Disusun Oleh :
2020
LAPORAN PENDAHULUAN
Distress Spiritual
A. Faktor Predisposisi
sehingga akan mengganggu proses interaksi dimana dalam proses interaksi ini akan terjadi
okupasi, posisi sosial, latar belakang budaya, keyakinan, politik, pengalaman sosial,
tingkatan sosial.
B. Faktor Presipitasi
1. Kejadian Stresful
tujuan hidup, kehilangan hubungan dengan orang yang terdekat karena kematian,
kegagalan dalam menjalin hubungan baik dengan diri sendiri, orang lain, lingkungan dan
2. Ketegangan Hidup
komunitas.
C. Jenis
1
1. Spiritual yang sakit, yaitu kesulitan menerima kehilangan dari orang yang dicintai atau
2. Spiritual yang khawatir yaitu terjadinya pertentangan kepercayaan dan sistem nilai
3. Spiritual yang hilang yaitu adanya kesulitan menemukan ketenangan dalam kegiatan
keagamaan.
D. Fase – fase
1. Fase penyangkalan (Denial) Fase ini merupakan reaksi pertama individu terhadap
kehilangan atau individu tidak percaya, menolak atau tidak menerima kehilangan yang
terjadi, pernyataan yang sering diucapkan adalah “ itu tidak mungkin” atau “ saya tidak
percaya”. Seseorang yang mengalami kehilangan karena kematian orang yang berarti
baginya, tetap merasa bahwa orang tersebut masih hidup.dia mungkin mengalami
halusinasi, melihat orang yang meninggal tersebut berada di tempat yang biasa digunakan
atau mendengar suaranya. Perubahan fisik : letih, pucat, mual, diare, gangguan
2. Fase marah (anger) Fase ini dimulai dengan timbulnya kesadaran akan kenyataan
terjadinya kehilangan individu menunjukkan perasaan marah pada diri sendiri atau kepada
Reaksi fisik yang terjadi pada fase ini antara lain, muka merah, nadi cepat, susah tidur,
tangan mengepal, mau memukul, agresif. Fase tawar menawar (bergaining) Individu yang
telah mampu mengekspresikan rasa marah akan kehilangan nya, maka orang tersebut
akan maju ketahap tawar menawar dengan memohon kemurahan TUHAN, individu ingin
menunda kehilangan dengan berkata ”seandainya saya hati-hati” atau “kalau saja kejadian
3. Fase depresi Individu berada dalam suasana berkabung, karena kehilangan merupakan
keadaanyang nyata, individu sering menunjukkan sikap menarik diri,tidak mau berbicara
misalnya : ya, akhirnya saya harus di operasi, apa yang harus saya lakukan agar saya cepat
sembuh, tanggung jawab mulai timbul dan usaha untuk pemulihan dapat lebih optimal.
Secara bertahap perhatiannya beralih pada objek yang baru, dan pikiran yang selalu
terpusat pada objek atau orang yang hilang akan mulai berkurang atau hilang. Jadi,
individu yang masuk pada fase penerimaan atau damai, maka ia dapat mengakhiri proses
E. Rentang Respon
proses ronaldson (2000) dan Kauman dan Nipan (2003). Respon adaptif spiritual, meliputi:
F. Mekanisme Koping
Menurut Safarino (2002) terdapat lima tipe dasar dukungan sosial bagi distres spiritual :
1. Dukungan emosi yang terdiri atas rasa empati, caring, memfokuskan pada
2. Tipe yang kedua adalah dukungan esteem yang terdiri atas ekspresi positif
spiritualnya.
Distress Spiritual
diyakininya.
kehidupan.
e. Fasilitasi pasien dengan alat-alat ibadah sesuai keyakinan atau agama yang
Ambarawati, Fitri Respati dan Nita Nasution.2012. Buku Pintar Asuhan Keperawatan
Nurarif, Amin Huda dan Hardhi Kusuma. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Medis dan nanda nic noc. Yogyakarta : Mediaction Publishing
Proses Keperawatan :
Tujuan Khusus :
d. Mampu mengembangkan skill untuk mengatasi masalah atau penyakit atau perubahan
5
Tindakan keperawatan :
c. Bantu pasien mengungkapkan perasaan dan pikiran terhadap spiritual yang diyakininya.
kehidupan.
e. Fasilitasi pasien dengan alat-alat ibadah sesuai keyakinan atau agama yang dianut oleh
pasien.
f. Fasilitasi klien untuk menjalankan ibadah sendiri atau dengan orang lain
h. Bantu pasien mengevaluasi perasaan setelah melakukan kegiatan ibadah atau kegiatan
spiritual lainnya.
Sp. 1-P : Bina hubungan saling percaya dengan pasien, kaji faktor penyebab gangguan spiritual pada
pasien, bantu pasien mengungkapkan perasaan dan pikiran akan terhadap spiritual yang diyakininya,
bantu klien mengembangkan skill untuk mengatasi perubahan spiritual dalam kehidupan
ORIENTASI
1. Salam Terapeutik
a. Orientasi
Perawat : Selamat siang pak, nama saya Ners Ester saya dipanggil Ester, Nama bapak siapa?
6
Pasien : Panggil saja saya Anton.
Perawat : Oh, baik. Saya dari Politeknik Kesehatan Banten Program Studi Pendidikan Profesi Ners
yang akan merawat bapak selama 2 minggu di sini. Bagaimana perasaan bapak pagi ini.
2. Kontrak :
a. Topik : Bagaimana kalau kita berbicara tentang masalah - masalah yang bapak alami
c. Tempat :
Perawat : Dimana menurut bapak tempat yang cocok untuk kita ngobrol?
Pasien : Saya marah sama tuhan, saya tidak mau shalat dan tidak mau mengaji lagi. Saya merasa
Perawat : Coba bapak sampaikan apa yang menyebabkan bapak tidak sholat dan mengaji seperti
dulu?
Pasien : Semenjak musibah tsunami itu saya kehilangan pekerjaan dan harta saya suster.
Perawat : Oh, ya! selain itu faKtor apa lagi yang menyebabkan bapak tidak sholat dan mengaji.
Perawat : Coba bapak sampaikan pendapat bapak tentang agama atau keyakinan yang bapak anut
selama ini?
Pasien : Agama yang saya anut adalah agama yang membawa kedamaian.
Perawat : Menurut bapak, apakah agama yang bapak anut bisa membawa kedamaian dan
7
Perawat : Apakah hal tersebut yang mempengaruhi bapak sehingga kurang aktif melakukan sholat
dan mengaji?
Pasien : Shalatullah salaamullah ‘alatoha rasulillah, salaatullah salamullah ‘alaa yasiin habibillah.
TERMINASI
1. Evaluasi
3. Klien merasa tidak maksimal beribadah dan sudah mencoba saat teduh
2. Rencana Tindak Lanjut : Besok lagi kita bertemu untuk mengetahui manfaat kegiatan ibadah yang
a. Topik : mengetahui manfaat kegiatan ibadah yang bapak lakukan serta belajar cara ibadah lain
8
c. Tempat : dibawah pohon rindang
Sp. 2-P : Fasilitasi pasien dengan alat-alat ibadah sesuai keyakinan atau agama yang dianut oleh pasien,
fasilitasi klien untuk menjalankan ibadah sendiri atau dengan orang lain, bantu pasien untuk ikut serta
ORIENTASI
3. Salam Terapeutik
a. Orientasi
Perawat : Selamat pagi, bapak bagaimana keadaan dan perasaan bapak saat ini? Sudah dicoba
melakukan ibadah?
Perawat : Hari ini kita akan mendiskusikan tentang persiapan saat teduh dan cara-cara menjalankan
ibdah saat teduh baik sendiri maupun bersama-sama. Bagaimana kalau kita ngobrol selama 30
menit. Dimana bapak mau ngobrol? Atau bagaimana kalau ditempat kemarin pak?
4. Kontrak :
a. Topik : persiapan saat teduh dan cara-cara menjalankan ibdah saat teduh
b. Waktu : 30 menit
c. Tempat :
Perawat : Dimana menurut bapak tempat yang cocok untuk kita ngobrol?
e. Tujuan interaksi : mengajarkan saat teduh dan cara-cara menjalankan ibdah saat teduh baik
9
KERJA (Langkah – langkah tindakan keperawatan)
Perawat : Pak, sepengetahuan bapak, apa saja persiapaan untuk saat teduh, baik alat maupun diri
kita?
Perawat : Bagus sekali! Menyiapkan alkitab benar pak, dan lebih penting lagi adalah hati dan diri
kita ya pak
Perawat : Selain itu, apakah bapak pernah mengikuti ibadah persekutuan bersama?
TERMINASI
4. Evaluasi
Perawat : Bagaimana perasaan bapak setelah kita diskusi tentang persiapan saat teduh dan
Perawat : Berapa kali sehari bapak mau mencoba? Mari kita buat jadwalnya, kalau sudah
Perawat : Ya baiklah, besok saya akan datang untuk mendiskusikan tentang perasaan bapak
Perawat : Kalau begitu saya permisi dulu. Sampai jumpa besok. Selamat siang pak.
10
5. Rencana Tindak Lanjut : Besok lagi kita bertemu untuk mengetahui perasaan klien setelah
a. Topik : berdiskusi tentang perasaan klien setelah melakukan ibadah dan mengecek jadwal
11