Anda di halaman 1dari 45

Infeksi virus

VERUKA VULGARIS
Definisi
• Merupakan papul verukosa yang disebabkan oleh infeksi virus
papiloma
Etiologi
• Virus papilloma, tergolong virus kecil berukuran 40-45 µ, dan juga
berinti DNA

• Penyebab terutama HPV 2, tetapi dapat juga HPV 1 dan 4.

• Dapat timbul pada semua usia, tetapi jarang pada bayi dan anak
kecil.

• Insiden pada wanita dan laki-laki sama


Perjalanan Penyakit
• Awalnya berupa hyperkeratosis biasa, translusen, licin, berukuran
sebesar kepala jarum pentul.

• Selanjutnya, dalam beberapa minggu sampai beberapa bulan akan


membesar dapat sampai sebesar kelereng, kasar, berwarna coklat
tua, abu-abu atau hitam seperti bertanduk
Pemeriksaan kulit
• Lokalisasi : Dapat tumbuh dimana saja tetapi sering di
punggung, dan jari tangan.

• Efloresensi : papula kecil seukuran kepala jarum, warna


seperti kulit biasa, jernih, kemudian tumbuh menonjol,
permukaan papiler berwarna lebih gelap dan hiperkeratotik
Diagnosis Banding

1. Tuberkulosis kutis verukosa : lesi tunggal, lebih kasar dan dapat


memanjang dengan penyebaran serpiginosa

2. Prurigo nodularis : biasanya pada ekstermitas bagian


ekstensor disertai rata gatal. Dapat dibedakan dengan veruka
vulgaris melalui pemeriksaan histopatologi
Penatalaksanaan
• Non medikamentosa (menjaga higiene)

• Medikamentosa

Destruksi dengan pembedahan. Destruksi dengan bahan


keratolitik, kaustik atau lainnya secara topikal (Ex : asidum salisikum 25-
50%, triklorasetat 25%, fenol liquefaktum, kantaridin, imiquimod, dan 5
fluorourasil).
KONDILOMA AKUMINATUM
DEFINISI
- Kondiloma akuminatum (bila banyak kondiloma
akuminata) atau kutil kelamin (veneral warts)
- Lesi berbentuk papilomatosis, dengan permukaan verukosa
disebabkan oleh HPV terutama tipe 6 dan 11
- Terdapat di kelamin atau anus.
EPIDEMIOLOGI
- Termasuk kelompok infeksi menular seksual  98%
penularan melalui seksual
- Frekuensi laki-laki dan wanita sama
- Transmisi melalui kontak kulit langsung
GEJALA KLINIS
• Lokasi :
* ♂ : perineum, anus, sulkus koronarius, glans penis, oue,
korpus, pangkal penis
* ♀ : vulva, introitus vagina, porsio uteri
• Seringkali tidak menimbulkan keluhan, namun dapat
disertai rasa gatal.
• Bila terdapat infeksi sekunder  nyeri, bau kurang enak,
dan mulai berdarah
EFLORESENSI
• Lesi seperti kembang kol, berwarna seperti daging atau
sama dengan mukosa.
• Ukuran berkisar dari mm sampai cm
• Lesi timbul sebagai papul atau plak verukosa atau
keratotik, soliter atau multipel.
• Lesi berbentuk kubah dengan permukaan yang rata
• Seringkali berkelompok dengan warna seperti mukosa
sampai merah jambu atau merah kecoklatan
DIAGNOSIS BANDING
• Veruka vulgaris
• Kondiloma latum
• Karsinoma sel skuamosa
• Karsinoma verukosa
TATALAKSANA
1. Kemoterapi
1. Tinktura podofilin 25%
2. Asam triklorasetat 80-90%
3. 5-fluorourasil 1-5%
2. Pembedahan
3. Interferon (IM atau intralesi dan topikal cream)
4. Imunoterapi (pada lesi luas dan resisten terhadap
pengobatan).
MOLUSKUM KONTAGIOSUM
Definisi
• Penyakit disebabkan oleh virus poks

• Infeksi virus DNA genus Molluscipox dengan diameter 200-300 µ


Epidemiologi
• Pada dewasa  IMS

• Transmisi melalui kontak kulit langsung, otoinokulasi, atau melalui


benda yang terkontaminasi.
Gejala Klinis
• Lokasi : wajah, leher, ketiak, badan, dan ekstremitas (jarang di telapak tangan
atau telapak kaki). Pada orang dewasa di daerah pubis dan genitalia eksterna

• Efloresensi : papul berbentuk bulat mirip kubah, berukuran miliar sampai


lentikular dan berwarna putih dan berkilat seperti lilin. Papul tersebut beberapa
lama membesar kemudian di tengahnya terdapat lekukan (delle).

• Papul dapat berukuran 1-5 mm dan bertangkai, juga dapat berukuran besar
hingga 10-15 mm (giant molluscum).
Gambaran histopatologi
• Virus dapat dideteksi dengan pemeriksaan PCR

• Pada peemriksaan histopatologik dapat ditemukan badan moluskum


(intracytoplasmic inclusion body)/Henderson-Paterson bodies yang
mengandung partikel virus.

• Badan moluskum juga dapat dilihat dengan pulasan gram, wright


atau giemsa.
Penatalaksanaan
• Mengeluarkan massa yang mengandung badan moluskum  alat
(ekstraktor komedo, jarum suntik atau kuret), bedah beku dengan
CO2 dan N2

• Pada anak-anak  obat topikal kantaridin 0.7-0.9%, kombinasi


kantaridin-salisilat, krim imiquimod 1-5%.
HERPES ZOSTER
Definisi
• Penyakit neurokutan dengan manifestasi erupsi vesikuler berupa
kelompok dengan dasar eritematosa disertai nyeri radikular unilateral
umumnya terbatas di satu dermatom.

• Merupakan manifestasi reaktivasi infeksi laten endogen virus varisela


zoster di dalam neuron ganglion sensoris radik dorsalis, ganglion saraf
kranialis atau autonom yang menyebar ke jaringan saraf dan kulit
dengan segmen yang sama.
Gejala penyakit
• Gejala prodromal 1-10 hari (rata-rata 2 hari)  sensasi abnormal atau nyeri otot lokal,
nyeri tulang, pegal, paresthesia sepanjang dermatom, gatal, rasa terbakar dari ringan
sampai berat, nyeri kepala, malaise dan demam.

• Timbul erupsi kulit yang gatal atau nyeri terlokalisir di satu dermatom berupa makula
kemerahan  papul, vesikel jernih berkelompok (3-5 hari)  vesikel keruh  pecah 
krusta (7-10 hari)
Gambaran Histopatologi
• Tampak vesikel bersifat unilocular, dan biasanya terdapat pada
stratum granulosum: kadang subepidermal. Temuan penting: “sel
balon”, yaitu sel stratum spinosum yang mengalami degenerasi dan
membesar, juga badan inklusi (“lipschutz”) yang tersebar dalam inti
sel epidermis, jaringan ikat, dan endotel pembuluh darah.

• Dermis : dilatasi pembuluh darah dan sebukan limfosit


• Jika menyerang wajah, daerah yang dipersarafi N. V cabang atas,
disebut herpes zoster frontalis

• Jika menyerang cabang oftalmikus N. V, disebut herpes zoster oftalmik

• Jika menyerang saraf intercostal, disebut herpes zoster torakalis

• Jika menyerang daerah lumbal, disebut herpes zoster


abdominalis/lumbalis.
Penatalaksanaan
• Sistemik

o Antivirus  famsiklovir 3 x 500 mg, valasiklovir hidrokhlorida 3 x 1000 mg, dan


asiklovir 5 x 800 mg.

o Analgetik

• Topikal

o Analgetik topikal

• Kompres terbuka dengan solusio Burowi dan solusio Calamin 4-6x/hari selama
30-60 menit, untuk mengurangi nyeri dan pruritus.

• AINS  bubuk aspirin dalam kloroform atau etil eter, krim indometasin dan
diklofenak
VARISELA
Definisi
• Sinonim cacar air, chicken pox

• Infeksi akut primer oleh virus varisela zoster yang menyerang kulit dan
mukosa.

• Penyakit menular, transmisi melalui airborn infection


Epidemiologi
• Menyerang terutama anak-anak (90%)

• Transmisi secara aerogen

• Berbeda dengan herpes zoster jarang mengenai anak-anak.

• Morbiditas meningkat seiring bertambahnya usia


Etiopatogenesis
• Penyebab virus varisela zoster

• Infeksi primer virus ini menyebabkan varisela, sedangkan reaktivasi


menyebabkan herpes zoster.

• Vvz masuk melalui mukosa saluran napas atas dan orofaring 


bermultiplikasi di tempat masuk menyebar melalui pembuluh darah
dan limfe  viremia primer  sistem pertahanan tubuh gagal  viremia
sekunder  erupsi kulit dan mukosa, virus masuk ke ujung saraf sensoris
 menjadi laten di ganglion dorsalis posterior.
Gejala Klinis
• Masa inkubasi antara 14-21 hari (rata-rata 14 hari).
• Gejala prodromal  demam subfebris, malaise, nyeri kepala, gatal kemudian timbul
erupsi kulit berupa papul eritematosa yang dalam beberapa jam berubah menjadi
vesikel (tear drops)  keruh menyerupai pustul  krusta.
• Sementara proses itu berlangsung, timbul lagi vesikel-vesikel baru sehingga tampak
gambaran polimorfik.
• Penyebaran terutama di daerah badan, kemudian menyebar secara sentrifugal ke
wajah dan ekstremitas, serta dapat menyerang selaput lendir mata, mulut, dan
saluran napas bagian atas.
Penatalaksanaan
• Pengobatan simtomatik : analgetik dan antipiretik, untuk
menghilangkan rasa gatal dapat diberikan sedatif atau antihistamin.

• Lokal  bedak basah ataau bedak kering yang mengandung salisil


2% atau mentol 2 %.

• Jika terdapat infeksi sekunder  antibiotic


Terapi varisela

1) Anak : asiklovir 10-20 mg/kg bb/hari . Dosis 4-5 x 20 mg/kgBB/kali (maksimal


800mg/kali) selama 7 hari

2) Dewasa : asiklovir 5 x 800 mg/hari selama 7 hari

Valasikovir 3 x 1000 mg/hari selama 7 hari

Famsiklovir 3 x 250 mg/hari selama 7 hari

3) Immunocompromised : asiklovir 10mg/kgBB IV atau IV drip 3x sehari, minimal 10 hari

asiklovir 5 x 800mg/hari/oral minimal 10 hari

valasiklovir 3 x 1 gram/hari minimal 10 hari

famsiklovir 3 x 500mg/hari minimal 10 hari


HERPES SIMPLEKS
Definisi
• Fever blister, cold sore, herpes febrilis, herpes labialis, herpes
progenitalis (genitalis).

• Infeksi akut yang disebabkan oleh virus herpes simpleks atau Herpes
virus hominis (HVH) tipe I dan II.
Epidemiologi
• Dengan frekuensi pada pria dan wanita sama

• Virus herpes dapat menyerang janin intra uteri

• Lingkungan : makin rendah status ekonomi, makin banyak jumlah


yang karier

• Faktor pencerus : menstruasi, emosional, trauma dan senggama

• Infeksi primer oleh V.H.S tipe I biasanya dimulai pada anak-anak, dan
tipe II pada dekade II dan III.
Gejala Klinis
1. Infeksi primer

1. V.H.S Tipe I Tempat predileksi di daerah pinggang ke atas terutama di mulut dan hidung

2. V.H.S Tipe II tempat predileksi di daerah pinggang ke bawah, terutama genital.

3. Infeksi primer berlangsung kira-kira 3 minggu dan disertai gejala sistemik seperti demam,
malaise, anoreksia dan PKGB regional.

4. Klinis  vesikel berkelompok di atas kulit yang sembab dan eritematosa, berisi cairan
jernih dan kemudian seropurulen dapat menjadi krusta, dan kadang-kadang mengalami
ulserasi dangkal. Pada perabaan tidak terdapat indurasi.

2. Fase laten  V.H.S dorman pada ganglion dorsalis

3. Infeksi rekurens  gejala klinis lebih ringan, berlangsung selama 7 hari – 10 hari. Dapat timbul
pada tempat yang sama atau tempat lain di sekitarnya.
Penatalaksanaan
• Pengobatan bersifat asimtomatis

• Sistemik: dapat dicoba dengan asiklovir 5 x 200 mg/ hari selama


5-10 hari.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai