OLEH :
202210461011001
TAHUN 2022
LEMBAR PENGESAHAN
KELOMPOK 3
NIM: 202210461011001
B. Etiologi
1. Sepsis
2. Obat-obatan (misal : opioid, antacid, coumarin, amitriptyline,
chlorpromazine).
3. Gangguan elektrolit dan metabolic (misalnya hipokalemia,
hipomagnesemia, hipernatremia, anemia, atau hiposmolalitas).
4. Infark miokard
5. Pneumonia
6. Trauma (misal : patah tulang iga, cidera spina).
7. Bilier dan ginjal kolik.
8. Cidera kepala dan prosedur bedah saraf.
9. Inflamasi intraabdomen dan peritonitis.
10. Hematoma dan retroperitoneal.
C. Tanda gejala
Tanda dan gejala ileus paralitik tergantung pada seberapa parah
penyumbatannya. Namun, kondisi ini selalu disertai dengan sakit perut dan
kram di sekitar pusar. Gejala lainnya yang perlu diwaspadai yaitu:
Sembelit.
Tidak bisa buang angin.
Hilang selera makan.
Mual atau muntah.
Perut yang keras dan bengkak.
Diare.
Perut kram yang datang dan pergi.
D. Pemeriksaan penunjang
1. Rontgen toraks: diafragma meninggi akibat distensi abdomen.
2. Rontgen abdomen dalam posisi telentang: mencari penyebab (batu
empedu, volvulus, hernia).
3. Pemeriksaan sinar x: Untuk menunjukan kuantitas abnormal dari gas atau
cairan dalam usus.
4. Pemeriksaan laboratorium (misalnya pemeriksaan elektrolit dan jumlah
darah lengkap) akan menunjukan gambaran dehidrasi dan kehilangan
volume plasma dan kemungkinan infeksi.
5. Pemeriksaan radiogram abdomen sangat penting untuk menegakkan
diagnosa obstruksi usus.
E. Penatalaksanaan
Dasar pengobatan obstruksi usus adalah koreksi keseimbangan cairan
dan elektrolit, menghilangkan peregangan dan muntah dengan kompresi,
memperbaiki peritonitis dan syok bila ada, serta menghilangkan obstruksi
untuk memperbaiki kelangsungan dan fungsi usus kembali normal.
1. Perawatan koreksi keseimbangan cairan dan elektrolit, menghilangkan
peregangan dan muntah dengan kompresi, memperbaiki peritonitis dan
syok bila ada, serta menghilangkan obstruksi untuk memperbaiki
kelangsungan dan fungsi usus kembali normal.
2. Farmakologi Obat antibiotik dapat diberikan untuk membantu mengobati
atau mencegah infeksi dalam perut, obat analgesic untuk mengurangi
rasa nyeri.
3. Tindakan Bedah :
a. Kolostomi : kolostomi adalah prosedur untuk membuat stoma
(pembukaan) antara usus dan dinding perut. Ini mungkin dilakukan
sebelum memiliki operasi untuk menghapus usus yang tersumbat.
Kolostomi dapat digunakan untuk menghilangkan udara atau cairan
dari usus. Hal ini juga dapat membantu memeriksa kondisi
perawatan sebelum operasi. Dengan kolostomi, tinja keluar dari
stoma ke dalam kantong tertutup. Tinja mungkin berair, tergantung
pada bagian mana dari usus besar digunakan untuk kolostomi
tersebut. Stoma mungkin ditutup beberapa hari setelah operasi usus
setelah sembuh.
b. Stent : stent adalah suatu tabung logam kecil yang memperluas
daerah usus yang tersumbat. Dengan Menyisipkan stent ke dalam
usus menggunakan ruang lingkup (tabung, panjang ditekuk tipis).
Stent dapat membuka usus untuk membiarkan udara dan makanan
lewat. Menggunakan stent juga untuk membantu mengurangi gejala
sebelum operasi.
F. Komplikasi
Ileus paralitik yang tak kunjung ditangani dapat menyebabkan
komplikasi serius yang mengancam jiwa, seperti:
G. Pathway
ANALISA DATA PASIEN Ny. S
S : nyeri pada perut terasa Agen pencedera Nyeri akut Nyeri akut b.d Agen
tertusuk-tusuk dan menetap, fisiologis pencedera fisiologis
semakin bertambah jika ada
gerakan skala 5
O:
Pasien meringis
Pasien tampak gelisah
TD : 132/74 mmHg
N : 57x/menit
S : 37oC
RR : 22x/menit
S : keluarga mengatakan Ketidakmampuan Risiko deficit nutrisi Risiko deficit nutrisi
makan tidak habis mencerna dengan factor risiko
O: makanan ketidakmampuan
mencerna makanan
Bibir tampak pucat
Albumin : 2,14 g/dl
Klorida : 91 mmol/L
Kalium : 3,1 mmol/L
Natrium : 122 mmol/L
S : keluarga mengatakan Obstruksi Risiko ketidakseimbangan Risiko
minum sedikit sedikit intestinal cairan ketidakseimbangan
O: cairan dengan faktor
risiko obstruksi
Bibir tampak pucat intestinal
Bibir pecah
Kulit kering dan keriput
Diagnosa
No LUARAN INTERVENSI
Keperawatan
1 Nyeri akut b.d agen Setelah dilakukan Tindakan Manajemen nyeri (1.08338)
pencedera fisiologis keperawatan selama 3x24 jam Observasi
(D. 0077) diharapkan pasien dapat 1. lokasi, karakteristik, durasi,
menurunkan tingkat nyeri frekuensi, kualitas,
(L.08066) dengan kriteria hasil : intensitas nyeri
2. Identifikasi skala nyeri
1. Keluhan nyeri menurun Terapeutik
2. Tekanan darah membaik 3. Berikan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa
Edukasi
4. Jelaskan penyebab, periode,
dan pemicu nyeri
5. Jelaskan strategi meredakan
nyeri
Kolaborasi
6. Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu
2 Risiko Setelah dilakukan Tindakan Manajemen cairan (I.03098)
ketidakseimbangan keperawatan selama 3x24 jam Observasi
cairan dengan faktor diharapkan status nutrisi pasien 1. Monitor status hidrasi (mis:
risiko obstruksi dapat membaik (L.03030) dengan frekuensi nadi, kekuatan
intestinal (D.0036) kriteria hasil : nadi, akral, pengisian kapiler,
kelembaban mukosa, turgor
1. Membran mukosa membaik kulit, tekanan darah)
2. Turgor kulit membaik 2. Monitor hasil pemeriksaan
laboratorium (mis:
hematokrit, Na, K, Cl, berat
jenis urin, BUN)
3. Monitor status hemodinamik
(mis: MAP, CVP, PAP,
PCWP, jika tersedia)
Terapeutik
4. Catat intake-output dan
hitung balans cairan 24 jam
5. Berikan asupan cairan, sesuai
kebutuhan
Kolaborasi
6. Kolaborasi pemberian
diuretik, jika perlu
3 Risiko deficit nutrisi Setelah dilakukan Tindakan Manajemen nutrisi (1.03119)
dengan factor risiko keperawatan selama 3x24 jam Observasi
ketidakmampuan
diharapkan status nutrisi pasien 1. Identifikasi status nutrisi
mencerna makanan
2. Monitor aasupan makanan
(D.0032) dapat membaik (L.03030) dengan 3. Monitor hasil pemeriksaan
kriteria hasil : laboratorium
Terapeutik
1. Porsi makan yang dihabiskan 4. Fasilitasi menentukan
meningkat pedoman diet
2. Serum albumin meningkat Edukasi
5. Anjurkan posisi duduk jika
mampu
Kolaborasi
6. Kolaborasi pemberian
medikasi sebelum makan
(mis. Pereda nyeri,
antiemetik)
7. Kolaborasi dengan ahligizi
menentukan jumlah kalori
dan jenis nutrient yang
dibutuhkan
Hari/ Hari/
Implementasi Evaluasi Ttd
Tgl Tgl
P : lanjutkan intervensi
P : lanjutkan intervensi
Rabu Manajemen nyeri Rabu S : pasien mengatakan
merasa lebih baik
8/12/22 1. Mengedentifikasi lokasi, 28/12/2
durasi, frekuensi, skala 2 O:
22.10 nyeri
2. Berkolaborasi memberikan 06.00 1. Keluhan nyeri sedang
analgesik santagesik 3x1 2. Tekanan darah sedang
gr melalui iv
3. Memonitor efek samping A : masalah teratasi sebagian
analgetik
4. Memeriksa P : lanjutkan intervensi
TD : 134/66 mmHg
N : 97 x/menit
S : 37,5oC
RR : 20
P : lanjutkan intervensi
Kamis Manajemen nyeri Kamis S : pasien mengatakan
merasa lebih baik
9/12/22 1. Mengedentifikasi lokasi, 29/12/2
durasi, frekuensi, skala 2 O:
22.20 nyeri
2. Berkolaborasi memberikan 06.20 1. Keluhan nyeri sedang
analgesik santagesik 3x1 2. Tekanan darah sedang
gr melalui iv
3. Memonitor efek samping A : masalah teratasi sebagian
analgetik
4. Memeriksa P : intervensi dihentikan
TD : 135/59 mmHg (pasien meninggal)
N : 105 x/menit
S : 36,7oC
RR : 20 x/menit
P : intervensi dihentikan
(pasien meninggal)