Oleh:
MOJOKERTO
2020
Makalah ini adalah hasil karya kami sendiri dan bukan merupakan karya orang lain kecuali
yang telah ditulis kan dalam referensi,serta tidak ada seorangpun yang membuatkan makalah
ini untuk kami.
Jika dikemudian hari terbukti adanya ketidak jujuran akademik, kami bersedia mendapatkan
sangsi sesuai peraturan yang berlaku.
KATA PENGANTAR
Puji syukur alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT karena rahmat dan
karunia-Nya penulis dapat menyusun tugas ini dalam bentuk makalah yang berjudul
“MEMASANG ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM”
Dalam penulisan ini, penulis sangat menyadari bahwa masih banyak kekurangan.
Oleh sebab itu, penulis mohon pembaca untuk memberikan saran dan kritik yang bersifat
membangun untuk membantu penulis dalam menyelesaikan tugas ini sehingga lebih
sempurna di masa yang akan datang.
Semoga tugas ini dapat bermanfaat di masa sekarang maupun masa yang akan datang.
Atas segala perhatiannya penulis ucapkan terima kasih.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
2. Rumusan Masalah
3. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
1. PENGERTIAN AKDR
2. JENIS – JENIS AKDR
3. MEKANISME KERJA
4. KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN
5. PERSYARATAN PEMAKAIAN AKDR/IUD
6. WAKTU PEMASANGAN
7. CARA PEMASANGAN AKDR / IUD
8. CARA PENCABUTAN AKDR / IUD
9. KUNJUNGAN ULANG SETELAH PEMASANGAN AKDR
BAB III PENUTUP
1. Kesimpulan
2. Saran
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Paradigma baru program Keluarga Berencana Nasional telah diubah visinya
dari mewujudkan norma keluarga kecil bahagia sejahtera (NKKBS) menjadi visi
untuk mewujudkan ”keluarga berkualitas tahun 2015”. Keluarga yang berkualitas
adalah yang sejahtera, sehat, maju, mandiri, memiliki jumlah anak yang ideal,
berwawasan kedepan, bertanggung jawab, harmonis dan Bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa.
Berdasarkan visi dan misi tersebut, program keluarga berencana nasional
mempunyai kontribusi penting dalam upaya meningkatkan kualitas penduduk. Dalam
kontribusi tersebut Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) telah
mewujudkan keberhasilannya selain berhasil menurunkan angka kelahiran dan
pertumbuhan penduduk, juga terpenting adalah keberhasilan mengubah sikap mental
dan perilaku masyarakat dalam upaya membangun keluarga berkualitas.
Sebagai salah satu bukti keberhasilan program tersebut. Antara lain dapat
diamati dari semakin meningkatnya angka pemakaian kontrasepsi (prevalensi).
Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 1997 memperlihatkan proporsi
peserta KB yang terbanyak adalah suntik(21,1%), pil(19,4%), AKDR(18,1%),
Norplan(16%), Sterilisasi wanita(3%), Kondom(0,7%), Sterilisasi pria(0,4%), dan
sisanya merupakan peserta KB tradisonal yang masing-masing menggunakan cara
tradisional seperti pantang berkala maupun senggama terputus.
Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa AKDR berada diposisi ketiga.
Sedangkan dalam program BKKBN memberikan penekanan pada kontrasepsi AKDR.
Adapun keuntungan-keuntungan dari alat kontrasepsi adalah efektip segera setelah
pemasangan, merupakan metode jangka panjang (10tahun proteksi dan tidak perlu
diganti). Angka kegagalan hanya satu dalam 125-170 kehamilan, Akseptor tidak perlu
mengingat-ingat kapan dia harus berKB. Tidak ada pengaruh terhadap lingkungan
sexual, meningkatkan kenyamanan tanpa takut hamil. Tidak ada efek samping
hormonal. Tidak ada pengaruhnya terhadap hambatan dan volume ASI, dapat
dipasang segera setelah melahirkan atau sesudah abortus. Dapat digunakan sampai
menopause. Pemeriksaan ulang hanya 1 kali setahun, murah, kesuburan segera
kembali sesudah AKDR diangkat (BKKBN 2002).
Namun tidak semua klien berminat terhadap alat kontrasepsi AKDR
dikarenakan berbagai alasan yang berbeda-beda seperti takut efek samping, takut
proses pemasangan, dilarang oleh suami, dan kurang mengetahui tentang KB AKDR.
Adapun berbagai pertimbangan yang harus diperhatikan oleh akseptor KB agar tidak
terjadi salah persepsi setelah pemasangan yaitu pengetahuan akseptor KB tentang
persyaratan dan keamanan metode kontrasepsi, status kesehatan klien sebelum berKB,
tahu efek samping, konsekuensi kegagalan atau kehamilan yang tidak diinginkan,
besarnya keluarga yang direncanakan, persetujuan pasangan, bahkan norma budaya
lingkungan dan orang lain.
2. RUMUSAN MASALAH
A. Bagaimana pengertian AKDR ?
B. Bagaimana jenis-jenis AKDR ?
C. Bagaimana mekanisme kerja AKDR ?
D. Bagaimana keuntungan dan kerugian AKDR ?
E. Bagaimana persyaratan pemakaian AKDR ?
F. Bagaimana waktu pemasangan AKDR ?
G. Bagaimana cara pemasangan AKDR ?
H. Bagaimana pencabutan AKDR ?
I. Bagaimana kunjungan ulang setelah pemasangan AKDR ?
3. TUJUAN
A. Untuk mengetahui pengertian AKDR
B. Untuk mengetahui jenis-jenis AKDR
C. Untuk mengetahui mekanisme kerja AKDR
D. Untuk mengetahui keuntungan dan kerugian AKDR
E. Untuk mengetahui persyaratan pemakaian AKDR
F. Untuk mengetahui waktu pemasangan AKDR
G. Untuk mengetahui cara pemasangan AKDR
H. Untuk mengetahui pencabutan AKDR
I. Untuk mengetahui kunjungan ulang setelah pemasangan AKDR
BAB II
PEMBAHASAN
1. PENGERTIAN AKDR
AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) adalah alat kontrasepsi yang dapat
menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopi.
IUD adalah salah satu alat kontrasepsi modern yang telah dirancang
sedemikian rupa (baik bentuk, ukuran, bahan dan masa aktif fungsi kontrasepsinya)
yang diletakkan dalam cavum uteri sebagai usaha kontrasepsi.
AKDR adalah suatu usaha pencegahan kehamilan dengan menggulung secarik
kertas, diikat dengan benang lalu dimasukkan ke dalam rongga rahim.
AKDR atau IUD (Intra Uterin Device) atau Spiral adalah suatu benda kecil
yang terbuat dari plastik yang lentur, mempunyai lilitan tembaga atau juga
mengandung hormon dan dimasukkan ke dalam rahim melalui vagina dan mempunyai
benang.
2. JENIS – JENIS AKDR
a. Copper-T
AKDR berbentuk T, terbuat dari bahan polyethelene di mana pada bagian
vertikalnya diberi lilitan kawat tembaga halus. Lilitan kawat tembaga halus ini
mempunyai efek antifertilisasi (anti pembuahan) yang cukup baik. Salah satu jenis
Copper - T yang paling banyak dipakai adalah CuT-380A, yang dapat dipakai
sampai 10 tahun.
b. Copper-7
AKDR ini berbentuk angka 7 dengan maksud untuk memudahkan
pemasangan. Jenis ini mempunyai ukuran diameter batang vertikal 32mm dan
ditambahkan gulungan kawat tembaga (Cu) yang mempunya luas permukaan
200m2. Fungsinya sama seperti halnya lilitan tembaga halus pada jenis Copper-T
c. Multi Load
AKDR ini terbuat dari plastik (polyethelene) dengan 2 tangan kiri dan kanan
berbentuk sayap yang fleksibel. Panjanganya dari ujung atas ke bawah 3.6cm.
Batangnya diberi gulungan kawat tembaga dengan luas permukaan 250mm2 atau
375mm2 untuk menambah efektivitas. Ada 3 ukuran multi load, yaitu standar,
small (kecil), dan mini.
d. Lippes Loop
AKDR ini terbuat dari bahan polyethelene, bentuknya seperti spiral atau huruf S
bersambubg. Untuk memudahkan kontrol, dipasang benang pada ekornya. Lippes
Loop terdiri dari 4 jenis yang berbeda menurut ukuran panjang bagian atasnya.
Tipe A berukuran 25mm (benang biru), tipe B 27.5mm (benang hitam), tipe C
berukuran 30mm (benang kuning), dan tipe D berukuran 30mm (tebal, benang
putih). Lippes Loop mempunyai angka kegagalan yang rendah. Keuntungan lain
dari pemakaian spiral jenis ini ialah bila terjadi perforasi jarang menyebabkan
luka atau penyumbatan usus, sebab terbuat dari plastik.
3. MEKANISME KERJA AKDR
a. Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopi
b. Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri
c. AKDR bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu walaupun AKDR
membuat sperma sulit ke dalam alat reproduksi perempuan dan mengurangi
kemampuan sperma untuk fertilisasi
d. Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur ke dalam uterus
4. KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN AKDR
a. Keuntungan
AKDR dapat efektif segera setelah pemasangan
Metode jangka panjang
Sangat efektif karena tidak perlu lagi mengingat-ingat
Tidak mempengaruhi hubungan seksual
Meningkatkan kenyamanan seksual karena tidak perlu takut hamil
Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI
Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau sesudah abortus
Dapat digunakan sampai menopause
Tidak ada intraksi dengan obat-obatan
b. Kerugian
Perubahan siklus haid
Haid lebih lama dan banyak
Disaat haid lebih sakit
Perdarahan antar menstruasi
Perforasi dinding uterus (sangat jarang apabila pemasangan benar)
Tidak mencegah IMS termasuk HIV/AIDS
Tidak baik digunakan pada perempuan dengan IMS atau perempuan yang
sering berganti pasangan
Klien tidak dapat melepas AKDR oleh dirinya sendiri
5. PERSYARATAN PEMAKAIAN AKDR
Yang dapat menggunakan AKDR atau IUD, yaitu :
Usia produktif
Keadaan nullipara
Menginginkan menggunakan alat kontrasepsi jangka panjang
Resiko rendah dari IMS
Setelah melahirkan dan tidak menyusui bayinya
Epilepsi
Malaria
Tekanan darah tinggi
Penderita DM
Setelah kehamilan ektopik
Yang tidak diperkenankan menggunakan AKDR atau IUD, yaitu :
Sedang hamil
Perdarahan vagina yang tidak diketahui
Sedang menderita infeksi genetalia
Penyakit trifoblas yang ganas
Diketahui menderita TBC velvik
Kanker alat genetalia
Ukuran rongga rahim kurang dari 5
6. WAKTU PEMASANGAN AKDR
Pemasangan AKDR atau IUD sebaiknya pada saat :
a. 2 sampai 4 hari setelah melahirkan
b. 40 hari setelah melahirkan
c. Setelah terjadinya keguguran
d. Hari ke 3 haid sampai hari ke 10 dihitung dari hari pertama haid menggantikan
metode KB lainnya
7. CARA PEMASANGAN AKDR
A. Alat – alat yang digunakan :
Gyn bed
Timbangan berat badan
Tensimeter dan stetoskop
AKDR/IUD set steril
Bengkok
Lampu
Kartu KB
Buku-buku adsministrasi dan registrasi KB
Meja dengan duk steril
Speculum
Sonde rahim
Lidi kipas dan kapas first aid secukupnya
Busi/dilatator hegar
Kogel tang
Pinset dan gunting
B. Langkah – langkah :
1) Memberi penjelasan kepada pasien mengenai keuntungan, efek samping dan
cara menanggulangi efek samping.
2) Melaksanakan anamneses umum, keluarga, medis dan kebidanan
3) Melaksanakan pemeriksaan umum meliputi timbang badan, mengukur
tensimeter
4) Mempersilahkan pasien untuk mengosongkan kandung kemih
5) Siapkan alat-alat yang diperlukan
6) Mempersilahkan pasien untuk berbaring di bed gynaecologi dengan posisi
litotomi
7) Perawat mencuci tangan
8) Pakai handscoon
9) Bersihkan vagina dengan kapas first aid
10) Melaksanakan pemeriksaan dalam untuk menentukan keadaan posisi uterus
11) Pasang speculum sym
12) Gunakan kogel tang untuk menjepit cervix
13) Masukkan sonde dalam rahim untuk menentukan ukuran, posisi dan bentuk
rahim
14) Inserter yang telah berisi AKDR dimasukkan perlahan-lahan ke dalam rongga
rahim, kemudian plugger di dorong sehingga AKDR masuk ke dalam inserter
dikeluarkan
15) Gunting AKDR sehingga panjang benang ± 5 cm
16) Speculum sym dilepas dan benang AKDR di dorong ke samping mulut rahim
17) Pasien dirapikan dan dipersilahkan berbaring ± 5 menit
18) Alat-alat dibersihkan
19) Perawat mencuci tangan
20) Memberi penjelasan kepada peserta gejala-gejala yang mungkin terjadi
setelah pemasangan AKDR dan kapan harus kontrol
21) Mencatat data pelayanan dalam kartu dan buku catatan untuk dilaporkan ke
bagian Rekam Medik
CATATAN :
Bila pada waktu pemasangan terasa ada obstruksi, jangan dipaksa (hentikan)
kemudian konsultasi dengan dokter
Bila sonde masuk kedalam uterus dan bila fundus uteri tidak terasa, kemungkinan
terjadi perforasi, keluarkan sonde, dan konsultasikan kedokter
Keluarkan sonde dan lihat batas cairan lendir atau darah, ini adalah panjang rongga
uterus (ukuran normal 6 – 7 cm)
Bila ukuran uterus kurang dari 5 cm atau lebih dari 9 cm jangan dipasang.
8. CARA PENCABUTAN AKDR
A. Alat-alat yang digunakan :
Meja dengan alas duk steril
Handscoon kanan dan kiri
Lidi kapas, kapas first aid secukupnya
Speculum
Tampon tang
Tutup duk steril
Bengkok
Lampu
Timbangan berat badan
Tensimeter dan stetoskop
B. Langkah – langkah :
1) Memberi penjelasan kepada pasien mengenai keuntungan, efek samping dan
cara menanggulangi efek samping
2) Melaksanakan anamnese umum, keluarga, medis dan kebidanan
3) Melaksanakan pemeriksaan umum meliputi timbang badan, mengukur
tensimeter
4) Siapkan alat-alat yang diperlukan
5) Mempersilahkan pasien untuk berbaring di bed gynaecologi dengan posisi
litotomi
6) Bersihkan vagina dengan Lysol
7) Melaksanakan pemeriksaan dalam untuk menentukan keadaan dan posisi
uterus
8) Pasang speculum sym
9) Mencari benang AKDR kemudian dilepas dengan tampon tang
10) Setelah AKDR berhasil dilepas, alat- alat dibereskan
11) Pasien di rapikan kembali
12) Memberi penjelasan kepada peserta gejala-gejala yang mungkin terjadi
setelah AKDR dilepas dan kapan harus kontrol
13) Mencatat data pelayanan dalam kartu dan buku catatan, register KB untuk
dilaporkan ke bagian Rekam Medik
9. KUNJUNGAN ULANG SETELAH PEMASANGAN AKDR
Kunjungan ulang setelah pemasangan AKDR menurut BKKBN :
1) Bulan pasca pemasangan
2) Bulan kemudian
3) Setiap 6 bulan berikutnya
4) 1 tahun sekali
5) Bila terlambat haid 1 minggu
6) Perdarahan banyak dan tidak teratur
BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya di Indonesia
pemerintah telah merencanakan program Keluarga Berencana (KB) yang diadakan
untuk membina akseptor sekaligus mencapai sasaran/fungsi yang telah ditetapkan
untuk memberi konstribusi tercapainya upaya mewujudkan keluarga berkualitas.
Dalam pelaksanaan program KB biasanya digunakan alat kontrasepsi yang digunakan
untuk mengatur atau mengendalikan pertumbuhan penduduk khususnya di Indonesia.
Pengertian dari kontrasepsi adalah cara untuk mencegah terjadinya konsepsi
yaitu bertemunya sel sperma dan ovum. Dalam pelayanan KB ada berbagai macam
cara untuk mencegah konsepsi salah satunya dengan menggunakan AKDR. Dalam
penggunaan AKDR juga terdapat manfaat, keuntungan serta kerugian dari
penggunaan AKDR tersebut. Masalah yang timbul dari penggunaan AKDR tersebut
juga diharapkan bisa teratasi dengan beberapa cara antara lain dengan memperhatikan
cara pemakaian yang benar, efek samping serta konseling bagi pengguna oleh tenaga
kesehatan.
2. SARAN
a. Bagi pengguna alat kontrasepsi AKDR, pengguna hendaknya mengetahui terlebih
dahulu alat kontrasepsi yang akan dipakai dengan cara bertanya hal yang ingin
diketahui ke tenaga kesehatan.
b. Bagi tenaga kesehatan, hendaknya meningkatkan keterampilannya dalam
memasang AKDR yang baik dan sesuai prosedur (professional).
c. Sebelum memasang AKDR pada klien jangan lupa untuk melakukan
infomconsent pada klien.