Anda di halaman 1dari 14

Dosen : Nurhayati SKM,M.

Kes

Mata Kuliah : Kewirausahaan

JALAN MRNUJU WIRAUSAHA YANG SUKSES

NAMA : ABDUL RAHMAN WANGE

NIM : 17001

KELAS : 3A

YAYASAN PENDIDIKAN MAKASSAR (YAPMA)

AKADEMI KEPERAWATAN MAKASSAR

MAKASSAR

2019
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Segala puja dan puji syukur saya haturkan kepada Allah SWT, karena atas
berkat, rahmat, taufik, hidayah, serta inayah-Nyalah sehingga dapat
menyelesaikan tugas pembuatan makalah Kewirausahaan dengan judul “JALAN
MENUJU WIRAUSAHA YANG SUKSES” sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan.

Dalam penyusunan makalah ini, saya telah banyak mendapat bimbingan


dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, saya ucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya.

Saya sebagai penulis mengaku bahwa “tak ada gading yang tak retak”,
oleh karena itu, sumbang saran dan kritik yang sifatnya membangun senantiasa
saya harapkan demi perbaikan dan penyempurnaan. semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca.

Akhirul kalam ... wabilahit taufiq wal hidayah war ridho wal inayah.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Makassar, 25 September 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul .............................................................................................. i


Kata Pengantar ........................................................................................... ii
Daftar Isi ...................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................. 1
C. Tujuan Penulisan ............................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Usaha dan Wirausaha .......................................................... 3
B. Jalan Menuju Wirausaha Sukses ........................................................ 3
C. Cara Membangun Sistem Kerja yang Baik ........................................ 8
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................................ 9
B. Saran ................................................................................................... 9
Daftar Pustaka

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Untuk menjadi seorang wirausaha yang SUKSES dan KAYA itu
bukan bakat, dan juga tidak harus keturunan. Tapi, Sukses dan kaya itu
mimpi atau visi. Mimpi yang menjadi kenyataan. Artinya, kalau kita tidak
berusaha sama sekali untuk menjadi kaya, misalnya dengan jalan
berwirausaha, maka mana mungkin kekayaan itu kita dapat.
Terlepas dari itu, tapi yang jelas, semua orang pasti punya mimpi.
Setiap kita menjalankan bisnis apapun, sebenarnya yang kita cari bukanlah
semata-mata uang atau ingin kaya. Tapi, karena adanya keinginan kita
untuk mewujudkan mimpi tersebut. Sebagai konsekuensi logis atas jerih
payah kita adalah kita bisa mendapatkan keuntungan atau uang, dan bisa
juga aset kita yang semakin bertambah. Hal itu seiring dengan kegigihan
kita di dalam menjalankan bisnis.
Jika kita sebagai seorang entreprener atau wirausahawan, yang
namanya mimpi-mimpi bisnis tak akan ada habisnya. Seolah kita adalah
sosok yang tak akan pernah kehabisan mimpi. Apalagi, kita termasuk
entreprener yang kreatif dan inovatif. Bisnis yang satu maju pesat, bisnis
yang lainnya ikut berkembang. Sementara, bisnis yang lainnya lagi ikut
bermunculan. Sehingga, tak terasa atau bagaikan sebuah mimpi, ternyata
bisnis kita semakin banyak. Aset yang kita miliki juga semakin bertambah.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas dapat di tarik rumusan masalah pada
makalah ini adalah :
1. Apa pengertian dari usaha dan wirausaha ?
2. Bagaimana jalan menuju wirausaha sukses?
3. Bagaimana cara mengatur system kerja yang baik?
C. Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengertian usaha dan wirausaha.

1
2. Untuk mengetahui jalan menuju wirausaha sukses.
3. Untuk mengetahui cara mengatur system kerja yang baik.

2
BAB II

A. Kendali Mutu Sebagai Proses (Proses Quality Control)


Secara sederhana proses kendali mutu (Quality Control) dimulai
dari menyusun standar-standar mutu. Selanjutnya mengukur kinerja
dengan membandingkan kinerja yang ada dengan standar yang telah
ditetapkan. Apabila tidak sesuai, dilakukan tindakan koreksi. Bila
diinginkan peningkatan kinerja perlu menyusun standar baru yang lebih
tinggi dan seterusnya. (Djoko Wijono, 1999)
1. Standar 1
Falsafah dan tujuan pelayanan keperawatan diorganisasi dan dikelola
agar dapat memberikan asuhan keperawatan yang optimal bagi pasien
sesuai dengan standar yang ditetapkan. Kriteria :
a. Dokumen tertulis yang memuat tujuan pelayanan keperawatan
harus mencerminkan peran rumah sakit, dan harus menjadi
acuan pelayanan keperawatan serta diketahui oleh semua unit
lain. Dokumen ini harus selalu tersedia untuk semua petugas
pelayanan keperawatan
b. Setiap unit keperawatan dapat mengembangkan sendiri tujuan
khusus pelayanan keperawatan.
c. Dokumen ini harus disempurnakan paling sedikit 3 tahun.
d. Bagan struktur organisasiharus memperlihatkan secara jelas
garis.
e. Komando, tanggung jawab, kewenangan serta hubungan kerja
dalam pelayanan keperawatan dan hubungan dengan unit lain.
f. Uraian tugas tertentu yang tertulis harus diberikan kepada
setiap petugas
2. Standar 2
Administrasi dan pengelolaan pendekatan sistematika yang
digunakan untuk memberikan asuhan keperawatan yang berorientasi
pada kebutuhan pasien. Kriteria :

3
a. Asuhan keperawatan mencerminkan standar praktek
keperawatan yang berlaku dan ditujukan pada pasien atau
keluarganya, yang mencakup asuhan keperawatan dasar,
penugasan pasien atau keperawatan terpadu
b. Perawat bertanggung jawab terhadap semua aspek asuhan
keperawatan.
c. Staff keperawatan senantiasa harus menghormati hak
keleluasan pribadi, martabat dan kerahasiaan pasien.
Standar 3
Staf dan pimpinan pelayanan keperawatan dikelola untuk mencapai tujuan
pelayanan. Kriteria :
a. Pelayanan keperawatan dipimpin oleh seorang perawat yang mempunyai
kualifikasi manager.
b. Kepala keperawatan mempunyai kewenangan atau bertanggung jawab
bagi berfungsinya pelayanan keperawatan; sebagai anggota pimpinan harus aktif
menghadiri rapat pimpinan
c. Apabila kepala perawatan berhalangan harus ada seorang perawat
pengganti yang cakap dapat diserahi tanggungjawab dan kewenangan.
d. Setiap perawat harus mempunyai izin praktek perawat yang masih berlaku
dan berkualifikasi professional sesuai jabatan yang didudukinya.
e. Jumlah dan jenis tenaga keperawatan disesuaikan dengan kebutuhan
pasien fasilitas dan peralatan.
4. Standar 4
Fasilitas dan peralatan harus memadai untuk mencapai tujuan pelayanan
keperawatan. Kriteria :
a. Tersedianya tempat dan peralatan yang sesuai untuk melaksanakan tugas
b. Bila digunakan peralatan khusus, peralatan tersebut dijalankan oleh staf
yang telah mendapatkan pelatihan
5. Standar 5

4
Kebijakan dan prosedur adanya kebijakan dan prosedur secara tertulis yang sesuai
dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan prinsip praktek keperawatan yang
konsisten dengan tujuan pelayanan keperawatan. kriteria :
a. Kepala keperawatan bertanggung jawab terhadap peremusan dan
pelaksanaan kebijakan dan prosedur keperawatan .
b. Staf keperawatan yang aktif terlibat dalam asuhan langsung kepada pasien
harus diikut sertakan dalam perumusan kebijakan dan prosedur keperawatan.
c. Ada bukti bahwa staf keperawatan bertindak berdasarkan ketentuan
hokum yang mengatur standar praktek keperawatan dan berpedoman pada etika
profesi yang berlaku.
d. Ada kebijakan mengenai ruang lingkup dan batasan tanggung jawab serta
kegiatan staf keperawatan
pengertian : sebagai contoh kebijakan ialah penyuntikan/pengobatan pada terapi
intravena, pemberian darah dan produk darah, menerima pesan melalui telepon,
pemberian informasi kepada mass media dan polisi, pencatatan dan pelaporan,
pelaksanaan prosedur kerja.
tersedianya pedoman praktek keperawatan yang meliputi:
1) prinsip-prinsip yang mendasari prosedur
2) garis besar prosedur
3) kemungkinan perawat menyesuaikan prosedur terhadap kebutuhan pasien
6. Sandar 6
pengembangan staf dan program pendidikan harus ada program pengembangan
pendidikan berkeseinambungan agar setiap keperawatan dapt meningkatkan
kemampuan professionalnya. kriteria :
a. Program pengembangan staf dikoordinasi oleh seorang perawat terdaftar.
b. Tujuan program orientasi dan pelatihan harus mengacu pada efektifitas
program pelayanan.
c. Tersediannya program orientasi bagi semua staf keperawatan yang baru
dan bagi perawat yang baru ditempatkan pada bidang khusu, meliputi
1) informasi tentang hubungan antara pelayanan keperawatan dengan rumah
sakit

5
2) penjelasan mengenai kebijakan dan prosedur kerja dirumah sakit dan
pelayanan keperawatan
3) penjelasan mengenai metode penugasan asuhan keperawatan dan standar
praktek keperawatan
4) cara untuk mendapatkan bahan sumber yang tepat
5) identifikasi kebutuhan belajar bagi tiap individu
6) petunjuk mengenai prosedur pengalaman yang harus diikuti
7) pelatihan mengenai tekhnik pertolongan hidup dasar (basic life support)
7. Standar 7
evaluasi dan pengendalian mutu pelayanan keperawatan menjamin adanya asuhan
keperawatan yang mutu tinggi dengan terus menerus melibatkan diri dalam
program pengendalian mutu di rumah sakit. kriteria:
a. adanya rencana tertulis untuk melaksanakan program pengendalian mutu
keperawatan.
b. program pengendalian mutu keperawatan meliputi :
1) pelayanan keperawatan terhadap standar yang telah di tetapkan
2) penampilan kerja semua tenaga perawat
3) proses dan hasil pelayanan keperawatan
4) tersedianya pedayagunaan sumber daya dari rumah sakit.

B. Continuous Quality Improvement (Peningkatan Mutu Berkelanjutan)


Continuous Quality Improvement dalam pelayanan kesehatan merupakan
perkembangan dari Quality Assurance yang dimulai sejak tahun 1980-an.
Continuous Quality Improvement (Peningkatan Mutu Berkelanjutan) sering
diartikan sama dengan total Quality Management karena semuanya mengacu pada
kepuasan pasien dan perbaikan mutu menyeluruh. Namun menurut Loughlin dan
kaluzny (1994, dalam Wijono 2000) bahwa ada perbedaan sedikit yaitu total
Quality Management dimaksudkan pada program industry sedangkan Continuous
Quality Improvement mengacu pada klinis. Wijono (2000) mengatakan bahwa
Continuous Quality Improvement itu merupakan upaya peningkatan mutu secara
terus menerus yang dimotivasi oleh keinginan pasien. Tujuannya adalah untuk

6
meningkatkan mutu yang tinggi dalam pelayanan keperawatan yang komprehensif
dan baik, tidak hanya memenuhi harapan aturan yang ditetapkan standar yang
berlaku.
Pendapat lain dikemukakan oleh Shortell dan Kaluzny (1994) bahwa
Quality Improvement merupakan manajemen filosofi untuk menghasilkan
pelayanan yang baik. Dan Continuous Quality Improvement sebagai filosofi
peningkatan mutu yang berkelanjutan yaitu proses yang dihubungkan dengan
memberikan pelayanan yang baik yaitu yang dapat menimbulkan kepuasan
pelanggan ( Shortell, Bennett & Byck, 1998)
Sehingga dapat dikatakan bahwa Continuous Quality Improvement dalam
pelayanan keperawatan adalah upaya untuk meningkatkan mutu pelaynan
keperawatan secara terus menerus yang memfokuskan mutu pada perbaikan mutu
secara keseluruhan dan kepuasan pasien. Oleh karena itu perlu dipahami
mengenai karakteristik-karakteristik yang dapat mempengaruhi mutu dari
outcome yang ditandai dengan kepuasan pasien.

C. Strategi dalam mencapai pelayanan mutu


1. Quality Assurance ( jaminan mutu)
Quality assurance mulai digunakan di rumah sakit sejak tahun 1960-an
implementasi pertama yaitu audit keperawatan. Strategi ini merupakan program
untuk mendesain standar pelayanan keperawatan dan mengeevaluasi pelaksanaan
standar tersebut (swansburg,1999). Sedangakan menurut wijono (2000), Quality
Assurance sering diartikan sebagai menjamin mutu atau memastikan mutu karena
Quality Assurance berasal dari kata to assure yang artinya meyakinkan orang,
mengusahkan sebaik-baiknya, mengamankan atau menjaga. Dimana dalam
pelaksanaanya menggunakan teknik-teknik seperti inspeksi, internal audit dan
surveilan untuk menjaga mutu yang mencakup dau tujuan yaitu: organisasi
mengikuti prosedur pegang kualitas, dan efektifitas prosedur tersebut untuk
menghasilkan hasil yang diinginkan.
Dengan demikian quality assurance dalam pelayanan keperawatan adalah kegiatan
menjamin mutu yang berfokus pada proses agar mutu pelayanan keperwatan yang

7
di berikan sesuai denga standar dimana metode yang digunakan adalah : audit
internal dan surveilan untuk memastikan apakah proses pengerjaan (pelayanan
keperawatan yang diberikan kepda pasien) telah sesuai dengan standar operating
procedure (SOP): evaluasi proses: mengelola mutu : dan penyesaian malasah.
Sehingga sebagai suatu sistem (input, prses, outcome). Menjaga mutu pelayanan
keperawatan difokuskan hanya pada satu sisi yaitu pada proses pemerian pelyanan
keperawatan untuk menjaga mutu pelayanan keperawatan.
2. Continuous Quality Improvement (peningkatan mutu berkelanjutan )
Continuos quality improvement dalam pelayanan kesehtan merupakan
perkembangan dari quality assurance yang mulai sejak tahun 1980-an. Continuos
quality improvement (peningkatan mutu berkelanjutan) sering diartikan sama
deangan total quality management karena semuanya mengacu pada kepuasaan
pasien dan perbaikan mutu menyerah. Namun menurut loughlin dan kaluzny
(1994, dalam wijino 2000) bahawa ada perbedaan sedikit yaitu total quality
management dimaksudkan pada program industri dimaksudkan pada program
industri sedangakan Continuos quality improvement mengacu pada klinis. Wijino
(2000) mengatakan bahwa continuos quality improvement itu merupakan upaya
peningkatan mutu secara terus menerus yang dimotivasi oleh keinginan pasien.
Tujuanya adalah untuk meningkatkan mutu yang tinggi dalam pelyanan
keperwatan yang komprehensif dan baik, tidak hanya memenuhi harapan aturan
yang ditepakan standar yang berlaku.
Pendapat lain dikemumukakan oleh shortell dan kaluzny (1994) bahawa quality
improvement merupakan manajemen filsofi untuk menghasilkan pelayanan yang
baik,. Dan continuos quality improvenment sebagai filsofi peningkatan mutu yang
berkelanjutan yaitu proses yang dihubungkan dengan memberikan pelayanan yang
baik yaitu yang dapat menimbulkan kepuasan pelanggan. (shortell,bennett dan
byck, 1998).
Sehingga dapat dikatakan bahwa continuos quality improvement dalam pelayanan
keperawatan adalah upaya untuk meningkatkan mutu pelayana keperawatan
secara ters menerus yang memfokuskan mutu pada perbaikan mutu secara
keseluruhan dan kepuasan pasien. Oleh karena itu perlu dipahami mengenai

8
karakteristik-karakteristik yang dapat mempengaruhi mutu dari outcome yang
ditandai dengan kepuasan pasien improvement merupakan manajemen filsofi
untuk menghasilkan pelayan yang baik. Dan continuos quality improvement
sebagi filsofi peningakatan mutu yang berkelalanjutan yaitu proses yang
dihubungkan dengan memberikan pelayan yang baik yaitu yang dapat
menimbulkan kepuasaan pelangga.n ( shortell, bennett dan byck,1998)
Sehingga dapat dikatakan bahwa continuos quality improvement dalam peyanan
keperawatan adalah upaya pelyanan keperawatan adalah upaya untuk
meningkatkan mutu pelayan keperawatan secara terus menserus yang
memfokuskan mtu pada perbaikan mutu secara keseluhluhan dan kepuasan
pasien.oleh karena itu perlu dipahami mengenai karakterstik-karakteristik yang
dapat mempengaruhi mutu dari outcome yang ditandai dengan kepuasan pasien.

3. Total Quality Manajemen (TQM)


Total quality manajemen (manajemen kualitas menyeluruh) adalah suatu cara
meningkatkan performasi secara terus menerus pada setiap level operasi atau
proses, dalam setiap area fungsional dari suatu organisasi, dengan menggunakan
semua sumber daya manusia dan modal yang tersedia dan berfokus pada kepuasan
pasien dan perbaikan mutu menyeluruh

9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Usaha adalah kegiatan secara tetap dan terus-menerus dengan
tujuan untuk mendapatkan keuntungan, baik yang dilakukan oleh
perseorangan atau yang berbentuk badan hokum. (Harmaizar, 2006)
Sedangkan wirausaha disebut juga interpreneur adalah orang yang
melakukan tindakan dengan menciptakan suatu gagasan dan
merealisasikan gagasan tersebut menjadi kenyataan. (Suharyadi, 2007)
B. Saran
Harus lebih memahami tentang kewirausahaan sehingga mampu
menjadi pengusaha yang sukses. Saya juga sebagai penulis mengharapkan
kritik dan saran dari pembaca.

10
DAFTAR PUSTAKA
Bukhari, A. (2008). Kewirauasahaan Cet. XIII. Bandung: AIPABETA.

Harmaizar, z. (2006). Menangkap Peluang Usaha. Jakarta: Cv Dian Anugrah Prakasa.

Jackie Ambadar, M. A. (2008). Mulai Usaha Dari Nol. Jakarta: Yayasan Bina Karsa
Mandiri.

Suharyadi. (2007). Kewirausahaan. Jakarta: Salemba empat.

T. HeatherHerdman, S. K. (2018). NANDA-I Diagnosis Keperawatan Definisi dan


Klasifikasi 2018-2020. Jakarta: EGC.

11

Anda mungkin juga menyukai