Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN PENDAHULUAN DAN KONSEP

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN

TUMOR WILMS

Oleh :
Kelompok III (B12-A)

1. Dwi Febriana (193223055)


2. Gusti Ayu Istri Vikanamurti (193223057)
3. I.G.A. Anggreni (193223059)
4. I Made Widhi Arthayasa (193223069)
5. Komang Ariyani (193223075)
6. Ni Kadek Lisna Andarini (193223079)
7. Ni Komang Ayu Widyasari (193223082)

PROGRAM STUDI ALIH JENJANG S1 ILMU KEPERAWATAN


STIKES WIRA MEDIKA BALI
2019

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Tumor (Neoplasma) adalah pertumbuhan baru jaringan yang tidak terkontrol dan
progresif. Tumor dan kanker dapat diakibatkan oleh faktor genetika atau diwariskan
kecenderungan genetika untuk karsinogen mungkin disebabkan oleh rapuhnya gen-gen
regulator, kerentanan terhadap inisiator dan promotor, kesalahan enzim pengoreksi atau
gagalnya sistem imun. Kecenderungan genetik kita dapat positif atau negatif terhadap
tumor dipengaruhi oleh berbagai pengalaman prilaku dan lingkungan (kamus kedokteran
dorland)
Salah satu contoh tumor akibat genetik ini adalah tumor wilms, tumor wilms adalah
tumor ginjal campuran ganas yang tumbuh dengan cepat, terbentuk dari unsur embrional,
biasanya mengenai anak-anak sebelum usia lima tahun
Tumor wilms menyebabkan neoplasma ginjal sebagian besar anak dan terjadi dengan
frekuensi hampir sama pada kedua jenis kelamin dari semua ras, dengan indikasi tahunan
7,8 per juta anak yang berusia kurang dari 15 tahun. Gambaran tumor Wilms yang paling
penting adalah kaitannya dengan anomaly congenital, yang paling umum adalah anomaly
urogenotal (4,4%), hemihipertrofi (2,9%), dan aniridia sporadic (91,1%).

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dalam makalah ini adalah
Bagaimana konsep penyakitTumor Wilms sertakonsep asuhan keperawatan pada Tumor
Wilms ?

1.3 Tujuan
1. Tujuan Umum
Agar penulis mampu mempelajari konsep penyakitTumor Wilms dan konsep dasar
asuhan keperawatan Tumor Wilms, sehingga mampu mencapai hasil yang terbaik
dalam mengatasi masalah pada pasiendengan Tumor Wilms
2. Tujuan Khusus

3
a. Mengetahui pengkajian keperawatan pada anak denganTumor Wilms
b. Mengetahui rumusan masalah keperawatan pada anak denganTumor Wilms
c. Mengetahui perencanaan keperawatan pada anak dengan Tumor Wilms
d. Mengetahui implementasi keperawatan pada anak dengan Tumor Wilms
e. Mengetahui evaluasi keperawatan pada anak dengan Tumor Wilms

1.4 Manfaat
Manfaaat yang diperoleh dalam penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui
konsep penyakit dan asuhan keperawatan pada pasien dengan penyakit Tumor Wilms.

4
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Konsep Tumor Wilms

1. Definisi

Tumor Wilms (Nefroblastoma) adalah tumor ganas ginjal yang tumbuh dari sel
embrional primitive di ginjal.Tumor Wilms biasanya ditemukan pada anak-anak yang
berumur kurang dari 5 tahun.Tumor Wilms merupakan tumor ganas intra abdomen
yang tersering pada anak-anak dan tumbuh dengan cepat (progesif).
Tumor wilms adalah tumor ginjal campuran ganas yang tumbuh dengan cepat,
terbentuk dari unsur embrional, biasanya mengenai anak-anak sebelum usia lima
tahun (Kamus Kedokteran Dorland).
Tumor wilms adalah tumor padat intra abdomen yang paling sering dijumpai pada
anak. Tumor ini merupakan neoplasma embrional dari ginjal, biasanya muncul
sebagai massa asimtomatik di abdomen atas atau pinggang. Tumor sering ditemukan
saat orang tua memandikan atau mengenakan baju anaknya atau saat dokter
melakukan pemeriksaan fisik terhadap anak yang tampak sehat (Basuki,2011).

2. Etiologi
Penyebabnya tidak diketahui, tetapi diduga melibatkan faktor genetik. Tumor wilms
berhubungan dengan kelainan bawaan tertentu, seperti :
a) WAGR syndrome
Kelainan yang mempengaruhi banyak sistem tubuh diantaranya :
1) Aniridia – bayi lahir tanpa iris mata
2) Genitourinary malformation
3) Retardasi mental
Orang dengan sindrom WAGR memiliki kemungkinan 45 sampai 60 persen untuk
bisa terjadi tumor Wilms, bentuk kanker ginjal yang langka.Jenis kanker ini paling
sering didiagnosis pada anak-anak namun terkadang terlihat pada orang dewasa.

b) Deny-Drash Syndrome
Sindrom ini menyebabkan kerusakan ginjal sebelum umur 3 tahun dan sangat
langka.Didapati perkembangan genital yang abnormal. Anak dengan sindrom ini
5
berada dalam resiko tinggi terkena tipe kanker lain, selain Tumor Wilms.
3. Beckwith- Wiedemann Syndrome
Bayi lahir dengan berat badan yang lebih tinggi dari bayi normal, lidah yang besar,
pembesaran organ –organ.Tumor wilms berasal dari proliferasi patologik blastema
metanefron akibat tidak adanya stimulasi yang normal dari duktus metanefron
untuk menghasilkan tubuli dan glomeruli yang berdiferensiasi baik.Perkembangan
blastema renalis untuk membentuk struktur ginjal terjadi pada umur kehamilan 8-
34 minggu.

3. Klasifikasi
The National Wilms Tumor Study (NWTS) membagi empat stadium tumor Wilms,
yaitu:
1) Stadium I
Tumor terbatas di dalam jaringan ginjal tanpa menembus kapsul.Tumor ini
dapat direseksi dengan lengkap.
2) Stadium II
Tumor menembus kapsul dan meluas masuk ke dalam jaringan ginjal dan
sekitar ginjal yaitu jaringan perirenal, hilus renalis, vena renalis dan kelenjar
limfe para-aortal.Tumor masih dapat di reseksi dengan lengkap.
3) Stadium III
Tumor menyebar ke rongga abdomen (perkontinuitatum), misalnya ke hepar,
peritoneum, dll.
4) Stadium IV
Tumor menyebar secara hematogen ke rongga abdomen, paru-paru,
otak,tulang.

4. Manifestasi Klinis
Keluhan utama biasanya hanya benjolan perut, jarang dilaporkan adanya nyeri perut
dan hematuria, nyeri perut dapat timbul bila terjadi invasi tumor yang menembus
ginjal sedangkan hematuria terjadi karena invasi tumor yang menembus sistim
pelveokalises. Demam dapat terjadi sebagai reaksi anafilaksis tubuh terdapat protein
tumor dan gejala lain yang bisa muncul adalah :

6
a) Hipertensi diduga karena penekanan tumor atau hematom pada pembuluh-
pembuluh darah yang mensuplai darah ke ginjal, sehingga terjadi iskemi jaringan
yang akan merangsang pelepasan renin atau tumor sendiri mengeluarkan renin.
b) Anemia
c) Penurunan berat badan
d) Infeksi saluran kencing
e) Malaise
f) Anoreksia
Tumor Wilms tidak jarang dijumpai bersama kelainan kongenital lainnya, seperti
aniridia, hemihiperttofi, anomali saluran kemih atau genitalia dan retardasi mental.

5. Patofisiologi
Tumor Wilmsini terjadi pada parenkim ginjal.Tumor tersebut tumbuh dengan
cepat di lokasi yang dapat unilateral atau bilateral. Pertumbuhan tumor tersebut akan
meluas atau menyimpang ke luar renal. Mempunyai gambaran khas berupa
glomerulus dan tubulus yang primitif atau abortif dengan ruangan bowman yang tidak
nyata, dan tubulus abortif di kelilingi stroma sel kumparan.
Pertama-tama jaringan ginjal hanya mengalami distorsi, tetapi kemudian di invasi
oleh sel tumor.Tumor ini pada sayatan memperlihatkan warna yang putih atau keabu-
abuan homogen, lunak dan encepaloid (menyerupai jaringan ikat). Tumor tersebut
akan menyebar atau meluas hingga ke abdomen dan di katakan sebagai suatu massa
abdomen. Akan teraba pada abdominal dengan di lakukan palpasi.
Wilms Tumor seperti pada retinoblastoma disebabkan oleh 2 trauma mutasi pada
gen supresor tumor. Mutasi pertama adalah inaktivasi alel pertama dari gen suppressor
tumor yang menyangkut aspek prozigot dan postzigot. Mutasi kedua adalah inaktivasi
alel kedua dari gen tumor supresor spesifik.
Gen WT1 pada kromosom 11p13 adalah gen jaringan spesifik untuk sel blastema
ginjal dan epitel glomerolus dengan dugaan bahwa sel precursor kedua ginjal
merupakan lokasi asal terjadinya Wilms Tumor. Ekspresi WT1 meningkat pada saat
lahir dan menurun ketika ginjal telah makin matur.WT1 merupakan onkogen yang
dominan sehingga bila ada mutasi yang terjadi hanya pada 1 atau 2 alel telah dapat
menimbulkan Wilms Tumor. Gen WT2 pada kromosom 11p15 tetap terisolasi tidak
terganggu.
7
Gambaran klasik tumor Wilms bersifat trifasik, termasuk sel epitel, blastema dan
stroma. Berdasarkan korelasi histologis dan klinis, gambaran histopatologik tumor
Wilms dapat dikelompokkan dalam dua kelompok, yaitu tumor risiko rendah
(favourable), dan tumor risiko tinggi (unfavourable)
Munculnya Tumor Wilmssejak dalam perkembangan embrio dan akan tumbuh
dengan cepat setelah lahir. Pertumbuhan tumor akan mengenai ginjal atau pembuluh
vena renal dan menyebar ke organlain.

6. Pemeriksaan Penunjang
Tumor Wilms harus dicurigai pada setiap anak kecil dengan massa di abdomen. Pada
10-25% kasus, hematuria mikroskopik atau makroskopik memberi kesan tumor ginjal.
1. IVP → Dengan pemeriksaan IVP tampak distorsi sistem pielokalises (perubahan
bentuk sistem pielokalises) dan sekaligus pemeriksaan ini berguna untuk
mengetahui fungsi ginjal.
2. Foto thoraks merupakan pemeriksaan untuk mengevaluasi ada tidaknya metastasis
ke paru-paru. Arteriografi khusus hanya diindikasikan untuk pasien dengan tumor
Wilms bilateral
3. Ultrasonografi → USG merupakan pemeriksaan non invasif yang dapat
membedakan tumor solid dengan tumor yang mengandung cairan. Dengan
pemeriksaan USG, tumor Wilms nampak sebagai tumor padat di daerah ginjal.
USG juga dapat digunakan sebagai pemandu pada biopsi. Pada potongan sagital
USG bagian ginjal yang terdapat tumor akan tampak mengalami pembesaran,
lebih predominan digambarkan sebagai massa hiperechoic dan menampakkan area
yang echoteksturheterogenus.
4. CT-Scan → memberi beberapa keuntungan dalam mengevaluasi tumor wilms. Ini
meliputi konfirmasi mengenai asal tumor intra renal yang biasanya menyingkirkan
neuroblastoma; deteksi massa multipel; penentuan perluasan tumor, termasuk
keterlibatan pembuluh darah besar dan evaluasi dari ginjal yang lain. Pada gambar
CT-Scan Tumor Wilms pada anak laki-laki usia 4 tahun dengan massa di
abdomen. CT scan memperlihatkan massa heterogenus di ginjal kiri dan
metastasis hepar multiple. CT scan dengan level yang lebih tinggi lagi
menunjukkan metastasis hepar multipel dengan thrombus tumor di dalam vena
porta.

8
5. Magnetic Resonance Imaging (MRI) → MRI dapat menunjukkan informasi
penting untuk menentukan perluasan tumor di dalam vena cava inferior termasuk
perluasan ke daerah intarkardial. Pada MRI tumor Wilms akan memperlihatkan
hipointensitas (low density intensity) dan hiperintensitas (high densityintensity)
6. Laboratorium → Hasil pemeriksaan laboratorium yang penting yang menunjang
untuk tumor Wilms adalah kadar lactic dehydrogenase (LDH) meninggi dan Vinyl
mandelic acid (VMA) dalam batas normal. Urinalisis juga dapat menunjukkan
bukti hematuria, LED meningkat, dan anemia dapat juga terjadi, terlebih pada
pasien dengan perdarahan subkapsuler. Pasien dengan metastasis di hepar dapat
menunjukkan abnormalitas pada analisa serum.

7. Penatalaksanaan

Tujuan pengobatan tumor wilms adalah mengusahakan penyembuhan dengan


komplikasi dan morbiditas serendah mungkin.Biasanya dianjurkan kombinasi
pembedahan, radioterapi dan kemoterapi.Dengan terapi kombinasi ini dapat
diharapkan hasil yang memuaskan.Jika secara klinis tumor masih berada dalam
stadium dini dan ginjal di sebelah kontra lateral normal, dilakukan nefrektomiradikal.
Ukuran tumor pada saat datang menentukan cara pengobatan. masing- masing
jenis ditangani secara berbeda, tetapi tujuannya adalah menyingkirkan tumor dan
memberikan kemoterapi atau terapi radiasi yang sesuai. Apabila tumor besar maka
pembedahan definitive mungkin harus di tunda sampai kemoterapi atau radiasi
selesai.Kemoterapi dapat memperkecil tumor dan memungkinkan reaksi yang lebih
akurat dan aman.

8. Penatalaksanaan Medis
a. Farmakologi
1) Kemoterapi
Prinsip dasar kemoterpai adalah suatu cara penggunaan obat sitostatika
yang berkhasiat sitotoksik tinggi terhadap sel ganas dan mempunyai efek
samping yang rendah terhadap sel yang normal. Ada lima macam obat
sitostatika yang terbukti efektif dalam pengobatan tumor Wilms, dengan
mekanisme kerja obat tersebut adalah menghambat sintesa DNA sehingga
pembentukan protein tidak terjadi akibat tidak terbentuknya sintesa RNA di
9
sitoplasma kanker, sehingga pembelahan sel-sel kanker tidak terjadi .
 Aktinomisin D
Golongan antibiotika yang berasal dari spesies Streptomyces, diberikan
lima hari berturut-turut dengan dosis 15 mg/KgBB/hari secara intravena.
Dosis total tidak melebihi 500 mikrogram. Aktinomisin D bersama
dengan vinkristin selalu digunakan sebagai terapi prabedah.
 Vincristine
Golongan alkaloid murni dari tanaman Vina rossa, biasanya diberikan
dalam satu dosis 1,5 mg/m2 setiap minggu secara intravena (tidak lebih
dari 2 mg/m2). Bila melebihi dosis dapat menimbulkan neurotoksis,
bersifat iritatif, hindarkan agar tidak terjadi ekstravasasi pada waktu
pemberian secara intravena. Vinkristin dapat dikombinasi dengan obat
lain karena jarang menyebabkan depresi hematologi, sedangkan bila
digunakan sebagai obat tunggal dapat menyebabrelaps.
 Adriamisin
Golongan antibiotika antrasiklin diisolasi dari streptomyces pencetius,
diberikan secara intravena dengan dosis 20 mg/m2/hari selama tiga hari
berturut-turut.Dosis maksimal 250 mg/m2.obat ini tidak dapat melewati
sawar otak dapat menimbulkan toksisitas pada miokard bila melebihi
dosis.Dapat dikombinasi dengan AktinomisinD.
 Cisplatin
Dosis yang umum digunakan adalah 2-3 mg/KgBB/hari atau 20
mg/m2/hari selama lima hari berturut-turut.
 Cyclophospamide
Dari nitrogen mustard golongan alkilator. Dosis 250 – 1800 mg/m2/hari
secara intravena dengan interval 3-4 mg. Dosis peroral 100-
300mg/m2/hari.
b. Non Farmakologi
1) Pembedahan
a) Keperawatan perioperatif
Karena banyak anak dengan tumor wilms mungkin mendapat obat
kemoterapi kardiotoksik, maka mereka harus diperiksa oleh ahli onkologi
dan di izinkan untuk menjalani operasi.Mereka perlu menjalani

10
pemeriksaan jantung yang menyeluruh untuk menentukan status fungsi
jantung. Tumor wilms jangan di palpasi untuk menghindari rupture dan
pecahnya sel-sel tumor. Pasien di letakkan dalam posisi telentang dengan
sebuah gulungan di bawah sisi yang terkena.Seluruh abdomen dan dada
dibersihkan.
b) Hasil akhir pada pasienpascaoperatif
Pasien tumor wilms menerima kemoterapi dan terapi radiasi yang
sesuai dengan lesi.Gambaran histologik lesi merupakan suatu indicator
penting untuk prognosis, karena gambaran tersebut menentukan derajat
anaplasia.Anak yan histologiknya relative baik.Maka memiliki prognosis
baik.Sedangkan anak yang gambaran histologiknya buruk, maka memilii
prognosis buruk.Terapi dibuat sespesifik mungkin untuk masing-masing
anak, karena terapi yang lebih sedikit menghasilkan kualitas hidup yang
lebih baik dengan lebih sedikit efek sampingnya.
Nefrektomi radikal dilakukan bila tumor belum melewati garis tengah
dan belum menginfiltrasi jaringan lain. Pengeluaran kelenjar limfe
retroperitoneal total tidak perlu dilakukan tetapi biopsi kelenjar di daerah
hilus dan paraaorta sebaiknya dilakukan.Pada pembedahan perlu
diperhatikan ginjal kontralateral karena kemungkinan lesi bilateral cukup
tinggi.Apabila ditemukan penjalaran tumor ke vena kava, tumor tersebut
harus diangkat.
c. Radioterapi
Nyeri Akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis
neoplasmadikenal sebagai tumor yang radiosensitif, tapi radioterapi dapat
mengganggu pertumbuhan anak dan menimbulkan penyulit jantung, hati
dan paru.Karena itu radioterapi hanya diberikan pada penderita dengan
tumor yang termasuk golongan patologi prognosis buruk atau stadium III
dan IV.Jika ada sisa tumor pasca bedah juga diberikan
radioterapi.Radioterapi dapat jugadigunakan untuk metastase ke paru, otak,
hepar serta tulang.

9. Penatalaksanaan Keperawatan
a) Meredakan kecemasan yang dihadapi pasien dan keluarga

11
b) Memberikan informasi tentang proses / kondisi penyakit, prognosis, dan
kebutuhan pengobatan.
c) Mengalihkan rasa nyeri yang dihadapi pasien
d) Membantu aktivitas pasien karena sebagian besar terganggu dengan adanya tumor
diperut
e) Melakukan pemasangan infus untuk menjaga keseimbangan cairan pasien

12
10. Pathway

Kelainan genetika Proliferasi patologik blastema

Tubuli dan glomerulus tidak berdifusi


Tumbuh sel embrional primitif
dengan baik saat kehamilan
ginjal
Blastema renalis di janin Tumor Wilms

Penatalaksaan Medis
Tumor belum menembus kapsul ginjal
Kemoterapi Tindakan operasi Radioterapi
Berdiferensiasi
Bahan kimia iritatif
pre post Efek samping
Tumor menembus kapsul ginjal D.0129 Iritasi lambung op op radiasi
Gangguan
Integritas
D.0129
penekanan pada ginjal Kulit/ D.0076
Nausea Gangguan
Jaringan Integritas
Kulit/
Disfungsi ginjal D.0077
Jaringan
Nyeri Akut

Keseimbangan asam & basa terganggu Kurang terpapar Inkontinuitas


informasi jaringan
Gangguan biokimia

Asidosis metabolik D.0080 Kurang D.0077


D.0076 Ansietas pengetahuan Nyeri
Nausea Akut Laserasi
Mual & muntah
D.0111
Defisit D.0142
Penurunan nafsu makan Pengetahuan Risiko
Infeksi
Kurangnya asupan makanan D.0032
Risiko Defisit
Nutrisi
D.0019
Defisit Nutrisi
13
B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian
Penting dilakukan pengkajian terhadap klien secara holistik (Biologis, Psikologis,Social
dan Spiritual ) untuk mendapatkan data yang lengkap dan sistematis. Adapun metode
yang dapat dipakai dalam proses pengkajian yaitu :
1. Identitas klien
2. Status Kesehatan
a. Status kesehatan saat ini
b. Status kesehatan masa lalu
c. Riwayat penyakit keluarga
d. Riwayat kehamilan dan kelahiran
e. Riwayat imunisasi
3. Pengkajian Pola Gordon
a. Persepsi dan Penanganan Kesehatan
Menggambarkan persepsi, pemeliharaan dan penanganan kesehatan. Persepsi
terhadap arti kesehatan, dan piñata laksanaan kesehatan, kemampuan menyusun
tujuan, pengetahuan tentang praktek kesehatan. Komponen:
1) Gambaran kesehatan secara umum dan saat ini,
2) Alasan kunjungan dan harapan,
3) Gambaran terhadap sakit dan penyebabnya dan penanganan yang dilakukan:
a) Kepatuhan terhadap pengobatan
b) Pencegahan/tindakan dalam menjaga kesehatan
c) Penggunaan obat resep dan warung,
d) Penggunaan produk atau zat didalam kehidupan sehari-hari dan frekuensi
(misal : rokok, alkohol)
e) Penggunaan alat keamanan dirumah/sehari-hari, dan faktor resiko
timbulnya penyakit
f) Gambaran kesehatan keluarga
b. Nutrisi-Metabolik
Dapat terjadi kelebihan beban sirkulasi karena adanya retensi natrium dan air ,
edema pada sekitar mata dan seluruh tubuh. Klien mudah mengalami infeksi
karena adanya depresi sistem imun. adanya mual dan muntah anoreksi

14
menyebabkan intake nutrisi yang tidak ade kuat. adanya peningkatan berat badan
dikarenakan edema. perlukaan pada kulit dapat terjadi karena uremia.
c. Eliminasi
Menggambarkan pola fungsi eksresi, kandung kemih dan kulit. Eliminasi alvi
tidak ada gangguan. Eliminasi urin akan ditemukan gangguan pada glomerulus
yang menyebabkan sisa-sisa metabolisme tidak dapat di ekskresi dan terjadi
penyerapan kembali air dan natrium pada tubulus ginjal yang tidak mengalami
gangguan yang menyebabkan oliguria, anuria, proteiuria dan hematuria.
d. Aktivitas-Latihan
Pada klien dengan kelemahan malaise, kelemahan otot dan kehilangan tonus
otot karena adanya hiperkalemia. Menggambarkan pola aktivitas dan latihan,
fungsi pernafasan dan sirkulasi.
Komponen:
1) Gambaran level aktivitas, kegiatan sehari-hari dan olahraga
2) Aktivitas saat senggang / waktu luang
3) Apakah mengalami kesulitan dalam bernafas, lemah, batuk, nyeri dada,
palpitasi,nyeri pada tungkai, gambaran dalam pemenuhan kebutuhan aktivitas
e. Tidur-Istirahat
Menggambarkan pola tidur-istirahat dan persepsi pada level energi.
Komponen:
1) Berapa lama tidur dimalam hari
2) Jam berapa tidur-Bangun
3) Apakah terasa efektif
4) Adakah kebiasaan sebelum tidur
5) Apakah mengalami kesulitan dalam tidur
f. Kognitif-Persepsi
Menggambarkan pola pendengaran, penglihatan, pengecap, taktil, penciuman,
persepsi nyeri, bahasa, memori dan pengambilan keputusan.
Komponen:
1) Kemampuan menulis dan membaca
2) Kemampuan berbahasa
3) Kemampuan belajar
4) kesulitan dalam mendengar

15
5) Penggunaan alat bantu mendengar/melihat
6) Bagaimana visus
7) Adakah keluhan pusing bagaimana gambarannya
8) Apakah mengalami insensitivitas terhadap dingin, panas,nyeri
9) Apakah merasa nyeri (Skala dan karaketeristik)
g. Persepsi Diri – Konsep Diri
Menggambarkan sikap terhadap diri dan persepsi terhadap kemampuan,harga
diri,gambaran diri dan perasaan terhadap diri sendiri.
Komponen:
1) Bagaimana menggambarkan diri sendiri
2) Apakah ada kejadian yang akhirnya mengubah gambaran terhadap diri
3) Apa hal yang paling menjadi pikiran
4) Apakah sering merasa marah, cemas, depresi, takut, bagaimana gambarannya
h. Peran Hubungan
Menggambarkan keefektifan hubungan dan peran dengan keluarga-lainnya.
Komponen:
1) Bagaimana gambaran pengaturan kehidupan (hidup sendiri/bersama)
2) Apakah mempunyai orang dekat?Bagaimana kualitas hubungan?Puas?
3) Apakah ada perbedaan peran dalam keluarga, apakah ada saling keterikatan
4) Bagaimana dalam mengambil keputusan dan penyelesaian konflik
5) Bagaimana keadaan keuangan
6) Apakah mempunyai kegiatan sosial?
i. Seksualitas – Reproduksi
Menggambarkan kepuasan/masalah dalam seksualitas-reproduksi.
Komponen:
1) Apakah kehidupan seksual aktif
2) Apakah menggunakan alat bantu/pelindung
3) Apakah mengalami kesulitan/perubahan dalam pemenuhan kebutuhan seks
4) Khusus wanita : TMA, gambaran pola haid, usia menarkhe/ menopause
riwayat kehamilan, masalah terkait dengan haid
j. Koping – Toleransi Stres
Menggambarkan kemampuan untuk menangani stres dan menggunakan sistem
pendukung.

16
Komponen:
1) Apakah ada perubahan besar dalam kehidupan dalam bbrp thn terakhir
2) Dalam menghadapi masalah apa yang dilakukan? efektif?
3) Apakah ada orang lain tempat berbagi?apakah orang tersebut ada sampai
sekarang?
4) Apakah anda selalu santai/tegang setiap saat
5) Adakah penggunaan obat/zat tertentu
k. Nilai – Kepercayaan
Menggambarkan spiritualitas, nilai, sistem kepercayaan dan tujuan dalam hidup.
Komponen:
1) Apakah anda selalu mendapatkan apa yang diinginkan
2) Adakah tujuan,cita-cita,rencana di masa yang akan datang
3) Adakah nilai atau kepercayaan pribadi yang ikut berpengaruh
4) Apakah agama merupakan hal penting dalam hidup? Gambarkan

4. Pertumbuhan dan Perkembangan


a. Riwayat Tumbuh:
1) Pertumbuhan berat badan
2) Kesesuaian berat badan dengan usia
b. Pengkajian perkembangan anak
(Penilaian berdasarkan format DDST/Denver II ) bagi anak usia 0 – 6 tahun
1) Kemandirian dan bergaul
2) Motorik halus
3) Kognitif dan bahasa
4) Motorik kasar

5. Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi
Pengamatan secara seksama setatus kesehatan Klien dari kepala sampai
kaki.
b. Palpasi
Pemeriksaan dengan meraba klien :
1) Sklerosis, yaitu terjadi pengencangan dan pengerasan kulit jari-jari
tangan
17
2) Nyeri tekan pada daerah sendi yang meradang
3) Edema mata dan kaki, mungkin menandakan keterlibatan ginjal dan
hipertensi
c. Perkusi
Pemeriksaan pisik dengan mengetuk bagian tubuh tertentu; untuk
mengetahui Reflek, atau untuk mengetahui kesehatan suatu organ tubuh
misalnya : Perkusi organ dada untuk mengetahui keadaan Paru dan
jantung.
d. Auskultasi
Pemeriksaan fisik dengan cara mendengar, biasanya menggunakan
alat Stetoskup, antara lain untuk mendengar denyut jantung dan Paru-
paru.
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosis keperawatan merupakan penilaian klinis terhadap pengalaman atau respon
individu, keluarga, atau komunitas pada masalah kesehatan, pada risiko masalah kesehatan
atau pada proses kehidupan (PPNI, 2016) .Diagnosis atau masalah keperawatan yang terjadi
pada anak dengan tumor wilms antara lain:
a) Diagnosa sebelum operasi
DIAGNOSA KEPERAWATAN KODE
Nyeri Akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis neoplasma D.0077
Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi D.0111
Defisit Nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan menelan D.0019
makanan
Nausea berhubungan dengan efek agen farmakologis D.0076
Gangguan Integritas Kulit dan jaringan berhubungan dengan bahan D.0129
kimia iritatif dan efek samping radiasi
Ansietas berhubungan dengan kurang terpapar informasi D.0080
Risiko Defisit Nutrisi dibuktikan dengan ketidakmampuan menelan D.0032
makanan

b) Diagnosa setelah operasi


DIAGNOSA KEPERAWATAN
KODE

Nyeri Akut berhubungan dengan agen pencedera fisik procedure operasi D.0077

Risiko infeksi dibuktikan dengan dengan efek procedure invasif D.0142

18
3. Intervensi Keperawatan

Diagnosa sebelum operasi

No DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI


(SDKI) (SLKI) (SIKI)
1 Nyeri akut berhubungan Setelah diberikan asuhan keperawatan selama …x… Intervensi Utama
dengan agen pencedera jam diharapkan : Manajemen Nyeri (I.08238)
fisiologis neoplasma Luaran Utama : Tingkat nyeri (L.08066) menurun Tindakan
Kriteria Hasil : Observasi
(D.0077) - Keluhan nyeri menurun
- Meringis menurun a. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
- Gelisah cukup menurun kualitas, intensitas nyeri
- Kesulitan tidur menurun b. Identifikasi skala nyeri
- Frekuensi nadi membaik c. Identifikasi respon nyeri non verbal
- Pola napas membaik d. Monitor efek samping penggunaan analgetik
- Pola tidur cukup membaik
Luaran Tambahan : Kontrol Nyeri (L.08063) Terapeautik
meningkat a. Berikan tehnik nonfarmakologis untuk mengurangi
Kriteria Hasil : rasa nyeri (mis : terapi music, aromaterapi, tehnik
- Melaporkan nyeri terkontrol meningkat imajinasi terbimbing, terapi ermain)
- Dukungan orang terdekat meningkat b. Fasilitasi istirahat dan tidur
- Keluhan nyeri (penggunaan analgetik) menurun
Edukasi

a. Jelaskan strategi meredakan nyeri


b. Anjurkan penggunaan analgetik secara tepat
c. Ajarkan tehnik nonfarmakologis untuk mengurangi
rasa nyeri

Kolaborasi

19
a. Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu

2 Defisit Nutrisi Setelah diberikan asuhan keperawatan selama …x… Intervensi Utama
berhubungan dengan jam diharapkan : Manajemen Nutrisi (I.03119)
Luaran Utama : status nutrisi membaik (L.03030)
Ketidakmampuan Kriteria Hasil : Tindakan
menelan  Porsi makan yang dihabiskan meningkat Observasi:
 Kekuatan otot pengunyah meningkat a. Identifikasi status nutrisi
(D.0019) b. Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
 Kekuatan otot menelan meningkat
c. Identifikasi makanan yang disukai
 Sikap terhadap makanan/ minuman sesuai dengan
d. Monitor asupan makanan
tujuan kesehatan meningkat
e. Monitor berat badan
 Nyeri abdomen menurun
Terapeutik
 Nafsu makan membaik a. Lakukan orang hygine sebelum makan, jika perlu
 Frekuensi makan membaik b. Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang
 Membranmukosa membaik sesuai
Luaran tambahan : berat badan membaik (L.03018) c. Berikan makanan tinggi serat untuk mencegah
Kriteria Hasil : konstipasi
d. Berikan suplemen makanan, jika perlu
 Berat badan membaik
 Tebal lipat kulit membaik Edukasi
 Indeks massa tubuh membaik a. Ajurkan posisi duduk jika mampu
b. Ajarkan diet yang diprogramkan
Kolaborasi
a. Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan
b. Kolaborasi ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori
dan jenis nutrient yang diperlukan

3 Defisit pengetahuan Setelah diberikan asuhan keperawatan selama …x… Intervensi Utama
berhubungan dengan jam diharapkan : Edukasi Kesehatan (I. 12383)
kurang terpapar Luaran Utama : Tingkat pengetahuan (L.12111) Tindakan
informasi meningkat Observasi
(D.0111) Kriteria Hasil : a. Identifikasi kesiapan dan kemampuan informasi
- Perilaku sesuai anjuran meningkat Terapeautik
- Verbalisasi minat dalam belajar meningkat a. Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
20
- Kemampuan menjelaskan pengetahuan tentang b. Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai
suatu topik cukup meningkat kesepakatan
- Perilaku sesuai dengan pengetahuan meningkat c. Berikan kesempatan untuk bertanya
- Pertanyaan tentang masalah yang dihadapi sedang Edukasi
- Persepsi keliru terhadap masalah menurun a. Jelaskan faktor risiko yang mempengaruhi
- Perilaku membaik kesehatan

Luaran Tambahan : Proses Informasi (L.10100)


membaik
Kriteria Hasil :
- Memahami cerita meningkat
- Pesan verbal yang koheren meningkat

4 Ansietas Setelah diberikan asuhan keperawatan selama …x… Intervensi Utama


(D.0080) menit diharapkan : Edukasi Kesehatan (I. 12383)
Luaran Utama : Tingkat Ansietas (L09093) menurun Tindakan
Kriteria Hasil : Observasi
 Verbalisasi kebingungan menurun a. Identifikasi kesiapan dan kemampuan informasi
 Verbalisasi khawatir akibat kondisi yang dihadapi Terapeautik
menurun a. Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
 Perilaku gelisah menurun b. Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
 Perilaku tegang menurun c. Berikan kesempatan untuk bertanya
 Pucat menurun Edukasi
 Konsetrasi membaik a. Jelaskan faktor risiko yang mempengaruhi kesehatan
Luaran Tambahan : Tingkat Pengetahuan (L12111)
Kriteria Hasil :
 Perilaku sesuai anjuran meningkat
 Perilaku sesuai dengan pengetahuan meningkat
 Persepsi keliru terhadap masalah menurun
5 Gangguan Integritas Setelah diberikan asuhan keperawatan selama …x… jam Intervensi Utama
Kulit/ Jaringan diharapkan : Manajemen Terapi Radiasi (I.08240)
(D.0129) Luaran Utama : Integritas Kulit dan jaringan (L14125) Tindakan
meningkat Observasi :
21
Kriteria Hasil : a. Monitor efek samping dan efek toksik terapi
 Elastisitas kulit meningkat b. Monitor perubahan integritas kulit
 Hidrasi meningkat c. Monitor anoreksia, mual, muntah, perubahan rasa
 Perfusi jaringan meningkat Terapeutik :
 Kerusakan integritas kulit menurun a. Berikan perawatan kulit jika terjadi infeksi
 Kerusakan lapisan kulit menurun b. Batasi kunjungan
 Pertumbuhan rambut membaik Edukasi :
a. Jelaskan tujuan dan procedure terapi radiasi
b. Jelaskan efek radiasi pada sel keganasan
c. Jelaskan protocol proteksi kepada pasien, keluarga
dan pengunjung
d. Anjurkan asupan cairan dan nutrisi adekuat
e. Ajarkan cara mencegah infeksi missal cuci tangan
Kolaboratif :
a. Kolaborasi pemberian obat untuk mengendalikan efek
samping
6 Nausea Setelah diberikan asuhan keperawatan selama …x… jam Intervensi Utama
(D.0076) diharapkan : Manajemen Mual (I.03117)
Luaran Utama : Tingkat Nausea (L.1211) menurun Tindakan
Kriteria Hasil: Observasi :
 Nafsu makan meningkat a. Identifikasi pengalaman mual
 Keluhan mual menurun b. Identifikasi isyarat nonverbal ketidaknyamanan
 Perasaan ingin muntah menurun (misal : bayi , anak – anak mereka tidak dapat
 Perasaan asam dilambung menurun berkomunikasi dengan efektif)
Luaran Tambahan : c. Identifikasi dampak mual terhadap kualitas hidup
 Nafsu makan (L.03024) membaik (misal : nafsu makan, aktifitas, kinerja, dan tidur)
Kriteria Hasil : d. Identifikasi factor penyebab mual (pengobatan
 Keinginan makan meningkat dan procedure)
 Asupan makan meningkat e. Monitor mual ( frekuensi, durasi, dan tingkat
keparahan)
 Asupan nutrisi meningkat
f. Monitor asupan nutrisi dan kalori
 Kemampuan menikmati makanan meningkat
Terapeutik :
a. Kendalikan factor lingkungan penyebab mual
(misal : bau tak sedap, suara, rangsangan visual

22
yangtidak menyenangkan)
b. Berikan makanan dalam jumlah kecil dan menarik
c. Berikan makanan dingin, cairan bening, tidak
berbau dan tidak berwarna bila perlu
Edukasi :
a. Anjurkan istirahat dan tidur yang cukup
b. Anjurkan sering membersihkan mulut, kecuali
jika meranggsang mual
c. Anjurkan makanan tinggi karbohidrat dan rendah
lemak
d. Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengatasi
mual ( misal : relaksasi, terapi music)
Kolaborasi :
a. Kolaborasi pemberian antiemetic, jika perlu
Manajemen Muntah (I.03118)
Tindakan :
Observasi :
a. Identifikasi karakteristik muntah ( misal : warna,
konsistensi, adanya darah, waktu, frekuensi dan
durasi )
b. Periksa volume muntah
c. Identifikasi factor penyebab muntah (misal
pengobatan dan procedure)
d. Monitor efek manajemen muntah secara
menyeluruh
e. Monitor keseimbangan cairan dan elektrolit
Terapeutik :
a. Kontrol factor lingkungan penyebab muntah (
misal : bau tak sedap dan visual yang tidak
menyenangkan)
b. Atur posisi untuk mencegah aspirasi
c. Berikan dukungan fisik saat muntah (misal :
membantu membungkuk atau menundukkan
kepala)

23
d. Berikan kenyamanan selama muntah (misal :
kompres dingin di dahi atau sediakan pakaian
kering dan bersih)
Edukasi :
a. Anjurkan membawa kantung plastic untuk
menampung muntah
b. Anjurkan memperbanyak istirahat
c. Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengatasi
mual ( misal : relaksasi, terapi music)
Kolaborasi :
a. Kolaborasi pemberian antiemetic, jika perlu

Diagnosa Setelah Operasi

No Diagnosa Tujuan Intervensi


1 Nyeri berhubungan Setelah diberikan asuhan keperawatan selama Intervensi Utama
dengan agen pencedera …x… jam diharapkan : Manajemen Nyeri (I.08238)
fisik procedure operasi Luaran Utama : Tingkat nyeri (L.08066) menurun Tindakan
Kriteria Hasil : Observasi
(D.0077) - Keluhan nyeri menurun a. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
- Meringis menurun kualitas, intensitas nyeri
- Gelisah cukup menurun b. Identifikasi skala nyeri
- Kesulitan tidur menurun c. Identifikasi respon nyeri non verbal
- Frekuensi nadi membaik d. Monitor efek samping penggunaan analgetik
- Pola napas membaik Terapeautik
- Pola tidur cukup membaik a. Berikan tehnik nonfarmakologis untuk mengurangi
Luaran Tambahan : Kontrol Nyeri (L.08063) rasa nyeri (mis : terapi music, aromaterapi, tehnik
meningkat imajinasi terbimbing, terapi ermain)
Kriteria Hasil : b. Fasilitasi istirahat dan tidur
- Melaporkan nyeri terkontrol meningkat Edukasi
- Dukungan orang terdekat meningkat a. Jelaskan strategi meredakan nyeri
- Keluhan nyeri (penggunaan analgetik) menurun b. Anjurkan penggunaan analgetik secara tepat
24
c. Ajarkan tehnik nonfarmakologis untuk mengurangi
rasa nyeri
Kolaborasi
a. Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
2 Risikoinfeksi dibuktikan Setelah diberikan asuhan keperawatan selama Edukasi Pencegahan Infeksi (I.12406)
dengan efek procedure …x… jam diharapkan : Tindakan
invasive Luaran Utama : Tingkat infeksi (L.14137) menurun Observasi :
Kriteria Hasil :
(D.0142) a. Periksa kesiapan dan kemampuan merima informasi
 Kebersihan tangan meningkat Terapeutik :
 Kebersihan badan meningkat a. Siapkan materi, media tentang factor penyebab, cara
 Demam menurun identifikasi dan pencegahan risiko infeksi di rumah
 Nyeri menurun sakit maupun di rumah
b. Jadwalkan waktu yang tepat untuk memberikan
pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan pasien dan
keluarga
c. Berikan kesempatan untuk bertanya
Edukasi :
a. Jelaskan tanda gejala infeksi local dan sistemik
b. Informasikan hasil pemeriksaan laboratorium (misal :
leukosit, WBC)
c. Anjurkan mengikuti tindakan pencegahan sesuai
kondisi
d. Anjurkan mengelola antibiotic sesuai resep
e. Ajarkan cara cuci tangan

25
4. IMPLEMENTASI

Implementasi adalah pengolahan dan perwujudan dari rencana keperawatan yang telah
disusun pada tahapan perencanaan. Jenis tindakan pada implmentasi ini terdiri dari
tindakan mandiri, saling ketergantungan/kolaborasi dan tindakan
rujukan/ketergantugan. Implementasi tindakan keperawatan disesuikan dengan
rencana tindakan keperawatan.

5. EVALUASI

Evaluasi merupakan tahap akhir yang bertujuan untuk menilai apakah tindakan
keperawatan yang telah dilakukan tercapai atau tidak untuk mengatasi suatu
masalah.(Meirisa, 2013).Pada tahap evaluasi, perawat dapat mengetahui seberapa jauh
diagnosa keperawatan, rencana tindakan, dan pelaksanaan telah tercapai

26
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa tumor ginjal adalah Tumor Wilms (Nefroblastoma)
adalah tumor ganas ginjal yang tumbuh dari sel embrional primitive di ginjal.Tumor Wilms
biasanya ditemukan pada anak-anak yang berumur kurang dari 5 tahun.Tumor Wilms
merupakan tumor ganas intra abdomen yang tersering pada anak-anak dan tumbuh dengan
cepat (progesif). Masalah Keperawatan yang dapat muncul pada pasien dengan Tumor Wilms
seperti Nyeri Akut, Defisit Nutrisi / Risiko Defisit Nutrisi, Defisit Pengetahuan, Nausea,
Ansietas, Kerusakan Integritas Kulit dan Risiko Infeksi. Pemberian Intervensi Keperawatan
sesuai standar sehingga mempermudah dalam memberikan pemberian tindakan keperawatan
sehingga dapat memperoleh evaluasi sesuai dengan kriteria hasil yang diharapkan.

3.2 Saran
Memberikan asuhan keperawatan anak dengan benar dan tepat sehingga dapat sesuai
dengan kriteria evaluasi yang diharapkan.Pemberian informasi yang jelas dan mudah
dipahami oleh pasien maupun keluarga sehingga dapat menunjukkan prilaku sesuai dengan
anjuran dan tidak timbul persepsi yang keliru tentang masalah.

27
DAFTAR PUSTAKA

Christian Nordgvist. What is a Wilm’s Tumor.Edisi 2013.Diunduh dari URL


http://www.medicalnewstoday.com/articles/188130.php.

Hardjowijoto S, Djuwantoro D, Rahardjo EO, Djatisoesanto W. Management


of Wilms’ Tumor in Department of Urology Soetomo Hospital : report
of 70 cases. Jurnal Ilmu Bedah Indonesia vol. 33 no. 1 Januari-Maret
2010.1-5

J.Crowin, elizabeth .2013 . Buku Saku patofisiologi .Jakarta : Penerbit Buku


kedokteran EGC

Nelson, Behrman, Kliegman. 2010. Ilmu Kesehatan Anak (Textbook of


Pediatrics). Edisi 15.Jakarta : EGC

Nurarif, A. H. dan Hardhi, K. (2015) Aplikasi NANDA NIC NOC,Edisi Revisi


Jilid I. Yogyakarta: Media Action Publishing

PPNI (2016).Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta: DPP PPNI.

PPNI (2018). Standar Intervensi keperawatan Indonesia : Definisi dan


Tindakan Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.

PPNI (2019). Standar Luaran keperawatan Indonesia : Definisi dan Kriteria


Hasil Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.

Pudjiadi, A. H. Dan Hegar, B. (2010) Pedoman Pelayanan Medis Ikatan


Dokter Anak Indonesia. Jakarta: IDAI.

Smeltzer, S. C. (2010). Handbook for Brunner & Suddarth’s textbook of


medical-surgical nursing. —12th ed. Philadelphia: Lippincott Williams
& Wilkins

Tongaonkar HB, Qureshi SS, Kurkure PA, Muckaden MA, Arora B, Yuvaraja
TB. Wilms’ tumor: An update. Indian Journal of Urology. October
2011.

28
29
30
31
32

Anda mungkin juga menyukai