Anda di halaman 1dari 30

ASUHAN KEPERAWATAN

KELUARGA DENGAN KELAHIRAN ANAK PERTAMA

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Keperawatan Keluarga

Dosen pengampu : Nina Pamela Sari, M. Kep

Oleh :

Tingkat 3 A (Kelompok 4)

Risna Siti Nuramanah (NIM C1814201066)


Rivan Fadlur Rohman ( NIM C1814201067)
Nissa Hernisa Agustina (NIM C1814201068)
Dika Dwi Mochammad Azis (NIM C1814201069)
Randi Pabyana (NIM C1814201071)
Popi Selvia (NIM C1814201072)
Siti Desi Nadzila (NIM C1814201082)
Muhammad Dinar Triyansyah(NIM C1814201156)

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TASIKMALAYA

2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan Asuhan Keperawatan
(ASKEP) Keluarga, mengenai Keluarga Dengan Kelahiran Anak Pertama.
Asuhan Keperawatan ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas dari mata
kuliah Keperawatan Keluarga Jurusan S1 Keperawatan Universitas
Muhammadiyah Tasikmalaya. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu
Nina Pamela Sari, M. Kep selaku pembimbing dan semua pihak yang telah
membantu sehingga Asuhan Keperawatan ini dapat diselesaikan tepat pada
waktunya.
Asuhan Keperawatan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan
Asuhan Keperawatan ini. Semoga Asuhan Keperawatan ini dapat memberikan
informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan
peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua..
Akhir kata penulis mengucapakan terima kasih

Tasikmalaya, 21 Maret 2021

Penulis
BAB I

LAPORAN PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Asuhan keperawatan keluarga  yaitu suatu rangkaian kegiatan yang
diberikan melalui praktek keperawatan pada keluarga . Asuhan
keperawatan keluarga  digunakan untuk membantu menyelesaikan
masalah kesehatan keluarga  dengan menggunakan pendekatan proses
keperawatan. Agar pelayanan kesehatan yang diberikan dapat diterima
oleh keluarga, maka perawat harus mengerti, memahami tipe dan struktur
keluarga, mengetahui tingkat pencapaian keluarga  dalam melakukan
fungsinya. Memerlukan pemahaman setiap tahap perkembangan keluarga
dan tugas perkembangannya. Pengkajian asuhan keperawatan keluarga
dilakukan untuk mengetahui sejauh mana keluarga  memenuhi tugas
perkembangannya. Pasangan baru ( keluarga  baru menikah) ialah ketika
masing-masing individu laki-laki dan perempuan membentuk keluarga
melalui perkawinan yang sah dan meninggalkan keluarga nya masing-
masing.
Mempersiapkan keluarga  yang baru membutuhkan penyesuaian
peran dan fungsi sehari-hari diantaranya belajar hidup bersama,
beradaptasi dengan kebiasaan sendiri dan pasangannya. Masing-masing
menghadapi perpisahan dengan keluarga  sendiri dan orang tuanya, mulai
membina hubunganungan baru dengan keluarga  dan kelompok social
lainnya.

B. Definisi
Bayi baru lahir (neonatus) adalah suatu keadaan dimana bayi baru
lahir dengan umur kehamilan 38-40 minggu. Bayi baru lahir yaitu bayi
dengan umur kehamilan 38-40 minggu,lahir melalui jalan lahir dengan
presentasi kepala secara spontan tanpa gangguan, menangis kuat, nafas
secara spontan dan teratur,berat badan antara 2500-4000 gram.
Peralihan dari kehidupan intrauterin ke ekstrauterin memerlukan
berbagai perubahan biokimia dan faali. Dengan terpisahnya bayi dari ibu,
maka terjadilah awal proses fisiologik sebagai berikut :
1. Peredaran darah melalui plasenta digantikan oleh aktifnya fungsi
paru untuk bernafas (pertukaran oksigen dengan karbondioksida)
2. Saluran cerna berfungsi untuk menyerap makanan
3. Ginjal berfungsi untuk mengeluarkan bahan yang tidak terpakai
lagi oleh tubuh untuk mempertahankan homeostasis kimia darah
4. Hati berfungsi untuk menetralisasi dan mengekresi bahan racun
yang tidak diperlukan badan
5. Sistem imunologik berfungsi untuk mencegah infeksi
6. Sistem kardiovaskular serta endokrin bayi menyesuaikan diri
dengan perubahan fungsi organ tersebut diatas

Banyak masalah pada bayi baru lahir yang berhubungan dengan


gangguan atau kegagalan penyesuaian biokimia dan faali yang disebabkan
oleh prematuritas, kelainan anatomik, dan lingkungan yang kurang baik
dalam kandungan, pada persalinan maupun sesudah lahir.

Masalah pada neonatus biasanya timbul sebagai akibat yang


spesifik terjadi pada masa perinatal. Tidak hanya merupakan penyebab
kematian tetapi juga kecacatan. Masalah ini timbul sebagai akibat
buruknya kesehatan ibu, perawatan kehamilan yang kurang memadai,
manajemen persalinan yang tidak tepat dan tidak bersih, kurangnya
perawatan bayi baru lahir. Kalau ibu meninggal pada waktu melahirkan, si
bayi akan mempunyai kesempatan hidup yang kecil.

C. Standar Pelayanan Pada Bayi Baru Lahir


Untuk mampu mewujudkan koordinasi dan standar pelayanan yang
berkualitas maka petugas kesehatan dibekali pengetahuan dan
keterampilan untuk dapat melaksanakan pelayanan essensial neonatal yang
dikategorikan dalam dua kelompok yaitu :
1. Pelayanan Dasar
a. Persalinan aman dan bersih
b. Mempertahankan suhu tubuh dan mencegah hiportermia
c. Mempertahankan pernafasan spontan
d. ASI Ekslusif
e. Perawatan mata
2. Pelayanan Khusus
a. Tatalaksana Bayi Neonatus sakit
b. Perawatan bayi kurang bulan dan BBLR
c. Imunisasi

D. Tugas Tahap Perkembangan Keluarga Pada Anak Baru Lahir


Tahap II. Keluarga “Child-bearing” (Kelahiran Anak Pertama)’
Keluarga yang menantikan kelahiran dimulai dari kehamilan
sampai kelahiran anak pertama dan berlanjut sampai anak pertama berusia
30 bulan. Kehamilan dan kelahiran bayi perlu dipersiapkan oleh pasangan
suami istri melalui beberapa tugas perkembangan yang penting.
Tahap Perkembangan II. Keluarga “Child bearing (Kelahiran Anak
Pertama)
Persiapan menjadi orang tua
1. Adaptasiu dengan perubahan anggota keluarga: peran, interaksi,
hubungan seksual dan kegiatan
2. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan.
3. Kelahiran bayi pertama memberi perubahan yang besar dalam keluarga
sehingga pasangan harus beradaptasi dnegan perannya untuk
memenuhi kebutuhan bayi.
Sering terjadi dengan kelahiran bayi, pasangan merasa diabaikan
karena focus perhatian kedua pasangan tertuju pada bayi. Peran utama
perawat keluarga adalah mengkaji peran orang tua; bagaimana orang tua
berinteraksi dan merawat bayi serta bagaimana bayi berespon. Perawat
perlu memfasilitasi hubungan orang tua dan bayi yang positif dan hangat
sehingga jalinan kasih sayang antara bayi dan orang tua dapat tercapai.

E. Reaksi Emosional Penerimaan Keluarga


Pada neonatus yang menderita sakit, maka keluarga akan merasa
cemas, tidak berdaya, dan lain sebagainya yang merupakan reaksi keluarga
terhadap kenyataan bahwa bayinya menderita suatu penyakit. Berikut
adalah reaksi emosional penerimaan keluarga terhadap neonatus sakit dan
bagaimana perawat mengatasi hal tersebut :
1. Denial
Respon perawat terhadap penolakan adalah komponen untuk
kebutuhan individu yang kontinyu sebagai mekanisme pertahanan.
Dukungan metode efektif adalah mendengarkan secara aktif. Diam
atau tidak ada reinforcement bukanlah suatu penolakan. Diam dapat
diinterpretasikan salah, keefektifan diam dan mendengar haruslah
sejalan dengan konsentrasi fisik dan mental. Penggunaan bahasa tubuh
dalam berkomunikasi harus concern. Kontak mata, sentuhan, postur
tubuh, cara duduk dapat digunakan saat diam sehingga komunikasi
berjalan efektif.
2. Rasa bersalah
Perasaan bersalah adalah respon biasa dan dapat menyebabkan
kecemasan keluarga. Mereka sering mengatakan bahwa merekalah
yang menjadi penyebab bayinya mengalami kondisi sakit. Amati
ekspresi bersalah, dimana ekspresi tersebut akan membuat mereka
lebih terbuka untuk menyatakan perasaannya.
3. Marah
Marah adalah suatu reaksi yang sulit diterima dan sulit ditangani
secara therapeutik. Aturan dasar untuk menolak marah seseorang
adalah hindari gagalnya kemarahan dan dorong untuk marah secara
assertif.
BAB II

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN

KELAHIRAN ANAK PERTAMA

A. Data umum
1. Identitas
Nama :Ny.R
Umur : 24 tahun
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Alamat : Tasikmalaya
2. Komposisi keluarga
Nama L/ Umur Hub.Keluarga Pekerjaan Pend.Terakhir
P
Tn. A L 27 Suami (KK) Wiraswasta SMA
Ny. R P 24 Istri Ibu RT SMA
An.V P 1 bulan Anak Tidak ada Belum sekolah

3. Genogram
-
4. Tipe keluarga
Tipe keluarga Tn. A adalah tipe keluarga inti atau nuclear family yang
terdiri ayah, ibu, dan anak yang tinggal dalam satu rumah
5. Suku bangsa
Tn. A dan istrinya adalah orang Tasik dengan suku Jawa
6. Agama
Agama keluarga Tn. A ini adalah Islam dan tidak ada satupun ketentuan
islam yang bertentangan dengan kesehatan.
7. Status sosial ekonomi Keluarga
a. Anggota Keluarga yang mencari nafkah
Adalah Tn. A (Kepala Keluarga)
b. Penghasilan
Penghasilan keluaraga Tn. A setiap bulan sekitar Rp 1.500.000
c. Upaya Lain
Kadang-kadang tiap bulanya Tn. A dibantu oleh orangtua
d. Harta benda yang dimiliki
Rumah
e. Kebutuhan yang dikeluarkan tiap bulan
Pada keluaraga Tn. A pengeluaran tiap bulanaya sekitar Rp.
1.000.000 ini untuk membayar rekening listrik, air dan belanja
bahan makanan sebulan serta susu formula dan popok untuk
anaknya
8. Aktivitas rekreasi keluarga
Kegiatan yang dilakukan oleh keluarrga untuk rekreasi adalah
menonton TV.

B. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga


1. Tahap Perkembangan keluarga saat ini adalah
Tahap perkembangan keluarga anak baru lahir Ny.R berumur 24 tahun
dan baru memiliki anak dengan usia 1 bulan.
2. Tahap Perkembanagan keluarga yang belum terpenuhi dan kendalanya
Tahap perkembangan keluarga yang belum dipenuhi pada masa anak
baru lahir ini yang belum dipenuhi adalah belum bisanya merawat anak
baru lahir dan belum bisa memenuhi kebutuhan nutrisi, ini tampak
pernyataan dari klien kalau belum tahu memandikan anaknya dan selalu
minta bantuan dari ibu mertuanya, dan sudah memberikan susu formula
kepada anaknya karena tidak tahu bagaimana posisi menyusui yang
nyaman, dan tampak ruam popok pada bayinya.
3. Riwayat Keluarga Inti
a. Riwayat Kesehatan keluarga saat ini
Saat ini Tn. A menderita penyakit maag dan Ny.R. Dan An.V
menderita penyakit demam.
b. Riwayat Penyakit Sebelumnya
Tidak ada riwayat penyakit sebelumnya pada Keluarag Tn. A
c. Pelayanan Kesehatan yang dimanfaatkan
Pelayan Kesehatan yang digunakan oleh Tn.H ini adalah puskesmas
yang jaraknya tidak begitu jauh dari rumah
d. Riwayat Kesehatan keluarga Sebelumnya
Ibu R hanya melahirkan dirumah dengan bantuan bidan dari
puskesmas.

C. Data lingkungan
1. Karakteristik Rumah
Luas bangunan rumah yang ditempati adalah sekitar 32m2 (panjang 8
Meter dan Lebar 4 mter), terdiri 2 kamar tidur, 1 dapur, 1 wc, dan 1
ruang keluarga, dan didepan teras terdapat sumur dan septic tank yang
jaraknya sekitar 7 meter. Tn. A Tinggal dirumah yang permanaen
terbuat dari semen dan sudah memilik ventilasi yang bagus, dan tempat
pembuangan sampah dibelakang rumah dan nantinya akan dibakar, dan
rumah tampak bersih dan asri.
2. Karakteristik Tetangga dan Komunitas RW
Keluarga Tn. A tinggal didesa rasa persaudaraan antar sesama warga
tinggi, penduduk disekitar rumah adalah penduduk asli tasik yang
datang dari berbagai daerah, umunya interaksi banyak terjadi pada sore
hari karena pada siang banyak tetangga yang sibuk bekerja
3. Mobilitis Geografis Keluarga
Keluarga Tn. A sudah menempati rumah yang sudah ditempati sejak
1bulan berumah tangga sampai sekarang, dan tidak pernah berpindah-
pindah rumah. Namun karena Tn. A adalah wiraswasta maka dari itu
Tn. A jarang berada dirumah
4. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat
Keluarga berkumpul setiap satu sekali satu bulan di rumah orang tuan
Tn. A karena Tn. A sudah tinggal sendiri, ini merupakan upaya untuk
meningkatkan keharmonisan dan silaturahmi dengan saudara. Ny. R
juga sering pergi ke mesjid mengikuti pengkajian dan ibu ini aktif
dalam anggota arisan kompleks didaerah tempat tinggalnya sehingga
hubungan baik diikalangan masyarakat tercipta
5. System Pendukung Keluarga
Apabila An. V demam maka Ny. R hanya meminta bantuan kepada ibu
bidan.

D. Struktur Keluarga
1. Pola / Cara Komunikasi Keluarga
Dalam Kehidupan sehari-hari Keluarga menggunakan Bahasa Sunda
yang jelas dan jika ada suatu masalah maka dimusyawarahkan dengan
baik dan terbuka dan didiskusikan dengan orang tua untuk diminta
pendapatnya dan tidak ada mengalami masalah.
2. Struktur Kekuatan Keluarga
Sebelumnya Keluarga mampu menyelesaikan masalah jika ada salah
satu sikap anggota keluarga yang salah maka karena sikap saling
perhatian bisa diatasi, namun semenjak Ny. R melahirkan kami sering
bertanya dan minta bantuan dengan orang tua cara merawat anak.
3. Struktur Peran (Peran masing-masing anggota keluarga)
Dalam Keluarga Peran sudah berjalan dengan baik seperti Tn. A Sebagai
Kepala keluaga mencari nafkah untuk membiayai keluarga dan Ny.R
sebagai Ibu rumah tangga juga sudah mampu mengatur keluarga dan
membina hubngan baik dengan tetangga teapi belum mampu merawat
anak dengan baik.
4. Nilai dan Norma Keluarga
Nilai yang dianut dalam keluarga dalah berdasarrkan kepercayaan yang
dianut yaitu islam, dan tidak ada konflik nilai yang terjadi. begitu juga
dengan nilai dan norma yang berlaku dimasyarakat juga menjadi
pedoman dalam ketentuan keluarga dan masing-masing keluarga wajib
untuk mentaatinya, seperti tidak boleh pulang malam, memakai pakaian
yang sopan baik didalam maupun luar rumah, dan juga menjaga perilaku
yang tidak menyimpang, Namun kalau dari segi kesehatan karena
kurang pengetahuan sehingga Ny.R belum bisa merawat anak dan tidak
memberikan ASI ekslusive pada anaknya.

E. Fungsi keluarga
1. Fungsi Afektif
Keluarga ini Harmonis, rukun dan saling menghargai dari masing-
masing peran
2. Fungsi Sosialisasi
Keluarga berperan aktif di masyarakat ini tampak dari Ny.R adalah
anggota aktif arisan kompleks dan ikut berperan serta dalam kegitan
kemasyarakatan dan mentaati norma yang berlaku dimasyarakat
3. Fungsi Perawatan Kesehatan
Keluarga Tn. A merupakan keluarga yang mampu memberikan makanan
3 kali sehari dan berpakaian yang bagus dan semesetinya dan sensitif
terhadap anggota yang sakit, dan pola hidupnya juga sehat seperti tidur,
buang sampah, dan pola makan
4. Fungsi Reproduksi
Karena Ny. R baru melahirkan maka beliau menggunakan alat
kontrasepsi, yaitu Pil KB dan akan berencana berhenti untuk
mengkomsumsi Pil KB saat anaknya usia 2 atau 3 tahun dan Ny. R tidak
ada masalah dalam masalah seksual dengan Tn. A walaupun Tn. A
sering keluar pergi bekerja.
F. Stress dan Koping Keluarga
1. Stressor Jangka Pendek
Masalah yang dihadapi oleh Tn. A dalam waktu pendek adalah cemas
yang berlebihan bila meninggalkan istrinya berdua dirumah dengan
anaknya karena istrinya belum bisa merawat anaknya.
2. Stressor jangka panjang
Tidak ada masalah jangka panjang yang akan dipikirkan oleh Tn. A
3. Respon keluarga terhadap stressor
Tn. A bila meninggalkan istri dan anaknya berdua, menanggapinya dengan
baik yaitu menyakinkan dirinya kalau istrinya akan berusaha belajar
dengan baik merawat anaknya.
4. Strategi Koping
Keluarga dalam menghadapi masalah ini dengan cara memusyawarakan
dengan anggota keluarga yang lain
5. Strategi Adaptasi funsional
Meskipun selalu diajarkan oleh ibu mertuanya Ny.R belum bisa merawat
bayinya dengan baik.

G. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik pada An.V adalah :
1. Tanda-tanda vital :
N : 200x/menit (normalnya 80-200)
P : 30x/menit
S : 37,90C (normalnya 36,5-37,50C)
2. Kepala :
- Rambut hitam
- Konjungtiva Tidak anemi
- Sklera Tidak ikterik
- Hidung Tidak ada secret simetris
- Telinga Tidak keluar serumen
- Mulut Mukosa bibir lembab, tidak sariawan
- Leher Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
3. Dada:
- Jantung Tidak ada keluhan
- Tidak ada bunyi nafas yang abnormal
- Irama jantung teratur dan tampak jelas Tidak ada keluhan
- Tidak ada bunyi nafas paru yang abnormal
- Irama jantung teratur
4. Abdomen:
- Abdomen Datar, ada bising usus20x/mt, tidak nyeri tekan
5. Turgor kulit:
- Terdapat ruam popok pada daerah pantat (bokonng)

H. Harapan Keluarga
Semoga demamnya turun dan Ny. R bisa merawat anaknya dengan baik. Petugas
kesehatan dapat membantu Ny. R dalam merawat anaknya dan mengajarkan hal
yang harus dilakukan jika terjadi demam dan iritasi pada kulit bila terjadi pada
anaknya.
BAB III
DIAGNOSIS KEPERAWATAN

A. Analisis Data
No. Data Masalah penyebab
1. Ds: Defisiensi Ketidakmampuan
Ny. R mengatakan belum bisa pengetahuan merawat merawat anggota
merawat (memandikan) bayi keluarga yang
anaknya sehingga selalu mengalami
meminta bantuan kepada ibu gangguan
mertuanya. kesehatan.
Do:
Baju anaknya yang belum
diganti karena menunggu ibu
mertuanya dulu.
2. Ds: Ketidakefektifan Ketidakmampuan
Ny. R mengatakan tidak tahu pemberian ASI memodifikasi
bagaimana posisi menyusui lingkungan
yang nyaman keluarga untuk
Do: menjamin
Usia anaknya 1 bulan. kesehatan
keluarga.
3. Ds: Demam Ketidakmampuan
Ny. R mengatakan anaknya memutuskan
demam dari semalam. tindakan
Do: kesehatan yang
S: 37,90C tepat bagi
keluarga
4. Ds: Kerusakan integritas Ketidakmampuan
Ny. R mengatakan kalau mengenal masalah
anaknya menangis jika kesehatan
dipasangkan popok. keluarga
Do:
Terdapat ruam popok pada
daerah pantat (bokonng)

B. Perumusan Diagnosa Keperawatan


No. Diagnosa keperawatan
1. Defisiensi pengetahuan merawat bayi berhubungan dengan ketidakmampuan
merawat anggota keluarga yang mengalami gangguan kesehatan
2. Ketidakefektifan pemberian ASI berhubungan dengan ketidakmampuan
memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan keluarga.
3. Demam berhubungan dengan ketidakmampuan memutuskan tindakan
kesehatan yang tepat bagi keluarga.
4. Kerusakan integritas berhubungan dengan ketidakmampuan mengenal masalah
kesehatan keluarga

C. Penilaian (Scoring) Diagnosa Keperawatan

Dx. Kriteria Skor Pembenaran


Dx.1a.    Sifat masalah: Ibu harus bisa
Keadaan sejahtera 1 x1=1 merawat sendiri
3 3 anaknya karena
b.    Kemungkinan masalah dapat itu tugas dan
diubah: 1x2=1 kewajiban
Sebagian 2 seorang ibu yang
c.    Potensial masalah untuk dicegah: harus
Cukup 1 x1=1 dilaksanakan.
d.   Menonjolnya masalah 3 3
Ada masalah, tetapi tidak perlu
ditangani. 1x2=1
2
3
 
2
Total skor 2
Dx.2a.    Sifat masalah: ASI sangat baik
Ancaman kesehatan 2 x1=2 untuk bayi usia 1
3 3 bulan. ASI
b.    Kemungkinan masalah dapat merupakan
diubah: 1x2=1 makanan yang
Sebagian 2 paling lengkap
c.    Potensial masalah untuk dicegah: dan seimbang.
Cukup 2 x1=2 ASI mengandung
d.   Menonjolnya masalah: 3 3 semua kebutuhan
Ada masalah, tetapi tidak perlu gizi yang
ditangani. 1x2=1 diperlukan anak,
4 seperti Tyrosine
3 dan Tryptophane,
  AA, DHA, ALA,
2 IA dan KOLIN,
Total skor 2 Vitamin A,C dan
E, dan Sialic
Acid.
Dx.3a.    Sifat masalah : Bila keadaan ini
Tidak/kurang sehat 3 x1=1 dibiarkan akan
3 membuat keadaan
b.    Kemungkinan masalah dapat bayi lebih buruk
diubah: 2x2=2 sehingga bisa
Mudah 2 terjadi kejang,
c.    Potensial masalah untuk dicegah dehidrasi bahkan
d.   Menonjolnya masalah: 2 x1=2 kematian.
Masalah berat, harus segera 3 3
ditangani

2x2=2
2
2
3
 
 
Total skor 5

Dx.4a.    Sifat masalah : Ruam popok pada


Tidak/kurang sehat 3 x1=1 pantat bisa
3 menyebabkan
b.    Kemungkinan masalah dapat infeksi bila tidak
diubah: 1x2=1 ditangani dengan
sebagian 2 cepat.
c.    Potensial masalah untuk dicegah:
Tinggi 3 x1=1
d.   Menonjolnya masalah: 3
Masalah tidak dirasakan

Total skor 3

D. Prioritas Diagnosis Keperwatan

No Diagnose keperawatan skor


.
1. Demam berhubungan dengan ketidakmampuan 2
memutuskan tindakan kesehatan yang tepat 3
bagi keluarga.
 
5
2 Kerusakan integritas berhubungan dengan 2
ketidakmampuan mengenal masalah kesehatan 3
keluarga
 
3
3. Ketidakefektifan pemberian ASI berhubungan 4
dengan ketidakmampuan memodifikasi 3
lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan  
keluarga. 2
4 Defisiensi pengetahuan merawat bayi 2
berhubungan dengan ketidakmampuan merawat 3
anggota keluarga yang mengalami gangguan  
kesehatan 2
BAB IV
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN (INTERVENSI)

A. Diagnosa 1 :
Demam berhubungan dengan ketidakmampuan memutuskan tindakan kesehatan
yang tepat bagi keluarga.

Tujuan Kriteria Hasil/Standar Intervensi


Suhu tubuh Perilaku        - Ajarkan orangtua agar tidak
kembali (Psikomotor) Menunjukkan memberikan aspirin untuk
normal dan verbal metode yang demam pada anak-anak
36,50C - (pengetahuan) tepat untuk dibawah usia 18 tahun.
37,50C dan mengukur suhu. - Ajarkan orangtua bahwa tidak
keluarga        Menjelaskan perlu mengobati semua jenis
tahu cara tindakan untuk demam pada anak-anak.
mengatasi mencegah atau Sebagai pedoman, demam pada
demam. meminimalkan anak yang tidak memiliki
peningkatan riwayat kejang tidak perlu
suhu tubuh. diobati, kecuali mencapai >
400C.
- Kompres hangat dapat
digunakan untuk mengatasi
demam,tetapi dapat
meningkatkan rasa tidak
nyaman anak dan dapat
menyebabkan nak menangis
dan gelisah yang menghambat
pendinginan dari kompres
tersebut

B. Diagnosa 2 :
Kerusakan integritas berhubungan dengan ketidakmampuan mengenal masalah
kesehatan keluarga

Tujuan Kriteria Hasil/Standar Intervensi


Tidak tampak Perilaku        Keluarga - Ajarkan agar menghindari
lagi ruam (psikomotor) menunjukkan penggunaan sabun yang
popok/ terjai rutinitas berlebihan untuk
penyebumbuha perawatan kulit membersihkan pantat/ bokong
n pada kulit yg optimal. karena pemakaian yang
yang terjadi        Tidak ada berlebihan akan menyebabkan
iritasi dan cara lepuh atau iritasi.
mengatasi bila maserasi pada - Sebaiknya gunakan kapas
terjadi iritasi. kulit dengan air hangat untuk
membersihkan daerah perianal
segera setelah BAB/BAK
- Bila terdapat bintik kemerahan,
berikan krem atau salep, dan
biarkan terbuka untuk
beberapa saat.
Tujuan Kriteria Hasil/Standar Intervensi
Pemberian Perilaku        -Instruksikan ibu dalam teknik
ASI pada (psikomotor) Mempertahankan menyusui yang meningkatkan
bayi usia keefektifan keterampilan dalam menyusui
dibawah pemberian ASI bayinya.Pertimbangkan teknik
usia 6 bulan selam yang relaksasi, posisi, yang nyaman,
diinginkan bayinya. perangsangan reflex rooting,
       Mengenali isyrat penetapan status terjaga bayi
lapar dari bayi sebelum upaya pemberian
dengan segera. ASI,menyendawakan bayi,
       Tidak stimulasi pada bayi untuk terus
mengalami nyeri menyusui, dan menyusui
tekan pada putting. menggunakan kedua payudara
       Mengenali secar bergantian.
tanda-tand -Instruksikan kepad ibu tentang
penurunan suplai alat pemompa payudara dan
ASI teknik untuk mempertahankan
suplai ASI selama penundaan
atau penghentian reflex
mengisap bayi.
-Instruksikan kepada ibu tentang
kebutuhan untuk istirahat yang
adekuat dan asupan cairan.

D. Diagnosa 4 :
Defisiensi pengetahuan merawat bayi berhubungan dengan ketidakmampuan
merawat anggota keluarga yang mengalami gangguan kesehatan

Tujuan Kriteria Hasil/Standar Intervensi


Dapat Perilaku        Mengenali - Ajarkan orang tua tentang
merawat (psikomotor) isyarat perilaku bayi kebutuhan bayi dan
bayi dengan yang kemampuannya.
optimal mnegkomunikasikan - Demostrasikan cara merawat
stress. bayi dengan benar.
       Memodivikasi - Beri contoh respon yang tepat
lingkungan dalam teradap isyarat perilaku bayi.
berespon terhadap - Ajarkan orang tua tentang
perilaku bayi. pertumbuhan dan
       Menunjukkan perkembangan yang normal.
teknik penanganan - Bekali orang tua dengan
yang layak untuk keterampilan yang dibutuhkan
meningkatkan untuk merawat bayi (misalnya
perkembangan menyusui, dan perawatan
normal. kulit).
BAB V
TINDAKAN KEPERAWATAN (IMPLEMENTASI)

Tgl & waktu Diagnosa Implementasi


21 maret 2021 Demam - Pendidikan kesehatan tentang:
13.00-14.00 berhubungan Mengajarkan orangtua agar tidak memberikan
dengan aspirin untuk demam pada anak-anak dibawah
ketidakmampuan usia 18 tahun.
memutuskan Mengajarkan orangtua bahwa tidak perlu
tindakan mengobati semua jenis demam pada anak-
kesehatan yang anak. Sebagai pedoman, demam pada anak
tepat bagi yang tidak memiliki riwayat kejang tidak perlu
keluarga. diobati, kecuali mencapai > 400C.
Mengompres hangat dapat digunakan untuk
mengatasi demam,tetapi dapat meningkatkan
rasa tidak nyaman anak dan dapat
menyebabkan nak menangis dan gelisah yang
menghambat pendinginan dari kompres
tersebut. Dan cara pelaksanaan.
Yang dihadiri oleh Tn. A dan Ny. R
Kontrak selanjutnya tanggal 25 maret 2021
pukul 14.00-15.00 tentang cara mengatasi dan
mencegah terjadinya ruam popok.
25 maret 2021 Kerusakan Pendidikan kesehatan tentang:
14.00-15.00 integritas - Mengajarkan agar menghindari
berhubungan penggunaan sabun yang berlebihan untuk
dengan membersihkan pantat/ bokong karena
ketidakmampuan pemakaian yang berlebihan akan
mengenal menyebabkan iritasi.
masalah - Sebaiknya gunakan kapas dengan air
kesehatan hangat untuk membersihkan daerah
keluarga perianal segera setelah BAB/BAK
- Bila terdapat bintik kemerahan, berikan
krem atau salep, dan biarkan terbuka untuk
beberapa saat
Yang dihadiri oleh Tn. A dan Ny.R
Kontrak selanjutnya tanggal 27 maret 2021
pukul 14.00-15.00 tentang kefektifan
pemberian ASI dan manfaatnya.
27 maret 2021 Ketidakefektifan Pendidikan kesehatan tentang:
14.00-15.00 pemberian ASI - Menginstruksikan ibu dalam teknik
berhubungan menyusui yang meningkatkan
dengan keterampilan dalam menyusui
ketidakmampuan bayinya.Pertimbangkan teknik relaksasi,
memodifikasi posisi, yang nyaman, perangsangan reflex
lingkungan rooting, penetapan status terjaga bayi
keluarga untuk sebelum upaya pemberian
menjamin ASI,menyendawakan bayi, stimulasi pada
kesehatan bayi untuk terus menyusui, dan menyusui
keluarga. menggunakan kedua payudara secar
bergantian.
- Menginstruksikan kepada ibu tentang alat
pemompa payudara dan teknik untuk
mempertahankan suplai ASI selama
penundaan atau penghentian reflex
mengisap bayi.
- Menginstruksikan kepada ibu tentang
kebutuhan untuk istirahat yang adekuat
dan asupan cairan.
Yang dihadiri oleh Tn. A dan Ny. R
Kontrak selanjutnya tanggal 29 maret 2021
pukul 14.00-15.00 tentang cara merawat
bayi yang baik dan optimal.
29 maret 2021 Defisiensi Pendidikan kesehatan tentang:
14.00-15.00 pengetahuan - Menginstruksikan ibu dalam teknik
merawat bayi menyusui yang meningkatkan
berhubungan keterampilan dalam menyusui
dengan bayinya.Pertimbangkan teknik relaksasi,
ketidakmampuan posisi, yang nyaman, perangsangan reflex
merawat anggota rooting, penetapan status terjaga bayi
keluarga yang sebelum upaya pemberian
mengalami ASI,menyendawakan bayi, stimulasi pada
gangguan bayi untuk terus menyusui, dan menyusui
kesehatan menggunakan kedua payudara secar
bergantian.
- Menginstruksikan kepada ibu tentang alat
pemompa payudara dan teknik untuk
mempertahankan suplai ASI selama
penundaan atau penghentian reflex
mengisap bayi.
- Menginstruksikan kepada ibu tentang
kebutuhan untuk istirahat yang adekuat
dan asupan cairan.
Yang dihadiri oleh Tn. A dan Ny. R
Kontrak selanjutnya tanggal 30 maret 2013
pukul 14.00-15.00 untuk mengevaluasi
tindakn yang sudah diberikan dan menanyakn
bila masih ada hal yang belum dimengerti.
BAB VI
EVALUASI TINDAKAN KEPERAWATAN

Tgl & waktu Diagnosa Evaluasi


21 maret 2021 Demam S : Ny. R mengatakan bila anaknya demam
15.00 berhubungan Klien sudah tahu cara kompres dan
dengan sudah tahu cara menggunakan
ketidakmampuan termometer
memutuskan O: Ny. R mampu menjelaskan cara-cara
tindakan kesehatan menangani demam
yang tepat bagi A: Masalah teratasi
keluarga. P: Pertahankan intervensi.

25 maret 2021 Kerusakan integritas S : Ny. R mengatakan bila ruam popok pada
15.00 berhubungan pantat anaknya sudah hilang.
dengan O: Ny. R mampu menjelaskan cara-cara
ketidakmampuan Menangani iritasi pada kulit serta
mengenal masalah pencegahannya
kesehatan keluarga A: Masalah teratasi
P: Pertahankan intervensi.
27 maret 2021 Ketidakefektifan S : - Ny. R mengatakan bila anaknya belum
15.00 pemberian ASI menyusui.
berhubungan - Ny. R mengatakan belum mengerti
dengan tentang cara menyusui.
ketidakmampuan O: Ny. R belum mampu menjelaskan cara
memodifikasi menyusui dengan baik.
lingkungan keluarga A: Masalah belum teratasi
untuk menjamin P: Lanjutkan intervensi.
kesehatan keluarga.

29 maret 2021 Defisiensi S : Ny. R mengatakan sudah bisa


14.00 pengetahuan memandikan anaknya sendiri tanpa
merawat bayi bantuan orang lain.
berhubungan O: Ny. R mampu menjelaskan cara-cara
dengan Merawat bayi.
ketidakmampuan A: Masalah teratasi
merawat anggota P: Pertahankan intervensi.
keluarga yang
mengalami
gangguan kesehatan
JURNAL

No Judul Jurnal Hasil


.
1. Kemandirian Ibu Postpartum Hasil penelitian didapatkan bahwa
Dalam kemandirian ibu postpartum dalam
Perawatan Bayi Baru Lahir perawatan bayi baru lahir sebelum
dengan Menggunakan intervensi mempunyai rerata 31,81 dan
Pendekatan setelah intervensi 37,72 dimana terjadi
Model “Mother-Baby Care (M- peningkatan 5,91. Uji Wilcoxon
BC)” menunjukan ada perbedaan yang bermakna
antara kemandirian ibu postpartum sebelum
dan setelah dilakukan intervensi dimana
p=0,024 (p<0,05). Disarankan kepada
petugas kesehatan agar dapat mengunakan
modul Mother-Baby Care (M-BC)
sebagai salah satu pedoman untuk
melakukan pendidikan kesehatan kepada
ibu dalam perawatan bayi baru lahir untuk
meningkatkan kemandirian ibu.
2. Hubungan antara Dukungan Dari hasil uji statistik Kendal tau diperoleh
Keluarga dengan Pemberian nilai value = 0,003 ( <0,05), maka dapat
ASI Eksklusif disimpulkan bahwa ada hubungan antara
pada Bayi di Desa Bebengan dukungan keluarga dengan pemberian ASI
Kecamatan Boja Kabupaten eksklusif pada bayi. Dukungan keluarga
Kendal mempunyai hubungan dengan suksesnya
pemberian ASI eksklusif pada
bayi, hal ini didukung oleh pengetahuan
keluarga tentang pemberian ASI yang
baik.Ibu menyusui perlu meningkatkan rasa
percaya diri dan motivasi dalam
memberikan ASI, menambah pengetahuan
tentang pemberian ASI yang benar melalui
penyuluhan di tempat pelayanan kesehatan.
3. Dukungan Petugas Kesehatan Hasil penelitian menunjukan ada
dan Kemampuan Ibu Merawat hubungan dukungan petugas kesehatan
Bayi Baru Lahir dengan kemampuan ibu merawat BBL
dengan nilai p-Value = 0,004. Hasil
penelitian ini merekomendasikan
pentingnya peran perawat sebagai edukator
tentang cara perawatan pada BBL dengan
baik dan benar.

Anda mungkin juga menyukai