Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN

IBU HAMIL DENGAN DIABETUS MILITUS


(DIABETUS MILITUS GESTASIONAL)
RSUD JOMBANG

OLEH:
SHINTYA MEGA KUSUMA P
NIM: 0118081
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN DIAN HUSADA
MOJOKERTO 2020
LEMBAR PENGESAHAN

Nama mahasiswa : Shintya mega kusuma p


Telah di setujui pada:
Hari :
Tanggal :

Pembimbing pendidikan Pembimbing rumah sakit

………… …………..

Mengetahui
Kepala ruangan

…………….
NPP.
A. Konsep medis
a) Definisi
Diabetes Melitus pada kehamilan atau sering disebut Diabetes Melitus Gestasional,
merupakan penyakit diabetes yang terjadi pada ibu yang sedang hamil. Gejala utama
dari kelainan ini pada prinsipnya sama dengan gejala utama pada penyakit diabetes yang
lain yaitu sering buang air kecil (polyuri), selalu merasa haus (polydipsi), dan sering
merasa lapar (polyfagi). Cuma yang membedakan adalah keadaan pasien saat ini sedang
hamil. Sayangnya penemuan kasus kasus diabetes gestasional sebagian besar karena
kebetulan sebab pasien tidak akan merasakan sesuatu yang aneh pada dirinya selain
kehamilan, dan gejala sering kencing dan banyak makan juga biasa terjadi pada
kehamilan normal.
b) Etiologi
Diabetes mellitus dapat merupakan kelainan herediter dengan cara insufisiensi atau
absennya insulin dalam sirkulasi darah, konsentrasi gula darah tinggi. Berkurangnya
glikogenesis. Diabetes dalam kehamilan menimbulkan banyak kesulitan, penyakit ini
akan menyebabkan perubahan-perubahan metabolik dan hormonal pada penderita yang
juga dipengaruhi oleh kehamilan. Sebaliknya diabetes akan mempengaruhi kehamilan
dan persalinan.
Risiko Tinggi DM Gestasional:
1. Umur lebih dari 30 tahun
2. Obesitas dengan indeks massa tubuh 30 kg/m2
3. Riwayat DM pada keluarga (ibu atau ayah)
4. Pernah menderita DM gestasional sebelumnya
5. Pernah melahirkan anak besar > 4.000 gram
6. Adanya glukosuria
c) Patofisiologi
Pada DMG, selain perubahan-perubahan fisiologi tersebut, akan terjadi suatu
keadaan di mana jumlah/fungsi insulin menjadi tidak optimal. Terjadi perubahan
kinetika insulin dan resistensi terhadap efek insulin. Akibatnya, komposisi sumber
energi dalam plasma ibu bertambah (kadar gula darah tinggi, kadar insulin tetap
tinggi). Melalui difusi terfasilitasi dalam membran plasenta, dimana sirkulasi janin
juga ikut terjadi komposisi sumber energi abnormal. (menyebabkan kemungkinan
terjadi berbagai komplikasi). Selain itu terjadi juga hiperinsulinemia sehingga janin
juga mengalami gangguan metabolik (hipoglikemia, hipomagnesemia, hipokalsemia,
hiperbilirubinemia, dan sebagainya).
Jika pada pemeriksaan berat badan bayi ditemukan bayinya besar sekali maka
perlu dilakukan induksi pada minggu ke 36 – 38 untuk mencegah terjadinya
komplikasi saat persalinan. Proses persalinan ini harus dalam pengawasan ketat oleh
dokter spesialis kebidanan dan dokter spesialis penyakit dalam.
Biasanya setelah bayi lahir maka kadar gula darah akan kembali normal, apabila
tidak, maka perlu dilanjutkan pemberian antidiabetes oral sampai jangka waktu
tertentu. Pada kehamilan normal terjadi banyak perubahan pada pertumbuhan dan
perkembangan fetus secara optimal. Pada kehamilan normal kadar glukosa darah ibu
lebih rendah secara bermakna. Hal ini di sebabkan oleh:
1. Pengambilan glukosa sirkulasi meningkat
2. Produksi glukosa dari hati menurun
3. Produksi alanin (salah satu precursor glukoneogenesis ) menurun.
4. Aktifitas ekskresi ginjal meningkat
5. Efek-efek hormon gestasional (kortisol, human plasenta lactogen, estrogen, dll)
6. Perubahan metabolism lemak dan asam amino
d) Tanda dan gejala
1) Sering buang air kecil
2) Mudah haus
3) Mudah lapar
4) Mudah lelah
5) Berat badan menurun
6) Mata buram
7) Mual
8) Luka sulit sembuh
9) Kesemutan
e) Komplikasi
a) Komplikasi pada Ibu
1. Hipoglikemia, terjadi pada enam bulan pertama kehamilan
2. Hiperglikemia, terjadi pada kehamilan 20-30 minggu akibat resistensi insulin
3. Infeksi saluran kemih
4. Preeklampsi
5. Hidramnion
6. Retinopati
7. Trauma persalinan akibat bayi besar
b) Masalah pada anak
1. Abortus
2. Kelainan kongenital spt sacral agenesis, neural tube defek
3. Respiratory distress
4. Neonatal hiperglikemia
5. Makrosomia
6. Hipocalcemia
7. Kematian perinatal akibat diabetic ketoasidosis
8. Hiperbilirubinemia
c) Tanda terjadi komplikasi pada DM gestasional
1. Makrovaskular: stroke, penyakit jantung koroner,ulkus/ gangren.
2. Mikrovaskular: retina (retinopati) dan ginjal (gagal ginjal kronik), syaraf
(stroke,neuropati).
3. Koma: hiperglikemi, hipoglikemi, stroke
f) Pemeriksaan penunjang
a) Kriteria Diagnosis:
1. Gejala klasik DM + gula darah sewaktu ≤ 200 mg/dl. Gula darah sewaktu
merupakan hasil pemeriksaan sesaat pada suatu hari tanpa memerhatikan
waktu makan terakhir. Atau:
2. Kadar gula darah puasa 126 mg/dl.Puasa diartikan pasien tidak mendapat
kalori tambahan sedikitnya 8 jam. Atau:
3. Kadar gula darah 2 jam pada TTGO 200 mg/dl. TTGO dilakukan dengan
Standard WHO, menggunakan beban glukosa yang setara dengan 75 g
glukosa anhidrus yang dilarutkan dalam air.
b) Reduksi Urine
Pemeriksaan reduksi urine merupakan bagian dari pemeriksaan urine rutin yang
selalu dilakukan di klinik. Hasil yang (+) menunjukkan adanyaglukosuria. Beberapa
hal yang perlu diingat dari hasil pemeriksaan reduksi urine adalah:
1. Digunakan pada pemeriksaan pertama sekali untuk tes skrining, bukan untuk
menegakkan diagnosis
2. Nilai (+) sampai (++++)
3. Jika reduksi (+): masih mungkin oleh sebab lain, seperti: renal glukosuria,
obat-obatan, dan lainnya
4. Reduksi (++) kemungkinan KGD: 200 –300 mg%
5. Reduksi (+++)  kemungkinan KGD: 300 – 400 mg%
6. Reduksi (++++) kemungkinan KGD:  400 mg%
7. Dapat digunakan untuk kontrol hasil pengobatan
8. Bila ada gangguan fungsi ginjal, tidak bisa dijadikan pedoman.
g) Penatalaksanaan dan terapi
1. Terapi diet
Tujuan utama penatalaksanaan klien dengan diabetes mellitus adalah untuk
mengatur glukosa darah dan mencegah timbulnya komplikasi akut dan kronik. Jika
klien berhasil mengatasi diabetes yang dideritanya, ia akan terhindar dari
hyperglikemia atau hypoglikemia. Penatalaksanaan diabetes tergantung pada
ketepatan interaksi dari tiga faktor aktifitas fisik, diet dan intervensi farmakologi
dengan preparat hyperglikemik oral dan insulin.
Tiga hal penting yang harus diperhatikan pada penderita diabetes mellitus adalah
tiga J (jumlah, jadwal dan jenis makanan) yaitu :
J I : jumlah kalori sesuai dengan resep dokter harus dihabiskan.
J 2 : jadwal makanan harus diikuti sesuai dengan jam makan terdaftar.
J 3 : jenis makanan harus diperhatikan (pantangan gula dan makanan manis).
Diet pada penderita diabetes mellitus dapat dibagi atas beberapa bagian antara
lain:
Diet A : terdiri dari makanan yang mengandung karbohidrat 50 %, lemak 30 %,
protein 20 %.
Diet B : terdiri dari karbohidrat 68 %, lemak 20 %, protein 12 %.
Diet B1 : terdiri dari karbohidrat 60 %, lemak 20 %, protein 20 %.
Diet B1 dan B2 diberikan untuk nefropati diabetik dengan gangguan faal ginjal.
2. Terapi insulin
Daya tahan terhadap insulin meningkat dengan makin tuanya kehamilan, yang
dibebaskan oleh kegiatan antiinsulin plasenta. Penderita yang sebelum kehamilan
sudah memerlukan insulin diberi insulin dosis yang sama dengan dosis diluar
kehamilan sampai ada tanda-tanda bahwa dosis perlu ditambah atau dikurangi.
Perubahan-perubahan dalam kehamilan memudahkan terjadinya hiperglikemia dan
asidosis tapi juga menimbulkan reaksi hipoglikemik. Maka dosis insulin perlu
ditambah/dirubah menurut keperluan secara hati-hati dengan pedoman pada 140
mg/dl. Pemeriksaan darah yaitu kadar post pandrial..
Strategi terapi diabetes mellitus pada ibu hamil meliputi manajemen diet,
menjaga berat badan ibu tetap ideal, terapi insulin untuk menormalkan kontrol
glikemik dan olah raga.
3. Olahraga
Kecuali kontraindikasi, aktivitas fisik yang sesuai direkomendasikan untuk
memperbaiki sensitivitas insulin dan kemungkinan memperbaiki toleransi glukosa.
Olahraga juga dapat membantu menaikkan berat badan yang hilang dan memelihara
berat badan yang ideal ketika dikombinasi dengan pembatasan intake kalori.

B. Konsep keperawatan
a) Pengkajian
a. Sirkulasi
Pengisian kapiler ekstremitas menurun, denyut nadi melambat pada DM durasi lama,
edema, peningkatan tekanan darah
b. Eliminasi
Dapat mengalami riwayat pyelonefritis, infeksi saluran perkemihan, nekropati, poliuria.
c. Makanan/ Cairan
Polidipsia, polifagia, mual muntah, obesitas, nyeri tekan abdomen, hipoglikemia,
glikosuria.
d. Keamanan
Integritas atau sensasi kulit lengan, paha, bokong dan abdomen dapat berubah karena
injeksi insulin sering, kerusakan penglihatan,riwayat gejala infeksi dan budaya positif
infeksi khususnya perkemihan.
e. Seksualitas
Tinggi fundus uteri lebih tinggi atau lebih rendah dari normal terhadap usia gestasi,
riwayat neonatus besar terhadap usia gestasi, hidramnion, anomali konginetal, lahir mati
tanpa alasan yang jelas.
f. Interaksi social
Masalah sosial ekonomi dapat meningkatkan resiko komplikasi ketidakkuatan sistem
pendukung yang bertangguang jawab membengaruhi kontrol diabetik.
b) Diagnosa keperawatan
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidak
cukupan insulin
2. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan Diuresis osmotik dari
hiperglikemia kehilangan gastrik berlebihan (diare, muntah), masukan dibatasi
(mual, kacau mental)
3. Resiko cedera terhadap janin berhubungan dengan peningkatan kadar gula darah
maternal, perubahan sirkulasi.

c) Intervensi
n Diagnosa keperawatan Tujuan dan kriteia intervensi
o hasil
1 Perubahan nutrisi Setelah dilakukan 1. Timbang berat badan
kurang dari kebutuhan tindakan saat kunjungan ANC
tubuh berhubungan keperawatan selama 2.Kaji masukan kalori dan
dengan ketidak 2x24jam nutrisi pola makan dalam 24 jam
cukupan insulin klien teratasi 3.Beri informasi tentang
dengan kriteria perubahan penatalaksanaan
hasil : Mencerna 4.Perhatikan adanya mual,
jumlah kalori / muntah
nutrisi yang tepat 5.Tinjau ulang pentingnya
Menunjukkan makanan teratur tiga kali
tingkat energi sehari dengan gula rendah
biasanya, bila menggunakan insulin
mendemonstrasikan
berat badan stabil
atau penambahan
ke arah rentang
biasanya / yang
diinginkan dengan
nilai yang normal
2 Kekurangan volume Setelah dilakukan 1.Kaji intensitas dari gejala
cairan berhubungan tindakan seperti muntah,
dengan Diuresis keperawatan selama pengeluaran urine yang
osmotik dari 2x24jam kekuangan sangat berlebihan
hiperglikemia volume cairan dapat 2.Pantau tanda-tanda vital
kehilangan gastrik menurun. Dengan terutama pada purubahan
berlebihan (diare, kriteria hasil : TD ortostatik
muntah), masukan Mendemonstrasikan 3.Kaji pola napas seperti
dibatasi (mual, kacau hidrasi adekuat pernapasan Kussmaul atau
mental) dibuktikan dengan pernapasan yang berbau
tanda vital stabil, keton
nadi perifer dapat 4.Kaji prekuensi dan
diraba, turgor kulit kualitas pernapasan,
baik, haluaran urine penggunaan otot bantu
tepat secara pernapasan dan adanya
individu, dan kadar periode apnea dan
elektrolit dalam munculnya sianosis
batas normal Pantau suhu, warna kulit
atau kelembabannya
5.Kaji nada perifer,
pengisian kapiler, turgor
kulit dan membrane
mukosa
6.Pantau masukan dan
pengeluaran, catat berat
jenis urine
7.Ukur berat badan setiap
hari
8.Pertahankan untuk
memberikan cairan paling
sedikit 2500 ml/hari dalam
batas yang dapat
ditoleransi jantung jika
pemasukan cairan melalui
oral sudah dapat diberikan

3 Resiko cedera Setelah dlakukan 1.Kaji kontrol diabetik


terhadap janin tindakan klien sebelum konsepsi
berhubungan dengan keperawatan selama 2.Kaji gerakan janin dan
peningkatan kadar 2x24 jam gula DJJ
gula darah maternal, darah normal 3.Pantau tiap kunjungan
perubahan sirkulasi dengan kriteria 4.Kolaborasi : kaji
hasil :cedera Hemoglobin setiap 2 – 4
terhadap janin tidak minggu
terjadi

d) Evaluasi
Merupakan tindakan penilaian akhir dalam setiap tindakan yang dilakukan dengan
melihat respond dan dilakukan perdokumentasian yang jelas

C. Literatur

Anda mungkin juga menyukai