Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

MODEL MANAJEMEN KASUS DALAM KEPERAWATAN

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Keperawatan

Dosen Pembimbing : Petrus Nugroho DS, S.Kep, MMR

Disusun Oleh :

Kelompok 6

1. Dian Putri Listyanti P1337420215084


2. Una Agustina P1337420215094
3. Wuri Oktafiana P1337420215099
4. Dhiaulhaq Rezka Hutomo P1337420215106
5. Arju Syafaatul Maula P1337420215114

Tingkat 3C

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG

PRODI DIII KEPERAWATAN PURWOKERTO

2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan
karunia-Nya serta hidayah-Nya yang telah memberikan kekuatan pada
penulis, sehingga dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul Model
Manajamen Kasus dengan tepat waktu. Makalah ini ditulis dalam rangka memenuhi
salah satu tugas dari mata kuliah Manajemen Keperawatan.

Dalam penulisan makalah ini, telah banyak mendapat bantuan dan dorongan
dari berbagai pihak dalam menyelesaikan makalah ini.Untuk itu dalam kesempatan
ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Petrus Nugroho DS S.Kep, MMR selaku dosen pembimbing mata kuliah


Manajamen Keperawatan
2. Pihak-pihak yang telah membantu dalam penulisan makalah ini.

Mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang membaca
dan semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu meridhoi langkah kita menuju kebaikan.
Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih banyak kekurangan dan keterbatasan
walaupun telah dikerahkan segala kemampuan untuk lebih teliti. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan saran yang membangun agar tulisan ini dapat bermanfaat bagi
yang membutuhkan.

Purwokerto, 14 September 2017

Penulis

i
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................... 2
C. Tujuan ................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Model Manajamen Kasus ................................................ 3
B. Tujuan Model Manajemen Kasus ..................................................... 4
C. Fungsi Manajemen Kasus .................................................................. 4
D. Langkah Kegiatan Manajemen Kasus ............................................... 7
E. Tugas Pendamping sebagai Manajer Kasus ....................................... 8
F. Kerangka Kerja Manajemen Kasus ................................................... 10
G. Kelebihan dan kekurangan dalaManajemen Kasus ........................... 10
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................................... 12
B. Saran ...................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kemajuan jaman menuntut perawat sebagai salah satu tenaga kesehatan
untuk bersikap profesional. Profesionalisme perawat dapat diwujudkan dibidang
pelayanan kesehatan di rumah sakit. Slah satu usaha untuk memberikan
pelayanan yang berkualitas dan professional tersebut adalah pengembangan
model praktek keperawatan professional (MPKP) yang memungkinkan perawat
professional mengatur pemberian asuhan keperawatan termasuk lingkungan
untuk menopang pemberian asuhan tersebut. MPKP sangat bermanfaat bagi
perawat, dokter, pasien dan profesi lain dalam melaksanakan asuhan
keperawatan. Dengan MPKP, perawat dapat memahami tugas dan tanggung
jawabnya terhadap pasien sejak masuk hingga keluar rumah sakit. Implementasi
MPKP harus ditunjang dengan sumber daya manusia, srana dan prasarana yang
memadai.
Banyak metode praktek keperawatan yang telah dikembangkan selama 35
tahun terakhir ini, yang meliputi keperawatan fungsional, keperawatan tim,
keperawatan primer, praktik bersama dan manajemen kasus. Setiap unit
keperawatan mempunyai upaya untuk menyeleksi model yang paling tepat
berdasarkan kesesuaian antara ketenagaan, sarana dan prasarana dan kebijakan
rumah sakit. Kategori pasien didasarkan atas, tingkat pelayanan keperawatan
yang dibutuhkan pasien, usia, diagnose atau masalah kesehatan yang dialami
pasien dan terapi yang dilakukan (Bron, 1987). Pelayanan yang professional
identik dengan pelayanan yang bermutu, untuk meningkatkan mutu asuhan
keperawatan dalam melakukan kegiatan penerapan standar asuhan keperawatan
dan pendidikan berkelanjutan. Dalam kelompok keperawatan yang tidak kalah
pentingnya yaitu bagaimana caranya metode penugasan tenaga keperawatan agar
dapat dilaksanakan secara teratur, efisien tenaga, waktu dan ruang serta

1
2

meningkatkan ketrampilan dan motivasi kerja. Menurut Tappen (1995), model


pemberian asuhan keperawatan ada enam macam, yaitu: model kasus, model
fungsional, model tim, model primer, model manajemen keperawatan, dan model
keperawatan berfokus pada pasien

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari model manajemen kasus?
2. Apa saja tujuan model manajemen kasus?
3. Apa saja fungsi manajemen kasus?
4. Bagimana langkah kegiatan manajemen kasus?
5. Apa saja tugas pendamping sebagai manajer kasus?
6. Bagaimana kerangka kerja manajement kasus?
7. Apa saja kekurangan dan kelebihan manajemen kasus?

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk memahami tentang model manajemen kasus
2. Tujuan Khusus
Setelah membaca makalah ini, pembaca akan memahami:
a. Pengertian dari Model Manajemen Kasus
b. Tujuan Model Manajemen Kasus
c. Fungsi Manajemen Kasus
d. Langkah Kegiatan Manajemen Kasus
e. Tugas Pendamping Sebagai Manajer Kasus
f. Kerangka Kerja Manajemen Kasus
g. Kekurangan Dan Kelebihan Manajemen Kasus
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian
Model manajemen kasus merupakan generasi kedua dari model
primary nursing. Dalam model ini asuhan keperawatan dilaksanakan berdasarkan
pandangan, bahwa untuk penyelesaian kasus keperawatan secara tuntas
berdasarkan berbagai sumber daya yang ada.
Metode manajemen kasus keperawatan adalah bentuk pemberian
asuhan keperawatan dan manajemen sumber-sumber terkait yang memungkinkan
adanya manajemen yang strategis dari cost dan quality oleh seorang perawat
untuk suatu episode penyakit hingga perawatan lanjut.
Pengembangan metode ini didasarkan pada bukti-bukti bahwa
manajemen kasus dapat mengurangi pelayanan yang terpisah-pisah dan
duplikasi. Di sisi lain, metode kasus keperawatan ini akan memberikan
kesempatan untuk komunikasi di antara perawat, dokter, dan tim kesehatan lain,
efisien dalam manajemen perawatan melalui monitoring, koordinasi dan
intervensi.
Dalam manajemen kasus keperawatan, seorang perawat akan bertugas
sebagai case manager untuk seorang (mungkin lebih) pasien, sejak masuk ke
rumah sakit hingga pasien tersebut selesai dari masa perawatan dan pengobatan.
Sebagai case manager, perawat memiliki tanggung jawab dan kebebasan untuk
perencanaan, pelaksanaan, koordinasi, dan evaluasi. Untuk mencapai tujuan yang
diharapkan, dalam memberikan asuhan keperawatan dengan metode manajemen
kasus, case manager senantiasa mempertimbangkan dua rangkaian dari quality-
cost-access dan consumers- providers-funders.

3
4

B. Tujuan Model Manajemen Kasus


1. Menetapkan pencapaian tujuan asuhan keperawatan yang diharapkan sesuai
dengan standar.
2. Memfasilitasi ketergantungan pasien sesingkat mungkin
3. Menggunakan sumber daya seefisien mungkin.
4. Efisiensi biaya
5. Memfasilitasi secara berkesinambungan asuhan keperawatan melalui
kolaborasi dengan tim lainnya.
6. Pengembangan profesionalisme dan kepuasan kerja.
7. Memfasilitasi alih ilmu pengetahuan

C. Fungsi Manajemen Kasus


Terdapat beberapa fungsi dasar manajemen kasus
1. Identifikasi klien dan orientasi (Client Identification and Orientation)
Dalam hal ini manajer kasus terlibat identifikasi secara langsung dan
menyeleksi orang-orang yang menjadi tujuan pelayanan yang ingin dicapai,
kualitas hidup, atau berapa biaya untuk suatu perawatan dan pelayanan yang
dapat dipengaruhi dengan positif oleh manajemen kasus.
2. Asesmen klien (Client Assessment)
Fungsi ini mengacu pada pengumpulan informasi dan perumusan suatu
asesmen dari kebutuhan-kebutuhan komprehensif klien, situasi kehidupan,
dan sumber-sumber. Dalam hal ini termasuk jua melakukan penggalian atas
potensi klien, baik kekuatan dan kelemahannya, mana yang memerlukan
pelayanan dan mana yang tidak.
a. Menyadari kebutuhan komprehensif kliennya, termasuk kekuatan dan
kelemahannya
b. Memahami hasil kontak dan pengkajian awal, walaupun belum tentu
harus terlibat secara langsung
5

c. Selalu dekat dengan tenaga pelayanan langsung untuk meyakinkan


bahwa informasi mereka menyeluruh (komprehensif) dan terkini
(aktual)
d. Selalu kontak secara teratur dengan klien sehingga dapat memahami
perubahan kemampuan dan kebutuhannya.
3. Rencana Intervensi/Pelayanan.
Pekerja sosial sebagai manajer kasus mengidentifikasi pelayanan-
pelayanan atau sumber yang bervariasi yang dapat dijangkau untuk
membantu penanganan masalah klien.
a. Memiliki daftar lengkap tentang lembaga/organisasi pelayanan di dalam
masyarakat serta memahami pelayanan yang diberikan masing-masing
lembaga/organisasi, termasuk kebijakan dan prosedurnya
b. Memberikan informasi yang dimilikinya kepada perencanaan kasus
tentang sumber-sumber yang tersedia
c. Menginterprestasikan tujuan dan fungsi rencana kasus kepada pemberi
pelayanan
4. Koordinasi hubungan dan pelayanan
Seorang manajemen kasus harus menghubungkan klien dengan
sumber-sumber yang sesuai. Selain itu juga harus menekankan adanya
koordinasi diantara sumber-sumber yang digunakan oleh klien dengan
menjadi sebuah saluran serta poin utama dari komunikasi yang teriintegrasi.
5. Tindak lanjut dan Monitoring pelaksanaan pelayanan
Seorang manajer kasus membuat peraturan dan kontak tindak lanjut
yang terus menerus dengan klien dan penyedia pelayanan untuk
menyaknkan baha pelayanan yang diperlukan memang benar-benar
diterima/diperoleh dengan baik, serta digunakan oleh klien secara tepat.
Apabila ditemukan adanya penyimpangan atau ketidaksesuaian, manajer
kasus harus segera mengambil tindakan perbaikan atau memodifikasi
rencana pelayanan. Manajer kasus juga menyelesaikan laporan termasuk
6

didalamnya dokumen klien, kemajuan yang dicapai dalam perkembangan


kasus klien, pelaksanaan pelayanan serta kesesuaian terhadap rencana yang
telah disusun.
6. Mendukung klien
Selama masa pelayanan yang diberikan oleh berbagai jenis penyedia
pelayanan atau sumber, manajer kasus membantu klien dan keluarganya
pada saat mereka menghadapi masalah yang tidak diharapkan dalam
mendapatkan pelayanan. Kegiatan ini termasuk mengatasi konflik pribadi,
konseling, penyediaan informasi, memberikan dukungan emosional, dan
apabila sesuai, melakukan pembelaan atas nama klien untuk menjamin
bahwa mereka menerima pelayanan sesuai dengan haknya.
Jangkauan fungsi manajemen kasus tergantung kontekstualnya, seperti
misalnya :
a. Karakteristik populasi sasaran, maksudnya adalah seorang manajer
kasus harus mengetahui benar permasalahan, siapa saja yang terlibat di
dalam masalah ini, bagaimana sifat-sifatnya, besaran masalah serta
berbagai alternatif penanganan.
b. Kendala lingkungan. Lingkungan yang melingkupi suatu kasus dapat
berbeda-beda antara satu kasus dengan kasus yang lain. Misalnya
konteks individu, kelompok kecil, komunitas tertentu dan masyarakat
secara luas. Masing-masing lingkungan seringkali memiliki kendala
sendiri-sendiri. Hal ini perlu dipahami benar oleh seorang manajer
kasus.
c. Jenis lembaga yang mempekerjakan manajer kasus. Maksudnya adalah
lembaga apa atau siapa yang mempekerjakan manajer kasus (jenis, sifat
dan sebagainya) membawa implikasi bagi pelaksanaan peran manajer
kasus.
7

d. Beban kasus. Jenis dan sifat kasus yang ditangani masing-masing klien
juga sangat bervariasi, sehingga akan sangat mempengaruhi pelaksanaan
pelayanan manajemen kasus.
e. Hakekat sistem pelayanan. Maksudnya adalah apa saja pelayanan yang
tersedia oleh suatu sumber, jenis, tujuan pelayanan, sistem dan cara
penjangkauannya.

D. Langkah Kegiatan Manajemen Kasus


a. Orientasi dan identifikasi klien
Manajemen kasus merupakan suatu pendekatan dalam pemberian pelayanan
yang ditujukan untuk menjamin agar klien yang mempunyai masalah ganda
dan kompleks dapat memperoleh semua pelayanan yang dibutuhkannya
secara tepat. Kasus di sini adalah orang dalam situasi meminta atau mencari
pertolongan. Dalam masalah penyalahgunaan NAPZA, orang yang mencari
pertolongan dapat para penyalahguna NAPZA langsung, keluarga atau orang
lain. Dalam manajemen kasus ini, pekerja sosial melaksanakan peranan
sebagai manajer kasus (case manager). Manajemen kasus merupakan suatu
pendekatan dalam pemberian pelayanan yang ditujukan untuk menjamin agar
klien yang mempunyai masalah ganda dan kompleks dapat memperoleh
semua pelayanan yang dibutuhkannya secara tepat. Kasus di sini adalah orang
dalam situasi meminta atau mencari pertolongan. Dalam manajemen kasus ini,
pekerja sosial melaksanakan peranan sebagai manajer kasus (case manager).
ntifikasi dan menyeleksi kepada individu untuk mendapatkan hasil pelayanan
, yang dapat berdampak positif pada kualitas hidup melalui managemen kasus
b. Assessment informasi dan memahami situasi klien
Fungsi ini merujuk pada pengumpulan informasi dan memformulasikan suatu
asesment kebutuhan klien, situasi kehidupan dan sumber-sumber yang ada
serta penggalian potensi klien.
8

c. Merencanakan program pelayanan


Pekerja social mengidentifikasi berbagai pelayanan yang dapat diakses untuk
memenuhi kebutuhan klien. Klien dan keluarganya serta orang lain yang
berpengaruh secara bersama-sama merumuskan tujuan dan merancangnya
dalam suatu rencana intervensi yang terintegrasi.
d. Menghubungkan dan Mengkoordinaksikan pelayanan
Seperti peranannya sebagai broker, manaer kasus harus menghubungkan klien
dengan sumber-sumber yang tepat. Peranan manager kasus dapat berbeda
beda walaupun pekerja social yang utamanya sebagai partisipan aktif dalam
menyampaikan pelayanan kepada individu atau keluarga. Manager kasus
menekankan pada koordinasi dengan sumber sumber yang digunakan klien
dengan menjadi saluran dan berkomunikasi dengan sumber-sumber
pelayanan.
e. Memberikan pelayanan tindak lanjut dan monitoring
Manager kasus secara regular menindaklanjuti hubungan dengan klien dan
penyedia pelayanan untuk menjamin bahwa pelayanan yang dibutuhkan dapat
diterima dan dimanfaatkan oleh klien.
f. Memberikan support pada klien
Selama pelayasnan berlangsung yang disediakan oleh berbagai sumber,
manager kasus membantu klien dan keluarganya yang meliputi pemecahan
konflik pribadi, konseling, menyediakan informasi, memberi dukungan
emosional dan melakukan pembelaan yang tepat untuk menjamin bahwa
mereka menerima pelayanan yang tepat.

E. Tugas Pendamping Sebagai Manajer Kasus


a. Mengumpulkan informasi dan menilai situasi klien agar dapat
mengidentifikasi kebutuhan dan masalah serta apa yang dapat dilakukan
terhadap mereka
9

b. Memformulasikan suatu rencana pelayanan yang memungkinkan untuk


pemenuhan kebutuhan dan masalah klien
c. Menempatkan dan menyediakan pelayanan, menyusun dan menyampaikan
pelayanan yang dibutuhkan bagi kien serta mengkoordianasikan bantuan dari
pelayanan-pelyanan tersebut
d. Memonitor keefektifan dari rencana pelayanan dalam memenuhi kebutuhan
klien, dan membuat penyesuaian yang dibutuhkan dalam rencana untuk
memberikan pelayanan yang lebih baik
e. Pelayanan sebagai titik central dari tanggungjawab dan komunikasi sehingga
klien dan berbagai penyedia pelayanan akan mempunyai akses yang cepat
pada seseorang yang dapat membantu mereka ketika muncul pertanyaan dan
masalah selama pemberian pelayanan
f. Pembelaan bagi klien terutama apabila pelayanan yang ada menjadi system
yang sulit dimanfaatkan atau diakses
g. Bekerja dengan orang-orang lain dalam masyarakat untuk mengembangkan
pelayanan dan program yang dibutuhkan oleh klien tetapi tidak tersedia dalam
masyarakat tersebut.
Peran Manajer dapat mempengaruhi faktor motivasi dan lingkungan.
Tetapi faktor lain yang mungkin mempengaruhi tergantungnya tugas,
khususnya bagaimana manajer bekerja dalam suatu organisasi. Secara umum
peran manajer dapat dinilai dari kemampuannya dalam memotivasi dan
meningkatkan kepuasan staf. Kepuasan kerja staf dapat dilihat dari
terpenuhinya kebutuhan fisik, psikis, dimana kebutuhan psikis tersebut dapat
terpenuhi melalui peran manajer dalam memperlakukan stafnya. Hal ini dapat
ditanamkan kepada manajer agar diciptakan suasana keterbukaan dan
memberikan kesempatan kepada staf untuk melaksanakan tugas dengan
sebaik baiknya.
10

F. Kerangka Kerja Manajemen Kasus


1. Pasien masuk melalui agency kesehatan, manager mempunyai
kewenangan dan tanggung jawab dalam perencanaan sampai dengan
evaluasi pada episode tertentu tanpa membedakan pasien itu berasal dari unit
mana.
2. Dalam manajemen kasus menggunakan dua cara, yaitu:
a. Case Management Plan (CMP). Merupakan perencanaan bersama dari
masing-masing profesi kesehatan.
b. Critical Path Diagram (CPD). Merupakan penjabaran dari CMP dan ada
target waktunya.
3. Manager mengevaluasi perkembangan pasien setiap hari, yang mengacu
pada tujuan asuhan keperawatan yang telah ditetapkan. Bentuk spesifik dari
manajemen kasus ini tergantung dari karakteristik tatanan asuhan
keperawatan.

G. Kekurangan dan Kelebihan Manajemen Kasus


1. Kekurangan
a. Kemampuan tenga perawat pelaksana dan siswa perawat yang terbatas
sehingga tidak mampu memberikan asuhan secara menyeluruh
b. Membutuhkan banyak tenaga.
c. Beban kerja tinggi terutama jika jumlah klien banyak sehingga tugas
rutin yang sederhana terlewatkan.
d. Pendelegasian perawatan klien hanya sebagian selama perawat
penaggung jawab klien bertugas.
11

2. Kelebihan
a. Kebutuhan pasien terpenuhi.
b. Pasien merasa puas.
c. Masalah pasien dapat dipahami oleh perawat.
d. Kepuasan tugas secara keseluruhan dapat dicapai.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Metode manajemen kasus keperawatan adalah bentuk pemberian asuhan
keperawatan dan manajemen sumber-sumber terkait yang memungkinkan adanya
manajemen yang strategis dari cost dan quality oleh seorang perawat untuk suatu
episode penyakit hingga perawatan lanjut Adapun tujuan dari model manajemen
kasus salah satunya yaitu menetapkan pencapaian tujuan asuhan keperawatan
yang diharapkan sesuai dengan standar dan memfasilitasi. Selain itu, fungsi
dasar manajemen kasus meliputi identifikasi klien dan orientasi (Client
Identification and Orientation), pengkajian klien (Client Assessment) dan
rencana intervensi/pelayanan, koordinasi hubungan dan pelayanan, tindak lanjut
dan monitoring pelaksanaan pelayanan dan yang terakhir mendukung klien.
Kekurangan dari model manajemen kasus antara lain, kemampuan tenaga
perawat pelaksana dan siswa perawat yang terbatas sehingga tidak mampu
memberikan asuhan secara menyeluruh, membutuhkan banyak tenaga. Tetapi
dari model manajemen kasus ini terdapat kelebihan yaitu kebutuhan pasien
terpenuhi, pasien merasa puas, masalah pasien dapat dipahami oleh perawat,
kepuasan tugas secara keseluruhan dapat dicapai.

B. Saran
Untuk tenaga keperawatan supaya dapat memahami MPKP (Model
Praktek Keperawatan Professional) dengan model manajemen kasus, sehingga
dapat menerapkan model tersebut di tempat kerja dengan baik.

12
DAFTAR PUSTAKA

Nursalam. 2007. Manajemen Keperawatan. Aplikaediksi dalam PraktekKeperawatan


Profesional. Jakarta: Salemba Medika
Sitorus, R, Yulia. 2006. Model Praktik Keperawatan Profesional di Rumah Sakit;
Penataan Struktur dan Proses (Sistem) Pemberian ASKEP di Ruang Rawat.
Jakarta: EGC
Kelliat, Nudi Anna dan Akemat. 2009. Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa.
Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai