DISUSUN OLEH :
KELOMPOK IV
JUMRIANA
WAHYUDI
ANGGUN NUR ISLAM
B. Fungsi Kulit
a. Fungsi proteksi
Melindungi tubuh dari trauma, benteng pertahanan terhadap
gangguan kimiawi bakteri, virus, dan jamur.
b. Fungsi absorpsi
Sifat permiabel-selektif, kulit menyerap bahan-bahan tertentu
seperti gas dan zat yang larut dalam lemak, sedangkan air dan
elektrolit sukar masuk melalui kulit.
c. Fungsi ekskresi
Kelenjar kulit mengeluarkan sisa metabolisme dalam bentuk
sebum dan keringat. Sebum dan keringat dapat merangsang
pertumbuhan bakteri pada permukaan kulit.
d. Fungsi persepsi
Kulit mengandung ujung ujung saraf sensorik di dermis dan
subkutis yang peka terhadap rangsangan panas , dingin,
rabaan,dan tekanan.
e. Fungsi pengaturan suhu tubuh
Kemampuan vasokonstriksi pada suhu dingin sehingga
meningkatkan suhu tubuh, kemampuan vasodilatasi pada suhu
panas sehingga menurunkan suhu, serta kemampuan
termorigulasi melalui evaporasi atau berkeringat.
f. Fungsi pembentukan pigmen
Sel pembentuk pigmen di sebut melanosit. Dengan bantuan sinar
matahari dan beberapa enzim dalam tubuh, melanosit akan di
ubah menjadi melonosom, selanjutnya di ubah lagi menjadi
melanin. Jumlah melanin inilah yang akan menentukan warna kulit
seseorang.
g. Fungsi pembentukan vitamin D
Dihidroksi kolestrol dapat terjadi dengan pertolongan sinar
matahari sehingga terbentuk vitamin D.
C. Gangguan Sistem Integument
1. Efek Psikologis Masalah Kulit
Apabila kulit mengalami kelainan atau timbul penyakit pada kulit,
akan terjadi perubahan penampilan. Perubahan penampilan
tersebut dapat menimbulkan reaksi psikologis. Sebagian besar
klien dengan masalah kulit memiliki perasaan yang lebih sensitive
sehingga timbul perasaan kurang dihargai, rendah diri, dianggap
jijik dan perasaan dikucilkan. Ketika hal itu terjadi, perawat tidak
boleh memperlihatkan gerakan nonverbal maupun verbal yang
negative.
2. Masalah Utama Kulit
Banyak faktor yang mempengaruhi timbulnya penyakit ini. Di
antaranya adalah faktor kebersihan, daya tahan tubuh (imunitas),
kebiasaan, atau perilaku sehari-hari (makanan, pergaulan, atau
pola hubungan) seksual, faktor fisik, bahan kimia, mikrobiologi,
serta faktor lingkungan. Banyak klien dengan masalah penyakit
kulit lebih senang berobat jalan dan dirawat dirumah, karena
merasa tdak bermasalah secara klinis, dan baru mau menjalani
perawatan dirumah sakit jika kondisi penyakitnya sudah parah. Ini
perlu diperhatikan oleh perawat maupun klien menjalani peawatan
dirumah. Klien perlu dibekali dengan pengetahuan tentang proses
penyakit., cara perawatan lesi, prosedur pengobatan, maupun pola
hidupnya. Hal ini perlu dilakukan agar penyakit klien tidak menjadi
kronis dan klien dapat berobat secara tuntas sehingga tidak
menulari angota keluarga atau orang lain.
D. Pencegahan Gangguan Kulit
Untuk mencegah gangguan kulit tindakan yang harus dilakukan
adalah sebagai berikut :
1. Mempertahankan kulit sehat.
a. Hindari penggunaan sabun, deterjen, atau bahan allergen yang
dapat menimbulkan iritasi.
b. Pertahankan kulit cukup hidrasi, gunakan krim pada daerah yang
kering, dan jangan terus-menerus menggunakan tatarias yang
tebal.
c. Cegah menggaruk kulit yang keras dan kasar.
d. Keringkan daerah yang selalu lembab.
e. Pakai pakaian yang longgar dan dapat menyerap keringat pada
hari-hari yang panas.
2. Menghindari bahan penyebab penyakit kulit:
a. Menghindari bahan-bahan yang merusak kulit pada kebanyakan
orang. Contohnya sinar matahari yang terik, sebaiknya gunakan
payung untuk melindungi kulit.
b. Mencegah bahan spesifik yang diketahui merusak kulit atau
menimbulkan alergi untuk orang tertentu (mis, bahan-bahan
kosmetik).
c. Gunakan krim tabir surya.
3. Observasi perubahan kulit:
a. Amati kulit secara keseluruhan dan sering. Gunakan cermin
untuk melihat seluruh tubuh.
b. Catat dan konsultasikan perubahan warna, ukuran, dan keadaan
cedera kulit yang sudah ada.
4. Hindari terapi sendiri:
a. Jangan gunakan resep lama pada cedera kulit baru atau lesi
yang lain, serta jangan gunakan obat yang tidak diketahui secara
pasti kegunaannya.
b. Segera dapatkan nasihat medis atau kunjungi tempat pelayanan
kesehatan bila terjadi gangguan kulit .
E. Pemeriksaan Diagnostik
1. Biopsi kulit
Mengambil contoh jaringan dari kulit yang terdapat lesi. Apabila
jaringan yang diambil cukup dalam, kita perlu menggunakan anestesi
local. Digunakan untuk menentukan ada keganasan atau infeksi
yang disebabkan oleh bakteri dan jamur.
2. Uji kultur dan sensitivitas
Untuk mengetahui adanya virus, bakteri, atau jamur pada kulit yang
diduga mengalami kelainan. Uji ini juga digunakan untuk mengetahui
mikroorganisme tersebut resisten terhadap obat-obatan tertentu.
Cara pengambilan bahan untuk uji kultur adalah dengan mengambil
eksudat yang terdapat pada permukaan lesi. Alat yang digunakan
untuk mengambil eksudat harus steril.
3. Pemeriksaan dengan menggunakan pencahayaan khusus
Mempersiapkan lingkungan pemeriksaan dengan pencahayaan
khusus sesuai dengan kasus yang dihadapi. Hindari ruangan
pemeriksaan yang menggunakan lampu berwarna-warni karena hal
ini akan mempengaruhi hasil pemeriksaan. Pada kasus tertentu,
pencahayaan dengan menggunakan sinar matahari (sinar
untraviolet) justru sangat membantu dalam menentukan jenis lesi
kulit.
4. Uji temple
Dilakukan pada klien yang diduga menderita alergi untuk mengetahui
apakah lesi tersebut ada kaitannya dengan faktor imunologis, juga
untuk mengidentifikasi respon alerginya. Misalnya, untuk
membedakan apakah klien menderita dermatitis kontak alergi atau
dermatitis kontak iritan. Uji ini menggunakan bahan kimia yang
ditempelkan pada kulit. Selanjutnya, kita lihat bagaimana reaksi local
yang ditibulkan. Apabila ditemukan kelainan atau ada perubahan
pada kulit, hasil uji ini positif.
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
Biodata : Cantumkan semua identitas klien: umur,jenis kelamin
1. Keluhan utama
Alasan yang sering membawa klien penderita herpes datang berobat
ke rumah sakit atau berobat ke rumah sakit atau tempat pelayanan
kesehatan lain adalah nyeri pada daerah terdapatnya vesikel
berkelompok
2. Riwayat penyakit sekarang
Biasanya klien mengeluh sudah beberapa hari demam dan timbul
rasa gatal/nyeri pada dermatom yang terserang,klien juga mengeluh
nyeri kepala dan badan terasa lelah.Pada daerah yang terserang
mula-mula timbul papula atau plakat berbentuk urtika,setelah 1-2 hari
timbul gerombolan vesikula.
3. Riwayat penyakit keluarga
Biasanya keluarga atau teman dekat ada yang menderita penyakit
herpes zoster,atau klien klien pernah kontak dengan penderita
varisela atau herpes zoster.
4. Riwayat psikososial
Perlu dikaji bagaimana konsep diri klien terutama tentang
gambaran/citra diri dan harga diri
5. Kebutuhan sehari-hari
Dengan adanya rasa nyeri,klien akan mengalami gangguan
tidur/istirahat dan juga aktivitas.Perlu juga dikaji tentang kebersihan
diri klien dan cara perawatan diri,apakah alat-alat mandi/pakaian
bercampur dengan orang lain
6. Pemeriksaan fisik
Pada klien dengan herpes zoster jarang ditemukan gangguan
kesadaran keculi jika sudah terjadi komplikasi infeksi lain.Tingkatan
nyeri yang dirasakan oleh klien bersifat individual sehingga perlu
dilakukan pemeriksaan tingkat nyeri dengan skala nyeri.Apabila nyeri
terasa hebat tanda-tanda vital cenderung akan meningkat.pada
inspeksi kulit ditemukan adanya vesikel berkelompok sesuai dengan
alur dermatom.vesikel ini berisi cairan jernih yang kemudian menjadi
keruh (berwarna abu-abu),dapat menjadi pustula dan krusta.Kadang
ditemukan vesikel berisi nanah dan darah yang disebut herpes
zoster hemoragik.Apabila yang terserang adalah ganglion
kranialis,dapat ditemukan adanya kelainan motorik.Hiperestesi pada
daerah yang terkena memberi gejala yang khas,misalnya kelainan
pada wajah karena gangguan pada nerous trigeminus,nerous
fasialis,dan oligus.
7. Pemeriksaan laboratorium
Sitologi (64% zanck smear positif ) adanya sel raksasa yang
multilokuler dan sel-sel okantolitik.
8. Penatalaksanaan
Terapi pada kasus herpes zoster bergantung pada tingkat
keparahannya.Terapi sistemik umumnya bersifat sistomatik,untuk
nyerinya diberikan analgesik.Jika disertai infeksi sekunder diberikan
antibiotik asiklovir.Herpes zoster sangat cocok dengan obat asiklovir
yang diminum.Dengan cepat obat akan menghentikan munculnya
lepuhan kecil,memperkecil ukurannya,mengurangi rasa gatal,dan
membunuh virus yang ada pada cairan lepuhan.Sebaiknya diberikan
dalam 24-27 jam setelah terbentuknya lepuhan. Akupuntur dan obat
oles juga bisa membantu pengobatan
B. Diagnosa dan Intervensi Keperawatan
https://id.scribd.com/uploaddocument?archive_doc=305155754&escape=f
alse&metadata=%7B%22context%22%3A%22archive_view_restricted%2
2%2C%22page%22%3A%22read%22%2C%22action%22%3A%22downl
oad%22%2C%22logged_in%22%3Atrue%2C%22platform%22%3A%22w
eb%22%7D