Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN

GASTROPATI NSAID

A. Konsep Medis
1. Definisi
Gastropati merupakan kelainan pada mukosa lambung
dengan karakteristik perdarahan subepitelial dan erosi. Salah satu
penyebab dari gastropati adalah efek dari NSAID (Non steroidal anti
inflammatory drugs) serta beberapa faktor lain seperti alkohol, stres,
ataupun faktor kimiawi. Gastropati NSAID dapat memberikan keluhan
dan gambaran klinis yang bervariasi seperti dispepsia, ulkus, erosi,
hingga perforasi.(Suryata DKK, 2004)
Non steroidal anti inflammatory drugs (NSAID) adalah salah
satu obat-obatan yang dapat menganggu mukosa lambung dan obar
yang paling sering diresepkan. Mayoritas penggunaan NSAID
meningkat sesuai dengan meningkatnya usia dan pada penyakit-
penyakit yang berhubungan dengan ostheoarthritis, rematik artritis dan
kelainan musculoskeletal. (Simanjunttak, DKK 2018)
2. Etiologi
Gastropati terjadi akibat adanya ketidak seimbangan antara
faktor penyebab iritasi lambung (pepsin dan HCl) dan faktor
pelindung lambung (mukus dan bikarbonat).
Beberapa faktor risiko gastropathy NSAID meliputi:
a. usia lanjut >60 tahun
b. Riwayat pernah menderita tukak
c. Riwayat perdarahan saluran cerna
d. Digunakan bersama-sama dengan steroid
e. Dosis tinggi atau menggunakan 2 jenis NSAID
f. Merokok
g. Meminum alcohol

3. Patofisiologi
Efek samping NSAID pada saluran cerna tidak terbatas pada
lambung. Efek samping pada lambung memang yang paling sering
terjadi. NSAID merusak mukosa lambung melalui 2 mekanisme, yakn
opikal dan sistemik, kerusakan mukosa secara topical terjadi karena
NSAID bersifat asam dan lipofilik, sehingga mempermudah trapping
ion hydrogen masuk kedalam mukosa dan menmbulkan kerusakan,
efek sistemik NSAID tampaknya lebih penting yaitu kerusakan
mukosa terjadi akibat produksi prostaglandin menurun.
Prostaglandin merupakan substansi sitoprotektif yang amat
penting bagi ukosa lambung, efek sitoproteksi ini dilakukan dengan
cara menjaga alliran darah mukosa meningkatkan sekresi mukosa dan
ion bikarbonat dan meningkatkan epithelial defense. Aliran darah
mukosa yang menurun menimbulkan adhesi netrofil pada endotel
pembuluh darah mukosa dan memacu lebih jauh proses imunologis
radikal bebas dan protease yang dilepaskan akibat proses imunologis
tersebut akan merusak mukosa lambung.
4. Manifestasi klinis
Gastropati NSAID ditandai dengan inbalance antara
gambaran endoskopi dan keluhan klinis. Misalnya pada pasien dengan
berbagai gejala, seperti ketidaknyamanan dan nyeri epigastrium,
dispepsia, kurang sering muntah memiliki lesi minimal pada studi
endoskopi. Sementara pasien dengan keluhan tidak ada ataupun ringan
GI memiliki lesi erosi mukosa parah dan ulcerating. Perkembangan
penyakit berbahaya tersebut dapat menyebabkan pasien dengan
komplikasi mematikan.
Pada anemnesi gejala gastropati NSAID ditemukan gejala
gastrointestinal seperti dyspepsia, heartburn, abdominal discomfort dan
nausea, perut kembung dan perasaan penuh diperut, mual, muntah dan
bersendawa.
30-40% dari pasien yang menggunakan NSAID secara jangka
panjang (> 6 minggu), memiliki keluhan dispepsia yang tidak dalam
korelasi dengan hasil studi endoskopi. Hampir 40% dari pasien
dengan tidak ada keluhan GI telah luka parah mengungkapkan pada
studi endoskopi, dan 50% dari pasien dengan keluhan GI memiliki
integritas mukosa normal.
Gastropati NSAID dapat diungkapkan dengan tidak hanya
dispepsia tetapi juga dengan gejala sakit, juga mungkin memiliki onset
tersembunyi dengan penyebab mematikan seperti ucler perforasi dan
perdarahan.7
5. Pemeriksaan penunjang
Untuk pemeriksaan penunjang dapat dilakukan pemeriksaan
EGD (Esofagogastroduedenoscopy) dan pemeriksaan histopatologi.
Pada EGD dijumpai konesti mukosa, erosi-erosi kecil dan kadang-
kadang disertai pendarahan kecil.
6. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan pada pasien gastropati NSAID, terdiri dari
non-mediamentosa dan medikamentosa. Pada terapi non-
medikametosa, yakni berupa istirahat, diet dan jika memungkinkan,
penghentian penggunaan NSAID. Secara umum, pasien dapat
dianjurkan pengobatan rawat jalan, bila kurang berhasil atau ada
komplikasi baru dianjurkan rawat inap di rumah sakit.
Pada pasien dengan disertai tukak, dapat diberikan diet
lambung yang bertujuan untuk memberikan makanan dan cairan
secukupnya yang tidak memberatkan lambung, mencegah dan
menetralkan asam lambung yang berlebihan serta mengusahakan
keadaan gizi sebaik mungkin.
7. Kompikasi
Pada gastropati NSAID, dapat terjadi ulkus, yang memiliki
beberapa komplikasi yakni:
a. Hemoragi-gastrointestinal atas, gastritis dan hemoragi akibat ulkus
peptikum adalah dua penyebab paling umum perdarahan saluran GI.
b. Perforasi, merupakan erosi ulkus melalui mukosa lambung yang
menembus ke dalam rongga peritoneal tanpa disertai tanda.
c. Penetrasi atau Obstruksi, penetrasi adalah erosi ulkus melalui serosa
lambung ke dalam struktur sekitarnya seperti pankreas, saluran
bilieratau omentum hepatik.
d. Obstruksi pilorik terjadi bila area distal pada sfingter pilorik menjadi
jaringan parut dan mengeras karena spasme atau edema atau karena
jaringan parut yang terbentuk bila ulkus sembuh atau rusak.
Selain terjadinya gangguan di saluran gastrointestinal,
penggunanaan NSAID yang berlebihan, dapat menyebabkan
berbagai efek samping lain, baik di ginjal, pada kulit, maupun sistem
syaraf.

B. Konsep Keperawatan
1. Pengkajian
Data-data yang perlu untuk dikaji antara lain :
a. Riwayat hidup Dalam riwayat hidup yang perlu dikaji antara lain;
umur, jenis kelamin, jenis strees, pola makan (diet), perokok,
alkoholik, minum kopi, penggunaan obat-obatan tertentu.
b. Pemeriksaan fisik Secara subyektif dijumpai; keluhan pasien
berupa : nyeri epigastrium, perut lembek, kram, ketidakmampuan
mencerna, mual, muntah. Sedangkan secara obyektif dijumpai
:tanda-tanda yang membahayakan, meringis, kegelisahan, atau
merintih, perubahan tanda-tanda vital, kelembekan daerah
epigastrium, dan penurunan peristaltik, erythema palmer, mukosa
kulit basah tanda-tand dehidrasi.
c. Psikologis Dijumpai adanya kecemasan dan ketakutan pada
penderita atau keluarganya mengenai kegawatan pada kondisi
krisis
2. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri akut berhubungan dengan adanya iritasi atau pengecilan
kelenjar gastrik.
b. nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan dengan
mual, muntah, nafsu makan menurun, intoleransi makanan.
c. kekurangan volume cairan berhubungan dengan pemasukan cairan
dan elektrolit yang kurang, muntah, perdarahan

3. Pathways
Gastropati NSAID

Konsumsi obat penghilang nyeri

Mengurangi prostaglandin yang bertugas melindungi dinding lambung

Dinding lambung dilindungi oleh mukosa bicarbonate rusak

Peningkatan asam lambung

Inflamasi mukosa lambung

Kerusakan langsung mukosa lambung

Mual muntah Meningkatkan permiabilitas Nyeri epigastric


Kapiler terhadap protein
Kekurangan
volume cairan Nutrisi kurang Nyeri akut
dari kebutuhan
tubuh

4. Intervensi Keperawatan

No. Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi


1 Nyeri akut Tujuan: Setelah dilakukan 1. Kaji intensitas,
berhubungan tindakan keperawatan sifat, lokasi
dengan adanya selama 3x24 jam skala nyeri pencetus daan
iritasi atau pasien menurun penghalang factor
Kriteria Hasil:
pengecilan nyeri.
1. menunjukkan ekspresi
2. Berikan tindakan
kelenjar gastrik.
wayah dan tubuh yang
kenyamanan non
relaks.
farmakologis,
anjarkan tehnik
relaksasi, bantu
pasien memilih
posisi yang
nyaman.
3. Kaji nyeri tekan,
bengkak dan
kemerahan.
4. Anjurkan pasien
untuk menahan
daerah insisi dengan
kedua tangan bila
sedang batuk.
5. Kolaborasi dengan
dokter untuk
pemberian
analgetik.
2 nutrisi kurang dari Setelah diberikan tindakan 1. Kaji adanya alergi
kebutuhan tubuh selama 3 x 8 jam pasien makanan
2. Kolaborasi dengan
berhubungan diharapkan nyerinya
ahli gizi untuk
dengan dengan berkurang, dengan criteria
menentukan jumlah
mual, muntah, hasil :
1. Adanya peningkatan kalori dan nutrisi
nafsu makan
berat badan sesuai yang dibutuhkan
menurun,
dengan tujuan pasien.
intoleransi
2. Berat badan ideal sesuai 3. Anjurkan pasien
makanan.
dengan tinggi badan untuk
3. Mampu mengidentifikasi
meningkatkan
kebutuhan nutrisi
intake Fe
4. Tidak ada tanda tanda
4. Anjurkan pasien
malnutrisi
untuk
5. Tidak terjadi penurunan
meningkatkan
berat badan yang berarti
protein dan vitamin
5. Berikan substansi
gula
6. Yakinkan diet yang
dimakan
mengandung tinggi
serat untuk
mencegah
konstipasi

3 kekurangan Setelah dilakukan tindakan 1. Pertahankan


volume cairan keperawatan selama 3 x 24 catatan intake dan
berhubungan jam defisit volume cairan output yang
dengan teratasi dengan kriteria akurat
pemasukan cairan hasil: 2. Monitor status
dan elektrolit yang 1. Mempertahankan hidrasi
kurang, muntah, urine output sesuai ( kelembaban
perdarahan dengan usia dan BB, membran mukosa,
BJ urine normal, nadi adekuat,
2. Tekanan darah, nadi, tekanan darah
suhu tubuh dalam ortostatik ), jika
batas normal diperlukan
3. Tidak ada tanda 3. Monitor hasil lab
tanda dehidrasi, yang sesuai
Elastisitas turgor dengan retensi
kulit baik, membran cairan (BUN ,
mukosa lembab, Hmt , osmolalitas
tidak ada rasa haus urin, albumin,
yang berlebihan total protein )
4. Monitor vital sign
setiap 15menit
5. Kolaborasi
pemberian cairan
IV
6. Monitor status
nutrisi
7. Berikan cairan
oral
8. Berikan
penggantian
nasogatrik sesuai
output (50-
100cc/jam)
9. Dorong keluarga
untuk membantu
pasien makan
DAFTAR PUSTAKA

Suyata, Bustami E, Bardiman S, Bakry F. A comparison of efficacy


between rebamipide and omeprazole in the treatment of nsaids
gastropathy. The Indonesian Journal of Gastroenterology
Hepatology and Digestive Endoscopy Vol. 5, No. 3, December
2004; p.89-94.
Hirlan. Gastritis. In: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M,
Setiati S (editor). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Ed.4 Jilid.I.
Jakarta: Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam FKUI. 2006. p.335
Scheiman JM. Nonsteroidal antiinflamatory drug (NSAID)-induced
gastropathy. In: Kim, Karen (editor). Acute gastrointestinal
bleeding; diagnosis and treatment. New Jersey: Humana Press Inc.
2004. p.75-93
Salomo simajuntak, jekson martiar. 2018. Jurnal Patofisiologi Gastropati
NSAID.

Anda mungkin juga menyukai