Anda di halaman 1dari 17

Asuhan Keperawatan Dalam Kontek Keluarga

I. Pendahuluan

Upaya dalam mewujudkan kesehatan masyarakat yang berfokus pada keluarga


perlu ditata dan diarahkan mengingat permasalahan kesehatan yang sangat besar dan
semakin kompleks. Tatanan dan arahan upaya kesehatan tersebut, telah terwujudkan
oleh bangsa Indonesia dalam bentuk Sistem Kesehatan Nasional (SKN) yang pada
intinya untuk meningkatkan kemampuan bangsa mencapai derajat kesehatan yang
optimal sebagai perwujudan kesejahteraan umum seperti yang dimaksudkan dalam
Pembukaan UUD 45.
Salah satu bentuk sistem upaya kesehatan untuk mewujudkan derajat
kesehatan yang optimal adalah melalui pelayanan kesehatan dasar di PKM dan
pelayanan rujukan di Rumah Sakit. Tentunya untuk suksesnya pelaksanaan dan
pengembangan upaya tersebut perlu diupayakan keterlibatan peran serta masyarakat
dalam kontek keluarga serta perlu pembinaan yang komprehensif agar tumbuh dan
berkembang sebagai upaya kesehatan masyarakat dalam kontek keluarga sehat yang
mandiri.
Bentuk upaya pelayanan kesehatan tersebut di atas diselenggarakan melalui
sub sistem pelayanan medik, keperawatan dan pelayanan penunjang yang mencakup
aspek promotif, preventif , kuratif dan rehabilitatif. Dari uraian tersebut jelas bahwa
pelayanan keperawatan merupakan komponen sistem pelayanan upaya kesehatan di
Indonesia.
Kegiatan pelayanan keperawatan dilakukan, dalam upaya peningkatan
kesehatan, pencegahan penyakit, penyembuhan dan pemulihan serta pemeliharaan
kesehatan, dengan penekanan pada upaya pelayanan kesehatan utama (primary health
care/PHC) untuk memungkinkan setiap penduduk mencapai kemampuan hidup sehat
dan produktif. Tentunya kegiatan tersebut dilakukan sesuai dengan wewenang
tanggung jawab dan etika profesi keperawatan serta dalam kerangka pelayanan
kesehatan dalam bentuk tim kesehatan yang integral dan terkoordinir dan terpadu.
II. Konsep Keluarga
A. Pengetian Keluarga

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan
beberapa orang yang terkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah suatu atap dalam
keadaan saling ketergantungan (Depkes RI, 1988). Dilain pihak Bailon dan Maglaya (1989)
menyatakan keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang bergabung karena
hubungan darah, perkawinan atau adopsi dan mereka hidup dalam suatu rumah tangga,
berinteraksi satu sama lain, dan di dalam perannya masing-masing menciptakan serta
mempertahankan kebudayaan. Dari dua pengertian keluarga tersebut dapat ditarik
kesimpulan bahwa keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat; terdiri dari dua orang atau
lebih; adanya ikatan perkawinan dan pertalian darah; hidup dalam satu rumah tangga; di
bawah asuhan seorang kepala rumah tangga; berinteraksi diantara sesama anggota keluarga;
setiap anggota keluarga mempunyai peran masing-masing; menciptakan, mempertahankan
suatu kebudayaan.
B. Struktur Keluarga

Struktur keluarga terdiri bermacam macam, diantaranya adalah :


1. Patrilineal; adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam
beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur ayah
2. Matrilineal; adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam
beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur ibu
3. Matrilokal; adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri
4. Patrilokal; adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami
5. Keluarga kawinan; adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan
keluarga dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya
hubungan dengan suami atau istri

C. Ciri-ciri Struktur Keluarga

Menurut A. Carter, ciri struktur keluarga mencakup :


1. Terorganisir; saling berhubungan, saling ketergantungan antara anggota keluarga
2. Ada keterbatasan; setiap anggota memiliki kebebasan tetapi mereka juga mempunyai
keterbatasan dalam menjalankan fungsi dan tugasnya masing-masing
3. Ada perbedaan dan kekhususan; setiap anggota keluarga mempunyai peranan dan
fungsi masing-masing
D. Tipe/Bentuk Keluarga

1. Keluarga inti (Nuclear family) adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak
2. Keluarga besar (Extended family) adalah keluarga inti ditambah dengan sanak
saudara, misalnya, nenek, kakek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi dan
sebagainya.
3. Keluarga berantai (Serial family) adalah keluarga yang terdiri dari wanita dan pria
yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu keluarga inti.
4. Keluarga duda/janda (Single family) adalah keluarga yang terjadi karena perceraian
atau kematian
5. Keluarga berkomposisi (Composite family) adalah keluarga yang perkawinannya
berpoligami dan hidup secara bersama
6. Keluarga Kabitas (Cahabitation) adalah dua orang menjadi satu tanpa pernikahan
tetapi membentuk suatu keluarga
Masyarakat Indonesia umunya menganut tipe keluarga besar karena masyarakat
Indonesia yang terdiri dari berbagai suku hidup dalam suatu komuniti dengan adat istiadat
yang sangat kuat. Dimana pemegang kekuasaan dalam kelaurga ada yang dominan pihak
ayah (Patriakal) dan dari pihak ibu (Matriakal) atau dominan keduanya (Equalitarian)

2
E. Peran Keluarga
Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat, kegiatan
yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan individu
dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga, kelompok dan
masyarakat. Berbagai peranan yang terdapat di dalam keluarga adalah sebagai berikut :
1. Peranan ayah; ayah sebagai suami dari istri dan sebagai ayah dari anak, berperanan
sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman sebagai kepala
keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat
dari lingkungannya.
2. Peranan ibu; ibu sebagai istri dan sebagai ibu dari anak, berperanan untuk mengurus
rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung dan sebagai
salah satu kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya.
Disamping itu juga ibu dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam
keluarganya.
3. Peranan anak; anak-anak melaksanakan peranan psiko-sosial sesuai dengan tingkat
perkembangannya baik fisik, mental, sosial, dan spiritual.
F. Fungsi Keluarga

Ada beberapa fungsi yang dapat dijalankan keluarga sebagai berikut ;


1. Fungsi Biologis, meliputi ; menguruskan keturunan; memelihara dan membesarkan
anak; memenuhi kebutuhan gizi keluarga; memelihara dan merawat anggota keluarga
2. Fungsi Psikologis, meliputi; memberikan kasih sayang dan rasa aman; perhatian
diantara anggota keluarga; mendewasakan kepribadian anggota keluarga dan
memberikan identitas keluarga
3. Fungsi Sosialisasi, meliputi; membina sosialisasi pada anak; membentuk norma
tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan anak; meneruskan nilai-nilai
budaya keluarga
4. Fungsi Ekonomi; meliputi; mencari sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan
keluarga; pengaturan penggunaan penghasilan keluarga; menabung untuk memenuhi
kebuthan keluarga dimasa mendatang
5. Fungsi Pendidik, meliputi; menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan,
keterampilan dan membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang
dimilikinya; mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang dalam
memenuhi peranannya sebagai orang dewasa; mendidik anak sesuai dengan tahapan
perkembangannya
6. Fungsi Afektif keluarga ; mempertahankan sikap saling merawat, mengembangan
hubungan yang erat, saling menghormati, keterikatan, berhubungan, pola respon
terhadap kebutuhan dan peran terapeutik
7. Fungsi mencari kesehatan/perawatan dalam konteks perawatan keluarga; praktek gaya
hidup, praktek pola tidur dan istirahat, latihan-olah raga, kebiasaan penggunaan obat

3
dalam keluarga, sanitasi dan kebersihan lingkungan, pencegahan penyakit, perawatan
gigi, perawatan diri keluarga

Dilain pihak ahli lainnya menyatakan fungsi keluarga sebagai fungsi; perlindungan,
perasaan religius; rekreatif. Dari berbagai fungsi keluarga tersebut, yang menjadi fungsi
pokok keluarga terhadap anggota keluarganya adalah; 1) asih; memberikan kasih sayang,
perhatian rasa aman-nyaman, kehangatan kepada anggota keluarga sehingga mereka
tumbuh dan berkembang sesuai usia dan kebutuhannya; 2) asuh; kebutuhan pemeliharaan
dan perawatan anak agar kesehatannya selalu terpelihara sehingga diharapkan menjadikan
mereka anak yang sehat baik fisik, mental, sosial dan spiritualnya; 3) asah; memenuhi
kebutuhan pendidikan anak sehingga siap menjadi manusia dewasa yang mandiri dalam
mempersiapkan masa depannya

G. Tahapan Kehidupan Keluarga


Menurut Duvall, tahapan kehidupan keluraga sebagai berikut;
1. Tahapan pembentukan keluarga; dimulai dari pernikahan dilanjutkan dalam bentuk
rumah tangga.
2. Tahapan menjelang kelahiran anak; tugas utama untuk medapatkan keturunan
sebagai generasi penerus, melahirkan merupakan kebanggaan bagi keluarga dan saat
yang dinantikan
3. Tahapan menghadapi bayi; dalam hal ini mengasuh, memberikan kasihsayang,
mendidik kepada anak, pada tahap ini bayi tergantung kepada kedua orang tuanya.
4. Tahapan menghadapi anak prasekolah; tahap ini anak sudah mulai mengenal
kehidupan sosialnya, sudah mulai bergaul dengan teman sebaya, tapi sangat rawan
masalah kesehatan karena tidak mengetahui mana yang kotor dan mana yang bersih.
Fase ini anak sangat sensitif terhadap pengaruh lingkungan dan tugas keluarga
menanamkan norma; kehidupan, agama, sosial-budaya dan sebagainya.
5. Tahapan menghadapi anak sekolah; tugas keluarga bagaimana mendidik, mengajari
anak untuk mempersiapkan masa depannya. Membiasakan anak belajar teratur,
mengontrol tugas sekolah dan meningkatkan pengetahuan umum anak.
6. Tahapan menghadapi anak remaja; tahap ini adalah tahap paling rawan karena anak
akan mencari identitas diri dalam membentuk kepribadiannya, oleh karena itu
suritauladan dari orang tua sangat diperlukan. Komunikasi dan saling pengertian
dengan anak perlu dipelihara dan dikembangkan.
7. Tahapan melepas anak ke masyarakat; melalui tahap remaja dan anak telah dapat
menyelesaikan pendidikannya, maka tahap selanjutnya adalah melepaskan anak ke
masyarakat dalam memulai kehidupannya yang sesungguhnya, dalam tahap ini anak
akan memulai kehidupan berumah tangga
8. Tahapan berdua kembali; dalm tahap ini keluarga akan merasa kesepian dan bila tidak
dapat menerima kenyataan akan dapat menimbulkan depresi dan stress

4
9. Tahapan masa tua; tahap ini kedua orang tua mempersiapkan diri untuk meninggal
dunia yang fana ini.

H. Tugas-tugas Keluarga
Rienhardt (1988), menyatakan tuas pokok keluarga meliputi ;
1. Pemeliharaan fisik keluarga dan anggotanya
2. Pemeliharaan sumber-sumber daya yang ada dalam keluarganya masing-masing
3. Sosialisasi antara anggota keluarga
4. Pengaturan jumlah anggota keluarga
5. Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga
6. Penempatan anggota keluarga dalam masyarakat yang lebih luas
7. Membangkitkan dorongan dan semangat para anggota keluarga
Freeman (1981) membagi tugas keluarga dalam bidang kesehatan yg harus dilakukan :
a. Mengenal gangguan perkembangan kesehatan setiap anggotanya
b. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat
c. Memberikan keperawatan kepada anggota keluarganya yang sakit/tidak dapat
membantu dirinya sendiri karena cacat atau usia yang terlalu muda
d. Mempertahankan suasana rumah yang menguntungkan kesehatan dan perkembangan
kepribadian anggota keluarga yang positif
e. Mempertahankan hubungan baik timbal balik antara keluarga dan lembaga kesehatan,
yang menunjukkan pemanfaatan dengan baik fasilitas kesehatan yang ada

I. Ciri-ciri Keluarga Indonesia


Ciri-ciri keluarga secara umum : diikat dalam satu ikatan perkawinan/pernikahan; ada
hubungan darah; ada ikatan batin; ada tanggungjawab masing-masing anggotanya; ada
pengambilan keputusan; kerjasama diantara anggota keluarga; komunikasi interaksi antara
anggota keluarga; tinggal dalam satu rumah.
Ciri-ciri keluarga Indonesia; Suami sebagai pengambil keputusan, satu kesatuan yang
utuh; berbentuk monogram; bertanggungjawab; pengambilan keputusan; meneruskan nilai
budaya bangsa; ikatan kekeluargaan sangat erat; semangat gotong royong
J. Pola Kehidupan Keluarga Indonesia
1. Daerah Pedesaan; tradisional; agraris; tenang; sederhana; akrab; menghormati orang
tua
2. Daerah Perkotaan; dinamis; rasional; konsumtif; demokratis; individual; terlibat dalan
kehidupan politik
III. Konsep Keperawatan Keluarga
A. Pengetian Keperawatan Keluarga
Tingkat keperawatan kesehatan masyarakat yang ditujukan atau dipusatkan pada
keluarga sebagai unit atau kesatuan yang dirawat, dengan sehat sebagai tujuan melalui
perawatan sebagai sasaran/penyalur.
B. Tujuan Pelayanan Keperawatan Keluarga

5
Secara umum tujuan keperawatan kelaurga adalah meningkatkan kemampuan
keluarga dalam memelihara kesehatan keluarga mereka sehingga dapat meningkatkan
status kesehatan keluarga, sedangkan tujuan khusus adalah meningkatkan kemampuan
keluarga dalam ;
1. Mengidentifikasi masalah kesehatan yang dihadapi oleh keluarga
2. Menanggulangi masalah kesehatan dasar keluarga
3. Mengambil keputusan yang tepat dalam mengatasi masalah kesehatan para anggota
keluarga
4. Memberikan asuhan keperawataan terhadap anggota keluarga yang sakit dan dalam
mengatasi masalah kesehatan anggota keluarga
5. Meningkatkan produktivitas keluarga dalam meningkatkan mutu hidup
6. Menunjang peningkatan fungsi Perkesmas yang mencakup kegiatan pembinaan
pelayanan dan pengembangan kesehatan untuk mewujudkan kualitas hidup keluarga
yang lebih baik dengan indikator utama penurunan angka kematian ibu dan bayi, balita
dan semakin diterimanya NKKBS oleh keluarga serta mewujudkan masa tua yang
bahagia dan berdaya guna dalam keluarga dan lingkungannya.
7. Membantu keluarga mengenal sedini mungkin masalah kesehatan dan menemukan serta
menetapkan upaya penanggulangannya yang pada akhirnya keluarga mampu mandiri
dalam mengatasi masalah kesehatan
8. Membantu keluarga berperan serta dalam upaya mempertahankan dan meningkatkan
derajat kesehatannya.

C. Sasaran Pelayanan Keperawatan Keluarga


Sasaran pelayanan keperawatan adalah keluarga dengan prioritas sasaran ibu hamil,
bayi dan anak melalui kegiatan penemuan kasus dini seperti ibu hamil dengan resiko tinggi,
anak balita dengan gizi buruk, penderita penyakit menular/kronis.
D. Kebijakan Pelaksanaan Keperawatan Keluarga
1. Memberikan pelayanan keperawatan kepada keluarga yang paripurna
2. Meningkatkan pembinaan tenaga pelaksana perawatan keluarga khususnya di daerah
yang telah menyelenggarakan 5 program terpadu yang mencakup KIA, KB, Gizi,
Imunisasi dan penanggulangan diare
3. Meningkatkan peran serta keluarga dalam masyarakat untuk menunjang upaya
kesehatan melalui kegiatan bimbingan dan pendidikan kesehatan sewaktu
melaksanakan pelayanan keperawatan keluarga.
E. Stategi Pelaksanaan Keperawatan Keluarga
1. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan tenaga pengelola perawatan kesehatan
keluarga di tingkat Kabupaten/Kota serta di tingkat sarana pelayanan dasar melalui
kegiatan diklat dan konsultasi.
2. Melalui kerjasama lintas program dan lintas sektoral

6
3. Pendidikan kesehatan dan bimbingan teknis dalam bidang kesehatan kepada keluarga
dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan yang optimal
4. Mengadakan buku-buku pedoman pelayanan keperawatan

F. Prinsi-prinsip Keperawatan Keluarga


Prinsip yang perlu diperhatikan dalam memberikan Asuhan Keperawatan Keluarga,
adalah :
1. Keluraga sebagai unit atau satu kesatuan dalam pelayanan kesehatan
2. Sehat sebagai tujuan utama
3. Askep diberikan sebagai sarana dalam pencapaian tujuan utama
4. Melibatkan peran aktif seluruh anggota keluarga dalam merumuskan masalah dan
kebutuhan keluarga dalam mengatasi masalah kesehatannya
5. Mengutamakan kegiatan promotif dan preventif dengan tidak mengabaikan kegiatan
yang bersipat kuratif dan rehabilitatif
6. Memanfaatkan sumberdaya keluarga semaksimal mungkin untuk kepentingan
kesehatan keluarga
7. Sasaran asuhan keperawatan adalah keluarga secara keseluruhan diutamakan keluarga
yang dengan resiko tinggi
8. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan pemecahan masalah dengan
menggunakan proses keperawatan
9. Kegiatan utama adalah pendidikan/penyuluhan dan asuhan perawatan dirumah

G. Implikasi dari Pelayanan Kesehatan Dipusatkan pada Keluarga


1. Diarahkan membantu seluruh keluarga dalam meningkatkan cara hidup sehat
sehingga dapat meningkatkan produktivitas dan derajat kesehatan mereka
2. Cakupan Yankes dan keperawatan lebih luas
3. Dipusatkan kepada keluarga sebagai satu kesatuan yang utuh
4. Yankes dan keperawatan ditekankan pada waktu rawan dan keluarga dengan resiko
tinggi
5. Perlu kontinuitas pelayanan pada keluarga rawan terhadap masalah kesehatan
6. Perlu tenaga keperawatan yang kompeten
7. Perlu pengembangan dan peningkatan sumber-sumber yang ada dimasyarakat
H. Hambatan yang Dihadapi dalam Memecahkan Masalah Kesehatan Keluarga
Hambatan yang paling besar dihadapi perawat dalam memberikan asuhan
keperawatan kesehatan keluarga adalah :
1. Hambatan dari keluarga ; pendidikan yang rendah; keterbatasan sumber daya
(keuangan, sarana dan prasarana); kebiasaan-kebiasaan; sosial budaya yang tidak
menunjang
2. Hambatan dari perawat; sarana dan prasarana yang tidak menunjang; kondisi alam;
kesulitan komunikasi; keterbatasan pengetahuan tentang kultur;
I. Peran Perawat dalam Memberikan Asuhan Keperawatan Keluarga

7
Peran perawat yang dapat dilakukan :
1. Pemberian Askep kepada anggotan keluarga yang sakit
2. Pengenalan/pengamatan masalah dan kebutuhan kesehatan keluarga
3. Koordinator yankes dan perawatan kesehatan keluarga
4. Fasilitator; menjadikan yankes mudah dijangkau; mudah dapat menampung masalah
kesehatan yang dihadapi keluarga dan mencari pemecahannya
5. Pendidik kesehatan; merubah perilaku keluarga dari tidak sehat menjadi sehat
6. Penyuluh; memberi petunjuk tentang Askep dasar; Konsultan; sebagai penasehat
dalam mengatasi masalah kesehatan keluarga

J. Langkah-langkah dalam Perawatan Kesehatan Keluarga


1. Membina hubungan kerjasama yang baik dengan keluarga; kontak dengan keluarga;
menyambaikanmaksud dan tujuan serta minat membantu; menyatakan kesediaan
membantu; membina komunikasi dua arah
2. Melaksanakan pengkajian untuk menentukan adanya masalah kesehatan dan
perawatan keluarga
3. Menganalisa data keluarga untuk menentukan masalah kesehatan
4. Menggolongkan masalah kesehatan keluarga, berdasarkan sipat masalah kesehatan ;
ancaman kesehatan; keadaan sakit atau kurang sehat; situasi krisis
5. Menentukan sifat dan luasnya masalah serta kesanggupan keluarga melaksanakan
tugas keluarga dalam bidang kesehatan;
6. Menyusun sekala prioritas masalah kesehatan dan perawatan keluarga dengan
mempertimbangkan ; sipat masalah; kemungkinan masalah dapat diubah; potensi
menghindari masalah; persepsi keluarga terhadap masalah (menonjolnya masalah)
7. Menyusun rencana asuhan perawatan kesehatan dan perawatan keluarga sesuai
dengan urutan prioritas; menentukan tujuan realistis; merencanakan pendekatan dan
tindakan; menyusun standar dan kriteri evaluasi
8. Melaksanakan asuhan keperawatan kesehatan keluarga sesuai dengan rencana yang
disusun
9. Melaksanakan evaluasi keberhasilan tindakan keperawatan yang dilakukan
10. Meninjau kembali masalah keperawatan dan kesehatan yang belum dapat teratasi dan
merumuskan rencana keperawatan yang baru
K. Faktor-faktor yang menarik dalam perawatan keluarga
1. Orang – orang sudah mengenal perawatan dan kebutuhan akan promosi dan focus
kesehatan dari pada hanya menghilangkan penyakit saja
2. Populasi lansia sudah semakin meningkat, semakin kompleks masalah dalam
keluarga (keluarga inti sibuk, lansia merasa tidak diperhatikan)
3. Mulai banyak peyakit kronis dan degenerative serta akibat kerja
4. Sudah timbul kesadaran yang luas dimasyarakat, bla ada masalah dalam keluarga
dampaknya pada masyarakat (pengguna narkoba dalam keluarga)
5. Teori interpersonal dan teori yang berbasis keluarga

8
6. Teori-teori keluarga dan konsultasi perkawinan ke klinik untuk persiapan dan
konsultasi atau pemantauan tumbuh kembang anak
7. Perkembangan dari riset keperawatan keluarga dan hasilnya yang sangat signifikan
L. Level perawatan keluarga
1. Livel I ; keluarga merupakan latar belakang
a) Keperawatan keluarga digambarkan sebagai suatu bidang, dimana keluarga
dipandang sebagai kontes bagi pasien atau klien
b) Keluarga sebagai latar belakang atau focus sekunder dan individu merupakan bagian
terdepan atau focus primer yang berkaitan dengan pengkajian dan intervensi
keperawatan keluarga. Misalnya tidak melihat dampak sakit ayah pada anak.
( Bersihan jalan nafas tidak efektif pada keluarga Bp. B khususnya an. N b.d (Level
ini terjadi di rumah sakit)
2. Livel II ; keluarga dianggap penjumlahan dari masing-masing anggota
a) Pelayanan keperawatan yang diberikan bias berlaku untuk beberapa orang (ibu, anak
I, anak II; missal ibu anemia, anak I BB rendah dengan anemia, anak II TBC dengan
anemia
b) Level ini terjadi dikomunitas
c) Intervensi keperawatan pada masalah yang sama yaitu 5 tugas keluarga
d) Perawatan diberikan pada semua anggota keluarga
e) Pada tingkat ini yang menjadi pokok terpenting adalah masing-masing klien dilihat
sebagai unit yang terpisah, bukan unit yang saling berinteraksi
3. Livel III ; keluarga sebagai sub system
a) Kedekatan anak (anggota) kepada orang tua berbeda bila lebih dekat pada ibu atau
ayah
b) Fokus perawatan menekankan pada hubungan relationship, isu pelayanan
diberikan karena jika ibu sakit tidak ada yang memasak dll, jika ayah sakit
tidak ada yang mencari nafkah dll
c) Bonding attachment; keterikan antara anggota keluarga
d) Semakin tinggi level semakin sulit melihat masalah dalam keluarga, contoh yang
dapat dilakukan untuk dipecahkan ; Konflik peran dalam keluarga, Komunikasi
tidak efektif pada keluarga Bp….
4. Livel IV ; keluarga sebagai klien
a) Bentuk konseptual /gambaran praktek keperawatan keluarga; keluarga dipandang
sebagai klien atau sebagai focus utama pengkajian dan perawatan
b) Keluarga menjadi yang utama dengan setiap anggota keluarga sebagai latar
belakangnya atau konteks
c) Keluarga dipandan sebagai system yang berinteraksi
d) Fokusnya pada dinamika dan hubungan internal kelaurga, struktur dan fungsi
keluarga serta saling ketergantungan sub system keluarga dengan keseluruhan serta
keluarga dengan lingkungan keluarga

9
e) Hubungan antara penyakit, individu-individu dalam keluarga dan keluarga dianalisis
serta dimasukkan dalam rencana perawatan. Contoh kelaurga pindah rumah, anak ke-
3 panas. Masalah keperawatan adalah Adaptasi kelaurga dengan lingkungan baru
belum optimal b.d ketidak mampuan keluarga menciptakan suasana rumah seperti
yang dikenal oleh anggota keluarga. Contoh masalah tersebut sebagai dampak sakit
pada keluarga
f) Keluarga meruapakan 2 struktur : internal dan eksternal: 1) struktur internal; usia,
komposis, urutan, usia, keterikatan satu dengan yang lain; 2) struktur eksternal ;
hubungan dengan masyarakat dan keluarga besar

M. Level pencegahan dalam perawatan keluarga


1. Pencegahan primer :
Meliputi peningkatan kesehatan dan tindakan preventif khusus dirancang untuk
mencegah dan menjaga seseorang/kelaurga dari penyakit dan cedera. Masalah
pencegahan primer sulit dilakukan adalah berkaitan dengan keuangan, kurangnya
sosialisasi kebijakan kesehatan tertentu atau ketidak tahuan perawat/dokter,
banyaknya tenaga kesehatan yang menjadi model yang jelek misalnya merokok,
overweight, tidak mengimunisasi anaknya. Sebaliknya ada beberapa faktor yang
membuat pencegahan primer menjadi kebutuhan : a) Kebutuhan untuk berubah
( biaya perawatan yang semakin meningkat, kebijakan nasional atau daerah; b) Mulai
dikenal pola kontrol berkala kesehatan; c) Mulai ada gerakan gaya hidup positif
(kesehatan adalah gaya hidup); d) Berkembang kesehatan alternative; akupuntur,
herbalist; e) Kurangnya akses untuk pemeliharaan kesehatan (berobat)
2. Pencegahan sekunder
Deteksi dini penyakit, diagnosis dan pengobatan. Termasuk deteksi dini tumbuh
kembang, check up kesehatan setiap 6 bulan
3. Pencegahan tertier
Mencakup tahap penyembuhan dan rehabilitasi, dirancang untuk meminimalkan
ketidak mampuan klien dan meningkatkan fungsi tubuh dan perannya.
N. Proses Asuhan Keperawatan Keluarga
Proses keperawatan keluarga akan terwujud jika keperawatan dilakukan secara
komprehensif. Sifat keperawatan yang komprehensi mencakup : 1) berpikir kompleks; 2)
cara berpikir logis (sesuai hukum/norma); 3) pendekatan sistematis untuk bekerja sama
dengan keluarga dan anggotanya. Fokus proses keperawatan keluarga tergantung
bagaimana memandang keluarga, apakah keluarga dipandan sebagai individu atau klien,
keluarga sebagai latar belakang, keluarga sebagai sub unit keluarga.
Praktek keperawatan keluarga bekerja secara simultan, antara keluarga dan individu,
sama-sama diintervensi sebagai konsekuensi, dari itu proses keperawatan keluarga menjadi
komprehensif ( Kegiatan mulai pengkajian sampai evaluasi tidak asal-asalan).
Langkah- langkah proses keperawatan mencakup :

10
1. Pengkajian
Pengakajian adalah sekumpulan tindakan yang digunakan oleh perawat untuk
mengukur keadaan klien (keluarga) dengan memakai norma-norma kesehatan keluarga
maupun sosial yang merupakan sistem yang terintegrasi dan kesanggupan keluarga untuk
mengatasinya. Dasarnya adalah perbandingan, suatu ukuran/penilaian mengenai keadaan
keluarga dengan menggunakan norma yang diambil dari kepercayaan, nilai, prinsip, aturan
dan harapan, teori, konsep terkait dengan permasalahan yang dihadapi keluarga.
Norma yang digunakan untuk menentukan status kesehatan keluarga adalah; a)
Keadaan kesehatan normal dari setiap anggota keluarga; b)Keadaan rumah dan lingkungan
yang membawa kepada peningkatan kesehatan keluarga; c) Sipat keluarga, dinamuika dan
tingkat kemampuan keluarga yang dapat membawa kepada perkembangan dan perubahan
perilaku sehat.
Tahapan dalam pengkajian adalah sebagai berikut:
a. Pengkajian data; dapat dilakukan melalui cara : Wawancara; pengamatan; studi
dokumentasi; pemeriksaan fisik;
Tahap I : Sesuaikan dengan format panduan pengkajian STIKES Muhamadiah
Tahap II : Sesuaikan dengan 5 tugas kesehatan keluarga ( jika sewaktu mengkaji
pada tahap I ditemukan adanya kesenjangan data keluarga saudara langsung mengkaji
ketahap II dengan menanyakan secara berurut apakah penyebabnya karena ketidak
tahuan mengidetifikasi masalah, ketidak mampuan mengambil keputusan, ketidak
mampuan merawat, ketidak mampuan merubah lingkungan, dan ketidak mapuan
mengakses dan atau menggunakan fasilitas kesehatan.
Contoh :
Sewaktu mengkaji tentang suku yang berkaitan dengan kebiasaan keluaga dengan
kesehatan ; suku; Madura/arab ; tiap hari suka makan sate ayam/kambing, ada
obesitas, tanyakan pernahkah diukur tekanan darah ? jika TD abnormal (Resiko
terjadinya penyakit jantung koroner; saudara langsung masuk pada pengkajian tahap
II yaitu; 1) mengenal/identifikasi masalah kesehatan oleh keluarga; pengetian TD;
tanda gejala; penyebab dll. 2) Mengambil keputusan ?. 3) Tindakan yang dilakukan
keluarga; 4) Memodipikasi lingkungan termasuk perilaku pola makan ?; 5)
Menggunkan fasilitas kesehatan ?. Tahapan pengkajian ini berguna untuk membantu
saudara dalam merumuskan masalah dan etiologinya dan sipat diagnose keperawatan
actual, resiko atau potensial

b. Analisa data; dalam analisa data ada 3 hal yang perlu diperhatikan dalam melihat
perkembangan kesehatan keluarga, yaitu: keadaan kesehatan yang normal dari setiap
anggota keluarga; keadaan rumah dan sanitasi lingkungan; karakteristik keluarga
c. Perumusan Masalah; dalam menyusun masalah kesehatan dan keperawatan keluarga
selalu mengacu kepada tipologi masalah kesehatan dan keperawatan serta berbagai
alasan dari ketidak mampuan keluarga dalam melaksanakan tugas-tugas keluarga

11
dalam bidang kesehatan; dalam tipologi masalah kesehatan keluarga ada 3
kelompok masalah besar, yaitu : a) Ancaman kesehatan adalah keadaan yang dapat
memungkinkan terjadinya penyakit, kecelekaan dan kegagalan dalam mencapai
potensi kesehatan; b) Kurang sehat/tidak sehat (Aktual) adalah kegagalan dalam
memantapkan kesehatan; c) Situasi krisis
d. Menegakkan Diagnosa Keperawatan; Dalam menetapkan diagnosa keperawatan
keluarga, ditetapkan berdasarkan faktor resiko; aktual dan possible terjadinya
penyakit atau masalah kesehatan keluarga serta mempertimbangkan kemampuan
keluarga dalam mengatasinya. Etilogi masalah keperawatan keluarga didasarkan
kepada ketidak mampuan keluarga melaksanakan tugas-tugas kesehatan dan
keperawatan, yaitu : a) Ketiaksanggupan mengenal masalah kesehatan keluarga; b)
Ketidak sanggupan keluarga mengambil keputusan dalam melakukan tindakan yang
tepat; c) Ketidakmampuan merawat anggota keluarga yang sakit; d)
Ketidaksanggupan memelihara lingkungan rumah yang dapat mempengaruhi
kesehatan dan perkembangan pribadi anggota keluarga; e) Ketidak sanggupan
menggunakan sumber di masyarakat guna memelihara kesehatan
e. Prioritas masalah;
Hal yang perlu diperhatikan dalam prioritas masalah adalah : a) Tidak mungkin
masalah kesehatan dan keperawatan keluarga dapat diatasi sekaligus; b) Perlu
mempertimbangkan masalah kesehatan yang mengancam kehidupan keluarga seperti
masalah penyakit; c) Perlu memperhatikan respons dan perhatian keluarga terhadap
keperawatan yang akan diberikan; d) Keterlibatan keluarga dalam memecahkan
masalah yang mereka hadapi; e) Sumber daya keluarga yang dapat menunjang
pemecahan masalah kesehatan dan keperawatan keluarga; f) Pengetahuan dan
kebudayaan keluarga.
No Kriteria Nilai Bobot Pembenaran
(Rasionalisasi)
1 Sipat masalah, Skala: ................. 1
Potensial .............. 1
Resiko ............. 2
Aktual ................ 3 Misal:adanya
infeksi penafasan
dapat
menyebabkan
An….
2 Kemungkinan masalah dapat diubah, ................. 2
Skala:
Mudah (sebuatkan data alas an penguat) ............... 2 Misal: Ibu dan
Bapak Mau
merawat dan
membawa
kepasilitas
kesehatan
Sebagian (sebuatkan data alas an .............. 1
penguat)
Tidak dapat (sebuatkan data alas an .............. 0
penguat)

12
3 Potensi masalah dapat dirubah/dicegah, ................ 1
Skala:
Tinggi ................ 3 Misalnya:
Gangguan
pernafasan berat
Cukup ................ 2
Rendah ................. 1
4 Menonjolnya masalah, Skala; ................ 1 Bisa diidentifikasi
dari cara merawat:
Masalah berat harus ditangani ............... 2 Misalnya:
Keluarga
menyatakan anak
dengan sesak
nafas dapat
menigal / mati
jika tidak
ditolong. Berarti
perlu segera
ditangani
Masalah tdk perlu segera ditangani ................ 1
Masalah tidak dirasakan ............... 0
Skoring :
1. Tentukan skor untuk setiap kriteria
2. Skor dibagi dgn angka tertinggi dan
kalikan dgn bobot
3. Jumlahkan skor untuk semua kriteria
4. Jumlah skor tertinggi adalah 5 atau
sama utuk seluruh bobot

Kriteria prioritas masalah kesehatan/keperawatan keluarga harus didasarkan kepada


beberapa kriteria, sebagai berikut; a) Sipat masalah (resiko,aktual, possible); b)
kemungkinan masalah dapat dirubah; c) Potensi masalah dapat dicegah (sipat dan
beratnya masalah) ; d) Masalah yang menonjol (berat dan mendesak untuk diatasi)
2. Diagnose Keperawatan Keluarga
Suatu pendapat/pertimbangan klinis terhadap respons keluarga baik actual, resiko atau
potensial masalah-masalah kesehatan atau masalah dalam proses kehidupan (Nanda,
1988). Rumusan diagnose dibuat setelah prioritas masalah keperawatan dianalisis,
sehingga prioritas diagnose keperawataan yang akan dipecahkan untuk diintervensi
menjadi rasional bagi keluarga dan perawat.
3. Perencanaan Keperawatan Keluarga :
Rencana keperawatan adalah sekumpulan tindakan yang ditentukan perawat untuk
melaksanakan dalam memecahkan masalah kesehatan dan keperawatan yang telah
diidentifikasi.
Pentingnya membuat rencana perawatan ; 1) Memberikan perawatan yang khusus; 2)
Membantu dalam menentukan prioritas dengan data tentang keadaan dan sifat masalah; 3)
mengembangkan komunikasi yang sistematis; 4) menjamin kesinambungan dari perawatan
yang diberikan; 5) Melancarkan koordinasi perawatan melalui pemberian informasi kepada
tim kesehatan tentang tindakan yang akan dikerjakan oleh perawat.
a. Ciri rencana perawatan keluarga

13
Ciri rencana keperawatan keluarga : 1) berpusat pada tindakan yang dapat
memecahkan atau meringankan masalah yang sedang dihadapi; 2) Merupakan
hasil dari suatu proses yang sistematis dan telah dipelajari dengan pikiran yang
logis; 3) rencana keperawatan keluarga berhubungan dengan masa akan datang;
4) berkaitan dengan masalah kesehatan dan keperawatan yang diidentifikasi; 5)
rencana perawatan merupakan cara untuk mencapai tujuan; 6) Merupakan suatu
proses yang berlangsung secara terus menerus.
b. Kualitas rencana perawatan keluarga
Kualitas rencana keperawatan sangat tergantung kepada : 1) Penentuan masalah
kesehatan/keperawatan yang jelas dan didasarkan analisis yang menyeluruh tentang
masalah situasi keluarga; 2) Rencana yang realistis; artinya dapat dilaksanakan dan
dapat menghasilkan apa yang diharapkan; 3) Sesuai dengan tujuan dan falsafah
keperawatan; 4) Rencana keperawatan dibuat bersama keluarga ; menentukan
masalah dan kebutuhan perawatan keluarga; menentukan prioritas masalah; memilih
tindakan yang tepat; pelaksanaan tindakan; menilai hasil tindakan.
c. Langkah dalam mengembangkan rencana keperawatan keluarga :
Setelah pengkajian perawat dapat menentukan masalah kesehatan dan keperawatan
keluarga serta menentukan kebutuhan kesehatan/keperawatan
keluarga. Kemudian dalam perencanaan dirumuskan sasaran, sasaran dimaksud
adalah keadaan atau situasi yang diharapkan setelah tindakan dilaksanakan
(tujuan di mana segala usaha diarahkan) misalnya setelah tindakan keperawatan
diberikan keluarga dapat merawat bayi A. Prinsip menentukan sasaran ; ditentukan
bersama keluarga; diterima keluarga;keluarga menyadari dan mengambil tindakan
untuk memecahkannya.
Hambatan dalam menentukan sasaran ; keluarga tidak menyadari adanya masalah;
sibuk dengan hal yang mereka anggap penting, menganggap masalah tidak berat
diperhatikan; tidak dapat mengambil tindakan (takut, tradisi,tidak ada manfaat, tidak
sesuai dengan sasaran keluarga); ketidak mampuan mengembangkan hubungan
kerjasama yang baik.
Perumusan tujuan, tujuan dimaksud adalah pernyataan yang lebih terinci tentang
hasil keperawatan. Tujuan keperawatan akan menentukan kriteria yang dipakai untuk
menilai keberhasilan keperawatan. Berdasarkan sudut perhatian (orientasi) tujuan
perawatan dibagi menjadi : berorientasi pada perawat dan berorientasi pada
klien. Dilihat dari jangka waktu dibagi menjadi ; tujuan jangka pendek dan tujuan
jangka panjang.
Selain perumusan tujuan dalam merumuskan perencanaan adalah memilih tindakan
keperawatan. Ada 2 faktor yang perlu diperhatikan yaitu; sifat masalah dan sumber-
sumber yang tersedia untuk memecahkan masalah. Hal lain yang perlu diperhatikan
dalam memilih tindakan keperawatan adalah :1). Merangsang keluarga mengenal dan
menerima masalah dan kebutuhan mereka; 2). Menolong keluarga untuk menentukan

14
tindakan keperawatan; 3) Menumbuhkan kepercayaan keluarga terhadap perawat.
Sumber-sumber ; keluarga, perawat dan masyarakat juga merupakan faktor yang
diperhatikan oleh perawat dalam mengambil keputusan untuk mengambil tindakan
keperawatan pada keluarga.
4. Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan keperawatan terhadap keluarga, didasarkan kepada rencana
asuhan keperawatan yang telah disusun. Kegagalan dalam pelaksanaan tindakan
keperawatan dan kesehatan dalam memecahkan masalah kesehatan keluarga
disebabkan banyak faktor; 1) kurangnya pengetahuan dalam bidang kesehatan; 2)
informasi yang diperoleh keluarga tidak menyeluruh; 3) tidak mau menghadapi
situasi; 4) kebiasaan yang melekat dalam keluarga; 5) adat istiadat yang berlaku; 6)
kegagalan dalam mengaitkan tindakan dengan sasaran; 7) kurang percaya dengan
tindakan yang diusulkan. Faktor yang bersumber dari perawat; 1) menggunakan pola
pendekatan yang tetap (kaku, kurang luwes); 2) kurang memberikan penghargaan,
perhatian terhadap faktor sosial budaya; 3) kurang ahli dalam mengambil tindakan.
Hal yang perlu diperhatikan dalam pelasanaan tindakan keperawatan terhadap
keluarga : 1) sumberdaya keluarga (keuangan); 2) tingkat pendidikan keluarga; 3)
adat istiadat yang berlaku; 4) respons dan penerimaan keluarga; 5) sarana dan
prasarana yang ada pada keluarga
5. Penilaian/Evaluasi
Penilaian adalah tahap yang menentukan apakah tujuan tercapai. Evaluasi selalu
berkaitan dengan tujuan. Jika tujuan belum tercapai perlu dicari penyebabnya. Hal ini
dapat terjadi karena beberapa faktor; 1) tujuan tidak realistis; 2) tindakan keperawatan
yang tidak tepat; 3) ada faktor lingkungan yang tidak dapat diatasi.
Dimensi dalam penilaian; 1) keberhasilan dari tindakan keperawatan yang dikaitkan
dengan pencapaian tujuan; 2) ketepatgunan yang dikaitkan dengan biaya, apakan
dalam bentuk uang, waktu, tenaga dan bahan/alat yang diperlukan; 3) kecocokan,
dikaitkan dengan kesanggupan tindakan yang dilakukan untuk memecahkan masalah
dengan baik sesuai dengan pertimbangan profesional; 4) kecukupan, menyinggung
kelengkapan dari tindakan apakan semua tindakan dilaksanakan untuk mencapai hasil
yang diinginkan. Kriteria dan standar penilaian sangat penting dalam evaluasi; kriteria
adalah gambaran tentang faktor-faktor tidak tetap yang dapat memberi petunjuk
bahwa tujuan telah tercapai. Sedangkan standar menunjukkan tingkat pelaksanaan
yang diinginkan untuk membandingkan pelaksanaan yang sebenarnya. Standar akan
memberitahukan apakah tingkat pelaksanaan yang dapat diterima atau keadaan yang
bagaimana agar dapat mengatakan bahwa tindakan yang dilakukan berhasil atau
tujuan tercapai.
Contoh; Tujuan; keluarga dapat menerima asuhan keperawatan yang baik terhadap
anak yangmengalami malnutrisi; Kriteria; Jumlah dan mutu makanan yang diberikan

15
kepada anak yang menderita malnutrisi; Standar; Pemberianmakanan pada anak
sesuaidengan petunjuk.
Hasil asuhan keperawatan dapat diukur dari 3 dimensi; 1) keadaan fisik; 2) psikologis
dan sikap; 3) pengetahuan dan perubahan perilaku. Akhirnya alasan pentingnya
penilaian adalah; 1) menghentikan tindakan/kegiatan yang tidak berguna; 2) untuk
menambah ketepatgunaan tindakan keperawatan; 3) sebagai bukti hasil dari tindakan
keperawatan; dan 4) untuk pengembangan dan penyempurnaan paktik keperawatan.
Metode penilaian dalam evaluasi keperawatan keluarga bermacam-macam, yaitu; 1)
obsevasi langsung; 2) wawancara; 3) memeriksa laporan; latihan simulasi;

IV. Kesimpulan
Terlaksananya asuhan keperawatan keluarga yang berkulitas tergantung dari interaksi
profesional dua demensi utama yaitu kualitas keluarga dan kualitas perawat.Selain itu
faktor lingkungan turut menentukan sebagai media dimana interaksi profesional itu
dilaksanakan.
Format Proses Keperawatan Keluarga :
Diagnose Tujuan Kriteria Evaluasi Rencana Implementasi Evaluasi
Keperawatan Intervensi Keperawatan Keperawatan
Keperawatan
Etiologi Mengacu Jangka Jangka Kriteri Standar Mengacu Sesuai Mengacu
pd tugas Keluarga: Panjang Pendek (Respons (Pembenaran pada kriteri rencana tujuan
1. Ketidak (mengacu (mengacu verbal dan tentang dan standar intervensi jangka
Tahuan pd pd non verbal masalah) dalam pendek dan
Mengidentifi amasalah) etiologi ; serta misalnya; bentuk panjang
kasi Masalah 5 tugas redemontrasi) diare adalah operasional
2. Ketidak keluarga Gambaran apabila 5 tugas
Mampuan dibidang pada seseorang keluarga
mengambil kesehatan) kunjungan buang BAB
Keputusan yang cair > dari 4
3. Ketidak direncanakan kali sehari

16
mampuan dan tidak semalam
memberikan direncanakan:
perawatan Kognitif,
sederhana afektifnya,
4. Ketidak psikomotor
memodifikas
i lingkungan
5. Ketidak
mampuan
memberikan
dukungan
keluarga
memanfaatk
an sarana
kesehatan

17

Anda mungkin juga menyukai