NAMA KELOMPOK
Puji syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmad dan
hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini
dalambentuk maupun isinya yang sangat sederhana.Tidak dapat dipungkiri lagi
hambatan demi hambatan selalu kami temui dalam halnya penyusunan setiap
makalah. Dengan kerja keras maka akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah
ini .
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah
ini, karena pengalaman yang memiliki sangat kurang. Oleh karena itu, kritik serta
saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi perbaikan dimasa
yang akan dating.
PENULIS
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
A. KONSEP DASAR
1. PENGERTIAN
2. ETIOLOGI
3. PATOFISIOLOGI
PATHWAY
4. MANIFESTASI KLINIS
5. KOMPLIKASI
6. PEMERIKSAAN PENUNJANG
7. PENATALAKSAAN
MEDIS
KEPERAWATAN
B. PROSES KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN SECARA TEORITIS
RIWAYAT KESEHATAN
PEMERIKSAAN FISIK
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
NYERI AKUT
KEKURANGAN VOLUME CAIRAN
RESIKO INFEKSI
3. PERENCANAAN
C. DAFTAR PUSTAKA
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN
GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN: APENDISITIS
A. KONSEP DASAR
1. Pengertian
2. Etiologi
Penyebab apendisitis adalah adanya obstruksi pada lumen appendikeal oleh apendikolit,
hiperlasia folikel limvoit submucosa, fekalit (material garam kalsium, debris fekal) atau
parasit (Katz,2009).
Study epidemiologi menunjukan peran kebiasaan makan makanan rendah serat dan
pengaruh konstipasi terhadap timbulnya apendisitis. Kontipasi akan menaikan tekanan
intrasekal, yang berakibat timbulnya sumbatan fungsional apendiks dan meningkatnya
pertumbuhan kuman flora kolon biasa (Sjamsuhidayat,2005).
3. Patofisiologi
Apendiks adalah kantong yang berbentuk seperti selang yang terikat pada sekum tepat
dibawah katup ileosekam. Biasanya terletak diregiu ileaka kanan, pada area yang disebut
sebagai titik McBurney. fungsi apendiks tidak sepenuhnya dipahami, meskipun berfungsi
sebagai reserfoir untuk bakteri usus yang penting. Opbstrupsi lumen proksimal apendiks
jelas terlihat pada sebagian besar apendiks yang mengalami inflamasi akut. Optrupsi
seringkali disebabkan oleh fecalith, atau masa veses yang keras. Penyebab obstruktif lain
penumpukan kalulus atau batu, benda asing, inflamasi, tumor, parasite (missal: cacing jarum
atu cacing kerawit), atau edema jaringan limpoit. Setelah obstrupsi, apendiks mengalami
dimiasis akibat cairan yang disekresikan oleh mukosanya. Tekanan dalam lumen apendiks
meningkat, menggangu sirkulasi darah dan menyebabkan implamasi, edema, ulserasi, dan
infeksi. Eksudatpurelen terbentuk, semakin mendistensi apendiks dalam 24-36 jam, terjadi
nekrosis jaringan dan ganggren, menyebabkan perkurasi jika terap tidak dimulai. Perforasi
menyebabkan perimotritis bacterial (Coroline Bunker Rosdahl, Mary T. Kowalski 2017)
Pathway
4. Manifestasi klinis
a. Nyeri di perut kanan bawah atau nyeri di dekat perut pusar yang bergerak kebawah.
Ini biasanya merupakan tanda pertama
b. Kehilangan selera makan
c. Mual dan muntah segera setelah sakit perut di mulai
d. Perut bengkak (Mines Khatri 2019)
5. Komplikasi
a. Peritonitis
b. Abses
c. Adhesi
d. Perforasi
e. Massa apendikular
f. Infeksi luka oprasi apendiktomi
(mooy, suwedagatha, and golden 2020)
6. Pemeriksaan penunjang
Diagnosis berdasarkan klinis, namun sel darah putih ( hamper selalu leukositosis )
dan CPR (biasanya meningkat) sangat membantu
Ultara sonografi untuk masa apendiks dan jika masih ada keraguan untuk
menyingkirkan kelainan pelvis lainnya (misalnya kista ovarium).
Laporoskopi biasanya digunakan untuk menyingkirkan ovarium sebelum dilakukan
apendiktomi pada wanita muda
CT scan (heliks) pada pasien usia lanjut atau dimana penyebab lain masih mungkin
(Coroline Bunker Rosdahl, Mary T. Kowalski 2017)
7. Penatalaksanaan
a. Medis
1. Penggantian cairan dan elektrolit
2. Pemberian anti biotik
3. Obat anti diare
b. Keperawatan
1. Pembedahan diindikasikan jika terdiagnosa apendisitis ; lakukan apendiktomi
secepat mungkin untuk mengurangi resiko perforasi, metode ; insisi abdominan
bawah asentesi umum atau spinal ; laparoskopi
2. Pemberian anti biotik dan cairan IV sampai pembedahan dilakukan
3. Analgesek dapat di berikan setelah diagnosa di tegagkan
(Diana C. Baughman, JoAnn C. Hackley, 2000)
B. PROSES KEPERAWATAN
1. Pengkajian secara teoritis
Pengkajian yang tepat dan cepat harus dilakukan karena apendisitis dapat berkembang secara
cepat dari inflamasi hingga perforasi . Data pengkajian berikut harus diperoleh :
- Riwayat kesehatan : Menifestasi saat ini, termasuk awitan, durasi, progresi dan factor yang
memperburuk dan meredakan; asupan makanan atau cairan yang berakhir dikonsumsi; elergi
obat atau alergi lain yang diketahui; medikasi saat ini; riwayat penyakit kronik.
- Pemeriksaan fisik : Tanda - tanda vital mencakup suhu tubuh; kesehatan umum yang terlihat;
bentuk dan kontur obdomen; bisisng usus; nyeri tekan terhadap palpasi ringan.
- Nyeri akut
- Resiko infeksi
3. Perencanaan
4.Focus
perhatikan
kembali,
meningkatkan
relaksasi, dan
dapat
meningkatkan
kemampuan
koping.
5.Menghilangk
an nyeri
mempermuda
h kerja sama
dengan
intervensi
terapi lain
contoh
ambulasi,
batuk.
DO : - Terdapat luka post oprasi appendiksitis dengan panjang kurang lebih 5cm
- klien hanya tidur 4-5 jam per hari dan sering terbangun
- Nadi 128x/menit
- Nadi 128x/menit
DO : -terdapat luka post operasi appendiksitis dengan panjang kurang lebih 5cm
ANALISA DATA
DO : - Terdapat luka
post oprasi
appendiksitis
dengan panjang
kurang lebih 5cm
- Klien tampak
meringis
- Klien mengeluh
nyeri
- klien hanya tidur
4-5 jam per hari dan
sering terbangun
- Nadi 128x/menit
DO : - Klien tampak
lemah
- Klien hanya
beraring di tempat
tidur
- Semua aktivitas
klien di bantu oleh
keluarganya
- Nadi 128x/menit
P : lanjutkan intervensi
• mengentifikasi lokasi,
karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas,
intensitas nyeri
• mengentifikasi skala
nyeri
• berkolaborasikan
memberian analgetik
- ketrolak 30 ml
P : lanjutkan intervensi
Identifikasi adanya nyeri
atau kelemahan fisik
lainnya
Libatkan keluarga untuk
membantu klien dalam
meningkatkan ambulasi
P : lanjutkan intervensi
Cuci tangan sebelum dan
sesudah kontak dengan
klien dan lingkungan
klien
Ganti perban luka post
operasi
P : lanjutkan intervesi
• identifikasi lokasi,
karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas,
intensitas nyeri
• identifikasi skala nyeri
• berkolaborasikan
memberian analgetik
- ketrolak 30 ml
P : lanjutkan intervensi
Identifikasi adanya nyeri
atau kelemahan fisik
lainnya
Libatkan keluarga untuk
membantu klien dalam
meningkatkan ambulasi
P : lanjutkan intervensi
Cuci tangan sebelum dan
sesudah kontak dengan
klien dan lingkungan
klien
Ganti perban luka post
operasi
P : hentikan intervensi
Pasien pulang
P : hentikan intervensi
Pasien pulang
P : hentikan intervensi
Pasien pulang