Anda di halaman 1dari 12

NAMA: SUZANNI SITOHANG

NIM : B19024

ashan keperawatan
ASUHAN KEPERAWATAN BLEFARITIS

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Saat ini banyak sekali masyarakat yang tidak peduli akan kesehatan dirinya. Sehingga
memunculkan masalah-masalah kesehatan terutama gangguan pada indra penglihatan, salah satunya
adalah bagian kelopak mata. Biasanya masyarakat menganggap remeh penyakit ini karena mereka
beranggapan bahwa penyakit ini akan segera hilang. Padahal bila tidak ditangani dengan serius
maka akan muncul berbagai komplikasi dari penyakit ini seperti Blefaritis salah satunya. Selain itu,
penyakit ini juga dapat mengganggu pencitraan dirinya. Disinilah peran tenaga medis sangat
dibutuhkan bagi masyarakat sebagai upaya memperbaiki tingkat kesehatan masyarakat.

1.2 TUJUAN PENULISAN

 Dapat mengetahui pengertian blefaritis


 Mampu menyebutkan penyebab terjadinya blefaritis
 Dapat menyebutkan bagaimana tanda dan gejala dari  penyakit blefaritis
 Mengetahui tentang klasifikasi dari blefaritis
 Mampu menyebutkan faktor pencetus dari penyakit blefaritis
 Dapat mengetahui komplikasi yang ditimbulkan dari penyakit blefaritis
 Pasien dan keluarga dapat mengetahui pengobatan dari penyakit blefaritis

1.3 METODE PENULISAN

Dalam makalah ini kami menggunakan metode kajian pustaka dimana kami menggunakan sumber
dari buku-buku serta tambahan sumber dari internet yang terkait dengan makalah yang kami buat.

BAB II
PEMBAHASAN

JENIS KELAINAN KELOPAK MATA

1. Hordeolum
Peradangan akut/supuratif kelenjar kelopak mata.
Stphylococ.
Ada 2 macam :
a. Hordeolum Internum (meibom)
b. Hordeolum Externum (zeis,mol)
Gejala :
-   Bengkak
-   mengganjal
-   merah
NAMA: SUZANNI SITOHANG
NIM : B19024

-   ptosis

Penatalaksanaan
Bila pluktuasi negatif (benjolan tidak terlalu keras) → kompres hangat 10-15 menit, 3
kali sehari.
Bila pluktuasi positif (benjolan luas, ada nanah, keras) :
-  cloramphenicol salf mata.
-  Tetra siklin 500mg 3x1 (tidak boleh diberikan pada anak-anak karena akan
menhambat pertumbuhan gigi).
-  Mefenamic acid 3x1 (untuk nyeri).
Bila perlu Insisi

2. Kalazion
Peradangan granulmatosa (benjolan-benjolan kecil) kelenjar meibom.
Infeksi ringan → tersumbat (peradangan kronis).
Gejala :
-  Benjolan kelopak mata

Penatalaksanaan → sama seperti Hordeolum.

3.  Blefaritis
Infeksi kronik pada pinggir kelopak mata.
Ada 2 macam :
a.   Skuamosa → disebabkan oleh ketombe dan sering menempel pada bulu mata.
b.   Ulseratif (Staphylococ) → merusak pangkal bulu mata.

Gejala : isitasi, rasa panas, gatal.

4. Meibomitis
Peradangan  kronik kelenjar meibom.
Gejala : mata merah, iritasi, sekret sedikit tapi terus-menerus, pinggir margo merah,
konjungtiva berbusa.
Perawatannya sama ditambah dengan antibiotik.
Abses palpebra → Nanah yang luas dan perlu penanganan serius.
Komplikasi dari : Hordeolum, Bleparitis, dll.

5.  Herpes zoster oftalmik


Ulnes Herpes Zoster
Gejala :
-    Nyeri hebat
-    panas pada kelopak mata
-    odema
-    krusta
Perawatan : Dibersihkan dengan NaCl ditambah diisi dengan salep asiklopir.
Kelainan Posisi Kelainan Kelopak Mata
1.   Entropi:  Margo palpebra mengarah ke dalam bola mata.
2.   Ektropion: Margo palpebra mengarah ke luar.
3.   Ptosis: Jatuhnya palpebra superior dalam keadaan mata terbuka.
NAMA: SUZANNI SITOHANG
NIM : B19024

2.1   KONSEP DASAR PENYAKIT

2.1.1   Definis
Blefaritis adalah radang pada kelopak mata, sering mengenai bagian kelopak mata dan tepi kelopak
mata. Pada beberapa kasus disertai tukak atau tidak pada tepi kelopak mata, biasanya melibatkan folikel
dan kelenjar rambut.
Blefaritis adalah peradangan bilateral sub akut/menahun pada tepi kelopak mata (margo palpebra).
Blefaritis adalah inflamasi pada pinggir kelopak mata biasanya disebabkan oleh sthopilokokus.

Ada 2 macam blefaritis :


a.   Infeksi yang terjadi pada kelopak mata
Pada kasus ini bulu mata rontok dan tidak diganti oleh yang baru karena ada destriksi folikel rambut.
Pada pangkal rambut terdapat sisik kering (krusta) berwarna kuning pada bulu mata. Palpebra merah
(mata”bertepi merah”).
b.  Blefaritis seborrheik
Inflamasi kelenjar kulit didalam bulu mata/kelenjar bulu mata. Pada kasus ini bulu mata cepat jatuh
tetapi dapat diganti yang baru karena tidak ada destruksi folikel rambut. Didapatkan skuama (sisik
berminyak) tepian palpebra tidak begitu merah.

2.1.2  Epidemiologi
Pada 5% dari total jumlah penyakit mata yang dilaporkan pada rumah sakit (sekitar 2-5% berasal dari
konsultasi pasien yang punya kaitan dengan penyakit mata). Insidensi blefaritis menurut WHO :
Blefaritis staphylococcal sering terjadi pada wanita pada usia rata-rata 42 tahun dan biasanya disertai
dengan mata kering pada 50% kasus, blefaritis seboroik umumnya terjadi pada pria dan wanita pada
rata-rata usia 50 tahun dan disertai mata kering pada 33% kasus, sedangkan pada blefaritis meibom juga
umum terjadi pada pria dan wanita pada usia rata-rata 50 tahun, dan disertai syndrom mata kering
sekitar 20-40%.

2.1.3   Etiologi
Berdasarkan penyebabnya blefaritis dapat dibagi menjadi 2 yaitu:
1. Blefaritis Ulseratif
Penyebabnya adalah staphylococcus aureus (stafilikokus epidermis).
2. Blefaritis Non-Ulseratif
Penyebabnya adalah kelainan metabolisme dan jamur pitirusponem ovale.

Secara umum :
Infeksi/alergi yang biasanya berjalan kronik/akibat disfungsi kelenjar meibom. Contoh : Debu, asap,
bahan kimia, iritatif/bahan kosmetik.

Infeksi bakteri stafilokok, streptococcus alpha/beta hemolyticus, pnemokok, psedomonas, demodex


folliculorum, hingga pityrosporum ovale.
Infeksi oleh virus disebabkan herpes zoster, herpes simplex, vaksinia dan sebagainya.
Jamur dapat menyebabkan superfisial (sistemik).

Blefaritis dapat disebabkan infeksi staphlococcus, dermatitis seboroik, gangguan kelenjar meibom, atau
gangguan dari ketiganya. Blefaritis anterior biasanya disebabkan karena infeksi staphylococcus aureus,
didapatkan pada 50% pada pasien yang menderita blefaritis, tapi hanya 10% orang yang tidak
memberikan gejala blefaritis namun ditemukan bakteri staphylococcus. Infeksi staphylococcus
epidermis didapatkan sekitar 95% pasien. Blefaritis seboroik serupa dengan dermatitis seboroik, dan
posterior blefaritis (meibomian blefaritis) disebabkan gangguan kerja kelenjar meibom. Kelenjar
NAMA: SUZANNI SITOHANG
NIM : B19024

meibom yang ada sepanjang batas kelopak mata, dibelakang batas bulu mata, kelenjar ini menghasilkan
minyak ke kornea dan konjungtiva. Kelenjar ini disekresikan dari lapisan luar air mata yang bisa
menghambat penguapan air mata, dan membuat permukaan mata menjadi tetap halus, serta membantu
menjaga struktur dan keadaan mata. Sekresi protein pada pasien yang menderita kelainan kelenjar
meibom berbeda komposisi dan kuantitas dari orang dengan mata normal. Ini menjelaskan kenapa pada
pasien dengan kelainan kelenjar meibom jarang menderita sindrom mata kering. Kelenjar meibom
berasal dari glandula sebasea.

2.1.5   Faktor Predisposisi


Sebenarnya yang mempengaruhi untuk terjadinya blefaritis, khususnya Staphylococcus Aureus,
Stafilokokus epidermis ada faktor lainnya yaitu :
1. Kelainan metabolisme
2. Jamur pitirusporum ovale
3. Sebosea/ketombe
4. Kurangnya mengkonsumsi vitamin
5. Hygiene yang buruk

2.1.6 Klasifikasi
1.  BLEFARITIS BAKTERIAL
a.  Blefaritis Superfisial
Bila infeksi kelopak superfisial disebabkan oleh staphylococcus maka pengobatan yang terbaik adalah
dengan salep antibiotik seperti sulfasetamid dan sulfisolksazol. Sebelum pemberian antibiotik krusta
diangkat dengan kapas basah. Bila terjadi blefaritis menahun maka dilakukan penekanan manual
kelenjar meibom untuk mengeluarkan nanah dari kelenjar meibom (Meibormianitis), yang biasanya
menyertai.

b.  Blefaritis Seboroik


Merupakan peradangan menahun yang sukar penanganannya. Biasanya terjadi pada laki-laki usia lanjut
(50 tahun), dengan keluhan mata kotor, panas, dan rasa kelilipan. Gejalanya adalah sekret yang keluar
dari kelenjar meiborn, air mata berbusa pada kantus lateral, hiperemia, dan hipertropi pupil pada
konjungtiva. Pada kelopak dapat terbentuk kalazion, hordeolum, madarosis, poliosis, dan jaringan
keropeng. Pengobatannya adalah dengan membersihkan menggunakan kapas lidi hangat. Kompres
hangat sela 5-10 menit. Kelenjar meibom ditekan dan dibersihkan dengan shampo bayi.

c.  Blefaritis Skumosa


Blefaritis skuamosa adalah blefaritis disertai adanya skuama atau krusta pada pangkal bulu mata yang
bila dikupas tidak mengakibatkan terjadinya luka kulit. Merupakan peradangan tepi kelopak terutama
yang mengenai kulit didaerah akar bulu mata dan sering terdapat pada orang yang berambut minyak.
Penyebabnya adalah kelainan metabolik ataupun oleh jamur. Pasien dengan  blefaritis skuamosa akan
terasa gatal dan panas. Pada blefaritis skuamosa terdapat sisik berwarna halus-halus dan penebalan
margo palpebra disertai madarosis. Sisik ini mudah dikupas dari dasarnya mengakibatkan pendarahan.
Pengobatan blefaritis skuamosa ialah dengan membersihkan tepi kelopak dengan shampo bayi, salep
mata, dan steroid setempat disertai dengan memperbaiki metabolisme pasien.

d.   Blefaritis Ulserati


Merupakan peradangan tepi kelopak atau blefaritis dengan tukak akibat infeksi staphylococcus. Pada
blefaritis ulseratif terdapat keropeng berwarna kekuning-kuningan yang bila diangkat akan terlihat ulkus
yang kecil dan mengeluarkan darah disekitar bulu mata. Pada blefaritis ulseratif skuama yang terbentuk
bersifat kering dan keras, yang bila diangkat akan terjadi luka dngan disertai pendarahan. Pengobatan
NAMA: SUZANNI SITOHANG
NIM : B19024

dengan antibiotik dan higiene yang baik sedangkan pada blefaritis ulseratif dapat dengan sulfasetamid,
gentamisin atau basitrasin. Apabila ulseratif mengalami peluasan, pengobatan harus ditambah antibiotik
sistemik dan diberi roboransia.

e.  Blefaritis Angularis


Merupakan infeksi staphlococcus pada tepi kelopak di sudut kelopak atau kantus. Blefaritis angularis
yang mengenai sudut kelopak mata (kantus eksternus dan internus) sehingga dapat mengakibatkan
gangguan pada fungsi puntum lakrimal. Blefaritis angularis disebabkan oleh Staphylococcus aureus.
Kelainan ini biasanya bersifat rekuren. Befaritis angularis diobati dengan sulfa, tetrasiklin dan seng
sulfat. Penyulit pada punctum lakrimal bagian medial sudut mata yang akan menyumbat duktus
lakrimal.

f.   Blefaritis Meibomianitis


Merupakan infeksi pada kelenjar meibom yang akan mengakibatkan tanda peradangan lokal pada
kelenjar tersebut. Meibomianitis menahun perlu pengobatan kompres hangat, penekanan dan
pengeluaran nanah dari dalam berulang kali disertai antibiotik lokal.

2.  BLEFARITIS VIRUS


a.   Herpes Zoster
Virus ini dapat memberikan infeksi pada ganglion saraftrigeminus Biasanya virus ini akan mengenai
orang dengan usia lanjut. Bila yag terkena ganglion cabang oftalmik maka akan terlihat gejala-gejala
herpes zoster pada mata dan kelopak mata atas. Gejala tidak akan melampaui garis medin kepala dengan
tanda-tanda yang terlihat pada mata adalah rasa sakit pada daerah yang terkena dan badan terasa demam.
Pada kelopak mata terlihat vesikel dan infiltrat pada kornea bila mata terkena. Lesi vesikel pada cabang
oftalmik saraf trigeminus superfisial merupakan gejala yang khusus pada infeksi herpes zoster mata.
     
b.  Herpes Simplex
Vesikel kecil dikelilingi eritema yang dapat disertai dengan keadaan yang sama pada bibir merupakan
tanda herpes simplex kelopak. Dikenal bentuk blefaritis simplex yang merupakan radang tepi kelopak
ringan dengan terbentuknya krusta kuning basah pada tepi bulu mata, yang mengakibatkan kedua
kelopak lengket.
1.  Blefaritis jamur
2.  Infeksi superfisial
3.  Infeksi jamur dalam
4.  Blefaritis pedikulosis
kadang-kadang pada penderita dengan higiene yang buruk akan dapat bersarang tuma atau kutu pada
pangkal silia di daerah margo palpebra.

2.1.3    Gambaran klinik


Gejala :
Blefaritis menyebabkan kemerahan dan penebalan, bisa juga terbentuk sisik dan keropeng atau luka
terbuka yang dangkal pada kelopak mata.
Blefaritis bisa menyebabkan penderita merasa ada sesuatu di matanya. Mata dan kelopak mata terasa
gatal, panas, dan menjadi merah. Bisa terjadi pembengkakan kelopak mata dan beberapa helai bulu mata
rontok.
Mata menjadi merah, berair dan peka terhadap cahaya terang. Bisa juga terbentuk keropeng yang
melekat erat pada tepi kelopak mata, jika keropeng dilepaskan, bisa terjadi pendarahan.
Selama tidur, sekresi mata mengering sehingga ketika bangun kelopak mata sukar dibuka.
NAMA: SUZANNI SITOHANG
NIM : B19024

Tanda :
-  Skuama pada tepi kelopak
  -  Jumlah bulu mata berkurang
  -  Obstruksi dan sumbatan duktus meibom
  -   Sekresi Meibom keruh
  - Infeksi pada tepi kelopak
  -  Abnormalitas film air mata.

2.1.4 Pemeriksaan Fisik


    -   Visus
      -   Pemeriksaan (loupe, slit lamp) : permukaan konjungtiva, kornea, COA, Iris dan pupil
      -   Palpasi : Odema kelopak mata, kejang kelopak mata.

2.1.5   Pemeriksaan Penunjang


Dilakukan pemeriksaan mikrobiologi untuk mengetahui penyebabnya:
a. Uji Laboratorium
b. Radiografi
  -   Fluorescein Angiografi
  -   Computed Tomografi
-   Pemeriksaan dengan slit lamp
                                                                                                         
2.1.6   Pengobatan
Pengobatan tergantung dari jenis blefaritisnya, namun kunci dari semua jenis blefaritis adalah menjaga
kebersihan kelopak mata dan menghindarkan dari kerak. Sangat dianjurkan untuk mengurangi dan
menghentikan penggunaan bedak atau kosmetik saat dalam penyembuhan blefaritis, karena jika
kosmetik tetap digunakan maka akan sulit untuk menjaga kelopak mata tetap bersih. Kompres dengan
air hangat untuk mengurangi kerak. Bila belum terjadi komplikasi bahan pembersih seperti campuran air
dan shampo bayi atau dengan menggunakan produk pembersih kelopak mata dapat pula  dipergunakan.
Untuk kasus yang disebabkan oleh infeksi bakteri, antibiotik dapat dipergunakan sedangkan untuk
membasmi bakteri terkadang diberikan salep antibiotik (misalnya erythroicyn atau sulfacetamide) atau
antibiotik per oral (misalnya tetracycline).
Jika terdapat dermatitis seboroik maka harus diobati terlebih dahulu. Jika terdapat kutu, bisa dihilangkan
dengan mengoleskan dengan jeli petroleum pada dasar bulu mata. Jika kelenjar kelopak mata tersumbat,
maka perlu dilakukan pemijitan pada kelopak mata untuk mengeluarkan sisa yang mengumpul sehingga
bisa menghambat aliran kelenjar kelopak mata. Cairan air mata buatan atau minyak pelembut disarankan
pada beberapa kasus. Jika pasien menggunakan lensa kontak, sebaiknya disarankan untuk menghentikan
pemakaiannya terlebih dahulu selama proses pengobatan. Blefaritis tidak dapat disembuhkan secara
sempurna meski pengobatan telah berhasil, kemungkinan kembali terserang penyakit ini sangat mungkin
terjadi.

2.1.7   Komplikasi
Komplikasi yang berat karena lefaritis jarang terjadi. Komplikasi yang paling sering terjadi pada pasien
yang menggunakan lensa kontak. Mungkin sebaiknya disarankan untuk sementara waktu menggunakan
alat bantu lain seperti kaca mata sampai gejala blefaritis hilang.

Syndrome mata kering


Adalah komplikasi yang paling sering terjadi pada blefaritis. Syndrome mata kering (keratokonjungtivis
sica) adalah kondisi dimana mata pasien tidak bisa memproduksi air mata yang cukup, atau air mata
NAMA: SUZANNI SITOHANG
NIM : B19024

menguap terlalu cepat. Ini bisa menyebabkan mata kekurangan air dan menjadi meradang. Syndrome ini
dapat terjadi karena dipengaruhi gejala blefaritis, dermatitis seboroik, dan dermatitis rosea, namun dapat
juga disebabkan karena kualitas air mata yang kurang baik.
Gejalanya ditandai dengan nyeri atau kering, sekitar mata, dan ada yang mengganjal di dalam mata
dengan penglihatan yang buram. Semua gejala tersebut dapat dihilangkan dengan menggunakan obat
tetes mata yang mengandung cairan yang dibuat untuk bisa menggantikan air mata.

Konjungtivitis
Adalah peradangan pada mata. Ini terjadi ketika ada bakteri didalam kelopak mata. Kondisi ini
menyebabkan efek buruk pada penglihatan. Pada banyak kasus konjungtivitis akan hilang setelah dua
atau tiga minggu tanpa perlu pengobatan. Antibiotik berupa obat tetes mata disarankan untuk
mengurangi gejala, atau untuk menghindari infeksi berulang. Akan tetapi, pada beberapa kasus masih
didapatkan bahwa penggunaan antibiotik tetes tidak lebih cepat memperbaiki kondisi dibanding dengan
menunggu sampai kondisi itu kembali lagi tanpa pengobatan apapun.

Kista meibom
Adalah pembengkakan yang terjadi pada kelopak mata. Ini bisa terjadi ketika salah satu kelenjar
meibom meradang da menyebabkan blefaritis. Kista umumnya tapa rasa sakit, kecuali jika disertai
dengan infeksi, yang memerlukan antibiotik. Penggunaan kompres hangat untuk kista bisa membuat
kista mengecil, akan tetapi kista itu sering menghilang dengan sendirinya. Jika kista tetap ada, ini dapat
dihilangkan dengan bedah sederhana dengan anastesi lokal.

Bintil pada kelopak mata


Bintil pada  kelopak mata ini merupakan benjolan yang nyeri yang terbentuk di luar kelopak mata. Ini
disebabkan karena infeksi bakteri pada folikel bulu mata ( yang berlokasi di dasar bulu mata). Pada
kasus ringan bisa disembuhkan dengan kompres hangat pada daerah sekitar bintil. Namun, pada kasus
yang berat perlu diberikan antibiotik salep dan tablet.

2.1.   Prognosis
Bisa menyebabkan komplikasidan terjadi kekambuhan. Namun, blefaritis tidak menyebabkan kerusakan
pandangan dan penglihatan.

2.2     KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN


2.2.1 Pengkajian
a.       Data Subjektif  

Pasien dengan radang mata dapat mengeluh:

- Nyeri (ringan sampai berat).


-       Lakrimasi (mata selalu berair).
-       Sensitif terhadap cahaya (fotopobia).
-       Kejang kelopak mata (blepharospasme).
-      Gelisah akibat gatal-gatal/nyeri.
-      Penderita merasa ada sesuatu di matanya.
-      Malu dan kurang percaya diri akibat efek dari penyakitnya (bulu mata rontok dan tidak terganti).
-        Pandangan mata kabur dan ketajaman penglihatan menurun dan gatal-gatal.
NAMA: SUZANNI SITOHANG
NIM : B19024

b.      Data objektif


-      Kemerahan
-      Edema kelopak mata
-        Pengeluaran pus
-       Kelopak mata dapat menjadi rapat ketika tidur

2.2.2 Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul


margo papebra b/d kelopak mata dapat menjadi rapat ketika tidur, sensitive terhadap cahaya, rasa panas
pada mata , skala nyeri 1-6
1. Gangguan persepsi sensori perseptual b/d tergeseknya kornea  b/d pandangan kabur, ketajaman mata
menurun.
2. Kerusakan integritas kulit b/d pelepasan lapisan tanduk di kulit dan di daerah bulu mata,pelepasan
krusta warna kuning b/d adanya skuama /sisik, bulu mata lengket, gatal-gatal.
3. Harga diri rendah b/d bulu mata rontok dan tidak diganti dg yang baru, klien malu  tidak pecaya diri.
4. Ansietas b/d penyakit yang diderita b/d klien tampak cemas dengan penyakitnya.
5. Kurang pengetahuan (tentang penyakit dan penatalaksanaannya) yang b/d keterbatasan informasi.
6. Resiko cedera b/d gangguan penglihatan , fotopobia ,adanya secret mukopurulen, menempelnya bulu
mata.

2.2.3 Intervensi Keperawatan


Dx I :
kriteria : Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan nyeri dapat
ditoleransi dg kriteria hasil :
-       Klien mengalami perbaikan keluhan
-       Klien menjelaskan tanda-tanda perbaikan keluhan
-       Skala nyeri 0-1

Intervensi :
1. Observasi tingkat nyeri
2. Observasi TTV
3. Jelaskan penyebab nyeri
4. Kompres daerah mata dengan air hangat
5. Oleskan kelopak yang sudah dibersihkan dgn obat salep mata,menggunakan aplikator kapas (yang
meliputi antibiotika, antistafilokok, sulfonamide, AgNO3 1% - 2% untuk blefaritis ulseratif,
kortikosteroid untuk peradangan.

Rasional :
1. Mengetahui tingkat nyeri untuk memudahkan intervensi selanjutnya
2. Untuk mengetahui (TD, Nadi,Suhu,Pernafasan )
3. Untuk menambah pengetahuan pasien
4. Kompres menggunakan air hangat dapat mengurangi rasa nyeri
5. Mengurangi peradangan dan mencegah terjadinya infeksi lebih lanjut

Dx II :
Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan pasien dapat melihat 
normal dgn kriteria hasil : Peningkatan ketajaman penglihatan dalan batas situasi individu.
NAMA: SUZANNI SITOHANG
NIM : B19024

Intervensi :
1  Observasi kemampuan melihat mengorientasikan pasien terhadap lingkungan dan aktifitas.
2. Menjelaskan terjadinya gangguan persepsi penglihatan.

Rasional :
1.  Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan melihat.
2.  Untuk meningkatkan pemahaman dan mengurangi ansietas pasien.

Dx III :
Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan kerusakan integritas kulit
dapat teratasi dgn kriteria hasil :
-          Skuama/sisik berkurang
-          Gatal berkurang sampai hilang
-           Bulu mata tidak lengket

Intervensi :
1.  Kopmpres tepi kelopak mata 3 kali atau sesuai kebutuhan , sambil menekan-nekan kelenjar untuk
mengeluarkan isinya.
2.  Kolaborasi pemberian salep mata.

Rasional :
1. Kompres membersihkan tepi kelopak mata dari krusta /skuama.
2. Dapat mengurangi terjadinya iritasi lebih lanjut.

Dx IV :
Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan pasien tidak merasa malu
dan dapat menyesuaikan diri dengan keadaan fisiknya dgn kriteria hasil : pasien dapat menyatakan
gambaran diri lebih nyata.

Intervensi :
1.   Kaji tingkat ansietas, pengalaman dan pengetahuan Klien tentang kondisi saat ini.
2.   Berikan informasi yang akurat dan jujur tentang penyakitnya dan beri tahu bahwa pengawasan dan
pengobatan dapat mencegah gangguan penglihatan.
3.   Dorong klien untuk mengakui masalah dan mengekspresikan perasaannya.

Rasional :
1.   Ansietas, pengalaman dan pengetahuan dapat mempengaruhi persepsi klien tehadap
penyakit,penerimaan klien dan upaya klien untuk mengontrol penyakit.
2.  Mengurangi ansietas dan memberikan dasar fakta untuk menerima informasi tentang pengobatan.
3.  Member kesempatan menerima situasi nyata, mengklarifikasi salah konsepsi dan pemecahan
masalah.

Dx V :
Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan selama 1x24 jam diharapkan klien tidak cemas lagi dan
dapat beradaptasi terhadap penyakitnya dgn kriteria hasil :
-    Melaporkan pengetahuan yang cukup terhadap penyakitnya
-    Klien menerima penyakt yang dialami
NAMA: SUZANNI SITOHANG
NIM : B19024

Intervensi :
1.  Tekankan dan beri tahu klien tetang penting nya perbaikan keadaan umum, meliputi kebersihan
perorangan terutama mata dan peningkatan gizi.
2.  Anjurkan klie n untuk tidak mengerjakan pekerjaan dekat terlalu lama.
3.  Anjurkan klien untuk tidak merokok.

Rasional :
1.  Ansietas, pengalaman dan pengetahuan dapat mempengaruhi persepsi klien tehadap
penyakit,penerrimaan klien dan upaya klien untuk mengontrol penyakit.
2.  Mengurangi ansietas dan memberikan dasar fakta untuk menerima informasi tentang pengobatan
3.  Member kesempatan menerima situasi nyata, mengklarifikasi salah konsepsi dan pemecahan
masalah.

Dx VI :
Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan selama 1x60 mnt diharapkan klienmendapat informasi
yang cukup tentang tindakan yang akan dilakukan dgn kriteria hasil :
-   Mengetahui dan mampu menyebutkan kembali tintakan yang harus dilakukan untuk meningkatkan
keadaan umum, penggunaan obat-obatan.

Intervensi :
1. Tekankan dan beri tahu klien tetang penting nya perbaikan keadaan umum, meliputi kebersihan
perorangan terutama mata dan peningkatan gizi.
2. Anjurkan klien untuk tidak mengerjakan pekerjaan dekat terlalu lama.
3. Anjurkan klien untuk tidak merokok.
4. Beri tahu klien bahwa pengobatan harus dilakukan secara teratur dan tuntas.

Rasional :
1. Blefaritis dapat timbul karena penurunan status kesehatan dan malnutrisi.
2. Akomodasi mata yang berlebihan akan menimbulkan kelelahan pada mata
3. Pemajanan asap pada mata akan memperhebat iritasi pada mata.
4. Pengobatan yang tidak memadai akan membuat blefaritis dari kedua tipe bercampur dan menjadi
menahun serta menimbulkan berbagai macam komplikasi dan kerusakan kornea karena
timbulnyatrikiasis memberikan data.

2.2.4 Evaluasi
1. Untuk diagnose pertama
- Evaluasi  Tujuan tercapai
> Iritasi berkurang, sekret menurun
>  Nyeri berkurang sampai hilang
>  OS dapat menjelaskan tanda-tanda perbaikan
2. Untuk diagnosa kedua
- Evaluasi  Tujuan tercapai
>  Pandangan tidak kabur
> Ketajaman penglihatan meningkat
3. Untuk diagnosa ketiga
- Evaluasi  Tujuan tercapai
NAMA: SUZANNI SITOHANG
NIM : B19024

> Skuama/sisik berkurang


>  Gatal berkurang sampai hilang
> Bulu mata tidak lengket
4. Untuk diagnose keempat
- Evaluasi Tujuan tercapai
> Pasien dapat menyatakan gambaran diri lebih nyata
5. Untuk diagnose kelima
- Evaluasi Tujuan tercapai
>  Melaporkan pengetahuan yang cukup terhadap penyakitnya
> Klien menerima penyakit yang dialami
6. Untuk diagnose keenam
- Evaluasi Tujuan tercapai
>  Mengetahui dan mampu menyebutkan kembali tindakan yang harus dilakukan untuk
meningkatkan keadaan umum, penggunaan obat – obatan
7. Untuk diagnose ketujuh
- Evaluasi Tujuan tercapai
> Mendemonstrasikan kemampuan untuk melaksanakan aktivitas dalam cara yang aman
> Mengungkapkan pemahaman tentang pembatasan yang dibutuhkan

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Blefaritis adalah peradangan pada kelopak mata yang ditandai dengan kelopak mata yang berminyak.
Disebabkan karena bakteri jamur dan virus atau juga karena gangguan aliran kelenjar meibom pada
kelopak mata. Blefaritis memberikan gejala mata merah, berair dan nyeri, serta rontoknya bulu mata.
Blefaritis sebenarnya bisa hilang tanpa pengobatan, karena prinsip utama pengobatan blefaritis adalah
kebersihan kelopak mata, namun untuk membantu mempercepat penyembuhan biasanya diberikan
theraphy khusus sesuai dengan penyebab dari blefaritis tersebut.

3.2 Saran
Dengan pembuatan makalah ini diharapkan mahasiswa lebih gampang mempelajari terapan ilmu
keperawatan khususnya pada system persepsi sensori mengenai penyakit Blefaritis.
Dengan pembuatan makalah ini, diharapkan para pembaca akan lebih memahami mengenai penyakit
pada mata khususnya penyakit Blefaritis. Sehingga diharapkan kita dapat lebih menjaga kebersihan diri
kita khususnya mata, agar mata kita dapat terhindar dari penyakit mata.

DAFTAR PUSTAKA
Barbara C. Long. 1996. Perawatan Medikal Bedah 2. Padjajaran Bandung; Bandung.
Istiqomah, dkk. 2004. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Mata. EGC; Jakarta.
Radjamin, Tamin. 1984. Ilmu Penyakit Mata. Airlangga University : Surabaya.
NAMA: SUZANNI SITOHANG
NIM : B19024

Anda mungkin juga menyukai