Anda di halaman 1dari 6

TUGAS KEPERAWATAN ANAK

RESUME DIABETES JUVENILLE PADA ANAK

DISUSUN OLEH

KRISTINA RATIH DWI SILVADA

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN ALIH JENJANG


STIKES KENDEDES MALANG
2021/2022
1.1 DEFINISI
Diabetes juvenile, atau disebut juga diabetes melitus tipe I, merupakan diabetes
melitus yang terjadi pada anak-anak akibat pankreas (organ dalam tubuh yang
menghasilkan insulin) tidak menghasilkan insulin sebagaimana mestinya
1.2 ETIOLOGI
1. Faktor genetik
Diabetes melitus juvenilis merupakan suatu penyakit keturunan yang
diturunkan secara resesif, dengan kekerapan gen kira-kira 0,30 dan
penetrasi umur kira-kira 70% untuk laki-laki dan 90% untuk wanita.
2. Faktor lingkungan
Lingkungan merupakan faktor pencetus IDDM. Oleh karena itu insiden lebih
tinggi atau adanya infeksi virus (dari lingkungan).
3. Factor imunologi
Respon autoimmune, dimana antibody sendiri akan menyerang sel bata
pankreas.
1.3 PATOFISIOLOGI
Perjalanan penyakit ini melalui beberapa periode menurut ISPAD Clinical
Practice Consensus Guidelines tahun 2009, yaitu:
1) Periode pra diabetes
Pada periode ini gejala gejala klinis diabetes belum nampak karena baru ada
proses destruksi sel β pankreas. Predisposisi genetik tertentu memungkinkan
terjadinya proses destruksi ini. Sekresi insulin mulai berkurang ditandai
dengan mulai berkurangnya sel βpankreas yang berfungsi.Kadar C peptide
mulai menurun.Pada periode ini autoantibodi mulai ditemukan apabila
dilakukan pemeriksaan laboratorium.
2) Periode manifestasi klinis diabetes
Pada periode ini, gejala klinis DM mulai muncul.Pada periode ini sudah
terjadi sekitar 90% kerusakan sel β- pankreas. Karena sekresi insulin sangat
kurang, maka kadar gula darah akan tinggi / meningkat. Kadar gula darah
yang melebihi 180 mg/dl akan menyebabkan diuresis osmotik. Keadaan ini
menyebabkan terjadinya pengeluaran cairan dan elektrolit melalui urin
(poliuria, dehidrasi, polidipsi). Karena gula darah tidak dapat di
( uptakekedalam sel, penderita akan merasa lapar (polifagi), tetapi berat
badan akan semakin kurus. Pada periode ini penderita memerlukan insulin
dari luar agar gula darah di uptakekedalam sel.
3) Periode honeymoon
Periode ini disebut juga fase remisi parsial atau sementara.
4) Periode ketergantungan insulin yang menetap
Periode ini merupakan periode terakhir dari penderita DM.
1.4 MANIFESTASI KLINIS
Mayoritas penyandang DM tipe 1 menunjukan gambaran klinik yang klasik
seperti:
a) Hiperglikemia ( Kadar glukosa darah plasma >200mg/dl )
b) Polifagi
c) Poliuria
d) Polidipsi
e) Poliuria nokturnal seharusnya menimbulkan kecurigaan adanya DM tipe 1
pada anak.
f) Penurunan berat badan , Malaise atau kelemahan
g) Glikosuria (kehilangan glukosa dalam urine)
h) Ketonemia dan ketonuria
i) Mata kabur, Hal ini disebabkan oleh gangguan lintas polibi (glukosa – sarbitol
fruktasi) yang disebabkan karena insufisiensi insulin.
j) Gejala-gejala lainnya dapat berupa muntah-muntah, nafas berbau aseton,
nyeri atau kekakuan abdomen dan gangguan kesadaran ( koma)
1.5 PENATALAKSANAAN
1. Insulin
2. Diet
3. Aktivitas fisik
4. Edukasi
5. Monitoring kontrol glikemi
1.6 KOMPLIKASI
1. Komplikasi metabolic akut yang sering tering terjadi
a. Hipoglikemia
b. Koma diabetic
2. Komplikasi
Komplikasi vaskular jangka panjang (biasanya terjadi setelah tahun ke-5)
berupa :
a. Mikroangiopati : retinopati, nefropati, neuropati. Nefropati diabetik
dijumpai pada 1 diantara 3 penderita DM tipe-1.
b. Makroangiopati : gangren, infark miokardium, dan angina. Komplikasi
lainnya:
 Gangguan pertumbuhan dan pubertas
 Katarak
 Arteriosklerosis (sesudah 10-15 tahun)
 Hepatomegali
1.7 DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan penurunan masukan oral, anoreksia, mual, peningkatan metabolisme
protein, lemak.
2. Resiko Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan adanya luka
( trauma )
3. Resiko Infeksi ganguan penyembuhan luka berhubungan dengan penurunan
fungsi leucosit/ gangguan sirkulasi
4. Resiko kekurangan cairan berhubungan dengan diuresis meningkat,
hiperglikemia, diare, muntah, poliuria, evaporasi.
1.8 WOC
DAFTAR PUSTAKA

Doenges, E. Marilynn dan MF. Moorhouse, 2009, Rencana Asuhan Keperawatan,


(Edisi III), EGC, Jakarta.

Soegondo S, Soewondo P, Subekti I. 2010. Penatalaksanaan Diabetes Melitus


Terpadu. Jakarta : Balai Penerbit FKUI

Mansjoer A, Triyanti K, Savitri R. 2009. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Balai


Penerbit FKUI

Brink SJ, Lee WRW, Pillay K, Kleinebreil (2010).Diabetes in children and


adolescents, basic training manual for healthcare professionals in developing
countries, 1sted. Argentina: ISPAD, h 20-21.

Weinzimer SA, Magge S (2005). Type 1 diabetes mellitus in children. Dalam:


Moshang T Jr. Pediatric endocrinology. Philadelphia: Mosby Inc, h 3- 18.

Rustama DS, Subardja D, Oentario MC, Yati NP, Satriono, Harjantien N


(2010).Diabetes Melitus. Dalam: Jose RL Batubara Bambang Tridjaja AAP Aman B.
Pulungan, editor. Buku Ajar Endokrinologi Anak, Jakarta: Sagung Seto 2010, h 124-
161.

ISPAD Clinical Practice Consensus Guidelines 2009. Pediatric Diabetes 2009: 10.
http://repository.maranatha.edu/3415/3/0910085_Chapter1.pdf

Anda mungkin juga menyukai