Satu hal yang juga sangat penting ketika melakukan penelitian adalah melakukan kajian kepustakaan
(literature riview) baik sebelum maupun selama penelitian dilangsungkan. Kajian pustaka ini dapat
dilakukan dengan memilih dan memilah sumber bacaan yang relevan yang sesuai dengan bidang ilmu
serta bidang kajian yang hendak dijadikan penelitian. Kajian kepustakaan merupakan bagian integral dari
keseluruhan proses penelitian dan akan memberikan kontribusi terhadap hamper keseluruhan langkah
dan tahap dalam penelitian. Kajian kepustakaan ini bahkan harus dilakukan sebelum perencanaan
penelitian itu sendiri.
Harus diakui bahwa kadang kala ada sedikit kontradiksi dalam melakukan kajian kepustakaan.Di
satu sisi seseorang tidak akan dapat melakukan kajian pustaka secara efektif jika tidak mempunyai
tentang permasalahan yang hendak diselidiki. Namun di sisi yang lain kajian kepustakaan sangat
berperan penting dalam pembentukan atau penyusunan rumusan masalah penelitian, sebab selama
proses kajian kepustakaan akan membantu seseorang untuk memahami secara lebih baik tentang
subyek yang hendak diteliti sehingga akan mempermudah dalam mengkonsep rumusan masalah. Kajian
kepustakaan juga membantu seseorang untuk memahami hubungan antara rumusan masalah yang
hendak disusun dengan pengetahuan dalam area yang hendak diteliti. Dengan demikian , jelaslah bahwa
kajian kepustakaan dapat memperjelas rumusan masalah serta membantu seseorang tetap fokus pada
rumusan masalah tersebut.
Manfaat paling penting dalam melakukan kajian kepustakaan adalah memastikan seorang
peneliti untuk membaca secara luas subyek yang terkait dengan bidang yang diteliti. Selain itu
dengan melakukan kajian kepustakaan seseorang dapat lebih memahami persoalan dan
permasalahan yang telah berkembang selama ini serta bagaimana temuan dan teori yang telah
dikembangkan terhadap permasalahan tersebut. Seorang peneliti juga dapat lebih fokus
terhadap penelitiannya sehingga mampu menarik benang merah dari hasil penelitiannya
terhadap perkembangan ilmu pengetahuan yang terkait.
Seringkali seseornag melakukan kajian pustaka setelah mendapatkan ide atau permasalahan
penelitian. Namun demikian, tidak menutup kemungkinan seseorang yang belum mempunyai ide
penelitian melakukan kajian pustaka justru berkeinginan untuk mendapatkan ide penelitian. Namun
yang perlu dicatat ketika seorang peneliti melakukan kajian kepustakaan pada saat belum mempunyai
ide atau permasalahan penelitian, maka peneliti tersebut harus melakukan kajian kepustakaan pada
area yang sangat luas bahkan pada bidang ilmu yang terkait. Pada kasus seperti ini, yaitu seorang
peneliti yang belum mempunyai permasalahan spesifik yang hendak diangkat menjadi bahan penelitian,
sebaiknyaa orang tersebut sangat berhati – hati dalam melakukan kajian kepustakaan. Jadi sebaiknya
seseorang telah mempunyai suatu ide atau permasalahan penelitian terlebih dahulu.
Secara umum terdapat empat tahapan dalam melakukan kajian kepustakaan dalam pelaksanaan
penelitian, yaitu :
Jurnal
Jurnal merupakan referensi yang paling sering digunakan sebagai dasar dalam
melakukan penelitian. Kelebihan utama jurnal adalah materi – materi yang dipublikasikan di
jurnal biasanya adalah materi terkini dan merupakan hasil temuan atau hasil penelitian.
Kekurangannya, terutama di Indonesia, adalah artikel – artikel yang terdapat di jurnal luar
negeri sulit diperoleh dan harganya sangat mahal. Selain itu, seseorang yang hendak melakukan
penelitian dengan mengambil rujukan dari jurnal, sebaiknya mengumpulkan artikel dari jurnal
sebanyak mungkin sebagai bahan pembanding. Hal ini tentunya menuntut kesabaran dan
ketekunan lebih dari peneliti.
Untuk dapat mengumpulkan artikel dari jurnal sebanyak mungkin tentunya dapat
dilakukan dengan cara mengkoleksi dari perpustakaan, bisa melalui bank data elektronik
(electronic database) yang tersedia maupun menggunakan internet. Meskipun dapat diakses
melalui internet, tetap saja banyak artikel yang tidak dapat diakses secara bebas karena
penerbit jurnal internasional seringkali menerapkan kebijakan akses terbatas hanya pada
pelanggan (subscriber).
Apabilan seorang peneliti telah mengumpulkan cukup bayak artikel dar jurnal, maka
selanjutnya peneliti tersebut harus melakukan penyaringan awal (screening) terhadap artikel –
artikel yang paling sesuai atau mendekati bidang yang hendak diteliti. Setelah yakin dengan
beberapa artikel tersebut, maka artikel – artikel tersebut harus dikaji lebh mendalam lagi.
Sebenarnya mengkaji dan menguji pustaka merupakan pekerjaan yang tidak akan pernah
selesai, namun mengingat waktu yang terbatas adalah sangat penting untuk menetukan dan memilah
pustaka yang benar – benar terkait dengan materi dan bidang yang hendak ditekuni dan diteliti. Selain
itu juga perlu diperhatikan bahwa kemungkinan materi dalam pustaka tersebut juga memuat banyak
aspek yang bisa jadi terkait secara langsung atau tidak langsung dengan permasalahan penelitan
seseorang. Untuk menyusun dan mengembangkan kerangka teoritis sebaiknya dimulai dari informasi
umum terlebih dahulu dan dilanjutkan pada informasi – informasi yang lebih spesifik..
Kerangka konseptual sebenarnya merupakan cabang atau bagian dari kerangka teoritis, namun
lebih terkonsentrasi hanya pada satu atau dua bagian kerangka teoritis dan akan menjadi dasar
kajian utama dalam penelitian. Kerangka teoritis berisi teori – teori atau isu – su terkait dengan
area yang hendak diselidiki, sedangkan kerangka konseptual menggambarkan aspek – aspek
yang diplih oleh peneliti dari kerangka teoritis yang dijadikan dasar rumusan masalah yang akan
dijawab dalam penelitian.
Demikian juga apabila peneliti memilih area uji aktifitas katalik dan prosesnya
katalisisnya, maka yang menjadi rumusan masalah nantinya adalah katalisi mana yang aktif, bagaimana
selektifitas dan konversinya, serta kondisi reaksi seperti apa yang dapat menghasilkan produk terbaik.
Terkait hal ini, tentunya peneliti dituntut untuk memahami konsep reaksi dan katalisis oksidasi propana
menjadi asam akrilat dan menyusun kerangka konseptualnya.