Anda di halaman 1dari 5

BAB 7

Satu hal yang juga sangat penting ketika melakukan penelitian adalah melakukan kajian kepustakaan
(literature riview) baik sebelum maupun selama penelitian dilangsungkan. Kajian pustaka ini dapat
dilakukan dengan memilih dan memilah sumber bacaan yang relevan yang sesuai dengan bidang ilmu
serta bidang kajian yang hendak dijadikan penelitian. Kajian kepustakaan merupakan bagian integral dari
keseluruhan proses penelitian dan akan memberikan kontribusi terhadap hamper keseluruhan langkah
dan tahap dalam penelitian. Kajian kepustakaan ini bahkan harus dilakukan sebelum perencanaan
penelitian itu sendiri.

1. Manfaat Kajian Kepustakaan


Pada tahap awal, kajian kepustakaan ini sangat bermanfaat untuk menuntun peneliti menuju
arah dan pembentukan teoritis , mengklarifikasi ide penelitian yang akandilakukan, yang untuk
selanjutnya juga membantu untuk mengembangkan metodologi. Selama penulisan laporan
penelitian, kajian kepustakaan sangat berperan dalam mengintegrasikan temuan – temuan
peneliti dengan pengetahuan yang telah ada yang bias jadi mendukung atau bahkan kontradiksi
dengan hasil penelitian terdahuhlu dan juga mungkin justru memperkuat teori yang telah ada.
Hal ini dapat dilihat pada gambar 7.1 yang menunjukan posisi dan peranan kajian pustaka
selama proses penelitian berlangsung mulai tahap perencanaan, pelaksanaan sampai dengan
penulisan laporan.
Seringkali ketika melakukan kajian kepustakaan diperlukan waktu yang cukup lama dan membutuhkan
kesabaran peneliti. Namun demikian, kajian kepustakaan juga memberikan peranan yang sangat
penting, seperti :

- Menyediakan latar belakang teoritis penelitian


- Memberikan kajian mendalam dari apa yang diusulkan peneliti dengan kajian serupa yang
telah dilakukan peneliti lainnya, sehingga dapat membantu menemukan metodologi yang
tepat
- Melalui kajian pustaka peneliti dapat menunjukkan bahwa temuannya memberikan
kontribusi terhadap ilmu pengetahuan

Selain itu kajian kepustakaan juga dapat membantu peneliti untuk :

1. Memperjelas dan focus pada permasalahan penelitian

Harus diakui bahwa kadang kala ada sedikit kontradiksi dalam melakukan kajian kepustakaan.Di
satu sisi seseorang tidak akan dapat melakukan kajian pustaka secara efektif jika tidak mempunyai
tentang permasalahan yang hendak diselidiki. Namun di sisi yang lain kajian kepustakaan sangat
berperan penting dalam pembentukan atau penyusunan rumusan masalah penelitian, sebab selama
proses kajian kepustakaan akan membantu seseorang untuk memahami secara lebih baik tentang
subyek yang hendak diteliti sehingga akan mempermudah dalam mengkonsep rumusan masalah. Kajian
kepustakaan juga membantu seseorang untuk memahami hubungan antara rumusan masalah yang
hendak disusun dengan pengetahuan dalam area yang hendak diteliti. Dengan demikian , jelaslah bahwa
kajian kepustakaan dapat memperjelas rumusan masalah serta membantu seseorang tetap fokus pada
rumusan masalah tersebut.

2. Menyusun dan memperbaiki metodologi

Melakukan kajian kepustakaan seseorang dapat mengetahui dan mempelajari metodologi


dalam suatu penelitian yang telah di lakukan oleh peneliti lainnya dalam bidang dan kajian yang
serupa. Dari sini seseorang dapat mengetahui apakah metode dan prosedur yang telah
dilakukan tersebut dapat diaplikasikan dengan baik dan memberikan hasil yang baik pula, serta
memberikan informasi tentang adanya kendala atau kelemahan dari metode dan prosedur
tersebut. Dengan kajian kepustakaan pula seseorang dapat mengetahui bagaimana hubungan
sesuatu yang ditelitinya dengan pekerjaan peneliti lainnya. Dengan demikian seorang peneliti
dapat lebih yakin dalam menggunakan dan mengaplikasikan metodologinya dan membantu
peneliti tersebut dalam mempertahankan pendapat terhadap hasil yang diperolehnya.

3. Memperluas pengetahuan dan landasan teoritis

Manfaat paling penting dalam melakukan kajian kepustakaan adalah memastikan seorang
peneliti untuk membaca secara luas subyek yang terkait dengan bidang yang diteliti. Selain itu
dengan melakukan kajian kepustakaan seseorang dapat lebih memahami persoalan dan
permasalahan yang telah berkembang selama ini serta bagaimana temuan dan teori yang telah
dikembangkan terhadap permasalahan tersebut. Seorang peneliti juga dapat lebih fokus
terhadap penelitiannya sehingga mampu menarik benang merah dari hasil penelitiannya
terhadap perkembangan ilmu pengetahuan yang terkait.

4. Menghubungkan dengan pengetahuan terkait

Memperoleh jawaban dari pertanyaan – pertanyaan atau rumusan permasalahan dalaam


penelitian bagi sebagian orang boleh dikatakan relatif mudah. Dalam lingkup yang lebih
sederhana, peneliti juga dituntut mampu membandingkan temuan – temuan dan jawaban –
jawabannya tersebut dengan temuan dan jawaban peneliti lainnya, sejauh mana perbedaan
hasilnya dan bagaimana perbedaan tersebut dijelaskan serta bagaimanaperbedaan tersebut
justru dapat sejalan, memperkaya dan memberikan sumbangsih terhadap ilmu pengetahuan
terkait. Tentunya untuk dapat menjawab dan melakukan hal tersebut, seorang peneliti harus
melakukan kajian kepustakaan yang intensif.

2. Prosedur untuk melakukan kajian pustaka

Seringkali seseornag melakukan kajian pustaka setelah mendapatkan ide atau permasalahan
penelitian. Namun demikian, tidak menutup kemungkinan seseorang yang belum mempunyai ide
penelitian melakukan kajian pustaka justru berkeinginan untuk mendapatkan ide penelitian. Namun
yang perlu dicatat ketika seorang peneliti melakukan kajian kepustakaan pada saat belum mempunyai
ide atau permasalahan penelitian, maka peneliti tersebut harus melakukan kajian kepustakaan pada
area yang sangat luas bahkan pada bidang ilmu yang terkait. Pada kasus seperti ini, yaitu seorang
peneliti yang belum mempunyai permasalahan spesifik yang hendak diangkat menjadi bahan penelitian,
sebaiknyaa orang tersebut sangat berhati – hati dalam melakukan kajian kepustakaan. Jadi sebaiknya
seseorang telah mempunyai suatu ide atau permasalahan penelitian terlebih dahulu.

Secara umum terdapat empat tahapan dalam melakukan kajian kepustakaan dalam pelaksanaan
penelitian, yaitu :

(1) Penelusuran kepustakaan


Sekali lagi agar penelusuran kepustakaan berjalan efektif sebaiknya peneliti telah mempunyai
paling tidak bayangan sebuah ide penelitian yang hendak dilakukan, sehingga penelusuran
kepustakaan dapat lebih mengerucut dan setidaknya seseorang tersebut mempunyai kata – kata
kunci dalam penelusuran. Secara umum sumber bacaan tersebut dapat berupa buku dan jurnal,
meskipun tidak menutup kemungkinan sumber – sumber pustaka yang lain juga dapat
digunakan.
Penelusuran kepustakaan ini seringkali melibatkan perpustakaan. Untuk memudahkan
pencarian, buku – buku di perpustakaan telah diberi kode tertentu sesuai dengan bidang
ilmunya masing – masing.
Buku
Buku yang merupakan bagian utama dari semua jenis bibliografi, mempunyai banyak
kelebihan dan kekurangan. Kelebihan utamanya adalah materi – materi yang dipublikasikan
dalam buku biasanya merupakan hal yang penting dan sangat berkualitas, dan yang lebih
penting material – material tersebut biasanya berupa temuan atau hasil penelitian yang telah
terintegrasi dengan hasil penelitian lain untuk membentuk suatu talian yang erat dan
memberikan kontribusi terhadap suatu disiplin ilmu.
Cara paling mudah dan cepat untuk mencari dan menelusuri buku adalah dengan
mencari melalui katalog komputer. Seorang peneliti hanya cukup mengetikan kata kunci dari hal
yang ingin dicari, lalu akan muncul beberapa judul. Bila telah dijumpai judul tersebut, untuk
menyelesaikannya dapat dilakukan dengan membaca ringkasannya dan membaca daftar isi
buku tersebut.

Jurnal
Jurnal merupakan referensi yang paling sering digunakan sebagai dasar dalam
melakukan penelitian. Kelebihan utama jurnal adalah materi – materi yang dipublikasikan di
jurnal biasanya adalah materi terkini dan merupakan hasil temuan atau hasil penelitian.
Kekurangannya, terutama di Indonesia, adalah artikel – artikel yang terdapat di jurnal luar
negeri sulit diperoleh dan harganya sangat mahal. Selain itu, seseorang yang hendak melakukan
penelitian dengan mengambil rujukan dari jurnal, sebaiknya mengumpulkan artikel dari jurnal
sebanyak mungkin sebagai bahan pembanding. Hal ini tentunya menuntut kesabaran dan
ketekunan lebih dari peneliti.
Untuk dapat mengumpulkan artikel dari jurnal sebanyak mungkin tentunya dapat
dilakukan dengan cara mengkoleksi dari perpustakaan, bisa melalui bank data elektronik
(electronic database) yang tersedia maupun menggunakan internet. Meskipun dapat diakses
melalui internet, tetap saja banyak artikel yang tidak dapat diakses secara bebas karena
penerbit jurnal internasional seringkali menerapkan kebijakan akses terbatas hanya pada
pelanggan (subscriber).
Apabilan seorang peneliti telah mengumpulkan cukup bayak artikel dar jurnal, maka
selanjutnya peneliti tersebut harus melakukan penyaringan awal (screening) terhadap artikel –
artikel yang paling sesuai atau mendekati bidang yang hendak diteliti. Setelah yakin dengan
beberapa artikel tersebut, maka artikel – artikel tersebut harus dikaji lebh mendalam lagi.

(2) Mengkaji kepustakaan terpilih


Setelah mengumpulkan buku dan jurnal yang dirasakan sesuai dengan bidang yang hemdak
diteliti dan ditekuni, maka selanjutnya peneliti harus mulai membaca keseluruhan pustaka
tersebut secara kritis untuk menarik suatu tema dan isu dari semua pustaka tersebut dan
berusaha untuk mengkaji keterkaitan diantaranya.
(3) Menyusun dan mengembangkan kerangka teoritis

Sebenarnya mengkaji dan menguji pustaka merupakan pekerjaan yang tidak akan pernah
selesai, namun mengingat waktu yang terbatas adalah sangat penting untuk menetukan dan memilah
pustaka yang benar – benar terkait dengan materi dan bidang yang hendak ditekuni dan diteliti. Selain
itu juga perlu diperhatikan bahwa kemungkinan materi dalam pustaka tersebut juga memuat banyak
aspek yang bisa jadi terkait secara langsung atau tidak langsung dengan permasalahan penelitan
seseorang. Untuk menyusun dan mengembangkan kerangka teoritis sebaiknya dimulai dari informasi
umum terlebih dahulu dan dilanjutkan pada informasi – informasi yang lebih spesifik..

(4) Menyusun dan mengembangkan kerangka konseptual

Kerangka konseptual sebenarnya merupakan cabang atau bagian dari kerangka teoritis, namun
lebih terkonsentrasi hanya pada satu atau dua bagian kerangka teoritis dan akan menjadi dasar
kajian utama dalam penelitian. Kerangka teoritis berisi teori – teori atau isu – su terkait dengan
area yang hendak diselidiki, sedangkan kerangka konseptual menggambarkan aspek – aspek
yang diplih oleh peneliti dari kerangka teoritis yang dijadikan dasar rumusan masalah yang akan
dijawab dalam penelitian.

Demikian juga apabila peneliti memilih area uji aktifitas katalik dan prosesnya
katalisisnya, maka yang menjadi rumusan masalah nantinya adalah katalisi mana yang aktif, bagaimana
selektifitas dan konversinya, serta kondisi reaksi seperti apa yang dapat menghasilkan produk terbaik.
Terkait hal ini, tentunya peneliti dituntut untuk memahami konsep reaksi dan katalisis oksidasi propana
menjadi asam akrilat dan menyusun kerangka konseptualnya.

Anda mungkin juga menyukai