Anda di halaman 1dari 5

PEMERINTAH KABUPATENBANJAR

DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS KARANG INTAN 2
Alamat : Desa Sungai Alang RT. 03 / II Kecamatan Karang Intan Kode Pos 70661
Email: sungaialang6303@gmail.com

Kerangka Acuan Kerja ( KAK ) Imunisasi


UPT Puskesmas Karang Intan 2 Tahun Anggaran 2017
Dinas Kesehatan Kabupaten Banjar

A. Pendahuluan
Landasan Hukum Tugas Fungsi / Kebijakan
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
2. Undang-undang No. 4 tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular.
3. Keputusan Menkes No. 1611/Menkes/SK/XI/2005 tentang Pedoman Penyelenggaraan
Imunisasi.
4. Keputusan Menkes No. 1626/ Menkes/SK/XII/2005 tentang Pedoman Pemantauan dan
Penanggulangan Kejadian Ikutan Paska Imunisasi.
5. Peraturan Pemerintah No. 40 Tahun 1991 tentang Penanggulangan Wabah Penyakit
Menular
6. Eliminasi Tetanus Maternal dan Neonatal (MNTE) pada tahun 2005 di Negara
berkembang;
7. Himbauan dari WHO bahwa negara dengan tingkat endemisitas tinggi > 8% pada tahun
1997 diharapkan telah melaksanakan program imunisasi hepatitis B ke dalam program
imunisasi rutin;
8. The Millenium Development Goal (MDG) pada tahun 2003 yang meliputi goal 4 :
tentang reduce child mortality, goal 5: tentang improve maternal health, goal 6: tentang
combat HIV/AIDS, malaria and other diseases (yang disertai dukungan teknis dari
UNICEF);
9. Resolusi WHA 56.20, 28 Mei 2003 tentang Reducing Global Measles Mortality,
mendesak negara-negara anggota untuk melaksanakan The WHO-UNICEF Strategic
Plan for Measles Mortality Reduction 2001-2005 di negara-negara dengan angka
kematian campak tinggi sebagai bagian EPI;UU No.36 Tahun 2009 pasal 126 dan pasal
131 tentang kesehatan Ibu dan Anak

B. Latar Belakang
Imunisasi telah diakui sebagai upaya pencegahan penyakit yang paling mendekati
kesempurnaan dan sangat berdampak terhadap peningkatan kesehatan masyarakat. Salah
satu upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia dalam bidang kesehatan adalah upaya
kesehatan untuk bayi yaitu imunisasi.
Program imunisasi di Indonesia kemudian diperbaharui dan dikembangkan semenjak
tahun 1977 dengan tujuan memberikan perlindungan terhadap 7 macam penyakit: TBC,
Difteri, Pertusis, Tetanus, Campak, Polio dan Hepatitis B melalui antigen BCG, DPT, Polio,
Campak, Hepatitis B dan TT.
Di Indonesia, program imunisasi diatur oleh Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia. Pemerintah, bertanggungjawab menetapkan sasaran jumlah penerima imunisasi,
kelompok umur serta tatacara memberikan vaksin pada sasaran. Pelaksaan program
imunisasi dilakukan oleh unit pelayanan kesehatan pemerintah dan swasta. Institusi swasta
dapat memberikan pelayanan imunisasi sepanjang memenuhi persyaratan perijinan yang
telah ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan,

C. Tujuan Umum dan Tujuan Khusus


Tujuan Umum:
Turunnya angka kesakitan, kecacatan dan kematian bayi akibat penyakit yang dapat
di cegah dengan iunisasiPD3I.
Tujuan Khusus:
1. Tercapainya target Universal Child Immunization yaitu cakupan imunisasi lengkap
minimal 80% secara merata pada bayi di 100% desa/ kelurahan pada tahun 2010
2. Tercapainya Eliminasi Tetanus Maternal dan Neonatal (insiden di bawah 1 per 1.000
kelahiran hidup dalam satu tahun) pada tahun 2005.
3. ERAPO (Eradikasi polio) diharapkan untuk tidak ada lagi virus polio di Indonesi
pada tahun 2014.
4. Tercapainya reduksi campak (RECAM) dimana angka kesakitan campak turun
sampai 95% disbanding sebelum ada program imunisasi.
5. Mutu pelayanan sesuai standar WHO.
6. Pemeratan pelayanan sampai kedesa-desa.
7. Tercapainya komitmen global.

D. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan


Penyelenggaran Imunisasi dilaksanakan oleh UPT Puskesmas Karang Intan 2.
1. Fungsi dan Peran Puskesmas :
Kepala Puskesmas sebagai penanggung jawab dan mengkoordinir pelaksanaan Imunisasi
di Wilayah kerjanya. Bidan/tenaga kesehatan bertanggung jawab dalam pelaksanaan
Imunisasi (identifikasi balita yang akan di imunisasi, mengkoordinasi dengan
stakeholder, fasilitasi pertemuan)
2. Fasilitator dan Pelaksana
Fasilitator imunisasi adalah bidan atau petugas kesehatan yang telah mendapat pelatihan
imunisasi
3. Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana yang diperlukan untuk melaksanakan Imunisasi adalah:
- Ruang imunisasi kira kira 4mx5m, dengan ventilasi dan pencahayaan yang cukup.
- Alat tulis menulis
- Buku KIA
- Buku pegangan fasilitator,
- Tikar / Karpet
- Vaksin, spuit, kapas, alcohol, tempat sampah.
- Bantal, kursi ( jika ada)

Idealnya kelengkapan sarana dan prasarana seperti tersebut diatas, namun apabila
tidak ada ruangan khusus, dimanapun tempatnya bisa dilaksanakan sesuai kesepakatan
antara ibu hamil dan fasilitator.
4. Tahapan Pelaksanaan Imunisasi
a. Fasilitator atau pelaksana dipersiapkan untuk melaksanakan kelas ibu balita,
fasilitator imunisasi adalah bidan atau petugas kesehatan yang telah mendapatkan
pelatihan imunisasi.
b. Sosialisasi kelas imunisasi pada tokoh agama, tokoh masyarakat dan stakeholder
sebelum imunisasi dilaksanakan.
5. Persiapan pelaksanaan Imunisasi
Hal – hal yang perlu disiapkan sebelum pelaksanaan imunisasi:
a. Melakukan identifikasi / mendaftar semua balita yang akan dilakukan imunisasi ada
di wilayah kerja.
b. Mempersiapkan tempat dan sarana pelaksanaan imunisasi, misalnya tempat di
Puskesmas , Poskesdes, Posyandu, atau dirumah salah satu warga masyarakat.
c. Mempersiapkan materi, alat bantu penyuluhan, dan jadwal pelaksanaan imunisasi .
d. Persiapan peserta balita yang akan diimunisasi mengundang ibu balita.
6. Pelaksanaan Imunisasi
Pelaksanaan imunisasi dilakukan sesuai dengan kesepakatan antara bidan/petugas
kesehatan dengan peserta /ibu balita dengan tahapan pelaksanaan.

E. Cara Melaksanakan Kegiatan

Kebutuhan dalammasyarakat di tempat


Memilih materi yang dibutuhkan

Pertemuan Persiapan

Bentuk Tim

Sosialisasi IMunisasi

Persiapan
Pelaksanaan Imunisasi dan Pelaporan

Monitoring

Evaluasi

F. Sasaran
a. Bayi dibawah umur 1 tahun (0-11 bulan)
b. Ibu hamil (awal kehamilan - 8 bulan)
c. Wanita usia subur (calon mempelai wanita)
d. Anak sekolah dasar (kelas I-VI)
G. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan

H. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan dan Pelaporan


Evaluasi dilakukan untuk melihat keluaran dan dampak baik positif maupun
negatif pelaksanaan imunisasi berdasarkan indikator. Dari hasil evaluasi tersebut bisa
dijadikan sebagai bahan pembelajaran guna melakukan perbaikan dan pengembangan
imunisasi berikutnya.
Evaluasi oleh pelaksana (bidan/koordinator bidan) dilakukan setiap selesai pertemuan. Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota serta Dinas Kesehatan Provinsi dapat melakukan
evaluasi bersama-sama misalnya 1 kali setahun.

I. Pencatatan, Pelaporan dan Evaluasi Kegiatan


1. Monitoring
Monitoring dilakukan dalam rangka melihat perkembangan dan pencapaian, serta
masalah dalam pelaksanaan imunisasi, hasil monitoring dapat dijadikaan bahan acuan
untuk perbaikan dan pengembangan imunisasi selanjutnya. Kegiatan monitoring
dilakukan secara berkala dan berjenjang mulai dari tingkat Desa, Kecamatan,
Kabupaten/ Kota dan Provinsi. Monitoring di tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota
dilakukan minimal setiap 3 (tiga) bulan sekali.
Hal-hal yang perlu dimonitor :
a) Peserta(keadaan dan minat peserta, kehadiran peserta, keaktifan bertanya)
b) Sarana prasarana (tempat, fasilitas belajar)
c) Fasilitator
d) Waktu (mulai tepat waktu, efektif )
2. Evaluasi
Cara melakukan evaluasi pelaksanaan imunisasi:
a. Evaluasi Kemampuan Fasilitator Pelaksanaan imunisasi.
1) Untuk mengetahui kemampuan fasilitator dalam memfasilitas pelaksanaan
imunisasi dilakukan evaluasi harian/setiap kali pertemuan.
2) Evaluasi dilakukan setiap akhir pertemuan
3) Evaluasi dilakukan oleh bidan dan koordinator bidan atau Dinas
4) Kesehatan Kabupaten atau Dinas Kesehatan Provinsi.
3. Pelaporan
Seluruh rangkaian hasil proses pelaksanaan imunisasi sebaiknya dibuatkan laporan.
Pelaporan hasil pelaksanaan imunisasi dijadikan sebagai dokumen, sehingga dapat
dijadikan sebagai bahan informasi dan pembelajaran bagi pihak-pihak yang
berkepentingan. Pelaporan disusun pada setiap selesai melaksanakan imunisasi.
Isi laporan minimal memuat tentang :
1) Waktu pelaksanaan
2) Jumlah peserta
3) Proses pertemuan
4) Masalah dan hasil capaian pelaksanaan
5) Hasil evaluasi
Pelaporan dilakukan secara berkala dan berjenjang dari bidan/tenaga kesehatan
pelaksana imunisasi ke Puskesmas – Dinas Kesehatan Kabupaten – Dinas Kesehatan
Provinsi – Kementerian Kesehatan. Pelaporan oleh bidan/pelaksana pertemuan
imunisasi dilakukan setiap selesai pertemuan atau setiap angkatan pelaksanaan
imunisasi, Kabupaten dan Provinsi palaporan disusun setiap 3 (tiga) bulan sekali dan
laporan tahunan.

Karang Intan, Januari 20


Penanggung Jawab Program
Imunisasi

Norma, A.Md

Anda mungkin juga menyukai