Anda di halaman 1dari 31

BAB I

ASUHAN KEPERAWATAN

Tanggal/Hari Pengkajian : senin, 15-03-2021 Jam :11.00

A. IDENTITAS KLIEN.
Inisial Klien : Tn K No. Reg :099639
Umur : 28 th Tgl. MRS :
Jenis Kelamin : laki-laki Diagnosa medis :
Suku/Bangsa : indonesia
Agama : kawin
Pekerjaan : Polri
Pendidikan : SMA
Alamat :asrama brimob
Asuransi : (BPJS/UMUM)

B. RIWAYAT KEPERAWATAN (NURSING HISTORY)


Riwayat Sebelum Sakit :
Penyakit berat yang pernah diderita : Hipertensi ( ), DM ( ), Lain-
lain tidak ada
Obat-obat yang biasa dikonsumsi :tidak ada
Kebiasaan berobat :-
Alergi :tidak ada
Kebiasaan merokok / alkohol : merokok

Riwayat Penyakit Sekarang :


- Keluhan Utama : pasien mengatakan lemah, kadang merasa
pusing, mual dan muntah 4 kali, tidak nafsu makan. Pasien beraktivitas di
bantu keluarga, Pasien mengatakan lelah ketika melakukan aktivitas
- Riwayat Keluhan Utama : pasien mengatakan lemah, kadang merasa pusing,
mual dan muntah 4 kali, tidak nafsu makan. Pasien beraktivitas di bantu keluarga,
Pasien mengatakan lelah ketika melakukan aktivitas
Upaya yang telah dilakukan : pengobatan.

1
2

Riwayat Penyakit Dahulu:


Terapi/operasi yang pernah dilakukan : tidak ada
Riwayat Kesehatan Keluarga dan Genogram : pasien mengatakan keluarga
tidak ada riwayat penyakit menular ataupun penyakit keturunan

Riwayat Kesehatan Lingkungan : pasien mengatakan lingkungan rumah


bersih dan banyak tanaman
Riwayat Kesehatan lainnya :
Alat Bantu yang dipakai :
- Gigi palsu : ( ) ya () tidak
- Kaca mata : ( ) ya () tidak
- Pendengaran : ( ) ya () tidak
- Lainnya (sebutkan) :

C. OBSERVASI DAN PEMERIKSAAN FISIK


Tingkat Ketergantungan : ( ) ringan () sebagian ( ) total

Tanda-tanda vital, TB dan BB :

S : 36,4 C. N : 80. x/mnt. TD : 130/80 mmHg. RR : 20


x/mnt.
() axial () teratur ( ) lengan kiri () normal ( ) Teratur
( ) rectal ( ) tidak teratur () lengan kanan ( ) cyanosis ( ) tidak Teratur
( ) oral () kuat () berbaring ( ) cheynestoke
( ) lemah ( ) duduk ( ) kusmaul
Lainnya (sebutkan) –
TB: 172 Cm. BB : 63 kg.

5555 5555
Kekuatan Otot: ( ki ) ( ka )

5555 5555
3

SISTEM TUBUH:
Pernapasan ( B1 : Breathing )
Hidung : Asimetris ( ), deviasi septum ( ), Epistaksis ( ), lain-
lain: simetris
Trakhea : Deviasi trachea ( ), disfagia ( )
( ) nyeri ( ) dyspnea ( ) orthopnea ( ) cyanosis ( ) batuk darah
( ) napas dangkal ( ) retraksi dada ( ) sputum ( )
tracheostomy ( ) respirator
Suara Tambah :
( ) wheezing : lokasi tidak ada

( ) ronchi : lokasi tidak ada


( ) rales : lokasi tidak ada
( ) crackles : lokasi tidak ada
( ) stridor : lokasi tidak ada

Benduk dada :
( ) simetris ( ) tidak simetris ( ) lainnya
(sebutkan)
Cardiovaskuler (B2 : Bleeding)
( ) nyeri dada () pusing ( ) sakit kepala ( ) palpitasi ( ) clubbing
finger
Suara jantung :
() normal ( S1/S2 tunggal )
( ) kelainan: S3 ( ), S4 ( ), Mur-mur ( ), Gallop (
),
Edema :
( ) palpebra ( ) anasarka ( ) extremitas atas ( ) extremitas bawah ( )
4

ascites ( ) tda ada ( ) lainnya (sebutkan ) : tidak ada

Persyrafan ( B3 : Brain )
( ) composmentis ( ) apatis ( ) somnolent ( ) sopor ( ) koma
( ) gelisah
Glasgow Coma Scale ( GCS ) :
E :4 V :5 M :6 Nilai total : 15
Kepala wajah
( ) t.a.k (  ) t.a.k
( ) mesosepal ( ) asimetris
( ) asimetris ( ) bell palsy
( ) hematoma ( ) kel. Congenital

Mata :
Sklera : ( ) putih ( ) icterus ( ) merah ( ) perdarahan
Konjungtiva : ( ) pucat ( ) merah muda
Pupil : ( ) isokor ( ) anisokor ( ) miosis ( ) midriasis

Leher ( sebutkan) : kesulitan menelan ( ), suara parau ( ), pembesaran


tyroid (), PVJ ( )

Refleks Tendon Normal:


Bisep ( +), Trisep ( + ), Patella ( + ), Achiles ( + )

Brakhialis ( + ),
Refleks Tidak Normal:
Kaku kuduk ( ), Bruzinski’s II ( ), Kernig Sign ( )

Babinski’s ( ),
5

Persepsi sensori :
Pendengaran :
6

- Kiri : baik, (  ) ( ) tidak baik


- Kanan :baik, (  ) ( ) tidak baik
Penciuman : (  ) baik, ( ) tidak baik
Pengecapan : Manis : (  ) baik ( ) tidak,
Asin : (  ) baik ( ) tidak
Panit : ( ) baik ( ( ) tidak
Penglihatan : (  ) baik ) tidak
- Kiri :(  ) ( ) tidak
- kanan baik: (  ) ( ) tidak

Alat Bantu : tidak ada


Perabaan : Panas : ( ) baik ( ) tidak
Dingin : (  ) baik ( ) tidak
Tekan : (  ) baik ( ) tidak

Perkemihan-Eliminasi Uri ( B4 : Bladder )

Produksi urine : ± 1500ml. Frekuensi : 6-7 x/hari


Warna : kuning bening Bau : khas
( ) oliguri ( ) poliuri ( ) dysuri ( ) hematuri ( ) nocturi ( ) nyeri
( ) dipasang kateter ( ) menetes ( ) panas ( ) sering ( ) inkotinen ( )
retensi ( ) cictotomi ( ) tadak ada masalah
Lainnya ( sebutkan) --

Pencernaan- Eliminasi Alvi (B5 : Bowel )


Mulut dan tenggorok : mukosa lembab ( ) merah muda ( ), kesulitan
menelan (  )mukosa bibir pucat
Abdomen : distensi ( ), nyeri tekan ( ),
H/L tidak teraba Rectum : tidak terkaji
BAB : 1 x/hari, konsistensi : lembek …
( ) diare ( ) konstipasi ( ) feses berdarah ( ) tidak terasa (
) kesulitan ( ) melena ( ) colostomi ( ) wasir
( ) pencahar ( ) lavament
( ) tidak ada masalah
7

Lainnya ( sebutkan )
Diet :

Tulang-Otot-Integumen ( B6 : Bone )
Kemampuan pergerakan sendi ( ) bebas ( ) terbatas
- Parese : ( ) ya ( ) tidak
- Paralise : ( ) ya ( ) tidak
- Hemiparese : ( ) ya ( ) tidak
- Lainnya: fraktur clavikula sinistra
Extremitas :
- Atas : ( ) tidak ada kelainan ( ) peradangan ( ) patah
tulang
( ) perlukaan
Lokasinya tidak ada
- Bawah : () tidak ada kelainan ( ) peradangan ( )
patah tulang
( ) perlukaan
Lokasinya tidak ada
Tulang belakang : kifosis ( ), lordosis ( ), skoliosis ( ), nyeri ( )
Kulit :
- Warna kulit : (  ) ikterik ( ) cyanotic ( ) pucat ( ) kemerahan
( ) pigmentasi
- Akral : (  ) hangat () panas ( ) dingin kering ( ) dingin basah
- Turgor : elastis < 2 detik normal 2-3 detik

Sistem Endokrin
Terapi hormon : tidak ada
Karakteristik sex sekunder : ( ) normal ( ) tidak
Riwayat pertumbuhan dan perkembangan fisik :
( ) Perubahan ukuran kepala, tangan atau kaki pada waktu dewasa.
( ) Kekeringan kulit atau rambut
8

( ) Exopthalmus
( ) Goiter
( ) Hipoglikemia
( ) Tidak toleran terhadap panas ( ) Tidak toleran terhadap dingin ( )
Polidipsi ( ) Poliphagi ( ) Poliuria ( ) Postural hipotensi ( )
Kelemahan
( ) lainnya ( sebutkan ) :
System Reproduksi Laki-laki :
- Kelamin : Bentuk (  ) normal
( ) tidak normal (jelaskan)
Kebersihan () bersih
( ) kotor (jelaskan)

D. POLA AKTIVITAS

Makan :
Frekuensi : 3 x/hari, waktu makan ( ) tidak teratur ( ) teratur sepertiga
porsi rumah sakit
Jenis menu : nasi lauk pauk dan sayur
Yang disukai :-
Yang tidak disukai :-
Pantangan :-
Alergi :-

Minum :
Frekuensi : 6-8 x/hari -+1000cc
Jenis menu :air putih
Yang disukai :
Yang tidak disukai :-
Pantangan :-
Alergi :-

Kebersihan diri : bersih


Mandi : 2x/hari.
Keramas :3-4 x/minggu.
9

Sikat gigi : 2x/hari.


Memotong Kuku : 2x/minggu.
Ganti Pakaian :2 x/hari.
Masalah : ( ) ada, () tidak

Istirahat dan Aktivitas :


Tidur siang : lama …… jam, jam …….. s/d jam ……..
Tidur malam : lama 7 jam, jam 2 1 . 0 0 s/d jam 05.00
Aktivitas sehari-hari :

E. PSIKOSOSIAL.
Sosial/Interaksi :
Dukungan keluarga :
() aktif ( ) kurang ( ) tidak ada

Dukungan Kelompok/teman/masyarakat :
( ) aktif ( ) kurang ( ) tidak ada

Reaksi saat interaksi :


( ) tidak kooperatif ( ) bermusuhan ( ) mudah tersinggung ( )
defensive ( ) curiga () kontak mata ( ) lainnya (sebutkan) ramah

Konflik yang terjadi terhadap :


( ) peran ( ) nilai ( ) lainnya (sebutkan) Tidak ada

Spiritual :
Konsep tentang penguasa kehidupan :
10

( ) Tuhan ( ) Allah ( ) Dewa ( ) lainnya (sebutkan)


Sumber kekuatan/harapan saat sakit :
( ) Tuhan ( ) Allah ( ) Dewa ( ) lainnya (sebutkan)
Ritual Agama yang bermakna/berarti/diharapkan saat ini
() Sholat ( ) baca kita suci ( ) lainnya (sebutkan)
Sarana/peralatan/orang yang diperlukan untuk melaksanakan ritual agama
yang diharapkan saat ini :
( ) lewat ibawah ( ) Rohaniawan ( ) Lainnya (sebutkan)
Upaya Kesehatan yang bertentangan dengan keyakinan agama :
( ) makanan ( ) Tindakan ( ) obat-obatan
( ) lainnya (sebutkan) tidak ada
Keyakinan/kepercayaan bahwa Tuhan akan menolong dalam menghadapi
situasi sakit saat ini :
( ) Ya ( ) Tidak
Keyakinan/kepercayaan bahwa penyakit dapat disembuhkan : () Ya ( )
Tidak
Persepsi terhadap penyebab penyakit :
( ) Hukuman ( ) Cobaan/peringatan ( ) lainnya

Kebutuhan Pembelajaran :
Pengetahuan tentang penyebab penyakit :
( ) Ya ( ) Tidak ( ) keliru
Alasan : pasien mengatakan tidak tahu tentang penyakit yang dideritanya
Pengetahuan tentang proses perjalanan penyakit/proses penularan :

( ) Ya ( ) Tidak ( ) keliru ( ) lainnya (sebutkan)


Pengetahuan tentang upaya penyembuhan penyakit :
( ) pengobatan ( ) Pembedahan Perawatan
() nutrisi ( ) lainnya
11

Pengetahuan tentang pemeriksaan diagnostik


(jelaskan) :
Laboratorium :-
Radiologi :-
Lainnya :-
Gejala/tanda kekambuhan :
( ) Ya ( ) sebagian ( ) Keliru lainnya(sebutkan)

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium : 22- 03-2021
Parameter Result Unit Ref.Ranges
WBC (white blood 3.48 10x3/uL 4.00-10.00
cell
HGB 8.2 g/dL 12.0-16.0
(hemoglobin)
HCT (Hematokrit) 31.1 % 40.0-54.0
PLT (platelet/ 9 10x3/uL 150-300
trombosit)

G. TERAPI MEDIS
Obat Dosis Pemberian
omeprazole intravena, 3 x 40 mg intravena
per oral, ,
Ceftriaxon 2x 1 gram Intravena
IVFD NaCl 0,9 % 20 tetes per menit IV
sucralfat 4 x 1 gram
12

H. ANALISA KEPERAWATAN

No Analisa data Etiologi Problem


1 Ds: Hb dalam darah Perfusi
- Pasien mengatakan badannya terasa berkurang perifer
lemah, tidak
- Pasien mengatakan pusing efektif
Transport O2
Ds : menurun
- Keadaan umum lemah
- Kesadaran composmentis
- GCS E:4 V:5 M:6 Kebutuhan O2 di
- TTV jaringan dan organ
S : 36,4oC. tidak terpenuhi
N : 80. x/mnt.
TD : 130/80 mmHg.
RR : 20 x/mnt. Perfusi perifer tidak
- Hasil laboratorium efektif
WBC (white blood cell) : 3.480 u/L
HGB (hemoglobin) : 8,2 g/dL
HCT (Hematokrit) : 31.1 %
PLT (platelet/ trombosit) : 9.000 u/L
2 Ds: Faktor congenital Intoleransi
- Pasien mengatakan badannya terasa aktivitas
lemah,
- Pasien mengatakan pusing hipoplasia
- Pasien mengatakan lelah ketika
melakukan aktivitas
penururunan jumlah
Do: sel dalam sumsum
- Pasien tampak lemah tulang
- Beraktivitas dibantu keluarga

jumlah sel darah


merah yang tidak
memadai

hantaran oksegen
dan nutrisi ke sel
menurun
13

penurunan perfusi
jaringan

kelemahan

intoleransi aktivitas

3 DS : anemia defisit
nutrisi
- Pasien mengatakan tidak nafsu
makan hantaran oksigen dan
nutrisi menurut
- Pasien mengatakan hanya habis
sepertiga porsi rumah sakit
- Mual dan muntah sudah 4 kali
asuhapn nutrisi tidak
adekuat
DO :
- klien tampak lemah resiko deficit nutrisi
- pasien tampak pucat
- hemoglobin 10.800 u/L
14

I. INTERVENSI KEPERAWATAN

Standar diagnosa
Standar luaran Standar intervensi
keperawatan
No keperawatan indonesia keperawatan indonesia
indonesia
(SLKI) (SIKI)
(SDKI)
1 D.0009 Perfusi perifer L.02011 Perawatan sirkulasi I.02079
perfusi perifer Setelah dilakukan tindajan
Observasi
tidak efektif keperawatan selama 3x24
1. Periksa sirkulasi
berhubungan jam diharapkan perfusi
perifer
dengan perifer meningkat
2. Idenifikasi faktor
penurunan Kriteria hasil:
resiko gangguan
komponen 1. Warna kulit pucat
sirkulasi
seluler yang menurun
3. Monitor panas,
diperlukan untuk 2. Edema perifer
nyeri, kemerahan
pengiriman menurun
atau bengkak pada
oksigen/nutrient 3. Kelemahan otot
ektremitas
ke sel membaik
Terapeutik
4. Pengisian kapiler
4. Hindari pemasangan
membaik
infus atau
pengambilan darah
pada daerah
keterbatasan perfusi
5. Hindari pengukuran
tekanan darah pada
daerah keterbatasan
perfusi
6. Hindari penekanan
dan pemasangan
tornikuet pada area
yang cidera
7. Lakukan
pencegahan infeksi
8. Lakukan hidrasi
Edukasi
9. Anjurkan berhenti
merokok
10. Anjurkan
berolahraga rutin.
15

2 D.0019 Status nutrisi (L.03030) Manajemen Nutrisi (I.


Defisit nutrisi Setelah dilakukan tindakan 03119)
berhubungan keperawatan 3x24 jam
dengan diharapkan status nutrisi Observasi
anoreksia, mual pasien membaik 1. Identifikasi status
dan nutrisi kriteria hasil : nutrisi
muntah. 1. Porsi makanan 2. Identifikasi alergi
dihabiskan meningkat dan intoleransi
2. Berat badan atau IMT makanan
meningkat 3. Identifikasi makanan
3. Frekuensi makan yang disukai
meningkat 4. Identifikasi
4. Nafsu makan kebutuhan kalori dan
meningkat jenis nutrient
5. Perasaan cepat kenyang 5. Identifikasi perlunya
meningkat penggunaan selang
nasogastrik
6. Monitor asupan
makanan
7. Monitor berat badan
8. Monitor hasil
pemeriksaan
laboratorium

Terapeutik

9. Lakukan oral
hygiene sebelum
makan, jika perlu
10. Fasilitasi
menentukan
pedoman diet
(mis. Piramida
makanan)
11. Sajikan
makanan secara
menarik dan suhu
yang sesuai
12. Berikan
makan tinggi serat
untuk mencegah
konstipasi
16

13. Berikan
makanan tinggi
kalori dan tinggi
protein
14. Berikan
suplemen
makanan, jika
perlu
15. Hentikan
pemberian makan
melalui selang
nasigastrik jika
asupan oral dapat
ditoleransi

Edukasi

16. Anjurkan
posisi duduk, jika
mampu
17. Ajarkan diet
yang
diprogramkan

Kolaborasi

18. Kolaborasi
pemberian
medikasi sebelum
makan (mis.
Pereda nyeri,
antiemetik), jika
perlu
19. Kolaborasi
dengan ahli gizi
untuk menentukan
jumlah kalori dan
jenis nutrient yang
dibutuhkan, jika
perlu

3 D. 0056 L. 05047 Manajemen Energi


17

Intoleransi Setelah dilakukan tindakan (I.05178)


aktivitas keperawatan 3x24 jam Observasi
berhubungan diharapkan toleransi 1. identifikasi
dengan aktifitas meningkat dengan gangguan fungsi
kelemahan kriteria hasil: tubuh yang
umum 1. Kemudahan dalam mengakibatkan
melakukan aktivitas kelelahan
sehari-hari meningkat 2. monitor kelelahan
2. Kekuatan tubuh bagian fisik da emosional
atas dan bawah 3. monitor pola dan
meningkat jam tidur
3. Keluhan lelah menurun
4. Dispnea saat aktivitas Edukasi
menurun 4. anjurkan tirah baring
5. kemudahan dalam 5. anjurkan melakukan
beraktivitas aktivitas secara
6. keluhan lelah menurun bertahap
7. perasaan lelah menurun
wana kulit membaik Terapeutik
6. sediakan
lingkungan nyaman
dan rendah stimulus
7. lakukan rentan gerak
pasif dan aktif
8. berikan aktivitas
distraksi yang
menenangkan
9. fasilitasi duduk di
sisi tidur, jika tidak
dapat berpindah atau
berjalan

Kolaborasi
10. kolaborasi dengan
ahli gizi tentang cara
meningkatkan
asupan makanan
18

J. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

No Hari Implementasi Evaluasi


diagnosa tanggal/ja
m
1 Senin, 15 1. Mengobservasi S:
maret 2021 tanda- tanda vital - Pasien mengatakan badannya terasa lemah,
- R/ TTV - Pasien mengatakan pusing
S : 36,2oC
N : 72. x/mnt. O:
TD : 120/80 - Keadaan umum lemah
mmHg.RR : 20 x/mnt. - Kesadaran composmentis
HR : 72. x/mnt. - GCS E:4 V:5 M:6
- TTV
2. memeriksa sirkulasi S : 36,2oC.
perifer N : 72. x/mnt.
R/pasien TD : 120/80 mmHg.
mengatakan seluruh RR : 20 x/mnt.
badan terasa lemah - Tidak ada kemerahan maupun bengkak pada
ektremitas
3. Monitor panas,
nyeri, kemerahan A:
atau bengkak pada Masalah perfusi perifer tidak efektif belum te
ektremitas
R/ tidak ada nyeri, P:
kemerahan ataupun Intervensi dilanjutkan
bengkak pada - Observasi ttv
ekstremitas - Periksa sirkulasi perifer
- Monitor panas, nyeri, kemerahan atau bengk
4. Menganjurkan ektremitas
pasien untuk - Brkolaborasi pemberian antibiotik
banyak minum dan
makan rtinggi zat
besi
R/pasien
mengatakan
bersedia

5. Berkolaborasi
memberikan
19

antibiotic
R/pasien bersedia

2 Senin, 15 1. mengidentifikasi S:
maret 2021 gangguan fungsi - Pasien mengatakan masih merasa lelah jik
tubuh yang aktivitas,
mengakibatkan - Pasien masih merasa pusing
kelelahan
R/ pasien O :
kekurangan hb - Pasien tampak lemah
(hb pasien 8,2 - Pasien beraktivitas dibantu keluarga
gr/dL)
A:
2. memonitor Masalah intoleransi belum teratasi
kelelahan fisik dan
emosional P:
R/ pasien Intevensi dilanjutkan
mengatakan cepat - Observasi ttv
lelah jika - Anjurkan tirah baring
beraktivitas - Anjurkan berkativitas secara bertahap

3. memonitor pola dan


jam tidur
R/ pasien
mengatakan tidur
tidak nyenyak

4. menyediakan
lingkungan nyaman

5. Mengajarkan pasien
rentan gerak pasif
dan aktif
R/pasien kooperatif

6. menganjurkan tirah
baring
R/pasien kooperatif

7. menganjurkan
melakukan aktivitas
secara bertahap
20

R/Pasien kooperatif

8. berkolaborasi
memberian obat dan
nutrisi

3 Senin, 15 S:
maret 2021 1. mengidentifikasi - Pasien mengatakan makan hanya sepertig
status nutrisi pasien
- Masih merasa mual
R/ pasien
mengatakan tidak O:
nafsu makan
- Pasien tampak lemah
2. Memonitor asupan - Pasien tampak pucat
makanan
A:
3. Menganjurkan Masalah resiko deficit nutrisi belum teratasi
pasien untuk
P:
melakukan oral
hygine Intervensi dilanjutkan
- Monitor asupan makanan
R/ pasien kooperatif
- Menganjurkan pasien makan tinggi
4. Menganjurkan
kalori dan protein
pasien makan
tinggi serat, tinggi
kalori dan protein
5. R/pasien kooperatif

berkolaborasi
dengan ahli gizi

No Hari Implementasi Evaluasi


diagnosa tanggal/ja
m
1 Selasa, 16 1. Mengobservasi S:
maret 2021 tanda- tanda vital - Pasien mengatakan badannya terasa mulai be
- R/ - Pasien mengatakan masih pusing
21

Keadaan umum baik


Kesadaran O:
composmentis - Keadaan umum baik
TTV - Kesadaran composmentis
S : 36,5oC - GCS E:4 V:5 M:6
N : 80. x/mnt. - TTV
TD : 130/80 mmHg. S : 36,5oC.
RR : 20 x/mnt. N : 80. x/mnt.
HR : 72. x/mnt. TD : 130/80 mmHg.
RR : 20 x/mnt.
2. memeriksa sirkulasi - Tidak ada kemerahan maupun bengkak pada
perifer ektremitas
R/pasien mengatakan
seluruh badan terasa A:
lemah Masalah perfusi perifer tidak efektif belum te

3. Monitor panas, nyeri, P:


kemerahan atau Intervensi dilanjutkan
bengkak pada - Observasi ttv
ektremitas - Periksa sirkulasi perifer
R/ tidak ada nyeri, - Monitor panas, nyeri, kemerahan atau bengk
kemerahan ataupun ektremitas
bengkak pada - Berkolaborasi pemberian antibiotik
ekstremitas

4. Menganjurkan pasien
untuk banyak minum
dan makan rtinggi zat
besi
R/pasien mengatakan
bersedia

5. Berkolaborasi
memberikan antibiotic
R/pasien bersedia
22

2 Selasa, 16 1. mengidentifikasi S:
maret 2021 gangguan fungsi - Pasien mengatakan sudah mulai beraktivi
tubuh yang - Lelahnya berkurang
mengakibatkan - Pasien kadang merasa pusing
kelelahan
R/ kadar hb O :
menurun (hb 8,2 - Pasien tampak segar
g/dL) - Pasien sudah mulai beraktivitas

2. memonitor A:
kelelahan fisik dan Masalah intoleransi teratasi sebagian
emosional
R/pasien P:
pengatakan cepatIntevensi dilanjutkan
lelah - Observasi ttv
- Anjurkan tirah baring
3. memonitor pola - Anjurkan berkativitas secara bertahap
dan jam tidur
R/ pasien
mengatakan tidur
tidak nyenyak

4. menyediakan
lingkungan nyaman

5. Mengajarkan pasien
rentan gerak pasif
dan aktif
R/pasien kooperatif

6. menganjurkan tirah
baring
R/pasien kooperatif

7. menganjurkan
melakukan aktivitas
secara bertahap
R/Pasien kooperatif

8. berkolaborasi
memberian obat dan
nutrisi
23

3 Selasa, 16 1. mengidentifikasi S:
maret 2021 status nutrisi pasien - Pasien mengatakan makan hanya sepertig
R/ pasien
- Pasien mengatakan makan sudah merasa
mengatakan tidak
nafsu makan
O:
2. Memonitor asupan
makanan - Pasien tampak segar
- Pasien tampak tidak pucat
3. Menganjurkan
pasien untuk A:
melakukan oral
Masalah deficit nutrisi teratasi sebagian
hygine
R/ pasien bersedia P:
Intervensi dilanjutkan
4. Menganjurkan
pasien makan - Monitor asupan makanan
tinggi serat, - Menganjurkan pasien makan tinggi serat
tinggikalori dan dan protein
protein
5. R/pasien kooperatif

6. berkolaborasi
dengan ahli gizi

No Hari Implementasi Evaluasi


diagnosa tanggal/ja
m
1 Rabu, 17 1. Mengobservasi S:
maret 2021 tanda- tanda vital - Pasien mengatakan badannya terasa segar, te
- R/ bertenaga
Keadaan umum baik - Pasien mengatakan pusingnya hilang
Kesadaran
composmentis O:
TTV - Keadaan umum baik
24

S : 36,oC - Kesadaran composmentis


N : 82. x/mnt. - GCS E:4 V:5 M:6
TD : 120/80 mmHg. - TTV
RR : 20 x/mnt. S : 36oC.
N : 82 x/mnt.
6. memeriksa sirkulasi TD : 120/80 mmHg.
perifer RR : 20 x/mnt.
R/pasien mengatakan - Tidak ada kemerahan maupun bengkak pada
badannya terasa ektremitas
bertenaga
A:
7. Monitor panas, nyeri, Masalah perfusi perifer tidak efektif teratasi
kemerahan atau
bengkak pada P:
ektremitas Intervensi dihentikan (pasien pulang)
R/ tidak ada nyeri,
kemerahan ataupun
bengkak pada
ekstremitas

8. Menganjurkan pasien
untuk banyak minum
dan makan rtinggi zat
besi
R/pasien mengatakan
bersedia

9. Berkolaborasi
memberikan antibiotic
R/pasien bersedia
25

2 Rabu, 17 1. mengidentifikasi S:
maret 2021 gangguan fungsi - Pasien mengatakan masih sudah bisa berak
tubuh yang secara mandiri
mengakibatkan O:
kelelahan - Pasien tampak segar
- Pasien beraktivitas mandiri
2. memonitor
kelelahan fisik dan A:
emosional Masalah intoleransi teratasi
R/pasien tampak
berbaring P:
Intervensi dihentikan (pasien pulang)
3. memonitor pola dan
jam tidur
R/ pasien
mengatakan tidur
nyenyak

4. menyediakan
lingkungan nyaman

5. Mengajarkan pasien
rentan gerak pasif
dan aktif
R/pasien kooperatif

6. menganjurkan tirah
baring
R/pasien bersedia

7. menganjurkan
melakukan aktivitas
secara bertahap
R/Pasien kooperatif

8. berkolaborasi
memberian obat dan
nutrisi
3 Rabu, 17 1. mengidentifikasi S:
maret 2021 status nutrisi pasien - Pasien mengatakan mual muntah sudah ti
R/ pasien - Pasien mengatakan makan habis
mengatakan nafsu
- Nafsu makan membaik
26

makan membaik
O:
2. Memonitor asupan
makanan - Pasien tampak segar
A:
3. Menganjurkan
pasien untuk Masalah deficit nutrisi teratasi
melakukan oral
P:
hygine
R/ pasien kooperatif Intervensi dihentikan

4. Menganjurkan
pasien makan
tinggi serat,
tinggikalori dan
protein
R/pasien kooperatif
berkolaborasi
dengan ahli gizi
BAB II
PEMBAHASAN
A. Analisa Kasus
Pada bagian ini penulis akan membahas tentang asuhan keperawatan anemia
aplastik pada pasien Tn.K di RS. BHAYANGKARA ANTON SOEDJARWO.
Berdasarkan Anemia aplastik adalah anemia yang disertai oleh pansitopenia
atau bisitopenia pada darah tepi yang disebabkan oleh kelainan primer pada
sumsum tulang dalam bentuk aplasia atau hypoplasia tanpa adanya infiltrasi,
supresi atau pendesakkan sumsum tulang (Bakta, 2017). Dalam asuhan
keperawatna yang dikelola, didapatkan bahwa pasien mengatakan lemah, kadang
merasa pusing, mual dan muntah 4 kali, tidak nafsu makan. Pasien beraktivitas di
bantu keluarga, Pasien mengatakan lelah ketika melakukan aktivitas. Sedangkan
pada data obyektif Keadaan umum lemah, Kesadaran composmentis, GCS E:4
V:5 M:6, Suhu : 36,4oC, Nadi : 80. x/mnt, Tekanan Darah : 130/80 mmHg,
pernapasan : 20 x/mnt. Dari hasil laboratorium diketahui bahwa leukosit 3.480
u/L, hemoglobin 8,2 g/dL, hematokrit 31.1 %, dan trombosit 9.000 u/L. dari
hasil analisa data yang didapat maka, peneliti mengangkat diagnosa utama yaitu
perfusi perifer tidak efektif.

B. Analisa intervensi
Dari diagnosa yang didapat maka intervensi yang dapat dilakukan yaitu
peningkatan sirkulasi agar perfusi perifer meningkat. Intervensi yang dilakukan
ialah periksa sirkulasi perifer, idenifikasi faktor resiko gangguan sirkulasi,
monitor panas, nyeri, kemerahan atau bengkak pada ektremitas, hindari
pemasangan infus atau pengambilan darah pada daerah keterbatasan perfusi,
hindari pengukuran tekanan darah pada daerah keterbatasan perfusi, Hindari
penekanan dan pemasangan tornikuet pada area yang cidera, Lakukan
28

pencegahan infeksi, Lakukan hidrasi, Anjurkan berhenti merokok, Anjurkan


berolahraga rutin.
C. Rencana Ide-Ide Baru
Dari hasil penelusuran beberapa literature terbaru terkait cara mengatasi
masalah anemia di dapatkan beberapa jurnal salah satunya penelitian dari Ikawati
& Rokhana (2018) dengan judul Pengaruh Buah Bit (Beta Vulgaris) Terhadap
Indek Eritrosit Pada Remaja Putri Dengan Anemia. Dimana hasil dari penelilitan
didapatkan. terdapat peningkatan yang bermakna terhadap nilai Indek Eritrosit
setelah mengonsumsi buah bit. Konsumsi buah bit berpengaruh terhadap
peningkatan nilai indek eritrosit remaja putri dengan anemia.
Buah bit kaya akan zat gizi yang dibutuhkan untuk pembentukan dan
pematangan sel darah merah. Umbi bit mengandung vitamin, karbohidrat,
protein, dan lemak yang berguna untuk kesehatan tubuh. Mineral lainnya juga
terkandung dalam umbi bit seperti Iron (Fe), Natrium (Na), Zink (Zn), Calsium
(Ca), Potassium (K), Magnesium (Mg) dan Phosphorus (P). Bit merah
mengandug vit C 10,2 % dan asam folat 34 % yang berfungsi untuk
menumbuhkan dan mengganti sel-sel yang rusak (Ikawati & Rokhana, 2018).
Sedangkan dari penelitian Yuniarti & Damiri (2020) yang berjudul
Pengaruh Pemberian Sari Kurma Pada Remaja Putri Dengan Kadar Hemoglobin
Di Palangka Raya. Didapatkan hasil menunjukkan ada pengaruh sari kurma
terhadap peningkatan kadar hemoglobin pada remaja putri di Poltekkes Palangka
Raya dengan p-value 0,000 (<0,005).
Kurma atau dalam bahasa latin disebut sebagai Phoenix Dactylifera
memberi banyak manfaat bagi tubuh. Salah satu manfaat yang diberikan kurma
antara lain dapat mencegah anemia karena kurma kaya akan kandungan kalsium
dan zat besi, yang merupakan dua unsur elektif yang penting untuk pembentukan
darah dan sumsum tulang. Berdasarkan penelitian para ilmuwan, buah kurma
kaya dengan protein, serat, gula, vitamin A dan C, serta mineral seperti zat besi,
29

kalsium, sodium, dan potassium. Kandungan protein di dalam kurma sebesar 1,8-
2,0%, serat 2,0-4,0%, dan glukosa sebesar 50-70%. Selain mengandung energi
gula yang sangat banyak, kurma juga mengandung garam alkalin yang mampu
menambah kaasaman darah, yang berfungsi untuk mengimbangi pengaruh
makanan karbohidrat yang berlebih.Kandungan zat besi yang tinggi membuat
mereka menjadi suplemen makanan yang sempurna untuk seseorang yang
menderita anemia (Suryana Dayat, 2018).
Dari jurnal yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa buah bit dan sari
kurma sangat efektif dalam meningkatan eritrosit dan haemoglobin pada pasien
anemia yang kekurangan kadar eritrosit dan haemoglobin.
BAB III
KESIMPULAN

A. Kesimpulan
Setelah penulis mempelajari tentang masalah-masalah yang terdapat pasien
Tn.D padada kasus PPOK dengan kesimpulan sebagai berikut :
1. Hasil pengkajian yang dilakukan dengan mengobservasi klien
didapatkandata subyektif didapatkan bahwa pasien mengatakan lemah,
kadang merasa pusing, mual dan muntah 4 kali, tidak nafsu makan.
Pasien beraktivitas di bantu keluarga, Pasien mengatakan lelah ketika
melakukan aktivitas. Sedangkan pada data obyektif Keadaan umum
lemah, Kesadaran composmentis, GCS E:4 V:5 M:6, Suhu : 36,4oC,
Nadi : 80. x/mnt, Tekanan Darah : 130/80 mmHg, pernapasan : 20
x/mnt. Dari hasil laboratorium diketahui bahwa leukosit 3.480 u/L,
hemoglobin 8,2 g/dL, hematokrit 31.1 %, dan trombosit 9.000 u/L.
dari hasil analisa data yang didapat maka, peneliti mengangkat
diagnosa utama yaitu perfusi perifer tidak efektif.
2. Intervensi yang dilakukan yaitu perbaikan sirkulasi guna
meningkatkan perfusi perifer
3. Dari jurnal yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa buah bit dan sari
kurma sangat efektif dalam meningkatan eritrosit dan haemoglobin
pada pasien anemia yang kekurangan kadar eritrosit dan haemoglobin.

B. Saran
Dalam melakukan asuhan keperawatan pada klien pada kasus Anemia
Aplastik diharapkan selalu berkoordinasi dengan tim kesehatan lainnya
(Dokter, Gizi, Lab, Radiologi) agar hasil dapat tercapai secara maksimal
dank lien kembali sehat seperti sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA

Ikawati, K., & Rokhana. (2018). Pengaruh Buah Bit (Beta Vulgaris) Terhadap Indek
Eritrosit Pada Remaja Putri Dengan Anemia. Journal of Nursing and Public
Health, 6(2), 60–66. https://doi.org/10.37676/jnph.v6i2.659

PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI). Jakarta

PPNI. (2017). Standar intervensi Keperawatan Indonesia (SDKI). Jakarta

PPNI. (2017). Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SDKI). Jakarta


XYuniarti, & Damiri, Y. K. (2020). Pengaruh Pemberian Sari Kurma Pada Remaja
Putri Dengan Kadar Hemoglobin Di Palangkaraya. Mahakam Midwifery
Journal, 5(2), 93–98.

Suryana, Dayat. 2018. Manfaat Buah. Bandung: Dayat Suryana Independent.

Anda mungkin juga menyukai