OLEH
NH0118090
CI INSTITUSI CI LAHAN
5. Ciri-Ciri Keluarga
a. Keluarga merupakan hubungan perkawinan.
b. Keluarga berbentuk suatu kelembagaan yang berkaitan dengan hubungan
perkawinan yang sengaja di bentuk atau di pelihara.
c. Keluarga mempunyai suatu system tata nama (nomenclature) termasuk
perhitungan garis keturunan.
d. Keluarga mempunyai fungsi ekonomi yang di bentuk oleh anggota-
anggota berkaitan dengan kemampuan untuk mempunyai keturunan dan
membesarkan anak.
e. Keluarga merupakan tempat tinggal bersama, atau rumah tangga.
(Harnilawati, 2013)
6. Tipe Keluarga
a. Tipe keluarga tradisional, terdiri atas beberapa tipe di bawah ini.
1) The Nuclear family (keluarga inti), yaitu keluarga yang terdiri atas
suami, istri, dan anak, baik anak kandung maupun anak angkat.
2) The dyad family (keluarga dyad), suatu rumah tangga yang terdiri
atas suami dan istri tanpa anak. Hal yang perlu Anda ketahui,
keluarga ini mungkin belum mempunyai anak atau tidak mempunyai
anak, jadi ketika nanti Anda melakukan pengkajian data dan
ditemukan tipe keluarga ini perlu Anda klarifikasi lagi datanya.
3) Single parent, yaitu keluarga yang terdiri atas satu orang tua dengan
anak (kandung atau angkat). Kondisi ini dapat disebabkan oleh
perceraian atau kematian.
4) Single adult, yaitu suatu rumah tangga yang terdiri atas satu orang
dewasa. Tipe ini dapat terjadi pada seorang dewasa yang tidak
menikah atau tidak mempunyai suami.
5) Extended family, keluarga yang terdiri atas keluarga inti ditambah
keluarga lain, seperti paman, bibi, kakek, nenek, dan sebagainya. Tipe
keluarga ini banyak dianut oleh keluarga Indonesia terutama di
daerah pedesaan. (Kholifah & Widagdo, 2016)
7. Fungsi Keluarga
a. Fungsi afektif, adalah fungsi keluarga yang utama untuk mengajarkan
segala sesuatu untuk mempersiapkan anggota keluarga berhubungan
dengnan orang lain.
b. Fungsi sosialisasi, adalah fungsi mengembangkan dan tempat melatih
anak untuk berkehidupan sosial sebelum meninggalkan rumah untuk
berhubungan dengan orang lain di luar rumah.
c. Fungsi reproduksi, fungsi reproduksi, adalah fungsi untuk
mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan keluarga.
d. Fungsi ekonomi, adalah keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan
keluarga secara ekonomi dan tempat untuk mengembangkan kemampuan
individu dalam meningkatkan penghasilkan untuk memenuhi kebutuhan
keluarga.
e. Fungsiperawatan/pemeliharaan kesehatan, yaitu fungsi untuk
mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap memiliki
produktivitas tinggi. (Harnilawati, 2013)
8. Peranan Keluarga
Peran keluarga adalah tingkah laku spesifik yang diharapkan oleh
seseorang dalam konteks keluarga yang menggambarkan seperangkat
perilaku interpersonal, sifat, kegiatan yang berhubungan dengan individu
dalam posisi dan situasi tertentu. (Harnilawati, 2013)
Setiap anggota keluarga mempunyai peran masing-masing. Ayah
sebagai pemimpin keluarga, pencari nafkah, pendidik, pelindung/pengayom,
dan pemberi rasa aman kepada anggotaa keluarga. Selain itu, sebagai anggota
masyarakat/kelompok sosial tertentu. Ibu sebagai pengurus rumah tangga,
pengasuh, pendidik anak-anak, pelindung keluarga, dan juga sebagai
tambahan keluarga. Selain itu, sebagai anggota masyarakat. Anak berperan
sebagai pelaku psikososial sesui dengan perkembangan fisik, mental, sosial,
dan spiritual. (Zaidin, H, 2010)
9. Tahap Perekembangan Keluarga
Terdapat 8 tahap perkembangan keluarga dan tugas perkembangannya yaitu ;
(Kholifah & Widagdo, 2016)
a. Keluarga baru menikah atau pemula:
1) Membangun perkawinan yang saling memuaskan.
2) Membina hubungan persaudaraan, teman, dan kelompok sosial
3) Mendiskusikan rencana memiliki anak.
b. Keluarga dengan anak baru lahir
1) Membentuk keluarga muda sebagai sebuah unit yang mantap
mengintegrasikan bayi yang baru lahir ke dalam keluarga
2) Rekonsiliasi tugas-tugas perkembangan yang bertentangan dan
kebutuhan anggota keluarga.
3) Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan.
4) Memperluas persahabatan dengan keluarga besar dengan
menambahkan peran-peran orang tua dan kakek nenek.
c. Keluarga dengan anak usia pra sekolah
1) Memenuhi kebutuhan anggota keluarga, seperti rumah, ruang
bermain, privasi, dan keamanan.
2) Mensosialisasikan anak.
3) Mengintegrasikan anak yang baru, sementara tetap memenuhi
kebutuhan anak yang lain.
4) Mempertahankan hubungan yang sehat dalam keluarga dan di luar
keluarga.
d. Keluarga dengan anak usia sekolah
1) Mensosialisasikan anak-anak, termasuk meningkatkan prestasi
sekolah dan hubungan dengan teman sebaya yang sehat
2) Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan
3) Memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga.
e. Keluarga dengan anak remaja
1) Menyeimbangkan kebebasan dengan tanggung jawab ketika remaja
menjadi dewasa dan semakin mandiri.
2) Memfokuskan kembali hubungan perkawinan.
3) Berkomunikasi secara terbuka antara orang tua dan anak-anak.
f. Keluarga melepas anak usia dewasa muda
1) Memperluas siklus keluarga dengan memasukkan anggota keluarga
baru yang didapatkan melalui perkawinan anak-anak
2) Melanjutkan untuk memperbaharui dan menyesuaikan kembali
hubungan perkawinan
3) Membantu orang tua lanjut usia dan sakit-sakitan dari suami atau
istri.
g. Keluarga dengan usia pertengahan
1) Menyediakan lingkungan yang meningkatkan kesehatan.
2) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dan penuh arti dengan
para orang tua lansia dan anak-anak.
3) Memperkokoh hubungan perkawinan.
h. Keluarga dengan usia lanjut
1) Mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan.
2) Menyesuaikan terhadap pendapatan yang menurun.
3) Mempertahankan hubungan perkawinan
4) Menyesuaikan diri terhadap kehilangan pasangan.
5) Mempertahankan ikatan keluarga antar generasi.
6) Meneruskan untuk memahami eksistensi mereka (penelaahan hidup).
(Kholifah & Widagdo, 2016)
B. Konsep Penyakit/Kasus
1. Definisi
Gout adalah penyakit yang diakibatkan gangguan metabolism purin yang
ditandai dengan hiperurikemi dan serangan sinovitis akut berulang-ulang,
penyakit ini paling sering menyerang pria usia pertengahan sampai usia lanjut
dan wanita pasca menopause (Hardi, 2015)
2. Etiologi
Gejalah arthritis akut disebabkan oleh reaksi inflamasijaringan terhadap
pembentukan kristal monosodium urat monohidrat. Penyakit ini termasuk
dalam kelainan metabolik. Kelaian ini berhubungan dengan gangguan kinetik
asam urat yaitu hiperuresemia. (Nasrullah, 2016)
3. Patofiologi
Asam urat ditubuh terjadi pada konsentrasi 6,4-6,8 mg/dl. Pada kondisi
tertentu dengan batas maksimal kelarutan adalah7mg/dl. Sekresi asam urat
berkolerasi dengan konsentrasinya karena sedikit peningkatan pada konsen trasi
peningkatan drastis sekresi urat hiperusemia dapat timbul karena penurunan
ekskresi peningkatan produksi atau kombinasi keduanya.
Serangan arthritis gout tidak hanya karena kadar asam urat yang terlalu
tinggi. Namun juga terjadi saat penurunan kadar asam urat, misalnya pada
penggunaan atupurinal. Pelepasan kristal monosodium urat dari depositnya
didalam tofus akan memicu inflamasi yang berujung gejala nyeri hebat (Chris,
2016),
4. Manifestasi klinik
Terdapat empat stadium perjalanan klinis gout yang tidak diobati Menurut
(Nurarif, 2017) :
a. Stadium pertama adalah hiperusemia asimtomatik
b. Stadium kedua arthritis gout akibat terjadi awitan mendadak pembengkakan
dan nyeri yang luar biasa
c. Stadium ketiga setelah serangan gout adalah tahap interkritis,tidak terdapat
gejala gejala pada tahap ini, yag dapat berlangsung dari beberapa bulan
sampai tahun.
d. Stadium keempat adalah tahap gout kronik dengan timbulnya asam urat
yang terus menerus meluas selama beberapa tahun. jika pengobatan tidak
dimulai.
5. Pemeriksaan Penunjang
Secara umum penyebab hiperurisemia dapat ditentukan dengan
anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang yang diperlukan. Pada
anamnesa terutama ditujukan untuk mendapatkan faktor keturunan dan kelainan
atau penyakit lain sebagai penyebab sekunder hiperurisemia. Apakah ada
keluarga yang menderita hiperurisemia atau gout. Untuk mencari penyebab
hiperurisemia sekunder perlu ditanyakan apakah pasien peminum alkohol,
memakan obat-obatan tertentu secara teratur, adanya kelainan darah, kelainan
ginjal atau penyakit lainnya. Pemeriksaan fisik untuk mencari kelainan atau
penyakit sekunder, terutama menyangkut tanda-tanda anemia atau phletora,
pembesaran organ limfoid, keadaan kardiovaskular dan tekanan darah, keadaan
dan tanda kelainan ginjal serta kelainan pada sendi. Pemeriksaan penunjang
ditujukan untuk mengarahkan dan memastikan penyebab hiperurisemia.
Pemeriksaan penunjang yang dikerjakan dipilih berdasarkan perkiaraan
diagnosis setelah dilakukan anamnesa dan pemeriksaan fisik. Pemeriksaan yang
rutin dikerjakan adalah pemeriksaan darah rutin asam urat, kreatinn darah,
pemeriksaan urin rutin, kadar asam urat urin 24 jam, kadar kreatinin urin 24 jam,
dan pemeriksaan lainnya. Pemeriksaan enzim dilakukan atas indikasi dari
diagnosis.
Pemeriksaan kadar asam urat dalam urin 24 jam penting dikerjakan
untuk mengetahui penyebab hiperurisemia overproduction atau underexcretion.
Kadar asam urat dalam urin 24 jam di bawah 600mg/hari adalah normal pada
orang dewasa yang makan bebas purin selama 3-5 hari sebelum pemeriksaan.
Namun sering anjuran makan bebas purin ini tidaklah praktis. Maka pada orang
yang makan biasa tanpa pantang purin kadar asam urat urin 24 jam di atas 1000
mg/hari adalah abnormal (overproduction), dan kadar 800 s.d 1000 mg/hari
adalah borderline
6. Diagnosa Keperawatan
a. Ketiakefektifan manajemen kesehatan dalam keluarga.
b. Gangguan rasa nyaman (nyeri) b/d ketidakmampuan keluarga merawat
anggota keluarga yang sakit
c. defisit pengetahuan
7. Intervensi keperawatan
nnNO D Diagnosa iittTujuan dan kriteria iiiiIntervensi keperawatan
keperawatan hasil
111. Ketiakefektifan 111.kemampuan 1. kaji ketidakefektifan
manajemen nyeri.
manajemen menjelaskan masalah
2. kaji tingkat
kesehatan dalam kesehatan yang pengetahuan terkait
proses penyakit.
keluarga. dialami menurun
3. jelaskan proses
222.gejala penyakit penyakit.
4. jelaskan tanda dan
anggota keluarga
gejala ari penyakit.
menurun 5. Ajarkan diet yang
tepat.
333.tindakan untuk
mengurangi faktor
risiko meningkat
444.verbalisasi kesulitan
menjalankan
perawatan yang di
tetapkan meningkat
44
222. Gangguan rasa
1. Kaji pengetahuan dan
nyaman (nyeri) 1.kesejahteraan fisik kepercayaan klien
b/d meningkat mengenai nyeri.
ketidakmampuan 2.dukungan sosial dari
keluarga merawat keluarga meningkat 2. Ajarkan metode
nonfarmakologi
anggota keluarga 3.perawatan sesuai
yang sakit dengan kebutuhan
meningkat
Andi Parellangi. (2020). Home Care Nursing Aplikasi Praktik Berbasis Evidance-Based.
Penerbit Andi.
Diyono, S. . (2013). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Sistem Pencernaan. Jakarta:
KENCANA.
Harnilawati. (2013). Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga. Sulawesi Selatan: Pustaka
As Alam.
I Made Pande Dwipayaman, I. . (2018). Tanya Jawab Seputar Kencing Manis (Diabetes
Melitus) & Sakit Maag (gastritis). Ponorgo: Uwais Inspirasi Indonesia.
Kholifah, S. N., & Widagdo, W. (2016). Keperawatan Keluarga dan Komunitas. Jakarta
Selatan: Pusdik SDM Kesehatan.
Kusuma, A. . (2015). Nanda Nic Noc. Yogyakarta: Mediaction.
Lippincott, W. (2016). Keperawatan Medikal Bedah Bruner & Suddarth 12. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran (EGC).
Margareth, C. . (2012). Asuhan Keperawatan Bedah Penyakit Dalam. Yogyakarta: Nuha
Medika.
Mary Digiulio, D. . (2014). Keperawatan Medikal Bedah. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Priscilia Le Mone, K. . (2017). Buku Ajaran Medikal Bedah Gangguan Gastriontestional.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran (EGC).
Susanto, T. (2012). Buku Ajar Keperawatan Keluarga. Jakarta: TIM.
Zaidin, H, A. (2010). Pengantar Keperawatan Keluarga (F. Ariani, ed.). Jakarta: EGC.