Anda di halaman 1dari 17

PENYAKIT MULUT & KUKU (PMK)

Oleh :
drh. DEVI YANTI

DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN KAB. PADANG PARIAMAN


LATAR BELAKANG
• Penyakit mulut & kuku merupakan
penyakit infeksi virus yang bersifat
akut dan sangat menular pada
hewan berkuku genap/belah.
• Hewan peka : Ruminansia (sapi,
kerbau, kambing, domba) babi, Unta
dan beberapa jenis hewan liar
(bison, antelope, jerapah dan gajah).
• Tidak bersifat ZOONOSIS
• Dampak : kerugian ekonomi sangat
besar (penurunan produktivitas,
kematian, harga jual rendah)
ETIOLOGI
• Penyebab : Virus RNA genus
Apthovirus, keluarga picornaviridae
• Masa Inkubasi : 1 - 14 hari
• Gejala Klinis : demam,
kepincangan, hipersalivasi, vesikel/
lepuh sekitar mulut, lidah, gusi,
hidung, teracak, puting, penurunan
produksi susu yang drastis pada
sapi perah
• Morbiditas/angka kesakitan
mencapai 80 - 100%
• angka kematian/mortalitas pada
hewan rentan 5%, hewan muda
20%
Perjalanan Penyakit

• Fase I
demam, mulit berlendir/berbusa, mulai muncul lesi di mulut,
gusi bengkak dan berbau, hidung berlendir sampai purulen,
nafas sesak
• Fase II
Mulai membaik dan mengemil, luka pada teracak sampai
bernanah dan terlepas
• Fase III
Recovery total (sering terabaikan)
GEJALA KLINIS
Perkembangan Kasus PMK di Kab. Padang Pariaman

Perkembangan Kasus sampai 20 Juni 2022 :


• Total kasus : 961 ekor
(Sapi 868 ekor, Kerbau 143 ekor, Kambing 2 ekor)
• Populasi berisiko : Sapi 44.610 ekor, Kerbau 11.184 ekor, Kambing
36.008 ekor, Domba 285 ekor
• Daerah Terdampak : 17 Kecamatan dan 58 nagari
• Kematian : Sapi 6 ekor, Kerbau 2 ekor
• Potong Paksa : Sapi 2 ekor
PENULARAN
1. Kontak langsung : hewan sehat dengan hewan sakit
2. Kontak tidak langsung : manusia, peralatan dan sarana transportasi, poduk
hewan terinfeksi PMK, perkawinan alami/buatan
3. Aerosol/ melalui udara (radius 10 km)
4. Oral : Konsumsi pakan dan air tercemar

Daya tahan virus di lingkungan :


Hingga 3 bulan
Kelangsungan hidup lebih lama di iklim yang sangat dingin, apabila ada bahan
organik, jika terlindung dari sinar matahari
Inaktivasi pada pH <6 dan >9 • Bertahan hidup di tulang, kelenjar, susu,
produk susu
PENGENDALIAN DAN PEMBERANTASAN
Prinsip dasar pemberantasan wabah PMK yaitu :
(1). Mencegah kontak antara hewan peka dan virus PMK
(2). Menghentikan produksi virus PMK oleh hewan tertular;
(3). Meningkatkan resistensi/kekebalan hewan peka.

Prinsip ini dapat diterapkan dengan :


(1). Menghentikan penyebaran infeksi virus melalui tindakan karantina dan pengawasan lalu
lintas;
(2). Menghilangkan sumber infeksi dengan pemusnahan hewan tertular dan hewan yang
terpapar (stamping out);
(3). Menghilangkan virus PMK dengan dekontaminasi kandang, peralatan, kendaraan dan
bahan lainnya yang kemungkinan menularkan penyakit; atau disposal bahan-bahan
terkontaminasi; dan
(4). Membentuk kekebalan pada hewan peka dengan vaksinasi.
BIOSEKURITI

Mencuci tangan Menggunakan Memusnahkan Melakukan


dengan sabun APD lengkap semua Mandi dan
pencucian/
dan handsnitizer sekali pakai peralatan dan mencuci semua
desinfeksi
sebelum dan yang sudah APD yang telah pakaian dengan
sarana
sesudah didesinfesi digunakan sabun setelah
peralatan,
melakukan setiap akan melakukan
kendaraan setiap
kegiatan memasuki pelayanan
keluar masuk
kandang
kandang
TINDAKAN SAAT ADA KASUS DI LAPANGAN

• TIDAK ADA OBAT UNTUK VIRUS


• Pengobatan simptomatis dan pemberian terapi suportif
(vitamin, oralit)
• Segera lapor ke Dokter Hewan dan Otoritas veteriner
Pedoman Pemotongan Hewan Qurban Saat Wabah PMK

• Surat Edaran Menteri Pertanian Nomor 03/SE/PK.300/M/5/2022


tentang Pelaksanaan Qurban dan Pemotongan Hewan Qurban
dalam situasi Wabah Penyakit Mulut dan Kuku (Foot and Mouth
Disease)

• Fatwa MUI N0. 32 Tahun 2022 tentang Hukum dan Panduan


Pelaksanaan Ibadah Qurban saat Kondisi Wabah Penyakit Mulut
dan Kuku
Prinsip Pemotongan Hewan Qurban Saat Wabah PMK

• Sebaiknya dilakukan di Rumah Potong Hewan (RPH) yang


diawasi Pemerintah
• Pemotongan di luar RPH : izin ke Pemda setempat dan Dinas
yang menyelenggarakan fungsi Peternakan dan Kesehatan
Hewan
• Hewan sesuai Syariat dan sehat : disertai Surat Keterangan
Kesehatan Hewan (SKKH)/ Sertifikat Veteriner
• Hewan sakit/ dicurigai sakit : Dipisahkan dan dilaporkan ke
Petugas Dinas
• Hanya hewan sehat yang dipotong
Fatwa MUI No. 32Tahun 2022
Hewan Qurban terkena PMK
Gejala Ringan Gejala Berat

• Tidak Pincang • Pincang (tidak • Gejala Berat • Gejala Berat


(bisa bejalan) bisa bejalan) dan SEMBUH dan SEMBUH
• Tidak kurus • Sangat kurus

dipotong tanggal dipotong tanggal dipotong diluar


10 -13 Dzulhijjah 10 -13 Dzulhijjah tanggal 10 -13
Dzulhijjah

Hukumnya SAH Hukumnya TIDAK Hukumnya SAH Dianggap


dijadikan hewan SAH dijadikan hewan dijadikan hewan SEDEKAH bukan
Qurban Qurban Qurban hewan Qurban
Hewan sakit dengan gejala ringan (Fatwa MUI No. 32
Tahun 2022) dapat dipotong - dibawah pengawasan
Petugas Dinas
• Tempat pemotongan terpisah atau dipotong terakhir
• Orang yang terlibat pakai APD
• Darah, isi jeroan dan limbah dibuang k dalam lubang pada tanah
• Setelah pemotongan : peralatan dan lantai dibersihkan
• orang yang menangani membersihkan diri dan memusnahkan
APD
Tips Bagi Konsumen Agar Tidak Menyebarakan Virus PMK ke
Lingkungan yang Dapat Menular ke Hewan Rentan Lainnya
Melalui Daging
• Sampai di rumah, daging tidak dicuci dan langsung direbus minimal 30
menit atau disimpan di kulkas minimal 24 jam
• Jika daging ingin dibekukan, simpan dulu daging di kulkas minimal 24
jam lalu dibekukan
• Jeroan harus langsung direbus mendidih minimal 30 menit
PERHATIKAN!!
• PMK BUKAN ZOONOSIS, permasalahan utamanya adalah
lalu lintas hewan/produk hewan yang membawa virus aktif
sebagai sumber penular bagi hewan rentan lainnya
• Sumber virus di hewan terinfeksi : air liur, luka, kepala, tulang,
kaki bagian bawah, dan jeroan
• Penerapan kebersihan dan kesehatan orang dan lingkungan
(higiene sanitasi)
• Penanganan Limbah yang baik
• Nomor Kontak Petugas Dinas
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai