Anda di halaman 1dari 6

TIPE-TIPE KONFLIK

Seperti kata Loomis “konflik memang sering terjadi dalam setiap proses dari
peristiwa hubungan antar manusia”. Hubungan antar manusia dapat terjadi di mana
dan kapan saja, mulai dari level antar pribadi, antar kelompok, antar komunitas
sampai antar bangsa. Dengan demikian frekuensi situasi konflik selalu terjadi mulai
dari skala kecil sampai skala yang luas dalam suatu masyarakat antara pelbagai
pihak, di dorong oleh faktor perbedaan etnik, ras, agama, ekonomi. Semua ini
tumbuh karena perbedaan nilai, keyakinan dan kepercayaan, serta sikap kita terhadap
isu.
Sebuah contoh, komunitas lokal mungkin sering berhadapan dengan isu seperti
dana untuk pendidikan anak-anak, kekurangan fasilitas dalam bidang pertanian dan
peternakan, smentara masyarakat kota mungkin berhadapan dengan masalah
penggusuran, keadilan dan HAM, kurangnya sarana atau fasilitas umum. Mungkin
dalam organisasi karena perebedaan orientasi niali atas tugas dan fungsi antara
pimpinan dan bawahan, antara laki-laki dan perempuan, antara suku bangsa dan ras.
Isu-isu demikian memang merupakan faktor pendorong konflik yang terjadi dalam
berbagai level tersebut.

Kita mengenal tipe konflik yang akan di uraikan sebagai berikut :


1) Konflik sederhana
2) Konflik dalam organisasi
3) Konflik berdasarkan sifat
4) Konflik berdasarkan jenis peristiwa dan proses
5) Konflik berdasarkan faktor pendorong
6) Konflik berdasarkan ancaman
7) Konflik berdasarkan apa, kapan, di mana ia terjadi
8) Konflik berdasarkan cara memandang peristiwa atau isu
9) Konflik berdasarkan level pemerintah
Konflik Sederhana

Kita sebut sederhana, karena tipe ini masih pada taraf emosi dan muncul dari
perasaan perbedaan yang dimiliki oleh individu. Ada empat tipe konflik :

1) Konflik personal versus diri sendiri adalah konflik yang terjadi karena apa yang
dipikirkan atau apa yang diharapkan tidak sesuai dengan kenyataan.
2) Konflik personal versus personal adalah konflik antar personal yang bersumber
dari perbedaan karakte masing-masing personal.
3) Konflik personal versus masyarakat adalah konflik yang terjadi anatar indivdu dan
masyarakat yang bersumber dari perbedaan keyakinan suatu kelompok atau
keyakinan masyarakt atau perbedaan hukum.
4) Konflik personal alam adalah konflik yang terjadi antara keberadaan personal dan
tekanan alam.

Konflik dalam Organisasi

Sekurang-kurangnya ada tige tipe konflik dalam orgnisasi, yakni (1) konflik tugas (task
conflick); (2) konflik antar personal (interpersona conflick); dan (3) konflik prosedural
(procedural conflick). Pertama, konflik tugas terjadi karena anggota organisasi
menghadapi ketidaksesuain peran yang dia jalankan dengan status yang terutama di ikuti
denegan kamampuan, pengetahuan, pendidikan, keterampilan dan lain-lain. Bentuk
konflik tugas ini umunya merupakan konflik produktif, yang kalau di selesaikan dapat
meningkatkan kualitas tanggung jawab personal, kelompok kerja, maupun orgaisasi
sehingga menghasilkan perubahan pola pikir maupun hasil organisasi.

Kedua, konflik interpersonal dalam organisasi (formal maupun nonforrmal). Konflik


initerjadi manakala hubungan antarpersonal dalam organisasi terganggu. Gangguan ini
terjadi lantaran ada ketidaksepakatan antarpersonal terhadap kebutuhan atau keinginan
personal yang seharusnya dapat fipenuhi oleh organisasi. Sering kali konflik ini disebut
personality clash karena relasi antarpersonal dalam komunikasi organisasi yang tidak
efektif. Jenis konflik relasi antarpersonal dalam organisasi biasanya terjadi karena terjadi
kontras atau antagonisme anatar tujuan organisasi dan tujuan seseorang atau sekelompok
orang.

Ketiga, procedural conflick adalahkonflik yang terjadi ketika anggota kelompok tidak
sepakat tentang prosedur yang memang mengatur tentang bagiaman kelompok mencapai
tujuan organisasi. Mereke yang terlibat dalam konflik menginginkan suatu prosedural
baru yang diformulasikan dalam struktur demi memudahkan prosedur kerja. Kategori
konflik prosedur ini termasuk konflik produktif, karena jika diselasaikan dengan baik
akan meningkatkan kinerja orfanisasi (Barker et al. 1987).

Konflik Berdasarkan Sifat

Tipologi konflik dapat dilihat dari sifat gerak-dinamika konflik dar segi dinamika, konflik
berproses dari :

1. Adanya keyakinan bahwa setiap konflik mempunyai struktur tertentu, dan struktur
itu umumnya bersifat laten yang umumnya menpunyai karekteristik, sifat atau
modus operandi yang relatif hampir sama dan berulang-ulang.
2. Akibatnya, konflik laten merubah menjadi konflik yang nyata (manifes)
3. Kadang-kadang sifat konflik itu tidak laten juga tidak manifes, melainkan datang
sebagai sebuah peristiwa yang luarbiasa karena tidak ada catatan modus operandi
sebenarnya.
Ketiga sifat tersebut mendorong perilaku konflik dan setiap perilaku konflik agar
di selesaikan dengan manajemen konflik sesuai sifatnya. Hasil penyelesaian itu dapat
memberikan informasi kepada kita tentang struktur sebuh konflik.

Konflik Berdasarkan Jenis Peristiwa dan Proses

Kita dapat membedakan konflik berdasarkan jenis peristiwa dan proses. Sebagai
jenis peristiwa dikenal beberapa tife konflik :
1) Konflik biasa adalah konflik yang terjadi hanya karena keselahpahaman akbibat
distorsi informasi, melibatkan hbunga antarpersonal yang sejawat, awalya di
dorang oleh faktor emosi.
2) Konflik luar biasa adalah konflik yang tidak berstruktur karena sebelumnya
catatan mengenai modus operandi.
3) Konflik zero-sum (game) adalah bentuk konflik yang hasilnya adalah satu pihak
menang dan pihak lain kalah (win-lose).
4) Konflik merusak adalah konflik yang dari proses sampai hasilnya merusak sistem
relasi sosial.
5) Konflik yang dapat dipecahkan konflik substansi karena dapat dipecahkan melalui
sebuah keputusan bersama.

Kita juga dapat membedakan konflik dari segi proses yang terdiri atas :
1) Konflik yang sedang terjadi
2) Konflik dengan sifat khusu, yaitu modus operandi-nya tidak berstruktur sehingga
menampilkan proses berbeda dengan jenis konflik yang sama.
3) Konlik nonzero sum adalah konflik yang hasilnya win-win solution. Artinya, dua
pihak tak ada yang kalah dan tak ada yang menang.
4) Konflik produktif, yakni jenis konflik yang dapat diselesaikan dan hasilnya akan
mendorong peningkatan relasi dua pihak atau lebih yang terlibat dalam konflik.
5) Konflik yang dapat dikelola adalah konflik yang karena sifaatnya dapat dikelola
bagi keuntungan dua pihak.

Konflik Berdasarkan Faktor Pendorong

Konflik terjadi karena beragam faktor pendorong yang secara psikologi dilakukan karena
para pelaku konflik mengubah respons terhadap perubahan stimulus. Misalnya, salah satu
pihak mengubah atau membuat klarifikasi baru berupa gagasan yang ditunjukan kepada
pihak lawan. Ada bebrapa ketogori faktor pendorong yang memungkinkan kita
menentukan tipe konflik berdasarkan : (1) konflik intermal; (2) konflik eksternal; (3)
konflik realistik; dan (4) konflik tidak relistik.
Konflik Internal

Konflik internal timbul karena disposisi, respons, reaksi psikologis yang muncul dari
dalam diri sesoorang karena merasa kebutuhan atau keinginan pribadinya tidak dipenuhi.
Umunya konflik ini disebut konflik batin karena orang tidak mampu menghadapi
tantangan. Misalnya, karena pengalaman masa lalu yang mengacamnya, dia takut
merespons masalah yang menjadi sumber konflik. Konflik internal di dorong sangat kuat
oleh emosi yang dirasakan sendiri, misalnya, rasa tersinggung, perasaan kurang enak dan
marah.

Konflik Eksternal

Kebalikan dari konflik internal adalah konflik eksternal. Jika konflik internal merupakan
konflik batin yang dialami seseorang, maka konflik eksternal dialami oleh atau anatra dua
orang. Konflik ini merupakan insiden antara seseorang dengan orang lain, karena dua
orang memliki perasaan yang kurang senang satu sama lain. Jenis konflik eksternal ini
dapat diselesaikan dengan negosiasi untuk memecahkan masalah bersama, sebelum
masalah itu menjadi kenyataan atau terbuka untuk pihak lain.

Konflik Realistis

Konflik realistis merupakan tipe konflik yang nyata, berstruktur, modus operandi-nya
diketahui sehingga dpaat dipecahkan. Strategi menyelesaikan konflik ini dapat dilakukan
dengan negosiasi, sehingga dapat menghasilkan pemecahan yang positif.

Konflik Tidak Realisistis

Konflik yang tidak realistis terjadi karena konflik ini bersumber dari alasan yang tidak
jelas, tidak nyata, karena sumber atau sifat konfliknya tidak bersturktur sehingga kita
tidak mengetahui modus operandi-nya. Salah satu ciri konflik tidak realistis adalah bahwa
dua pihak tidak melihat ruang atau kemungkinan untuk negosiasi. Konflik ini biasanya
dirasakan oleh seorang ketika berhadapan dengan pilihan nilai dan sikap. Konflik tidak
realistis acapkali tumbuh dari tradisi. Kesombongan dan prasangka antara dua pihak dapat
mencuat dalam bentuk kekejaman sehingga menafikan usaha negosiasi ke arah resolusi
konflik.

Berikut ini penjelasan faktor penyebab konflik serta solusi penyelesainnya

https://www.merenyaho.com/2017/06/faktor-penyebab-konflik-dan-strategi-penyelesaian-
konflik.html

Anda mungkin juga menyukai