Anda di halaman 1dari 20

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN

GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN: APENDISITIS

NAMA KELOMPOK

1. DWI OCKY ADIZIZ VRAMUDZI


2. FERI NURHUAYAT
3. MUHAMMAD AGUS RAFIUDIN
4. RISKI ADI SAPUTRA
5. GUSTI MARTIA PUTRI
6. INDAH PERMATASARI
7. FERONIKA SARI
8. FRIDA SATYA DINATA
9. KIKI MARDHALENA
10. AZWA ZUBAIDA

YAYASAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DHARMA WACANA

AKADEMIK KEPERAWATAN DHARMA WACANA METRO

TAHUN AJARAN 2020/2021


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmad dan
hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini
dalambentuk maupun isinya yang sangat sederhana.Tidak dapat dipungkiri lagi
hambatan demi hambatan selalu kami temui dalam halnya penyusunan setiap
makalah. Dengan kerja keras maka akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah
ini .

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah
ini, karena pengalaman yang memiliki sangat kurang. Oleh karena itu, kritik serta
saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi perbaikan dimasa
yang akan dating.

METRO, 10 DESEMBER 2021

PENULIS
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

A. KONSEP DASAR
1. PENGERTIAN
2. ETIOLOGI
3. PATOFISIOLOGI
 PATHWAY
4. MANIFESTASI KLINIS
5. KOMPLIKASI
6. PEMERIKSAAN PENUNJANG
7. PENATALAKSAAN
 MEDIS
 KEPERAWATAN

B. PROSES KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN SECARA TEORITIS
 RIWAYAT KESEHATAN
 PEMERIKSAAN FISIK
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
 NYERI AKUT
 KEKURANGAN VOLUME CAIRAN
 RESIKO INFEKSI
3. PERENCANAAN

C. DAFTAR PUSTAKA
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN
GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN: APENDISITIS

A. KONSEP DASAR
1. Pengertian

Apendisitis akut adalah peradangan pada apendiks vermiformis

(Pierce A.Grace & Neil R.Borley,2017)

Apendisitis adalah pembengkakan usus buntu yang menyakitkan. Apendiks adalah


kantong kecil dan tipis dengan panjang sekitar 5-10 cm (2-4 inci) yang terhubung ke usus
besar, dimana kotoran terbentuk (NHS 2019b). apendisitis juga merupakan peradangan
pada usus buntu dengan ke adaan darurat medis yang hampir selalu membutuhkan
pembedahan segera mungkin untuk mengangkat usus buntu (Minesh 2009).

2. Etiologi

Penyebab apendisitis adalah adanya obstruksi pada lumen appendikeal oleh apendikolit,
hiperlasia folikel limvoit submucosa, fekalit (material garam kalsium, debris fekal) atau
parasit (Katz,2009).

Study epidemiologi menunjukan peran kebiasaan makan makanan rendah serat dan
pengaruh konstipasi terhadap timbulnya apendisitis. Kontipasi akan menaikan tekanan
intrasekal, yang berakibat timbulnya sumbatan fungsional apendiks dan meningkatnya
pertumbuhan kuman flora kolon biasa (Sjamsuhidayat,2005).

3. Patofisiologi

Apendiks adalah kantong yang berbentuk seperti selang yang terikat pada sekum tepat
dibawah katup ileosekam. Biasanya terletak diregiu ileaka kanan, pada area yang disebut
sebagai titik McBurney. fungsi apendiks tidak sepenuhnya dipahami, meskipun berfungsi
sebagai reserfoir untuk bakteri usus yang penting. Opbstrupsi lumen proksimal apendiks
jelas terlihat pada sebagian besar apendiks yang mengalami inflamasi akut. Optrupsi
seringkali disebabkan oleh fecalith, atau masa veses yang keras. Penyebab obstruktif lain
penumpukan kalulus atau batu, benda asing, inflamasi, tumor, parasite (missal: cacing jarum
atu cacing kerawit), atau edema jaringan limpoit. Setelah obstrupsi, apendiks mengalami
dimiasis akibat cairan yang disekresikan oleh mukosanya. Tekanan dalam lumen apendiks
meningkat, menggangu sirkulasi darah dan menyebabkan implamasi, edema, ulserasi, dan
infeksi. Eksudatpurelen terbentuk, semakin mendistensi apendiks dalam 24-36 jam, terjadi
nekrosis jaringan dan ganggren, menyebabkan perkurasi jika terap tidak dimulai. Perforasi
menyebabkan perimotritis bacterial (Coroline Bunker Rosdahl, Mary T. Kowalski 2017)

Apendisitis dapat diklasifikasikan menjadi sederhana, gangrenus, atau perforatif,


bergantung pada tahap prosesnya.pada apendisitis sederhana, apendiks terimfalamis tetapi
utuh. Ketika area jaringan nekrosis dan pervorasi mikroskopik terjadi diapendiks, gangguan
ini disebut apendisitis gangrenus. Apendiks pervoratif menunjukan temuan perforasi luas
dan kontaminasi rongga pitoneal. (Coroline Bunker Rosdahl, Mary T. Kowalski 2017)

Pathway

4. Manifestasi klinis
a. Nyeri di perut kanan bawah atau nyeri di dekat perut pusar yang bergerak kebawah.
Ini biasanya merupakan tanda pertama
b. Kehilangan selera makan
c. Mual dan muntah segera setelah sakit perut di mulai
d. Perut bengkak (Mines Khatri 2019)

5. Komplikasi
a. Peritonitis
b. Abses
c. Adhesi
d. Perforasi
e. Massa apendikular
f. Infeksi luka oprasi apendiktomi
(mooy, suwedagatha, and golden 2020)

6. Pemeriksaan penunjang

 Diagnosis berdasarkan klinis, namun sel darah putih ( hamper selalu leukositosis )
dan CPR (biasanya meningkat) sangat membantu
 Ultara sonografi untuk masa apendiks dan jika masih ada keraguan untuk
menyingkirkan kelainan pelvis lainnya (misalnya kista ovarium).
 Laporoskopi biasanya digunakan untuk menyingkirkan ovarium sebelum dilakukan
apendiktomi pada wanita muda
 CT scan (heliks) pada pasien usia lanjut atau dimana penyebab lain masih mungkin
(Coroline Bunker Rosdahl, Mary T. Kowalski 2017)
7. Penatalaksanaan
a. Medis
1. Penggantian cairan dan elektrolit
2. Pemberian anti biotik
3. Obat anti diare

b. Keperawatan
1. Pembedahan diindikasikan jika terdiagnosa apendisitis ; lakukan apendiktomi
secepat mungkin untuk mengurangi resiko perforasi, metode ; insisi abdominan
bawah asentesi umum atau spinal ; laparoskopi
2. Pemberian anti biotik dan cairan IV sampai pembedahan dilakukan
3. Analgesek dapat di berikan setelah diagnosa di tegagkan
(Diana C. Baughman, JoAnn C. Hackley, 2000)
B. PROSES KEPERAWATAN
1. Pengkajian secara teoritis

Pengkajian yang tepat dan cepat harus dilakukan karena apendisitis dapat berkembang secara
cepat dari inflamasi hingga perforasi . Data pengkajian berikut harus diperoleh :

- Riwayat kesehatan : Menifestasi saat ini, termasuk awitan, durasi, progresi dan factor yang
memperburuk dan meredakan; asupan makanan atau cairan yang berakhir dikonsumsi; elergi
obat atau alergi lain yang diketahui; medikasi saat ini; riwayat penyakit kronik.

- Pemeriksaan fisik : Tanda - tanda vital mencakup suhu tubuh; kesehatan umum yang terlihat;
bentuk dan kontur obdomen; bisisng usus; nyeri tekan terhadap palpasi ringan.

2. Diagnose keperawatan yang mungkin muncul.

- Nyeri akut

- Kekurangan volume cairan

- Resiko infeksi

3. Perencanaan

N Diagnosa Tujuan Rencana Tindakan Rasional


O Keperawatan dan
Data Penunjang
1. Nyeri akut Setelah dilakukan asuhan Manajemen nyeri 1.Berguna
berhubungan dengan keperawatan selama 1x 1. Identifikasi dalam
pencedera fisiologis 24 jam diharapkan tingkat lokasi, pengawasan
( inflamansi )ditandai nyeri menurun ditandai karakteristik, keefektifan
dengan : dengan : durasi, obat,
DS : 1. Melaporkan nyeri frekuensi , kemajuan
1. Adanya laporan hilang atau kualitas, penyembuhan.
nyeri. terkontrol. itensitas nyeri. Perubahan
DO : 2. Tampak rileks, 2. Fasilitasi karakteristik
2. Wajah mengerut, mampu tidur istirahat dan nyeri
otot tegang, atau istirahat tidur. menunjukkan
prilaku distraksi. dengan tepat. 3. Berikan teknik terjadinya
nonfarmakolog abses/peritoni
is untuk tis.
mengurangi 2.Memerlukan
rasa nyeri. upaya evaluasi
4. Jelaskan medic dan
strategi intervensi.
meredakan
nyeri. 3.Gravitasi
5. Kolaborasi melokalisasi
pemberian eksudat
analgetik, jika inflamasi
perlu. dalam
abdomen
bawah atau
pelvis,
menghilangkan
tegangan
abdomen yang
bertambah
dengan posisi
terlentang.

4.Focus
perhatikan
kembali,
meningkatkan
relaksasi, dan
dapat
meningkatkan
kemampuan
koping.

5.Menghilangk
an nyeri
mempermuda
h kerja sama
dengan
intervensi
terapi lain
contoh
ambulasi,
batuk.

2. Kekurangan volume Setelah dilakukan asuhan Manajemen 1.Tanda yang


cairan berhubungan keperawatan selama 1x24 hipovolemia membantu
dengan kehilngan jam diharapkan status 1. Periksa tanda mengidentifika
cairan aktif ditandai cairan membaik ditandai dan gejala si fluktuasi
dengan : dengan : hipovolemia. volume
DS : 1. Turgor kulit 2. Memonitor intravaskuler.
1. Klien merasa meningkat. intake dan Indicator
lemas. 2. Tekanan output cairan. keadekuatan
2. Klien darah 3. Kolaborasi sirkulasi
mengeluh membaik. pemberian perifer dan
haus. 3. Frekuensi cairan IV hidrasi seluler.
DO : nadi isotonis.
1.Membran membaik. 2.Penularan
mukosa klien tampak haluaran urine
kering. pekat dengan
2.Turgor kulit klien peningkatan
meningkat. berat jenis
3. Tekanan diduga
darah klien dehidrasi atau
menurun. kebutuhan
4. Frekuensi nadi peningkatan
klien cairan.
meningkat.
5. Nadi klien 3.Peritoneum
teraba lemah. beriaksi
terhadap iritasi
atau infeksi
dengan
menghasilkan
sejumlah besar
cairan yang
dapat
menurunkan
volume
sirkulasi darah,
mengakibatka
n hipovolemia.
Dehidrasi dan
dapat terjadi
keseimbangan
elektrolit

3. Resiko infeksi ditandai Setelah dilakukan asuhan Pencegahan infeksi 1.Dengan


dengan penyakit keperawatan selama 1x24 1. Memonitor adanya
kronis ( apendisitis ). jam diharapkan infeksi tanda dan infeksi/terjadin
menurun ditandai gejala. ya sepsis
dengan : 2. Cuci tangan abses,
1. Meningkatkan sebelum dan peritonitis.
penyembuhan sesudah
luka dengan kontak dengan 2.Menurunkan
benar, bebas pasien dan resiko
tanda infeksi atau lingkungan penyebaran
inflamasi drainase pasien. bakteri.
purulent, eritema Pertahankan
dan demam. teknik aseptic 3.Mungkin
2. Kebersihan pada pasien diberikan
tangan menigkat. beresiko tinggi. secara
3. Demam menurun. 3. Kolaborasi profilaktik atau
pemberian menurunkan
imunisasi, jika jumlah
perlu. organisme
( pada infeksi
yang telah ada
sebelumnya )
untuk
menurunkan
penyebaran
dan
pertumbuhann
ya pada rongga
abdomen.
`1
DAFTAR PUSTAKA

-RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN,PEDOMAN UNTUK PERENCANAAN DAN PENDOKUMENTASIAN


PERAWATAN PASIEN,2000.

-STANDAR DIAGNOSA KEPERAWATAN INDONESIA,2017

-STANDAR LUARAN KEPERAWATAN INDONESIA,2017

-STANDAR INTERVENSI KEPERAWATAN INDONESIA,2017

-BUKU AJAR KEPERAWATAN DASAR,ED.10 VOL.5, 2012

-AT A GLANCE ILMU BEDAH EDISI KETIGA


Diangnosa Sesuai Prioritas
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik (prosedur operasi) di tandai
dengan :
DS: - Klien mengatakan nyeri pada luka post oprasi, nyeri seperti tertusuk tusuk, nyeri hilang timbul,
nyeri yang dirasakan menetap, nyeri bertambah saat klien beraktifitas dan berkurang saat berbaring,
skala nyeri 3

DO : - Terdapat luka post oprasi appendiksitis dengan panjang kurang lebih 5cm

- Klien tampak meringis

- Klien mengeluh nyeri

- klien hanya tidur 4-5 jam per hari dan sering terbangun

- Nadi 128x/menit

2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri ditandai dengan :

DS : - Klien mengatakan nyeri bertambah saat beraktifitas dengan skala 3

- klien mengatakan takut sakit jika bergerak

DO : - Klien tampak lemah

- Klien hanya beraring di tempat tidur

- Semua aktivitas klien di bantu oleh keluarganya

- Nadi 128x/menit

3. Resiko infeksi ditandai dengan efek invasif

DO : -terdapat luka post operasi appendiksitis dengan panjang kurang lebih 5cm
ANALISA DATA

NO DATA MASALAH ETIOLOGI


1 DS: - Klien mengatakan nyeri pada luka
post oprasi, nyeri seperti tertusuk tusuk, Nyeri akut Agen pencedera fisik
nyeri hilang timbul, nyeri yang dirasakan
menetap, nyeri bertambah saat klien
beraktifitas dan berkurang saat
berbaring, skala nyeri 3

DO : - Terdapat luka post oprasi


appendiksitis dengan panjang kurang
lebih 5cm
- Klien tampak meringis
- Klien mengeluh nyeri
- klien hanya tidur 4-5 jam per hari dan
sering terbangun
- Nadi 128x/menit
2
DS : - Klien mengatakan nyeri Gangguan mobilitas Nyeri
bertambah saat beraktifitas dengan fisik
skala 3
- klien mengatakan takut sakit jika
bergerak

DO : - Klien tampak lemah


- Klien hanya beraring di tempat tidur
- Semua aktivitas klien di bantu oleh
keluarganya
- Nadi 128x/menit

3 DO : - terdapat luka post operasi dengan Resiko infeksi


panjang kurang lebih 5cm dibagian perut
kanan bawah
-Efek prosedur invasif
RENCANA KEPERAWATAN

N DIAGNOSA TUJUAN DAN KRITERIA HASIL INTERVENSI


O KEPERAWATAN
1 Nyeri akut berhubungan Setelah dilakukan asuhan Menejemen nyeri
dengan agen pencedera keperawatan selama 3x24 • Identifikasi lokasi,
fisik (prosedur operasi) tingkat nyeri menurun dengan karakteristik, durasi,
di tandai dengan : kriteria hasil : frekuensi, kualitas,
DS: - Klien • Keluhan nyeri intensitas nyeri
mengatakan nyeri menurun • Identifikasi skala nyeri
pada luka post • Meringis menurun • Jelaskan strategi
oprasi, nyeri seperti • Frekuensi nadi meredakan nyeri
tertusuk tusuk, membaik • Kolaborasikan pemberian
nyeri hilang timbul, • Gelisah menurun analgetik ketrolak 30 ml
nyeri yang
dirasakan menetap,
nyeri bertambah
saat klien
beraktifitas dan
berkurang saat
berbaring, skala
nyeri 3

DO : - Terdapat luka
post oprasi
appendiksitis
dengan panjang
kurang lebih 5cm
- Klien tampak
meringis
- Klien mengeluh
nyeri
- klien hanya tidur
4-5 jam per hari dan
sering terbangun
- Nadi 128x/menit

2 Gangguan mobilitas Setelah dilakukan asuhan Dukungan mobilitas


fisik berhubungan keperawatan selama 3x24  Identifikasi adanya nyeri
dengan Nyeri ditandai mobilitas fisik meningkat atau kelemahan fisik
dengan : dengan kriteria hasil : lainnya
DS : - Klien  Libatkan keluarga untuk
mengatakan nyeri  Nyeri menurun membantu klien dalam
bertambah saat  Kecemasan menurun meningkatkan ambulasi
beraktifitas dengan  Kelemahan fisik  Jelaskan tujuan dan
skala 3 menurun prosedur ambulasi
- klien mengatakan
takut sakit jika
bergerak

DO : - Klien tampak
lemah
- Klien hanya
beraring di tempat
tidur
- Semua aktivitas
klien di bantu oleh
keluarganya
- Nadi 128x/menit

3 Resiko infeksi ditandai Setelah dilakukan asuhan Pencegahan infeksi


dengan efek invasif keperawatan selama 3x24 jam  Monitor tanda dan gejala
,terdapat luka post tingkat infeksi menurun dengan infeksi lokal
operasi appendiksitis kriteria hasil :  Beri perawatan kulit pada
dengan panjang kurang  Nyeri menurun area edema
lebih 5cm  Kultur area luka  Cuci tangan sebelum dan
membaik sesudah kontak dengan
 Cairan berbau busuk klien dan lingkungan klien
menurun  Ganti perban luka post
operasi
 Ajarkan cara mencuci
tangan
CATATAN PERKEMBANGAN

Hari/tgl Dx jam Implementasi Evaluasi (S,O,A,P)


keperawatan
Selasa/ Nyeri akut • mengentifikasi S:
7-12- lokasi, - Klien mengatakan nyeri pada
2021 karakteristik, luka post oprasi, nyeri seperti
durasi, frekuensi, tertusuk tusuk, nyeri hilang
kualitas, intensitas timbul, nyeri yang dirasakan
nyeri menetap, nyeri bertambah saat
• mengentifikasi klien beraktifitas dan berkurang
skala nyeri saat berbaring, skala nyeri 3
• menjelaskan
strategi meredakan O:
nyeri(teknik - Terdapat luka post oprasi
relaksasi) appendiksitis dengan panjang
• berkolaborasikan kurang lebih 5cm
memberian - Klien tampak meringis
- Klien mengeluh nyeri
analgetik
- klien hanya tidur 4-5 jam per
- ketrolak 30 ml
hari dan sering terbangun
- Nadi 128x/menit
- klien dapat memprktekan
kembali starategi
mengurangi nyeri(teknik
relaksasi)
A : masalah belum teratasi

P : lanjutkan intervensi
• mengentifikasi lokasi,
karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas,
intensitas nyeri
• mengentifikasi skala
nyeri
• berkolaborasikan
memberian analgetik
- ketrolak 30 ml

Selasa/ Gangguan  mengentifikasi S:


7-12- mobilitas fisik adanya nyeri atau - Klien mengatakan nyeri
2021 kelemahan fisik bertambah saat beraktifitas dengan
lainnya skala 3
 melibatkan - klien mengatakan takut sakit
keluarga untuk jika bergerak
membantu klien
dalam O:
meningkatkan - Klien tampak lemah
ambulasi - Klien hanya beraring di
 menjelaskan tujuan tempat tidur
dan prosedur - Semua aktivitas klien di bantu
ambulasi oleh keluarganya
- Nadi 128x/menit
- klien dapat mempraktekan
teknik amulasi
A: Masalah belum teratasi

P : lanjutkan intervensi
 Identifikasi adanya nyeri
atau kelemahan fisik
lainnya
 Libatkan keluarga untuk
membantu klien dalam
meningkatkan ambulasi

Selasa/ Resiko infeksi  mencucuci tangan S:


7-12- sebelum dan
2021 sesudah kontak O:- efek invasive
dengan klien dan -terdapat luka post operasi
lingkungan klien appendiksitis dengan panjang
 Mengganti perban kurang lebih 5cm
post luka operasi
A : masalah belum teratasi

P : lanjutkan intervensi
 Cuci tangan sebelum dan
sesudah kontak dengan
klien dan lingkungan
klien
 Ganti perban luka post
operasi

Rabu/ Nyeri akut • mengentifikasi S:


8-12- lokasi, - Klien mengatakan masih
2021 karakteristik, nyeri pada luka post oprasi,
durasi, frekuensi, nyeri seperti tertusuk tusuk,
kualitas, intensitas nyeri hilang timbul, nyeri yang
nyeri dirasakan menetap, nyeri
• mengentifikasi bertambah saat klien
skala nyeri beraktifitas dan berkurang saat
• berkolaborasikan berbaring, skala nyeri 2
memberian
analgetik O:
- ketrolak 30 ml - Terdapat luka post oprasi
appendiksitis dengan panjang
kurang lebih 5cm
- Klien masih tampak meringis
- Klien masih mengeluh nyeri
- klien sudah bias tidur, tidur 6-
7 jam per hari dan tidak sering
terbangun lagi
- Nadi 106x/menit

A: masalah teratasi sebagian

P : lanjutkan intervesi
• identifikasi lokasi,
karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas,
intensitas nyeri
• identifikasi skala nyeri
• berkolaborasikan
memberian analgetik
- ketrolak 30 ml

Rabu/ Gangguan  mengidentifikasi S:


8-12- mobilitas fisik adanya nyeri atau - Klien mengatakan masih nyeri
2021 kelemahan fisik saat beraktifitas dengan skala 2
lainnya - klien mengatakan masih
 meliibatkan takut sakit jika bergerak
keluarga untuk
membantu klien O:
dalam - Klien masih tampak lemah
meningkatkan - Klien sudah bias duduk di
ambulasi tempat tidur
- Semua aktivitas klien masih di
bantu oleh keluarganya
- Nadi 106 x/menit

A : masalah teratasi sebagian

P : lanjutkan intervensi
 Identifikasi adanya nyeri
atau kelemahan fisik
lainnya
 Libatkan keluarga untuk
membantu klien dalam
meningkatkan ambulasi

Rabu / Resiko infeksi  menuci tangan S:


8-12- sebelum dan
2021 sesudah kontak O:- efek invasive
dengan klien dan -terdapat luka post operasi
lingkungan klien appendiksitis dengan panjang
 menganti perban kurang lebih 5cm
luka post operasi
A : masalah belum teratasi

P : lanjutkan intervensi
 Cuci tangan sebelum dan
sesudah kontak dengan
klien dan lingkungan
klien
 Ganti perban luka post
operasi

Kamis / Nyeri akut • mengentifikasi S:


9-12- lokasi, - Klien mengatakan masih nyeri
2021 karakteristik, pada luka post oprasi, nyeri
durasi, frekuensi, seperti tertusuk tusuk, nyeri
kualitas, intensitas hilang timbul, nyeri yang
nyeri dirasakan menetap, nyeri
• mengentifikasi bertambah saat klien
skala nyeri beraktifitas dan berkurang saat
• berkolaborasikan berbaring, skala nyeri 1
memberian
analgetik O:
- ketrolak 30 ml - Terdapat luka post oprasi
appendiksitis dengan panjang
kurang lebih 5cm
- Klien sudah tampak meringis
- Klien sudah mengeluh nyeri
- klien sudah bias tidur, tidur 6-
7 jam per hari dan tidak sering
terbangun lagi
- Nadi 89x/menit
A: masalah teratasi sebagian

P : hentikan intervensi
Pasien pulang

Kamis/ Gangguan  mengidentifikasi S:


9-12- mobilitas fisik adanya nyeri atau - Klien mengatakan masih nyeri
2021 kelemahan fisik saat beraktifitas dengan skala 1
lainnya - klien mengatakan sudah tidak
 meliibatkan takut sakit jika bergerak
keluarga untuk
membantu klien O:
dalam - Klien sudah tidak tampak lemah
meningkatkan - Klien sudah bisa berdiri
- Semua aktivitas klien masih
ambulasi
tetap di bantu oleh
keluarganya
- Nadi 89 x/menit

A : masalah teratasi sebagian

P : hentikan intervensi
Pasien pulang

Kamis/ Resiko infeksi  menuci tangan S:


9-12- sebelum dan
2021 sesudah kontak O:- efek invasive
dengan klien dan -terdapat luka post operasi
lingkungan klien appendiksitis dengan panjang
 menganti perban kurang lebih 5cm
luka post operasi
A : masalah belum teratasi

P : hentikan intervensi
Pasien pulang

Anda mungkin juga menyukai