Anda di halaman 1dari 13

ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN

SISTEM INTEGUMEN
Disusun Oleh :
1. Fitria Dwi Aidha (P17220184080)
2. Rina Krisnawati (P17220184084)
3. Fretianti Dwi L. (P17220184088)
4. Yusi Afidah O. (P17220184091)
5. Novita Permatasari (P17220184092)
DEFINISI
Sistem integumen adalah sistem organ yang
membedakan, memisahkan, melindungi, dan
menginformasikan terhadap lingkungan sekitarnya.
Sistem ini seringkali merupakan bagian sistem organ
yang terbesar yang mencakup kulit, rambut, bulu,
sisik, kuku, kelenjar keringat dan produknya
(keringat atau lendir).
JENIS
1. KULIT
Kulit adalah lapisan terluar pada tubuh manusia. Kulit tersusun atas
tiga lapisan, yaitu :
1. Epidermis (lapisan luar/kulit ari)
2. Dermis (lapisandalam/kulit jangat)
3. Hipodermis (jaringan ikat bawah kulit)
Kulit berfungsi sebagai :
1. Proteksi (melindungi)
2. Absorbsi (menyerap)
3. Regulasi (pengatur panas)
4. Eksresi
5. Persepsi
6. Fungsi pembentukan pigmen
2. RAMBUT
Rambut adalah organ seperti benang yang tumbuh di kulit manusia.
Rambut muncul dari epidermis (kulit luar), walaupun berasal dari folikel
rambut yang berada jauh di bawah dermis. Struktur mirip rambut, yang
disebut trikoma.
Fungsi rambut yaitu :
1. Isolator
2. Pengatur suhu tubuh
3. Organ indera
3. KUKU
Kuku adalah bagian tubuh yang terdapat atau tumbuh di ujung jari.
Kuku tumbuh dari sel mirip gel lembut yang mati, mengeras, dan
kemudian terbentuk saat mulai tumbuh dari ujung jari.
4. KELENJAR
Kelenjar adalah alat tubuh yang menghasilkan getah atau sekret tertentu.
Macam-macam kelenjar :
1. Kelenjar Keringat, yaitu saluran melingkar dan bermuara
pada kulit ari dan berbentuk pori-pori halus.
2. Kelenjar Lemak, Kelenjar keringat menghasilkan minyak
unuk mencegah kekeringan. pada kelenjar lemak terdapat
butir sekresi yang disebut sebolina.
FUNGSI
a.    Pelindung dari kekeringan, invasi mikroorganisme, sinar ultraviolet dan
mekanik, kimia, atau suhu.
b.    Penerima sensasi, sentuhan, tekanan, nyeri, dan suhu
c.    Pengatur suhu, menurunkan kehilangan panas saat suhu dingin dan
meningkatkan kehilangan panas saat suhu panas
d.    Fungsi metabolic,  menyimpan energi melelui cadangan lemak, sintesis
vitamin  D.
e.    Ekskresi dan absorpsi.
KELAINAN PADA SISTEM
INTEGUMEN
VARISEL HERPES
A ZOESTER

ACNE
VULGARIS
IMPETIG
(JERAWAT) O

SELULITI FOLIKULI
S TIS

TINEA
KORPORIS
ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
Pengkajian keperawatan yang didapat biasanya sesuai dengan fase dari Herpes
zoester, yang terdiri atas fase prodromal dan fase erupsi kulit.
2. PENGKAJIAN DIAGNOSTIK
Tujuan dari pengkajian diagnostic adalah dilakukan untuk membedakan dari
Impetigo, kontakdermatitis, dan herpes simpleks. Pengkajian diagnostic yang bias
dilakukan, meliputi hal-hal berikut ini.
1. Tzanck Smear : mengidentifikasi virus tetapi tidak dapat membedakan herpes
zoester dan herpes simpleks.
2. Kultur dari cairan vesikel dan tesantibody : digunakan untuk membedakan
diagnosis herves virus.
3. Immuno fluorocestent : mengidentifikasi varisella di sel kulit.
4. Pemeriksaan histopatologik.
5. Pemeriksaan mikroskop electron.
6. Kultur virus.
7. Identifikasi antigen/ asamnukleat VVZ.
8. Deteksi antibody terhadapinfeksi virus.
 
3. PENGKAJIAN PENATALAKSANAAN MEDIS
Tujuan tatalaksana herpes zoester adalah untuk meredakan
rasa nyeri dapat mengurangi atau menghindari komplikasi.
Rasa nyeri dikendalikan dengan pemberian analgesic karena
pengendalian nyeri yang adekuat selama fase akut akan
membantu mencegah terbentuknya pola nyeri yang persisten.
Bila saraf oftalmikus cabang dari saraf trigeminus terkena,
maka harus dirujuk pada seorang dokter ahli penyakit mata
karena dapat terjadi perforasi kornea akibat infeksi tersebut.
Pemberian kortikosteroid sistemik dini dapat membantu
mencegah timbulnya neuralgia post-herpetika. Asiklovir oral
800 mg 5 kali sehari selama 10 hari dapat mempersingkat
lama infeksi herpes zoester.
4. DIAGNOSIS KEPERAWATAN
1. Nyeri b.d respons inflamasi lokal sekunder dari
keusakan saraf perifer kulit
2. Ketidakseimbangan pemenuhan nutrisi kurang
dari kebutuhan b.d intake nutrisi tidak adekuat,
respons sekunder dari mual, muntah, dan anoreksia
3. Hipertermi b.d respons inflamasi sistemik
4. Gangguan gambaran diri b.d perubahan struktur
kulit
5. Kebutuhan pemenuhan informasi b.d tidak
adekuatnya sumber informasi ketidaktahuan program
perawatan dan pengobatan
5. RENCANA KEPERAWATAN
Ketidakseimbangan pemenuhan nutrisi kurang dari
kebutuhan b.d intake nutrisi tidak adekuat sekunder dari
mual,muntah,anoreksia.
Tujuan: dalam waktu 3x 24 jam setelah diberikan asupan
nutrisi pasien terpenuhi
Kriteria evaluasi:
• Pasien dapat mempertahankan status malnutrisi yang
adekuat
• Pernyataan motivasi kuat untuk memenuhi kebutuhan
nutrisinya
• Tidak terjadi penurunan berat badan lebih dari ½ kg dalam
3 hari
6. EVALUASI
1. Terjadi penurunan respons nyeri
2. Asupan nutrisi terpenuhi
3. Terjadi penurunan suhu tubuh dalam
batas normal
4. Peningkatan gambaran diri ( citra diri )
5. Terpenuhnya informasi kesehatan
 

Anda mungkin juga menyukai