Anda di halaman 1dari 9

KERANGKA ACUAN IMUNISASI

PEKON SUMANDA TAHUN 2017

TANGGAMUS SUMANDA

A. PENDAHULUAN
Landasan Hukum Tugas Fungsi/ Kebijakan
1. Undang-undang No. 23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan.
2. Undang-undang No. 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular.
3. Keputusan Menkes No. 1611/Menkes/SK/XI/2005 tentang pedoman
Penyelenggaraan Imunisasi.
4. Keputusan Menkes No. 1626/ Menkes/SK/XII/2005 tentang pedoman
pemantauan dan penanggulangan kejadian Ikutan Paska Imunisasi
5. (KIPI) Himbauan UNICEF,WHO dan UNFPA tahun 1999 untuk mencapai target
Eliminasi Tetanus Maternal dan Neonatal (MNTE) pada tahun 2005 di Negara
berkembang;
6. Himbauan dari WHO bahwa Negara dengan tingkat endemisitas tinggi> 8% pada
tahun 1997 diharapkan telah melaksanakan program imunisasi hepatitis B ke
dalam program imunisai rutin;
7. The Millenium Development Goal (MDG) pada tahun 2003 yang meliputi goal 4:
tentang reduce child mortality, goal 5: tentang improve maternal healt, goal 6:
tentang combat HIV/AIDS, malaria and other diseases (yang disertai dukungan
teknis dari UNICEF);
8. Resolusi WHA 56.20, 28 mei 2003 tentang Reducing Global Measles
Mortality, ,mendesak Negara-negara anggota untuk melaksanakan The WHO-
UNICEF Strategic Plan for Measles Mortality, mendesak Negara-negara anggota
untuk melaksanakan The WHO-UNICEF Strategis Plan for Measles Mortality
Reductiun 2001-2005 di Negara-negara dengan angka kematian campak tinggi
sebagai bagian EPI;UU No. 36 Tahun 2009 pasal 126 dan pasal 131 tentang
kesehatan Ibu dan Anak
9. Undang-Undang Nomor 17 tahun 2003 tentang keuangan Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2003 nomor 47, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4286);
10. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang perbendaharaan Negara
(Lembaran Negara Republik IndonesianTahun 2004 Nomor 5, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
11. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang pemeriksaan pengelolaan dan
Tanggung Jawab Keuangan Negara ( Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4400);
12. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang perimbangan Keuangan Antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
3637);
13. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5063);

B. LATAR BELAKANG
Imunisasi telah diakui sebagai upaya pencegahan yang paling mendekati
kesempurnaan dan sangat berdampak terhadap peningkatan kesehatan masyarakat.
Salah satu upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia dalam bidang kesehatan
adalah upaya kesehatan untuk bayi yaitu imunisasi.
Program imunisasi di Indonesia kemudian diperbaharui dan dikembangkan semenjak
tahun 1977 dengan tujuan memberikan perlindungan terhadap 7 macam penyakit:
TBC,Difteri, pertusis, Tetanus, Campak, polio dan Hepatitis B melalui antigen BCG<
DPT,Polio, Campak, Hepatitis B dan TT.
Di Indonesia, Program imunisasi diatur oleh kementrian kesehatan Republik
Indonesia. Pemerintah, bertanggung jawab menetapkan sasaran jumlah penerima
imunisasi, kelompok umur serta tatacara memberikan vaksin pada sasaran.
Pelaksanaan program imunisasi dilakukan oleh unit pelayanan imunisasi sepanjang
memenuhi persyaratan perijinan yang telah ditetapkan oleh Kementrian Kesehatan.

C. TUJUAN
1. TUJUAN UMUM
Turunnya angka kesakitan, kecacatan dan kematian akibat Penyakit yang Dapat
Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I).
2. Tujuan khusus
a. Tercapainya target Universal Child Imminization (UCI) yaitu cakupan
imunisasi lengkap minimal 80% secara merata pada bayi di seluruh
desa/kelurahan pada tahun 2014.
b. Tervalidasinya Eliminasi Tetanus Maternal dan Neonatal (insiden di bawah 1
per 1.000 kelahiran hidup dalam satu tahun) pada tahun 2013.
c. Global eradikasi polio pada tahun 2018.
d. Tercapainya eliminasi campak pada tahun 2015 dan pengendalian penyakir
rubella 2020.
e. Terselenggarannya pemberian imunisasi yang aman serta pengelolaan limbah
medis (safety injection practice and waste disposal management).

D.KEGIATAN

1. Kegitan Pokok dan Rincian Kegiatan


Penyelenggaraan Imunisasi dilaksanakan oleh Puskesmas Sumanda
a. Fungsi dan Peran Puskesmas:
Kepala puskesmas sebagai penanggung jawab dan mengkoordinir
pelaksanaan Imunisasi di wilayah kerjanya. Bidan/tenaga kesehatan
bertanggung jawab dalam pelaksanaan Imunisasi (identifikasi balita yang
akan di imunisasi.mengkoordinasi dengan stakeholder.fasilitas pertemuan)
b. Fasilitator dan Pelaksana
Fasilitator Imunisasi adalah bidan atau petugas kesehatan yang telah
mendapat pelatihan imunisasi
c. Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana yang diperlukan untuk melaksanakan imunisasi
adalah:
- Ruangan
- Alat Tulis menulis
- Buku KIA
- Buku pegangan fasilitator
- Vaksin,spuit,kapas,air hangat,saftybox.

d.Cara Melaksanakan Kegiatan


Kebutuhan dalam masyarakat di tempat memilih materi yang dibutuhkan

Pertemuan persiapan

Bentuk Tim

Sosialisasi Imunisasi

Persiapan
Pelaksanaan Imunisasi dan pelaporan

Monitoring

Evaluasi

E.SASARAN
a. Bayi di bawah umur 1 tahun (0-11 bulan)
b. Ibu hamil (awal kehamilan-8 bulan )
c. Wanita Usia subur (Calon mempelai wanita)
d. Anak sekolah Dasar (Kelas 1,2 dan 3)

F.JADWAL PELAKSANAAN

a. Jadwal pemberian imunisasi dasar

Umur Jenis
0 bulan Hepatitis BO
1 bulan BCG, Polio 1
2 bulan DPT-HB-Hib 1, Polio 2
3 bulan DPT-HB-Hib 2, Polio 3
4 bulan DPT-HB-Hib 3, Polio 4
9 bulan Campak

b. Jadwal Imunisasi lanjutan pada anak usia sekolah dasar

Sasaran Imunisasi Waktu


Pelaksanaan
Kelas 1 SD Campak Agustus
DT November
Kelas 2 SD Td November
Kelas 3 SD Td November

c. Imunisasi Lanjutan Pada Wanita Usia subur (WUS)

Status Interval Masa


Imunisasi pemberian Perlindungan
TI
T2 4 Minggu setelah T1 3 tahun
T3 6 bulan setelah T2 5 tahun
T4 1 tahun setelah T3 10 tahun
T5 1 tahun setelah T4 lebih
G.PEMBIAYAAN

Rincian pengambilan vaksin ke kabupaten transportasi sebesar Rp.250.000 Dan konsultasi


program imunsisasi ke kabupaten transportasi sebesar Rp. 250.000, kegiatan tersebut di danai
oleh Dana bantuan operasional kesehatan (BOK).

H.EVALUASI

Evaluasi dilakukan untuk melihat keluaran dan dampak baik positif maupun negatif pelaksanaan
imunisasi berdasarkan indicator. Dari hasil evaluasi tersebut bias dijadikan sebagai bahan
pembelajaran guna melakukan perbaikan dan pengembangan imunisasi selanjutnya.

Evaluasi oleh pelasana (bidan/koordinasi bidan) dilakukan setiap selesai pertemuan dinas
kesehatan kabupaten/kota serta dinas kesehatan provinsi dapat melakukan evaluasi bersama-
sama misalnya satu kali setahun.

I.PENCATATAN DAN PELAPORAN

a. Monitoring

Monitoring dilakukan dalam rangka melihat perkembangan dan pencapaian serta masalah
dalam pelaksanaan imunisasi. Hasil monitoring dapat dijadikan bahan acuan untuk perbaikan
dan pengembangan imunisasi selanjutnya.

Kegiatan monitoring dilakukan secara berkala dan berjenjang mulaidari tingkat


desa,kecamatan,kabupaten/kota dan provinsi. Monitoring di tingkat provinsi dan
kabupaten/kota dilakukan minimal 3 bulan sekali.

Hal-hal yang dimoniitor

a. Peserta(keadaan dan minat peserta kehadiran peserta,keaktifan bertanya)


b. Sarana prasarana (tempat fasilitas belajar)
c. Fasilitator
d. Waktu (mulai tepat waktu,efektif)

b. Pelaporan
Seluruh rangkaian hasil proses pelaksanaan imunisasi sebaiknya dibuatkan pelaporan
hasil pelaksanaan imunisasi dijadikan dokumen sehingga dapat dijadikan sebagai bahan
informasi dan pembelajaran baik bagi pihak-pihak berkepentingan,pelaporan disusun
pada setiap selesai melaksanakan imunisasi.
Isi laporan minimal memuat tentang
- Waktu pelaksanaan
- Jumlah peserta
- Proses pertemuan
- Masalah dan hasil pencapaian pelaksanaan
- Hasil evaluasi

Pelaporan dilakukan secara berkala dan berjenjang dari bidan/tenaga kesehatan


pelaksanaan imunisasi ke puskesmas=dinas kesehatan kebupaten=dinas kesehatan
provinsi=kementrian kesehatan.pelaporan oleh bidan/pelaksana pertemuan imunisasi dilakukan
setiap selesai pertemuan atau setiap angkatan pelaksanaan imunisasi.kabupaten dan provinsi
pelaporan disusun setiap 3 bulan sekali dan laporan tahunan.

J.PERAN LINTAS PROGRAM DAN LINTAS SEKTORAL

Lintas program yang bersangkutan dengan imunisasi adalah program KIA dan Promkes
sedangkan lintas sektoral yang berhubungan dengan imunisasi adalah Sekolah Dasar / Madrasah
Ibtidahiyah

KERANGKA ACUAN BIAS


No. Dokumen :
No. Revisi :
Tanggal Terbit :
SOP Halaman :

TANGGAMUS SUMANDA

UPT PUSKESMAS DAROLI, SKM


SUMANDA Nip. 19630824 198403 1 002

PENDAHULUAN Imunisasi adalah upaya yang dilakukan dengan sengaja memberikan


kekebalan atau vaksin (suatu obat yang digunakan untuk membantu
mencegah suatu penyakit) pada anak sekolah sehingga terhindar dari
penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I)

LATAR Masih tingginya angka kesakitan oleh penyakit yang dapat dicegah
BELAKANG dengan imunisasi (PD3I) pada anak < 15Tahun
TUJUAN 1. Tujuan Umum
Mencegah terjadinya suatu penyakit tertentu pada seseorang dan
menghilangkan penyakit tertentu pada sekelompok masyarakat (populasi)
atau bahkan menghilangkan penyakit tertentu di dunia
2. Tujuan Khusus
Memberikan imunisasi lanjutan pada Seluruh murid kelas 1,2,3 Sekolah
Dasar/Madrasah Ibtidaiyah tanpa memandang status imunisasi bayi
KEGIATAN Dilakukan pada bulan Agustus sampai November pada tahun ajaran
POKOK berjalan
CARA Pemberian Imunisasi biasanya dilakukan dengan cara injeksi intra
MELAKSANAKA muscular (pada area muskulus deltoid)
N KEGIATAN Dilakukan pada bulan Agustus sampai November pada tahun ajaran
berjalan
SASARAN Seluruh murid kelas 1,2,3 Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah tanpa
memandang status imunisasi
JADWAL  BIAS Campak dengan sasaran murid kelas 1 SD/MI pada bulan
PELAKSANAAN Agustus-september tahun ajaran berjalan
KEGIATAN  BIAS DT/Td dengan sasaran murid kelas 1,2,3 SD/MI pada bulan
oktober-november tahun ajaran berjalan
EVALUASI a. Evaluasi dilakukan sesaat seteleh pelaksanaan untuk kasus KIPI
PELAKSANAAN b. Evaluasi dilakukan saat dilakukan pencatatan BIAS
KEGIATAN c. Konfirmasi bagi sasaran yang belum mendapat imunisasi agar
dilakukan penyulaman atau sweeping
d. Evaluasi kasus KIPI dilakukan sesuai SOP penatalaksanaan KIPI
PENCATATAN Dilakukan pada saat akhir bulan atau setelah pelaksanaan BIAS sesuai
DAN PELAPORAN jadwal
DOKUMEN Laporan hasil BIAS
TERKAIT Surat Tugas
Laporan KIPI
Jadwal BIAS
Surat Pemberian Pelaksanaan

TANGGAMUS SUMANDA
UPT PUSKESMAS KERANGKA ACUAN PEKAN DAROLI, SKM
SUMANDA IMUNISASI NASIONAL (PIN) Nip. 19630824 198403 1 002
I. PENDAHULUAN

Polio merupakan salah satu penyakit menular yang disebabkan oleh virus yang menyerang
system saraf sehingga penderita menderita kelumpuhan. Penyakit yang pada umumnya
menyerang anak umur 0-3 tahun ini ditandai dengan munculnya dmam, lelah, sakit kepala, mual,
kaku di leher dan sakit di tungkai dan lengan.

Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit polio telah dilakukan melalui gerakan imunisasi
polio danditindak lanjuti dengan kegiatan surveilans epidemiologinsecara aktif terhadap kasus-
kasus Acute Flaccid Paralisis (AFP) kelompok umur <15 tahun dalam kurun waktu tertentu guna
mencari kemungkinan adanya virus polio liar yang berkembeng di masyarakat. AFP merupakan
kondisi abnormal ketika seseorang mengalami penurunan kekuatan otot tanpa penyebab yang
jelas dan akhirnya dapat mengakibatkan kelumpuhan.

II. LATAR BELAKANG

Pin polio adalah pemberian imunisasi tambahan polio kepada balita tanpa memandang status
imunisasi polio sebelumnya. Tujuan pin polio antara lain mengurangi resiko penularan virus
polio yang dating dari Negara lain, memastikan tingkat kekebalan masyarakat terhadap
penyakit polio cukup tinggi dan memberikan perlindungan secara optimal serta merata pada
balita terhadap kemungkinan munculnya kasus penyakit polio. Secara klinin penyekit polio
adalah anak dibawahumur 15 tahun yang menderita lumpuh layu akut. Penyebab penyakit ini
melalui kotoran manusia (tinja) yang terkontaminasi. Kelumpuhan pada minggu pertama
sakit, kemudian bias terjadi karena kelumpuhan otot pernafasan yang tidak ditangani segera.
Tujuan pelaksana PIN polio tahun 2016 bertujuan untuk mengurangi resiko penularan
terhadap importasi virus polio tipe 2 dan VCDPV type 2, memastikan tingkat imunisasi
terhadap polio di populasi cukup tinggi dengan cakupan lebih atau sama dengan 95 % serta
memberikan munculnya kasus polio yang disebabkan oleh virus polio. Balita yang tidak
dating atau belum mendapatan imunisasi pada saat hari “H” harus dikunjungi (sweeping) dan
diberikan imunisasi polio dalam rangka kurun waktu maksimal 3 hari. Dengan PIN polio ini
diharapkan pada akhir tahun 2018 penyakit polio berhasil dihapus di seluruh
Indonesia,Khususnya di kabupaten.

III. TUJUAN
A. Tujuan Umum
Memberikan perlindungan secara Optimal dan Merata pada kelompok Umur 0 bln s/d 59
bulan terhadap kemungkinan munculnya kasus polio yang disebbakan oleh virus polio.
B. Tujuan Khusus
1. Memberikan resiko penularan virus polio yang datang dari Negara lain
2. Memastikan tingkat kekebalan masyarakat terhadap penyakit polio cukup tinggi
3. Memberikan perlindungan secara optimal dan merata pada balita terhadap
kemungkinan munculnya kasus polio

IV. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


Kegiatan yang dilakukan yaitu : dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Menentukan lokasi kegiatan/persiapan masyarakat
2. Kerjasama Lintas Sektor
3. Advokasi dan pembagian peran
4. Menyiapkan Vaksin/obat-obatan, alat dan bahan lainya yang mendukung kegiatan
5. Memberikan Vaksisasi/tetes polio kesasarsn (Bayi dan Balita)
6. Monitoring dan Evaluasi Hasil Kegiatan
7. Pencatatan dan Pelaporan

V. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


1. Penyiapan lokasi dan waktu pelaksanaan
2. Pengaturan system pemberian vaksin
3. Penyiapan petugas dan pengaturan,pemberian vaksin dan pencatatan
4. Penyiapan petugas untuk penyuluhan dan demomstrasi atau peragaan

VI. SASARAN
Semua bayi dan balita Umur 0-59 Bulan

VII. JADWAL PELAKSANAAN


Terlaksanannya kegiatan Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio mulai tgl

VIII. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN


Evaluasi pelaksanaan PIN polio dilakukan untuk mengetahui hasil dan proses
kegiatan apakah sesuai dengan jadwal pada saat persiapan dan pelaksanaan kegiatan.
Laporan evaluasi pelaksanaan kegiatan dibuat setelah pelaksana kegiatan
disampaikan kepada kepala UPT Puskesmas Sumanda

IX. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN


Laporan kegiatan pelaksanaan PIN polio harus dibuat setiap hari setelah kegiatan dan
harus melakukan evaluasi terhadap keseluruhan kegiatan dan evaluasinya paling
lambat 1 minggu setelah kegiatan selesai dilakukan.

Anda mungkin juga menyukai