OLEH:
SUZANNI SITOHANG
NIM: B19024
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN KERATITIS
I. PENGERTIAN
Keratitis herpetic,
Keratitis dendritik,
Keratitis disiformis,
Keratokonjungtivitis epidemi.
II. ETIOLOGI
1. Bakteri, seperti:
Staphylococcus,
Streptococcus,
Pseudomonas,
Pneumococcus.
2. Virus, seperti:
3. Jamur, seperti:
Candida,
Aspergillus.
III. PATOFISIOLOGI
V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemulasan fluorescein.
Kerokan kornea yang kemudian dipulas dengan pulasan gram
maupun giemsa.
Kultur untuk bakteri dan fungi.
Pemeriksaan mikroskopik dengan KOH 10% terhadap kerokan
kornea.
Tes Schirmer. Bila resapan air mata pada kertas Schirmer
kurang dari 10 mm dalam 5 menit dianggap abnormal.
Tear film break up time.
VI. PENATALAKSANAAN
PENGKAJIAN
1. Keluhan Utama
- Gangguan penglihatan (visus menurun),
- Mata sakit,
- Lakrimasi.
2. Riwayat Penyakit Sekarang
- Mata merah dan bengkak,
- Merasa kelilipan,
- Gangguan penglihatan (visus menurun),
- Mata sakit, gatal, silau,
- Fotofobi, lakrimasi, blefarospasme,
- Adanya flikten / infiltrat pada kornea.
4. Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi
b. Pemeriksaan diagnostik
Pemulasan fluorescen
Test Schirmer
Keratometer
Fotokeratoskop
Topografi
1) Resiko cedera
Faktor resiko:
Eksternal : Terpapar patogen
Internal : Perubahan sensasi
Kondisi klinis terkait : Gangguan penglihatan
2) Nyeri
Penyebab: Agen pencedera fisiologis ( mis.inflamasi )
Gejala dan tanda
Subjektif : Mengeluh nyeri
Objektif :
Tampak meringis -Gelisah
Frekuensi nadi meningkat
Tekanan darah meningkat
Pola nafas berubah
Proses berpikir terganggu
Nafsu makan menurun
Sulit tidur
Tujuan:Tingkat nyeri menurun
Kriteria hasil :
Kemampuan menuntaskan aktifitas meningkat
Keluhan nyeri menurun
Meringis menurun
Gelisah menurun
Proses berpikir membaik
Nafsu makan membaik
Pola tidur membaik
Pola pernapasan dan tekanan darah membaik
Intervensi:
Observasi
Identifikasilokasi,karakteristik,durasi,frekuensi,kualitas,
Identifikasi skala nyeri
Identifikasi respon nyeri non verbal
Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan
nyeri
Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri
Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri
Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
Monitor terapi komplementer yang sudah diberikan
Monitor efek samping penggunaan analgetik
Teraupetik
Berikan tehnik nonfarmakologis untuk mengurangi
rasa nyeri ( mis, TENS,hipnosis,akupresur,terapi
musik,terapi pijat,aroma terapi,kompres
hangat/dingin,terapi bermain)
Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri
( mis. Suhu ruangan, pencahayaan, kebisingan )
Fasilitasi istirahat dan tidur
Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam
pemilihan strategi meredakan nyeri
Edukasi
Jelaskan penyebab,periode dan pemicu nyeri
Jelaskan strategi meredakan nyeri
Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
Ajarkan tehnik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
-Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
3) Ansietas
Penyebab: Kurang terpapar informasi
Gejala dan tanda
Subjektif
Merasa bingung
Merasa khawatir dengan akibat dari kondisi yang dihadapi
Sulit berkonsentrasi
Merasa tak berdaya
Mengeluh pusing
Objektif
Tampak gelisah
Tampak tegang
Sulit tidur
Diaforesis
Frekuensi napas dan nadi meningkat
Tekanan darah meningkat
Sering berkemih
Tujuan: Tingkat ansietas menurun
Kriteria hasil:
Verbalisasi kebingungan dan khawatir akibat kondisi yang
dihadapi menurun
Perilaku gelisah dan tegang menurun
Keluhan pusing menurun
Diaforesis menurun
Pola tidur dan pola berkemih membaik
Frekuensi nadi dan pernapasan membaik
Tekanan darah membaik
Intervensi
Observasi
Identifikasi saat tingkat ansietas berubah ( mis.
Kondisi,waktu, stressor)
Identifikasi kemampuan mengambil keputusan
Monitor tanda-tanda ansietas ( Verbal dan Nonverbal )
Teraupetik
Ciptakansuasana teraupetik untuk menumbuhkan
kepercayaan
Temani pasien untuk mengurangi kecemasan, jika
memungkinkan
Pahami situasi yang membuat ansietas
Dengarkan dengan penuh perhatian
Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan
Tempatkan barang pribadi yang memberikan kenyamanan
Motivasi mengidentifikasi situasi yang memicu kecemasan
Diskusikan perencanaan realistis tentang peristiwa yang akan
datang
Edukasi
Jelaskan prosedur, termasuk sensasi yang mungkin dialami
Anjurkan keluarga untuk tetap bersama pasien, jika perlu
Informasikan secara faktual mengenai diagnosis,pengobatan
dan prognosis
Anjurkan melakukan kegiatan yang tidak kompetitif,sesuai
kebutuhan
Anjurkan mengungkapkan perasaan dan persepsi
Latih penggunaan mekanisme pertahanan diri yang tepat
Latih kegiatan pengalihan untuk mengurangi ketegangan
Latih teknik relaksasi
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian obat antiansietas, jika perlu.
4) Intoleransi aktivitas
Penyebab: -Kelemahan
Intervensi
Observasi
Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang mengakibatkan
kelelahan
Monitor kelelahan fisik dan emosional
Monitor pola dan jam tidur
Monitor lokasi dan ketidaknyamanan selama melakukan
aktivitas
Teraupetik
Sediakan lingkungan nyaman dan rendah stimulus (mis.
Cahaya,suara,kunjungan )
Lakukan latihan rentang gerak pasif atau aktif
Berikan aktivitas distraksi yang menenangkan
Fasilitasi duduk di sisi tempat tidur,jika tidak dapat
berpindah atau berjalan
Edukasi
Anjurkan tirah baring
Anjurkan melakukan aktivitas secara bertahap
Anjurkan menghubungi perawat jika tanda dan gejala
kelelahan tidak berkurang
Ajarkan strategi koping untuk mengurangi kelelahan
Kolaborasi
Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara meningkatkan
asupan makanan.
Evaluasi Keperawatan