Anda di halaman 1dari 32

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN BAYI BARU LAHIR

Disusun Untuk Memenuhi Tugas


Mata Kuliah Keperawatan Keluarga
Dosen Pengajar : Ns. M. Irwan, M.Kep

Disusun Oleh
EFI YANTI SITORUS
ERVINA TIALUN NABABAN
NATALIA FRANSISKA ARUAN
MARSHINTA ROMEWATI

STIKES TENGKU MAHARATU


PEKANBARU
2022
BAB I

LAPORAN PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Asuhan keperawatan keluarga yaitu suatu rangkaian kegiatan yang diberikan
melalui praktek keperawatan pada keluarga. Asuhan keperawatan keluarga digunakan
untuk membantu menyelesaikan masalah kesehatan keluarga dengan menggunakan
pendekatan proses keperawatan. Agar pelayanan kesehatan yang diberikan dapat
diterima oleh keluarga, maka perawat harus mengerti, memahami tipe dan struktur
keluarga, mengetahui tingkat pencapaian keluarga dalam melakukan fungsinya.
Memerlukan pemahaman setiap tahap perkembangan keluarga dan tugas
perkembangannya. Pengkajian asuhan keperawatan keluarga dilakukan untuk
mengetahui sejauh mana keluarga memenuhi tugas perkembangannya. Pasangan baru
(keluarga baru menikah) ialah ketika masing-masing individu laki-laki dan perempuan
membentuk keluarga melalui perkawinan yang sah dan meninggalkan keluarganya
masing-masing.
Mempersiapkan keluarga yang baru membutuhkan penyesuaian peran dan fungsi
sehari-hari diantaranya belajar hidup bersama, beradaptasi dengan kebiasaan sendiri
dan pasangannya. Masing-masing menghadapi perpisahan dengan keluarga sendiri dan
orang tuanya, mulai membina hubungan baru dengan keluarga dan kelompok sosial
lainnya.

B. Defenisi
Keluarga adalah unit dasar masyarakat. Keluarga ada dalam semua ukuran dan
konfigurasi dan sangat penting untuk kesehatan dan kelangsungan hidup anggota
individu dan masyarakat secara keseluruhan. Sebagai kelompok utama bagi individu,
keluarga berfungsi sebagai penyangga antara kebutuhan individu dengan tuntutan dan
harapan masyarakat. Peran keluarga adalah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat
(Taylor, et. Al., 1989).

Keluarga adalah suatu kesatuan dari orang-orang yang berinteraksi yang


dihubungkan oleh ikatan perkawinan, kelahiran atau adopsi, yang tujuan utamanya
adalah untuk menciptakan dan memelihara budaya bersama yang mendorong
perkembangan fisik, mental, emosional dan sosial setiap anggotanya (Duval, 1971).

Dalam masyarakat saat ini, Friedman mendefinisikan keluarga sebagai terdiri dari
dua orang atau lebih yang terlibat secara emosional satu sama lain dan hidup dalam
kedekatan geografis.

Keluarga menyediakan seperangkat fungsi yang penting bagi kebutuhan anggota


individu dan masyarakat secara keseluruhan. Keluarga menyediakan individu dengan
lingkungan yang diperlukan untuk pengembangan dan interaksi; itu juga menyediakan
anggota baru dan disosialisasikan untuk masyarakat.

Bayi baru lahir (neonatus) adalah suatu keadaan dimana bayi baru lahir dengan
umur kehamilan 38-40 minggu. Bayi baru lahir yaitu bayi dengan umur kehamilan 38-
40 minggu, lahir melalui jalan lahir dengan presentasi kepala secara spontan tanpa
gangguan, menangis kuat, nafas secara spontan dan teratur, berat badan antara 2500-
4000 gram.

Peralihan dari kehidupan intrauterine ke ekstrauterin memerlukan berbagai


perubahan biokimia dan faali. Dengan terpisahnya bayi dari ibu, maka terjadilah awal
proses fisiologik sebagai berikut :

1. Peredaran darah melalui plasenta digantikan oleh aktifnya fungsi paru untuk
bernafas (pertukaran oksigen dengan karbondioksida)

2. Saluran cerna berfungsi untuk menyerap makanan

3. Ginjal berfungsi untuk mengeluarkan bahan yang tidak terpakai lagi oleh
tubuh untuk mempertahankan homeostasis kimia darah

4. Hati berfungsi untuk menetralisasi dan mengekresi bahan racun yang tidak
diperlukan tubuh

5. Sistem imunologik berfungsi untuk mencegah infeksi

6. Sistem kardiovaskuler serta endokrin bayi menyesuaikan diri dengan


perubahan fungsi organ tersebut diatas.

Banyak masalah pada bayi baru lahir yang berhubungan dengan gangguan atau
kegagalan penyesuaian biokimia dan faali yang disebabkan oleh prematuritas, kelainan
anatomik, dan lingkungan yang kurang baikdalam kandungan, pada persalinan
maupun sesudah lahir.
Masalah pada neonatus biasanya timbul sebagai akibat yang spesifik terjadi pada
masa perinatal. Tidak hanya merupakan penyebab kematian tetapi juga kecacatan.
Masalah ini timbul sebagai akibat buruknya kesehatan ibu, perawatan kehamilan yang
kurang memadai, manajemen persalinan yang tidak tepat dan tidak bersih, kurangnya
perawatan bayi baru lahir. Kalau ibu meninggal pada waktu melahirkan, si bayi akan
mempunyai kesempatan hidup yang kecil.

C. Standar Pelayanan Pada Bayi Baru Lahir


Untuk mampu mewujudkan koordinasi dan standar pelayanan yang berkualitas
maka petugas kesehatan dibekali pengetahuan dan keterampilan untuk dapat
melaksanakan pelayanan essensial neonatal yang dikategorikan dalam dua kelompok
yaitu
a. Pelayanan Dasar
1) Persalinan aman dan bersih
2) Mempertahankan suhu tubuh dan mencegah hiportermia
3) Mempertahankan pernafasan spontan
4) Asi ekslusif
5) Perawatan mata
6) Pelayanan khusus
7) Tatalaksana bayi neonatus sakit
8) Perawatan bayi kurang bulan dan BBLR
9) Imunisasi

D. Tugas Tahap Perkembangan Keluarga Pada Anak Baru Lahir


Tahap II. Keluarga “Child-bearing” (Kelahiran Anak Pertama)’
Keluarga yang menantikan kelahiran dimulai dari kehamilan sampai kelahiran
anak pertama dan berlanjut sampai anak pertama berusia 30 bulan. Kehamilan dan
kelahiran bayi perlu dipersiapkan oleh pasangan suami istri melalui beberapa tugas
perkembangan yang penting.
Tahap perkembangan II. Keluarga “Child-bearing” (Kelahiran Anak Pertama)
Persiapan menjadi orang tua :

1. Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga : Peran, interaksi, hubungan


seksual dan kegiatan.

2. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan.


3. Kelahiran bayi pertama member perubahan yang besar dalam keluarga
sehingga pasangan harus beradaptasi dengan perannya untuk memenuhi
kebutuhan bayi. Sering terjadi dengan kelahiran bayi, pasangan merasa
diabaikan karena fokus perhatian kedua pasangan tertuju pada bayi. Peran
utama perawat keluarga adalah mengkaji peran orang tua, bagaimana orang
tua berinteraksi dan merawat bayi serta bagaimana beyi berespon. Perawat
perlu memfasilitasi hubungan orang tua dan bayi yang positif dan hangat
sehingga jalinan kasih saying antara bayi dan orang tua dapat tercapai.

E. Reaksi Emosional Penerimaan Keluarga


Pada neonatus yang menderita sakit, maka keluarga akan merasa cemas, tidak
berdaya, dan lain sebagainya yang merupakan reaksi keluarga terhadap kenyataan
bahwa bayinya menderita suatu penyakit. Berikut adalah reaksi emosional penerimaan
keluarga terhadap neonatus sakit dan bagaimana perawat mengatasi hal tersebut :
1. Denial
Respon perawat terhadap penolakan adalah komponen untuk kebutuhan
individu yang kontinyu sebagai mekanisme pertahanan. Dukungan metode
efektif adalah mendengarkan secara aktif. Diam atau tidak ada
reinforcement bukanlah suatu penolakan. Diam dapat dinterpretasikan
salah, keefektifan diam dan mendengar haruslah sejalan dengan
konsentrasi fisik dan mental. Penggunaan bahasa tubuh dalam
berkomunikasi harus concern. Kontak mata, sentuhan, postur tubuh, cara
duduk dapat digunakan saat diam sehingga komunikasi berjalan efektif.
2. Rasa bersalah
Perasaan bersalah adalah respon biasa dan dapat menyebabkan kecemasan
keluarga. Mereka sering mengatakan bahwa merekalah yang menjadi
penyebab bayinya mengalami kondisi sakit. Amati ekspresi bersalah,
dimana ekspresi tersebut akan membuat mereka lebih terbuka untuk
menyatakan perasaannya.
3. Marah
Marah adalah suatu reaksi yang sulit diterima dan sulit ditangani secara
therapeutik. Aturan dasar untuk menolak marah seseorang adalah hindari
gagalnya kemarahan dan dorong untuk marah secara assertif.
F. Tipe Keluarga

Berbagai tipe keluarga yang perlu Anda ketahui adalah sebagai berikut :
a. Tipe keluarga tradisional, terdiri atas beberapa tipe di bawah ini.
1) The Nuclear family (keluarga inti), yaitu keluarga yang terdiri atas suami, istri, dan
anak, baik anak kandung maupun anak angkat.
2) The dyad family (keluarga dyad), suatu rumah tangga yang terdiri atas suami dan
istri tanpa anak. Hal yang perlu anda ketahui, keluarga ini mungkin belum
mempunyai anak atau tidak mempunyai anak, jadi ketika nanti anda melakukan
pengkajian data dan ditemukan tipe keluarga ini perlu Anda klarifikasi lagi
datanya.
3) Single parent, yaitu keluarga yang terdiri atas satu orang tua dengan anak
(kandung atau angkat). Kondisi ini dapat disebabkan oleh perceraian atau
kematian.
4) Single adult, yaitu suatu rumah tangga yang terdiri atas satu orang dewasa. Tipe
ini dapat terjadi pada seorang dewasa yang tidak menikah atau tidak mempunyai
suami.
5) Extended family, keluarga yang terdiri atas keluarga inti ditambah keluarga lain,
seperti paman, bibi, kakek, nenek, dan sebagainya. Tipe keluarga ini banyak
dianut oleh keluarga Indonesia terutama di daerah pedesaan.
6) Middle-aged or elderly couple, orang tua yang tinggal sendiri di rumah (baik
suami/istri atau keduanya), karena anak-anaknya sudah membangun karir sendiri
atau sudah menikah.
7) Kin-network family, beberapa keluarga yang tinggal bersama atau saling
berdekatan dan menggunakan barang-barang pelayanan, seperti dapur dan
kamar mandi yang sama.
b. Tipe keluarga yang kedua adalah tipe keluarga nontradisional, tipe keluarga ini tidak
lazim ada di Indonesia, terdiri atas beberapa tipe sebagai berikut:
1) Unmarried parent and child family, yaitu keluarga yang terdiri atas orang tua dan
anak dari hubungan tanpa nikah.
2) Cohabitating couple, orang dewasa yang hidup bersama di luar ikatan perkawinan
karena beberapa alasan tertentu.
3) Gay and lesbian family, seorang yang mempunyai persamaan jenis kelamin
tinggal dalam satu rumah sebagaimana pasangan suami istri.
4) The nonmarital heterosexual cohabiting family, keluarga yang hidup bersama
berganti-ganti pasangan tanpa melalui pernikahan.
5) Foster family, keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan
keluarga/saudara dalam waktu sementara, pada saat orang tua anak tersebut
perlu mendapatkan bantuan untuk menyatukan kembali keluarga yang aslinya.

G. Fungsi Keluarga
Menurut Friedman fungsi keluarga ada lima antara lain berikut ini:
a. Fungsi afektif
Fungsi ini meliputi persepsi keluarga tentang pemenuhan kebutuhan psikososial
anggota keluarga. Melalui pemenuhan fungsi ini, maka keluarga akan dapat
mencapai tujuan psikososial yang utama, membentuk sifat kemanusiaan dalam diri
anggota keluarga stabilisasi kepribadian dan tingkah laku, kemampuan menjalin
secara lebih akrab, dan harga diri.
b. Fungsi sosialisasi dan penempatan sosial
Sosialisasi dimulai saat lahir dan hanya diakhiri dengan kematian. Sosialisasi
merupakan suatu proses yang berlangsung seumur hidup, karena individu secara
kontinyu mengubah perilaku mereka sebagai respon terhadap situasi yang terpola
secara sosial yang mereka alami. Sosialisasi merupakan proses perkembangan atau
perubahan yang dialami oleh seorang individu sebagai hasil dari interaksi sosial dan
pembelajaran peran-peran sosial.
c. Fungsi reproduksi
Keluarga berfungsi untuk meneruskan keturunan dan menambah sumber daya
manusia.
d. Fungsi ekonomi
Keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi dan tempat
untuk mengembangkan kemampuan individu meningkatkan penghasilan untuk
memenuhi kebutuhan keluarga.
e. Fungsi perawatan kesehatan
Menyediakan kebutuhan fisik dan perawatan kesehatan. Perawatan kesehatan dan
praktik-praktik sehat (yang memengaruhi status kesehatan anggota keluarga secara
individual) merupakan bagian yang paling relevan dari fungsi perawatan kesehatan.
1) Kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan keluarga.
2) Kemampuan keluarga membuat keputusan yang tepat bagi keluarga.
3) Kemampuan keluarga dalam merawat keluarga yang mengalami gangguan
kesehatan.
4) Kemampuan keluarga dalam mempertahankan atau menciptakan suasana rumah
yang sehat.
5) Kemampuan keluarga dalam menggunakan fasilitas.
H. Tahap Perkembangan Keluarga
Terdapat delapan tahap perkembangan keluarga yang perlu Anda pelajari berikut ini:
a. Keluarga baru menikah atau pemula
Tugas perkembangannya adalah:
1) Membangun perkawinan yang saling memuaskan
2) Membina hubungan persaudaraan, teman, dan kelompok sosial
3) Mendiskusikan rencana memiliki anak.
b. Tahap perkembangan keluarga yang kedua adalah keluarga dengan anak baru lahir.
Tugas perkembangannya adalah:
1) Membentuk keluarga muda sebagai sebuah unit yang mantap mengintegrasikan
bayi yang baru lahir ke dalam keluarga;
2) Rekonsiliasi tugas-tugas perkembangan yang bertentangan dan kebutuhan
anggota keluarga;
3) Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan;
4) Memperluas persahabatan dengan keluarga besar dengan menambahkan peran-
peran orang tua dan kakek nenek.
c. Keluarga dengan anak usia pra sekolah
Tugas perkembangannya adalah:
1) Memenuhi kebutuhan anggota keluarga, seperti rumah, ruang bermain, privasi,
dan keamanan;
2) Mensosialisasikan anak;
3) Mengintegrasikan anak yang baru, sementara tetap memenuhi kebutuhan anak
yang lain;
4) Mempertahankan hubungan yang sehat dalam keluarga dan di luar keluarga.
d. Keluarga dengan anak usia sekolah
Tugas perkembangannya adalah:
1) Mensosialisasikan anak-anak, termasuk meningkatkan prestasi sekolah dan
hubungan dengan teman sebaya yang sehat;
2) Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan;
3) Memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga.
e. Keluarga dengan anak remaja
Tugas perkembangannya adalah:
1)Menyeimbangkan kebebasan dengan tanggung jawab ketika remaja menjadi
dewasa dan semakin mandiri;
2)Memfokuskan kembali hubungan perkawinan;
3)Berkomunikasi secara terbuka antara orang tua dan anak-anak.
f. Keluarga melepas anak usia dewasa muda
Tugas perkembangannya adalah:
1) Memperluas siklus keluarga dengan memasukkan anggota keluarga baru yang
didapatkan melalui perkawinan anak-anak;
2)Melanjutkan untuk memperbaharui dan menyesuaikan kembali hubungan
perkawinan;
3)Membantu orangtua lanjut usia dan sakit-sakitan dari suami atau istri.
g. Keluarga dengan usia pertengahan
Tugas perkembangannya adalah:
1)Menyediakan lingkungan yang meningkatkan kesehatan;
2)Mempertahankan hubungan yang memuaskan dan penuh arti dengan para orang
tua lansia dan anak-anak;
3)Memperkokoh hubungan perkawinan.
h. Keluarga dengan usia lanjut
Tugas perkembangannya adalah:
1)Mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan;
2)Menyesuaikan terhadap pendapatan yang menurun;
3)Mempertahankan hubungan perkawinan;
4)Menyesuaikan diri terhadap kehilangan pasangan;
5)Mempertahankan ikatan keluarga antargenerasi;
6)Meneruskan untuk memahami eksistensi mereka (penelaahan hidup).
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA MASALAH ANAK BARU LAHIR

PENGKAJIAN
A. Data umum
1. Identitas
Nama : Ny.R
Umur : 25 tahun
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Alamat : Jln. Ronggo warsito, Pekanbaru
2. Komposisi keluarga

Nama L/P Umur Hubungan Pekerjaan Pendidikan


keluarga terakhir
Tn.H L 27 KK Wiraswasta SMA
Ny.R P 25 Istri Ibu RT SMA
An.V P 2 minggu Anak Tidak ada Belum
sekolah

3. Tipe keluarga
Tipe keluarga Tn.H adalah tipe keluarga inti atau nuclear family yang terdiri dari
ayah, ibu, dan anak yang tinggal dalam satu rumah.
4. Suku bangsa
Tn.H adalah suku minang dan istrinya suku jawa.
5. Agama
Agama keluarga Tn.H ini adalah islam dan tidak ada satupun ketentuan islam yang
bertentangan dengan kesehatan.
6. Status sosial ekonomi keluarga
1. Anggota keluarga yang mencari nafkah adalah Tn.H (KK)
2. Penghasilan
Penghasilan keluarga Tn.H setiap bulan sekitar Rp 4.500.000
3. Upaya lain
Keluarga buka toko barang harian dirumah
4. Harta benda yang dimiliki
Satu unit motor.
5. Kebutuhan yang dikeluarkan tiap bulan
Pada keluarga Tn.H pengeluaran tiap bulannya sekitar Rp 4.000.000, ini untuk
membayar rekening listrik, air dan belanja bahan makanan sebulan serta susu
formula dan popok untuk anaknya
6. Aktivitas rekreasi keluarga
Kegiatan yang dilakukan oleh keluarga untuk rekreasi adalah menonton TV,
liburan ketempat orang tua
B. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
1. Tahap perkembangan keluarga saat ini adalah tahap perkembangan keluarga anak
baru lahir Ny.R berumur 25 tahun dan baru memiliki anak dengan usia 2 minggu.
2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi dan kendalanya
Tahap perkembangan keluarga yang belum dipenuhi adalah belum bisanya
merawat anak baru lahir dan belum bisa memenuhi kebutuhan nutrisi, ini tampak
pernyataan dari klien kalau belum tahu memandikan anaknya dan selalu minta
bantuan dari ibu mertuanya, dan sudah memberikan susu formula kepada
anaknya karena tidak tahu bagaimana posisi menyusui yang nyaman, dan tampak
ruam popok pada bayinya.
3. Riwayat Keluarga Inti
1. Riwayat Kesehatan keluarga saat ini Saat ini Tn.H menderita penyakit maag dan
Ny.R. Dan An.V menderita penyakit demam.
2. Riwayat Penyakit Sebelumnya
Tidak ada riwayat penyakit sebelumnya pada Keluarag Tn.H
3. Pelayanan Kesehatan yang dimanfaatkan
Pelayan Kesehatan yang digunakan oleh Tn.H ini adalah puskesmas yang
jaraknya tidak begitu jauh dari rumah
4. Riwayat Kesehatan keluarga Sebelumnya
Ibu Ratih hanya melahirkan dirumah dengan bantuan bidan dari puskesmas.
C. Data lingkungan
1. Karakteristik Rumah
Luas bangunan rumah yang ditempati adalah sekitar 32m2 (panjang 8 Meter dan
Lebar 4 mter), terdiri 2 kamar tidur, 1 dapur, 1 wc, dan I ruang keluarga, dan
didepan teras terdapat sumur dan septic tank yang jaraknya sekitar 7 meter. Tn.H
Tinggal dirumah yang permanaen terbuat dari semen dan sudah memilik ventilasi
yang bagus, dan tempat pembuangan sampah dibelakang rumah dan nantinya akan
dibakar, dan rumah tampak bersih dan asri.
2. Karakteristik Tetangga dan Komunitas RW
Keluarga Tn.H tinggal didesa rasa persaudaraan antar sesama warga tinggi,
penduduk disekitar rumah adalah penduduk asli pekanbaru yang datang dari
berbagai daerah, umunya interaksi banyak terjadi pada sore hari karena pada siang
banyak tetangga yang sibuk bekerja.
3. Mobilitis Geografis Keluarga
Keluarga Tn.H sudah menempati rumah yang sudah ditempati sejak I bulan
berumah tangga sampai sekarang, dan tidak pernah berpindah pindah rumah.
Namun karena Bapak Hamka adalah wiraswasta maka dari itu bapak Hamkah
jarang berada dirumah.
4. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat
Keluarga berkumpul setiap satu bulan sekali di rumah orang tua Tn.H karena Tn.H
sudah tinggal sendiri, ini merupakan upaya untuk meningkatkan keharmonisan
dan silaturahmi dengan saudara.
Ny.R juga sering pergi ke mesjid mengikuti pengkajian dan ibu ini aktif dalam
anggota arisan kompleks didaerah tempat tinggalnya sehingga hubungan baik
diikalangan masyarakat tercipta.
5. Sistem pendukung keluarga
Apabila An.V demam maka Ny.R hanya meminta bantuan kepada ibu bidan.
D. Struktur keluarga
1. Pola/Cara Komunikasi Keluarga
Dalam Kehidupan sehari-hari Keluarga menggunakan bahasa indonesia yang jelas
dan jika ada suatu masalah maka dimusyawarahkan dengan baik dan terbuka dan
didiskusikan dengan orang tua untuk diminta pendapatnya. Dan tidak ada
mengalami masalah.
2. Struktur Kekuatan Keluarga
Sebelumnya Keluarga mampu menyelesaikan masalah jika ada salah satu sikap
anggota keluarga yang salah maka karena sikap saling perhatian bisa diatasi,
namun semenjak ibu melahirkan kami sering bertanya dan minta bantuan dengan
orang tua cara merawat anak.
3. Struktur Peran (Peran masing-masing anggota keluarga)
Dalam Keluarga Peran sudah berjalan dengan baik seperti Tn.H Sebagai Kepala
keluaga mencari nafkah untuk membiayai keluarga dan Ny.R sebagai Ibu rumah
tangga juga sudah mampu mengatur keluarga dan membina hubngan baik dengan
tetangga teapi belum mampu merawat anak dengan baik.
4. Nilai dan Norma Keluarga
Nilai yang dianut dalam keluarga dalah berdasarkan kepercayaan yang dianut yaitu
islam, dan tidak ada konflik nilai yang terjadi. begitu juga dengan nilai dan norma
yang berlaku dimasyarakat juga menjadi pedoman dalam ketentuan keluarga dan
masing-masing keluarga wajib untuk mentaatinya, seperti tidak boleh pulang
malam, memakai pakaian yang sopan baik didalam maupun luar rumah, dan juga
menjaga perilaku yang tidak menyimpang. Namun kalau dari segi kesehatan karena
kurang pengetahuan sehingga Ny.R belum bisa merawat anak dan tidak
memberikan ASI ekslusive pada anaknya.
E. Fungsi keluarga
1. Fungsi Afektif
Keluarga ini harmonis, rukun dan saling menghargai dari masing-masing peran
2. Fungsi Sosialisasi
Keluarga berperan aktif di masyarakat ini tampak dari Ny.R. adalah anggota aktif
arisan kompleks dan ikut berperan serta dalam kegitan kemasyarakatan. Dan
mentaati norma yang berlaku dimasyarakat
3. Fungsi Perawatan Kesehatan Keluarga Tn.H merupakan keluarga yang mampu
memberikan makanan 3 kali sehari dan berpakaian yang bagus dan semestinya
dan sensitif terhadap anggota yang sakit, dan pola hidupnya juga sehat seperti
tidur, buang sampah, dan pola makan
4. Fungsi Reproduksi
Karena Ny R baru melahirkan maka beliau berencana menggunakan alat
kontrasepsi. yaitu Pil KB dan akan berencana berhenti untuk mengkomsumsi Pil
KB saat anaknya usia 2 atau 3 tahun dan Ny.R tidak ada masalah dalam masalah
seksual sama bapak walaupun bapak sering keluar pergi bekerja.
F. Stress dan Koping Keluarga
1. Stressor Jangka Pendek
Masalah yang dihadapi oleh Tn.H dalam waktu pendek adalah cemas yang
berlebihan bila meninggalkan istrinya berdua dirumah dengan anaknya karena
istrinya belum bisa merawat anaknya.
2. Stressor jangka panjang
Tidak ada masalah jangka panjang yang akan dipikirkan oleh Tn.H dikarenakan
Tn.H sudah memiliki pekerjaan yang tetap.
3. Respon keluarga terhadap stressor
Tn H bila meninggalkan istri dan anaknya berdua menanggapinya dengan baik
yaitu menyakinkan dirinya kalau istrinya akan berusaha belajar dengan baik
merawat anaknya.
4. Strategi Koping
Keluarga dalam menghadapi masalah ini dengan cara memusyawarakan
dengan anggota keluarga yang lain
5. Strategi Adaptasi fungsional
Meskipun selalu diajarkan oleh ibu mertuanya Ny.R belum bisa merawat bayinya
dengan baik.
G. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik pada An. V adalah:
1. Tanda-tanda vital:
TD : 80/40 mmHg
Nadi : 200x/menit (normalnya 80-200)
Pernafasan : 30x/menit
Suhu : 37,9°C (normalnya 36,5-37,5°C)
2. Kepala : Rambut hitam
Konjungtiva : Tidak anemi
Sklera : Tidak ikterik
Hidung : Tidak ada secret simetris
Telinga : Tidak keluar serumen
Mulut : Mukosa bibir lembab, tidak sariawan
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
3. Dada
Jantung : Tidak ada keluhan
Tidak ada bunyi nafas yang abnormal
Irama jantung teratur dan tampak jelas
Tidak ada bunyi nafas paru yang abnormal
Irama jantung teratur
4. Abdomen : Abdomen Datar, ada bising usus 20x/menit, tidak nyeri tekan
5. Turgor kulit : Terdapat ruam popok pada daerah pantat (bokong)
H. Harapan keluarga
Semoga demamnya turun dan Ny.R bisa merawat anaknya dengan baik. Petugas
kesehatan dapat membantu Ny.R dalam merawat anaknya dan mengajarkan hal
yang harus dilakukan jika terjadi demam dan iritas pada kulit bila terjadi pada
anaknya.
BAB III
DIAGNOSA KEPERAWATAN
A. Analisa Data
No. Data Masalah Penyebab
1. Ds: Ny.R mengatakan belum bisa Defisiensi Ketidakmampuan
(memandikan) merawat anaknya pengetahuan merawat anggota
sehingga selalu meminta merawat bayi keluarga yang
bantuan kepada ibu mertuanya. mengalami
Do: Baju anaknya yang belum diganti gangguan kesehatan
karena menunggu ibu mertuanya
dulu.
2. Ds: Ny.R mengatakan tidak tahu Ketidakefektifan Ketidakmampuan
bagaimana posisi menyusui yang pemberian ASI memodifikasi
nyaman lingkungan keluarga
Do: Usia anaknya 1 bulan. untuk menjamin
kesehatan keluarga.
3. Ds: Ny R mengatakan anaknya Demam Ketidakmampuan
demam dari semalam. memutuskan
Do: Suhu: 37,9°C tindakan kesehatan
yang tepat bagi
keluarga.
4. Ds: Ny.R mengatakan kalau anaknya Kerusakan Ketidakmampuan
menangis jika dipasangkan integritas kulit mengenal masalah
popok. kesehatan keluarga
Do: Terdapat ruam popok pada
daerah pantat (bokong).

B. Perumusan Diagnosa Keperawatan


No. Diagnosa Keperawatan
1. Defisiensi pengetahuan merawat bayi berhubungan dengan ketidakmampuan
merawat anggota keluarga yang mengalami gangguan kesehatan.
2. Ketidakefektifan pemberian ASI berhubungan dengan ketidakmampuan
memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan keluarga.
3. Demam berhubungan dengan ketidakmampuan memutuskan tindakan kesehatan
yang tepat bagi keluarga.
4. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan ketidakmampuan mengenal
masalah kesehatan keluarga.

C. Penilaian (Scoring) Diagnosa Keperawatan


DX. Kriteria Skor Pembenaran
DX. a. Sifat masalah: Keadaan sejahtera 1/3 x 1 = 1/3 Ibu harus bisa
1 b. Kemungkinan masalah dapat 1/2 x 2 = 1 merawat sendiri
diubah: Sebagian anaknya karena itu
c. Potensial masalah untuk dicegah: 1/3 x 1 = 1/3 tugas dan
Cukup kewajiban seorang
d. Menonjolnya masalah 1/2 x 2 = 1 ibu yang harus
Ada masalah, tetapi tidak perlu 2/3 dilaksanakan.
ditangani. 2
Total skor 2
DX. a. Sifat masalah: Ancaman 2/3 x 1 = 2/3 ASI sangat baik
2 kesehatan untuk bayi usia 1
b. Kemungkinan masalah dapat 1/2 x 2 = 1 bulan. ASI
diubah: Sebagian merupakan
c. Potensial masalah untuk dicegah: 2/3 x 1 = 2/3 makanan yang
Cukup paling lengkap dan
d. Menonjolnya masalah: 1/2 x 2 = 1 seimbang. ASI
Ada masalah. tetapi tidak perlu 4/3 mengandung semua
ditangani. 2 kebutuhan gizi yang
Total skor 2 diperlukan anak,
seperti Tyrosine dan
AA. Tryptophane,
DHA, ALA, IA dan
KOLIN, Vitamin A, C
dan E, dan Sialic
Acid.
DX. a. Sifat masalah: Tidak/kurang 3/3 x 1 = 1 Bila keadaan ini
3 sehat dibiarkan akan
b. Kemungkinan masalah dapat 2/2 x 2 = 2 membuat keadaan
diubah: Mudah bayi lebih buruk
c. Potensial masalah untuk dicegah 2/3 x 1 = 2/3 sehingga bisa terjadi
kejang, dehidrasi
d. Menonjolnya masalah: Masalah 2/2 x 2 = 2 bahkan kematian.
berat, harus segera ditangani 2/3
Total skor 5
DX. a. Sifat masalah: Tidak/kurang 3/3 x 1 = 1
4 sehat
b. Kemungkinan masalah dapat 1/2 x 2 = 1
diubah: sebagian
c. Potensial masalah untuk dicegah: 3/3 x 1 = 1
Tinggi
d. Menonjolnya masalah: Masalah 0
tidak dirasakan Total skor 3

D. Prioritas Diagnosa Keperawatan


No. Diagnosa Keperawatan Skor
1. Demam berhubungan dengan ketidakmampuan 2
memutuskan tindakan kesehatan yang tepat bagi 3
keluarga. 5
2. Kerusakan integritas berhubungan dengan 2
ketidakmampuan mengenal masalah kesehatan 3
keluarga. 3
3. Ketidakefektifan pemberian ASi berhubungan 4
dengan ketidakmampuan memodifikasi lingkungan 3
keluarga untuk menjamin kesehatan keluarga. 2
4. Defisiensi pengetahuan merawat bayi berhubungan 2
dengan ketidakmampuan merawat anggota keluarga 3
yang mengalami gangguan kesehatan. 2

BAB IV
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN (INTERVENSI)

Diagnosa 1:
Demam berhubungan dengan ketidakmampuan memutuskan tindakan kesehatan
yang tepat bagi keluarga.
Tujuan Kriteria Hasil/Standar Intervensi
Suhu tubuh kembali Perilaku Menunjukkan -Ajarkan orangtua
normal 36,5°C- (Psikomotor) dan metode yang tepat agar tidak
37,5°C dan keluarga verbal untuk mengukur memberikan aspirin
tahu mengatasi (pengetahuan) suhu. untuk demam pada
demam. Menjelaskan anak anak dibawah
tindakan untuk usia 18 tahun.
mencegah atau - Ajarkan orangtua
meminimalkan bahwa tidak perlu
peningkatan suhu mengobati semua
tubuh. jenis demam pada
anak-anak. Sebagai
pedoman, demam
pada anak yang
tidak memiliki
riwayat kejang tidak
perlu diobati,
kecuali mencapai
40°C.
- Kompres hangat
dapat digunakan
untuk mengatasi
demam, tetapi
dapat
meningkatkan rasa
tidak nyaman anak
dan dapat
menyebabkan anak
menangis dan
gelisah yang
menghambat
pendinginan dari
kompres tersebut

Diagnosa 2:
Kerusakan integritas berhubungan dengan ketidakmampuan mengenal masalah
kesehatan keluarga.
Tujuan Kriteria Hasil/Standar Intervensi
Tidak tampak lagi Perilaku -Keluarga - Ajarkan agar
ruam popok/terjadi (psikomotor) menunjukkan menghindari
penyebumbuhan rutinitas perawatan penggunaan sabun
pada kulit yang kulit yang optimal. yang berlebihan
terjadi iritasi dan - Tidak ada lepuh untuk
cara mengatasi bila atau maserasi pada membersihkan
terjadi iritasi. kulit. pantat/ bokong
karena pemakaian
yang berlebihan
akan menyebabkan
iritasi.
- Sebaiknya
gunakan kapas
dengan air hangat
untuk
membersihkan
daerah perianal
segera setelah
BAB/BAK
- Bila terdapat
bintik kemerahan,
berikan krem atau
salep, dan biarkan
terbuka untuk
beberapa saat.

Diagnosa 3:
Ketidakefektifan pemberian ASI berhubungan dengan ketidakmampuan memodifikasi
lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan keluarga.
Tujuan Kriteria Hasil/Standar Intervensi
Pemberian ASI bayi Perilaku - Mempertahankan - Instruksikan ibu
pada usia dibawah (psikomotor) Keefektifan dalam teknik
usia 6 bulan pemberian ASI menyusui yang
selama yang meningkatkan
diinginkan bayinya. keterampilan dalam
- Mengenali isyarat menyusui bayinya.
lapar dari bayi - Pertimbangkan
dengan segera. teknik relaksasi,
- Tidak mengalami posisi, yang
nyeri tekan pada nyaman,
putting. perangsangan
- Mengenali tanda- reflex rooting,
tanda penurunan penetapan status
suplai ASI. terjaga bayi
sebelum upaya
pemberian ASI,
menyendawakan
bayi, stimulasi pada
bayi untuk terus
menyusui, dan
menyusui
menggunakan
kedua payudara
secara bergantian.
- Instruksikan
kepad ibu tentang
alat pemompa
payudara dan
teknik untuk
mempertahankan
suplai ASI selama
penundaan atau
penghentian reflex
mengisap bayi.
- Instruksikan
kepada ibu tentang
kebutuhan untuk
istirahat yang
adekuat dan
asupan cairan.

Diagnosa 4:
Defisiensi pengetahuan merawat bayi berhubungan dengan ketidakmampuan
merawat anggota keluarga yang mengalami gangguan kesehatan.
Tujuan Kriteria Hasil/Standar Intervensi
Dapat merawat bayi Perilaku - Mengenali isyarat - Ajarkan orang tua
dengan optimal (psikomotor) perilaku bayi yang tentang kebutuhan
mnegkomunikasik bayi dan
an stress. kemampuannya.
- Memodivikasi - Demostrasikan
lingkungan dalam cara merawat bayi
berespon terhadap dengan benar.
perilaku bayi. - Beri contoh respon
- Menunjukkan yang tepat teradap
teknik penanganan isyarat perilaku
yang layak untuk bayi.
meningkatkan - Ajarkan orang tua
perkembangan tentang
normal. pertumbuhan
perkembangan dan
yang normal.
- Bekali orang tua
dengan
keterampilan yang
untuk dibutuhkan
merawat bayi
(misalnya
menyusui, dan
perawatan kulit).

BAB V
TINDAKAN KEPERAWATAN (IMPLEMENTASI)

Tanggal dan Waktu Diagnosa Implementasi


1 Oktober 2022 Demam berhubungan Pendidikan kesehatan
dengan ketidakmampuan tentang:
08.00-09.00 memutuskan tindakan - Mengajarkan orangtua
kesehatan yang tepat bagi agar tidak memberikan
keluarga. aspirin untuk demam
pada anak-anak dibawah
usia 18 tahun.
- Mengajarkan orangtua
bahwa tidak perlu
mengobati semua jenis
demam pada anak-anak.
Sebagai pedoman, demam
pada anak yang tidak
memiliki riwayat kejang
tidak perlu diobati, kecuali
mencapai > 40C.
- Mengompres hangat dapat
digunakan untuk
mengatasi demam,tetapi
dapat meningkatkan rasa
tidak nyaman anak dan
dapat menyebabkan nak
menangis dan gelisah
yang menghambat
pendinginan dari kompres
tersebut. Dan cara
pelaksanaannya.
- Yang dihadiri oleh Tn.H
dan Ny.R Kontrak
selanjutnya tanggal 4
Oktober 2022 pukul
14.00-15.00 tentang cara
mengatasi dan mencegah
terjadinya ruam popok.
4 Oktober 2022 Kerusakan integritas kulit Pendidikan kesehatan
berhubungan mengenal tentang:
08.00-09.00 dengan ketidakmampuan - Mengajarkan agar
mengenal masalah menghindari penggunaan
kesehatan keluarga. sabun yang berlebihan
untuk membersihkan
pantat bokong karena
pemakaian yang
berlebihan akan
menyebabkan iritasi.
- Sebaiknya gunakan kapas
dengan air hangat untuk
membersihkan daerah
perianal segera setelah
BAB/BAK
- Bila terdapat bintik
kemerahan, berikan krem
atau salep, dan biarkan
terbuka untuk beberapa
saat.
- Yang dihadiri oleh Tn.H
dan Ny.R Kontrak
selanjutnya tanggal 7
Oktober 2022 pukul
14.00-15.00 tentang
kefektifan pemberian ASI
dan manfaatnya.

7 Oktober 2022 Ketidakefektifan pemberian Pendidikan kesehatan


berhubungan dengan tentang:
08.00-09.00 ketidakmampuan - Menginstruksikan ibu
memodifikasi lingkungan dalam teknik menyusui
keluarga untuk menjamin keterampilan yang
kesehatan keluarga. meningkatkan dalam
menyusui bayinya.
Pertimbangkan teknik
relaksasi, posisi, yang
nyaman, perangsangan
reflex rooting, penetapan
status terjaga. bayi
sebelum upaya pemberian
ASI, menyendawakan
bayi, stimulasi pada bayi
untuk terus menyusui,
dan menyusui
menggunakan kedua
payudara secara
bergantian.
- Menginstruksikan kepada
ibu tentang alat pemompa
payudara dan teknik
untuk mempertahankan
suplai ASI selama
penundaan atau
penghentian reflex
mengisap bayi.
- Menginstruksikan kepada
ibu tentang kebutuhan
untuk istirahat yang
adekuat dan asupan
cairan.
- Yang dihadiri oleh Tn. H
dan Ny.R Kontrak
selanjutnya tanggal 10
Oktober 2022 pukul
14.00-15.00 tentang cara
merawat bayi yang baik
dan optimal.

10 Oktober 2022 Defisiensi pengetahuan Pendidikan kesehatan


merawat bayi berhubungan tentang:
08.00-09.00 ketidakmampuan merawat - Menginstruksikan ibu
anggota keluarga yang dalam teknik. menyusui
mengalami gangguan yang meningkatkan
kesehatan. keterampilan dalam
menyusui bayinya.
Pertimbangkan teknik
relaksasi. posisi yang
nyaman. perangsangan
reflex rooting, penetapan
status terjaga bayi
sebelum upaya pemberian
ASI, menyendawakan
bayi, stimulasi pada bayi
untuk terus menyusui,
dan menyusui
menggunakan kedua
payudara secara
bergantian.
- Menginstruksikan kepada
ibu tentang alat pemompa
payudara dan teknik
untuk mempertahankan
suplai ASI selama
penundaan atau mengisap
bayi, penghentian reflex
mengisap bayi.
- Menginstruksikan kepada
ibu tentang kebutuhan
untuk istirahat yang
adekuat dan asupan
cairan.
- Yang dihadiri oleh Tn.H
dan Ny R. Kontrak
selanjutnya tanggal 13
Oktober 2022 pukul
14.00-15.00 untuk
mengevaluasi tindakn
yang sudah diberikan dan
menanyakn bila masih
ada hal yang belum
dimengerti.

BAB VI
EVALUASI TINDAKAN KEPERAWATAN
Tanggal dan Waktu Diagnosa Evaluasi
4 Oktober 2022 Demam berhubungan S: Ny.R mengatakan bila
14.00 wib dengan ketidakmampuan anaknya demam
memutuskan tindakan Klien sudah tahu cara
kesehatan yang tepat bagi kompres dan sudah tahu
keluarga. cara menggunakan
termometer
O: Ny.R mampu
menjelaskan cara-cara
menangani demam
A: Masalah teratasi
P: Pertahankan intervensi
7 Oktober 2022 Kerusakan integritas S: Ny.R mengatakan bila
14.00 wib berhubungan dengan ruam popok pada pantat
ketidakmampuan mengenal anaknya sudah hilang.
masalah kesehatan O: Ny.R mampu
keluarga. menjelaskan cara-cara
Menangani iritasi pada
kulit serta
pencegahannya
A: Masalah teratasi
P: Pertahankan intervensi.
10 Oktober 2022 Ketidakefektifan pemberian S: Ny.R mengatakan bila
14.00 wib ASI berhubungan dengan anaknya belum
ketidakmampuan menyusui.
memodifikasi lingkungan - Ny R mengatakan
keluarga untuk menjamin belum mengerti tentang
kesehatan keluarga. cara menyusui.
O: Ny.R belum mampu
menjelaskan cara
menyusui dengan baik.
A: Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi
13 Oktober 2022 Defisiensi pengetahuan S: Ny.R mengatakan sudah
14.00 wib merawat bayi berhubungan bisa memandikan
dengan ketidakmampuan anaknya sendiri tanpa
merawat anggota keluarga bantuan orang lain.
yang mengalami gangguan O: Ny.R mampu
kesehatan. menjelaskan cara-cara
Merawat bayi.
A: Masalah teratasi
P: Pertahankan intervensi
DAFTAR PUSTAKA

Suprajitno.S.Kp 2004"Asuhan Keperawatan Keluarga Aplikasi Dalam Praktik".


Jakarta.EGC
Firwanintianur 93.blogspot.com/ asuhan-keperawatan keluarga pada msalah anak baru
lahir
Bams-sujatmiko.blogspot.com asuhan-keperaw keluarga pada msalah anak baru lahir

Anda mungkin juga menyukai