Anda di halaman 1dari 80

LAPORAN PENDAHULUAN KUNJUNGAN ASUHAN KEPERAWATAN

KELUARGA TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA DENGAN


LANSIA

Disusun Oleh:

Nela Setia Resi

(20110400061)

PROGRAM PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO

2020/2021
LAPORAN PENDAHULUAN KUNJUNGAN ASUHAN KEPERAWATAN
KELUARGA TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA DENGAN
LANSIA

Kunjungan :1

Hari/Tanggal : Kamis, 4 Februari 2021

I. Pendahuluan
1. Latar Belakang
a. Karakteristik Keluarga
Salah satu aspek yang penting dalam keperawatan adalah keluarga
karena keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat yang
merupakan klien keperawatan atau si penerima asuhan keperawatan.
Keluarga memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan cara
asuhan yang diperlukan anggota keluarga yang sakit.
Keluarga juga menempati posisi di antara individu dan masyarakat,
sehingga dengan memberikan pelayanan kesehatan kepada keluarga,
perawat dapat mendapatkan keutungan dua sekaligus yaitu memenuhi
kebutuhan individu dan memenuhi kebutuhan masyarakat dimana
keluarga itu berada. Keluarga sebagai sistem sosial merupakan
kelompok terkecil dari masyarakat, terdiri dari dua orang atau lebih yang
tergabung dalam hubungan darah, perkawinan dan saling
ketergantungan yang mempunyai hubungan untuk menciptakan,
mempertahankan budaya dan meningkatakn perkembangan fisik,
mental, emosional serta sosial setiap anggota. Didalam menentukan
masalah pada suatu keluarga maka diperlukan beberapa yang sangat
terkait dalam melakukan proses keperawatan. Unsur-unsur yang
dimaksudkan dalam proses keperawatan ini meliputi pengkajian,
penetapan diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi, dan
evaluasi. Setiap tahap-tahap dari proses keperawatan sangatlah penting
dalam membantu mengatasi masalah kesehatan keluarga secara akurat.
Pengkajian merupakan tahapan awal dalam sebuah asuhan
keperawatan keluarga. Pada hari pertama dilakukan kunjungan ke
keluarga Tn. M pada hari Kamis, 4 Februari 2021 adalah membina
hubungan saling percaya dengan seluruh anggota keluarga Tn. M dan
wawancara dengan anggota keluarga untuk memudahkan saat dalam
mengumpulkan data secara akurat baik yang adaptif maupun yang
maldative, sehingga dengan hasil pendataan yang akurat mampu
memudahkan dalam menentukan masalah yang ada dalam diri
klien/anggota keluarga.
Hasil pengkajian didapatkan data bahwa keluarga Tn. M memiliki
5 orang anak, Tn. M dan Ny. K tinggal dirumahnya sendiri.
2. Data yang perlu dikaji lebih lanjut
a. Data umum
b. Riwayat dan tahap perkembangan
c. Lingkungan
d. Struktur keluarga
e. Fungsi keluarga
f. Stress dan koping keluarga
II. Proses Keperawatan
1. Diagnosa Keperawatan Keluarga
Belum ada
2. Tujuan Umum
Setelah dilakukan asuhan keperawatan diharapkan terkumpul data tentang
keluarga Tn. M dan masalah yang mungkin dalam keluarga.
3. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan pertemuan 1x30 menit didapatkan :
a. Hubungan saling percaya antara mahasiswa dan keluarga Tn. M
b. Terkumpul data umum, riwayat dan tahap perkembangan, lingkungan,
struktur keluarga, fungsi keluarga stress dan koping keluarga.
c. Teridentifikasi masalah kesehatan.
III. Implementasi Tindakan Keperawatan
1. Metode
a. Wawancara
b. Observasi
2. Media dan alat
a. Format pengkajian
b. Alat tulis
3. Waktu dan tempat
a. Hari/Tanggal : Kamis, 4 Februari 2021
b. Waktu : Pukul 16.30 WIB
c. Tempat : Di Desa Karangsoka RT/RW 01/01
IV. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. LP Kunjungan telah dibuat sebelumnya
b. Media telah disiapkan
c. Kontrak waktu telah disepakati
d. Mahasiswa hadir tepat waktu
2. Evaluasi Proses
a. Mhasiswa melakukan pengkajian dan pemeriksaan fisik
b. Media dan alat digunakan dengan benar
c. Pelaksanaan sesuai waktu dan strategi pelaksanaan
3. Evaluasi Hasil
a. Terkumpul data umum, riwayat dan tahap perkembangan, lingkungan,
struktur keluarga, fungsi keluarga, stress dan koping keluarga,
pemeriksaan fisik dan harapan keluarga.
b. Teridentifikasi masalah kesehatan.
c. Teridentifikasi pengetahuan keluarga tentang kesehatan.
LAPORAN PENDAHULUAN KUNJUNGAN ASUHAN KEPERAWATAN
KELUARGA TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA DENGAN
LANSIA

Kunjungan ke : II
Hari / Tanggal : Sabtu, 6 Februari 2021
I. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Dari hasil pengkajian pertama, yaitu pada hari Kamis, 4 November
2021 pukul 16.30-17.00 WIB didapatkan hasil pengkajian meliputi : data
umum, riwayat dan tahap perkembangan, lingkungan, struktur keluarga,
fungsi keluarga, stress dan koping keluarga. Hasil pengkajian menyebutkan
bahwa keluarga Tn. M berada pada tahap perkembangan keluarga dengan
keluarga lansia. Sehari-hari Tn. M dan Ny. K tinggal berdua saja, Tn. M
sudah tidak bekerja lagi, Ny. K adalah sebagai ibu rumah tangga.
Dari hasil pengkajian didapatkan bahwa Tn. K sering mengeluh
pusing, cengeng ditengkuk dan merasa pegal-pegal pada kedua kakinya. Tn.
M mengatakan bahwa dirinya mempunyai riwayat penyakit darah tinggi tetapi
tidak melakukan pemeriksaan secara rutin ke pelayanan kesehatan terdekat,
hanya minum obat yang dibelinya di apotek. Tn. M mengatakan bahwa
dirinya makan apa saja tidak ada ada pantangan. Sedangkan Ny. K sering
mengeluh pusing, cengeng ditengkuk, kadang-kadang merasa sesak pada
napasnya, merasa pegal-pegal dan kram pada kedua kakinya. Ny. K
mempunyai riwayat penyakit darah tinggi dan asma tetapi Ny, K tidak pernah
mengikuti posyandu lanisa dan sekarang sudah tidak kontrol lagi ke Rumah
Sakit Margono dengan alasan karena sedang pandemi korona. Adapun hasil
lainnya terkumpul data umum, riwayat dan tahap perkembangan, lingkungan,
struktur keluarga, fungsi keluarga, stress dan koping keluarga.
a. Data yang perlu dikaji lebih lanjut
1) Pengetahuan keluarga terkait penyakit yang diderit.
2) Koping keluarga saat terjadi keluhan akibat penyakit yang dialami.
3) Kemampuan untuk melakukan menghilangkan/ mengurangi keluhan yang
dirasakan
II. Proses Keperawatan
1. Diagnosa keperawatan keluarga
a. Pemeliharaan Kesehatan Tidak Efektif (D.0117)
b. Gangguan Interaksi Sosial (D.0118)
2. Tujuan Umum
Setelah dilakukan asuhan keperawatan diharapkan terkumpul data tentang
keluarga Tn. K dan masalah yang mungkin ada dalam keluarga.
a. Setelah dilakukan pertemuan 1x30 menit didapatkan :
1) Hubungan saling percaya antara mahasiswa dan keluarga Tn. K.
2) Terkumpul data umum, riwayat dan tahap perkembangan, lingkungan,
struktur keluarga, fungsi keluarga, stress dan koping keluargaa.
III. Implementasi Tindakan Keperawatan
1. Metode
a. Wawancara
b. Observasi
2. Media dan alat
a. Format Pengkajian
b. Alat Tulis
3. Waktu dan Tempat
a. Waktu : Sabtu 6 Februari 2021, pukul 15.30 WIB
b. Tempat : Rumah Tn. K Rt 01 Rw 01 Desa Karangsoka
IV. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi struktur
a. LP kunjungan telah dibuat sebelumnya
b. Media telah disiapkan.
c. Kontrak waktu telah disepakati
d. Mahasiswa hadir tepat waktu
2. Evaluasi proses
a. Mahasiswa melakukan pengkajian dan pemerikasaan fisik
b. Media dan alat digunakan dengan benar
c. Pelakasanaa sesuai waktu dan strategi pelaksanaan
3. Evaluasi hasil
a. Terkumpul data umum, riwayat dan tahap perkembangan, lingkungan,
struktur keluarga, fungsi keluarga, stress dan koping keluarga,
pemeriksaan fisik dan harapan keluarga.
b. Teridentifikasi masalah kesehatan.
c. Teridentifikasi pengetahuan keluarga tentang kesehatan.
d. Teridentifikasi masalah kesehatan.
LAPORAN PENDAHULUAN KUNJUNGAN ASUHAN KEPERAWATAN
KELUARGA TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA DENGAN
LANSIA

Kunjungan ke : III
Hari / Tanggal : Sabtu, 13 Februari 2021
I. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pada hari.....telah dilakukan intervensi untuk diagnosa pertama
yakni Keluarga mampu mengenal masalah kesehatan (TUK 1), keluarga
mampu memutuskan masalah kesehatan dalam keluarga (TUK 2),
perawatan keluarga (TUK 3), keluarga mampu memodifikasi lingkungan
(TUK 4), dan keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan (TUK 5).
Selain itu untuk intervensi diagnosa kedua yakni mengenal masalah (TUK
1) dan pengambilan keputusan (TUK 2), keluarga mampu memodifikasi
lingkungan (TUK 4),dan uarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan
(TUK 5). Untuk mengetahui sejauh mana kelurgaa paham dengan
intervensi yang diberikan maka mahasiswa memberikan evaluasi dalam
bentuk pertanyaan.
Berdasarkan data tersebut mahasiswa akan memberikan intervensi
pada diagnosa pertama yakni perawatan keluarga (TUK 3). Berdasarkan
hasil pada kunjungan ketiga didapatkan hasil meliputi keluarga
mengatakan keluarga baru memahami mengenai pengendalian dan
pencegahan darah tinggi dan cara kompres air hangat untuk
menghilangkan nyeri di tengkuk setelah mendapatkan penyuluhan,
keluarga paham cara pencegahan dan pengendalian darah tinggi serta
paham cara melakukan kompres air hangat.
2. Tujuan
a. Tujuan Umum
Keluarga Tn. M mampu memahami materi yang disampaikan dan
mampu mengaplikasikan cara mengurangi nyeri dengan kompres air
hangat.
b. Tujuan Khusus
1) Keluarga Tn.M mampu mengetahui tanda gejala darah tinggi
2) Keluarga Tn. M mampu mengetahui dan memahami penyebab
darah tinggi.
3) Keluarga Tn. M mampu mengetahui dan memahami pengendalian
dan pencegahan darah tinggi.
4) Keluarga Tn. M mampu mengetahui dan memahami hal yang harus
dilakukan ketika nyeri/cengeng ditengkuk.
II. Proses Keperawatan
1. Diagnosa Keprawatan Keluarga
a. Pemeliharaan Kesehatan Tidak Efektif (D.0117)
b. Gangguan Interaksi Sosial (D.0118)
2. Kriteria hasil (NOC)
a. Pemeliharaan kesehatan tidak efektif (D.0117)
1) Pemeliharaan kesehatan (L.12106)
2) Tingkat Pengetahuan (L.12110)
3) Perilaku kesehatan (L.12107)
4) Manajement Kesehatan (L.12104)
b. Gangguan Interaksi Sosial (D.0118)
1) Pemeliharaan kesehatan (L.12106)
2) Tingkat Pengetahuan (L.12110)
3) Perilaku kesehatan (L.12107)
4) Manajement Kesehatan (L.12104)

3. Intervensi (NIC)
a. Penyuluhan tentang pengendalian dan pencegahan darah tinggi
b. Kompres air hangat
III. Implementasi Tindakan Keperawatan
1. Metode
a. Wawancara
b. Observasi
c. Ceramah
2. Media dan alat
1. Lembar balik
2. Leaflet
3. Baskom
4. Handuk Kecil
5. Air hangat
3. Waktu dan Tempat
1. Waktu : Sabtu 13 Februari 2021, pukul 10.00 WIB
2. Tempat : Rumah Tn. M RT/RW 01/01 Desa Karangsoka
IV. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi struktur
a. LP kunjungan telah dibuat sebelumnya
b. Media telah disiapkan
c. Kontrak waktu telah disepakati
d. Mahasiswa hadir tepat waktu
2. Evaluasi proses
a. Mahasiswa melakukan penyuluhan tentang pengendalian dan
pencegahan darah tinggi serta teknik kompres air hangat untuk
menghilangkan nyeri di tengkuk
b. Media dan alat digunakan dengan benar
c. Pelakasanaa sesuai waktu dan strategi pelaksanaan
3. Evaluasi hasil
a. Keluarga Tn. M memahami materi apa yang dijelaskan
b. Keluarga Tn. M memahami cara mengurangi nyeri di tengkuk
c. Tn. M mengatakan akan melakukan kompres air hangat ketika nyeri
dirasakan ditengkuk.
LAPORAN PENDAHULUAN KUNJUNGAN ASUHAN KEPERAWATAN
KELUARGA TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA DENGAN
LANSIA

Kunjungan ke : IV
Hari / Tanggal : Minggu, 14 Februari 2021
I. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Berdasarkan pertemuan sebelumnya pada keluarga Tn. M
didapatkan data bahwa setelah penyuluhan keluarga Tn. M telah mengerti
mengenai pengendalian dan pemcegahan hipertensi serta cara mengurangi
ketika terjadi nyeri di tengkuk. Mahasiswa telah melaksanakan intervensi
mengenalkan masalah (TUK 1) sampai pemanfaatan fasilitas kesehatan
(TUK 5). Untuk mengetahui sejauhmana pencapaian TUK-TUK tersebut,
mahasiswa memberikan beberapa pertanyaan mengenai materi yang telah
disampaikan. Mahasiswa menjelaskan kembali materi yang belum
dimengerti dan selanjutnya mahasiswa mengobservasi apakah Tn. M
mengaplikasikan cara mengurangi nyeri yang dirasakan.
2. Masalah keperawatan keluarga
a. Kategori : Perilaku
Subkategori : Penyuluhan dan pembelajaran
Diagnosa Keperawatan : Pemeliharaan Kesehatan Tidak Efektif
(D.0117).
b. Gangguan Interaksi Sosial (D.0118)
II. Proses Keperawatan
1. Diagnosa Keprawatan Keluarga
a. Pemeliharaan Kesehatan Tidak Efektif (D.0117) \
b. Gangguan Interaksi Sosial (D.0118)
2. Kriteria hasil (NOC)
a. Pemeliharaan kesehatan tidak efektif (d.0117)
1) Pemeliharaan kesehatan (L.12106)
2) Tingkat Pengetahuan (L.12110)
3) Perilaku kesehatan (L.12107)
4) Manajement Kesehatan (L.12104)
b. Gangguan Interaksi Sosial (D.0118)
1) Pemeliharaan kesehatan (L.12106)
2) Tingkat Pengetahuan (L.12110)
3) Perilaku kesehatan (L.12107)
4) Manajement Kesehatan (L.12104)
3. Intervensi (NIC)
Observasi Tn. M pelaksaan materi yang diajarkan
III. Implementasi Tindakan Keperawatan
1. Metode
Wawancara dan Observasi
2. Media dan alat
3. Waktu dan Tempat
Waktu : Minggu, 14 Februari 2021 pukul 10.00 WIB
Tempat : Rumah Tn. M Rt 01 Rw 01 Desa Karangsoka
IV. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi struktur
a. LP kunjungan telah dibuat sebelumnya
b. Media telah disiapkan
c. Kontrak waktu telah disepakati
d. Mahasiswa hadir tepat waktu
2. Evaluasi proses
a. Mahasiswa melakukan Observasi Tn. M pelaksaan materi yang
diajarkan
b. Media dan alat digunakan dengan benar
c. Pelakasanaa sesuai waktu dan strategi pelaksanaan
3. Evaluasi hasil
1. Keluarga Tn. M memahami cara mengurangi nyeri ditengkuk
2. Tn. M mengatakan melakukan kompres air hangat yang diajarkan
ketika nyeri dirasakan.
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA LANSIA PADA KELUARGA Tn
M DI RT 01 RW 01 DESA KARANGSOKA KECAMATAN KEMBARAN
KABUPATEN BANYUMAS

Disusun Oleh:

Nela Setia Resi

(20110400061)

PROGRAM PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO

2020/2021
1. Pengkajian
a. Data Umum
1) Nama KK : Tn. M
2) Usia : 72 Tahun
3) Pendidikan : SD
4) Pekerjaan : Tidak bekerja
5) Alamat ( Nomer HP ) : Desa Karangsoka
6) Komposisi Anggota Keluarga
Pendidi Imunisasi
No. Nama Usia JK Hub Pekerjaan
kan BCG Polio DPT Hepatitis Campak
1. Ny. K 63 P Istri SD IRT - - - - -

7) Genogram : Komposisi Tn. M dan Ny. K


Keterangan :

: Laki – laki : Garis Perkawinan

: Perempuan : Garis Keturunan

: Meninggal ----- : Tinggal Satu Rumah

8) Tipe Keluarga
Tipe keluarga Tn. M dan Ny. K yaitu keluarga inti ( nuclear family),
karena terdiri dari suami dan istri.
9) Latar Belakang budaya dan Suku Bangsa ; mitos, pengguna pelayanan
kesehatan komplementer, dll
Tn. M mengatakan asli suku Jawa dan asli orang Banyumas. Ny. K
juga asli suku Jawa dan asli orang Cilacap.
10) Agama
Keluarga Tn. M beragama islam, kegiatan beribadah Tn. M terkadang
pergi ke musholah untuk solat berjamaah dan Ny. K beribadah di
rumah.
11) Sosial Ekonomi Keluarga
Tn. M sudah tidak bekerja sedangkan Ny. K merupakan IRT. Tn. M
mengatakan untuk tingkat status sosial ekonomi sehari-hari
mengandalkan dari anak-anaknya.
12) Aktivitas Rekreasi
Keluarga Tn. M tidak pernah pergi berekreasi. Tn. M mengatakan
biasanya hanya jalan-alan disekitar rumah di samping rumah dan
membersihkan rumah bersama istri.
b. Riwayat dan Tahap Perkembangan
1) Tahap Perkembangan Keluarga saat ini
Keluarga Tn. M saat ini masuk pada tahap perkembangan keluarga
dengan usia lanut karena saat ini Tn. M berusia 73 tahun dan Ny. K 63
tahun. Adapun tugas-tugas perkembangan lansia menurut Duvall dan
Miler (1985) adalah sebagai berikut :
a) Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan
b) Menyadari diri dengan kematian pasangan hidup
c) Menyadari diri dengan menurunnya kekuatan fisik dan
kesehatan
d) Menyadari diri dengan masa pensiun dan berkurangnya incom
(penghasilan keluarga)
e) Menyadari kesadaran suami/istri saling merawat satu sama lain
f) Mempertahankan hubungan dengan anak
g) Mempertahankan hubungan dengan sosial masyarakat.
2) Tahap Perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Keluarga Tn. M dalam kesadaran saling merawat satu sama lain
belum sepenuhnya terpenuhi. Tn. M mengatakan jarang menemani Ny.
K ketika melakukan kontrol ke Rumah sakit karena Tn. M juga
terkadang merasa badanya lelah sehingga yang mendampingi Ny. K
untuk kontrol ke Rumah Sakit adalah menantunya.
Tn. M mengatakan bahwa suasana rumahnya terasa sepi hanya
tinggal berdua saja dengan Ny. K, karena anak-anaknya sudah
berumah tangga semua dan sudah mempunyai rumah sendiri serta
jarang berkunjung ke rumah, Keluarga Tn. M mengatakan merasa
senang dikunjungi saat pengkajian karena selama ini di rumahnya sepi.
Ny. K mengatakan bahwa dirinya dan Tn. K jarang berkunjung ke
rumah tetangga dan tidak pernah mengikuti pertemuan-pertemuan
warga.
Jadi berdasarkan penjelasan diatas disimpulkan bahwa tahap
perkembangan keluarga Tn. M yang belum terpenuhi adalah
menyadari kesadaran suami/istri saling merawat satu sama lain dan
mempertahankan hubungan dengan anak serta mempertahankan
hubungan dengan sosial masyarakat.
3) Riwayat Keluarga Inti
Tn. M mengatakan bahwa sering merasa pusing, cengeng secara
tiba-tiba, kaki kanan dan kaki kiri terasa pegal-pegal, saat diperiksa
tekanan darahnya 172/69 mmHg. Tn. M mengatakan bahwa dirinya
mempunyai riwayat darah tinggi dan Tn. M pernah di rawat di Rumah
Sakit Margono pada tahun 2018 karena masalah demam berdarah, dan
juga Tn. M mengatakan bahwa penglihatannya sedikit tidak jelas
ketika melihat benda yang jauh serta pendengarannya sudah berkurang.
Ny. K mengatakan bahwa dirinya sering merasa pusing, kadang-
kadang napasnya merasa sesak, kaki kanan dan kaki kiri merasa pegal-
pegal dan kram, ketika diperiksa tekanan darahnya 179/105 mmHg.
Ny. K mengatakan bahwa dirinya mempunyai riwayat darah tinggi dan
riwayat asma. Ny. K mengatakan bahwa pada tahun 2019 pernah
dirawat di Rumah Sakit Margono karena masalah pernapasan.
4) Riwayat Keluarga Sebelumnya
Tn. M mengatakan bahwa bapak dan ibunya sudah meninggal
lama, keluhan yang dirasakan oleh Bapak dari Tn. M sebelum
meninggal yaitu demam, tidak mau makan, lidah merasa pait dan
aktivitas sehari-harinya seperti BAB, BAK serta mandi dibantu oleh
anak-anaknya. Sedangkan Ibu dari Tn. M meninggal karena sakit
dengan keluhan pusing, ketika hendak makan selalu mual dan
badannya merasa lemas.
Ny. K mengatakan bahwa Bapaknya sebelum meninggal badanya
merasa sakit semua dan untuk jalan harus dibantu. Sedangkan Ibu dari
Ny. K meninggal ketika di rawat dirumah sakit dengan keluhan yang
dirasakan yaitu napasnya merasa sesak, semua tubuhnya merasa sakit
dan tubuhnya merasa lemas.

c. Lingkungan
1) Karakteristik Rumah
Rumah keluarga Tn. M merupakan jenis rumah permanan dengan
status kepemilikan milik sendiri. Lantai dari keramik dan bagian dapur
dari semen, atap genting dan sudah terdapat ternit , ukuran rumah 8x6
meter, terdiri 1 ruang tamu, 2 kamar tidur, 1 ruang keluarga, 1 kamar
mandi terdapat jamban, sumber air berupa sumur. Terdapat saluran
pembuangan air di belakang rumah. Adanya sarana pembuangan
sampah berupa ember. Ventilasi udara dan sinar matahari masuk
melalui pintu depan karena jendela depan, jendela samping dan jendela
kamar jarang dibuka, sehingga rumah pengap dan kurang
pencahayaan. Lingkungan depan Keluarga terlihat becek karena masih
tanah. Tn. M memasak menggunakan bahan bakar gas.

Denah Keuarga Rumah Tn. M

Dapur
WC
Kamar 2

Kamar 1

R.
R. tamu Tengah

Teras

2) Karakteristik Tetangga dan Komunitas RW


Sebagian besar tetangga bekerja sebagai petani. Hubungan
keluarga Tn. M dengan tetangga sangat baik dan ramah. Jarak rumah
keluarga Tn. M dengan tetangga berdekatan. Sampai saat ini tidak ada
budaya setempat yang mempengaruhi kesehatan. Sedangkan sarana
transportasi yang digunakan oleh warga adalah sepeda motor.
3) Mobilitas geografis Keluarga
Tn. M dan Ny. K pernah tinggal hanya beberapa bulan di Cilacap
setelah pernikahan, lalu Tn. M dan Ny. K pindah ke Desa Karangsoka
dan menempati di rumah yang sekarang sampai anak-anaknya menikah
dan mempunyai rumah sendiri.
4) Perkumpulan Keluarga dan Interkasi dengan Masyarakat
Tn. M dan Ny. K mengatakan selalu berinteraksi dengan baik
dengan masyarakat sekitar. Terkadang ada teman Tn. M yang
berkunjung ke rumahnya, dan Ny. K mengatakan terkadang bertemu
atau berbincang-bincang dengan tetangga yang dekat dengan
rumahnya.
5) Sistem Pendukung Keluarga
Tn. M dan Ny. K mengatakan jika sakit yang mengantar berobat
yaitu terkadang menantunya yang bertempat tinggal di Purwokerto
atau keponakannya yang bertempat tinggal di sebelah rumahnya
karena anaknya sibuk bekerja. Keluarga Tn. M memiliki BPJS untuk
membantu biaya pengobatan bila ada anggota keluarga yang sakit.
d. Struktur Keluarga
1) Pola Komunikasi Keluarga
Tn. M mengatakan bahwa mengatasi masalah menjadi tanggung
jawab bersama dalam keluarga. Sehingga jika terdapat masalah dalam
Keluarga biasanya Ny. K berdiskusi dengan Tn. M untuk mengambil
keputusan. Kemudian jika membutuhkan bantuan untuk mengantar Tn.
M dan Ny. K meminta bantuan kepada menantunya atau
keponakannya yang rumahnya dekat dengan keluarga Tn. M.
2) Struktur Kekuatan Keluarga
Tn. M mengatakan dalam aktivitas sehari-hari keluarga saling
perhatian dan merasakan bahwa mengatasi masalah menjadi tanggung
jawab bersama keluarga, dan keputusan yang diambil atas kesepakatan
bersama
.
3) Struktur Peran
Tn. M berperan sebagai kepala rumah tangga, sedangkan Ny. K
berperan sebagai ibu rumah tangga, untuk memenuhi kebutuhan
sehari-harinya Tn. M dan Ny. K hanya mengandalkan anaknya karena
Tn. M sudah tidak bekerja lagi.
4) Nilai atau Norma Keluarga
Sebagai bagian dari masyarakat jawa dan beragama islam, keluarga
Tn. M memiliki nilai-nilai dan norma dianut seperti sopan santun
terhadap suami dan istri.
e. Fungsi Keluarga
1) Fungsi Afektif
Keluarga Tn. M saling menyayangi dan saling menghargai antar
anggota keluarga.
2) Fungsi Sosialisasi
Keluarga Tn. M mengatakan bahwa selalu bersosialisasi dengan
warga sekitar, tetapi Tn. M tidak pernah mengikuti pertemuan-
pertemuan di Desa serta Tn. M dan Ny. K tidak pernah mengikuti
posyandu lansia.
3) Fungsi Perawatan Kesehatan
a) Mengenal Masalah Kesehatan
Tn. M mengatakan mengetahui kalau Ny. K mempunyai
keluhan, seperti pusing, kadang-kadang napasnya merasa sesak,
kaki kanan dan kaki kiri merasa pegal-pegal dan kram. Tn. M
menambahkan bahwa penyebab keluhan pusing yang dirasakan Ny
K akibat darah tinggi yang dideritanya ditandai dengan merasa
cengeng dan gliyengan terkadang tidak ada yang dirasa oleh Ny. K.
Tn. M juga mengatakan bahwa Ny. K jarang meminum obat darah
tinggi. Tn. M mengatakan penyebab keluhan sesak napas yang
dirasakan Ny. K akibat kecapean ditandai dengan saat bernapas
merasa berat di dada, dan Tn. M menjelaskan bahwa penyebab
keluhan pegel dan kram dikaki diakibatkan karena faktor usia yang
ditandai dengan merintih ketika kaki merasa sakit.
Ny. K mengatakan mengetahui kalau Tn. M mempunyai
keluhan seperti pusing, cengeng, kaki kanan dan kaki kiri terasa
pegal-pegal. Ny. K menjelaskan bahwa penyebab pusing yang
dikeluhkan oleh Tn. M karena akibat darah tinggi yang ditandai
dengan merasa cengeng di tengkuk. Menurut Ny. K, Tn. M
mengalami pegal-pegal pada kaki karena faktor usia yang ditandai
dengan merintih sakit di kaki.
b) Mengambil Keputusan
Ny. K mengatakan jika Tn. M mengeluh pusing dan
cengeng serta kak pegel-pegel semua maka langkah yang diambil
untuk mengatasinya yaitu dengan membeli obat di Apotek UMP.
Apabila keluhannya tidak kunjung sembuh biasanya Tn. M periksa
ke Puskesmas Kembaran I.
Tn. M mengatakan jika Ny. K mengalami keluhan seperti
pusing, sesak napas dan kaki merasa pegal-pegal semua untuk
mengatasinya yaitu meminum obat dari dokter tetapi jika
keluhannya tidak kunjung sembuh maka Ny. K periksa ke Rumah
Sakit Margono.
c) Merawat Anggota Keluarga
Tn. M mengatakan jika Ny. K sedang pusing yang
dilakukan oleh Tn. M yaitu mengingatkan Ny. K untuk istirahat
dan tetap mengkonsumsi obat darah tinggi namun Ny. K jarang
meminum obatnya. Tn. M mengatakan ketika Ny. K merasa sesak
napas yang dilakukan oleh Ny, K untuk mengurangi sesak
napasnya hanya duduk saja dan Tn. M menjelaskan jika kaki Ny. K
merasa pegal-pegal dan kram biasanya yang dilakukan Ny. K
untuk mengurangi rasa pegal-pegalnya yaitu dipijat-pijat sendiri,
kadang-kadang Tn. M membantu Ny. K untuk memijat kaki Ny.K.
Sedangkan Ny. K mengatakan jika Tn. M sedang merasa
pusing Ny. K selalu mengingatkan Tn. M untuk meminum obat
darah tinggi tetapi yang dilakukan Tn. M kadang hanya tiduran
saja tidak meminum obatnya. Ny. K mengatakan ketika Tn. M
merasa kakinya pegal-pegal yang dilakukan Tn. M untuk
mengurangi pegel-pegel dikakinya yaitu memijat-mijat kakinya
sendiri.
d) Memelihara Lingkungan
Keluarga Tn. M mengatakan jika membuang sampah di
tempat sampah di depan rumah dan kemudian dibakar di belakang
rumah ketika sudah menumpuk. Tn. M mengatakan jika hujan
halaman di depan rumah terlihat kotor karena masih tanah. Di
ruang tamu keluargaTn. M sedikit berantakan.
e) Menggunakan Sumber/Fasilitas Kesehatan
Tn. M mengatakan keluarganya menggunakan BPJS ketika
berobat di Rumah Sakit. Ny. K mengatakan selalu rutin kontrol
setiap bulannya di Rumah Sakit Margono tetapi saat ada pandemi
covid-19 Ny. K tidak kontrol lagi.
4) Fungsi Reproduksi
Keluarga Tn. M memiliki 5 anak. Saat ini Ny. K sudah menopause
5) Fungsi Ekonomi
Tn. M mengatakan jika setiap bulan anaknya mentransfer uang
untuk kehidupan sehari-harinya. Ny. K mengatakan uang yang
ditransfer oleh anaknya dicukupkan untuk memenuhi kebutuhan
sehari-harinya.
f. Stress dan Koping Keluarga
1) Stress Jangka Pendek dan Panjang
Stressor Jangka Pendek : Tn. M dan Ny. K mengatakan kangen
dengan anak-anaknya dan cucu-cucunya. Ny. K mengatakan
sebenarnya sangat ingin bertemu dan kumpul bersama dengan semua
anak-anaknya dan cucu-cucunya. Tn. M mengatakan bahwa jarang
berkomunikasi dengan anak-anaknya karena semua anak-anaknya
sibuk bekerja.
Stressor Jangka Panjang : Tn. M dan Ny. K mengatakan sering
berfikir tentang penyakitnya yang semakin kesini semakin banyak
keluhan yang dirasakan.
2) Kemampuan Keluarga Berespon Terhadap Situasi/Stressor
Keluarga Tn. M memaklumi keadaan karena anak-anaknya sibuk
bekerja sehingga jarang mengunjunginya.
3) Strategi Koping yang digunakan
Keluarga Tn. M dalam menghadapi permasalahan yaitu
mendiskusikannya terlebih dahulu sebelum mengambil keputusan
4) Strategi Adaptasi Disfungsional
Keluarga Tn. M mengatakan jika ada masalah keluarga
dimusyawarahkan atau didiskusikan berdua dengan Ny. K untuk
mencari solusi terbaik.
g. Pemeriksaan Fisik (Seluruh anggota keluarga yang tinggal satu rumah)

No Pemeriksaan Tn. M Ny K
Fisik
1 Kepala Tidak terdapat luka, Tidak terdapat luka,
Rambut bersih, sudah Rambut bersih, sudah
beruban, rambut lurus beruban, rambut sedikit
dan pendek. ikal dan panjang

2 Mata Penglihatan Penglihatan berkurang,


berkurang, tidak tidak memakai
memakai alat bantu kacamata, tidak ada
hordeulum
3 Hidung Kebersihan cukup, Kebersihan cukup,
tidak ada krepitasi, tidak ada
penciuman baik tidak krepitasi,penciuman
berkurang baik tidak berkurang.
4 Telinga Tidak terdapat Tidak terdapat
perdarahan, perdarahan, kebersihan
kebersihan cukup cukup
5 Mulut Mulut tampak bersih, Mulut tampak bersih,
tidak ada stomatitis, tidak terdapat
gigi mulai berkurang stomatitis, gigi mulai
dan terdapat plak pada berkurang dan terdapat
gigi. Tm. M plak pada gigi. Tn. M
mengatakan sikat gigi mengatakan sikat gigi
2 x perhari 2x perhari.
6 Leher Tidak ada pembesaran Tidak ada pembesaran
kelenjar thyroid, tidak kelenjar thyroid, tidak
ada gangguan ada gangguan menelan
menelan dan tidak ada dan tidak ada
pembesaran kelenjar pembesaran kelenjar
getah bening getah bening
7 Dada Inspeksi : Naik Inspeksi : Naik
turunnya dada sama turunnya dada saat
saat inspirasi- inspirasi dan ekspirasi
ekspirasi. sama tapi sedikit lebih
Palpasi : tidak terdapat lambat.
nyeri tekan. Palpasi : tidak terdapat
Perkusi : Sonor nyeri tekan
Auskultasi : tidak ada Perkusi : sonor
bunyi nafas tambahan. Auskultasi : ada suara
tambahan
8 Abdomen Inspeksi : tidak ada Inspeksi : tidak ada
bekas luka bekas luka
Auskultasi : bising Auskultasi : bising
usus 10 kali/menit usus10 kali/menit
Perkusi : bunyi perut Perkusi : bunyi perut
tidak kembung. tidak terdengar
Palpasi : tidak terdapat kembung.
nyeri tekan dan juga Palpasi : tidak terdapat
nyeri lepas. nyeri tekan dan juga
nyeri lepas.
9 Ekstremitas Tidak terdapat edema Tidak terdapat edema
dikaki, sering pegal- dikaki, sering pegal-
pegal, turgor kulit pegal dan kram, turgor
tampak sudah keriput kulit tampak sudah
5 5 keriput
5 5 5 5
5 5

10 Tanda-tanda TD : 172/69 mmHg TD : 179/105 mmHg


vital N : 60x/menit N : 81x/menit
RR : 20x/menit RR : 19x/menit

h. Harapan Keluarga
Bpk. M dan Ibu K mengatakan hanya berharap selalu diberi
kesehatan oleh Allah SWT. Keluarga Bpk M berharap dengan adanya
mahasiswa yang sedang melakukan pengkajian, keluarga dapat
mengetahui informasi terutama cara untuk mengurangi keluhan-keluhan
yang dirasakan.

II. Analisa Data

No Data (Ds/Do) Problem


1 DS : Kategori : Perilaku
a. Tn. M mengatakan tiba-tiba Subkategori :
sering merasa pusing dan Penyuluhan dan pembelajaran
cengeng di tengkuk, untuk Diagnosa Keperawatan :
menghilangkan rasa pusing Pemeliharaan Kesehatan Tidak
dan cengengnya Bpk. M Efektif (D.0117).
meminum obat yang
dibelinya di apotek, kadang
hanya tiduran saja untuk
megurangi pusing dan
cengengnya.
b. Tn. M mengatakan sudah
lama mempunyai riwayat
penyakit darah tinggi.
c. Tn. M mengatakan kaki
kanan dan kaki kiri sering
merasa pegal-pegal, untuk
menghilangkan rasa sakitnya
hanya dilakukan pemijatan
sendiri,kadang dibiarkan saja.
d. Ny. K mengatakan selama ini
makan apa saja dan tidak ada
makanan yang dihindari.
e. Ny. K mengatakan tiba-tiba
sering merasa pusing,
f. Ny. K mengatakan jarang
meminum obat darah tinggi
g. Ny. K mengatakan ketika
napasnya sesak yang
dilakukan untuk mengurangi
sesak napasnya yaitu dengan
duduk dan meminum obat
dari dokter.
h. Ny. K sudah tidak kontrol
beberapa bulan yang lalu
dengan alasan sedang ada
pandemi korona.
i. Ny. K mengatakan bahwa
dirinya dan suami sudah
tidak mengikuti posyandu
lansia.
DO :
a. Tn. M selalu meminta untuk
mengulangi pertanyaan yang
diberikan
b. Ny. menunjukan obat tablet
yang dikonsumsi oleh Tn. M
dan Ny. K
c. Saat kunjungan ke rumah
Keluarga Tn. M, Tn. M dan
Ny, K sedang duduk didepan
rumah hanya berdua saja.
d. Tn. M, TD : 172/69 mmHg,
N : 69 x/menit, RR :
20x/menit
e. Ny. K, TD : 179/105 mmHg,
N : 81x/menit, RR :
19x/menit
2 DS :
a. Tn. M mengatakan bahwa Gangguan Interaksi Sosial
dirinya jarang berkomunikasi (D.0118)
dengan anak-anaknya, karena
semua anak-anaknya sibuk
bekerja dan sudah
mempunyai rumah sendiri-
sendiri jadi jarang
berkunjung ke rumah Tn. M
dan Ny. K.
b. Tn. M mengatakan jarang
berkunjung ke rumah
tetangga
c. Ny. K mengatakan ketika
kontrol yang mengantar yaitu
keponakannya atau
menantunya
d. Ny.K mengatakan bahwa
dirinya kangen dengan anak-
anaknya dan ingin dikunjungi
e. Ny. K mengatakan bahwa
sekarang jarang berkunjung
ke tempat tetangga.
DO :
a. Rumah keluarga Tn. M
tampak sepi
b. Ny. K selalu menceritakan
anak-anaknya
c. Ketika melakukan pengkajian
keponakan Tn. M datang
kerumah keluarga Tn. M

III. Diagnosa Keperawatan


a. Perumusan Diagnosa Keperawatan
1 Pemeliharaan Kesehatan Tidak Efektif (D.0117).
2 Gangguan Interaksi Sosial (D.0118)
b. Skoring Prioritas
1 Pemeliharaan Kesehatan tidak efektif
No. Kriteria SkalaBobot Skor Pembenaran

1. Sifat Masalah 1 3/3x1 Tn. M mengatakan sering merasa pusing dan

 Aktual 3 =3/3 cengeng di tengkuk. Ny. K mengatakan sering


merasa pusing.
 Resiko 2

 Potensial 1

2. Kemungkinan 2 1/2x2 Kemungkinan masalah bisa dirubah yaitu


masalah dapat =1 setelah diberikan pendidikan kesehatan tentang
dirubah tindakan untuk mengurangi nyeri, dan

 Mudah 2 tergantung Tn. M serta Ny. K apakah mau


melakukan atau tidak tindakan yang sudah
 Sebagian 1
diajarkan
 Tidak dapat 0

3. Potensial masalah 2 1/3x2 Potensial masalah untuk diubah cukup, karena


untuk dicegah =2/3 Tn. M dan Ny. K ada keinginan untuk mencoba

 Tinggi 3 melakukan pemeriksaan ke dokter tetapi obat


yang diberikan oleh dokter jarang meminumnya
 Cukup 2

 Rendah 1

4. Menonjolnya 1 1/2x1 Masalah harus segera ditangani, karena jika


masalah =1/2 pusing dan cengeng dibiarkan akan
 Masalah berat 2 mengganggu aktifitas yang sedang
harus segera dilakukan.
ditangani 1
 Ada masalah
tapi tidak perlu
segera ditangani
 Masalah tidak
dirasakan 0

Total Skor 3 1/6

c. Gangguan Interaksi Sosial


No. Kriteria Skala Bobot Skor Pembenaran

1. Sifat Masalah 1 1/3x1 Ny. K mengatakan tidak ada masalah yang


 Aktual 3 =1/3 serius dengan anaknya.

 Resiko 2

 Potensial 1

2. Kemungkinan 2 1/2x2 Tn. M mengatakan hanya bisa memaklumi


masalah dapat =1 keadaan, karena anak-anaknya yang sibuk
dirubah bekerja sehingga tidak bisa mengunjunginya.
 Mudah 2

 Sebagian 1

 Tidak dapat 0

3. Potensial masalah 2 1/3x2 Ny. K mengatakan sampai saat ini belum berani
untuk dicegah =2/3 mengatakan kepada anak-anaknya beliau
 Tinggi 3 kangen dan ingin dikunjungi karena takut
 Cukup 2 melukai perasaan anak-anaknya.

 Rendah 1

4. Menonjolnya 1 0/2x1 Meskipun tidak ada dukungan baik fisik


masalah =0 maupun mental kepada Tn. M dan Ny. K
 Masalah berat keluarga Tn. M tetap melakukakan aktivitas
harus segera 2
sehari-hari sebagaimana mestinya.
ditangani
 Ada masalah 1
tapi tidak perlu
segera
ditangani
 Masalah tidak 0
dirasakan

Total Skor 1 2/3


IV. Perencanaan
No Diagnosa dan Tujuan Luaran Kriteria Hasil Intervensi
( TUM dan TUK) dan
Ekspektasi
DX Kategori : Pemeliharaa Kriteria A T Edukasi Proses Penyakit
1 Perilaku n Kesehatan Menunjukkan 3 5 (I.1244)
Meningkat pemahaman OBSERVASI
Subkategori : perilaku sehat  Identifikasi kesiapan dan
Penyuluhan meningkat kemampuan menerima
dan Pembelajaran Kemampuan 3 5 informasi
menjalankan TERAPEUTIK
Diagnosa perilaku sehat  Sediakan materi dan
Keperawatan : meningkat media pendidikan
Pemeliharaan Menunjukkan 3 5 kesehatan.
Kesehatan Tidak minat  Jadwalkan pendidikan
Efektif meningkatkan kesehatan sesuai
(D.0117) perilaku sehat kesepakatan.
meningkat  Berikan kesempatan
TUM : untuk bertanya.
Setelah dilakukan EDUKASI
Intervensi  Jelaskan penanganan
Keperawatan,diharapka masalah kesehatan.
n keluarga mampu
 Ajarkan program
memelihara kesehatan
kesehatan dalam
anggota keluarga.
kehidupan sehari-hari.
TUK 1 :
 Ajarkan cara
Setelah dilakukan
pemeliharaan kesehatan
tindakan keperawatan,
keluarga mampu
mengenal masalah
kesehatan.

TUK 2 Pemeliharaa Kriteria A T Dukungan pengambilan


Setelah dilakukan n kesehatan Kemampuan 3 5 keputusan (I.09265)
tindakan keperawatan meningkat membuat OBSERVASI
keluarga mampu keputusan  Identifikasi persepsi
mengambil keputusan meningkat mengenai masalah dan
V. Implementasi dan Evaluasi
No Hari/Tanggal/ Implementasi (Per Tuk) Evaluasi (SOAP) Paraf
D Jam
X
1 Sabtu, 13 TUK 1 : Keluarga mampu mengenal S: Nela
Februari 2021 masalah kesehatan a. Keluarga Tn. M mengatakan sekarang mengetahui
a. Menjelaskan mengenai tanda dan mengerti mengenai tanda dan gejala darah
gejala darah tinggi tinggi, penyebab, pengendalian dan pencegahan
b. Menjelaskan penyebab darah darah tinggi
tinggi b. Keluarga Tn. M mengatakan sekarang memahami
c. Menjelaskan pencegahan darah dan cara penatalaksanaan untuk mengatasi nyeri di
tinggi tengkuk.
d. Mengajarkan cara meredakan O:
atau mengurangi nyeri yang a. Keluarga Tn. M tampak memperhatikan dan
dirasakan mendengarkan saat penyuluhan berlangsung
b. Keluarga Tn. M menanyakan mengenai hal-hal
yang belum dimengerti kepada penyuluh
c. Keluarga Tn. M bisa menjawab pertanyaan yang
diberikan penyuluh
A : Masalah teratasi sebagian
Kriteria Awal Target Akhir
Menunjukkan 3 5 4
pemahaman
perilaku sehat
meningkat
Kemampuan 3 5 4
menjalankan
perilaku sehat
meningkat
Menunjukkan 3 5 4
minat
perilaku sehat
meningkat

P : Lanjutkan Intervensi
Ajarkan cara meredakan atau mengatasi gejala yang
dirasakan

TUK 2: Keluarga mampu S: Nela


memutuskan masalah kesehatan  Keluarga Tn. M mengatakan ingin mengubah gaya
dalam keluarga hidup seperti berolahraga ringan untuk
 Memberikan informasi yang mengendalikan dan mencegah darah tinggi serta
diminta keluarga mengurangi konsumsi makan-makanan yang dapat
 Memotivasi keluarga untuk meningkatkan darah tinggi
memutuskan mengatasi nyeri  Keluarga Tn. M mengatakan setuju dengan
yang dialami Tn. M dilakukan kompres air hangat untuk mengurangi
nyeri di tengkuk.
O:
 Keluarga Tn. M dapat menjawab pertanyaan
mengenai hal yang harus dilakukan untuk
mengatasi nyeri di tengkuk.
A : Masalah teratasi sebagaian
Kriteria Awal Target Akhir
Kemampu 3 5 4
an
membuat
keputusan
meningkat
Pertimban 3 5 4
gan
alternatif
saat
memutusk
an
meningkat

P : Lanjutkan Intervensi
Memotivasi keluarga untuk memutuskan mengatasi
nyeri yang sering dialami Tn. M
TUK 3: Keluarga mampu merawat S: Nela
Menjelaskan penanganan masalah  Keluarga Tn. M mengatakan mengerti cara
kesehatan (Nyeri) dengan melakukan melakukan kompres air hangat
kompres air hangat setiap kali  Keluarga Tn. M mengatakan akan melakukan
merasakan atau nyeri pada tengkuk Kompres air hangat yang sudah diajarkan ketika
terjadi nyeri mulai dirasakan
O:
Keluarga Tn. M bisa melakukan kompres air hangat
A : Masalah teratasi
Kriteria Awal Target Akhir
Menunjuk 3 5 4
kan
pemahama
n perilaku
sehat
meningkat

Kemampu 3 5 4
an
menjalank
an
perilaku
sehat
meningkat
Menunjuk 3 5 4
kan minat
meningkat
kan
perilaku
sehat
meningkat

P : Hentikan intervensi

TUK 4 : keluarga mampu S: Nela


memodifikasi lingkungan  Keluarga Tn. M mengatakan jika nyeri dirasa
 Mengajarkan cara membuat mulai kumat segera menghentikan aktivitas
lingkungan rumah yang aman terlebih dahulu, misalnya jika sedang di sawah
(meletakan benda-benda tajam memegang benda/alat tajam.
seperti pisau, gunting, dll O:
terpisah atau jauh dari - Tampak Tn. M dan keluarga paham cara
jangkauan). memodifikasi lingkungan ketika keluarganya ada
 Mediskusikan bersama keluarga yang sakit
mengenai lingkungan yang A : Masalah teratasi
aman dan tenang. Kriteria Awal Target Akhir
 Memotivasi keluarga untuk Kemampu 3 5 5
memodifikasi lingkungan an
mengubah
perilaku
meningkat
Kemampu 3 5 5
an
memodifik
asi gaya
hidup
meningkat

P : Lanjutkan Intervensi

TUK 5 : keluarga mampu S: Nela


memanfaatkan fasilitas kesehatan - Keluarga Tn. M mengatakan akan ke dokter
- Memotivasi keluarga agar dapat apabila nyeri yang dirasa sangat mengganggu
memanfaatkan fasilitas aktivitas
kesehatan untuk menggontrol O:
kesehatan keluarga - Keluarga Tn. M terlihat paham memanfaatkan
fasilitas kesehatan yang ada.

A : Masalah teratasi
Kriteria Awal Target Akhir
Penerimaa 3 5 5
n terhadap
perubahan
status
kesehatan
meningkat
Kemampu 3 5 5
an
melakukan
tindakan
pencegaha
n masalah
kesehatan
meningkat
Kemampu 3 5 5
an
peningkata
n
kesehatan
meningkat

P : Lanjutkan intervensi

Sabtu, 13 TUK 1 : Keluarga mampu S: Nela


D Februari 2021 mengenal masalah kesehatan - Keluarga Tn. M mengatakan ingin memahami hal
X - Mengidentifikasi pola apa saja yang perlu dilakukan dalam meningkatkan
2 komunikasi keluarga komunikasi dan intensitas anggota keluarga satu
- Memotivasi upaya dalam sama lain.
meningkatkan komunikasi O:
dengan keluarganya. Diskusi bersama keluarga Tn. M berjalan dengan
tenang tentang upaya memahami dan meningkatkan
komunikasi keluarga yang akan menjadi tujuan
A : Masalah teratasi
Kriteria Awal Target Akhir
Verbalisasi 3 5 5
harapan yang
positif antara
anggota keluarga
Menggunakan 3 5 5
strategi koping
yang efektif

P : Hentikan intervensi

TUK 2 : Keluarga mampu S: Nela


memutuskan masalah kesehatan Keluarga Tn. M mengatakan sebisa mungkin akan
dalam keluarga berkunjung ke tetangga dan meminta bantuan jika ada
- Menganjurkan berkomunikasi bantuan fisik maupun materi.
lebih efektif O:
Keluarga Tn. M terlihat semangat
A : Masalah teratasi

Kriteria Awal Target Akhir P


: Kemampuan 3 5 5
meminta bantuan
pada orang lain
Bantuan yang 3 5 5
ditawarkan oleh
orang lain
Hentikan intervensi

TUK 3 : keluarga mampu merawat S: Nela


- Mempertahankan hubungan Keluarga Tn. M mengatakan akan mengikuti kegiatan
intreaksi sosial yang biasa dilakukan di Desa, misalnya pengajian
setelah Corona usai.

O:
Keluarga Tn. M tampak semangat
A : Masalah tertasai sebagian

Kriteria Awal Target Akhir


Perasaan nyaman 3 5 4
dengan situasi
sosial
Perasaan mudah 3 5 4
menerima atau
mengkomunikasik
an perasaan

P:
Lanjutkan interveni
TUK 4 : Keluarga mampu S: Nela
memodifikasi lingkungan Keluarga Tn. M mengatakan sudah mengetahui
- Meningkatkan lingkungan yang keuntungan berinteraksi dengan orang lain
mendukung dalam interaksi
sosial O:
Diskusi bersama keluarga Tn. M berjalan dengan
tenang tentang keuntungan dan kerugian berinteraksi
dengan orang lain
A : Masalah teratasi

Kriteria Awal Target Akhir


Mempertahankan 3 5 5
kebiasaan rutin
keluarga
Verbalisasi 3 5 5
perasaan antar
anggota keluarga

P : Lanjutkan intervensi

TUK 5 : Keluarga mampu S : Keluarga Tn. M mengatakan akan mengikuti Nela


memanfaatkan fasilitas kesehatan. posyandu lansia
- Menganjurkan berkomunikasi O:
lebih efektif Keluarga Tn. M tampak semangat
A : Masalah teratasi

Kriteria Awal Target Akhir


Menggunakan 3 5 5
strategi koping
yang efektif

P : Hentikan intervensi
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Hipertensi

Sub Pokok Bahasan : Pengendalian dan pencegahan hipertensi

Waktu : Pukul 10.00 WIB

Hari/ Tanggal : Sabtu

Tempat : Rumah Keluarga Tn. M

Penyuluh : Nela Setia Resi

I. Analisa Data
1. Latar Belakang
Hipertensi merupakan suatu keadaan tanpa gejala, dimana tekanan
yang abnormaltinggi di dalam arteri menyebabkan meningkatnya resiko
terhadap stroke, aneurisma,gagal jantung, serangan jantung dan kerusakan
ginjal. Pada pemeriksaan tekanandarah akan didapat dua angka. Angka
yang lebih tinggi diperoleh pada saat jantung berkontraksi (sistolik), angka
yang lebih rendah diperoleh pada saat jantung berelaksasi(diastolik).
Tekanan darah ditulis sebagai tekanan sistolik garis miring tekanan
diastolik,misalnya 120/80 mmHg, dibaca seratus dua puluh per delapan
puluh. Dikatakan tekanan darah tinggi jika pada saat duduk tekanan
sistolik mencapai 140mmHg atau lebih, atau tekanan diastolik mencapai
90 mmHg atau lebih, atau keduanya.
Pada tekanan darah tinggi, biasanya terjadi kenaikan tekanan
sistolik dan diastolik. Pada hipertensi sistolik terisolasi, tekanan sistolik
mencapai 140 mmHg atau lebih,tetapi tekanan diastolik kurang dari 90
mmHg dan tekanan diastolik masih dalam kisaran normal. Hipertensi ini
sering ditemukan pada usia lanjut. Sejalan dengan bertambahnya usia,
hampir setiap orang mengalami kenaikan tekanan darah' tekanan sistolik
terus meningkat sampai usia 80 tahun dan tekanan diastolik terus
meningkat sampai usia 55-60 tahun, kemudian berkurang secara perlahan
atau bahkan menurun drastis.
II. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan tentang pencegahan dan perawatan
hipertensi diharapkan Keluarga Tn. M dapat memahami dan cara penanganan
apabila Tn. M dan Ny. K mulai merasakan keluhan.
III Tujuan Penyuluhan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan ini diharapkan peserta mampu :
1. Mengetahui dan memahami tanda dan gejala hipertensi
2. Mengetahui dan memahami penyebab hipertensi
3. Mengetahui dan memahami cara mencegah hipertensi
IV. Kegiatan Penyuluhan

KEGIATAN
NO WAKTU
PENYULUH PESERTA
1. 2 menit Pembukaan
a. Salam Pembukaan - Menjawab salam
b. Perkenalan - Memperlihatkan
c. Apersepsi - Berpartisipasi aktif
d. Mengkomunikasikan
tujuan
2. 10 menit Kegiatan Penyuluhan
a. Mengetahui dan - Memperhatikan
memahami tanda dan dan mencatat
gejala hipertensi penjelasan
b. Mengetahui dan penyuluh dengan
memahami penyebab cermat
hipertensi - Menanyakan hal-
c. Mengetahui dan hal yang belum
memahami cara jelas
mencegah hipertensi - Memperhatikan
jawaban dari
penyuluh
3. 5 menit Penutup
a. Memberi kesempatan - Memperhatikan
kepada sasaran/warga keterangan
untuk bertanya. kesimpulan dari
b. Menjelaskan tentang hal – materi penyuluhan
hal yang kurang dimengerti yang telah
oleh sasaran. disampaikan.
c. Evaluasi - Menjawab
pertanyaan yang
telah diajukan oleh
penyuluh
- Menjawab
pertanyaan

III. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
IV. Media Dan Alat
1. Leaflet
2. Lembar balik
V. Evaluasi Proses Penkes
1. Apa saja tanda dan gejala hipertensi ?
2. Apa saja penyebab hipertensi ?
3. Jelaskan cara pengendalian dan penegahan hipertensi ?
Materi
1. Pengertian Hipertensi
Hipertensi dapat didefinisikan sebagai darah tinggi dimana tekanan
sistoliknya diatas 140 mmHg dan diastoliknya diatas 90mmHg. Pada
populasi lansia, hipertensi didefinisakn sebagai tekanan sistolik 160
mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg (Smelizer, 2001)
2. Tanda dan gejala Hipertensi
Seringkali hipertensi terjadi tampa gejala, sehingga penderita tidak
merasa sakit. Pada umumnya sebagai berikut :
a. Sakit kepala
b. Mual dan muntah
c. andangan menjadi kabur
d. Mata berkunang –kunang
e. Mudah marah
f. Sulit tidur
g. Rasa berat ditengkuk
3. Penyebab Hipertensi
a. Terlalu banyak konsumsi garam
b. Sering stress
c. Kelebihan berat badan atau obesitas
d. Kebiasaan merokok
e. Keturunan
4. Cara mencegah hipertensi
a. Pemeriksaan kesehatan secara rutin dan ikuti anjuran dari dokter
b. Atasi penyakit dengan pengobatan yang tepat dan teratur
c. Tetap diet dengan gizi seimbang
1) Makanan yang harus dihindari
a) Mengurangi konsumsi garam (jangan melebihi 1 sendok teh per
hari)
b) Makanan kalengan
c) Daging
d) Bersantan (rendang,opor)
e) Kopi
f) Ikan asin
2) Makanan yang dikonsumsi
a) Sayuran hijau (sawi, selada , bayem, kacang panjang)
b) Buah (pisang, delima, alpukat, jeruk, semangka, nanas, pir,
melon)
c) Daging ayam tidak dengan kulit
d) Tahu dan tempe
e) Kentang. singkong
d. Upayakan aktivitas fisik dengan aman
e. Hindari asap rokok dan alkohol
Daftar Pustaka

Aris, S. 2007. Mayo Clinic Hipertensi, Mengatasi Tekanan Darah Tinggi. Jakarta:
PT Intisari Mediatam.
Armilawaty. 2007. Hipertensi dan Faktor Resiko Dalam Kajian Epidemiologi.
Bagian Epidemiologi FKM UNHAS http//ridwanamiruddin.
com/2007/12/08 hipertensi-dan-faktor-risikonya-dalam-kajian-
epidemiologi/, (online) diakses tanggal 12 Februari 2021.
Suzanne, C. Smeltzer. (2001). Keperawatan medikal bedah, edisi 8. Jakarta : EGC
SOP KOMPRES HANGAT

Topik Standar Operasional Prosedur Kompres Hangat Pada


Penderita Hipertensi
Pengertian Kompres hangat adalah memberikan rasa hangat pada
daerah tertentu dengan menggunakan cairan atau alat
yang menimbulkan rasa hangat pada bagian tubuh yang
memerlukan.
Tujuan 1. Mengurangi rasa nyeri
2. Memperlancar sirkulasi darah
3. Menurunkan suhu tubuh
4. Memberi rasa hangat, nyaman dan rasa tenang
pada klien.
Indikasi 1. Spasme otot bagian leher pada pasien hipertensi
2. Pasien hipertermi
3. Pasien dengan perut kembung
Persiapan Alat 1. Air panas
2. Washlap
3. Handuk kering
4. Kom
5. Sarung tangan
Persiapan Klien 1. Mengkaji keadaan umum klien dan tanda-tanda
vital atau nyeri pada klien
2. Menjelaskan tentang proedur yang akan
dilakukan dan kontrak waktu
Prosedur 1. Salam terapeutik
2. Identifikasi kembali klien dan periksa tanda-tanda
vital
3. Memberitahu klien bahwa tindakan akan segera
dimulai
4. Menyiapkan alat-alat sesuai kebutuhan (kompres
hangat basah atau kompres hangat kering)
DOKUMENTASI
ANALISIS JURNAL
Pengaruh Kompres Hangat Terhadap Nyeri Leher Pada Penderita
Hipertensi Esensial Di Wilayah Puskesmas Depok 1, Sleman Yogyakarta

Disusun Oleh:

Nela Setia Resi

(20110400061)

PROGRAM PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO

2020/2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada umumnya, tekanan yang dianggap optimal adalah 120 mmHg untuk
tekanan sistoliknya dan 80 mmHg untuk tekanan diastoliknya, sementara
tekanan yang dianggap hipertensi adalah lebih dari 140 mmHg untuk sistolik,
dan lebih dari 90 mmHg untuk diastolik (Suzane&Smeltzer, 2010). Penderita
hipertensi sudah mencapai seperempat jumlah populasi penduduk dunia. Data
World Health Organization (WHO) dan The International Society of
Hipertension (ISH) memuat saat ini terdapat 600 juta penderita hipertensi di
seluruh dunia. Pada bulan September 2011 hipertensi menyebabkan kematian
1,5 juta kematian di Wilayah Asia Tenggara (Kartikasari, 2012).
Hipertensi berdasarkan penyebabnya dibagi menjadi 2 yaitu hipertensi
sekunder dan hipertesi primer. Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang
disebabkan oleh penyakit sedangkan hipertensi primer atau nama lainya
hipertensi esensial yaitu hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya
(Suzane&Smeltzer, 2010).. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi
hipertensi seperti keturunan, jenis kelamin, umur, kegemukan, konsumsi garam
berlebihan, kurang olahraga, konsumsi alkohol dan merokok dan stres
(Dalimartha, 2008). Adapun tanda dan gejala yang menyertai hipertensi
seperti: jantung berdebar-debar, sulit bernafas setelah bekerja keras, mudah
lelah, mudah marah, tengkuk terasa tegang/nyeri leher, sukar tidur, dan
sebagainya (Vitahealth, 2001).
Tengkuk terasa tegang atau nyeri leher diakibatkan karena terjadi
peningkatan tekanan pada dinding pembuluh darah di daerah leher yang mana
pembuluh darah tersebut membawa darah ke otak sehingga ketika terjadi
peningkatan tekanan vaskuler ke otak yang mengakibatkan terjadi penekanan
pada serabut saraf otot leher sehingga penderita merasa nyeri atau
ketidaknyamanan pada leher. Nyeri yang dirasakan oleh penderita hipertensi
akan menggangu aktivitasnya sehari-hari. Salah satu terapi nonfarmakologis
yang digunakan untuk meredakan nyeri salah satunya kompres hangat
BAB II

JURNAL ASLI ( Terlampir)


BAB III

ANALISIS JURNAL (PICO)

A. Judul Jurnal
Pengaruh Kompres Hangat Terhadap Nyeri Leher Pada Penderita Hipertensi
Esensial Di Wilayah Puskesmas Depok 1, Sleman Yogyakarta
B. Peneliti
Siti Fadlilah
C. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh penderita hipertensi di
Wilayah Kerja Puskesmas Depok 1, Maguwoharjo, Sleman, Yogyakarta
tahun 2016 berjumlah 613 orang. Sampel penelitian adalah penderita
hipertensi esensial di Wilayah Puskesmas Depok I, Sleman. Sampel
penelitian adalah penderita hipertensi esensial di Wilayah Puskesmas Depok
I, Sleman, Yogyakarta yang memenuhi kriteria inklusi dan berjumlah 40
responden dengan teknik Accidental Sampling.
Pada penelitian ini terdiri dari 2 kelompok yaitu kelompok intervensi
terdiri dari 20 responden dan diberikan perlakuan kompres hangat dan
kelompok control terdiri dari 20 responden dan tidak diberikan perlakuan.
karateristik responden yaitu usia, jenis kelamin, pekerjaan, nyeri pre test-post
test pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Jenis penelitian yang
dilakukan dengan menggunakan metode penelitian quasi eksperimen. Desain
penelitian pre test-post test with control group.
D. Intervensi
Sebelum dilakukan post test para responden dilakukan pre test terlebih
dahulu yaitu dengan dikaji nyerinya dengan skala nyeri 1-10 setelah itu baru
dilakukan post test, untuk kelompok kontrol tidak dilakukan perlakuan dan
untuk kelompok intervensi yaitu dilakukan kompres air hangat setelah itu
dikaji lagi skala nyeri 1-10.
E. Comparation
1. Judul
Pengaruh Pemberian Kompres Hangat Jahe Terhadap Skala Nyeri Kepala
Hipertensi Pada Lansia Di Posyandu Lansia Karang Werdha Rambutan
Desa Burneh Bangkalan.
2. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan lansia yang yang
menderita nyeri kepala hipertensi pada lansia di posyandu lansia Karang
Werdha Rambutan Desa Burneh Bangkalan, jumlah lansia penderita nyeri
kepala hipertensi 40 lansia. Dengan menggunakan simple random
sampling maka besar sampel yang diambil sebanyak 36 lansia
3. Intervention
Pada penelitian ini, data dikumpulkan dari jawaban atas pertanyaan
yang disediakan melalui pengisian checklist dan kuesioner oleh lansia
tentang nyeri yang dirasakan. Sebelum dilakukan kompres hangat jahe
(pre-test), skala nyeri lansia diukur, kemudian dilakukan kompres hangat
jahe oleh peneliti selama 5-15 menit. Setelah itu diukur kembali (post-
test) skala nyeri lansia tersebut. Kemudian di bandingkan antara pre-test
dengan post-test.
4. Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa skala nyeri kepala
hipertensi pada lansia mengalami nyeri sedang sebanyak 20 orang
(55,6%), 9 orang nyeri ringan (25%), dan 7 orang nyeri berat terkontrol
(19,4%) sebelum dilakukan kompres hangat jahe dan skala nyeri kepala
hipertensi pada lansia mengalami nyeri ringan sebanyak 29 orang (75%),
9 orang nyeri sedang(25%), dan tidak ada orang yang mengalami nyeri
berat terkontrol setelah dilakukankompres hangat jahe. Ini menunjukkan
bahwa terjadi penurunan skala nyeri setelah diberikan kompres hangat
jahe.
F. Outcome
Penelitian ini menunjukkan bahwa skala nyeri sebelum dilakukan
kompres hangat (pre test), mayoritas responden mengalami nyeri sedang yaitu
sebanyak 12 responden (60%). Dan skala nyeri setelah dilakukan kompres
hangat (post test), mayoritas responden mengalami nyeri ringan yaitu
sebanyak 17 responden (85%) dan skala nyeri sebelum dilakukan pre test
mayoritas responden mengalami nyeri sedang yaitu sebanyak 15 responden
(75%). Dan setelah dilakukan post test mayoritas responden mengalami nyeri
sedang yaitu sebanyak 15 responden (75%). Dari hasil penelitian ini terbukti
komprea air hangat memiliki efek signifikan pada penurunan nyeri di leher
pada pasien penderita hipertensi.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
Sebagian besar responden sebelum perlakukan (pre test) mengalami
nyeri sedang sebanyak 12 responden (60%) dan setelah diberikan kompres
hangat (post test) sebagian besar responden mengalami nyeri ringan yaitu
sebanyak 17 responden (75%). Terdapat pengaruh yang signifikan skala nyeri
leher sebelum dan sesudah diberikan kompres hangat (P value= 0,003).
Terdapat perbedaan yang signifikan skala nyeri kelompok intervensi dan
kelompok kontrol (P value=0,000).
B. Pembahasan
Mayoritas responden pada kelompok intervensi mengalami nyeri
sedang ketika dilakukan pre test sebelum diberikan kompres hangat yaitu
sebanyak 12 reponden (60%). Hal ini berarti mayoritas penderita hipertensi
esensial di Wilayah Puskesmas Depok I mengalami nyeri sedang dengan
skala nyeri 4-6. Hal ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Marlingga
(2011), tentang pengaruh stimulasi kutaneus kompres panas basah terhadap
penurunan nyeri sendi pada lansia dimana diperoleh skala nyeri pre test
mayoritas responden mengalami nyeri sedang yaitu 16 responden (53,3%).
Namun ada beberapa penelitian yang berbeda yaitu penelitian yang dilakukan
oleh Widyastuti (2012), tentang pengaruh kompres hangat terhadap nyeri
sendi diperoleh skala nyeri pre test mayoritas responden mengalami nyeri
berat sebanyak 20 responden (74,1%). Penelitian lain yang dilakukan oleh
Fanada (2012), tentang pengaruh kompres hangat dalam menurunkan nyeri
rematik pada lansia diperoleh skala nyeri pre test, mayoritas responden
mengalami nyeri dengan skala 3. Menurut peneliti hal ini dikarenakan nyeri
merupakan sesuatu yang bersifat subyektif dimana individu atau responden
itu sendiri yang menjelaskan dan mengevaluasi perasaan yang dirassakan.
Nyeri merupakan sensasi yang rumit, unik, universal, dan bersifat individual.
Dikatakan individual karena respon individu terhadap sensasinya beragam
dan tidak bisa disamakan satu dengan yang lain (Marlingga, 2011).
Pada kelompok intervensi setelah diberikan kompres hangat mayoritas
responden mengalami nyeri ringan yaitu 17 responden (85%) ketika
dilakukan post test. Hal ini berarti mayoritas penderita hipertensi esensial di
Wilayah Puskesmas Depok I setelah dilakukan kompres hangat, responden
mengalami nyeri ringan dengan skala 1-3. Hal ini mendukung penelitian yang
dilakukan oleh Widyastuti (2012), diperoleh skala nyeri post test mayoritas
responden mengalami nyeri ringan yaitu sebanyak 14 responden (51,9%).
Dan penelitian yang dilakukan Fanada (2012), skala nyeri post test, mayoritas
responden mengalami nyeri dengan skala 1. Ini menunjukan bahwa terjadi
penurunan skala nyeri setelah diberikan kompres hangat.
DAFTAR PUSTAKA

Dalimartha, S. 2008. Care Your Self Hipertensi. Jakarta: Gramedia

Fanada, M.2012.Pengaruh Kompres Hangat Dalam Menurunkan Skala Nyeri pada


Lansia Yang Mengalami Nyeri Rematik Di Panti

Kartikasari , A N. 2012. Lam Murni BR Sagala. Perawatan Penderita Hipertensi


di Rumah oleh Keluarga Suku Batak dan Suku Jawa di Kelurahan Lau
Cimba Kabanjahe [internet]. c2011 [cited 2012 Feb 9]. p: 10-

Marlingga, I.K.G.A. 2011. Pengaruh Stimulasi Kutaneus: Kompres Panas Basah


Terhadap Penurunan Tingkat Nyeri Sensi Pada Lanjut Usia Di Panti Sosial
Tresna Werdha Unit Budi Luhur Kasongan Yogyakarta. Skripsi Program
Studi SI Keperawatan Universitas Respati Yogyakarta

Smeltzer, S & Bare B.G. (2010). Keperawatan Medikal bedah Brunner & Sudhart.
EGC: Jakarta

Vitahealth. 2001. Hipertensi . Jakarta: Gramedia (online)isbn:9792208607

Widyastuti. 2012. Pengaruh Pemberian Kompres Hangat Terhadap Tingkat Nyeri


Sendi Pada Lansia Di Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Propinsi
Yogyakarta Unit Abiyoso Pakem. Skripsi Program Studi SI Keperawatan
Universitas Respati Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai