. Kadar gula sewaktu >200 mg/dI.
• Tes toleransi glukosa. Glukosa plasma dari sampel yang diambil 2 jam pp >200 mg/dI.
• Glukosa darah: darah arteri / kapiler 5-10% lebih tinggi daripada darah vena, serum/plasma 10-15%
daripada darah utuh, metode dengan deproteinisasi 5% lebih tinggi daripada metode tanpa deproteinisasi
• Glukosa urin: 95% glukosa direabsorpsi tubulus, bila glukosa darah > 160-180% maka sekresi dalam urine
akan naik secara eksponensial, uji dalam urin: + nilai ambang ini akan naik pada orang tua. Metode yang
populer: carik celup memakai GOD.
• Benda keton dalam urine: bahan urine segar karena asam asetoasetat cepat
didekrboksilasi menjadi aseton. Metode yang dipakai Natroprusid, 3-hidroksibutirat tidak terdeteksi.
Pemeriksan lain: fungsi ginjal ( Ureum, creatinin), Lemak darah: (Kholesterol, HDL, LDL, Trigleserid), Ffungsi
hati, antibodi anti sel insula langerhans (islet cellantibody)
DIABETES MELITUS
Penatalaksanaan Medis
Pengobatan dan penanganan penderita diabetes yang hamil dilakukan untuk mencapai 3 maksud
utama, yaitu:
a. Menghindari ketosis dan hipoglikemia.
b. Mengurangi terjadinya hiperglikemia dan glisuria.
c. Mengoptimalkan gestasi.
DIABETES MELITUS
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Diabetes Melitus
Pengkajian
Identitas
Usia perlu diketahui kapan ibu dan berapa tahun ibu menderita Diabetes mellitus, karena semakin
lama ibu menderita DM semakin berat komplikasi yang muncul.
Keluhan Utama
Ibu hamil dengan DM sering mengeluh mual, muntah, penambahan berat badan berlebihan atau tidak
adekuat, polipdipsi, poliphagi, poliuti, nyeri tekan abdomen dan retinopati
Riwayat Penyakit Keluarga
Perlu dikaji apakah ada keluarga yang menderita DM, karena DM bersifat keturunan
Riwayat Kehamilan Sekarang
Hamil muda, keluhan selama hamil muda hamil itu. selama hamil tua, pengkatan berat badan, tingg1
badan, suhu, nadi, pernafasan, peningkatan tekanan darah, keadaan gizi akibat mual, keluhan lain
DIABETES MELITUS
Riwayat Antenatal Care
Dimana tempt pelayanan, beberapa kali, perawatan serta pengobatannya yang didapat. Pada sat
antenatal care perlu diobservasi secara ketat juga mengenal kepatuhan ibu dalam menjalani diet, kadar
gula darah dan perawatan yang diberikan
Pola Aktivitas Sehari-hari
Pola Nutrisi
Frekuensi makan: pasien dengan DM biasanya mengeluh sering lapar (polifagia) dan haus (polydipsia),
mual dan muntah, mengalami obesitas, adanya nyeri tekan abdomen, dapat mengeluh mengalami
hipoglikemia dan glikosuria
Pola Eliminasi
BAK: pasien dengan DM memiliki gejala yaitu poliuri atau sering berkemih. Dapat juga mengalami
riwayat pielonefritis, infeksi saluran kemih (ISK), netropati
BAB: biasanya tidak ada gangguan
Pola Personal Hygiene
Pola atau frekuensi mandi, menggosok gigi, keramas
Pola istirahat tidur
Gangguan pola tidur karena perubahan peran dan melaporkan kelelahan yang berlebihan
DIABETES MELITUS
Pola aktifitas dan latihan
Aktivitas yang berlebih pada keadaan hipoglikemi dapat menyebabkan rasa lapar meningkat, pusing, nyeri kepala, berkeringat,
letih, lemah, pernapasan dangkal dan pandangan kabur. Jika ini terjadi maka ibu akan rentan terhadap cedera dan jika rasa lapar
berlebih ini akan menyebabkan ketidakpatuhan diet ibu.
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum
Jika dalam keadaan hipoglikemia ibu bisa merasa lemah dan letih
Tanda-tanda vital
Tekanan darah : Ibu dengan DM perlu diobservasi tekanan darahnya karena komplikasi dari ibu dengan DM adalah preeklamsia
dan eklamsia
Nadi : Pada keadaan hiperglikemi biasanya nadi lemah dan cepat
Respirasi : Pada keadaan hiperglikemi atau diabetik ketoasidosis biasanya RR meningkat dan napas bau keton
Suhu : Tidak ada gangguan, tetapi biasanya kulit pasien lembab pada kondisi hipoglikemi
Antropometri
Ibu dengan DM biasanya memiliki berat badan berlebih, dan terjadi peningkatan berat badan
waktu hamil yang berlebih.
Kepala dan Rambut Tidak terdapat gangguan
Wajah
Pasien pada keadaan hipoglikemia biasanya terlihat pucat
Mata
Pada keadaan hipoglikemia pasien akan mengeluh pandangan kabur atau ganda dan pada
keadaan hiperglikemi pasien akan mengeluh pandangan redup.
DIABETES MELITUS
Hidung
Pada pasien dengan hiperglikemia pernapasan cepat dan dangkal, napas bau keton
Mulut , Telinga dan Leher Tidak ada gangguan
Dada dan Payudara
Dada : pasien dengan hiperglikemia pernapasan cepat dan dangkal, napas bau keton
Sirkulasi : perlu diaji adanya peningkatan tekanan darah dan nadi pasien.
Payudara : pada umumnya tidak ada gangguan
Pengkajian pada nadi pedals dan pengisian kapiler ekstremitas mungkin menurun atau
melambat pada diabetes durasi lama. Serta pengkajian edema
Ekstremitas dan Kulit
Pada keadaan hipoglikemia pasien akan berkeringan dan kulit pasien lembab.
Integritas kulit lengan, paha, bokong, dan abdomen dapat berubah karena injeksi insulin yang
Sering

Diagnosa Keperawatan
• Ketidakstabilan kadar glukosa darah berhubungan dengan resistensi insulin ditandai
dengan kadar gula dalam darah tinggi, rasa haus meningkat, lelah (D.0027)
• Perfusi perifer tidak efektif berhubungan dengan hiperglikemia ditandai dengan CRT > 3
detik, turgor kulit menurun, akral dingin (D. 0009)
• Resiko hipovolemia ditandai dengan kehilangan cairan aktif (D. 0034)
INTERVENSI
No SDKI SLKI SIKI
1. Ketidakstabilan kadar glukosa Kestabilan Kadar Glukosa Darah Manajemen Hiprglikemia (I.03115)
(D.0027) darah berhubungan (L.05022) Setelah dilakukan Observasi
dengan resistensi insulin Tindakan keperawatan1x24 jam • Identifikasi kemungkinan penyebab
ditandai dengan kadargula diharapkan keluhan pasien hiperglikemia
dalam darah tinggi, rasa haus dapatteratasi dengan kriteria • Identifikesi situasi yang menyebabkan kebutuhan
meningkat, lelah hasil insulin'meningkat (mis: penyakit kambuhan)
a. Kadar glukosa dalam urin • Monitor kadar glukosadarah, jika perlu
menurun • Monitor tanda dan gejala hiperglikemia (mis.
b. Keluhan pusing menurun poliuria, polidipsia, polifagia, kelemahan, malaise,
c. Keluhan lesu / lelah menurun pandangan kabur, sakit kepala)
• Monitor intake dan output cairan
• Monitor keton urin, kadar analisa gas darah,
elektrolit, tekanan darah ortostatik dan frekuensi
nadi
Terapeutik
• Berikan asupan cairan oral
• Konsultasi dengan medis jika tanda dan gejala
hiperglikemia tetap ada atau memburuk
• Fasilitasi ambulasi jika ada hipotensi ortostatik
INTERVENSI
No SDKI SLKI SIKI
Edukasi
• Anjurkan menghindari olahraga saat kadar glukosa
darah lebih dari 250 mg/dL
• Anjurkan monitor kadar glukosa darah secara
• mandiri
• Anjurkan kepatuhan terhadap diet dan olahraga
• Ajarkan indikasi dan pentingnya pengujian keton
urine, jika perlu
• Ajarkan pengelolaan diabetes (mis. penggunaan
insulin, obat oral, monitor asupan cairan,
• penggantian karbohidrat, dan bantuan profesional
kesehatan)
Kolaborasi
• Kolaborasi pemberian insulin, jika perlu
• Kolaborasi pemberian cairan IV, jika perlu
• Kolaborasi pemberian
• kallum, jika perlu

2. Perfusi perifer tidak efektif (D. Perfussi Ferifer (L.02011) Perawatan Sirkulasi (I.03133)
0009) berhubungan dengan Setelah dilakukan Tindakan Observasi
hiperglikemia ditandai dengan keperawatan 1x24 jam diharapkan • Periksa sirkulasi perifer (mis. nadi perifer, edema,
CRT > 3 detik, turgor kulit keluhan pasien dapat teratasi pengisian kapiler, wara, suhu, ankle- brachial index)
menurun, akral dingin dengan kriteria hasil : • Identifikasi factor risiko gangguan sirkulasi
a. Denyut nadi membaik
INTERVENSI
No SDKI SLKI SIKI
b. Warna kulit pasien tidak pucat (mis. diabetes, perokok, orang tua, hipertensi dan
c. Akral lebih hangtat kadar kolesterol tinggi)
d. Turgor kulit membaik • Monitor panas, kemerahan, nyeri, atau bengkak
pada ekstremitas
Terapeutik
• Hindari'pemasangan infus atau pengambilan
darah di area keterbatasan perfusi
• Hindari pengukuran tekanan darah pada
ekstremitas dengan keterbatasan perfusi
• Hindari penekanan dan pemasangan tourniquet
pada area yang cedera
• Lakukan pencegahan infeksi
• Lakukan perawatan kaki dan kuku
• Lakukan hidrasi
Edukasi
• Anjurkan berhenti merokok
• Anjurkan berolahraga rutin
• Anjurkan mengecek air
INTERVENSI
No SDKI SLKI SIKI
• Mandi untuk menghindari kulit terbakar
• Anjurkan menggunakan bat penurun tekanan
darah, antikoagulan, dan penurun kolesterol, jika
perlu
• Anjurkan minum bat pengontrol tekanan darah
secara teratur
• Anjurkan menghindari penggunaan obat
penyekat beta
• Anjurkan melakukan perawatan kulit yang tepat
(mis. melembabkan kulit kering pada kakl)
• Anjurkan program rehabilitasi vascular
• Ajarkan program diet untuk memperbaiki
sirkulasi (mis. rendah lemak jenuh, minyak ikan
omega 3)
• Informasikan tanda dan gejala darurat yang
harus dilaporkan (mis. rasa sakit yang tidak
hilang saat istirahat, luka tidak sembuh, hilangnya
rasa)
INTERVENSI
No SDKI SLKI SIKI
3. Resiko Hipovolemia (D. 0034) Status Cairan (L.03028) Manajemen Hipovolemia (I.03116)
ditandai dengan kehilangan Setelah dilakukan Tindakan Observas!
cairan aktif keperawatan 1x24 jam diharapkan • Periksa tanda dan gejala hypovolemia (mis.
keluhan pasien dapat teratasi frekuensi nadi meningkat, nadi teraba lemah,
dengan kriteria hasil : tekanan darah menurun, tekanan nadi
a. Frekuensi nadi membaik menyempit, turgor kulit menurun, membran
b. Tekanan darah membaik mukosa kering, volume urin menurun, hematökrit
c. Tekanan nadi membaik meningkat, haus, lemah)
d. Kadar Hb dan Ht membaik • Monitor intake dan output cairan
Terapeutik
• Hitung kebutuhan cairan
• Berikan posisi modified Trendelenburg
• Berikan asupan cairan oral
Edukasi
• Anjurkan memperbanyak asupan cairan oral
• Anjurkan menghindari perubahan posisi
mendadak
INTERVENSI
No SDKI SLKI SIKI
Kolaborasi
• Kolaborasi pemberian cairan IV isotonis (mis.
NaCI, RL)
• Kolaborasi pemberian cairan IV hipotonis (mis.
glukosa 2,5%, NaCI 0,4%)
• Kolaborasi pemberian cairan koloid (mis,
albumin, Plasmanate)
• Kolaborasi pemberian produk darah
02
HYPERMERESIS
GRAVIDARUM
HYPERMERESIS GRAVIDARUM
Hiperemesis gravidarum adalah keluhan mual dan muntah hebat lebih dari 10
kali sehari dalam masa kehamilan yang dapat menyebabkan kekurangan cairan,
penurunan berat badan, atau gangguan elektrolit, sehingga menganggu
aktivitas sehari-hari dan membahayakan janin dalam kandungan.Mual dan
muntah berlebihan yang terjadi pada wanita hamil sehingga menyebabkan
terjadinya ketidakseimbangan kadar elektrolit,
HYPERMERESIS GRAVIDARUM
Menurut berat ringannya gejala hiperemesis gravidarum dapat dibagi kedalam tiga tingkatan sebagai berikut:
a) Tingkat I
Muntah terus menerus yang mempengaruhi keadaan umum. Pada tingkatan ini ibu hamil merasa lemah, nafsu
makan tidak ada, berat badan menurun dan merasa nyeri pada epigastrium. Nadi meningkat sekitar 100 kali per
menit, tekanan darah sistolik menurun, dapat disertai peningkatan suhu tubuh, turgor kulit berkurang, lidah kering
dan mata cekung.
b) Tingkat II
Ibu hamil tampak lebih lemas dan apatis, turgor kulit lebih menurun, lidah kering dan tampak kotor, nadi kecil dan
cepat, tekanan darah turun, suhu kadang-kadang naik, mata cekung dan sedikit ikterus, berat badan turun,
hemokonsentrasi, oligouria, dan konstipasi. Aseton dapat tercium dari hawa pernapasan karena mempunyai aroma
yang khas, dan dapat pula ditemukan dalam urine.
c) Tingkat III
Keadaan umum lebih parah, muntah berhenti, kesadaran menurun dari somnolen sampai koma, nadi kecil dan
cepat, tekanan darah menurun, serta suhu meningkat. Komplikasi fatal terjadi pada susunan saraf yang dikenal
sebagai wenickle ensefalopati. Gejala yang dapat timbul seperti nistagmus, diplopia, dan perubahan mental,
keadaan ini adalah akibat sangat kekurangan zat makanan, termasuk vitamin B kompleks. Timbulnya ikterus
menunjukkan terjadinya payah hati. Pada tingkatan ini juga terjadi perdarahan dari esofagus, lambung, dan retina.
HYPERMERESIS GRAVIDARUM
Etiologi
Beberapa teori penyebab terjadinya hiperemesis gravidarum namun tidak ada satupun yang dapat menjelaskan proses
terjadinya secara tepat. Teori tersebut antara lain adalah:
a) Teori endokrin
Teori ini menyatakan bahwa peningkatan kadar progesteron, estrogen, dan Human Chorionic Gonadotropin (HCG)
dapat menjadi faktor pencetus mual muntah. Peningkatan hormon progesterone menyebabkan otot polos pada
sistem gastrointestinal mengalami relaksasi, hal itu mengakibatkan penurunan motilitas lambung sehingga
pengosongan lambung melambat. Refleks esofagus, penurunan motilitas lambung dan penurunan sekresi dari asam
hidroklorid juga berkontribusi terhadap terjadinya mual dan muntah. Selain itu HCG juga menstimulasi kelenjar
tiroid yang dapat mengakibatkan mual dan muntah.
b) Teori Metabolik
Teori metabolik menyatakan bahwa kekurangan vitamin B6 dapat mengakibatkan mual dan muntah pada kehamilan.
c) Teori Alergi
Adanya histamine sebagai pemicu dari mual dan muntah mendukung ditegakkannya teori alergi sebagai etiologi
hiperemesis gravidarum. Mual dan muntah berlebihan juga dapat terjadi pada ibu hamil yang sangat sensitive
terhadap sekresi dari korpus luteum.
HYPERMERESIS GRAVIDARUM
d) Teori Infeksi
Hasil penelitian menemukan adanya hubungan antara infeksi
Helicobacter pylori dengan terjadinya hiperemesis gravidarum,
sehingga dijadikan dasar dikemukakannya teori infeksi sebagai
penyebab hiperemesis gravidarum.
e) Teori Psikomantik
Menurut teori psikomatik, hiperemesis gravidarum merupakan
keadaan gangguan psikologis yang dirubah dalam bentuk gejala
fisik. Kehamilan yang tidak direncanakan dan tidak diinginkan
serta tekanan pekerjaan dan pendapatan menyebabkan
terjadinya perasaan berduka, ambivalen, serta konflik dan hal
tersebut dapat menjadi faktor psikologis penyebab hiperemesis
gravidarum.
HYPERMERESIS GRAVIDARUM
Patofisiologi
Hiperemesis gravidarum merupakan Komplikasi mual dan muntah pada hamil muda terjadi terus menerus dapat
menyebabkan dehidrasi dan tidak seimbangnya elektrolit dengan alkalosis hipokloremik. Hiperemesis gravidarum dapat
mengakibatkan cadanga karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi.
Kekurangan volume cairan yang diminum dan kehilangan karena muntah menyebabkan dehidrasi sehingga cairan
ekstraseluler dan plasma berkurang. Selain dehidrasi dan terganggunya keseimbangan elektrolit dapat terjadi robekan
pada selaput lender esophagus dan 12 lambung (Sindroma Mallory Weiss) dengan akibat perdarahan gastrointestinal
(Khayati, 2013).

Manifestasi Klinis
Tanda gejala Hiperemesis Gravidarum Menurut (Khayati, 2013) Gejala utama hiperemesis gravidarum adalah mual dan
muntah sat hamil, yang bisa terjadi hingga lebih dari 3-4 kali sehari. Selain mual dan muntah secara berlebihan,
penderita hiperemesis gravidarum juga dapat mengalami gejala tambahan berupa Sakit kepala, Konstipasi, Sangat
sensitif terhadap bau, Produksi air liur berlebihan, dan Jantung berdebar.
HYPERMERESIS GRAVIDARUM
Pemeriksaan Penunjang : Penatalaksanaan Medis :
a) USG a) Obat-Obtan
b) Urinalisis b) Isolasi
c) Pemeriksaan fungsi hepar c) Terapi psikologika
Komplikasi : d) Cairan parenteral
Menurut (Hutahean, 2013) komplikasi hiperemesis e) Menghentikan kehamilan
gravidarum adalah:
a) Dehidrasi berat
b) Ikterik
c) Takikardia
d) Suhu meningkat
e) Alkalosis
f) Kelaparan
g) Gangguan emosional yang berhubungan
dengan kehamilan
h) Menarik diri
i) Depresi
HYPERMERESIS GRAVIDARUM
Asuhan Keperawatan pada pasien dengan Hypermeresis Gravidarum
Pengkajian Data Subjektif
a) Biodata
b) Riwayat kesehatan sekarang
c) Riwayat Kesehatan Dahulu
d) Riwayat Kesehatan Keluarga
e) Riwayat Menstruasi
f) Riwayat Perkawinan
g) Riwayat kehamilan dan persalinan
h) Riwayat keluarga berencana
i) Data Psikologi
j) Paritas
k) Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari
HYPERMERESIS GRAVIDARUM
Asuhan Keperawatan pada pasien dengan Hypermeresis Gravidarum
Pengkajian Data 0bjektif
a) Pernapasan
b) Status hidrasi meliputi turgor kulit, keadaan membran mukosa (kering atau lembab),
c) Status kardiovaskuler seperti kualitas nadi (kuat atau lemah), takikardia, atau
terjadinya hipotensi ortostatik
d) Keadaan abdomen
e) Eliminasi
f) Seksualitas
g) Aktivitas istirahat
h) Keamanan
i) Keadaan janin
HYPERMERESIS GRAVIDARUM
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan gejala penyakit, ketidakadekuatan sumber daya
(mis.dukungan finansial, social dan pengetahuan), gangguan adaptasi kehamilan.(D. 0074)
2. Defisit nutrisi berhubungan dengan kurangnya asupan makanan, ketidakmampuan mencerna
makanan, peningkatan kebutuhan metabolisme, faktor psikologis (mis. stress, keengganan untuk
makan) (D. 0019)
3. Gangguan integritas kulit/jaringan berhubungan dengan Perubahan status nutrisi (kelebihan atau
kekurangan), kekurangan/kelebihan volume cairan, penurunan mobilitas, perubahan hormonal,
suhu lingkungan yang ekstrem (D0129)
INTERVENSI
No SDKI SLKI SIKI
1. Gangguan rasa nyaman (D. 0074) Status Kenysmsnsn (L.08064) Terapi Relaksasi (I.09326)
berhubungan dengan gejala Setelah dilakukan Tindakan Observasi
penyakit, ketidakadekuatan keperawatan 1x24 jam diharapkan • Identifikasi penurunan tinakat energi,
sumber daya (mis.dukungan keluhan pasien dapat teratasi ketidakmampuan berkonsentrasi, atau gejala lain yang
finansial, social dan pengetahuan), dengan kriteria hasil : mengganggu kemampuan kognitif
gangguan adaptasi kehamilan a. Kesejahteraan fisik meningkat • Identifikasi teknik relaksasi yang pernah efektif
b. Kesejahteraan psikologis digunakan
meningkat • Identifikasi kesediaan, kemampuan, dan penggunaan
c. Dukungan dari keluarga dan teknik sebelumnya
teman meningkat • Periksa ketegangan otot, frekuensi nadi, tekanan
d. Pasien dapat lebih rileks darah, danesuhu sebelum dan sesudah Latihan
e. Keluhan mual menurun • Monitor respons terhadap terapi relaksasi
Terapeutik
• Ciptakan lingkungen tenang dan tanpa gangguan
dengan pencaftayaan dan suhw ruang nyaman, jika
memungkinkan
• Berikan informasi tertulis tentang persiapan dan
prosedur teknik relaksasi
• Gunakan pakaian longgar
• Gunakan nada suara lembut dengan irama lambat dan
berirama
• Gunakan relaksasi sebagai strategi penunjang dengan
analgetik atau tindakan medis lain, jlka sesuai
INTERVENSI
No SDKI SLKI SIKI
Edukasi
• Jelaskan tujuah, manfaat, batasan, dan jenis relaksasi
yang tersedia (mis. musik, meditasi, napas dalam,
relaksasi otot progresif)
• Jelaskan secara rinci intervensi relaksasi yang dipilih
• Anjurkan mengambil posisi nyaman
• Anjurkan rileks dan merasakan sensasi relaksasi
• Anjurkan sering mengulangi atau melatih teknik yang
dipilih
• Demonstrasikan dan lath teknik relaksasi (mis. napas
dalam, peregangan, atau imajinasi terbimbing)

2. Defisit nutrisi (D. 0019) Status Nutrisi (L.03030) Setelah Manajemen Nutrisi (I.03119)
berhubungan dengan kurangnya dilakukan Tindakan keperawatan Observasi
asupan makanan, 1x24 jam diharapkan keluhan pasien • Identifikast status nutrisi
ketidakmampuan mencerna dapat teratasi dengan kriteria hasil : • Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
makanan, peningkatan kebutuhan a. Porsi makan yang dihabiskan • Identifikasi makanan yang disukai
metabolisme, faktor psikologis meningkat • Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrien
(mis. stress, keengganan untuk b. Frekuensi makan meningkat • Identifikasi perlunya penggunaan selang nasogastrik
makan) c. Nafsu makan meningkat • Monitor asupan makanan
d. Berat badab meningkat • Monitor berat badan
• Monitor hail pemeriksaan laboratorium
Terapeutik
• Lakukan oral hygiene sebelum makan, jika perlu
INTERVENSI
No SDKI SLKI SIKI
• Fasilitasi menentukan pedoman diet (mis. piramida
makanan)
• Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang
sesuai
• Berikan makanan tinggi serat untuk mencegah
konstipasi
• Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein
• Berikan suplemen makanan, jika perlu
• Hentikan pemberian makan melalui slang nasogatrik
jika asupan oral dapat ditoleransi
Edukasi
• Anjurkan posisi duduk, jika mampu
• Ajarkan diet yang diprogramkan
Kolaborasi
• Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan (mis.
pereda nyeri, antlemetik), jika perlu
• Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah
kalori dan jenis nutrien yang dibutuhkan, jika perlu
INTERVENSI
No SDKI SLKI SIKI
3. Gangguan integritas kulit/jaringan Integritas Kulit dan jaringan Perawatan Integritas Kulit (I. 11353)
(D0129) berhubungan dengan (L.14125) Setelah dilakukan Observasi
Perubahan status nutrisi Tindakan keperawatan 1x24 jam • Identifikasi penyebab gangguan integritas kulit (mis.
(kelebihan atau kekurangan), diharapkan keluhan pasien dapat perubahan sirkulasi, perubahan status nutrisi,
kekurangan/kelebihan teratasi dengan kriteria hasil : penurunan, kelembaban, suhu lingkungan ekstrem,
a. Elastisitas kulit meningkat penurunan mobilitas)
b. Hidrasi meningkat Terapeutik
c. Suhu kulit membaik • Ubah posisi tiap 2 jam jika tirah baring
• Lakukan pemijatan pada area penonjolan tulang, jika
perlu
• Bersihkan perineal dengan air hangat, terutama
selama periode diare
• Gunakan produk berbahan petrolium atau minyak
pada kulit kering
• Gunakan produk berbahan ringan/alami dan
hipoalergik pada kulit sensitive
• Hindar produk berbahan dasar alkohol pada kulit
kering
Edukasi
• Anjurkan menggunakan pelembab (mis. lotion, serum)
• Anjurkan minum air yang cukup
• Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
INTERVENSI
No SDKI SLKI SIKI
• Anjurkan meningkatkan asupan buah dan sayur
• Anjurkan menghindari terpapar suhu ekstrem
• Anjurkan menggunakan tabir surya SPF minimal 30
saat berada di luar rumah
• Anjurkan mandi dan menggunakan sabun secukupnya
03
HIPERTENSI
HIPERTENSI
Hipertensi karena kehamilan yaitu tekanan darah yang lebih tinggi dari 140/90mmHg yang disebabkan
karena kehamilan itu sendiri, memiliki potensi yang menyebabkan gangguan serius pada kehamilan.
(Sumber: SANFORD,MD tahun 2006). Klasifikasi untuk mendiagnosa jenis hipertensi dalam kehamilan,
(NHBPEP, 2000) yaitu:
a. Hipertensi kronik adalah hipertensi yang timbul sebelum umur kehamilan 20 minggu atau
hipertensi yang pertama kali didiagnosis setelah umur kehamilan 20 minggu dan hipertensi
menetap sampai 12 minggu pascapersalinan.
b. Preeklampsia adalah hipertensi yang timbul setelah 20 minggu kehamilan disertai dengan
proteinuria. Eklampsia adalah preeklampsi yang disertai dengan kejangkejang dan/atau koma.
c. Preeklampsia pada hipertensi kronik adalah hipertensi kronik disertai tanda-tanda preeklampsi
atau hipertensi kronik disertai proteinuria.
d. Hipertensi gestasional adalah hipertensi yang timbul pada kehamilan tanpa disertai proteinuria dan
hipertensi menghilang setelah 3 bulan pascapersalinan atau kematian dengan tanda-tanda
preeklampsi .
HIPERTENSI
Etiologi
Penyebab hipertensi dalam kehamilan hingga kini belum diketahui dengan jelas. Banyak tori telah
dikemukakan tentang terjadinya hipertensi dalam kehamilan, tetapi tidak ada satu pun tori yang
dianggap mutlak benar. Namun dalam beberapa teori dikemukakan bahwa etiologi hipertensi dalam
kehamilan berupa keturunan/genetik, obesitas, stress, rokok, pola makan yang salah, emosional, wanita
yang mengandung bayi kembar, ketidak sesuaian RH, sakit ginjal, hiper/hypothyroid, koarktasi aorta,
gangguan kelenjar adrenal, gangguan kelenjar parathyroid. (Ai Yeyeh Rukiyah, Asuhan Kebidanan 4
Patologi. Hal : 168)
Patofisiologi
Wanita hamil mengalami perubahan pada system kardiovaskuler yaitu pad kehamilan trimester dua
terjadi penurunan tekanan sistolik rata-rata 5 mmHg dan tekanan diastolic 10 mmHg dan normal
kembali pada trimester 3. Tekanan darah juga meningkat 4 sampai 5 hari setelah persalinan, rata-rata
6 mmHg untuk sistolik dan 4 mmHg untuk diastolik.
HIPERTENSI
Manifestasi Klinis
Klien yang mengalami hipertensi pada masa kehamilannya biasanya mengalami :
● Nyeri kepala.
● Nyeri epigastrium Adalah keluhan yang sering ditemukan pada preeklampsia berat. Keluhan ini
disebabkan oleh tekanan pada kapsula hepar akibat edema atau perdarahan.
● Ditemukannya ada nya kelebihan protein dalam urin (proteinuria) atau tanda tanda tambahan
masalah ginjal.
● Gangguan penglihatan Keluhan penglihatan yang tertentu dapat disebabkan oleh spasme arterial,
iskemia, serta edema retina serta pada kasus-kasus yang langka disebabkan oleh ablasio retina
● Mual dan muntah
● Urine dari buang air kecil menurun
● Penurunan kadar trombosit dalam darah
HIPERTENSI
Pemeriksaan Penunjang : Komplikasi :
a) Pemeriksaan tekanan darah meningkat a) Solusio plansenta
b) USG b) Hipofibrinogenemia
c) Hitung darah tepi lengkap, trombosit, eritrosit serum, ureum, c) Hemolisis
protein, retinin dan asam urat. d) Perdarahan otak
d) Tes fungsi hati e) Kelainan mata
e) Tes fungsi ginjal f) Edema paru
Penatalaksanaan Medis : g) Nekrosis hati
a) Anjurkan melakukan latihan isotonic dengan cakup istirahat h) Kelainan Ginjal
baring. i) Gagal Jantung
b) Hindari konsumsi garam yang nerlebihan j) Prematuritas
c) Hindari kafein, merokok dan alcohol. k) Kematian janin
d) Diet makanan yang sehat dan seimbang
e) Lakukan pengawasan terhadap kehidupan dan pertumbuhan
janin dengan USG.
f) Pemeriksaan aktifitas fisik.
g) Kolaborasi pembrian anti hipertensi.
HIPERTENSI
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Hipertensi Pada Masa Kehamilan
Pengkajian
1. Identitas Klien
2. Keluhan utama. Keluhan yang paling sering adalah sakit kepala. Terutama area kuduk, mata
berkunang-kunang, pandangan kabur, proteinuria, nyeri ulu hati dan peka terhadap cahaya.
3. Riwayat penyakit sekarang.
4. Riwayat penyakit dahulu Adanya penyakit lain seperti diabetes mellitus, hipertensi, dan obesitas.
5. Riwayat penyakit keluarga Adanya riwayat keluarga yang mengalami hal vang sama, misalnya
orang tua perempuan.
6. Riwayat psikososial Meliputi bagaimana penerimaan klien tehadap penyakitnya, dan bagaimana
cara mengatasinya serta bagaimana perilaku klien terhadap dirinya
7. Pengkajian sistem tubuh meliputi : Breathing, Blood, Brain, Bladder, Bowel, Bone.
HIPERTENSI
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Hipertensi
Pada Masa Kehamilan
Diagnosa Keperawatan
a) Perfusi perifer tidak efektif berhubungan
dengan hipertensi (D.0009)
b) Nyeri akut berhubungan dengan agens cedera
biologis (D.0077)
c) Ansietas berhubungan dengan stresor
(D.0080)
INTERVENSI
No SDKI SLKI SIKI
1. Perfusi perifer tidak efektif Perfussi Ferifer (L.02011) Setelah Perawatan Sirkulasi (I.03133)
(D.0009) berhubungan dengan dilakukan Tindakan keperawatan Observasi
hipertensi 1x24 jam diharapkan keluhan pasien • Periksa sirkulasi perifer (mis. nadi perifer, edema,
dapat teratasi dengan kriteria hasil : pengisian kapiler, wara, suhu, ankle- brachial index)
a. Denyut nadi perifer membaik • Identifikasi faktor risiko gangguan sirkulasi (mis.
b. Pengisian kapiler membaik diabetes, perokok, orang tua, hipertensi dan kadar
c. Tekanan darah sistolik membaik kolesterol tinggi)
d. Tekanan darah diastolik • Monitor panas, kemerahan, nyeri, atau bengkak pada
membaik ekstremitas
Terapeutik
• Hindari'pemasangan infus atau pengambilan darah di
area keterbatasan perfusi
• Hindari pengukuran tekanan darah pada ekstremitas
dengan keterbatasan perfusi
• Hindari penekanan dan pemasangan tourniquet pada
area yang cidera
• Lakukan pencegahan infeksi
• Lakukan perawatan kaki dan kuku
• Lakukan hidrasi
Edukasi
• Anjurkan berhenti merokok
• Anjurkan berolahraga rutin
• Anjurkan mengecek air mandi untuk menghindari kulit
terbakar
INTERVENSI
No SDKI SLKI SIKI
• Anjurkan mengecek air mandi untuk menghindari kulit
terbakarAnjurkan menggunakan bat penurun tekanan
darah, antikoagulan, dan penurun kolesterol, jika perlu
• Anjurkan minum bat pengontrol tekanan darah secara
teratur
• Anjurkan menghindari penggunaan obat penyekat
beta
• Anjurkan melakukan perawatan kulit yang tepat (mis.
melembabkan kulit kering pada kaki)
• Anjurkan program rehabilitasi vascular
• Ajarkan program diet untuk memperbaiki sirkulasi
(mis. rendah lemak jenuh, minyak ikan omega 3)
• Informasikan tanda dan gejala darurat yang harus
dilaporkan (mis. rasa sakit yang tidak hilang saat
istirahat, luka tidak sembuh, hilangnya rasa)

2. Nyeri akut (D.0077) berhubungan Tingkat nyeri (L. 08066) Setelah Manajemen Nyeri (I. 08238)
dengan agens cedera biologis dilakukan Tindakan keperawatan Observasi
1x24 jam diharapkan keluhan pasien • Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frakuensi,
dapat teratasi dengan kriteria hasil : kualitas, intensitas nyeri
a. Keluhan nyeri menurun • Identifikasi skala nyeri
b. Meringis menurun • Identifikasi respons nyeri non verbal
c. Pola tidur membaik • Identifikasi faktor yang memperberat dan
d. Proses pikir membaik memperingan nyeri
INTERVENSI
No SDKI SLKI SIKI
• Idantifikasi pengetahuan dan keyaninan tentang nyeri
• Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri
• Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
• Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah
diberikan
• Monitor efek samping penggunaan analgetic
Terapeutik
• Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi
rasa nyeri (mis. TENS, hipnosis, akupresur, terapi
musik, biofeedback, terapi pijat, aromaterapi, teknik
imajinasi terbimbing, kompres hangat/dingin, terapi
bermain)
• Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis.
suhu ruangan, pencahayaan, kebisingan)
• Fasilitasi Istirahat dan tidur
• Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam
pemilihan strategi meredakan nyeri
Edukasi
• Jelaskan penyebab, perlode, dan pericu nyeri
• Jelaskän strategi meredakan nyeri - Anjurkan
memonitor nyeri secara mandir
• Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
• Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi
rasa nyeri
INTERVENSI
No SDKI SLKI SIKI
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu.

3. Ansietas (D.0080) berhubungan Tingkat Ansietas (L.09093) Setelah Reduksi Ansietas


dengan stresor dilakukan Tindakan keperawatan Observasi
1x24 jam diharapkan keluhan pasien • Identifikasi saat tingkat ansietas berubah (mis.
dapat teratasi dengan kriteria hasil : Kondisi, waktu, stresor)
a. Verbalisasi kebingungan • Identifikasi kemampuan mengambil keputusan
menurun • Monitor tanda-tanda ansietas (verbal dan nonverbal)
b. Verbalisasi khawatir akibat Terapeutik
kondis yang di hadapi menurun • Ciptakan suasana terapeutik untuk menumbuhkan
c. Perilaku gelisah menurun kepercayaan
d. Perilaku tegnag menurun • Temani pasien untuk mengurangi kecemasan, jika
memungkinkan
• Pahami situasi yang membuat ansietas
• Dengarkan dengan penuh perhatian
• Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan
• Tempatkan barang pribadi yang memberikan
kenyamanan
• Motivasi mengidentifikasi situasi yang memicu
kecemasan
• Diskusikan perencanaan realists tentang peristiwa
yang akan datang
INTERVENSI
No SDKI SLKI SIKI
Edukasi
• Jelaskan prosedur, termasuk sensasi yang mungkin
dialami
• Informasikan secara faktual mengenal diagnosis,
pengobatan, dan prognosis
• Anjurkan keluarga untuk tetap bersama pasien, jika
perlu
• Anjurkan umelakukan kegiatan yang tidak kompetitif,
sesua/ kebutuhan
• Anjurkan mengungkapkan perasaan dan persepsi
• Latih kegiatan pengalihan untuk mengurang!
Ketegangan
• Latih penggunaan mekanisme pertahanan diri yang
tepa
• Latih teknik relaksasi
Kolaborasi
Kolaborasi pemberien obat antiansietas, jika perlu
04
GANGGUAN
KARDIOVASKULER
GANGGUAN KARDIOVASKULER
Penyakit jantung adalah penyebab utama ketiga kematian pada wanita berusia 25 tahun sampai 44 tahun. Karena
relative terjadi pada wanita usia subur, penyakit jantung mempersulit pada sekitar 1 % kehamilan. (Lenovo, Kenneth J.
2009). Kehamilan dengan penyakit jantung, selalu saling mempengaruhi karena kehamilan dapat memberatkan penyakit
jantung yang dideritanya. Penyakit jantung dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim.
Jantung yang normal dapat menyesuaikan diri dengan perubahan sistem jantung dan pembuluh darah yang disebabkan
oleh kehamilan, yaitu dorongan diafragma oleh besar nya janin yang dikandungnya shingga dapat mengubah posisi
jantung dan pembuluh darah sehingga sehingga terjadi perubahan dari jantung yang dapat mempengaruhi antara lain :
a. Perubahan peningktan hormon tubuh
b. Terjadi haemodelusi darah dengan dengan puncaknya pada kehamilan 28-32 minggu
c. Kebutuhan janin untuk pertumbuhan dan perkembangan dalam rahim
d. Kembalinya darah setelah plasenta lahir karena kontraksi rahim dan terhentinya perdarahan darah plasenta
e. Saat post partum sering terjadi infeksi
GANGGUAN KARDIOVASKULER
Asosiasi jantung newyork mengklarifikasi penyakit jantung organic yang merupakan standart yang diterima secara las
sebagai berikut.
a) Kelas I
Asimtomatik dengan aktifitas normal.Meliputi pasien penyakit jantung, tetapi tapa akibat pembatasan aktivitas fisik.
Aktivitas fisik biasa tidak menyebabkan kelelahan tidak semestinya, palpitasi, dispne atau nyeri angina.
b) Kelas II
Sitomatik dengan aktifitas yang meningkat (dipsnea, cepat lelah, edema bila aktifitas bertambah normal). Pasien
penyakit jantung yang menyebabkan sedikit pembatasan aktivitas fisik membentuk kela Il. Meskipun nyaman saat
istirahat, namun pasien-pasien ini mengalami kelelahan, palpitasi, dispneu, atau nyeri angina pada aktivitas fisik
yang biasa.
c) Kelas III
Sitomatik dengan aktifitas yang bisa dilakukan.Pasien penyakit jantung dengan pembatasan aktivits fisik yang jelas
dimasukkan dalam kelas III. Nyaman pada saat istirahat, pasien ini mengalami kelelahan palpitasi, dispneu atau
nyeri angina dengan aktivitas fisik ringan (yang kurang dari biasa)
d) Kelas IV
Simtomatik dengan istirahat, pasien yang mengidap penyakit jantung yang menyebabkan ketidakmampuan untuk
melakukan aktivitas fisik apapun, ketidaknyamanan meningkat dengan aktivitas fisik apapun.
GANGGUAN KARDIOVASKULER
Etiologi
Penyebab dari penyakit jantung sendiri dibagi menjadi dua :
Kelainan Primer
Kelainan primer dapat berupa kelainan kongenital, bentuk kelainan katub, iskemik dan cardiomiopati. Jadi kelainan
primer ini sendiri lebih lebih disebabkan karena kelainan pada fisiologi jantungnya.
Kelainan Sekunder
Kelainan sekunder berupa penyakut lain, seperti hipertensi, anemia berat, hipervolumia, perbesaran rahim, dan masih
banyak lagi lainnya. Kelainan sekunder ini sendiri lebih lebih disebabkan oleh penyakit-penyakit lain.

Patofisiolog
Terjadi hidremia (hiperpolenia) dalam kehamilan, yang sudah dimulai sejak umur kehamilan 10 minggu dan mencapai
puncak pada usia 32-36 minggu. Uterus yang semakin bear mendorong diafragma keatas, kiri dan depan schingga
pembuluh - pembuluh dasar bear dekat jantung mengalami lekukan dan putaran. Kemudian 12-24 jam paska persalinan
terjadi peningkatan volume plasma akibat imbibisi cairan dari ekstra vaskuler kedalam pembuluh darah, kemudia diikuti
pride diuresis paska persalinan yang menyebababkan hemokonsentrasi. Jika penyakit jantung menjadi lebih berat pada
pasienn yang hamil dan melahirkan, bahkan dapat terjadi gagal jantung.
GANGGUAN KARDIOVASKULER
Manifestasi Klinis
Beberapa tanda dan gejala pada ibu hamil yang memiliki penyakit jantung selama kehamilan
meliputi adanya nyeri dada terkait aktivitas dan emosi ibu, sesak nafas berat baik itu saat istirahat
maupun teriadi di malam hari, dan sinko (kehilangan kesadaran karena kekurangan suplai oksigen di
otak).
Sedangkan tanda dan gejala yang dapat ditemukan selama pemeriksaan fisik dapat berupa
murmur, baik itu sistolik maupun diastolic, sianosis, terdapat distensi vena jugular, pembesaran hati
shingga menimbulkan nyeri tekan, pembesaran jantung, denyut jantung terlalu cepat, denyut jantung
tidak seperti biasanya baik itu terlalu cepat maupun terlalu lambat (palpitasi) dan edema perifer pada
bagian tubuh, khususnya di ekstremitas tubuh. (Manuaba, 2000)
GANGGUAN KARDIOVASKULER
Pemeriksaan Penunjang : Penatalaksanaan Medis:
a) Elektrokardiografi Kelas I : tidak ada pengobatan tambahan yang dibutuhkan,
b) Pemeriksaan transesofageal penanganannya biasa secara berobat jalan. Pasien harus
c) Pemeriksaan Radiografi beristirahat beberapa kali sehari untuk mengurangi kerja
jantung.
Komplikasi : Kelas II : biasanya tidak memerlukan terapi tambahan kurangi
a) Eklampsia kerja fisik terutama antara kehamilan 28 – 36 minggu
b) Perdarahan serebrovaskular Kelas III : memerlukan digitalisasi/ obat lainnya sebaiknya
c) Masalah liver dan koagulasi dirawat di rumah sakit sejak kehamilam 28 – 30 minggu
d) Gagal ginjal Kelas IV : harus dirawat di rumah sakit dan diberikan
e) Edema paru pengobatan bekerjasama dnegan kardiologi
f) Komplikasi pada maternal
GANGGUAN KARDIOVASKULER
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Kardiovaskular
Pengkajian
1. Identitas Klien
2. Riwayat Kesehatan
3. Pola Kebiasaan (bernafas, makan dan minum, eliminasi, dll)
4. Pemeriksaan Fisik (keadaan umum)
5. Dada
6. Abdomen
7. Ekstermitas
Diagnosa Keperawatan
a) Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan kontraktilitas, perubahan firekuensi
jantung (D.0008)
b) Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan Ketidakseimbangar perfusi (D.0003)
c) Hipervolemia berhubungan dengan peningkatan produksi hormone ADH. (D.0022)
INTERVENSI
No SDKI SLKI SIKI
1. Penurunan curah jantung (D.0008) Curah Jantung (L.02008) Setelah Perawatan Jantung (D.02075)
berhubungan dengan perubahan dilakukan Tindakan keperawatan Observasi
kontraktilitas, perubahan firekuensi 1x24 jam diharapkan keluhan pasien • Identifkasi tanda/gejala primer penurunan, curah
jantung dapat teratasi dengan kriteria hasil : jantung (meliputi dispnea, kelelahan, edema, otopnea,
a. Kekuatan nadi perifer membaik paroxysmal nocturnal dyspnea, peningkatan CVP)
b. Cardiac index membaik • Identikasi tanda/gelala sekunder penurunan curah
c. Sianosis menurun palpitasi jantung (meliputi peningkatan berat badan,
jantung membaik hepatomegali, distensi vena jugulars, palpitasi, ronkhi
basah, oliguria, batuk, kulit pucat)
• Monitor tekanan darah (termasuk tekanan darah
ortostatik, jika pertu)
• Monitor intake dan output cairan
• Monitor berat badan setiap hari pada waktu yang
sama
• Monitor saturasi oksigen
• Monitor keluhan myeri dada (mis. intensitas, lokasi,
radiasi, durasi, presivitasi yang mengurang| nyeri)
• Monitor EKG 12 sadapan
• Monitor aritmia (kelainan irama dan frekuensi)
• Monitor nilai laboratorium jantung (mis, elektrolit,
enzim jantung, BNP, NTproBNP)
• Monitor fungsi alat pacu jantung
• Periksa tekanan darah dan frekuensi nadi sebelum
dan sesudah aktivitas
INTERVENSI
No SDKI SLKI SIKI
Terapeutik
• Posisikan pasien semiFowler atau Fowler dengan kaki
ke bawah atau posisi nyaman
• Berikan diet jantung yang sesuai (mis. batasi asupan
kafein, natrium, kolesterol, dan makanan linggi lemak)
• Gunakan stocking elastis atau pneumatik intermiten,
sesual indikasi
• Fasilitasi pasien dan keluarga untuk modifikasi gaya
hidup sehat
• Berikan terapi relaksasi untuk mengurangi stres, jika
perlu
• Berikan dukungan emosional dan spiritual
• Berikan oksigen untuk mampertahankan saturasi
oksigen >94%
Edukasi
• Anjurkan beraktivitas fisik sesuai toleransi
• Anjurkan beraktivitas fisik secara bertahap
• Anjurkan berhenti merokok
• Ajarkan pasien dan keluarga mengukur berat badan
harian
• Ajarkan pasien dan keluarga mengukur intake dan
output cairan harian
INTERVENSI
No SDKI SLKI SIKI
Kolaborasi
• Kolaborasi pemberian antiaritmia, jika perlu
• Rujuk ke program rehabilitasi jantung

2. Gangguan pertukaran gas Pertukaran Gas (L01003) Setelah Pemantauan Respirasi (D.01014)
(D.0003) berhubungan dengan dilakukan Tindakan keperawatan Observasi
Ketidakseimbangar perfusi 1x24 jam diharapkan keluhan pasien • Monitor frekuensi, irama, kedalaman dan upaya napas
dapat teratasi dengan kriteria hasil : • Monitor pola napas (seperti bradipnea, takipnea,
a. Tingkat kesadaran membaik hiperventilasi, Kussmaul, CheyneStokes, Biot, ataksik)
b. Dispnea menurun • Monitor kemampuan batuk efektif
c. Pengelihatan kabur menurun • Monitor adanya produksi sputum
d. Pusing menurun • Monitor adanya sumbatan jalan napas
e. Pola napas membaik • Palpasi kesimetrisan ekspansi paru
• Auskultasi bunyi napas
• Monitor saturasi oksigen
• Monitor nilai AGD
• Monitor hasil x-ray toraks
Terapeutik
• Atur interval pemantauan respirasi sasuai kondisi
pasien
• Dokumentasikan hasil pemantauan
INTERVENSI
No SDKI SLKI SIKI
Edukasi
• Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
• Informasikan hasil pemantauan, jika perlu

3. Hipervolemia (D.0022) Keseimbangan Cairan (L.05020) Manajemen Hipervolemia (D. 03114)


berhubungan dengan peningkatan Setelah dilakukan Tindakan Observasi
produksi hormone ADH. keperawatan 1x24 jam diharapkan • Periksa tanda dan gejala hipervolemia (mis. ortopnea,
keluhan pasien dapat teratasi dispnea, edema, JVP/CVP meningkat, refleks
dengan kriteria hasil : hepatojugular posilif, suara napas tambahan)
a. Dehidrasi membaik • Identifikasi penyebab hypervolemia
b. Turgor kulit membaik • Monitor status hemodinamik (mis. frekuensi jantung,
c. Asupan cairan membaik tekanan darah, MAP, CVP, PAP, PCWP CO, Cl), jika
d. Keluaran urin membaik tersedia
e. Tekanan darah membaik • Monitor intake dan output cairan
• Monitor tanda hemokonsentrasi (mis. kadar atrium,
BUN, hematokrit, berat jenis urine)
• Monitor tanda peningkatan tekanan onkotik plasma
(mis. kadar proteln dan albumin meningkat)
• Monitor kecepatan infus secara ketat
• Monitor efek samping diuretik (mis. hipotensi
ortortostatik, hipovolemia, hipokaleria hiponatremla)
Terapeutik
• Timbang berat badan setiap hari pada waktu yang
sama
INTERVENSI
No SDKI SLKI SIKI
• Batasi asupan cairan dan garam
• Tinggikan kepala tempat tidur 30-40°
Edukasi
• Anjurkan melapor jika haluaran, urin ≤0,5 mL/kg/jam
dalam 6 jam
• Anjurkan melapor jIka BB bertambah >1 kg dalam
sehari
• Ajarkan cara mengukur dan mencatat asupan dan
haluaran cairan
• Ajarkan cara membatasi cairan
Kolaborasi
• Kolaborasi pemberian diuretic
• Kolaborasi penggantian kehilangan kalium akibat
diuretik Kolaborasi pemberian continuous renal
replacement therapy (CRRT), jika perlu
05
ANEMIA
ANEMIA
Anemia kehamilan adalah kondisi tubuh dengan jumlah kadar hemoglobin dalam
darah <11g% pada trimester 1 yaitu 3 bulan awal kehamilan atau kadar Hb <10,5 g%pada
trimester 2 yaitu 4-6 bulan usia kehamilan (Aritonang, 2015). Menurut Irianto (2014)
selama kehamilan, ibu hamil mengalami peningkatan plasma darah hingga 30%, sel
darah 18%, tetapi Hb hanya bertambah 19%. Sehingga berakibat, frekuensi anemia pada
ibu hamil cukup tinggi.
ANEMIA
Etiologi
Penyebab anemia pada kehamilan:
a) Meningkatnya kebutuhan zat besi untuk pertumbuhan janin
b) Kurangnya asupan zat besi pada makanan yang dikonsumsi ibu hamil
c) Pola makan ibu terganggu akibat mual selama kehamilan
d) Adana kecenderungan rendahnya cadangan zat besi (Fe)
e) Pada wanita akibat persalinan sebelumnya dan menstruasi

Patofisiologi
Pengenceran darah (hemodilusi) pada ibu hamil sering terjadi dengan peningkatan volume plasma 30%-40%,
peningkatan sel darah merah 18%-30% dan hemoglobin 19%, secara fisiologi hemodilusi membantu meringankan kerja
jantung. Hemodilusi terjadi sejak kehamilan 10 minggu dan mencapai maksimum pada usia kehamilan 24 minggu atau
trimester II dan terus meningkat hingga usia kehamilan di trimester ke III (Reeder, dkk, 2014).
Ibu hamil dengan anemia biasannya muncul keluhan ibu hamil dengan anemia merasa lemah, lesu, letih, pusing,
tenaga berkurang, pandangan mata berkunangkunang terutama bila bangkit dari duduk. Selain itu, melalui pemeriksaan
fisik akan di temukan tanda-tanda pada ibu hamil seperti: pada wajah di selaput lendir kelopak mata, bibir, dan kuku
penderita tampak pucat.
ANEMIA
Manifestasi Klinis
1. Kelelahan
2. Penurunan energi
3. Sesak nafas
4. Tampak pucat dan kulit dingin
5. Tekanan darah rendah
6. Frekuensi pernapasan cepat
7. Kulit kuning (jaundice)
8. Sakit kepala
9. Tidak bisa berkosentrasi
10.Rambut rontok
11. Rasa tidak enak
ANEMIA
Pemeriksaan Penunjang : Penatalaksanaan Medis:
Pemeriksaan hemoglobin a. Transplantasi sel darah merah
b. Antibiotik diberikan untuk mencegah infeksi
Komplikasi : c. Suplemen asam folat dapat merangsang pembentukan sel
a) Abortus darah merah
b) Partus prematurus d. Menghindari situasi kekurangan oksigen atau membutuhkan
c) Partus lama oksigen
d) Retensio plasenta e. Obati penyebab perdarahan bila ada
e) Perdarahan postpartum f. Diet kaya besi yang mengandung daging dan sayuran hijau
f) Syok
g) Infeksi intrapartum
h) Infeksi postpartum
ANEMIA
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Diagnosa Keperawatan
Gangguan Kardiovaskular a) Perfusi perifer tidak efektif berhubungan
Pengkajian dengan penurunan komponen seluler yang
1. Identitas Klien diperlukan untuk pengiriman
2. Riwayat Kesehatan oksigen/nutrien ke sel. (D.0009)
3. Aktivitas b) Perubahan pola nutrisi berhubungan
4. Sirkulasi dengan intake yang tidak adekuat (D.0019)
5. Eliminasi c) Intoleransi akitifitas berhubungan dengan
6. Makanan/cairan makan menurun mual muntah kelemahan umum (D. 0056)
7. Nyeri/kenyamanan
8. Pernafasan
9. Seksual
INTERVENSI
No SDKI SLKI SIKI
1. Perfusi perifer tidak efektif Perfussi Ferifer (L.02011) Setelah Perawatan Sirkulasi (I.03133)
(D.0009) berhubungan dengan dilakukan Tindakan keperawatan Observasi
penurunan komponen seluler yang 1x24 jam diharapkan keluhan pasien • Periksa sirkulasi perifer (mis. nadi perifer, edema,
diperlukan untuk pengiriman dapat teratasi dengan kriteria hasil : pengisian kapiler, wara, suhu, ankle brachial index)
oksigen/nutrien ke sel. a. Denyut nadi perifer membaik • Identifikasi faktor risiko gangguan sirkulasi (mis.
b. Pengisian kapiler membaik diabetes, perokok, orang tua, hipertensi dan kadar
c. Tekanan darah sistolik membaik kolesterol tinggi)
d. Tekanan darah diastolik • Monitor panas, kemerahan, nyeri, atau bengkak pada
membaik ekstremitas
Terapeutik
• Hindari'pemasangan infus atau pengambilan darah di
area keterbatasan perfusi
• Hindari pengukuran tekanan darah pada ekstremitas
dengan keterbatasan perfusi
• Hindari penekanan dan pemasangan tourniquet pada
area yang cedera
• Lakukan pencegahan infeksi
• Lakukan perawatan kaki dan kuku
• Lakukan hidrasi
Edukasi
• Anjurkan berhenti merokok
• Anjurkan berolahraga rutin
• Anjurkan mengecek air mandi untuk menghindari kulit
terbakar
INTERVENSI
No SDKI SLKI SIKI
• Anjurkan menggunakan bat penurun tekanan darah,
antikoagulan, dan penurun kolesterol, jika perlu
• Anjurkan minum bat pengontrol tekanan darah secara
teratur
• Anjurkan menghindari penggunaan obat penyekat
beta
• Anjurkan melakukan perawatan kulit yang tepat (mis.
melembabkan kulit kering pada kaki)
• Anjurkan program rehabilitasi vaskular
• Ajarkan program diet untuk memperbaiki sirkulasi
(mis. rendah lemak jenuh, minyak ikan omega 3)
• Informasikan tanda dan gejala darurat yang harus
dilaporkan (mis. rasa sakit yang tidak hilang saat
istirahat, luka tidak sembuh, hilangnya rasa)

2. Defisit nutrisi (D.0019) Status Nutrisi (L.03030) Setelah Manajemen Nutrisi (I.03119)
berhubungan dengan intake yang dilakukan Tindakan keperawatan Observasi
tidak adekuat 1x24 jam diharapkan keluhan pasien • Identifikast status nutrisi
dapat teratasi dengan kriteria hasil : • Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
a. Porsi makan yang dihabiskan • Identifikasi makanan yang disukai
meningkat • Identifikasi kebutuhan kalorl dan jenis nutrient
b. Frekuensi makan meningkat • Identifikasi perlunya penggunaan selang nasogastric
c. Nafsu makan meningkat • Monitor asupan makanan
d. Berat badab meningkat • Monitor berat badan
INTERVENSI
No SDKI SLKI SIKI
• Monitor hail pemeriksaan laboratorium
Terapeutik
• Lakukan oral hygiene sebelum makan, jika perlu
• Fasilitasi menentukan pedoman diet (mis. piramida
makanan)
• Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang
sesuai
• Berikan makanan tinggi serat untuk mencegah
konstipasi Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi
protein
• Berikan suplemen makanan, jika perlu
• Hentikan pemberian makan melalui slang nasogatrik
jika asupan oral dapat ditoleransi
Edukasi
• Anjurkan posisi duduk, jika mampu
• Ajarkan diet yang diprogramkan
Kolaborasi
• Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan (mis.
pereda nyeri, antlemetik), jika perlu
• Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah
kalori dan jenis nutrien yang dibutuhkan, jika perlu
INTERVENSI
No SDKI SLKI SIKI
3. Intoleransi akitifitas (D.0056) Toleransi aktifitas (L.05047) Setelah Manajemen Energi (I.05178)
berhubungan dengan kelemahan dilakukan Tindakan keperawatan Observasi
umum 1x24 jam diharapkan keluhan pasien • Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang
dapat teratasi dengan kriteria hasil : mengakibatkan kelelahan
a. Kemdahan dalam melakukan • Monitor kelelahan fisik dan emosional
aktivitas sehari-hari • Monitor pola dan jam tidur
b. Keluhan lelah menurun • Monitor lokasi dan ketidaknyamanan selama
c. Kekuatan tubuh bagian atas melakukan aktivitas
bawah membaik Terapeutik
d. Perasaan lemah menurun • Sediakan lingkungan nyaman dan rendah stimulus
(mis: cahaya, suara, kunjungan)
• Lakukan latihan rentang gerak pasif dan/atau aktif
• Berikan aktivitas distraksi yang menenangkan
• Fasilitasi duduk di sisi tempat tidur, jika tidak dapat
berpindah atau berjalan
Edukasi
• Anjurkan tirah baring
• Anjurkan melakukan aktivitas secara bertahap
• Anjurkan menghubungi perawat jika tanda dan gejala
kelelahan tidak berkurang
• Ajarkan strategi koping untuk mengurangi kelelahan
Kolaborasi
• Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara
meningkatkan asupan makanan
TERIMAKASIH!

Anda mungkin juga menyukai