Anda di halaman 1dari 33

Conjunctivitis

A Systematic Review Of
Diagnosis And Treatment
Agustia Faizatul Imtihan 013.06.0003
Anastasya 013.06.0007
ABSTRAK

PENTINGNYA : Konjungtivitis adalah masalah umum


OBJEKTIF : Untuk menguji diagnosis, manajemen, dan pengobatan konjungtivitis, antibiotik
dan alternatif antibiotik pada konjungtivitis infeksi dan penggunaan
antihistamin dan stabilisator sel mastdalam konjungtivitis alergi.
BUKTI REVIEW :
• Literatur yang diterbitkan hingga maret 2013
• PubMed, ISI Web of Knowledge database dan Cochrane Library
• Meninjau judul,abstrak, dan referensi
TEMUAN
Konjungtivitis : Infeksi 1.Virus Sembuh sendiri

Sembuh sendiri, antibiotik


2. Bakteri
topikal

Non Infeksi Alergi antihistamin topikal dan


penghambat sel mast.

dll
Keimpulan dan relevansi
• Konjungtivitis bakteri dapat sembuh sendiri pada kasus-kasus tanpa komplikasi.

• Konjungtivitis yang disebabkan oleh gonore atau klamidia dan konjungtivitis pada pemakai lensa
kontak harus diobati dengan antibiotik.
• Perawatan untuk konjungtivitis viral bersifat suportif.
• Pengobatan dengan antihistamin dan stabilisator sel mast dapat meredakan gejala konjungtivitis
alergi.
PENDAHULUAM

• Konjungtivitis ditandai oleh dilatasi


pembuluh konjungtiva yang
mengakibatkan hiperemia dan edema
konjungtiva, biadanya disertai dengan
adanya discharge.
Keimpulan dan relevansi
• Konjungtivitis bakteri dapat sembuh sendiri pada kasus-kasus tanpa komplikasi.

• Konjungtivitis yang disebabkan oleh gonore atau klamidia dan konjungtivitis pada pemakai lensa
kontak harus diobati dengan antibiotik.
• Perawatan untuk konjungtivitis viral bersifat suportif.
• Pengobatan dengan antihistamin dan stabilisator sel mast dapat meredakan gejala konjungtivitis
alergi.
• Diperkirakan bahwa konjungtivitis akut mempengaruhi 6 juta orang setiap tahun di Amerika
Serikat. Biaya pengobatan konjungtivitis bakteri saja diperkirakan sebesar 377 juta hingga 857 juta
dollar per tahun.
• Pasien konjungtivitis awalnya dirawat oleh dokter perawatan primer  1% dari semua kunjungan
terkait dengan konjungtivitis.
• Prevalensi konjungtivitis bervariasi sesuai dengan penyebab yang mendasari, yang juga mungkin
dipengaruhi oleh usia pasien, serta musim.

• Konjungtivus virus  populasi umum  Lebih sering pada musim panas


• Konjungtivitis bakteri  50-70% pada anak-anak  lebih serung terjadi pada bulan
Desember –April
• Konjungtivitis  40%populasi  lebih srring pada musim semi dan panas
KLASIFIKASI KONJUNGTIVITIS BERDASARKAN
PENYEBAB

KONJUNGTIVITIS INFEKSI KONJUNGTIVITIS NONINFEKSI


• Konjungtivitis virus • konjungtivitis alergi

• Konjungtivitis bakteri • Konjungtivitis toksik,

• konjungtivitis cicatricial
• Konjungtivitis sekunder pada penyakit yang
dimediasi oleh imun dan proses neoplastik.
KONJUNGTIVITIS MENURUT KONJUNGTIVITIS JUGA DAPAT
ONSET DAN KEPARAHAN DIBAGI MENJADI :
• Akut • Kinjungtivitis primer
• Hiper akut • Konjungtivitis sekunder (penyakit sistemik
seperti gonore, klamidia, dan sindrom Reiter)
• kronis
ALGORITMA
DIAGNOSIS
KONJUNGTIVITIS
Gejala Temuan pada permeriksaan penlight
Diagnosis banding
Penyakit mata kering Sensasi terbakar dan benda asing. Gejalanya biasanya sementara, lebih buruk Kemerahan bilateral
dengan mebaca berkepanjangan atau menonton televisi karena berkurang
berkedip. Gejalanya lebih buruk di lingkungan kering, dingin, dan berangin
karena peningkatan penguapan

Blepharitis Sama dengan mata kering Kemerahan lebih berat di pinggiran kelopak mata

Uveitis Photofobia, nyeri, pandangan kabur. Gejala biasanya bilateral Penurunan penglihatan, penurunan reaksi pupil, nyeri mata menetap menjalah ke

• Tabel 1 alis dan pelipis. Kemerahan, photofobia berat, kehadiran sel-sel inflamasi di bilik
anterior

penyebab mata
merah non Glaukoma sudut tertutup Sakit kepala, mual, muntah, nyeri mata, menurun penglihatan kepekaan
cahaya, dan melihat lingkaran cahaya di sekitar lampu. Gejalanya biasanya
Mata kera pada saat palpasi, mata merah denga injeksi limbal. Munculnya kornea
yang berkabut / beruap, pupil mata dilatasi yang tidak bereaksi terhadap cahaya.
unilateral
konjungtivitis
Fistula kavernosa karotis Mata merah kronis; mungkin memiliki riwayat trauma kepala Pembuluh berliku melebar (pembuluh corkscrew), bruit pada auskultasi dengan
stetoskop

Endophthalmitis Nyeri berat, photofobia, riwayat operasi mata atau trauma ocular Kemerahan, nanah pada bilik anterior dan photofobia

Cellulitis Nyeri, penglihatan ganda dapn rasa penuh Kemerahan dan pembengkakan pada kelopak mata, mungkin muncul keterbatasan
pergerakan mata, mungkin memiliki riwayat sinusitis sebelumnya (biasanya
etmoiditis)

Tumor segmen anterio Berbeda-beda Pertumbuhan abnormal di dalam atau di permukaan mata

Skleritis Penurunan penglihatan, nyari sedang hingga berat Kemerahan, sklera berwarna kebiruan

Perdarahan subkonjungtiva Mungkin memiliki sensasi seperti benda asing dan robek atau tanpa gejala Darah dibawah membran konjungtiva
METODE

• Pengumplan Literatur (yang diterbitkan pada maret 2003 dan maret 2013) di PubMed,
Web of Knowledge database dan Cochrane Library.
• Berikut kata kunci digunakan: konjungtivitis bakteri, konjungtivitis virus, konjungtivitis alergi,
pengobatan konjungtivitis bakteri, dan pengobatan konjungtivitis virus.
• meninjau judul, abstrak, teks, dan referensi untuk artikel  Artikel dan metaanalisis yang
memberikan informasi berbasis bukti tentang penyebab, manajemen, dan pengobatan berbagai
jenis konjungtivitis dipili  86 artikel
Tingkat bukti rekomendasi dengan sistem penilaian American Heart Association: “
• Bukti terkuat (A) diberikan jika ada beberapa percobaan acak dengan sejumlah besar pasien.

• Bobot menengah (B) diberikan jika ada sejumlah percobaan acak dengan jumlah pasien yang
sedikit, analisis yang cermat terhadap penelitian yang tidak dilakukan secara acak, dan
pengamatan observasi.
• Peringkat bukti terendah (C) diberikan ketika konsensus ahli adalah dasar utama untuk
rekomendasi.
CARA MEMBEDAKAN KONJUNGTIVITIS
BERDASARKAN SUMBER PENYAKITNYA
RIWAYAT DAN PEMERIKSAAN FISIK INVESTIGASI LABORATORIUM
• enis discharge mata dan gejala okular dapat digunakan • Kultur konjungtiva umumnya dilakukan untuk kasus
untuk menentukan penyebab konjungtivitis. dugaan konjungtivitis neonatal infeksiosa,
konjungtivitis rekuren, konjungtivitis yang tidak
• Namun, gejala klinis sering tidak spesifik.
berespon terhadap terapi, konjungtivitis dengan
Mengandalkan jenis Discharge dan gejala pasien tidak
discharge purulen berat, dan kasus yang mencurigakan
selalu mengarah ke diagnosis yang akurat.
untuk infeksi gonococcal atau chlamydial
• Pemeriksaan mata harus fokus pada penilaian
• Pengujian rapid antigen tersedia untuk adenovirus
ketajaman penglihatan, jenis discharge, opasitas
kornea, bentuk dan ukuran pupil, pembengkakan
kelopak mata, dan adanya proptosis.
KONJUNGTIVITIS INFEKSI

Konjungtivitis viral

• Virus menyebabkan hingga 80% dari semua kasus konjungtivitis akut.


• Antara 65% dan 90% kasus konjungtivitis viral disebabkan oleh adenovirus,  2 bentuk klinis umum
yang terkait dengan konjungtivitis virus,

• Demam faringokonjungtiva : demam tinggi tiba-tiba, faringitis, dan konjungtivitis bilateral, serta oleh
pembesaran kelenjar getah bening periaurikular,
• Keratokonjungtivitis epidemi : lebih parah dan muncul dengan cairan encer, hiperemia, chemosis, dan
limfadenopati ipsilateral.
Pencegahan dan perawatan
• Risiko penularan mencapai 10% hingga 50%.  melalui kontak langsung melalui jari-jari yang
terkontaminasi, peralatan medis, kolam renang, atau barang-barang pribadi.  cuci tangan,
desinfeksi instrumen yang ketat, dan isolasi pasien yang terinfeksi dari seluruh klinik telah
dianjurkan
• Inkubasi dan penularan diperkirakan masing-masing 5 sampai 12 hari dan 10 hingga 14 hari.
• pemberian air mata buatan, antihistamin topikal, atau kompres dingin dapat bermanfaat dalam
mengurangi beberapa gejala
• antibiotik topikal tidak diindikasikan karena dapat dapat memperberat gejala klinis dengan
menyebabkan alergi dan toksisitas, risiko penyebaran infeksi melalui droppers yang
terkontaminasi dan peningkatan resistensi
KONJUNGTIVITUS HERPES

• Virus herpes simpleks meliputi 1,3% hingga 4,8% dari semua kasus konjungtivitis akut.

• Gejala : unilateral. Dischargenya tipis dan berair, dan mungkin disertai lesivesikular kelopak mata.
• Antiviraltopikal dan oral direkomendasikan
• Tempat paling umum : Kelopak mata (45,8%), konjungtiva (41,1%).
• Komplikasi kornea dan uveitis dapat ditemukan
KONJUNGTIVITIS BAKTERI

• Insiden konjungtivitis bakteri diperkirakan 135 dalam 10.000 dalam satu penelitian.
• Dapat berkembang langsung dari individu yang terinfeksi atau didapat hasil dari proliferasi abnormal dari
flora asli konjungtiva
• Media penyebaran : Jari-jari yang terkontaminasi, penyebaran oculogenital, dan benda yang
terkontaminasi
• Konjungtivitis bakteri  Produksi air mata yang terganggu, gangguan barierepitelial alami, kelainan
struktur adneksa, trauma, dan status imunosupresif
• pada orang dewasa adalah spesies staphylococcal, diikuti oleh Streptococcuspneumoniae dan
Haemophilusinfluenzae. Pada anak-anak, penyakit ini sering disebabkan oleh H influenzae, S
pneumoniae, dan Moraxellacatarrhalis.
• Konjungtivitis bakteri hiperakut muncul dengan dischargepurulenyang banyak dan penurunan
penglihatan. Sering disertai pembengkakan kelopak mata, sakit mata saat palpasi, dan
adenopatipreauricular  N gonorrhoeae terdiri dari ceftriaxoneintramuskular,dan bersamaan
dengan infeksi klamidia harus dikelola dengan tepat.
• Konjungtivitis bakteri kronis : lebih dari 4 minggu,  Staphylococcusaureus, Moraxellalacunata,
dan bakteri andenterik

• Tanda dan gejala termasuk mata merah, dischargepurulen atau mukopurulen, dan chemosis
• Gangguan kelopak mata bilateral, kelopak mata melekat, tidak gatal dan tidak ada riwayat
konjungtivitis adalah prediktor positif yang kuat dari konjungtivitis bakteri.
• Dischargepurulen yang parah  lertimbanfkan konjungtivitis gonokokal

• Konjungtivitis tidak berespon terhadap terapi antibiotik standar pada pasien yang aktif secara
seksual memerlukan evaluasi klamidia.
PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA KONJUNGTIVITIS BAKTERI

• Konjungtivitis bakteri akut dapat sembuh sendiri dalam waktu 1 sampai 2 minggu
• Meskipun antibiotik topikal mengurangi durasi penyakit, tidak ada perbedaan yang diamati pada
hasil antara kelompok perlakuan dan plasebo.

• Antibiotik topikal tampaknya lebih efektif pada pasien yang memiliki hasil kultur bakteri positif.
• Semua tetes mata antibiotik spektrum luas tampak secara umum efektif dalam mengobati
konjungtivitis bakteri
• Faktor-faktor yang mempengaruhi pilihan antibiotik adalah ketersediaan lokal, alergi pasien, pola
resistensi, dan biaya.
KONJUNGTIVITIS CHLAMYDIAL

• 1,8% hingga 5,6% dari semua konjungtivitis akut


• Unilateral dan memiliki infeksi genital dalam waktu bersamaan.

• Hiperemia konjungtiva, dischargemukopurulen, dan pembentukan folikel limfoid adalah ciri khas
• penyebaran oculogenital atau kontak intim lainnya dengan individu yang terinfeksi; pada bayi baru
lahir mata dapat terinfeksi setelah persalinan
• Perawatan dengan antibiotik sistemik seperti azitromisin oral dan doksisiklin berkhasiat
KONJUNGTIVITIS GONOCOCCAL

• Konjungtivitis yang disebabkan oleh N gonorrhoeae sering menjadi sumber konjungtiva hiperakut
pada neonatus dan orang dewasa yang aktif secara seksual dan remaja muda. Pengobatan terdiri dari
antibiotik topikal dan oral. Neisseriagonorrhoeae dikaitkan dengan risiko tinggi perforasi kornea.
KONJUNGTIVITIS SEKUNDER PADA TRACHOMA

• Trachoma disebabkan oleh Chlamydiatrachomatissubtipe A sampai C  daerah dengan kebersihan


yang buruk.
• Dischargemukopurulen dan ketidaknyamanan okular mungkin merupakan tanda dan gejala yang
muncul
• Pengobatan denganazitromisinoral dosis tunggal (20 mg / kg) efektif. tetrasiklin atau eritromisin
selama 3 minggu, dapat digunakan sebagai alternatif.
• Pasien juga dapat diobati dengan salep antibiotik topikal selama 6 minggu (yaitu, tetrasiklin atau
eritromisin).
KONJUNGTIFITIS NONINFEKSI

Konjungtivitis alergi
• Konjungtivitis alergi adalah respon inflamasi konjungtiva terhadap alergen seperti serbuk sari, bulu
binatang, dan antigen lingkungan lainnya

• Pengobatan terdiri dari penghindaran antigen dan penggunaan larutan garam atau air mata buatan
untuk mencairkan dan menghilangkan alergen
• Dekongestan topikal, antihistamin, stabilisator sel mast, obat antiinflamasinonsteroid,dan
kortikosteroid dapat diberikan.
KONJUNGTIVITIS YANG DIINDUKSI OLEH OBAT, KIMIA, DAN TOKSIN

• Berbagai obat topikal seperti obat tetes mata antibiotik, obat antiviraltopikal, dan obat tetes mata
pelumas dapat menyebabkan reaksialergi konjungtiva terutama karena adanya benzalkonium
klorida pada preparat tetes. Penghentian pemberian agen mengarah ke perbaikan gejala.
PENYAKIT SISTEMIK BERHUBUNGAN DENGAN KONJUNGTIVITIS

• Berbagai penyakit sistemik, termasuk pemfigoid selaput lendir, sindrom Sjögren, penyakit
Kawasaki, sindrom Stevens-Johnson, dan fistulakavernosa karotis, dapat hadir dengan tanda dan
gejala konjungtivitis
Rekomendasi Level ofavidence

Antibiotik topikal memiliki efek dalam mengurangi durasi konjungtivitis A

Pengamatandapat dilakukan dalam kebanyakan kasus konjungtivitis bakteri (dicurigai atau dikonfirmasi) A
karena mereka sering sembuh secara spontan dan tidak diperlukan pengobatan.

Penggunaan antibiotik spektrum luas pada konjungtivitis bakteri dapat dilakukan A

Pada konjungtivitis alergi, direkomendasikan pemberian antihistamin danstabilitator sel mast A

Kebersihan tangan yang baik dapat menurunkan penyebaran konjungtivitisviral akut C

Kultur jaringan dapat dilakukan pada kasus konjungtivitis purulen berat atau yang tidak merespon terhadap C
pengobatan
Mungkin bermanfaat untuk mengobati konjungtivitis virus dengan air mata buatan,antihistamin topikal, atau C
kompres dingin.
Steroid topikal tidak direkomendasikan pada konjungtivitid bakteri C
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai