Anda di halaman 1dari 18

BAGIAN ILMU PENYAKIT DALAM

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HALU OLEO

DIABETES MELITUS
TIPE 1
Oleh :
ISHMAH FARAH ADIBA NURDIN
(K1B120028)

Pembimbing :
dr. La Ode Kardin, Sp. PD
DEFENISI

Diabetes melitus (DM) adalah suatu kelompok penyakit metabolik


dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan
sekresi insulin, kerja insulin, atau keduanya.

Diabetes melitus tipe 1 (DM tipe-1) merupakan penyakit kronis akibat


proses autoimun yang merusak sel beta pankreas sehingga produksi insulin
berkurang bahkan berhenti sehingga terjadi hiperglikemia kronis.
ETIOLOGI

Pada DM Tipe 1 gangguan produksi insulin


umumnya terjadi karena kerusakan sel-sel β pulau
Langerhans yang disebabkan oleh reaksi autoimun.

Namun ada pula yang disebabkan oleh bermacam-macam


virus, diantaranya virus Cocksakie, Rubella, CM Virus,
Herpes, dan lain sebagainya.
DIAGNOSIS

ANAMNESIS PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN


FISIK PENUNJANG
DIAGNOSIS

Biasanya gejala-gejala polyuria, polidipsia, polifagia, dan berat badan yang cepat
menurun terjadi antara satu sampai dua minggu sebelum diagnosis ditegakkan.
Apabila gejala-gejala klinis ini disertai dengan hiperglikemia maka diagnosis DM
tidak diragukan lagi.

Gejala lain yang dapat timbul seperti iritabilitas dan prestasi sekolah yang menurun.
Selain itu anak juga akan rentan terhadap infeksi
DIAGNOSIS
Anamnesis

Bentuk klasik : Pada kasus Ketoacidosis


Diabetikum:
a. Polifagi, poliuri, polidipsi
a. Awitan gejala klasik yang
b. Penurunan berat badan yang
nyata dalam waktu 2-6 minggu cepat dalam waktu beberapa
disertai keluhan lain yang tidak hari.
b. Sering disertai nyeri perut,
spesifik
c. Mudah lelah. sesak napas, dan letargi.
Pemeriksaan Fisik

Disertai tanda gawat darurat


Tanpa disertai tanda gawat darurat:
a. Penurunan berat badan yang nyata
a. Polidipsi, poliuri, polifagi disertai dalam waktu cepat
penurunan berat badan kronik b. Dehidrasi sedang sampai berat namun
b. “Irritable” dan penurunan prestasi anak masih poliuria
sekolah c. Sesak napas, napas cepat dan dalam
c. Infeksi kulit berulang (Kussmaul) disertai bau aseton
d. Kandidiasis vagina terutama pada d. Gangguan kesadaran
anak wanita prepubertas e. Renjatan
e. Gagal tumbuh f. Muntah berulang dan pada beberapa
f. Berbeda dengan DMT2 yang kasus nyeri perut (menyebabkan
biasanya cenderung gemuk, anak- kesalahan diagnosis sebagai
anak DMT1 biasanya kurus gastroenteritis).
g. Enuresis (mengompol) pada anak g. Kehilangan berat badan oleh karena
yang sudah tidak mengompol dapat kehilangan cairan dan ototserta lemak.
menyebabkan kesalahan diagnosis h. Pipi kemerahan karena ketoasidosis.
dengan infeksi saluran kemih. i. Gangguan sensorik (disorientasi, apatis
h. Kandidiasis vaginal, terutama pada sampai dengan koma)
anak perempuan prapubertas. j. Syok (nadi cepat, sirkulasi perifer
i. Penurunan berat badan kronis atau
memburuk dengan sianosisperifer).
gagal tumbuh.
k. Hipotensi (tanda paling terlambat dan
jarang pada anak ketoasidosis diabetik).
Pemeriksaan Penunjang

1. Gula Darah

2. HbA1c

3. Serologi :

– glutamic acid decarboxylase 65 autoantibodies (GAD),

– Tyrosine phosphatase-like insulinoma antigen 2 (IA2),

– insulin autoantibodies (IAA),

– β-cell-specific zinc transporter 8 autoantibodies (ZnT8)

4. C-Pepitida
Diagnosis DM dapat ditegakkan apabila memenuhi
salah satu kriteria sebagai berikut:

1. Ditemukannya gejala klinis poliuria, polidipsia, nokturia,


enuresis,penurunan berat badan, polifagia, dan kadar glukosa plasma
sewaktu ≥200 mg/ dL (11.1 mmol/L). Atau

2. Kadar glukosa plasma puasa ≥ 126 mg/dL (7 mmol/L). Atau

3. Kadar glukasa plasma ≥ 200 mg/ dL (11.1 mmol/L) pada jam ke-2TTGO
(Tes Tolerasansi Glukosa Oral). Atau

4. HbA1c >6.5% (dengan standar NGSP dan DCCT).


TATALAKSANA

Hal pertama yang harus dipahami oleh semua


pihak adalah bahwa DM tipe-1 tidak dapat
disembuhkan, tetapi kualitas hidup penderita
dapat dipertahankan seoptimal mungkin dengan
kontrol metabolik yang baik.
TATALAKSANA

Untuk itu komponen DM tipe 1 meliputi

1. pemberian insulin,
2. pengaturan makan,
3. olahraga,
4. edukasi
5. pemantauan mandiri (home monitoring).
TATALAKSANA

1. Pemberian Insulin

Tujuan dari pemberian insulin adalah


membentuk pola sekresi insulin
senormal mungkin.
TATALAKSANA
Regimen
Insulin

1. Split-Mix Regimen
Injeksi 1 kali sehari
Injeksi 2 kali sehari
Injeksi 3 kali sehari
2. Basal-bolus regimen
Edukasi
Edukasi pertama dilakukan selama perawatan di rumah sakit dan meliputi
pengetahuan dasar tentang DM tipe-1 (terutama perbedaan dasarnya dengan
tipe lain mengenai kebutuhan insulin), pengaturan makanan, insulin (jenis,
cara pemberian, efek samping, dll) dan pengelolaan pertama pada
kedaruratan medik akibat DM tipe-1 (hipoglikemia, pemberiaan insuli pada
saat sakit).10

Edukasi selanjutnya berlangsung selama konsultasi di poliklinik. Selain itu


pasien dan keluarganya diperkenalkan dengan keluarga lain pasien DM tipe-
1 atau diperkenalkan dengan sumber-sumber informasi tentang DM tipe-1.
Pemantauan Mandiri
Salah satu tujuan dalam pengelolaan pasien dieabetes
adalah kemampuan mengelola penyakitnya secara
mandiri. Pasien diabetes dan keluarganya mampu
mengukur kadar glukosa darahnya secara cepat dan
tepat. Dari beberapa penelitian telah dibuktikan
hubungan yang bermakna antara pemantauan mandiri
dan kontrol metabolik. Pengukuran kadar glukosa
darah beberapa kali perhari harus dilakukan untuk
menghindari terjadinya hipoglikemia dan
hiperglikemia dan untuk penyesuaian dosis insulin.
Kadar glukosa dara preprandial, post prandial dan
tengah malam sangat diperlukan.
KOMPLIKASI

Komplikasi DM Tipe-1 mencakup komplikasi akut dan kronik. Komplikasi


akut terdiri atas KAD dan hipoglikemia. Kriteria KAD mencakup
hiperglikemia, asidosis, dan ketonemia. Gejala KAD antara lain adalah
dehidrasi, takikardi, takipnea dan sesak, napas berbau aseton, mual,
muntah, nyeri perut, pandangan kabur, dan penurunan kesadaran.

Komplikasi kronik yang dapat dibedakan menjadi komplikasi


Rekomendasi skrining komplikai vascular pada anak dengan mikrovaskular dan makrovaskular. Komplikasi mikrovaskular mencakup
DM tipe-1 nefropati, retinopati, dan neuropati. Komplikasi yang mengenai pembuluh
darah besar adalah penyakit jantung koroner, penyakit serebrovaskular, dan
penyakit pembuluh darah perifer (klaudikasio, infeksi/ gangrene, amputasi).
P
R
O Telah dibuktikan di negara maju bahwa jika dirawat
dengan baik, prognosisnya sangat baik dan anak-
G anak dengan diabetes tipe 1 dapat tumbuh menjadi
orang dewasa yang produktif, subur dan berumur
N panjang. Oleh karena itu penting bahwa diabetes
pada masa kanak-kanak diketahui dengan cepat oleh
O staf medis garis depan, sehingga anak dapat dirujuk

S dengan cepat dan pengobatan dimulai dengan


terlatih profesional kesehatan.

I
S
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai