Kelompok 2 Hasma Dian Taufik Lisna Aprilia Muhammad Iqbal Fauzan KONJUNGTIVITIS Definisi (Elizabeth, Corwin: 2001) Konjungtivitis adalah peradangan pada konjungtiva atau mata merah atau pink eye.
Konjungtivitis adalah inflamasi konjungtiva dan
ditandai dengan pembengkakan dan eksudat. Pada konjungtivitis mata tampak merah, sehingga sering disebut mata merah. (Suzzane, 2001:1991) ETIOLOGI
a) Hyperemia (kemerahan) b) Cairan c) Edema d) Pengeluaran air mata e) Gatal f) Rasa terbakar/ rasa tercakar g) Ada benda asing PENATALAKSANAAN
Antibiotik sistemik Anti Inflamasi Irigasi mata Pembersihan kelopak mata Kompres Hangat PROSES KEPERAWATAN
Anamnesis:Kaji gejala, riwayat masalah,
cedera, lingkungan tak bersih Pemeriksaan Fisis: Hiperemi konjungtiva, sekret, berair, edema, Lakrimasi Pemeriksaan Laboratorium Pemeriksaan Visus Pemeriksaan Fisik Inspeksi : Hiperemi konjungtiva yang tampak paling nyata pada fornix dan megurang ke arah limbus. Edema konjungtiva Lakrimasi Kemungkinan adanya sekret: Mukopurulen dan berlimpah pada infeksi bakteri, yang menyebabkan kelopak mata lengket saat bangun tidur. Berair/encer pada infeksi virus. Pemeriksaan visus, kaji visus klien dan catat derajat pandangan perifer klien karena jika terdapat sekret yang menempel pada kornea dapat menimbulkan kemunduran visus/melihat halo Diagnosis & Intervensi Keperawatan Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera (biologi, psikologi, kimia, fisika) Tujuan : Mengetahui faktor penyebab nyeri, bisa mengetasi rasa nyeri Intervensi Kompres tepi palpebra (mata tertutup) dengan larutan salin kira–kira 3 menit Beritahu klien agar tidak menutup mata yang sakit Hipertermia berhubungan dengan penyakit Tujuan : suhu tubuh klien dapat kembali dalam rentang normal Intervensi Memonitor tekanan darah, nadi, suhu dan respirasi yang tepat Jelaskan upaya untuk mengatasi hipertermi Memonitor tekanan darah klien setelah klien melakukan pengobatan jika memungkinkan UVEITIS DEFINISI
Uveitis adalah invlamasi salah satu struktur traktus
uvea (iris, badan siliar dan karoid). karena uvea mengandung banyak pembuluh darah yang memberikan nutrisi pada mata maka jika terjadi peradangan pada lapisan ini dapat mengakibatkan gangguan penglihatan. (Brunner dan Suddarth, 2001) ETIOLOGI
Ada 6 Penyebab yang membuat
uveitis 1. Alergen 4. Virus 2. Bakteri 5. Bahan Kimia 3. Jamur 6. Trauma PENATALAKSANAAN 1. Pemberian obat mata segera untuk mencegah pembentukan jaringan parut dan adesi ke lensa 2. diberikan steroid topikal atau injeksi untuk kasus yang berat Proses Keperawatan Pengkajian Riwayat kesehatan Mengkaji adanya :
1. Bintik hitam dan floating spot saat melihat
2. Penglihatan kabur (susah memfokuskan penglihatan) 3. Tajam penglihatan menurun 4. Sakit mata ketika melihat sesuatu dalam jangka waktu yang lama 5. Mata memerah secara difus daerah sirkumkornea Pengkajian Riwayat Dahulu Riwayat invasi mikroba aktif ke jaringan oleh Myobacterium tuberculosis dan Toxoplasma gondii Riwayat artritis, terpajan histoplasmosi, sifilis, sitomegalovirus, retinitis, herpes, dan infeksi rubella. Trauma, kecelakan sehinga benda asing mengenai organ mata. Konsumsi obat-obatan untuk penyakit tertentu atau narkoba (intravenous drug induced). Pengkajian Riwayat Keluarga Memiliki riwayat saudara/keluarga dengan penyakit yang berpotensi menyebar dengan cepat seperti TB, sifilis, dan lain-lain. Pemeriksaan Fisik Mata : 1) Inspeksi Terdapat eksudasi di area anterior mata, kemerahan pada sirkum korneal, fotofobia, pupil kecil, terdapat synecheae anterior atau posterior dengan slit lamp, nodul pada iris, terdapat epifora (air mata yang mengucur), COA (Camera Oculi Anterior) keruh dan dalam. 2) Palpasi Nyeri tekan area palpebra Diagnosis & Intervensi Keperawatan Resiko Cedera berhubungan dengan penglihatan kabur, distorsi penglihatan. Tujuan : diharapkan tidak terjadi cedera pada pasien dengan tidak mengalami cedera Intervensi Observasi tingkah laku pasien Jauhkan alat-alat yang berpotensi menimbulkan bahaya Awasi dan bantu pasien dalam melakukan suatu kegiatan Diagnosis & Intervensi Keperawatan Gangguan citra tubuh berhubungan dengan eksudasi cairan purulent pada bilik mata depan. Tujuan : diharapkan citra tubuh pasien positif tidak merasa malu dengan keadaan tubuhnya Intervensi Kaji makna perubahan pada pasien Lakukan pendekatan yang intens dan positif pada klien dan keluarga Kolaborasi dalam merujuk pasien ke klinik psikiatri bila diperlukan