TINJAUAN TEORI
1.1.2 Etiologi
1) Bakteri patogen
Stafilokokus, streptokokus, corynebacterium diphteriae, pseudomonas
aeruginosa, Neiseria gonorhoea, dan Haemophilus influenzae
2) Virus
Adenovirus, Herpes Simplek, Herpes Zoster, Klamidia, New Castle,
Pikorna, Enterovirus
3) Reaksi hipersensitivitas tipe cepat atau lambat atau reaksi antibodi
humoral terhadap alergen
4) Berkurangnya sekresi kelenjar lakrimal
1.1.3 Fisiologi
Konjungtiva adalah membran mukosa yang transparan dan tipis yang
membungkus permukaan posterior kelopak mata (konjungtiva palpebralis)
dan permukaan anterior sklera (konjungtiva bulbaris). Konjungtiva
bersambungan dengan kulit pada tepi kelopak dan dengan epitel kornea di
limbus, melipat berkali-kali. Pelipatan ini memungkinkan bola mata bergerak
dan memperbesar permukaan konjungtiva sekretorik.
1.1.4 Klasifikasi
1. Konjungtivitis Alergi
1) Adalah suatu konjungtivitis yang disebabkan oleh reaksi
hipersensitivitas terhadap setiap bahan yang dapat bersifat alergen (debu,
tepung sari, obat, dan lain-lain)
2) Konjungtivitis alergi dapat timbul sebagai akibat reaksi terhadap
alergen yang lokal maupun sistemik.
2. Konjungtivitis Adenovirus
Adalah suatu konjungtivitis yang disebabkan oleh adenovirus jenis tertentu.
Misal : Keratokonjungtivitis epidemi, demam faringokonjungtiva
3. Konjungtivitis angular
1) Adalah suatu radang konjungtiva yang mengenai konjungtiva bulbi
di fisura palpebra pada kantus internus dan eksternus
2) Disebabkan oleh Moraxella (diplobasi), mungkin juga disebabkan
oleh stafilokokus
4. Konjungtivitis Atopi
Adalah suatu peradangan konjungtiva yang dapat ditemukan pada orang-
orang yang mempunyai stigma atopi seperti dermatitis atopi dan asma
bronkial
5. Konjungtivitis Difteri
Adalah radang konjungtiva yang disebabkan Korinebakteium difteri dan
disertai gambaran khas berupa pembentukan membran pada konjungtiva tarsal
6. Konjungtivitis Folikular
Adalah peradangan konjungtiva yang disertai pembentukan folikel
7. Konjungtivitis Gonore
Adalah suatu radang konjungtiva akut dan hebat dengan sekret purulen yang
disebabkan oleh kuman Neiseria Gonorhoea
8. Konjungtivitis Katarak
Adalah infeksi konjugtiva dengan gejala khas berupa peradangan katarak pada
membran mukosa konjungtiva
9. Konjungtivitis Digneus
Adalah peradangan konjungtiva yang menahun, sering berulang-ulang
1.1.5 Patofisiologi
Infeksi bakteri, virus, jamur
Fotofobia Nyeri
Keterangan :
Infeksi bakteri, virus, jamur, alergi dan sebagainya dapat menyebabkan radang
pada konjungtiva (konjungtivitis) sehingga akan menimbulkan rasa tidak enak
(ngeres) pada mata. Kotoran seperti air yang mukopurulenta dan mata akan
mengeluarkan air mata (lakrimasi).
Hal ini menyebabkan kelopak mata menjadi bengkak dan kemerahan sehingga
timbul rasa nyeri. Di samping itu terjadi fotofobia oleh karena kemunduran
visus akan terjadi penurunan ketajaman penglihatan sehingga akan berakibat
ansietas pada penderita, gangguan dalam penerimaan sensori perseptual serta
penderita akan mengalami intoleransi aktivitas
7. Adenopati pseurikular
8. Pada konjungtivitis virus berupa terbentuknya
1.1.7 Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan sediaan langsung dengna pewarnaan gram atau Giemsa
2. Kultur virus
3. Sel inklusi intranuklear
1.1.8 Penatalaksanaan
1. Tetes mata antibiotika siang hari, malam, salep
2. Penggunaan handuk sendiri-sendiri
3. Menggunakan tissue bukan sapu tangan dan dibuang setelah pemakaian satu
kali
4. Rasa sakit dapat dikurangi dengan membuang kerak-kerak di kelopak mata
dengan mengusap pelan-pelan dengan salin
5. Fotofobia dapat diatasi dengan memakai kaca mata gelap
6. Pemakaian topeng seluloid pada mata yang sakit tidak dianjurkan, karena
akan memberikan lingkugan yang baik untuk perbanyakan mikroorganisme
3. Neurosensori
Gejala : Gangguan penglihatan (kabur/tak jelas), sinar terang menyebabkan
silau dengan kehilangan bertahap
Penglihatan perifer, fotofobia
Tanda : Konjungtiva dan sklera merah
Peningkatan air mata
4. Nyeri/kenyamanan
Gejala : ketidaknyamanan ringan/mata berair
Nyri tiba-tiba/tekanan pada dan sekitar mata, sakit kepala
Rasa tidak enak/ngeres
Intervensi :
1. Kaji tingkat nyeri klien
R : Mengetahui tingkat nyeri klien dalam menentukan tindakan
selanjutnya
2. Menjelaskan sebab dan akibat nyeri pada klien serta keluarganya
R : Dengan menjelaskan sebab dan akibat nyeri diharapkan klien
berpartisipasi dalam perawatan untuk mengurangi nyeri
3. Observasi adanya tanda-tanda ketidaknyamanan non verbal misalnya ;
eksprsi wajah, posisi tubuh gelisah, meringis
R : Merupakan indikator/derajat nyeri yang tidak langsung dialami
4. Anjurkan untuk beristirahat dalam ruangan yang tenang
R : Menurunkan stimulasi yang berlebihan yang dapat mengurangi
ketidaknyamanan
5. Berikan kompres dingin jika memungkinkan
R : Meningkatkan rasa nyaman dengan menurunkan vasodilatasi
Tujuan :
Sensori perseptual penglihatan kembali adekuat
Kriteria Hasil :
1. Klien menyatakan adanya penurunan gejala kelebihan beban sensori
2. Klien mampu menghilangkan faktor-faktor risiko
Intervensi :
1. Tentukan ketajaman penglihatan
R : Kebutuhan individu dan pilihan intervensi bervariasi
2. Observasi tanda-tanda dan gejala-gejala lebih lanjut
(disorientasi)
R :terbangun dalam lingkungan yang tidak adekuat dan mengalami
keterbatasan penglihatan dapat mengakibatkan bingung
3. Perhatian pada suram / penglihatan kabur dan iritasi
R : Gangguan penglihatan / iritasi dapat terjadi secara bertahap
4. Anjurkan pasien untuk menggunakan kaca mata untuk
membatu mengurangi silau pada mata
R : Membantu mengurangi ketidaknyamanan pada fobia
5. Kolaborasi dengan dokter dalam pilihan intervensi medis
R : Membantu masalah denagn tindakan medis
2.1 Pengkajian
2.1.1 Biodata
Nama : Nn. T No. Register : 10459854
Umur : 18 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Pakisaji, Malang
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Pelajar
Diagnosa Medis : Konjungtivitis retikularis
Tanggal Pengkajian : 16 Oktober 2006
2.1.10 Terapi
Polydex 4x1 ODS
Cenfrees 6x1 ODS
Nama : Nn. T
Umur : 18 tahun
No. Reg : 10459854
DATA GAYUT
KEMUNGKINAN
DATA OBYEKTIF MASALAH
PENYEBAB
DATA SUBYEKTIF
DS: Pasien mengatakan mata Nyeri akut Perandangan pada
pedih dan terasa konjungtiva
mengganjal serta
penglihatan kabur.
DO: - P
asien gelisah.
- P
asien sering mengusap
kedua matanya dengan
sapu tangan
- M
ata tampak merah.
2.3 Diagnosa Keperawatan
Nama : Nn. T
Umur : 18 tahun
No. Reg : 10459854
TANGGAL TANGGAL
NO. DIAGNOSA KEPERAWATAN TTD
MUNCUL TERATASI
1. 16-10-2006 Nyeri akut berhubungan dengan
adanya peradangan pada
konjungtiva yangh ditandai
dengan Pasien mengatakan mata
merah dan terasa mengganjal serta
penglihatan kabur, pasien gelisah,
pasien sering mengusap kedua
matanya dengan sapu tangan
2.4 Rencana Asuhan Keperawatan
Nama : Nn. T
Umur : 18 tahun
DIAGNOSA
NO. TUJUAN INTERVENSI RASIONAL TTD
KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan Nyeri klien 1. Kaji tingkat nyeri. 1. Menentukan tingkat nyeri klien dalam
dengan adanya berkurang atau menentukan tindakan selanjutnya.
peradangan pada hilang dengan 2. Obsrevasi tanda-tanda 2. Merupakan indikator derajat nyeri yang
konjungtiva yang ditandai kriteria hasil : ketidaknyamanan non verbal. tidak langsung dialami.
15
dengan: Pasien 1. Klien 3. Jelaskan sebab dan akibat 3. Dengan diberikan penjelasan diharapkan
mengatakan mata terasa melaporkan mata nyeri pada klien / keluarga. klien dan keluarga berpartisipasi dalam
mengganjal, penglihatan tidak sakit. perawatan jalan untuk mengurangi nyeri.
kabur, pasien gelisah, 2. Klien tidak 4. Anjurkan klien untuk 4. Menurunkan stimulasi yang berlebihan
pasien sering mengusap menunjukkan beristirahat dalam ruang yang sehingga dapat mengurangi
kedua matanya dengan perilaku gelisah. tenang. ketidaknyamanan.
sapu tangan, mata tampak 5. Anjurkan klien minum obat 5. Mengurangi peradangan, nyeri dan
merah. secara teratur dan kontrol mengantisipasi kekambuhan.
kembali jika obat habis.
2.5 Tindakan Keperawatan
Nama : Nn. T
Umur : 18 tahun
No. Register : 10459854
Nama : Nn. T
Umur : 18 tahun
No. Register : 10459854
Darling, Vera. 1996. Perawatan Mata Edisi I Cetakan I. Yayasan Esentia Medika.
Yogyakarta.
Ilyas, Sidarta. 2000. Kedaruratan Dalam penyakit Ilmu Mata. FKUI. Jakarta.