Anda di halaman 1dari 31

DIABETES JUVENILE PADA ANAK

KEPERAWATAN ANAK
NAMA KELOMPOK:
• A.A.YOGA MAHENDRA PUTRA 17C10162
• I MADE AGUS SURYAWAN PUTRA 17C10192
• I GEDE KAMA BUADIANTARA DITHA 17C10194
DEFINISI
• Diabetes Melitus (DM) menurut American Diabetes
Association (ADA) adalah suatu penyakit metabolik
dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena
kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-
duanya.
Etiologi Diabetes Juvenile

• Faktor Genetik : Penderita diabetes tidak mewarisi diabetes tipe I itu sendiri;
tetapi mewarisi suatu predisposisi atau kecenderungan genetik ke arah
terjadinya DM tipe I.
• Faktor-faktor Imunologi : Adanya respons autotoimun yang merupakan respons
abnormal dimana antibodi terarah pada jaringan normal tubuh dengan cara
bereaksi terhadap jaringan tersebut
• Faktor lingkungan : Virus atau toksin tertentu dapat memicu proses otoimun
yang menimbulkan destruksi sel beta pancreas penghasil insulin yang berfungsi
untuk mengontrol kadar gula dalam darah.
Patofisiologi Diabetes Juvenile

• Pada DM tipe I terdapat ketidakmampuan untuk menghasilkan insulin karena


sel-sel beta pankreas telah dihancurkan oleh proses autoimun. Hiperglikemia
puasa terjadi akibat produksi glukosa yang tidak terukur oleh hati. Glukosa yang
berasal dari makanan tidak dapat disimpan dalam hati meskipun tetap berada
dalam darah dan menimbulkan hiperglikemia postprandial (sesudah makan)
(Brunner & Suddarth, 2012).
• Menurut Brunner & Suddarth (2012), jika konsentrasi glukosa dalam darah
cukup tinggi, ginjal tidak dapat menyerap kembali semua glukosa yang tersaring
keluar; akibatnya, glukosa tersebut muncul dalam urin (glukosuria). Ketika
glukosa yang berlebihan diekskresikan ke dalam urin, ekskresi ini akan disertai
pengeluaran cairan dan elektrolit yang berlebihan. Keadaan ini dinamakan
diuresis osmotik.
LANJUTAN…
• Kehilangan cairan yang berlebihan menyebabkan pasien akan mengalami
peningkatan dalam berkemih (poliuria) dan peningkatan rasa haus
(polidipsia).
• Defisiensi insulin juga mengganggu metabolisme protein dan lemak yang
menyebabkan penurunan berat badan. Jika terjadi defisiensi insulin, protein
yang berlebihan di dalam sirkulasi darah tidak dapat disimpan dalam jaringan.
Semua aspek metabolisme lemak sangat meningkat bila tidak ada insulin.
Normalnya ini terjadi antara waktu makan sewaktu sekresi insulin minimum,
tetapi metabolisme lemak meningkat hebat pada DM sewaktu sekresi insulin
hampir nol (Guyton & Hall, 2006). Peningkatan jumlah insulin yang
disekresikan oleh sel beta pankreas diperlukan untuk mengatasi resistensi
insulin dan mencegah terbentuknya glukosa dalam darah.
Fase-fase Diabetes Juvenile
• Periode pra-diabetes: Pada periode ini gejala-gejala klinis diabetes belum
nampak karena baru ada proses destruksi sel pankreas.

• Periode manifestasi klinis: Pada periode ini, gejala klinis DM mulai


muncul. Pada periode ini sudah terjadi sekitar 90% kerusakan sel pankreas.
Karena sekresi insulin sangat kurang, maka kadar gula darah akan
tinggi/meningkat

• Periode honey-moon: Periode ini disebut juga fase remisi parsial atau
sementara. Pada periode ini sisa-sisa sel pankreas akan bekerja optimal
sehingga akan diproduksi insulin dari dalam tubuh sendiri

• Periode ketergantungan insulin yang menetap: Periode ini merupakan


periode terakhir dari penderita DM. Pada periode ini penderita akan
membutuhkan insulin kembali dari luar tubuh seumur hidupnya.
Manifestasi Klinis Diabetes
Juvenile pada Anak

Gambaran klinis yang khas pada DM tipe-1 berupa poliuria, polidipsi,


polifagia dan adanya penurunan berat badan yang progresif sering
terlupakan. Jika tindakan yang diberikan pada pasien tersebut tidak
adekuat, maka pasien tersebut mengalami hiperglikemi kronis dan
akhirnya jatuh dalam komplikasi yang berat seperti ketoasidosis
diabetik (KAD), gangguan pertumbuhan, dan komplikasi kronis lainnya
berupa retinopati diebetika, nefropati diabetika, neuropati diabetika dan
sebagainya.
Pemeriksaan Penunjang pada Diabetes Juvenile

• Pemeriksaan Glukosa Darah: Diagnosis DM sudah dapat ditegakkan bila


memenuhi salah satu kriteria, yaitu bila ditemukan gejala klinis poliuria,
polidipsia, polifagia, berat badan menurun
• Pemeriksaan Hemoglobin Glokosilat: Kadar hemoglobin glikosilat (HbA1c)
pasien DM tipe-1 berada diatas angka normal (4,5-6,3).
• Kadar kolesterol darah: Nilai normal kadar kolesteol adalah < 200 mg/dl.
Pada pasien DM tipe-1 dilaporkan adanya perbedaan kadar kolesterol pada
pasien pubertas dan pasien prapubertas.
• Nilai C-peptide: Kadar C-peptida pada pasien diabetes juvenile berada di
bawah normal (nilai normal 0,9-4ng/ml)
• Pemeriksaan Keton: Normal keton darah: <0.6 mmol/L
Penatalaksanaan Diabetes Juvenile pada Anak
A. Pemberian Insulin: Tujuan terapi insulin adalah menjamin kadar insulin
yang cukup didalam tubuh selama 24 jam untuk memenuhi kebutuhan
metabolism sebagai insulin basal maupun insulin koreksi dengan kadar yang
lebih tinggi (bolus) akibat efek glikemik makanan.
• Dosis insulin (empiris):

• -- Dosis selama fase remisi parsial, total dosis harian insulin <0,5 IU/

• kg/ hari.

• -- Prepubertas (diluar fase remisi parsial) dalam kisaran dosis 0,7–1

• IU/kg/hari.

• -- Selama pubertas kebutuhan biasanya meningkat menjadi 1.2–2

• IU/kg/hari.
B. Penyesuaian Dosis Insulin
• Penyesuaian dosis insulin bolus dapat dilakukan dengan memperhitungkan rasio
insulin bolus-karbohidrat, yaitu dengan cara memperhitungkan rasio dosis insulin
bolus harian dengan total karbohidrat harian.
• Penyesuaian dosis insulin juga dapat dilakukan dengan jalan memperhitungkan
rasio insulin-karbohidrat (menggunakan rumus 500).
• Koreksi hiperglikemia: dapat dilakukan dengan rumus 1800 bila menggunakan
insulin kerja cepat, dan rumus 1500 bila menggunakan insulin kerja pendek.
• Penyesuaian dosis insulin murni merupakan tanggung jawab dokter dan dokter
spesialis anak.
C. Pengaturan Makan
Tujuan perencanaan makanan dan dalam pengelolaan diabetes juvenile adalah
sebagai berikut
• Mempertahankan kadar glukosa darah dan lipid dalam batas-batas normal
• Menjamin nutrisi yang optimal untuk pertumbuhan anak dan remaja,
• Mencapai dan mempertahankan berat badan ideal (Simatupang, 2017).

D. Olahraga
Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh anak dan remaja DMT1 saat melakukan
olahraga:
• Diskusikan jumlah pengurangan dosis insulin sebelum olahraga
dengan dokter.
• Jika olahraga akan dilakukan pada saat puncak kerja insulin maka
dosis insulin harus diturunkan secara bermakna.
• Pompa insulin harus dilepas atau insulin basal terakhir paling tidak
diberikan 90 menit sebelum mulai latihan.
ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS DIABETES JUVENILE

• PENGKAJIAN

• Pengkajian adalah pendekatan sistematis untuk mengumpulkan data dan


menganalisanya sehingga dapat diketahui masalah dan kebutuhan perawatan bagi
klien.
• Pengumpulan Data

• Identritas pasien

• Mengkaji identitas klien dan penanggung yang meliputi ; nama, umur, agama, suku
bangsa, pendidikan, pekerjaan, status perkawinan, perkawinan ke- , lamanya
perkawinan dan alamat.
• Riwayat kesehatan

• Keluhan utama masuk rumah sakit

• Merupakan kebutuhan yang mendorong penderita untuk masuk RS.

Ds yg mungkin timbul :
• Klien mengeluh sering kesemutan.

• Klien mengeluh sering buang air kecil saat malam hari

• Klien mengeluh sering merasa haus

• Klien mengeluh mengalami rasa lapar yang berlebihan (polifagia)

• Klien mengeluh merasa lemah

• Klien mengeluh pandangannya kabur


• Do :

• Klien tampak lemas.

• Terjadi penurunan berat badan

• Tonus otot menurun

• Terjadi atropi otot

• Kulit dan membrane mukosa tampak kering

• Tampak adanya luka ganggren

• Tampak adanya pernapasan yang cepat dan dalam


• Keluhan utama saat pengkajian

• Keluhan utama yang didapatkan dari hasil pengkajian yang dilakukan oleh perawat

• Riwayat penyakit sekarang

• Riwayat penyakit pasien dari sebelum dirawat di rumah sakit ( keluhan awal) sampai
dengan pengkajian.
• Riwayat penyakit sebelumnya

• Riwayat pasien apakah sebelumnya pernah dirawat di rumah sakit dengan penyakit
yang sama / tidak
• Riwayat penyakit keluarga

• Riwayat pasien apakah di dalam keluarganya ada yang pernah dirawat dengan
penyakit yang sama/tidak
• Genogram
• Pola kebiasan

• Makan dan minun

• Anoreksia, mual muntah, tidak mengikuti diet, penurunan berat badan, haus,
penggunaan diuretik.
• Eliminasi

• Perubahan pola berkemih ( poliuria, nokturia, anuria ), diare

• Gerak dan aktivitas

• Letih, Lemah, Sulit Bergerak / berjalan, kram otot, tonus otot menurun.

• Rasa nyaman

• Abdomen tegang, nyeri (sedang / berat)

• Rasa aman

• Kulit kering, gatal, ulkus kulit.


• Pola kebiasan

• Makan dan minun

• Anoreksia, mual muntah, tidak mengikuti diet, penurunan berat badan, haus,
penggunaan diuretik.
• Eliminasi

• Perubahan pola berkemih ( poliuria, nokturia, anuria ), diare

• Gerak dan aktivitas

• Letih, Lemah, Sulit Bergerak / berjalan, kram otot, tonus otot menurun.

• Rasa nyaman

• Abdomen tegang, nyeri (sedang / berat)

• Rasa aman

• Kulit kering, gatal, ulkus kulit.


• Pemeriksaan fisik

• Keadaan umum

• Kesadaran : meliputi kondisi seperti tingkat ketegangan/kelelahan, tingkat kesadaran kualitatif


atau GCS dan respon verbal klien.
• Keadaan kulit :

• Inspeksi : kulit dan membrane mukosa tampak kering, tampak adanya atropi otot, adanya luka
ganggren, tampak pernapasan cepat dan dalam, tampak adanya retinopati, kekaburan pandangan.
• Palpasi : kulit teraba kering, tonus otot menuru.

• Gejala Kardinal :

• Tekanan darah: sebaiknya diperiksa dalam posisi yang berbeda, kaji tekanan nadi, dan kondisi
patologis. Biasanya pada DM type 1, klien cenderung memiliki TD yang meningkat/ tinggi/
hipertensi. Auskultasi : adanya peningkatan tekanan darah.
• Pulse rate

• Respiratory rate

• Suhu
• Pemeriksaan penunjang

• Pemeriksaan laboratorium

• Glukosa darah : meningkat 200-100mg/dL

• Aseton plasma (keton) : positif secara mencolok

• Asam lemak bebas : kadar lipid dan kolesterol meningkat

• Osmolalitas serum : meningkat tetapi biasanya kurang dari 330 mOsm/l

• Natrium : mungkin normal, meningkat, atau menurun

• Kalium : normal atau peningkatan semu ( perpindahan seluler), selanjutnya akan


menurun
• Fosfor : lebih sering menurun

• Hemoglobin glikosilat : kadarnya meningkat 2-4 kali lipat dari normal yang
mencerminkan control DM yang kurang selama 4 bulan terakhir ( lama hidup SDM)
dan karenanaya sangat bermanfaat untuk membedakan DKA dengan control tidak
adekuat versus DKA yang berhubungan dengan insiden ( mis, ISK baru)
• Gas Darah Arteri : biasanya menunjukkan pH rendah dan penurunan pada HCO3
(asidosis metabolic) dengan kompensasi alkalosis respiratorik.
• Trombosit darah : Ht mungkin meningkat ( dehidrasi) ; leukositosis :
hemokonsentrasi ;merupakan respon terhadap stress atau infeksi.
• Ureum / kreatinin : mungkin meningkat atau normal ( dehidrasi/ penurunan fungsi
ginjal)
• Amilase darah : mungkin meningkat yang mengindikasikan adanya pancreatitis akut
sebagai penyebab dari DKA.
• Insulin darah : mungkin menurun / atau bahka sampai tidak ada ( pada tipe 1) atau
normal sampai tinggi ( pada tipe II) yang mengindikasikan insufisiensi insulin/
gangguan dalam penggunaannya (endogen/eksogen). Resisten insulin dapat
berkembang sekunder terhadap pembentukan antibody .( autoantibody)
• Pemeriksaan fungsi tiroid : peningkatan aktivitas hormone tiroid dapat
meningkatkan glukosa darah dan kebutuhan akan insulin.
• Urine : gula dan aseton positif : berat jenis dan osmolalitas mungkin meningkat.

• Kultur dan sensitivitas : kemungkinan adanya infeksi pada saluran kemih, infeksi
pernafasan dan infeksi pada luka.
• DIAGNOSA KEPERAWATAN
• Syok Hipovolemia berhubungan dengan kehilangan cairan aktif
• Resiko ketidakseimbangan elektrolit berhubungan dengan
gangguan mekanisme regulasi (diabetes)
• Defisit Nutrisi
• Nyeri Akut
• Gangguan Integritas Kulit
Add a Slide Title - 5

Anda mungkin juga menyukai