Disusun oleh :
MOHAMMAD YOGA FATONI
NIM. 201133045
I. IDENTITAS KLIEN.
Inisial Klien : Tn. A No. Reg :
Umur : 45 tahun Tgl. MRS :
Jenis Kelamin : laki-laki Diagnosa medis : Osteoartritis
Suku/Bangsa : jawa/indonesia
Agama : islam
Pekerjaan : Petani
Pendidikan :SMP
Alamat : gelangrejo, Sukoharjo
Asuransi : (BPJS/UMUM)
5555 5555
Kekuatan Otot: ( ki ) ( ka )
3333 5555
SISTEM TUBUH:
Pernapasan ( B1 : Breathing )
Benduk dada :
( ) simetris ( ) tidak simetris ( ) lainnya (sebutkan) ……………..
Suara jantung :
( ) normal ( S1/S2 tunggal )
( ) kelainan: S3 ( ), S4 ( ), Mur-mur ( ), Gallop ( ),
Edema :
( ) palpebra ( ) anasarka ( ) extremitas atas ( ) extremitas bawah ( ) ascites ( ) tda
ada
( ) lainnya (sebutkan ) : normal
Persyrafan ( B3 : Brain )
( ) composmentis ( ) apatis ( ) somnolent ( ) sopor ( ) koma ( )
gelisah
Kepala wajah
( ) t.a.k ( ) t.a.k
( ) mesosepal ( ) asimetris
( ) asimetris ( ) bell palsy
( ) hematoma ( ) kel. Congenital
Mata :
Sklera : () putih ( ) icterus ( ) merah ( ) perdarahan
Konjungtiva : ( ) pucat ( ) merah muda
Pupil : ( ) isokor ( ) anisokor ( ) miosis ( ) midriasis
Persepsi sensori :
Pendengaran :
- Kiri : ( ) baik, ( ) tidak baik
- Kanan : ( ) baik, ( ) tidak baik
Tulang-Otot-Integumen ( B6 : Bone )
Kemampuan pergerakan sendi ( ) bebas ( ) terbatas
- Parese : ( ) ya ( ) tidak
- Paralise : ( ) ya ( ) tidak
- Hemiparese : ( ) ya ( ) tidak
- Lainnya ( Sebutkan ) --
Extremitas :
- Atas : ( ) tidak ada kelainan ( ) peradangan ( ) patah tulang
( ) perlukaan
Lokasinya ………………..
- Bawah : () tidak ada kelainan ( ) peradangan ( ) patah tulang
( ) perlukaan
Lokasinya lutut sebelah kanan.
Kulit :
- Warna kulit : ( ) ikterik ( ) cyanotik ( ) pucat
( ) kemerahan ( ) pigmentasi
Sistem Endokrin
Terapi hormon : …
Karakteristik sex sekunder : ( ) normal ( ) tidak
Riwayat pertumbuhan dan perkembangan fisik :
( ) Perubahan ukuran kepala, tangan atau kaki pada waktu dewasa.
( ) Kekeringan kulit atau rambut
( ) Exopthalmus
( ) Goiter
( ) Hipoglikemia
( ) Tidak toleran terhadap panas
( ) Tidak toleran terhadap dingin
( ) Polidipsi
( ) Poliphagi
( ) Poliuria
( ) Postural hipotensi
( ) Kelemahan
( ) lainnya ( sebutkan ) :
System Reproduksi
Laki-laki:
- Kelamin : Bentuk ( ) normal
( ) tidak normal (jelaskan) ……………………………........
Kebersihan ( ) bersih
( ) kotor (jelaskan) ……………………………. ……
Makan :
Frekuensi : 3 x/hari, waktu makan ( ) tidak teratur ( ) teratur
Jenis menu :
Yang disukai :
Yang tidak disukai :
Pantangan :
Alergi :
Minum :
Frekuensi : 1200 cc/hari
Jenis menu :
Yang disukai :
Yang tidak disukai :
Pantangan :
Alergi :
Kebersihan diri :
Mandi : 2x/hari.
Keramas : 2x/minggu.
Sikat gigi : 2x/hari.
Memotong Kuku : 1x/minggu.
Ganti Pakaian : 3x/hari.
Masalah : ( ) ada, () tidak
V. PSIKOSOSIAL.
Sosial/Interaksi :
Dukungan keluarga :
( ) aktif ( ) kurang ( ) tidak ada
Dukungan Kelompok/teman/masyarakat :
( ) aktif ( ) kurang ( ) tidak ada
Spiritual :
Konsep tentang penguasa kehidupan :
( ) Tuhan ( ) Allah ( ) Dewa
( ) lainnya (sebutkan) ………………………….
Keyakinan/kepercayaan bahwa Tuhan akan menolong dalam menghadapi situasi sakit saat
ini :
( ) Ya ( ) Tidak
Gejala/tanda kekambuhan :
( ) Ya ( ) sebagian ( ) Keliru lainnya(sebutkan) ……………….
Pemeriksaan laboratorium
Tanda tangan
RENCANA KEPERAWATAN
No TANGGAL DIAGNOSA TUJUAN DAN INTERVENSI RASIONAL
KEPERAWA KRITERIA HASIL
TAN
1 29-09-2020 Nyeri akut Setelah dilakukan 1. Observasi 1. Mengetahui
berhubungan asuhan TTV dan keadaan
dengan agen keperawatan Tingkat nyeri umum
injuri selama 3x24jam pasien pasiendan
Nyeri pasien 2. Ajarkan tindakan
berkurang dengan pasien selanjutnya
kriteria hasil tertarik 2. Nafas
1. TTV dalam relaksasi dalam dapat
batas normal nafas dalam merilekskan
2. Nyeri 3. Edukasi pasiendan
berkurang pasien dan mengalihka
skala 0 keluarga nyeri
3. wajah rileks untuk 3. Mengoptim
membatasi alkan
pengunjung pasien untuk
4. kolaborasi istirahat
dengan 4. obat oral
dokter getik dapat
pemberian megurangi
analgetik rasa nyeri
A. ANALISIS KASUS
Pada analisa kasus ini penulis membahas tentang asuhan keperawatan pada pasien
osteoatritis genu dextra. Osteoarthritis (OA) merupakan gangguan dari persendian
diatrodial yang dicirikan oleh fragmentasi dan terbelah-belahnya kertilago persendian.
Lesi permukaan itu disusul oleh proses pemusnahan kartilago secara progresif. Melalui
sela-sela yang timbul akibat proses degenerasi fibrilar pada kartilago, cairan synovial
dipenetrasikan ke dalam tulang dibawah lapisan kartilago, yang akan menghasilkan kista-
kista. Kartilago yang sudah hancur mengakibatkan sela persendian menjadi sempit.
Bereaksi terhadap lesi kartilago dengan pembentukan tulang baru (osteofit) yang
menonjol ke tepi persendian (Winarto, 2018). Gejala umum biasanya seperti
pembengkakan, kemerahan, nyeri dilutut, siku, pergelangan tangan maupun disendi-sendi
lain Hal ini terjadi karena tidak semua tanda dan gejala yang ada dalam teori ada pada
pasien. Pada kasus ini didapatkan hasil pengkajian keluhan pasien yaitu pasien
mengatakan nyeri pada kaki kanan bagian lutut, kemeng-kemeng, sakit,kalau ditekuk
tidak bisa sudah 1 minggunan, skala nyeri 6 pasien mengatakan terjatuh dan merasakan
sakit. Dari data tersebut penulis mengangkat diagnose keperawatan nyeri akut
berbuhungan dengan agen injuri dikarenakan pasien mengalami jatuh.
B. ANALISA INTERVENSI
Intervensi atau pengembangan strategi desain untuk mencegah, mengurangi, dan
mengatasi masalah-masalah yang telah diidentifikasikan dalam diagnosis keperawatan.
Rencana keperawatan ini disesuaikan dengan kondisi klien dan fasilitas yang ada. Dalam
kasus ini penulis mencantumkan tujuan kriteria hasil yang ingin dicapai pada diagnosa
diatas adalah setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam didapatkan nyeri
akut teratasi dengan criteria hasil Nyeri pasien berkurang dengan kriteria hasil vital sign
dalam batas normal, Nyeri berkurang dengan skala 0, wajah pasien tampak rileks, pasien
dapat beraktivitas dengan normal. Kriteria waktu ini dadasarkan pada unsur etiologi atau
tanda dan gejala dalam diagnosis keperawatan yang ada (Nursalam, 2011).
Rencana tindakan dalam diagnosa keperawatan nyeri akut meliputi: Observasi
TTV dan Tingkat nyeri pasien untuk mengetahui keadaan umum pasien dan tindakan
selanjutnya, Ajarkan pasien tertarik relaksasi nafas dalam agar pasien merasa tenang,
rileks dan mengalihkan rasa nyeri, edukasi pasien dan keluarga untuk membatasi
pengunjung agar pasien dapat beristirahat dengan optimal, kolaborasi dengan dokter
pemberian analgetik guna penyembuhan pasien.
A. Kesimpulan
Dari analisis kasus diatas didapatkan kesimpulan sebagai berikut:
1. pemberian aromaterapi lemon dengan cara difusi selama 30 menit, selama 3 hari.
Pemberian aromaterapi lemon dengan cara difusi menunjukkan adanya pengaruh
terhadap penurunan intensitas nyeri yang diukur menggunakan NRS (Numeric Rating
Scale)
2. pemberian terapi kompres air hangat mempunyai pengaruh terhadap penurunan nyeri
pada pasien rematik.
Selain memberikan tehnik pengalihan nyeri dengan relaksasi nafas dalam dan pemberian
analgetik. Intervensi aromaterapi lemon dan kompres air hangat juga dapat diberikan
kepada pasien sebagai opsi untuk mengurasi rasa nyeri.
B. Saran
Diharapkan dengan adanya analisa kasus ini lebih banyak lagi penelitian tentang sebuah
intervensi keperawatan untuk mengurangi nyeri pada pasien.
DAFTAR PUSTAKA
Firdaningsih, Amirullah, & Amin, A. N. (2019). Warm Compress Of Pain Level In Patients
Elderly Who Suffers Rematic. Comprehensive Health Care, 3(1), 36–42.
https://doi.org/10.37362/jch.v3i1.218
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI). Edisi 1.
Jakarta. Persatuan Perawat Indonesia.
Utami, R. N., & Khoiriyah, K. (2020). Penurunan Skala Nyeri Akut Post Laparatomi
Menggunakan Aromaterapi Lemon. Ners Muda, 1(1), 23.
https://doi.org/10.26714/nm.v1i1.5489