Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN

DIABETES MELLITUS

DI SUSUN OLEH
NAMA : Tazkiah
NIM : 2019144011904
SEMESTER :V
PRODI : D3 KEPERAWATAN

YAYASAM BANJAR INSAN PRESTASI


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INTAN MARTAPURA
2022
LAPORAN PENDAHULUAN
DIABETES MELLITUS

A. DEFINISI
Diabetes mellitus merupakan sekumpulan gangguan metabolic yang ditandai
dengan peningkatan kadar gula darah (hiperglikemia) akibat kerusakan pada sekresi
insulin kerja insulin, atau keduanya (Smelzel dan Bare, 2015).
Diabetes mellitus merupaan suatu kelompok penyakit atau gangguan
metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi
insulin , kerja insulin ( ADA, 2017).
Diabetes mellitus (kencing manis) adalah suatu penyakit peningkatan glokosa
darah diiatas normal. Dimana kadar diatur tingkatanya oleh hormone insulin yang di
produksi oleh insulin (Shadine, 2010)

B. ETIOLOGI
Menurut Smeltzer 2015 diabetes dapat diklasifikasi kedalam dua ketegori
klinis yaitu
1. Diabetes mellitus tergantung insulin (DM tipe I)
a. Genetic
b. Imonologi
c. Lingkungan
2. Diabtes mellitus tidak tergantung insulin (DM tipe II)
Menurut Smeltzer 2015 mekanisme yang tepat menyebabkan resistensi insulin
dan gangguan sekresi insulin pada diabetes tipe II masih belum diketahui. Faktor
genetic memegang peran dalam proses terjadinya resistensi insulin. Faktor resiko :
a. Usia (resistensi insulin cenderung meningkat pada usia diatas 65 tahun)
b. Obesitas
c. Riwayat keluarga

C. PATOFISIOLOGI
Diabetes mellitus Tipe II merupakan suatu kelainan metabolic dengan
karakteristik utama adalah terjadinya hiperglikemia kronik. Meskipun pada
pewarisannya belum jelas, faktor genitik dikatakan memiliki peran yang sangat
penting dalam munculnya DM tipe II. Faktor genetik ini akan berinteraksi dengan
faktor-faktor lingkungan seperti gaya hidup, obesitas, rendah aktivitas fisik, diet dan
tingginya kadar asam lemak bebas (Smeltzer 2015 dan Bare, 2015).
Mekanisme terjadinya DM tipe II umumnya disebabkan karena resistensi
insulin dan sekresi insulin. Normalnya insulin akan terkait dengan reseptor khusus
pada permukaan sel. Sebagai akibat terikatnya dengan reseptor tersebut, terjadi suatu
rangkaian reaksi dalam metabolisme glokosa didalam sel. Resistensi insulin DM tipe
II ditandai dengan penurunan seaksi intra sel. Dengan demikian insulin menjadi tidak
efektif untuk menstimulasi pengambilan glokosa oleh jaringan. Untuk mengatasi
resistensi insulin dan mencegah terbentunya glokosa dalam darah harus terjadi
peningkatan jumlah insulin yang disekresikan (Smeltzer dan Bare, 2015).

D. FATHAY

E. MANIFESTASI KLINIS
Menurut PERKENI (2015) gejala dan tanda-tanda DM dapat digolongkan
menjadi 2 yaitu :
1. Gejala akut penyakit DM
Gejala penyakit DM bervariasi pada setiap orang, bahkan mungkin tidak
memiliki gejala apapun sampai saat tertentu pemulaan gejala yang ditujukan
meliputi :
a. Lapar yang berlebihan atau sering makan (polipagi)
b. Sering merasa haus (polydipsia)
c. Jumlah urin yang dikeluarkan banyak (poliusa)
2. Gejala kronik penyakit DM
Gejala kronik penyakit menurut PERKENI (2015) adalah :
a. Kesemutan
b. Kulit terasa panas atau tertusuk jarum
c. Rasa tebal dikulit
d. Kram
e. Mudah mengantuk
f. Mata kabur
g. Biasanya sering ganti kaca mata
h. Gatal disekitar kemaluan terutama pada awanita
i. Gigi mudah goyah dan mudah lepas
j. Kemampuan seksual menurun
k. Dan para ibu hamil sering mengalami keguguran atau kematian janin

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan labolaturium, pemeriksaan yang dilakukan adalah :
1. Pemeriksaan darah
a. Glokosa darah sewaktu > 200 mg/dl
b. Glokosa darah puasa > 140 mg/dl
c. Glokosa darah 2 jam aetelag makan > 200 mg/dl (HO, 2015)
2. Pemeriksaan fungsi tiroid
Peningkaan aktivitas hormone tiroid meningkatkan glokosa darah dan
kebutuhan akan insulin
3. Urin
4. Kultur pus
Jenis kuman pada luka dan pemberian antibiotic

G. PENATALAKSANAAN
Menurut PERKENI (2015) komponen dalam pelaksanaan medis DM yaitu :
1. Diet
Prinsip diet DM adalah
a. Jumlah sesuai kebutuhan
b. Jadwal diet khusus
c. Jenis : boleh dimakan atau tidak
2. Olahraga
a. Meningkatkan kepekaan insulin, apabila dikerjakan setiap 11/2 jam sesudah
makan
b. Mencegah kegemukan
c. Memperbaiki aliran ferifer dan menambah suplai oksigen
d. Meningkatkan kadar kolestrol-hifg density lipoprotein
3. Edukasi atau penyuluhan
Harus rajin mencari banyak informasi mengenai diabetes mellitus dan
pencegahannya. Missal mendengarkan person dokter, bertanya kepada dokter,
menari artikel tentang DM.

4. Pemberian obat-obatan
Pemberian obat-obatan dilakukan pabila pencegahan dengan cara (edukasi,
pengetahuan mkan, aktivitas visik), belum berhasil dan harus diberikan obat-
obatan.
5. Pemantauan gula darah
Pemantauan gula darah harus dilakukan secara rutin, bertujuan untuk
mengevaluasi pemberian obat.

H. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN


1. PENGAKJIAN KEPERAWATAN
a. Riwayat Kesehatan
- Riwayat Kesehatan sekarang : keluhan yang di rasakan saat klien ditanya
- Riwayat Kesehatan masa lalu : biasanya klien dengan DM mempunyai
riwayat hiertensi penyakit jantung seperti infark miokard
- Riwayat Kesehatan keluarga : biasanya da riwayat anggota keluarga
dengan DM
b. Pengkaian pola garden
- Pola persepsi
- Pola nurisi metabolic
- Pola eleminasi
- Pola aktivitas dan Latihan
- Pola tidur dan istirahat
- Kognitif persepsi
- Peran hubungan
- Seksualitas
- Koping toleransi
- Nilai kepercayaan
c. Pemeriksaan fisik
- Pemeriksaan vital sign : terdiri dari tekanan darah , nadim RR, dan suhu
- Pemeriksaan kulit : kulit akan tampak pucat karena HB kurang dari normal
jka kekurangan cairan maka turgor kulit akan tidak elastis
- Pemeriksaan kepala dan leher : kaji bentu kepala, keadaan rambut,
pembesaran kalenjar toroid, kalenjar getah ening, dan JVP.
- Pemeriksaan jantung (cardiovaskuler)
- Pemerksaan abdomen
- Pemeriksaan ektermitas
- Pemeriksaan neorologi
I. DIAGNOSA KEPEAWATAN
1. Ketidak stabilan kadar glokosa darah b/d resistensi insulin
2. Gangguan rasa nyaman b/d gejaa penyait
3. Gangguan mobilitas fisik b/d ketidak bugaran fisik

J. INTERVENSI KEERERAWATAN
DX I
● Manajemen hiperglikemia
1. Identifikasi penyebab hiperglikemia
2. Monitor kadar glokosa darah
3. Monitor tanda dan gejala hiperglikemia
4. Berikan asupan cairan oral
5. Anjurkan kepatuhan diet dan olahraga
DX II
● Terapi rileksasi
1. Identifikasi penurunan energi, ketidak mampuan berkonsentrasi atau gejala yang
menggangu
2. Ciptakan lingkungan tenang
3. Anjurkan menggunakan pakian longgar
4. Gunakan nada suara lembut
5. Jelaskan tujuan, manfaat dan jenis relaksasi
DX III
● Dukung mobilisasi
1. Identifikasi keluhan nyeri dan keluhan lainnya
2. Monitor kodisi umum selama melakukan mobilisasi
3. Fasilitasi aktivitas mobilisasi dengan alat bantu (pagar tempat tidur)
4. Libatkan keluarga dalam membantu pasien melakukan mobilisasi
5. Anjurkan mobilisasi sederhana (duduk ditemoat tidur)

K. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana keperawatan yang telah di susun
pada tahap perencanaan. Implementasi merupakan tahap proses keperawatan dimana
perawat memberikan intervensi keperawatan langsung dan tidak langsung kepada
pasien (Rohmah & walid, 2012).
L. EVALUASI KEPERAWATAN
Evaluasi merupakan Langkah terakhir dariproses keperawatan untuk
mengetahui sejauhmna tujuan dari rencana keperawatan tercapai . evaluasi ini
dilakukan dengan cara membeandingkan hasil akhir yang teramati dengan tujuan dan
kreteria hasil yang dibuat dalam rencana keperawatan (Rohmah Dan Walid, 2012).

DAFTAR PUSTAKA

Biologi Gozaga (2010). Diakes tanggal 02 Februari 2010


American Diabetes Assosiation (ADA), ( 2013. Diakes Tangal 02 Februari 2017
Smeltzer, S.C dan B. G Bare, 2015. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunenrt &
Suddarh. Jakarta : EGC
Shadine, M 2010. Mengenal Penyakit Diabetes Mellitus. Jakarta : Penerbit Keeboks.

Anda mungkin juga menyukai