Anda di halaman 1dari 24

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. KONSEP KRLUARGA

1. Definisi keluarga

Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa

yang berkumpul dan tinngal di suatu tempat dibawah satu atap dalam keadaan saling

ketergantungan ( Departemen Kesehatan RI,2014 ). Pelayanan keperawatan keluarga merupakan

salah satu area pelayanan kesehatan yang menempatkan keluarga dan komponennya sebagai

focus pelayanan dan melibatkan anggota keluarga dalam pengkajian, perencanan, pelaksanaan,

dan evaluasi. Dengan mobilisasi sumber pelayanan kesehatan yang tersedia dinkeluarga dan

sumber-sumber dari profesi lain, termasuk pemberi pelayanan kesehatan dan sector lain di

komunitas (Khilifah & Widagdo, 2017).

Menurut WHO dalam (Harnilawati, 2013) keluarga adalah sekelompok anggota yang

didalamnya saling berhubungan melalui pertalian darah, adopsi maupun perkawinan.Keluarga

merupakan komponen terpenting dalam perawatan dimana keluarga merupakan unit terkecil

dalam masyarakat yang didalamnya terdapat upaya pencapaian kesehatan masyarakat secara

optimal (Dehe & Rumayar, 2016).

Menurut Duval(2013). Keluarga merupakan sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan

perkawinan, adopsi, kelahiran yang menciptakan dan mempertahankan upaya yang umum,

meningkatkan perkembangan fisik mental, emosional dan social dari tiap anggota
keluarga .Dukungan keluarga yang diterima salah satu anggota keluarga dari anggota keluarga

yang lainnya dalam rangka menjalankan fungsi-fungsi yang terdapat dalam sebuah keluarga.

Bentuk dukungan keluarga terhadap anggota keluarga adalah secara moral atau material. Adanya

dukungan keluarga akan berdampak pada peningkatan rasa percaya diri pada penderita dalam

menghadapi proses pengobatan penyakitnya ( Misgiyanto & Susilawati, 2014 ).

1. Bentuk keluarga

Keluarga dibagi menjadi beberapa bentuk. Berikut 6 bentuk keluarga, yaitu :

a. Keluarga inti (nuclear family). Keluarga inti merupakan keluarga yang terdiri dari

ayah, ibu, dan anak-anak.

b. Keluarga besar (extended family). Dalam keluarga ini terdapat keluarga inti yang

ditambah dengan saudara, nenek, kakek, sepupu, keponakan, bibi, paman, dan

sebagainya.

c. Keluarga berantai (serial family). Merupakan keluarga yang terdiri dari pria dan

wanita yang sebelumnyaa mereka telah menikah lebih dari satu kali dan saat ini

berada dalam keluarga inti.

d. Keluarga duda atau janda (single family). Keluarga ini terjadi akibat dari adanya

perceraian atau kematian salah satu pasang.


e. Keluarga berkomposisi. Keluarga ini terjadi karena perkawinannya berpoligami

dan mereka hidup bersama sama.

f. Keluarga kabitas. Seseorang yang terdiri dari laki-laki dan perempuan yang hidup

bersama sama namun tanpa adanya pernikahan tetapi membentuk sebuah keluarga

2. Fungsi keluarga

Fungsi keluarga merupakan cara keluarga dalam memberikan bantuan, melayani, atau

saling membantu satu sama lain dalam keluarga. Terdapat lima fungsi keluarga, yaitu:

a. Fungsi efektif (affective fuction)

Fungsi efektif merupakan fungsi internal dalam keluarga. Fungsi ini

mempertahankan perasaan memiliki, berarti, dan sumber kasih sayang yang

dikembangkan melalui interaksi yang berhubungan. Keberhasilan dalam

menjalankan fungsinya terlihat pada kebahagiaan, kegembiraan dan seluruh

anggota keluarga dapat mengembangkan konsep diri yang positif.

b. Fungsi sosialisasi dan tempat bersosialisasi (socialization and social placement

function)

Fungsi ini sebagai tempat untuk melatih dan mengembangkan kemampuan anak

dalam hubungannya dengan orang lain karena keluarga merupakan tempat

individu untuk belajar bersosialisasi.

c. Fungsi reproduksi (reproduction fuction)

Keluarga memiliki fungsi untuk melanjutkan keturunannya demi kelangsungan

dan menambah sumber daya manusia. Dalam menjalankan fungsi reproduksi


pemerintah memberikan program keluarga berencana yang membuat fungsi ini

sedikit terkontrol.

d. Fungsi ekonomi (economic fuction)

Keluarga memiliki fungsi untuk pemenuhan kebutuhan ekonomi sebagai wadah

dalam mengembangkan kemampuannya dan meningkatkan jumlah penghasilan

demi terpenuhinya kebutuhan keluarga seperti makan, pakaian, dan rumah. Fungsi

ini sulit ditemukan pada keluarga yang berada dalam kemiskinan.

e. Fungsi perawatan dan pemeliharaan kesehatan (health care fuction)

Keluarga berfungsi sebagai pemenuhan kesehatan dan kemampuanya diharapkan

dapat memberikan pengaruh kesehatan yang baik dalam keluarganya karena

kemampuan keluarga dalam memberikan asuhan keperawatan yang baik akan

mempengaruhi tingkat kesehatan keluarga maupun individu. (Kaakinen et al,

2014; Suci, 2018)

3. Fungsi pokok keluarga terhadap anggota keluarga

a. Asih

Adalah memberikan kasih sayang, perhatian, rasa aman, kehangatan kepala

anggota keluarga sehingga memungkinkan mereka tumbuh berkembang sesuai

usia dan kebutuhannya.

b. Asuh

Adalah menuju kebutuhan pemeliharaan dan perawatan anak agar kesalahannya

selalu terpelihara, sehingga diharapkan menjadi mereka anak-anaknya yang sehat,

baik fisik, social, mental dan spiritual.

c. Asah
Adalah memenuhi kebutuhan pendidikan anak, sehingga siap menjadi manusia

dewasa yang mandiri dalam mempersiapkan masa depannya.

4. Ciri-ciri struktur keluarga

a. Terorganisasi, keluarga yang memiliki rasa yang saling berhubungan satu sama

lain dan saling berketergantungan antara anggota keluarga.

b. Keterbatasan, yaitu setiap anggota keluarga yang didalamnya memiliki kebebasan

yang terbatas saat menjalankan tugas dan fungsinya.

c. Perbedaan dan kekhususan, yaitu setiap anggota keluarga memiliki masing-

masing peran dalam menjalankan fungsinya. (Kaakinen et al, 2014; Ratnawati,

2017)

5. Peranan keluarga

a. Peranan ayah

Ayah sebagai suami dan istri dan anak-anak berperanan sebagai pemberi nafkah,

pendidikan, pelindung, dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga. Sebagai

anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai angggota masyarakat dan

lingkungan.

b. Peran ibu sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan untuk

mengurus rumah tangga sebagai pengaruh dan pendidik anak-anaknya pelindung

dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sebagai pencari nafkah tambahan

dalam keluarganya.
c. Peranan anak

Anak anak melaksanakan peranan psikosial sesuai dengan tingkat

perkembangannya baik fisik, mental, social dan spiritual

d. Tujuan keperawatan keluarga

Tujuan keperawatan keluarga ada dua macam yaitu, tujuan umum dan khusus. Tujuan

umum dari keperawatan keluarga adalah kemandirian keluarga dalam memelihara

dan meningkatkan kesehatannya. Tujuan khusus dari keperawtan keluarga adalah

keluarga mampu melaksanakan tugas pemeliharaan kesehatan keluarga dan mampu

menangani masalah kesehatannya berikut ini :

a. Mengenal masalah kesehatan yang dihadapi anggota keluarga. Kemampuan

keluarga dalam mengenal masalah kesehatan seluruh anggota keluarga.

b. Membuat keputusan secara tepat dalam mengatasi masalah kesehatan anggota

keluarga. Kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan untuk membawa

anggota keluarga ke pelayanan kesehatan.

c. Memberi perawatan pada anggota keluarga yang mempunyai masalah kesehatan.

Kemampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit.

d. Memodifikasi lingkungan yang kondusif. Kemampuan keluarga dalam mengatur

lingkungan, sehingga mampu mempertahankan kesehatan dan memelihara

pertumbuhan serta perkembangan setiap anggota keluarga.

e. Memanfatatkan fasilitas pelayanan kesehatan untuk pemeliharaan dan perawatan

anggota keluarga yang mempunyai masalah kesehatan.


B. KONSEP GOUT ARTHRITIS (ASAM URAT)

1. Definisi

Asam urat adalah hasil akhir dari katabolisme (pemecahan) suatu zat yang bernama

purin. Zat purin adalah zat alami yang merupakan salah satu kelompok struktur kimia

pembentuk DNA dan RNA. Ada dua sumber utama purin yaitu purin yang diproduksi

sendiri oleh tubuh dan purin yang didapatkan dari asupan makanan seperti tanaman

atau hewan. Asam urat sebenarnya memiliki fungsi dalam tubuh yaitu sebagai

antioksidan dan bermanfaat dalam regenerai sel. Metabolisme tubuh secara alami

menghasilkan asam urat. Asam urat menjadi masalah ketika kadar di dalam tubuh

melewati batas normal (Noviyanti, 2015).

Purin yang berasal dari katabolisme asam nukleat diubah menjadi asam urat secara

langsung. Pemecahan nukleotida purin terjadi pada semua sel, tetapi asam urat hanya

dihasilkan oleh jaringan yang mengandung xhantine oxidase terutama di hati dan usu

kecil. Rata-rata sintesis asam urat endogen setiap harinya adalah 300-600mg/hari, dari

diet 600 mg/hari lalu diekskresikan ke urin rerata 600mg/hari dan ke usus sekitar

200mg/hari (Dianati, 2015).

2. Klasifikasi

Gouth terbagi atas 2 yaitu:


a. Gout primer, dimana menyerang laki-laki usia degenerative, dimana

meningkatnya produksi asam urat akibat pemecahan purin yang disintesis dalam

jumlah yang berlebihan di dalam hati. Merupakan akibat langsung dari

pembentukan asam urat tubuh yang berlebihan atau akibat penurunan ekskresi

asam urat yaitu hiperurisemia karena gangguan metabolisme purin atau ganguan

ekskresi asam urat urin karena sebab genetik. Salah satu sebabnya karena kelainan

genetik yang dapat diidentifikasi, adanya kekurangan enzim HPGRT (hypoxantin

guanine phosphoribisyl tranferase) atau kenaikan aktifitas enzim PRPP

(phosphoribosyl pyrophosphate), kasus ini yang dapat diidentifikasi hanya 1%

saja.

b. Gout sekunder, terjadi pada penyakit yang mengalami kelbihan pemecahan purin

menyebabkan meningkatnya sintesis asam urat. Contohnya pada pasien leukemia

disebabkan karena pembentukan asam urat yang berlebeihan atau ekskresi asam

urat yang berkurang akibat proses penyakit lain atau pemakaian obat tertentu.

Merupakan hasil berbagai penyakit yang penyebabnya jelas diketahui akan

menyebabkan hiperuresemia karena produksi yang berlebihan penurunan ekskresi

asam urat di urin.

3. Etiologi

Gangguan metabolic dengan meningkatkan konsentrasi asam urat ini ditimbulkan

dari penimbunan Kristal di sendi oleh monosodium urat (MSU,Gout) dan kalsium

pirofostat dihidrat (CPPD, pseudogout), dan pada tahap yang lebih lanjut terjadi

degenerasi tulang rawan sendi (Amin huda nurarif,2016). Klasifikasi gout dibagi 2

yaitu :
a. Gout primer : dipengaruhi oleh factor genetic. Terdapat produksi atau sekresi

asam urat yang berlebih dan tidak diketahui penyebabnya.

b. Gout sekunder

1. Pembentukan asam urat yang berlebihan

a) Kelainan mieloprolife (polisitemia, leukemia, myeloma retikularis)

b) Sindrom lench-Nyhan yaitu suatu kelainan akibat defisiensi hipoxantin

guanine fosforibosil transferase yang terjadi pada anak-anak dan pada

sebagia orang dewasa.

c) Gangguan penyimpanan glikogen

d) Pada pengobatan anemia pernisiosa oleh karena naturasi sel

megalobastik menstimulasi pengeluaran asam urat.

2. Sekresi asam urat yang berkurang misalnya pada :

a) kelainan ginjal kronik

b) pemakaian obat salisilat, tiazid, beberapa macam diuretic, dan

sulfonamide

c) keadaan –keadaan alkoholik, asidosis laktik, hiperparatiroidisme dan

pada mikesedema.

Factor predisposisi terjadinya penyakit gout yaitu umur, jenis kelamin lebih sering terjadi pada

pria, iklim, herediter dan keadaan-keadaan yang menyebabkan timbulnya hiperurikemia.

4 .patofisiologi
Dalam keadaan normal, kadar asam urat didalam darah pada pria dewasa kurang dari 7mg/dl,

dan pada wanita kurang dari 6mg/dl. Apabila konsentrasi asam urat dalam serum lebih besar dari

7mg/dl dapat menyebabkan penumpukan Kristal monosodium urat. Serangan gout tampaknya

berhubungan dengan peningkatan atau penurunan secara mendadak kadar asam urat dalam

serum. Jika Kristal asam urat mengendap dalam sendi, akan terjadi respon inflamasi dan

diteruskan dengan terjadinya gout.

Dengan adanya serangan yang berulang ulang, penumpukan Kristal monosodium urat yang

dinamakan thopi akan mengendap dibagian perifer tubuh seperti ibu jari kaki, tangan dan telinga.

Akibat penumpukan nefrolitiasis urat (batu ginjal) dengan disertai penyakit ginjal kronis,

penurunan urat serum dapat mencetuskan pelepasan Kristal monosodium urat dari depositnya

dalam tofi (crystals shedding). Pada bebrapa pasien gout atau dengan hiperurisemia

asimptomatik Kristal urat ditemukan pada sendi metatarsophalangeal dan patella yang

sebelumnya tidak pernah mendapat serangan akut.

Dengan demikian, gout dapat timbul pada keadaan asimptomatik. Terdapat peranan temperature,

Ph, dan kelarutan urat untuk timbul serangan gout. Menurunnya kelarutan sodium urat pada

temperature lebih rendah pada sendi perifer seperyti kaki dan tangan, dapat 1 1 menjelaskan

mengapa kridtal monosodium urat diendapkan pada kedua tempat tersebut.

Predileksi untuk pengendepan kristalmonosodium urat pada metaforsofalangeal-1 (MTP-1)

berhubungan juga dengan trauma ringan yang berulang-ulang pada daerah tersebut.

5 .Manifestasi klinis

Stadium pertama adalah hiperurisemia asimtomatik. Pada stadium ini


asam urat serum laki-laki meningkat dan tanpa gejala selain dari peningkatan asam urat

serum.

a. Stadium kedua artitis gout akut awitan mendadak pembengkakan dan nyeri yang

luar biasa, bias any pada sendi ibu jari kaki dan sendi metatarsifalangeal.

b. Stadium ketiga setelah serangan gout artitis akut adalah tahap interkritis. Tidak

terdapat gejala-gejala pada tahp ini, yang dapat berlangsung dari beberapa bulan

sampai tahun. Kebanyakan orang mengalami serangan gout berulang dalam waktu

kurang dari 1 tahun jika tidak diobtai.

c. Stadium keempat adalah tahap gout kronik, dengan timbunan asam urat yang

terus meluas selama bebrapa tahun jika pengobatan tidak dimulai. Peradangan

kronik akibat Kristal-kristal asam urat mengakibatkan nyeri, sakit dan kaku, juga

pembesaran dan penonjolan sendi bengkak ( Amin Huda Nurarif, 2016).

6. Pemeriksaan penunjang

a. pemeriksaan laboratorium

1) Didapatkan kadar asam urat yang tinggi dalam darah yaitu=>6mg% normalnya

pada pria 8mg% dan pada wanita 7mg%

2) Pemeriksaan cairan tofi sangat penting untuk pemeriksaan diagnoisa yaitu cairan

berwarna putih seperti susu dan sangat kental sekali.

3) Pemeriksaan darah lengkap

4) Pemeriksaan urua dan kratinin

5) kadar ureua darah normal : 5-20mg/dl

6) kadar kratinin darah normal : 0,5-1mg/dl

b. pemeriksaan fisik
1) inpeksi

a) Deformitas

b) Eritema

2) Palpasi

a) Pembengkakan karena cairan/peradangan

b) Perubahan suhu kulit

c) Perubahan anatomi tulang/jaringan kulit

d) Nyeri tekan

e) Krepitus

f) Perubahan range of motion

7.Penatalaksanaan

Penatalaksanaan ditujukan untuk mengakhiri serangan akut mencegah serangan berulang dan

pencegahan komplikasi.

a. Medikasi

1) Pengobatann serangan akut dengan colchine 0,6mg PO, colchine 1,0-3,0mg (dalam

Nacl/IV), phenilbutazo, indomethacine.

2) Terapi farmkologi(analgetik dan antipiretik)

3) Colchines (oral/iv) tiap 8 jam sekali untuk mencegah fogositosis dari Kristal asam

urat olrh nitrofil sampai nyeri berkurang.

4) Nestreoid, obat-obatan anti inflamasi(NSAID) untuk nyeri dan inflamasi

5) Allopurinol untuk menekan atau mengontrol tingkat asam urat dan untuk mencegah

serangan.
6) Uricosuric untuk meningkatkan sekresi asam urat dan menghambat akumulasi asam

urat.

7) Terapi pencegahan dengan meningkatkan ekskresi asam urat dengan menggunakan

probenezid 0,5gr/hari atau sulfinpyrazone (anturane) pada pasien yang tidak tahan

terhadap benemid atau menurunkan pemntukan asam urat dengan allopurinol 100mg

2x/hari.

b. Perawatan

1) Anjurkan pembatasan asupan purin: hindari makanan yang mengandung purin yaitu

jeroan (jantung,hati,ginjal,usus), sarden,kerang,ikan,kacang-kacangan,bayam,udang

dan daun melinjo.

2) Anjurkan asupan kalori sesuai kebutuhan: jumlah asupan kalori harus benar

disesuaikan dengan kebutuhan tubuh berdasarkan pada tinggi dan berat bdan.

3) Anjurkan asupan tinggi karbohidrat kompleks seperti nasi, singkong, roti dan ubi

sangat baik dikonsumsi oleh penderita gangguan asam urat karena akan

meningkatkan pengeluaran asam urat melalui urin.

4) Anjurkan asupan rendah protein

5) Anjukan pasien untuk banyak minum

6) Hindari penggunaan alcohol

8. Komplikasi

Asam urat dapat menyebabkan hipertensi dan penyakit ginjal. Tiga komplikasi hiperurisemia

pada ginjal berupa batu ginjal. Gangguan ginjal akut dan kronis akibat sam urat. Batu ginjal

terjadi sekitar 10-25% pasien dengan gout priemer. Kelarutan kristal asam urat meningkat pada
suasana Ph urin yang basa. Sebaliknya, pada suasana urin yang asam, Kristal dan urat akan

mengendap dan terbentuk batu.

Gout dapat merusak ginjal sehingga pembuangan asam urat akan bertambah buruk. Gangguan

ginjal gout biasanya sebagai hasil dari penhancuran yang berlebihan dari sel ganas saat

kemoterapi tumor. Penghambatan aliran urin yang terjadi akibat pengendapan asam urat pada

ductus koledokus dan ureter dapat menyebabkan gangguan ginjal kronik.

C. MANAJEMEN KESEHATAN KELUARGA TIDAK EFEKTIF

1. Pengertian

Menurut DPP PPNI 2018, manajemen kesehatan keluarga tidak efektif adalah pola

penanganan masalah kesehatan dalam keluarga tidak memuaskan untuk memulihkan

kondisi kesehatan anggota keluarga.

D. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN GOUT ATHRITIS

1. Pengkajian

Pengkajian merupakan proses pengumpulan data secara sistemis yang bertujuan

untuk menentukan status kesehatan dan fungsional pada saat ini dan waktu

sebelumnya, serta untuk menentukan pola respon saat ini dan waktu sebelumnya

(Capenito-Moyet,2013).

Pada tahap ini, perawat wajib melakukan pengkajian atas permasalahan yang ada.

Yaitu tahapan diamana seorang perawat harus menggali informasi secara terus

menerus dari pasien maupun anggota keluarga yang di bina (Murwani, Setyowati, &

Riwidikdo,2013). Menurut Bakri, (2016) dalam proses pengkajian dibutuhkan

pendekatan agar keluarga dapat secara terbuka memberikan data-data yang


dibutuhkan. Pendekatan yang digunakan dapat disesuaiakan dengan kondisi keluarga

dan social budayanya. Selain itu, diperlukan metode yang akurat dan sesaui dengan

keadaan kelarga. Salah satu metode yang ditempuh adalah perawat menggunakan

Bahasa ibu ( yang diguankan setiap hari) atau Bahasa daerah, lugas dan sederhana.

Hal ini dapat menghilangkan sesuatu yang terlalu formal dan kaku sehingga dapat

terjadi kedekatan antara keluarga dan perawat.

a. Pengumpulan data

1. Anamnesis

Pengkajian dengan melakukan anamnesis atau wawancara untuk menggali

massalah keperawatan lainnya yang dilaksanakan perawat adalah mengkaji

riwayat kesehatan pasien. Dalam wawancara awal, perawat berusaha

memperoleh gambaran umum status kesehatan pasien. Perawat memperoleh

data subjek dari pasien mengenai awitan masalahnya dan bagaimana

penanganan yang sudah dilakukan persepsi dan harapan pasien sehubungan

dengan masalah kesehatan dapat memengaruhi perbaikan kesehatan

(Mutaqin,2013).

1. Informasi biografi

Informasi biografi meliputi nama, umur,alamat,jenis kelamin,pekerjaan,status

perkawinan,nama anggota keluarga terdekat atau orang lainnya,

agama,sumber asuransi kesehatan(potter,2015).

2. Keluhan utama
Pengkajian anamnesis keluhan utama didapat dengan menanyakan dengan

gangguan terpenting yang dirasakan pasien sampai perlu pertolongan

(Mutaqin,2013)

a) Riwayat kesehatan

Riwayat kesehatan termasuk alasan untuk mencari perawatan

kesehatan dan pengkajian riwayat kesehatan masa lampau dan saat ini.

1. Riwayat kesehatan saat ini

Riwayat penyakit sekarang merupakan serangkaian wawancara

dilakukan perawat untuk menggali permasalahan pasien dari

timbulnya keluhan utama pada saat pengkajian. (Mutaqin,2013)

Pertanyaan tentang penggunaan obat –obatan yang telah digunakan

oleh pasien perlu mendapat perhatian dengan tujuan mencegah

melakukan pemberian obat yang tidak rasional dan memungkinkan

memberikan dampak yang merugikan pada pasien akibat efek

smping dari obat-obatan yang telah diberikan (Mutaqin,2013)

2. Riwayat kesehatan dahulu

Perawat menanyakan tentang pemyakit-penyakit yang yang pernah

dialami sebelumnya. Menurut (Mutaqin,2013) hal- hal yang perlu

dikaji meliputi:

a.Pengobatan yang lalu dan riwayat alergi

Ada beberapa obat yang diminum oleh pasien oada masa lalu

yang masih relevan, seperti pemakaian obat kortikosteroid.

Catat adanya efek samping yang terjadi di masa lalu. Selain


itu juga harus menanyakan alergi obat dan reaksi seperti apa

yang timbul

b.Riwayat keluarga

Perawat menanyakan tentang penyakit yang pernah dialami

oleh keluarga. Apabila ada anggota keluarga yang meninggal,

maka penyebab kematiannya juga ditanyakan. Hal ini

ditanyakan karena banyak penyakit menurun dalam keluarga.

c.Riwayat pekerjaan dan kebiasaan

perawat menanyakan situasi tempat bekerja dalam

lingkungannya. Kebiasaan social dan kebiasaan yang

mempengaruhi kesehatan.

d.Status perkawinan dan kondisi kehidupan

tanyakan mengenai status perkawinan pasien dan tanyakan

dengan hati-hati mengenai kepuasan dari kehidupan yang

sekarang.

3. Riwayat dan perkembangan keluarga

a. Tahap perkembangan keluarga saat ini

Data ini ditentukan oleh anak tertua dalam keluarga.

b. Tahap keluarga yang belum terpenuhi

Data ini menjelaskan mengenai tugas dalam tahap perkembangan

keluarga saat ini yang belum terpenuhi dan alsan mengapa hal tersebut

belum terpenuhi.

c. Riwayat keluarga inti


Data ini menjelaskan penyakit keturunan, riwayat kesehatan masing-

masing anggota keluarga, status imunisasi, sumber kesehatan yang

biasa digunakan serta pengalaman menggunakan pelayanan kesehatan.

4. Pengkajian lingkungan

a.Karakteristik rumah

Data ini menjelaskan mengenai luas rumah, tipe, jumlah

ruangan, jumlah jendela, pemanfaatan ruangan, penempatan

perabotan rumamh tangga, jenis wc, serta jarak wc ke sumber

air. Data karakteristik rumah disertai juga dalam bentuk

denah.

b. Karakteristik tetangga dan komunitas seetempat

Data ini menjelaskan mengenai lingkungan fisik setempat,

kebiasaan dan budaya yang mempengaruhi kesehatan.

c.struktur keluarga

1. system pendukung keluarga

Kemampuan anggota keluarga untuk mempengaruhi dan

mengendalikan orang sekitar untuk mengubah perilaku keluarga dalam

mendukung kesehatan keluraga. Penyelesaian masalah lebih baik jika

dilakukan dengan musyawarah sehingga akan menimbulkan perasaaan

saling menghargai.

2. pola komuniksi keluarga


Jika komunikasi yang terjadi secara terbuka dan dua arah akan sangat

mendukung bagi klien dan keluarga.

a. Struktur peran

Bila anggota dapat menerima dan melaksanakan perannya dengan baik akan

membuat anggota keluarga puas dan menghindari terjadinya konflik dalam

keluarga dan masyarakat.

3. Fungsi keluarga

a. Fungsi afektif

Keluarga yang saling menyayangi dan care terhadap salah satu

keluarga yang memiliki penyakit gout arthritis akan mempercepat

proses penyembuhan serta setiap keluarga mampu memberikan

dukungan pada klien.

b. Fungsi sosialisasi

Menjelaskan bagaimana sosialisasi yang terjadi dalam lingkungan

keluarga dan disekitar lingkungan untuk berinteraksi dengan oranglain.

4. Pemeriksaan fisik

Menurut mutaqin (2013) pemeriksan fisik dengan pendekatan per

system dimulai dari kepala ke ujung kaki dapat lebih mudah

dilakukan pada kondisi klinik. Pada pemeriksaan fisik diperlukan 4

modalitas dasar dasar yang digunakan meliputi, inspeksi yaitu

proses observasi. Perawat menginspeksi bagian tubuh untuk

mendeteksi karakteristik normal atau tanda fisik yang signifikan.


Kedua yaitu palpasi, dalam melakukan palpasi menggunakan

kedua tangan untuk menyentuh bagian tubuh untuk membuat suatu

pengukuran sensitive terhadap tanda khsusus fisik. Keterampilan

ini sering kali digunakan bersamaan dengan inspeksi. Selanjutnya

yaitu perkusi, merupakan teknik pemeriksan fisik dengan

melibatkan pengetukan tubuh dengan ujung-ujug jari guna

megevaluasi ukuran, batasan dan konsistensi organ-organ tubuh

yang bertujuan untuk menemukan adanya ciairan didalam rongga

tubuh. Keempat yaitu aulkustasi, teknik adalah teknik pemeriksaan

dengan mendengarkan bunyi yang dihasilakn tubuh.

a. Pengkajian pemeriksan diagnostic

Pemeriksan diagnostic pada psien dengan gout arthritis

menurut (Huda Nurarif & Kusuma,2015) terdiri dari : kadar

asam urat serum meningkat. Rentang kadar asam urat pada

pria yaitu 3,5-8,0mg/dl sedangkan wanita yaitu,

2,8-6,8mg/dl.

b. Pengkajian penatalaksanaan medis

Penatalaksanaa gout arthritis biasanya dibagi menjadi penangan

serangan akut dan penanganan hiperurisemia pada pasien arthritis

kronik. Ada tiga tahapan dalam terapi penyakit ini menurut (Huda

Nurarif & Kusuma,2015) meliputi mengatasi serangan akut.

Mengurangi kadar asam urat untuk mencegah penimbunan Kristal urat


pada jaringan terutama persendian, terapi pencegahan menggunakan

hipourisemik.

1. Diagnosa keperawatan

Diagnosa keperawatan merupakan suatu penilaian klinis mengenai respon

pasien terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang dialaminya

baik yang berlangsung aktual maupun potensial.Tujuan diagnosis keperawatan

adalah untuk mengidentifikasi respon pasien individu, keluarga, komunitas

terhadap situasi yang berkaitan dengan kesehatan (PPNI,2016).

a. Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif

b. Nyeri akut berhubungan dengan agen cendera biologis (pembekakan

sendi, melaporkan nyeri secara verbal pada area sendi).

c. Hambatan mobilisasi fisik berhubungan dengan nyeri persendian (kaku

sendi).

2. Perencanaa

Perencanaan atau intervensi merupakan langkah berikutnya

dalam proses keperawatan. Pada langkah ini, perawat

menetapkan tujuan dan kriteria hasil yang diharapkan bagi

pasien dan merencanakan intervensi keperawatan. Pernyataan

tersebut diketahui dalam membuat perencanaan perlu

mempertimbangkan tujuan, kriteria yang diperkirakan atau

diharapkan dan intervensi keperawatan (Andarmoyo, 2013)


Tabel intervensi keperawatan

Standar keperawatan Indonesia(SIKI)


N Masalah Tujuan Kriteria
o. keperaw hasil
atan
1. Manajem Tujuan 1.Keluar Edukasi proses penyakit(l. 12444)
en umum: ga Observasi:
kesehata Setelah mampu 2.1 identifikasi
n dilakuka memaha kesiapan dan
keluarga n mi kemampuan
tidak kunjunga penyeba menerima
efektif n keb dan informasi
berhubun rumah factor edukasi :
gan selama 5 resiko 2.2 sediakan
dengan hari penyakit materi dan
ketidakm diharapk gout media
ampuan an nyeri arthritis pendidikan
mengena berkuran 2.Keluar kesehatan
l masalah g ga 2.3 jsdwalkan
gout mampu pendidikan
arthritis Tujuan memaha kesehatan
yang khusus: mi tanda sesuai
terjadi di Setelah dan kesepakatan
keluarga dilakuka gejala 2.4 berikan
n yang kesempatan
tindakan ditimbul untuk bertanya
keperaw kan edukasi :
atan penyakit 2.5 jelaskan
selama gout penyebab dan
5x1 jam arthritis factor resiko
keluarga 3.Keluar penyakit
mampu: ga 2.6 jelaskan tanda
a.menge mampu dan gejala
nal mengen yang
masalah al ditimbulkan
b.menga komplik oleh penyakit
mbil asi apa 2.7 jelaskan
keputusa yang kemungkinan
n muncul terjadinya
c.meraw 4.Keluar komplikasi
at ga 2.8 ajarkan cara
anggota mampu meredakan
keluarga mempra atau mengatasi
yang ktikkan gejala yang
sakit cara dirasakan
d.memod meredak
ifikasi an
lingkung keluhan
an penyakit
d.meman gout
faatkan arthritis
fasilitas pada
pelayana anggota
n keluarga
kesehata
n

3. Implementasi

Pelaksanaan implementasi keperawatan merupakan suatu

proses keperawatan dimana seorang perawat memberikan

intervensi keperawatan langsung dan tidak langsung terhadap

pasien (Potter&Perry,2016). Implementasi yang dilakukan

pada studi kasus ini adalah memberikan edukasi terhadap

keluarga mengenai penyakit serta memberikan penyuluhan

kesehatan yang berguna untuk meningkatkan manajemen

kesehatan keluarga menjadi lebih efektif.

4. Evaluasi keperawatan

Tahap penilaian atau evaluasi adalah tahap yang menentukan

perbandingan yang terencana tentang kesehatan pasien dengan

tujuan yang ditetapkan, dilakukan dengan cara bersambungan

dengan melibatkan klien, keluarga, dan tenaga kesehatan.

Tujuan evaluasi ini adalah untuk melihat perkembangan klien

apakah mencapai tujuan yang disesuaikan dengan kriteria hasil

pada perencanaan (Wahyuni,2016).

Anda mungkin juga menyukai