OLEH :
SEMESTER VI-B
Konseling gizi adalah serangkaian kegiatan sebagai proses komunikasi 2 (dua) arah
untuk menanamkan dan meningkatkan pengertian, sikap, dan perilaku sehingga membantu
klien/pasien mengenali dan mengatasi masalah gizi melalui pengaturan makanan dan
minuman. Konseling gizi dilakukan oleh seorang ahli gizi. Dalam melakukan konseling
biasanya ahli gizi dibantu dengan menggunakan Food Model sebagai contoh bahan makanan
yang terbuat dari bahan sintesis dengan ukuran dan satuan tertentusesuai dengan satuan
penukar agar klien/pasien lebih mengerti dan paham.
Dalam proses konseling gizi ada beberapa tahapan yang harus dilalui yaitu pengkajian
gizi, diagnosa gizi, intervensi gizi dan monitoring evaluasi. Dalam proses konseling gizi
biasanya dipimpin oleh seorang Ahli gizi / Dietisien. Ahli gizi / Dietisien itu sendiri adalah
seseorang yang mempunyai pendidikan gizi khususnya dietetic dan mendapat sertifikasi dari
Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI), bekerja untuk menerapkan prinsip-prinsip gizi
dalam pemberian makanan kepada individu atau kelompok, merencanakan menu dan diet
khusus, serta mengawasi penyelenggaraan dan penyajian makanan. Sehingga Ahli Gizi atau
Dietisien sangat berperan dalam konseling gizi dan membantu penyembuhan penyakit
melalui perbaikan gizi melalui makanan, serta meningkatkan status gizi.
ASUHAN GIZI PADA PENYAKIT
MENULAR DAN TIDAK MENULAR
A. ASUHAN GIZI PADA PENYAKIT MENULAR
1. TBC (TUBERCULOSIS)
1.1 Pengertian
Tuberculosis : infeksi yang menyerang saluran pernafasan biasanya paru dan
dapat menyerang organ lain sepert; tulang, jaringan limfe, saluran kemih, syaraf
dan saluran cerna.
1.2 Penyebab
- Mycobacterium tuberculocis, Mycobacterium bovis dan Mycobacterium
avium.
- Basil ini virulen beberapa minggu dalam keadaan kering, mati dalam cairan
suhu 600°C dalam 15-20 menit.
- Fraksi protein basil menyebabkan nekrosis jaringan, lemak tahan asam dan
penyebab terbentuknya fibrosis, sel epiteloid dan tuberkel (sarang basil).
- Sel-sel mati dikeluarkan melalui batuk menimbulkan bekas yang disebut
caverne.
- Cara Penularan :
a. Kontak langsung (luka)
b. Oral
c. Udara
1.3 Gejala
- Mula-mula tidak merasa enak badan dan lemah
- Anoreksi dan BB turun
- Sore demam dan malam hari berkeringat
- Batuk lebih dari 2 minggu mengeluarkan sputum
- Anemia
- Tenaga makin lemah pada stadium akhir terbentuklah caverne dan dapat
disertai hemoptoe
- Pemeriksaan laboratorium : Hb dan LED
- Rontgen : untuk menunjukkan ada kelainan paru
1.4 Diagnosa
Diagnosa didapatkan dari pemeriksaan antara lain:
a. Mantoux test
b. Pemeriksaan sputum
c. Thorax photo
1.5 Asuhan Gizi pada Tuberculosis
Asuhan gizi menjadi sangat penting pada penderita TBC, karena penyakit ini
berpotensi sebagai hambatan pertumbuhan pada anak balita dan resiko tinggi
menimbulkan masalah gizi yang disebabkan hal-hal sebagai berikut:
- Turunnya sekresi kelenjar gastrik.
- Kehilangan thiamin dan elektrolit melalui keringat.
- Ultilisasi vitamin C yang cepat.
- Terganggunya detoksifikasi lever : glikogen menurun dan konversi karoten
menjadi vit A terganggu.
- Penghancuran protein oleh toksin basil TBC, sehingga menimbulkan
penurunan BB.
- Ultilisasi (penggunaan) dan absorbsi zat gizi mikro mengalami penurunan :
misalnya Zinc, Fe, dan vitamin.
1. DM (DIABETES MELLITUS)
1.1 Definisi
- Diabetes Mellitus (DM) : penyakit menahun yang ditandai peningkatan kadar
glukosa darah.
- DM : suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang disebabkan
oleh karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa) darah akibat kekurangan
insulin baik absolut maupun relatif.
- Dibetes Mellitus : penyakit metabolik yang biasanya herediter, dengan tanda-
tanda hiperglikemia dan glukosuria, disertai dengan atau tidak adanya gejala
klinik akut ataupun kronik, sebagai akibat dari kurangnya insulin efektif ;
gangguan primer terletak pada metabolisme karbohidrat yang disertai
gangguan metabolisme lemak dan protein.
Gejala kronik:
- Nafsu makan menurun
- Banyak minum & kencing
- Mudah capek/mengantuk
- BB turun 5-10 kg/2-4 minggu
- Rasa mual bila berlanjut tidak sadarkan diri
- Kesemutan, rasa tebal di kulit terutama kaki
- Kulit rasa panas, kram
- Mata kabur
- Gatal sekita kemaluan (wanita)
- Gigi mudah goyah dan lepas
- Kemampuan sexual menurun (impoten)
- Ibu hamil sering keguguran/bayi lahir mati
Kronis:
a. Makroangiopati
1) PJK
2) Otak (Stroke)
3) Gangguan Pembuluh darah tepi
b. Mikroangiopati
1) Retinopati
2) Nefropati
Neuropati/gagal syaraf
Rentan infkesi : TBC, Ginggivitis, Infeksi Saluran Kencing
Kaki diabetik (ganggren) merupakan akibat Gabungan
Edukasi
Pengelolaan makanan pada DM type 2 dan type 1
Aktivitas fisik
Manajemen obat
Sistem rujukan
Ahli Gizi : Lely Saradina Putri Rambe Tanggal Konseling Gizi : 24 Juni 2019
Diagnosa Medis : TBC+DM
Diagnosa Gizi :
Domain Intake
NI-1.4 : Kekurangan Intake Energi (P) berkaitan dengan frekuensi makanan pasien
hanya makanan utama saja atau 3 kali dalam sehari (E) ditandai dengan persentase
asupan energi = 46,87 % (defisit) (S).
NI-5.6.1 : Kekurangan Intake Lemak (P) berkaitan dengan tidak ada makanan
selingan dalam sehari atau pasien tidak suka cemilan (E) ditandai dengan persentase
asupan lemak = 10,68 % (sangat defisit) (S).
NI-5.7.1 : Kekurangan Intake Protein (P) berkaitan dengan kebiasaan makan pasien
yang jarang sekali mengkonsumsi protein nabati (E) ditandai dengan persentase
asupan protein = 64,76 % (defisit) (S).
NI-5.8.1 : Kekurangan Intake Karbohidrat (P) berkaitan dengan riwayat makanan
pantangan pasien yaitu nasi dikurangi (E) ditandai dengan persentase asupan
karbohidrat = 61,34 % (defisit) (S).
Domain Clinic
NC-2.2 : Perubahan Nilai Laboratorium Terkait Zat Gizi Khusus (P) berkaitan dengan
gangguan fungsi endokrin dan riwayat penyakit dahulu pasien DM tipe II (E) ditandai
dengan ketidaknormalan KGD = 333 mg/dl (tinggi) (S).
Domain Behavioral
NB-1.3 : Belum Siap Untuk Melakukan Diet / Perubahan Pola Hidup (P) berkaitan
dengan tekanan ekonomi yang menghalangi untuk terjadinya perubahan (E) ditandai
dengan pasien sudah 2 tahun tidak bekerja (S).
DATA SUBJEKTIF
1. Riwayat Aktifitas : sudah 2 tahun tidak bekerja; melakukan kegiatan di rumah saja
seperti memasak dan mencuci membantu istri pasien; setiap 3 hari sekali pergi berladang
untuk mencabut rumput.
3. Riwayat Lain :
- Makanan yang disukai : semua
- Pantangan : gula tidak boleh dan nasi dikurangi
- Anjuran Dokter : olahraga dan banyak makan sayur
PENGKAJIAN GIZI
Antropometri :
Berat Badan (BB) 65 kg
Perubahan BB 60 kg
Tinggi Badan (TB) 170 cm
Lingkar Lengan Atas (LiLA) -
IMT : BB = 60 = 60 20,76 kg/m2 (normal)
2 2
TB (1,7) 2,89
Biokimia :
KGD = 333 mg/dl. (tinggi)
Fisik / Klinis :
Fisik = tampak sehat, kesadaran composmentis.
Riwayat Gizi :
Sebelum sakit semua dimakani. Saat masih bekerja konsumsi daging, 3 kali seminggu minum
tuak, 2 hari sekali minum teh manis dengan gula sedikit.
e. Suplemen/Obat-obatan :
- TB paru kategori II
- Obat : RHZE (Rifampisin, Isoniazid, Pirazinamid, Etambutol)
- Suntik : Streptomisin
RIWAYAT PERSONAL
o Riwayat Penyakit Dahulu (RPD) : DM tipe II yaitu 3 tahun lalu KGD = 250 mg/dl.
o Riwayat Lainnya : pasien merupakan seorang perokok aktif, namun 6 bulan lalu telah
berhenti merokok.
o Kesimpulan : merokok dapat meruntuhkan sistem imun karena merokok bisa merusak
rambut-rambut getar di saluran pernapasan, sehingga kuman TBC yang ada di dalam
tubuh akan aktif dan pasien tersebut positif terkena TBC.
DIAGNOSIS GIZI
NI-1.4 : Kekurangan Intake Energi (P) berkaitan dengan frekuensi makanan pasien
hanya makanan utama saja atau 3 kali dalam sehari (E) ditandai dengan persentase
asupan energi = 46,87 % (defisit) (S).
NI-5.6.1 : Kekurangan Intake Lemak (P) berkaitan dengan tidak ada makanan
selingan dalam sehari atau pasien tidak suka cemilan (E) ditandai dengan persentase
asupan lemak = 10,68 % (sangat defisit) (S).
NI-5.7.1 : Kekurangan Intake Protein (P) berkaitan dengan kebiasaan makan pasien
yang jarang sekali mengkonsumsi protein nabati (E) ditandai dengan persentase
asupan protein = 64,76 % (defisit) (S).
NI-5.8.1 : Kekurangan Intake Karbohidrat (P) berkaitan dengan riwayat makanan
pantangan pasien yaitu nasi dikurangi (E) ditandai dengan persentase asupan
karbohidrat = 61,34 % (defisit) (S).
NC-2.2 : Perubahan Nilai Laboratorium Terkait Zat Gizi Khusus (P) berkaitan dengan
gangguan fungsi endokrin dan riwayat penyakit dahulu pasien DM tipe II (E) ditandai
dengan ketidaknormalan KGD = 333 mg/dl (tinggi) (S).
NB-1.3 : Belum Siap Untuk Melakukan Diet / Perubahan Pola Hidup (P) berkaitan
dengan tekanan ekonomi yang menghalangi untuk terjadinya perubahan (E) ditandai
dengan pasien sudah 2 tahun tidak bekerja (S).
HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Pemeriksaan Laboratorium Nilai Normal : Keterangan :
- KGD = 333 mg/dl < 200 mg/dl Diabetes
HASIL PEMERIKSAAN FISIK/KLINIS
Pemeriksaan Fisik/Klinis Hasil : Nilai Normal : Keterangan :
- - - -
Pemeriksaan Lain : -
INTERVENSI GIZI
A. Tujuan
a) TBC
- Makan secukupnya karena terjadi peningkatan kebutuhan energi dan protein
- Mencegah dan mengurangi kerusakan jaringan tubuh
- Menambah/mempertahankan berat badan menjadi normal
- Mengurangi produksi CO2 melalui peningkatan konsumsi lemak
b) DM
- Menjaga gula darah dalam batas normal
- Mencapai/mempertahankan BB normal
- Menjaga kadar lemak darah dalam batas normal
- Menekan atau menunda timbulnya komplikasi DM
- Memperbaiki kesehatan umum pasien
B. Konseling/Edukasi Gizi
Mempertahankan BB normal
Makanan yang dianjurkan adalah bergizi seimbang
Melakukan diet 3J (Jumlah, Jadwal, Jenis)
1) Tepat Jumlah : komposisi makanan terdiri dari 3 x makan utama dan 2-3 porsi
makanan selingan sesuai kebutuhan zat gizi.
2) Tepat Jadwal : makan dengan selang waktu 3 jam sekali.
3) Tepat Jenis : ada bahan makanan yang dianjurkan, dibatasi, bebas digunakan,
dan diperhitungkan.
Syarat Diet Penyakit DM
1. Energi cukup, yaitu 25-30 kkal/kg BB normal.
Energi = 30 kkal x 60 kg = 1800 kkal/hari
2. Makanan dibagi dalam 3 porsi besar, yaitu makan pagi (20%), siang (30%), dan sore
(25%), serta 2-3 porsi kecil untuk makanan selingan (masing-masing 10-15%).
3. Penggunaan gula murni dalam minuman dan makanan tidak diperbolehkan kecuali
jumlahnya sedikit sebagai bumbu.
4. Penggunaan gula alternatif (bahan pemanis selain sakarosa) dalam jumlah terbatas.
5. Asupan serat dianjurkan 25 gr/hari dengan mengutamakan serat larut air yang terdapat
di dalam sayur dan buah.
MONITORING & EVALUASI
Daftar Masalah :
1) Kadar gula darah tinggi
2) Asupan makanan defisit
Tujuan : untuk memberikan pengetahuan terkait makanan/gizi dan diet yang harus
dilakukan oleh pasien dengan dorongan maupun bantuan dari pihak keluarga pasien
Materi :
Menu makanan yang bergizi seimbang
Diet DM atau tepat 3J (Jumlah,Jadwal,Jenis)
Solusi Permasalahan : melakukan konseling rutin terkait penyakit yang diderita dan
memberikan motivasi untuk kembali sehat kepada pasien.
Daftar Pustaka
https://www.kompasiana.com/adityaagustinus/55177f2aa333117607b65e2d/peran-ahli-gizi-
dalam-konseling-gizi