Anda di halaman 1dari 16

ASKEP KEPERAWATAN KELUARGA

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 4

M.ASYARI
MEGA YESI M.P
MISDAWATI
NENING
NUR AMIRAH
NUR MAULI
LD. ANGGRA MUHAMAD
M.GUNAWAN AKBAR

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI
JURUSAN DIII KEPERAWATAN
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat padawaktu nya.
Makalah ini penulis buat untuk melengkapi tugas mata kuliah Keperawatan Keluarga
mengenai “Asuhan keperawatan keluarga”.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang
telah membantu penulis dalam menyelesaikan makalah ini. Semoga menjadi ibadah dan
mendapatkan pahala dari Tuhan Yang Maha Esa. Amin.Penulis menyadari bahwa makalah
ini masih jauh dari kesempurnaan. Olehkarena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca,demi kesempurnaan makalah ini.Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi kitasemua dan supaya kita selalu berada di bawah lindungan Tuhan
Yang Maha Esa.

Kendari, Januari 2021

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A.       Latar Belakang
Perawatan keluarga yang komprehensip merupakan suatu proses yang rumit, sehingga
memerlukan suatu pendekatan yang logis dan sistematis untuk bekerja dengan keluarga dan
anggota keluarga . Pendekatan ini disebut proses keperawatan. Menurut Yura dan Walsh
(1978), “proses keperawatan merupakan inti dan sari dari keperawatan”. Proses adalah suatu
aksi gerak yang dilakukan dengan sengaja dan sadar dari satu titik ke titik yang lain menuju
pencapaian tujuan. Pada dasarnya, proses keperawatan merupakan suatu proses pemecahan
masalah yang sistematis, yang digunakan ketika bekerja dengan individu, keluarga, kelompok
atau komunitas
Salah satu aspek terpenting dari keperawatan adalah penekanannya pada keluarga.
Keluarga bersama dengan individu, kelompok dan komunitas adalah klien
atau resipien keperawatan. Secara empiris, disadari bahwa kesehatan para anggota
keluarga dan kualitas kesehatan keluarga mempunyai hubungan yang erat. Akan tetapi,
hingga saat ini sangat sedikit yang diberikan perhatian pada keluarga sebagai objek dari studi
yang sistematis dalam bidang keperawatan. Beberapa alasan penting meyakinkan mengapa
unit keluarga harus menjadi focus sentral dari keperawatan keluarga, yaitu : Dalam sebuah
unit keluarga, disfungsi apa saja (penyakit, cedera, perpisahan) yang mempengaruhi satu atau
lebih anggota keluarga, dan dalam hal tertentu, sering akan mempengaruhi anggota keluarga
yang lain dan unit ini secara keseluruhan.
Ada semacam hubungan yang kuat antara keluarga dan status kesehatan anggotanya.
Melalui perawatan kesehatan keluarga yang berfokus pada peningkatan, perwatan diri
(self care), pendidikan kesehatan, dan konseling keluarga serta upaya-upaya yang berarti
dapat mengurangi resiko yang diciptakan oleh pola hidup dan bahaya dari lingkungan.
Upaya menemukan kasus merupakan suatu alasan bagus lainnya untuk memberikan
perawatan kesehatan keluarga.

B.      Rumusan Masalah
·      Pengertian Keperawatan Keluarga
·      Tingkatan Keperawatan Keluarga
·      Proses Keperawatan Keluarga
C.      Tujuan
1.    Mahasiswa dapat mengetahui tentang asuhan keperawatan keluarga.
2.    Mahasiswa dapat memahami tingkatan – tingkatan perawatan keluarga.
3.    Mahasiswa dapat memahami proses keperawatan keluarga.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Keluarga
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan
beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam
keadaan saling ketergantungan (Depkes RI, 1988).
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan
beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu atap dalam keadaan saling
ketergantungan. (Effendy, 1998).
Dapat disimpulkan bahwa karakteristik keluarga adalah :
1. Terdiri dari dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah, perkawinan
atau adopsi
2. Anggota keluarga biasanya hidup bersama atau jika terpisah mereka tetap
memperhatikan satu sama lain
3. Anggota keluarga berinteraksi satu sama lain dan masing-masing mempunyai peran
sosial : suami, istri, anak, kakak dan adik
4. Mempunyai tujuan : menciptakan dan mempertahankan budaya, meningkatkan
perkembangan fisik, psikologis, dan sosial anggota.

B. Fungsi Keluarga
Fungsi keluarga menurut (Friedman, 1998)
a. Fungsi Afektif
Keluarga yang saling menyayangi dan peduli terhadap anggota keluarga yang sakit
TBC akan mempercepat proses penyembuhan. Karena adanya partisipasi dari
anggota keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit.
b. Fungsi Sosialisasi dan Tempat Bersosialisasi
Fungsi keluarga mengembangkan dan melatih untuk berkehidupan sosial sebelum
meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan orang lain.
Tidak ada batasan dalam bersosialisasi bagi penderita dengan lingkungan akan
mempengaruhi kesembuhan penderita asalkan penderita tetap memperhatikan
kondisinya .Sosialisasi sangat diperlukan karena dapat mengurangi stress bagi
penderita.
c. Fungsi Reproduksi
Keluarga berfungsi untuk mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan
keluarga.Dan juga tempat mengembangkan fungsi reproduksi secara universal,
diantaranya : seks yang sehat dan berkualitas, pendidikan seks pada anak sangat
penting.
d. Fungsi Ekonomi
Keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga, seperti kebutuhan makan,
pakaian dan tempat untuk berlindung (rumah).Dan tempat untuk mengembangkan
kemampuan individu meningkatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan
keluarga.
e. Fungsi Perawatan / Pemeliharaan Kesehatan
Berfungsi untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap
memiliki produktivitas tinggi. Fungsi ini dikembangkan menjadi tugas keluarga di
bidang kesehatan.

C. Tugas-Tugas Keluarga
Ada 8 (delapan) tugas pokok keluarga, yaitu :
- Pemeliharaan fisik keluarga dan anggota-anggotanya.
- Pemeliharaan sumber-sumber daya yang ada dalam keluarga
- Pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai dengan kedudukannnya masing-
masing.
- Sosialisasi antar anggota keluarga
- Pengaturan jumlah anggota keluarga
- Pemeliharaan ketertiban anggota-anggota keluarga
- Penempatan anggota-anggota keluarga dalam masyarakat yang lebih luas.
- Membangkitkan dorongan dan semangat para anggota keluarganya.(Padila : 2012).

D. Paradigma Konsep Keperawatan Keluarga


Paradigma adalah suatu cara dalam mempersepsikan atau memandang sesuatu.
Paradigma menjelaskan sesuatu  dalam memahami suatu tingkah laku. (Adam Smith,
1975, cit Gaffar, 1997).
Paradigma keperawatan terdiri atas 4 konsep dasar :
 Manusia
 Keperawatan
 Sehat-sakit
 Lingkungan

E. Asuhan Keperawatan Keluarga

Asuhan keperawatan adalah suatu proses atau rangkaian kegiatan pada praktik
keperawatan yang langsung diberikan kepada klien diberbagai tatanan nyata pelayanan
kesehatan dalam upaya pemenuhan kebutuhan dasar manusia, dengan menggunakan
metodologi proses keperawatan, berpedoman pada standar praktik keperawatan,
dilandasi etik dan etika keperawatan, dalam lingkup wewenang serta tanggung jawab
keperawatan.

Sedangkan tujuan khusus yang ingin dicapai adalah peningkatan kemampuan


keluarga dalam :
 Mengenal masalah kesehatan keluarga
 Memutuskan tindakan yang tepat untuk mengatasi masalah kesehatan keluarga
 Melakukan tindakan perawatan kesehatan yang tepat kepada anggota keluarga yang
sakit, mempunyai gangguan fungsi tubuh dan/atau keluarga yang membutuhkan
bantuan sesuai dengan kemampuan keluarga
 Memelihara dan memodifikasi lingkungan keluarga (fisik, psikis dan sosial) sehingga
dapat meningkatkan kesehatan keluarga
 Memanfaatkan sumber daya yang ada di masyarakat untuk memperoleh pelayanan
kesehatan sesuai kebutuhan keluarga

Tahapan proses keperawatan keluarga meliputi :


1. Pengkajian keluarga dan individu di dalam keluarga.
Yang termasuk pada pengkajian keluarga adalah :
a. Mengidentifikasi data demografi dan socio cultural.
b. Data lingkungan
c. Struktur dan fungsi keluarga.
d. Stres dan strategi koping yang digunakan keluarga
e. Perkembangan keluarga.

Sedangkan yang termasuk pada pengkajian terhadap individu sebagai anggota keluarga,
adalah pengkajian :
a. Fisik
b. Mental
c. Emosi
d. Sosial
e. Spiritual

2. Perumusan diagnosis keperawatan


Diagnosis Keperawatan yang mungkin akan muncul pada kasus keperawatan keluarga :
1) Kesiapan peningkatan menjadi orang tua di tandai dengan :

Gejala tanda mayor :

Data Subjektif :
- Mengekpresikan lingkungan untuk meningkatkan peran menjadi orang tua

Data Objektif

- Tampak adanya dukungan emosi dan pengertian pada anak atau anggota
keluarga

Gejala tanda Minor :


Data Subjektif

- Anak atau anggota keluarga lainnya mengekpresikan kepuasan dalam


lingkungan rumah
- Anak dan anggota keluarga mengungkapkan harapan yang realistis

Data Objektif

- Kebutuhan fisik dan emosi anak/anggota keluarga terpenuhi


2) Pencapaian peran menjadi orang tua di tandai dengan

Gejala Mayor
Data Subjektif :
- Tidak Tersedia
Data Objektif :
- Bounding attachment optimal
- Perilaku positif menjadi orang tua
- Saling berinteraksi dalam merawat bayi
Gejala Minor
Data Subjektif :
- Mengungkapkan kepuasan dengan bayi
Data Objektif :
- Melakuka stimulasi visual, taktil atau pendengaran terhadap bayi

3) Penampilan Peran Tidak Efektif

Penyebab

a) Harapan peran tidak realistis


b) Hambatan fisik
c) Harga diri rendah
d) Perubahan citra tubuh
e) Ketidakadekuatan sistem pendukung (support system)
f) Stres
g) Perubahan peran
h) Faktor ekonomi

Gejala Mayor
Data Subjektif :

- Merasa bingung menjalankan peran


- Merasa tidak terpenuhi
- Merasa tidak puas dalam menjalankan peran
Data Objektif :

- Konflik peran
- Adaptasi tidak adekuat
- Strategi koping tidak efektif

Gejala Minor
Data Subjektif

- Merasa cemas
Data Objektif

- Depresi
- Dukungan sosial kurang
- Kurang bertanggung jawab menjalankan peran

3. Intervensi Keperawatan

a. Kesiapan peningkatan menjadi orang tua


Luaran
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 5x24 jam, maka Peran menjadi orang tua
membaik dengan criteria hasil :
1. Bouding attachment dari cukup menurun menjadi meningkat
2. Perilaku positif menjadi orang tua dari cukup menurun menjadi meningkat
3. Interaksi perawatan bayi dari cukup menurun menjadi meningkat
4. Verbalisasi kepuasan memiliki bayi dari cukup menurun menjadi meningkat
5. Member pengertian pada anak/anggota keluarga dari cukup menurun menjadi
menigkat
6. Kebutuhan fisik anak/anggota keluarga terpenuhi dari cukup menurun menjadi
meningkat
7. Kebutuhan emosi anak/anggota keluarga dari cukup menurun mnjadi meningkat
8. Keinginan meningkatkan peran menjadi orang tua dari cukup menurun menjadi
meningkat
9. Verbalisasi kepuasaan dengan lingkungan rumah dari cukup menurun menjadi
meningkat
10. Anak/keluarga verbalisasi harapan yang realistis dari cukup menurun menjadi
meningkat
11. Stimulasi visual dari cukup menurun menjadi meningkat
12. Stimulasi taktil dari cukup menurun menjadi meningkat
13. Stimulasi pendengaran dari cukup menurun menjadi meningkat

Intervensi
1. Promosi Antisipasi Keluarga
Observasi :
- Identifikasi kemungkinan krisis situasi atau masalah perkembangan serta
dampaknya pada kehidupan pasien dan keluarga
- Identifikasi metode pemecahan masalah yang sering digunakan keluarga
Terapeutik :
- Fasilitasi dalam meutuskan strategi pemecahan masalah yang dihadapi keluarga
- Libatkan seluruh anggota keluarga dalam upaya antisipasi masalah kesehatan, jika
memungkinkan
- Lakukan kunjungan kepada keluarga secara berkala, jika perlu
- Buat jadwal aktivitas bersama keluarga terkait masalah kesehtan yang dihadapi
Edukasi
- Jelaskan perkembangan dan perilaku yang normal kepada keluarga
Kolaborasi
- Kerjasama dengan tenaga kesehatan terkait lainnya, jika perlu

2. Promosi pengasuhan
Observasi :
- Identifikasi kelurga risiko tinggi dalam program tindak lanjut
- Monitor status kesehatan anak dan status imunisasi anak
Terapeutik
- Dukung ibu menerima dan melakukan perawatan pre natal secara teratur dan
sedini mungkin
- Lakukan kunjungan rumah sesuai dengan tingkat risiko
- Fasilitasi orang tua dalam memiliki hrapan yang realistis sesuai tingkat
kemampuan dan perkembangan anak
- Fasilitasi orang tua dala menerima transisi peran
- Berikan bimbingan antisipasi yang diperlukan sesuai dengan tahapan usia
perkembangan anak
- Fasilitasi orang tua dalam mengidentifikasi temperamen unik bayi
- Tingkatkan interaksi orang tua – anak dan berikan contoh
- Fasilitasi orang tua dalam mendapatkan dukungan , dan berpartisipasi dalam
parent group programs
- Fasilitasi orang tua dalam mengembangkan dan memlihara system dukungan
social
- Sediakan media untuk mengembangkan keterampilan pengasuhan
- Fasilitasi orang tua mengembangkan keterampilan social dan koping
- Fasilitasi mengatur penitipan anak, jika perlu
- Fasilitasi penggunaan kontrasepsi
Edukasi :
Ajarkan orantua untuk menanggapi isyarat bayi

b. Pencapaian peran menjadi orang tua


Luaran

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 4x24 jam maka peran menjadi orang tua
membaik dengan kriteria hasil:

 Bouding attachment meningkat.


 Perilaku positif menjadi orang tua meningkat.
 Interaksi perawatan bayi meningkat.
 Verbalisasi memiliki bayi meningkat.
 Memberi pengertian dan pada anak atau anggota keluarga meningkat.
 Keinginan meningkatkan peran menjadi orang tua meningkat.
Intervensi

Promosi antisipasi Keluarga

Observasi:

 Identifikasi kemungkinan krisis situasi atau masalah perkembangan serta


dampaknya pada kehidupan pasien dan keluarga.
 Identifikasi metode pemecahan masalah yang sering digunakan Keluarga.

Terapeutik:

 Fasilitasi dalam memutuskan strategi pemecahan masalah yang dihadapi Keluarga


.
 Libatkan seluruh anggota keluarga dalam upaya antisipasi masalah kesehatan, jika
perlu.
 Buat jadwal aktivitas bersama keluarga terkait masalah kesehatan yang di hadapi.

Edukasi:

 Jelaskan perkembangan dan perilaku yang hormat kepada keluarga.

Kolaborasi:

 Kerjasama dengan tenaga kesehatan terkait lainnya, jika perlu.

c. Penampilan Peran Tidak Efektif


Luaran
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 5x24 jam maka, penampilan peran
membaik dengan kriteria hasil :
1. Verbalisasi harapan terpenuhi cukup menurun menjadi cukup meningkat
2. Verbalisasi kepuasan peran cukup menurun menjadi cukup meningkat
3. Adaptasi peran cukup menurun menjadi cukup meningkat
4. Tangguang jawab peran cukup menurun menjadi cukup meningkat
5. Verbalisasi perasaan bingun menjalanakan peran cukup meningkat menjadi cukup
menurun
6. Konflik peran cukup meningkat menjadi cukup menurun
7. Verbalisasi perasaan cemas cukup meningkat menjadi cukup menurun
Intervensi

1. Dukungan penampilan peran


Observasi :
- Identifikasi peran yang ada dalam keluarga
- Identifikasi adanya peran yang tidak terpenuhi
Terapeutik :
- Fasilitasi adaptasi peran keluarga terhadap perubahan peran yang tidak diinginkan
- Fasilitasi bermain peran dalam mengantisipasi reaksi orang lain terhadap perilaku
- Fasilitasi diskusi tentang perang orang tua, jika perlu
- Fasilitasi diskusi harapan dengan keluarga dalam peran timbal balik
Edukasi :
- Diskusikan perilaku yang dibutuhkan untuk pengembangan peran
- Diskusikan perubahan peran yang diperlukan akibat penyakit atau
ketidakmampuan
- Diskusikan strategi positif untuk mengelolah perubahan peran
- Ajarkan perilaku baru yang dibutuhkan oleh pasien/orang tua memenuhi peran
Kolaborasi :
- Rujuk dalam kelompok untuk mempelajari peran baru

4. Pelaksanaan asuhan keperawatan


Implementasi keperwatan merupakan serangPerencanaan yang sudah disusun
dilaksanakan dengan memobilisasi sumber-sumber daya yang ada di keluarga,
masyarakat dan pemerintah.

5. Evaluasi
Pada tahapan evaluasi, perawat melakukan penilaian terhadap kegiatan yang sudah
dilaksanakan.
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan
beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam
keadaan saling ketergantungan (Depkes RI, 1988).
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan
beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu atap dalam keadaan saling
ketergantungan. (Effendy, 1998).
Ada 8 (delapan) tugas pokok keluarga, yaitu :
- Pemeliharaan fisik keluarga dan anggota-anggotanya.
- Pemeliharaan sumber-sumber daya yang ada dalam keluarga
- Pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai dengan kedudukannnya masing-
masing.
- Sosialisasi antar anggota keluarga
- Pengaturan jumlah anggota keluarga
- Pemeliharaan ketertiban anggota-anggota keluarga
- Penempatan anggota-anggota keluarga dalam masyarakat yang lebih luas.
- Membangkitkan dorongan dan semangat para anggota keluarganya.(Padila : 2012).

Diagnosis Keperawatan yang mungkin akan muncul pada kasus keperawatan keluarga :
1. Kesiapan peningkatan menjadi orang tua di tandai dengan :
2. Pencapaian peran menjadi orang tua di tandai dengan
3. Penampilan Peran Tidak Efektif
DAFTAR PUSTAKA

SDKI
SLKI
SIKI
https://www.academia.edu/40374757/PROSES_KEPERAWATAN_KELUARGA (diakses
pada 13Januari 2021 pukul 17.00 WITA)

Anda mungkin juga menyukai