Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

A. Pengertian
MenurutBrooker Christine (2001) blepharitis adalah inflamasi palpebra.
Blefaritis adalah inflamasi batas kelopak mata danmargo palpebra yang umum.
Blefaritisseringdisertaikonjungtifitisatau keratitis (TamsuriAnas, 2010).
Blefaritisadalahperadangan bilateral subakutataumenahunpadatepikelopakmata
(margopalpebra). Cirikhasnyabersifatremisidaneksaserbasi.Biasanya,
blefaritisterjadiketikakelenjarminyak di
tempattumbuhnyabulumatamengalamigangguan.Ketikakelenjarminyakiniterganggu,
akanterjadipertumbuhanbakteri yang melebihibiasanya,
menyebabkanperadangankelopakmataTerdapatduamacamblefaritisyaitublefaritisulseratifdanb
lefaritisseboreik (Istiqomah, 2004).
Blefaritisulseratif merupakan peradangan tepi kelopak atau blefaritis dengan tukak
akibat infeksi staphylococcus. Pada blefaritis ulseratif terdapat keropeng berwarna kekuning-
kuningan yang bila diangkat akan terlihat ulkus yang kecil dan mengeluarkan darah disekitar
bulu mata. Pada blefaritis ulseratif skuama yang terbentuk bersifat kering dan keras, yang bila
diangkat akan terjadi luka dengan disertai pendarahan. Pengobatan dengan antibiotik dan
higiene yang baik sedangkan pada blefaritis ulseratif dapat dengan sulfasetamid, gentamisin
atau basitrasin. Apabila ulseratif mengalami perluasan, pengobatan harus ditambah antibiotik
sistemik dan diberi roboransia.
Sedangkan blefaritis seboreik merupakan peradangan menahun yang sukar
penanganannya. Biasanya terjadi pada laki-laki usia lanjut (50 tahun), dengan keluhan mata
kotor, panas, dan rasa kelilipan. Gejalanya adalah sekret yang keluar dari kelenjar meiborn,
air mata berbusa pada kantus lateral, hiperemia, dan hipertropi pupil pada konjungtiva. Pada
kelopak dapat terbentuk kalazion, hordeolum, madarosis, poliosis, dan jaringan keropeng.
Pengobatannya adalah dengan membersihkan menggunakan kapas lidi hangat. Kompres
hangat sela 5-10 menit. Kelenjar meibom ditekan dan dibersihkan dengan shampo
bayi. (Danu .2008)

B. Etiologi
Berdasarkan penyebabnya blefaritis dapat dibagi menjadi 2 yaitu:

Page | 1
1. Blefaritis Ulseratif, penyebabnya adalah staphylococcus aureus, staphylococcus
epidermidis.
2. Blefaritis Non-Ulseratif, penyebabnya adalah kelainan metabolisme dan jamur
pitirusponem ovale.
Secara umum :
1. Infeksi/alergi yang biasanya berjalan kronik/akibat disfungsi kelenjar meibom.Contoh :
Debu, asap, bahan kimia, iritatif/bahan kosmetik.
2. Infeksi bakteri stafilokok, streptococcus alpha/beta hemolyticus, pnemokok, psedomonas,
demodex folliculorum, hingga pityrosporum ovale.
3. Infeksi oleh virus disebabkan herpes zoster, herpes simplex, vaksinia dan sebagainya.
4. Jamur dapat menyebabkan superfisial (sistemik).
Sebenarnya yang mempengaruhi untuk terjadinya blefaritis, khususnya
Staphylococcus Aureus, Staphylococcus epidermidis, ada faktor lainnya yaitu :
1. Kesehatan yang buruk
2. Malnutrisi
3. Hygiene yang buruk

C. Klasifikasi
1. Blefaritis Ulseratif
Blefaritis ulseratif adalah infeksi yang terjadi pada kelopak mata. Penyebabnya
Staphylococcus aureus atau staphylococcus epidermidis. Pada kasus ini bulu mata rontok
dan tidak dapat diganti oleh yang baru karena ada destruksi folikel rambut. Pada pangkal
rambut terdapat sisik kering (krusta) berwarna kuning pada bulu mata. Jika sisik dilepas
tampak ulkus-ulkus kecil di tepian palpebra. Palpebra merah. Apabila menetap akan
menyebabkan distorsi permanen dari folikel-folikel rambut dan akhirnya akan terjadi
pertumbuhan bulu mata yang mengarah ke dalam ataukearah bola mata (trikiasis) yang
akan menyebabkan ulserasi kornea. Infeksi ini juga dapat timbul karena kesehatan atau
kebersihan yang buruk dan malnutrisi.
2. Blefaritis Seboreik
Blefaritis seboreik adalah inflamasi kelenjar kulit di daerah bulu mata atau kelenjar bulu
mata. Penyebabnya adalah kelainan metabolisme dan jamur pitirusporum ovale. Pada
kasus ini bulu mata cepat jatuh tetapi dapat diganti yang baru karena tidak ada destruksi
folikel rambut. Pada pangkal bulu mata tidak tampak krusta tetapi didapatkan skuama,
tidak terjadi ulserasi dan tepian palpebra tidak begitu merah . Seborea/ ketombe di kepala,

Page | 2
alis, mata atau telinga seringkali menyertai blefaritis seboreik . Kodisi dapat diperberat
dengan menggosok atau mengucek palpebra.
D. Epidemiologi
Pada 5% dari total jumlah penyakit mata yang dilaporkan pada rumah sakit (sekitar 2-
5% berasal dari konsultasi pasien yang punya kaitan dengan penyakit mata). Insidensi
blefaritis menurut WHO : Blefaritis staphylococcal sering terjadi pada wanita pada usia rata-
rata 42 tahun dan biasanya disertai dengan mata kering pada 50% kasus, blefaritis seboroik
umumnya terjadi pada pria dan wanita pada rata-rata usia 50 tahun dan disertai mata kering
pada 33% kasus, sedangkan pada blefaritis meibom juga umum terjadi pada pria dan wanita
pada usia rata-rata 50 tahun, dan disertai syndrom mata kering sekitar 20-40%.

E. Gejala Klinis
1. Blefaritis Ulseratif:
a. Pada kasus blefaritis ini bulu mata rontok dan tidak dapat diganti oleh yang baru
sehingga menyebabkan pasien fotofobi.
b. Iritasi, rasa terbakar dan gatal pada tepi kelopak mata.
c. Pada pangkal rambut terdapat sisik kering (krusta) berwarna kuning pada bulu mata.
Jika sisik dilepas tampak ulkus-ulkus kecil di tepian palpebra.
d. Palpebra merah.
e. Terjadi pertumbuhan bulu mata yang mengarah ke dalam atau kearah bola mata
(trikiasis) yang akan menyebabkan ulserasi kornea.
2. Blefaritis Seboreik:
a. Bulu mata cepat rontok tetapi masih dapat diganti dengan yang baru.
b. Iritasi, rasa terbakar dan gatal pada tepi kelopak mata.
c. Tidak ditemukan krusta tetapi terdapat skuama pada pangkal bulu mata, kepala, alis,
telinga.
d. Tidak terjadi ulserasi.
e. Tepian palpebra tidak begitu merah.

F. Komplikasi
1. Syndrome mata kering
Adalah komplikasi yang paling sering terjadi pada blefaritis. Syndrome mata kering
(keratokonjungtivis sica) adalah kondisi dimana mata pasien tidak bisa memproduksi air
mata yang cukup, atau air mata menguap terlalu cepat. Ini bisa menyebabkan mata

Page | 3
kekurangan air dan menjadi meradang. Syndrome ini dapat terjadi karena dipengaruhi
gejala blefaritis, dermatitis seboroik, dan dermatitis rosea, namun dapat juga disebabkan
karena kualitas air mata yang kurang baik.
Gejalanya ditandai dengan nyeri atau kering, sekitar mata, dan ada yang mengganjal di
dalam mata dengan penglihatan yang buram. Semua gejala tersebut dapat dihilangkan
dengan menggunakan obat tetes mata yang mengandung cairan yang dibuat untuk bisa
menggantikan air mata.
2. Konjungtivitis
Adalah peradangan pada mata. Ini terjadi ketika ada bakteri didalam kelopak mata.
Kondisi ini menyebabkan efek buruk pada penglihatan. Pada banyak kasus konjungtivitis
akan hilang setelah dua atau tiga minggu tanpa perlu pengobatan. Antibiotik berupa obat
tetes mata disarankan untuk mengurangi gejala, atau untuk menghindari infeksi berulang.
Akan tetapi, pada beberapa kasus masih didapatkan bahwa penggunaan antibiotik tetes
tidak lebih cepat memperbaiki kondisi dibanding dengan menunggu sampai kondisi itu
kembali lagi tanpa pengobatan apapun.
3. Kista meibom
Adalah pembengkakan yang terjadi pada kelopak mata. Ini bisa terjadi ketika salah satu
kelenjar meibom meradang da menyebabkan blefaritis. Kista umumnya tapa rasa sakit,
kecuali jika disertai dengan infeksi, yang memerlukan antibiotik. Penggunaan kompres
hangat untuk kista bisa membuat kista mengecil, akan tetapi kista itu sering menghilang
dengan sendirinya. Jika kista tetap ada, ini dapat dihilangkan dengan bedah sederhana
dengan anastesi lokal.
4. Bintil pada kelopak mata
Bintil pada kelopak mata ini merupakan benjolan yang nyeri yang terbentuk di luar
kelopak mata. Ini disebabkan karena infeksi bakteri pada folikel bulu mata (yang
berlokasi di dasar bulu mata). Pada kasus ringan bisa disembuhkan dengan kompres
hangat pada daerah sekitar bintil. Namun, pada kasus yang berat perlu diberikan
antibiotik salep dan tablet.

G. Prognosis
Bisa menyebabkan komplikasi dan terjadi kekambuhan. Namun, blefaritis tidak
menyebabkan kerusakan pandangan dan penglihatan.

Page | 4
H. Pemeriksaan Fisik
Difokuskan pada pemeriksaan kelopak mata:
1. Inspeksi :
a. Pada kasus blefaritis ini diinspeksi bulu mata rontok sehingga menyebabkan pasien
fotofobi.
b. Pada pangkal rambut terdapat sisik kering (krusta) berwarna kuning pada bulu mata
atau terdapat skuama.
c. Jika sisik dilepas tampak ulkus-ulkus kecil di tepian palpebra.
d. Palpebra merah atau tidak terlalu merah.
e. Terjadi pertumbuhan bulu mata yang mengarah ke dalam atau kearah bola mata
(trikiasis) yang akan menyebabkan ulserasi kornea.
2. Palpasi:
a. Terdapat penebalan palpebra, nyeri tekan daerah palpebra (kelopak mata).

I. Pemeriksaan Penunjang
Dilakukan pemeriksaan mikrobiologi untuk mengetahui penyebabnya:
1. Uji Laboratorium
2. Radiografi:
a. Fluorescein Angiografi
b. Computed Tomografi
c. Pemeriksaan dengan slit lamp

J. Penatalaksanaan
Pengobatan tergantung dari jenis blefaritisnya, namun kunci dari semua jenis
blefaritis adalah menjaga kebersihan kelopak mata dan menghindarkan dari kerak. Sangat
dianjurkan untuk mengurangi dan menghentikan penggunaan bedak atau kosmetik saat dalam
penyembuhan blefaritis, karena jika kosmetik tetap digunakan maka akan sulit untuk menjaga
kelopak mata tetap bersih.
Terapi meliputi pembersihan secara cermat setiap hari batas tepi kelopak mata
(palpebra) menggunakan aplikator berujung kapas, shampo noniritatif seperti shampoo bayi
tidak pedih dimata, air dan gosokan lembut. Dapat diberikan kompres air hangat pada kedua
mata.

Page | 5
Menggunakan teknik aseptic, pasien atau perawat mengangkat krusta dengan waslap
dan memberikan antibiotika dan steroid topical untuk kasus yang disebabkan oleh infeksi
bakteri.

Page | 6
BAB II
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
SKENARIO 2:

Anak laki-laki 5 tahun, matanya bengkak dan nyeri sejak 2 hari yang lalu, pada pemeriksaan
fisik didapatkan kelopak mata kanan merah bengkak, eksudat lengket pada bulu mata,
kongjungtiva hiperemis. Diagnosanya adalah? Buatlah askep menggunakan NANDA, NIC,
NOC.

A. Pengkajian
1. Nama : NN
2. Jenis kelamin : laki-laki
3. Umur : 5 tahun
4. Diagnosa medik : Blevaritis
5. Keluhan utama : Mata bengkak dan nyeri
6. Pemeriksaan fisik : Kelopak Mata kanan merah bengkak ,eksudat lengket pada
bulu mata, konjungtiva hiperemis.

Page | 7
B. Patoflow Blefaritis

Kelainan Jamur pitirusporum Infeksi stafilokokus


metabolik ovale

Blefaritis serboreik/ Blefaritis


skuamosa ulseratif/stafilokok

Pelepasan gg. folikel Destruksi Ulkus kecil-kecil & Pangkal peradangan


lapisan rambut folikel rambut mudah berdarah rambut meibom
tanduk di kulit
& daerah bulu
mata
Sumbatan
Bulu mata Perlu perawatan Pelepasan krusta hordeolum
muara kelenjar
cepat jatuh khusus warna kuning kering

Melengketkan Secret kental nyeri


Kurangnya
pengetahuan bulu mata
Ansietas
Pelebaran
kelenjar meibon

Secret
Skuama/sisik Gg. Citra Tubuh
abnormal

Page | 8
C. Pengelompokkan Data
Data Subjektif Data Objektif
Klien mengatakan matanya bengkak dan Kelopak mata kanan merah dan bengkak.
nyeri.
- Eksudat lengket pada bulu mata dan
konjungtiva hiperemis.
- -

D. Analisa Data
Data Etiologi Masalah
DS : Klien mengatakan Infeksi Stafilokokus Nyeri
matanya bengkak dan nyeri.
DO : Kelopak mata kanan Peradangan Meibom
merah dan bengkak.
Hordeolum

Nyeri
DS : - Infeksi Stafilokokus Gangguan citra tubuh
DO : Eksudat lengket pada
bulu mata dan konjungtiva Blefaritis Ulseratif/Stafilokok
hiperemis.
Pangkal Rambut

Pelepasan Krusta warna kuning


kering

Melengketkan bulu mata

Gangguan citra tubuh


DS : - Infeksi Stafilokokus Ansietas
DO :-
Blefaritis Ulseratif/Stafilokok

Page | 9
Destruksi folikel rambut

Bulu mata cepat jatuh

Ansietas

E. Diagnosa Keperawatan Yang Mungkin Muncul


1. Nyeri berhubungan dengan iritasi akibat infeksi atau peradangan pada kelopak mata.
2. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan eksudat berlebihan dan konjungtiva
hiperemis.
3. Ansietas berhubungan dengan penyakit yang di derita.

Page | 10
F. Rencana Asuhan Keperawatan
No Perencanaan
Diagnosa Keperawatan
Tujuan Intervensi Rasional

1 Nyeri berhubungan dengan iritasi akibat Setelah dilakukan tindakan 1) Kaji skala nyeri yang 1) Dapat mengetahui
infeksi atau peradangan pada kelopak mata. keperawatan selama 3x24 ada pada pasien. tingkat nyeri pada
DS : Klien mengatakan matanya bengkak jam nyeri karena mata yang 2) Atur posisi sesuai klien.
dan nyeri. bengkak dapat di atasi. kenyamanan klien. 2) Dapat menciptakan
DO : Kelopak mata kanan merah dan Dengan kriteria hasil : 3) Bersihkan kotoran rasa nyaman pada
bengkak. DS : yang ada di mata klien.
Klien mengatakan bengkak klien. 3) Dapat menjaga
dan nyeri di mata sudah 4) Anjurkan kepada higenitas mata dan
berkurang dan dapat di klien dan kelurga mencegah iritasi
toleransi. klien cara mencuci 4) Dapat mencegah
DO : tangan yang baik dan infeksi pada sekitar
 Mata kanan tidak benar. mata klien pada
merah. 5) Kolaborasi dengan saat pembersihan
 Bengkak menurun. dokter dalam eksudat mata.
 Skala nyeri 2-4 pemberian obat untuk 5) Dapat mengatasi
mengatasi peradangan di
peradangan. margo pebra.
2 Gangguan citra tubuh berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan 1) Jalin hubungan 1) Dengan hubungan

Page | 11
eksudat berlebihan dan konjungtiva keperawatan selama 3 hari teraupetik antara teraupeutik klien
hiperemis. Dengan kriteria hasil : diharapakan keadaan mata perawat dan klien. dapat merasa
DS : - pasien kembali normal. 2) Pembersihan eksudat nyaman dan
DO : Eksudat lengket pada bulu mata dan Dengan kriteria hasil : pada daerah mata percaya diri.
konjungtiva hiperemis. DS : Klien akan secara teratur setiap 2) Dapat mengurangi
mengatakan kotoran di hari. produksi eksudat
sekitar mata sudah 3) Anjurkan orang tua sehingga mata
berkurang/tidak ada lagi klien untuk bersih dari eksudat.
dengan penampilan mata memberikan perhatian 3) Dapat memberikan
yang terlihat baik. lebih kepada anak. perhatian lebih
DO : 4) Anjurkan orang tua pada anak sehingga
 Produksi eksudat untuk mengatasi anak merasa lebih
berkurang. aktifitas anak. aman dan nyaman
 Konjungtiva normal. 5) Kolaborasi dengan berada di rumah
dokter mata dalam sakit.
pemberian obat mata. 4) Dapat menunjang
proses
penyembuhan pada
anak dan
mengurangi resiko
cedera akibat

Page | 12
gangguan
penglihatan.
5) Dapat membantu
proses
penyembuhan
sehingga produksi
eksudat berkurang
dan konjungtiva
kembali normal.

3 Ansietas berhubungan dengan penyakit Setelah dilakukan tindakan 1) Kaji tingkah laku 1) Dapat
yang di derita. keperawatan selama 2x24 yang menunjukan mengurangi
DS : - jam diharapkan ansietas tingkat kecemasan tingkah laku
DO : - yang dirasakan klien terhadap penyakit klien yang
maupun orang tua klien yang diderita. berhubungan
dapat berkurang . 2) Beri rasa nyaman dengan rasa
Dengan kriteria Hasil : terhadapa klien cemas yang
 Melaporkan cemas sehingga klien tidak dirasakan klien.
yang dirasakan merasakan cemas. 2) Dapat
dapat berkurang. 3) Berikan informasi membuat klien
yang kuat dan akurat nyaman dan

Page | 13
terutama kepada tidak meraskan
keluarga tentang cemas.
penyakit yang diderita 3) Dapat
dan beri tahu bahwa mendapatkan
pengawasan dan informasi yang
pengobatan dapat akurat yang
mempercepat dapat
penyembuhan. menurunkan
4) Kolaborasi dengan kesalahan
dokter untuk tindakan interpretasi
yang akan dilakukan yang dapat
untuk menurunkan berperan pada
kecemasan. reaksi
kecemasan.
4) Dapat
menurunkan
kecemasan
keluarga
terhadap
penyakit yang
diderita anak.

Page | 14
G. Implementasi
Dalam melakukan tindakan implementasi memperhatikan intervensi yang telah
direncanakan dengan maksimal.

H. Evaluasi
Tindakan evaluasi sesuai dengan implementasi yang dilakukan dengan
memperhatikan tujuan yang telah direncanakakan.

Page | 15
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Blefaritisadalahinflamasibataskelopakmatadanmargopalpebra yang umum.
Blefaritisadalahperadangan bilateral subakutataumenahunpadatepikelopakmata
(margopalpebra). Cirikhasnyabersifatremisidaneksaserbasi.Biasanya,
blefaritisterjadiketikakelenjarminyak di
tempattumbuhnyabulumatamengalamigangguan.Ketikakelenjarminyakiniterganggu,
akanterjadipertumbuhanbakteri yang melebihibiasanya,
menyebabkanperadangankelopakmataTerdapatduamacamblefaritisyaitublefaritisulseratifdanb
lefaritisseboreik (Istiqomah, 2004).
Blefaritis ulseratif adalah infeksi yang terjadi pada kelopak mata. Penyebabnya
Staphylococcus aureus atau staphylococcus epidermidis. Blefaritis seboreik adalah inflamasi
kelenjar kulit di daerah bulu mata atau kelenjar bulu mata. Penyebabnya adalah kelainan
metabolisme dan jamur pitirusporum ovale.
Pengobatan tergantung dari jenis blefaritisnya, namun kunci dari semua jenis
blefaritis adalah menjaga kebersihan kelopak mata dan menghindarkan dari kerak.

Page | 16
DAFTAR PUSTAKA

 Wilkinson, Judith M., Ahern, Nancy R.; alih bahasa, Wahyuningsih, Esty. (2011). Buku Saku
Diagnosis Keperawatan : Diagnosis NANDA, Intervensi NIC, Kriteria Hasil NOC, Edisi 9.
Jakarta : EGC.
 Williams, Lippincott., &Wilkins. (2011). Nursing The Series For Clinical Excellence :
Memahami Berbagai Macam Penyakit. Jakarta : PT. Indeks.

Page | 17

Anda mungkin juga menyukai