Pada suatu penyakit bedah darurat anamnesia merupakan pemeriksaan yang sangat penting .
Bahan – bahan utama yang dapat diperoleh melalui anamnesia yang memberikan informasi
sangat berharga pada proses penegakan diagnosis adalah;
1. Lokasi nyeri
2. Radiasi perasaan nyeri
Kadang – kadang informasi mengenai cara penyebaran rasa nyeri ( radiasi perasaan
nyeri ) dapat memberikan petunjuk mengenai asal – usul atau lokasi penyebab nyeri
itu
3. Bentuk rasa nyeri
Nyeri pada akut abdomen dapat berbentuk nyeri terus – menerus atau berupa kolik.
4. Perubahan fisiologi alat pencernaan
Nafsu makan, mual , muntah , defekasi teratur , mencret , abstipasi , perut kembung ,
serangan kolik , sudah berapa lama perubahan ini berlangsung.
5. Perubahan anatomi
a. Adanya benjlan neoplasma
b. Adanya luka akibat trauma
c. Adanya bekas operasi
d. Pemerikasaan fisik dilaksanakan dengan memeriksa dulu keadaan umum
penderita untuk evaluasi keadaan.
e. System pernafasan , system kardiovaskuar dan system saraf yang merupakan
system vital untuk kelangsungan kehidupan.
6. Pemeriksaan fisik
a. Inspeksi
Tanda – tanda khusus pada trauma daerah abdomen adalah : penderita kesakitan
pernafasan dangkal karena nyeri di daerah abdomen , penderita pucat , keringat
dingin , bekas – bekas trauma tumpul abdomen sukar ditemukan tanda – tanda
khusus , maka harus di lakukan pemeriksaan berulang oleh dokter yang sama
untuk mendeteksi kemungkinan terjadinya perubahan pada pemeriksaan fisik.
b. Palpasi
1) Akut abdomen memberikan rangsangan pada peritoneum melalui peradangan
atau iritasi peritoneum secara local atau umum tergantung dari luasnya daerah
yang terkena iritasi.
2) Palpasi akan menunjukan 2 gejala :
Perasaan nyeri
Kejang otot ditimbulkan karena rasa nyeri pada peritonitis
c. Perkusi
E. Diagnose Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis , obstruksi / spasme duktus ,
proses inflamasi , iskemik jaringan / nekrosis
2. Nutrisi , perubahan kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan gangguan
absorpsi nutrient , status hipermetabolik
3. Infeksi , resiko tinggi terhadap tidak adekuatnya pertahanan utama ; perforasi /
rupture pada appendiks , peritonitis , pembentukan abses
4. Kurang pengetahuan ( kebutuhan belajar )tentang kondisi , prognosis dan kebutuhan
pengobatan berhubungan dengan kesalahan interpretasi informasi , kurang
mengingat
1. Diagnose I : nyeri berhubungan dengan agen cedera biologis : obstruksi / spasme duktus ,
proses inflamasi , iskemia jaringan / nekrosis
Tujuan : melaporkan nyeri hilang atau terkontrol
K. hasil : menunjukan penggunaan keterampilan relaksasi dan aktivitas hiburan sesuai
indikasi untuk situasi individual
Intervensi :
a. Mandiri
1) Observasi dan catat lokasi nyeri , beratnya (skala 0 – 10 )dan karakter nyeri (
menetap , hilang timbul , kolik )
3. Diagnose III : Infeksi , resiko tinggi terhadap tidak adekuatnya pertahanan utama :
perforasi / rupture pada appendiks , peritonitis , pembentukan abses
Tujuan : setelah melakukan tindakan keperawatan selama….x/24 jam
diharapkan infeksi tidak terjadi
K. hasil : meningkatkan penyembuhan luka dengan benar ,bebas dari tanda
infeksi / inflamasi drainase purulen , eritema dan demam
Intervensi :
a. Mandiri
1) Awasi tanda vital , perhatikan adanya demam , menggigil , berkeringat ,
perubahan mental , meningkatnya nyeri abdomen
Rasional : dugaan adanya infeksi / terjadinya sepsis , peritonitis
2) Lakukan pencucian tangan yang baik dengan perawatan luka aseptic , berikan
perawatan peripura
Rasional : menurinkan resiko penyebaran bakteri
3) Lihat insisi dan balutan . catat karakteristik drainase luka / drain , adanya
eritema
Rasional : memberikan deteksi dini terjadinya proses infeksi pengawasan
penyembuhan peritonitis yang telah ada sebelumnya
4) Berikan informasi yang tepat jujur pada pasien / orang terdekat
Rasional : pengetahuan tantang kemajuan status pemberian / memberikan
dukungan emosi , membantu menurunkan ansietas
b. Kolaborasi
1) Ambil contoh drainase bila diindikasikan
Rasional : kultur pewarna gram dan sensitivitasi berguna untuk
mengidentifikasikan organism penyebab dan pemilihan terapi
2) Berikan antibiotic sesuai indikasi
Rasional : mungkin hanya diberikan secara profilaktik / menurunkan jumlah
organisme untuk menurunkan penyebaran dan pertumbuhannya pada rongga
ada
3) Bantu irigasi dan drainase bila diindikasikan
Rasional : dapat diperlukan untuk mengalirkan isi abses Terlokalisir
G. Implementasi
1. Pengertian
Inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang spesifik
2. Tahap pelaksanaan
a. Uraikan persiapan terhadap keperawatan yang diidentifikasikan pada tahap
perencanaan
1) Revew terhadap keperawaatan yang di identifikasi pada tahap perencanaan
2) Menganalisa pengetahuan dan keterampilan keperawaatan yang diperlukan
3) Mengetahui komplikasi dan tindakan keperawatan yang mungkin timbul
4) Menentukan dan mempersiapkan peralatan yang di perlukan
5) Mempersiapkan lingkungan yang kondusif sesuai tindakan
b. Dokumentasi
Mencatat semua tindakan yang dilakukan dan hasil dari tindakan tersebut dan waktu ,
nama , paraf.
Evaluasi
1. Pengertian
Evaluasi merupakan langkah akhir dari proses keperawatan dengan cara melakukan
identifikasi sejauh mana terjadi dari rencana keperawatan tercapai / tidak
2. Jenis evaluasi
a. Evaluasi Formatif
Aktifitas dari proses keperawatan dan hasil kualitas pelayanan tindakan
kepearawatan, evaluasi proses harus dilakukansegera setelah perencanaan
keperawaatan dilaksanakan untuk membentuk dan membantu keefektifan terhadap
tindakan
b. Evaluasi Hasil
Perubahan perilaku / status kesehatan klien pada akhir tindakan keperawatan secara
sempurna
c. Dokumentasi
Perawat mendokumentasikan hal yang telah / belum dicapai pada " medical record "
penggunaan istilah yang tepat perlu ditekankan pada penulisannya untuk menghindari
salah persepsi penjelasan dalam menyusuri tindakan keperawatan lebih lanjut sudah
tercapai / tidak evaluasi dicatat bentuk SOAP