Anda di halaman 1dari 6

Kerangka Acuan Kerja ( KAK ) Imunisasi

UPT Puskesmas Karang Intan 2 Tahun Anggaran 2017


Dinas Kesehatan Kabupaten Banjar

A. Pendahuluan
Kesehatan sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum perlu diwujudkan sesuai
dengan cita cita Bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam UUD 1945 melalui
Pembangunan Nasional yang berkesinambungan berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Keberhasilan pembangunan kesehatan sangat dipengaruhi oleh tersedianya sumber daya
manusia yang sehat, terampil dan ahli, serta disusun dalam satu program kesehatan dengan
perencanaan terpadu yang didukung oleh data dan informasi epidemiologi yang valid.

B. Latar Belakang
Imunisasi telah diakui sebagai upaya pencegahan penyakit yang paling mendekati
kesempurnaan dan sangat berdampak terhadap peningkatan kesehatan masyarakat. Salah
satu upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia dalam bidang kesehatan adalah upaya
kesehatan untuk bayi yaitu imunisasi.
Program imunisasi di Indonesia kemudian diperbaharui dan dikembangkan semenjak
tahun 1977 dengan tujuan memberikan perlindungan terhadap 7 macam penyakit: TBC,
Difteri, Pertusis, Tetanus, Campak, Polio dan Hepatitis B melalui antigen BCG, DPT, Polio,
Campak, Hepatitis B dan TT.
Di Indonesia, program imunisasi diatur oleh Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia. Pemerintah, bertanggungjawab menetapkan sasaran jumlah penerima imunisasi,
kelompok umur serta tatacara memberikan vaksin pada sasaran. Pelaksaan program
imunisasi dilakukan oleh unit pelayanan kesehatan pemerintah dan swasta. Institusi swasta
dapat memberikan pelayanan imunisasi sepanjang memenuhi persyaratan perijinan yang
telah ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan,

C. Tujuan Umum dan Tujuan Khusus


Tujuan Umum:
Turunnya angka kesakitan, kecacatan dan kematian bayi akibat penyakit yang dapat
di cegah dengan iunisasiPD3I.
Tujuan Khusus:
1. Tercapainya target Universal Child Immunization yaitu cakupan imunisasi lengkap
minimal 80% secara merata pada bayi di 100% desa/ kelurahan pada tahun 2010
2. Tercapainya Eliminasi Tetanus Maternal dan Neonatal (insiden di bawah 1 per 1.000
kelahiran hidup dalam satu tahun) pada tahun 2005.
3. ERAPO (Eradikasi polio) diharapkan untuk tidak ada lagi virus polio di Indonesi
pada tahun 2014.
4. Tercapainya reduksi campak (RECAM) dimana angka kesakitan campak turun
sampai 95% disbanding sebelum ada program imunisasi.
5. Mutu pelayanan sesuai standar WHO.
6. Pemeratan pelayanan sampai kedesa-desa.
7. Tercapainya komitmen global.

D. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan


Penyelenggaran Imunisasi dilaksanakan oleh UPT Puskesmas Karang Intan 2.
1. Fungsi dan Peran Puskesmas :
Kepala Puskesmas sebagai penanggung jawab dan mengkoordinir pelaksanaan Imunisasi
di Wilayah kerjanya. Bidan/tenaga kesehatan bertanggung jawab dalam pelaksanaan
Imunisasi (identifikasi balita yang akan di imunisasi, mengkoordinasi dengan
stakeholder, fasilitasi pertemuan)
2. Fasilitator dan Pelaksana
Fasilitator imunisasi adalah bidan atau petugas kesehatan yang telah mendapat pelatihan
imunisasi
3. Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana yang diperlukan untuk melaksanakan Imunisasi adalah:
- Ruang imunisasi kira kira 4mx5m, dengan ventilasi dan pencahayaan yang cukup.
- Alat tulis menulis
- Buku KIA
- Buku pegangan fasilitator,
- Tikar / Karpet
- Vaksin, spuit, kapas, alcohol, tempat sampah.
- Bantal, kursi ( jika ada)
Idealnya kelengkapan sarana dan prasarana seperti tersebut diatas, namun apabila
tidak ada ruangan khusus, dimanapun tempatnya bisa dilaksanakan sesuai kesepakatan
antara ibu hamil dan fasilitator.
4. Tahapan Pelaksanaan Imunisasi
a. Fasilitator atau pelaksana dipersiapkan untuk melaksanakan kelas ibu balita,
fasilitator imunisasi adalah bidan atau petugas kesehatan yang telah mendapatkan
pelatihan imunisasi.
b. Sosialisasi kelas imunisasi pada tokoh agama, tokoh masyarakat dan stakeholder
sebelum imunisasi dilaksanakan.
5. Persiapan pelaksanaan Imunisasi
Hal hal yang perlu disiapkan sebelum pelaksanaan imunisasi:
a. Melakukan identifikasi / mendaftar semua balita yang akan dilakukan imunisasi ada
di wilayah kerja.
b. Mempersiapkan tempat dan sarana pelaksanaan imunisasi, misalnya tempat di
Puskesmas , Poskesdes, Posyandu, atau dirumah salah satu warga masyarakat.
c. Mempersiapkan materi, alat bantu penyuluhan, dan jadwal pelaksanaan imunisasi .
d. Persiapan peserta balita yang akan diimunisasi mengundang ibu balita.
6. Pelaksanaan Imunisasi
Pelaksanaan imunisasi dilakukan sesuai dengan kesepakatan antara bidan/petugas
kesehatan dengan peserta /ibu balita dengan tahapan pelaksanaan.
Kegiatan imunisasi rutin adalah kegiatan yang dilakukan secara rutin dan terus menerus
yang dilaksanakan pada periode waktu yang telah ditetapkan.
Berdasarkan kelompok usia sasaran imunisasi rutin dibagi dalam :
a) Imunisasi rutin pada bayi dan balita
b) Imunisasi pada WUS (termasuk didalamnya ibu hamil)
c) Imunisasi rutin pada anak sekolah
Penyelenggaraan imunisasi dilaksanakan oleh pemerintah, swasta dan masyarakat,
dengan mempertahankan prinsip keterpaduan antara pihak terkait. Berdasarkan tempat
pelayanan imunisasi rutin dibagi menjadi :
a) Pelayanan imunisasi dalam gedung (komponen statis) dilaksanakan diruang KIA
Puskesmas Gunungsari dan di poskesdes untuk pemberian HB0 pada bayi baru lahir.
b) Pelayanan imunisasi diluar gedung (komponen dinamis) dilaksanakan di posyandu,
kunjungan rumah (pada pemberian HB0 bagi bayi yang lahir dirumah dan kegiatan
sweeping imunisasi/ pencarian sasaran yang tidak datang pada saat kegiatan posyandu)
dan disekolah.
c) Pelayanan imunisasi rutin yang diselenggarakan oleh pihak swasta seperti:
RS swasta
Dokter praktek
Bidan praktek
Perawat praktek
Kegiatan imunisasi tambahan adalah kegiatan imunisasi yang tidak rutin dilaksanakan,
hanya dilakukan atas dasar ditemukannya masalah dari hasil pemantauan atau evaluasi.
Yang termasuk dalam kegiatan imunisasi tambahan ini adalah :
Backlog Fighting adalah upaya aktif melengkapi imunisasi dasar pada anak yang
berumur 1 3 tahun pada desa non UCI setiap 2 tahun sekali.
a) Crash Program , kegiatan ini ditujukan untuk wilayah yang memerlukan intervensi
secara cepat karena masalah khusus, dalam hal ini di NTB yang akan dilakukan
Crash Program Campak adalah Kota Bima yang akan diselenggarakan pada tahun
2017.
Kegiatan imunisasi massal untuk antigen tertentu dalam wilayah yang luas dan waktu
tertentu, dalam rangka pemutusan rantai penyakit, antara lain :
a) PIN, merupakan suatu upaya untuk mempercepat pemutusan siklus kehidupan virus
polio importasi dengan cara memberikan vaksin polio pada bayi balita usia 0 59
bln tanpa memandang status imunisasinya. Pemberian imunisasi polio pada saat
PIN selain untuk memutus rantai penularan juga berguna sebagai booster atau
imunisasi ulangan polio. Untuk di Indonesia serentak akan dilaksanakan pada
tanggal 8 13 Maret 2016.
b) Sub PIN, merupakan suatu upaya untuk memutus rantai penularan polio bila
ditemukan 1 kasus polio dalam wilayah terbatas (kabupaten) dengan pemberian 2
kali imunisasi polio dalam interval 1 bulan secara serentak pada semua sasaran
berumur kurang dari 1 tahun.
c) Catch Up Campaign Campak, merupakan suatu upaya untuk memutuskan transmisi
penularan virus campak pada anak sekolah dan balita. Kegiatan ini dilakukan
dengan pemberian imunisasi campak secara serentak pada anak SD dari kelas 1 6
tanpa mempertimbangkan status imunisasi sebelumnya. Pemberian imunisasi
campak pada saat Catch Up Campak disamping untuk memutus rantai penularan,
juga berguna sebagai booster atau imunisasi ulangan (dosis kedua).

E. Cara Melaksanakan Kegiatan

Kebutuhan dalammasyarakat di tempat


Memilih materi yang dibutuhkan

Pertemuan Persiapan

Bentuk Tim

Sosialisasi IMunisasi

Persiapan

Pelaksanaan Imunisasi dan Pelaporan

Monitoring

Evaluasi

F. Sasaran
a. Bayi dibawah umur 1 tahun (0-11 bulan)
b. Ibu hamil (awal kehamilan - 8 bulan)
c. Wanita usia subur (calon mempelai wanita)
d. Anak sekolah dasar (kelas I-VI)
G. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
a) Pelayanan imunisasi dalam gedung (komponen statis) dilakukan diruang KIA pada
setiap hari Senin pada jam pelayanan.
b) Pelayanan luar gedung (komponen dinamis) :
Posyandu : jadwal posyandu dilaksanakan setiap bulan, bertempat dirumah
kepala dusun atau balai pertemuan desa dengan jadwal terlampir.
Kunjungan rumah untuk pemberian HB0 pada bayi baru lahir dirumah
dilaksanakan bersamaan Kunjungan Neonatus I pada usia 0 7 hari.
Kunjungan rumah untuk sweeping imunisasi dilaksanakan setiap 3 bulan sekali
dengan datang langsung kerumah sasaran tersebut.
Pada praktek/ klinik swasta dilaksanakan oleh pihak yang praktek sesuai jadwal
yang telah dibuat oleh pihak tersebut.

H. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan dan Pelaporan


Evaluasi dilakukan untuk melihat keluaran dan dampak baik positif maupun
negatif pelaksanaan imunisasi berdasarkan indikator. Dari hasil evaluasi tersebut bisa
dijadikan sebagai bahan pembelajaran guna melakukan perbaikan dan pengembangan
imunisasi berikutnya.
Evaluasi oleh pelaksana (bidan/koordinator bidan) dilakukan setiap selesai pertemuan. Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota serta Dinas Kesehatan Provinsi dapat melakukan
evaluasi bersama-sama misalnya 1 kali setahun.

I. Pencatatan, Pelaporan dan Evaluasi Kegiatan


1. Monitoring
Monitoring dilakukan dalam rangka melihat perkembangan dan pencapaian, serta
masalah dalam pelaksanaan imunisasi, hasil monitoring dapat dijadikaan bahan acuan
untuk perbaikan dan pengembangan imunisasi selanjutnya. Kegiatan monitoring
dilakukan secara berkala dan berjenjang mulai dari tingkat Desa, Kecamatan,
Kabupaten/ Kota dan Provinsi. Monitoring di tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota
dilakukan minimal setiap 3 (tiga) bulan sekali.
Hal-hal yang perlu dimonitor :
a) Peserta(keadaan dan minat peserta, kehadiran peserta, keaktifan bertanya)
b) Sarana prasarana (tempat, fasilitas belajar)
c) Fasilitator
d) Waktu (mulai tepat waktu, efektif )
2. Evaluasi
Cara melakukan evaluasi pelaksanaan imunisasi:
a. Evaluasi Kemampuan Fasilitator Pelaksanaan imunisasi.
1) Untuk mengetahui kemampuan fasilitator dalam memfasilitas pelaksanaan
imunisasi dilakukan evaluasi harian/setiap kali pertemuan.
2) Evaluasi dilakukan setiap akhir pertemuan
3) Evaluasi dilakukan oleh bidan dan koordinator bidan atau Dinas
4) Kesehatan Kabupaten atau Dinas Kesehatan Provinsi.
3. Pelaporan
Seluruh rangkaian hasil proses pelaksanaan imunisasi sebaiknya dibuatkan laporan.
Pelaporan hasil pelaksanaan imunisasi dijadikan sebagai dokumen, sehingga dapat
dijadikan sebagai bahan informasi dan pembelajaran bagi pihak-pihak yang
berkepentingan. Pelaporan disusun pada setiap selesai melaksanakan imunisasi.
Isi laporan minimal memuat tentang :
1) Waktu pelaksanaan
2) Jumlah peserta
3) Proses pertemuan
4) Masalah dan hasil capaian pelaksanaan
5) Hasil evaluasi
Pelaporan dilakukan secara berkala dan berjenjang dari bidan/tenaga kesehatan
pelaksana imunisasi ke Puskesmas Dinas Kesehatan Kabupaten Dinas Kesehatan
Provinsi Kementerian Kesehatan. Pelaporan oleh bidan/pelaksana pertemuan
imunisasi dilakukan setiap selesai pertemuan atau setiap angkatan pelaksanaan
imunisasi, Kabupaten dan Provinsi palaporan disusun setiap 3 (tiga) bulan sekali dan
laporan tahunan.

Mengetahui Karang intan, april 2017


Kepala upt puskesmas Karang intan 2 Pelaksana kegiatan

Rida husni, S. Kep, Ns (...................................)


Nip. 196912071991031004

Anda mungkin juga menyukai