Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN Ny.

Dengan Diagnosa Obstruksi Ileus

di Ruang Diponegoro Atas

RSUD Kanjurahan Kab. Malang

OLEH :

FARRAS SYAFIQAH FANANI

202210461011001

PROGRAM PROFESI KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

TAHUN 2022
LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. S

DENGAN DIAGNOSA OBSTRUKSI ILEUS

DI RUANGAN DIPONEGORO ATAS

DEPARTEMEN KEPERAWATAN DASAR

KELOMPOK 3

NAMA: Farras Syafiqah Fanani

NIM: 202210461011001

TANGGAL PRAKTEK/MINGGU KE : 26 Des - 31 Des 2022/ MINGGU III

Malang, 23 Desember 2022

Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan

( Chairul Huda Al-Husna, S.Kep, Ns., M.Kep.) ( )


A. Pengertian
Ileus obstruktif merupakan kegawatan di bidang bedah digestive
yang sering dilaporkan. Gangguan saluran cerna ini menduduki 20% dari
seluruh kasus nyeri akut abdomen yang tidak tergolong appendicitis akuta.
Sekitar 60% penyebab obstruksi ileus disebabkan oleh adhesi yang terjadi
pasca operasi regio abdominal dan operasi di bidang obstetric
ginekologik. Obstruksi ileus terjadi karena adanya daya mekanik yang
mempengaruhi dinding usus sehingga menyebabkan penyumbatan lumen
usus. Hal tersebut menyebabkan pasase lumen usus terganggu. Akibat
gangguan pasase tersebut terjadi pengumpulan isi lumen usus yang
berupa gas dan cairan pada bagian proximal tempat penyumbatan
( (Arief, Wirka, & Setyawati, 2020)).

B. Etiologi
1. Sepsis
2. Obat-obatan (misal : opioid, antacid, coumarin, amitriptyline,
chlorpromazine).
3. Gangguan elektrolit dan metabolic (misalnya hipokalemia,
hipomagnesemia, hipernatremia, anemia, atau hiposmolalitas).
4. Infark miokard
5. Pneumonia
6. Trauma (misal : patah tulang iga, cidera spina).
7. Bilier dan ginjal kolik.
8. Cidera kepala dan prosedur bedah saraf.
9. Inflamasi intraabdomen dan peritonitis.
10. Hematoma dan retroperitoneal.

C. Tanda gejala
Tanda dan gejala ileus paralitik tergantung pada seberapa parah
penyumbatannya. Namun, kondisi ini selalu disertai dengan sakit perut dan
kram di sekitar pusar. Gejala lainnya yang perlu diwaspadai yaitu:

 Sembelit.
 Tidak bisa buang angin.
 Hilang selera makan.
 Mual atau muntah.
 Perut yang keras dan bengkak.
 Diare.
 Perut kram yang datang dan pergi.

D. Pemeriksaan penunjang
1. Rontgen toraks: diafragma meninggi akibat distensi abdomen.
2. Rontgen abdomen dalam posisi telentang: mencari penyebab (batu
empedu, volvulus, hernia).
3. Pemeriksaan sinar x: Untuk menunjukan kuantitas abnormal dari gas atau
cairan dalam usus.
4. Pemeriksaan laboratorium (misalnya pemeriksaan elektrolit dan jumlah
darah lengkap) akan menunjukan gambaran dehidrasi dan kehilangan
volume plasma dan kemungkinan infeksi.
5. Pemeriksaan radiogram abdomen sangat penting untuk menegakkan
diagnosa obstruksi usus.

E. Penatalaksanaan
Dasar pengobatan obstruksi usus adalah koreksi keseimbangan cairan
dan elektrolit, menghilangkan peregangan dan muntah dengan kompresi,
memperbaiki peritonitis dan syok bila ada, serta menghilangkan obstruksi
untuk memperbaiki kelangsungan dan fungsi usus kembali normal.
1. Perawatan koreksi keseimbangan cairan dan elektrolit, menghilangkan
peregangan dan muntah dengan kompresi, memperbaiki peritonitis dan
syok bila ada, serta menghilangkan obstruksi untuk memperbaiki
kelangsungan dan fungsi usus kembali normal.
2. Farmakologi Obat antibiotik dapat diberikan untuk membantu mengobati
atau mencegah infeksi dalam perut, obat analgesic untuk mengurangi
rasa nyeri.
3. Tindakan Bedah :
a. Kolostomi : kolostomi adalah prosedur untuk membuat stoma
(pembukaan) antara usus dan dinding perut. Ini mungkin dilakukan
sebelum memiliki operasi untuk menghapus usus yang tersumbat.
Kolostomi dapat digunakan untuk menghilangkan udara atau cairan
dari usus. Hal ini juga dapat membantu memeriksa kondisi
perawatan sebelum operasi. Dengan kolostomi, tinja keluar dari
stoma ke dalam kantong tertutup. Tinja mungkin berair, tergantung
pada bagian mana dari usus besar digunakan untuk kolostomi
tersebut. Stoma mungkin ditutup beberapa hari setelah operasi usus
setelah sembuh.
b. Stent : stent adalah suatu tabung logam kecil yang memperluas
daerah usus yang tersumbat. Dengan Menyisipkan stent ke dalam
usus menggunakan ruang lingkup (tabung, panjang ditekuk tipis).
Stent dapat membuka usus untuk membiarkan udara dan makanan
lewat. Menggunakan stent juga untuk membantu mengurangi gejala
sebelum operasi.

F. Komplikasi
Ileus paralitik yang tak kunjung ditangani dapat menyebabkan
komplikasi serius yang mengancam jiwa, seperti:

 Kematian Jaringan. Kondisi ini dapat memotong suplai darah ke


bagian usus yang pada akhirnya menyebabkan dinding usus mati.
Kematian jaringan dapat mengakibatkan robekan (perforasi) pada
dinding usus, yang dapat menyebabkan infeksi.
 Infeksi. Peritonitis adalah istilah medis untuk infeksi pada rongga
perut. Ini adalah kondisi yang mengancam jiwa dan memerlukan
penanganan medis segera.

G. Pathway
ANALISA DATA PASIEN Ny. S

DATA MASALAH DIAGNOSA


PENYEBAB
(Tanda mayor & minor) KEPERAWATAN KEPERAWATAN

S : nyeri pada perut terasa Agen pencedera Nyeri akut Nyeri akut b.d Agen
tertusuk-tusuk dan menetap, fisiologis pencedera fisiologis
semakin bertambah jika ada
gerakan skala 5
O:
 Pasien meringis
 Pasien tampak gelisah
 TD : 132/74 mmHg
 N : 57x/menit
 S : 37oC
 RR : 22x/menit
S : keluarga mengatakan Ketidakmampuan Risiko deficit nutrisi Risiko deficit nutrisi
makan tidak habis mencerna dengan factor risiko
O: makanan ketidakmampuan
mencerna makanan
 Bibir tampak pucat
 Albumin : 2,14 g/dl
 Klorida : 91 mmol/L
 Kalium : 3,1 mmol/L
 Natrium : 122 mmol/L
S : keluarga mengatakan Obstruksi Risiko ketidakseimbangan Risiko
minum sedikit sedikit intestinal cairan ketidakseimbangan
O: cairan dengan faktor
risiko obstruksi
 Bibir tampak pucat intestinal
 Bibir pecah
 Kulit kering dan keriput

Diagnosa Keperawatan berdasarkan Prioritas:


1. Nyeri akut b.d Agen pencedera fisiologis
2. Risiko ketidakseimbangan cairan dengan faktor risiko obstruksi intestinal
3. Risiko deficit nutrisi dengan factor risiko ketidakmampuan mencerna makanan
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN Ny. S

Diagnosa
No LUARAN INTERVENSI
Keperawatan

1 Nyeri akut b.d agen Setelah dilakukan Tindakan Manajemen nyeri (1.08338)
pencedera fisiologis keperawatan selama 3x24 jam Observasi
(D. 0077) diharapkan pasien dapat 1. lokasi, karakteristik, durasi,
menurunkan tingkat nyeri frekuensi, kualitas,
(L.08066) dengan kriteria hasil : intensitas nyeri
2. Identifikasi skala nyeri
1. Keluhan nyeri menurun Terapeutik
2. Tekanan darah membaik 3. Berikan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa
Edukasi
4. Jelaskan penyebab, periode,
dan pemicu nyeri
5. Jelaskan strategi meredakan
nyeri
Kolaborasi
6. Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu
2 Risiko Setelah dilakukan Tindakan Manajemen cairan (I.03098)
ketidakseimbangan keperawatan selama 3x24 jam Observasi
cairan dengan faktor diharapkan status nutrisi pasien 1. Monitor status hidrasi (mis:
risiko obstruksi dapat membaik (L.03030) dengan frekuensi nadi, kekuatan
intestinal (D.0036) kriteria hasil : nadi, akral, pengisian kapiler,
kelembaban mukosa, turgor
1. Membran mukosa membaik kulit, tekanan darah)
2. Turgor kulit membaik 2. Monitor hasil pemeriksaan
laboratorium (mis:
hematokrit, Na, K, Cl, berat
jenis urin, BUN)
3. Monitor status hemodinamik
(mis: MAP, CVP, PAP,
PCWP, jika tersedia)

Terapeutik
4. Catat intake-output dan
hitung balans cairan 24 jam
5. Berikan asupan cairan, sesuai
kebutuhan

Kolaborasi
6. Kolaborasi pemberian
diuretik, jika perlu
3 Risiko deficit nutrisi Setelah dilakukan Tindakan Manajemen nutrisi (1.03119)
dengan factor risiko keperawatan selama 3x24 jam Observasi
ketidakmampuan
diharapkan status nutrisi pasien 1. Identifikasi status nutrisi
mencerna makanan
2. Monitor aasupan makanan
(D.0032) dapat membaik (L.03030) dengan 3. Monitor hasil pemeriksaan
kriteria hasil : laboratorium
Terapeutik
1. Porsi makan yang dihabiskan 4. Fasilitasi menentukan
meningkat pedoman diet
2. Serum albumin meningkat Edukasi
5. Anjurkan posisi duduk jika
mampu
Kolaborasi
6. Kolaborasi pemberian
medikasi sebelum makan
(mis. Pereda nyeri,
antiemetik)
7. Kolaborasi dengan ahligizi
menentukan jumlah kalori
dan jenis nutrient yang
dibutuhkan
Hari/ Hari/
Implementasi Evaluasi Ttd
Tgl Tgl

Senin Manajemen nyeri Senin S : pasien mengatakan


merasa lebih baik
6/12/22 1. Mengedentifikasi lokasi, 26/12/2
durasi, frekuensi, skala 2 O:
10.00 nyeri
2. Berkolaborasi memberikan 13.30 1. Keluhan nyeri sedang
analgesik santagesik 3x1 2. Tekanan darah sedang
gr melalui iv
3. Memonitor efek samping A : masalah teratasi sebagian
analgetik
4. Memeriksa P : lanjutkan intervensi
TD : 132/74 mmHg
N : 57x/menit
S : 37oC
RR : 22x/menit

Senin Manajemen cairan Senin S : pasien mengatakan masih


lemas
6/12/22 1. Mencatat pengeluaran 26/12/2
urine di urine bag 600 cc 2 O:
10.00 dari malam hari sampai
pagi hari 13.35 1. Membrane mukosa sedang
2. Mengganti cairan infus RL 2. Turgor kulit sedang
20 tpm A : masalah teratasi sebagian
3. Memonitor status hidrasi
pasien P : lanjutkan intervensi

Senin Manajemen nutrisi Senin S : keluarga mengatakan


6/12/22 1. Menganjurkan makan 26/12/2 pasien minum lebih banyak
sedikit sedikit tapi sering 2
10.20 2. Mengedukasi lebih banyak O:
meminum air 13.40
1. Porsi makan yang
3. Berkolaborasi mengganti dihabiskan sedang
dari diit bubur halus 2. Serum albumin sedang
diganti diit vair 6x100 cc A : masalah teratasi Sebagian

P : lanjutkan intervensi

Selasa Manajemen nyeri Selasa S : pasien mengatakan


merasa lebih baik
7/12/22 1. Mengedentifikasi lokasi, 27/12/2
durasi, frekuensi, skala 2 O:
09.00 nyeri
2. Berkolaborasi memberikan 13.10 1. Keluhan nyeri sedang
analgesik santagesik 3x1 2. Tekanan darah sedang
gr melalui iv
3. Memonitor efek samping A : masalah teratasi sebagian
analgetik
4. Memeriksa P : lanjutkan intervensi
TD : 151/62 mmHg
N : 80x/menit
S : 36,50C
RR : 20x/menit

Selasa Manajemen cairan Selasa S : pasien mengatakan lemas

7/12/22 1. Mencatat pengeluaran 27/12/2 O:


urine di urine bag 550 cc 2
09.10 dari malam hari sampai 1. Membrane mukosa
pagi hari 13.20 sedang
2. Turgor kulit sedang
2. Mengganti cairan infus RL
20 tpm A : masalah teratasi sebagian
3. Memonitor status hidrasi
pasien P : lanjutkan intervensi

Selasa Manajemen nutrisi Selasa S : keluarga mengatakan


pasien minum lebih banyak
7/12/22 1. Menganjurkan makan 27/12/2
sedikit sedikit tapi sering 2 O:
09.15 2. Mengedukasi lebih banyak
meminum air 13.25 1. Porsi makan yang
dihabiskan sedang
2. Serum albumin sedang
A : masalah teratasi Sebagian

P : lanjutkan intervensi
Rabu Manajemen nyeri Rabu S : pasien mengatakan
merasa lebih baik
8/12/22 1. Mengedentifikasi lokasi, 28/12/2
durasi, frekuensi, skala 2 O:
22.10 nyeri
2. Berkolaborasi memberikan 06.00 1. Keluhan nyeri sedang
analgesik santagesik 3x1 2. Tekanan darah sedang
gr melalui iv
3. Memonitor efek samping A : masalah teratasi sebagian
analgetik
4. Memeriksa P : lanjutkan intervensi
TD : 134/66 mmHg
N : 97 x/menit
S : 37,5oC
RR : 20

Rabu Manajemen cairan Rabu S : pasien mengatakan lemas

8/12/22 1. Mencatat pengeluaran 28/12/2 O:


urine di urine bag 400 cc 2
22.10 dari malam hari sampai 1. Membrane mukosa sedang
pagi hari 06.00 2. Turgor kulit sedang
2. Mengganti cairan infus A : masalah teratasi sebagian
RL 20 tpm
3. Memonitor status hidrasi P : lanjutkan intervensi
pasien

Rabu Manajemen nutrisi Rabu S : keluarga mengatakan


pasien minum lebih banyak
8/12/22 1. Menganjurkan makan 28/12/2
sedikit sedikit tapi sering 2 O:
22.10 2. Mengedukasi lebih
06.00 1. Porsi makan yang
banyak meminum air dihabiskan sedang
2. Serum albumin sedang
A : masalah teratasi Sebagian

P : lanjutkan intervensi
Kamis Manajemen nyeri Kamis S : pasien mengatakan
merasa lebih baik
9/12/22 1. Mengedentifikasi lokasi, 29/12/2
durasi, frekuensi, skala 2 O:
22.20 nyeri
2. Berkolaborasi memberikan 06.20 1. Keluhan nyeri sedang
analgesik santagesik 3x1 2. Tekanan darah sedang
gr melalui iv
3. Memonitor efek samping A : masalah teratasi sebagian
analgetik
4. Memeriksa P : intervensi dihentikan
TD : 135/59 mmHg (pasien meninggal)
N : 105 x/menit
S : 36,7oC
RR : 20 x/menit

Kamis Manajemen cairan Kamis S : pasien mengatakan lemas

9/12/22 1. Mencatat pengeluaran 29/12/2 O:


urine di urine bag 600 cc 2
22.20 1. Membrane mukosa sedang
dari malam hari sampai 2. Turgor kulit sedang
pagi hari 06.20
2. Mengganti cairan infus RL A : masalah teratasi sebagian
20 tpm
P : intervensi dihentikan
3. Memonitor status hidrasi
(pasien meninggal)
pasien

Kamis Manajemen nutrisi Kamis S : keluarga mengatakan


pasien minum lebih banyak
9/12/22 1. Menganjurkan makan 29/12/2
sedikit sedikit tapi sering 2 O:
22.20 2. Mengedukasi lebih banyak
06.20 1. Porsi makan yang
meminum air dihabiskan sedang
3. Mengecek GDS :148 2. Serum albumin sedang
A : masalah teratasi Sebagian

P : intervensi dihentikan
(pasien meninggal)

Anda mungkin juga menyukai