I. Pengkajian
1. Data subjekif
a. Adanya gangguan rasa nyaman/nyeri : lokasi, lama, beratnya, aktor pencetus.
b. Pada gastrointestinal : nausea, vomiting, anorexia, eruction, tidak toleransi pada
makanan berlemak, perubahan warna urine dan faeces.
c. Riwayat demam dan menggigil, serangan jaundice.
d. Masalah pengetahuan tentang pengobatan dan harapan akan pengobatan.
2. Data objektif
a. Tanda vital : TD, nadi, pernapasan dan suhu meningkat.
b. Status cairan : BB, turgor kulit, mukosa membran lembab, intake dan out put.
c. Adanya jaundice.
d. Distensi abdomen, tendernes pada kuadran kanan atas.
e. Wajah menahan nyeri, perilaku berhati-hati dan gelisah.
Perubahan nutrisi kurang dari Pasien akan pertahankan 1. Kaji distensi abdomen, berhati-hati, 1. Tanda-tanda non-verbal
kebutuhan tubuh b/d pola nutrisi yang adekuat mendadak bergerak. ketidak-nyamanan b/d
mual/muntah, dyspepsia dan selama perawatan. 2. Kaji/hitung pemasukan kalori. gangguan pencernaan.
gangguan pencernaan lemak mual / muntah akan 3. Timbang BB sesuai indikasi. 2. Mengidentifikasi
sehubungan dengan obstruksi berhenti. 4. Berikan suasana menyenangkan pada kekurangan/kebutuhan
aliran empedu. Pasien akan menghabiskan saat makan, hilangkan rangsangan nutrisi.
porsi makan yang diberikan berbau. 3. Mengawasi keefektifan
setiap kali makan. 5. Berikan kebersihan oral sebelum makan. rencana diet.
6. Ambulasi dan tingkatkan aktivitas sesuai 4. Untuk meningkatkan nafsu
toleransi. makan/menurun-kan mual.
Kolaborasi 5. Mulut yang bersih
1. Konsul dengan ahli diet/tim pendukung meningkatkan nafsu makan.
nutrisi sesuai indikasi. 6. Membantu dalam
2. Mulai diet cair rendah lemak Setelah mengeluarkan flatus dan
selang NG di lepas. penurunan distensi abdomen.
Kolaborasi
1. Berguna dalam membuat
kebutuhan nutrisi individual
melalui rute yang paling
tepat.
2. Pembatasan lemak
menurunkan rangsangan pada
kandung empedu serta
mencegah kekambuhan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kolesistitis merupakan adanya batu di kandung empedu, atau pada saluran kandung
empedu yang pada umumnya komposisi utamanya adalah kolesterol.
Penyebab batu dalam kandung empedu sampai sekarang belum diketahui secara pasti,
akan tetapi faktor predisposisi yang paling penting tampaknya adalah gangguan
metabolisme yang disebabkan oleh perubahan susunan empedu, stasis empedu dan dan
infeksi kandung empedu.
Pengobatan yang biasa dilakukan adalah pembedahan. Kolesistektomi bisa dilakukan
melalui pembedahan perut maupun melalui laparoskopi. Penderita yang memiliki resiko
pembedahan tinggi karena keadaan medis lainnya, dianjurkan untuk menjalani diet rendah
lemak dan menurunkan berat badan. Bisa diberikan antasid dan obat-obat antikolinergik
DAFTAR PUSTAKA