Anda di halaman 1dari 16

SOP MERAWAT LUKA

DISUSUN OLEH :

ANGGUN NUR ISLAM(105111101319)

PRODI DIII KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMUKESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
TAHUN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Swt yang telah Memberi kami kesehatan dan
kesempatan serta kemudahan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
sesuai dengan waktu yang ditentukan. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak
akan menyelesaikan makalah ini dengan baik. Tidak lupa Shalawat serta salam
semoga terlimpah curahkan kepada Nabi Muhammad Saw yang kita nanti-nantikan
syafaatnya didunia dan diakhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah Swt atas limpahan nikmat sehat-
Nya, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah ini dengan
judul “SOP PRAKTEK MERAWAT LUKA”. Penulis menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta
kekurangan. Untuk itu, Penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk
makalah ini, agar makalah ini nantinya bisa menjadi makalah yang lebih baik lagi.

Demikian semoga makalah ini bermanfaat.

Makassar, 19 November2021

Sri FifiSafitri
BAB 1

PENDAHULUAN

A. LatarBelakang

Luka adalah terputusnya kontinuitas suatu jaringan karena adanya


cedera atau pembedahan (Agustina, 2009). Luka adalah rusaknya kesatuan
atau komponen jaringan dimana secara spesifik terdapat subtansi jaringan
yang rusak atau hilang ( Widhiastuti, 2008). Berdasarkan sifat kejadian, luka
dibagi menjadi dua yaitu luka disengaja dan luka tidak disengaja. Luka
disengaja misalnya luka terkena radiasi atau bedah, sedangkan luka tidak
disengaja contohnya adalah luka terkena trauma. Luka yang tidak disengaja
(trauma) juga dapat dibagi menjadi luka tertutup dan luka terbuka. Disebut luka
tertutup jika tidak ada robekan, sedangkan luka terbuka jika terjadi robekan dan
keliatan seperti luka abrasio (luka akibat gesekan), luka puncture (luka akibat
tusukan), dan hautration (luka akibat alat perawatan luka) (Hidayat, 2006).
Wong (1995) dalam Mahyunani (2013) menyebutkan beberapa faktor
yang menghambat penyembuhan luka, yaitu : defesiensi nutrisi, gangguan
sirkulasi, stress, radiasi. Menurut Suriadi (2007), faktor umum yang dapat
mengganggu penyembuhan luka adalah usia, perfusi oksigen, malnutrisi,
meningkatnya bakteri mikroba, jaringan luka yang tua karena tertekan, stres
psikologis, efek samping dari terapi, dan kebiasaan merokok. Terkait dengan
faktor-faktor penyembuhan luka menurut Suriadi (2007) pada pasien menderita
luka untuk mempercepat penyembuhan luka adalah masukan nutrisi yang
adekuat. (Morison, 2004).
Perawatan luka yang tepat dapat mencegah terjadinya infeksi silang dan
dapat mempercepat proses penyembuhan luka, dengan demikian hari rawat
akan lebih pendek. Dalam perawatan luka, frekuensi perawatan luka perlu
diperhatikan untuk meminimalkan kejadian infeksi, kasa penutup luka harus
diganti lebih awal jika basah, karena kasa basah meningkatkan kemungkinan
kontaminasi bakteri pada luka operasi (Sjamsuhidajat dan Jong, 2011).
B. TujuanPenulisan
1. Menjelaskan pengertian perawatanluka
2. Menjelaskan tujuan perawatanluka
3. Menjelaskan indikasi perawatanluka
4. Menjelaskan jenis jenis perawatanluka
5. Menjelaskan prosedur perawatanluka

C. Manfaat Penulisan
1. Mengetahui pengertian perawatanluka
2. Mengetahui tujuan perawatanluka
3. Mengetahui indikasi perawatanluka
4. Mengetahui jenis jenis perawatanluka
5. Mengetahui prosedur perawatanluka
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian PerawatanLuka
Perawatan luka merupakan salah satu tindakan keperawatan yang
dikerjakan oleh perawat dengan sistematis dan komprehensif. Perawatan luka
yang sistematis merupakan urutan langkah perawatan yang harus dikerjakan
oleh profesional di bidang perawatan luka, sedangkan komprehensif
merupakan metode yang dilakukan saat melakukan perawatan luka dengan
mempertimbangkan kondisi bio, psikologis, sosial dan spiritual secara
menyeluruh. Adapun langkah proses perawatan luka secara umum di bagi
menjadi 3 tahapan yaitu pencucian, pengkajian dan pemilihan balutan.

B. Tujuan PerawatanLuka

Tujuan perawatan luka pun berbeda-beda tergantung dari hasil


pengkajian tersebut diatas, tidak bisa disamakan setiap individu antara lain
adalah:

1. Tercapainya haemostasis
2. Infeksiterkontrol
3. Terangkatnya jaringan devaskularisasi/material penyebabinfeksi
4. Menghilangkan bendaasing
5. Menyiapkan dasar luka utk skingraf/flap
6. Tertutupnyasinus/rongga
7. Melindungi sekitar luka
8. Lukasembuh

Menurut Ghofar (2012) tujuan perawatan luka adalah:

1. Mencegah masuknya kuman dan kotoran ke dalamluka.


2. Mencegah penyebaran oleh cairan dan kuman yang berasal dari luka ke
daerahsekitar.
3. Mengobati luka dengan obat yang telah ditentukan
C. Indikasi PerawatanLuka

Indikasi manajemen luka secara umum dapat dibagi menjadi luka traumatik
dan luka akibatpembedahan.

1. Luka Trumatik

Penilaian luka akut biasa dilakukan untuk melihat mekanisme dari cedera
pada jaringan lunak dan padat. Untuk semua luka akut, penting untuk menilai onset
kejadian cedera (hari atau jam), keterlibatan cedera saraf, otot, tendon, ligamen,
dan tulang padat, serta kontaminasi luka. Beberapa contoh luka akut traumatik
adalah abrasi, crush injury, luka tusuk, laserasi, degloving dan frakturterbuka.
Biasanya luka akut akan sembuh sesuai dengan fase penyembuhan luka. Pada
kasus fraktur terbuka, dapat dilakukan klasifikasi Gustillo-Anderson.

2. Luka AkibatPembedahan

Luka akut akibat pembedahan adalah luka yang sengaja dibuat oleh dokter
sebagai terapi suatu penyakit. Center for Disease Control and Prevention
membuat sistem klasifikasi luka akibat pembedahan berdasarkan kebersihan luka
dari kelas I sampai kelasIV.

a. Luka Bersih (KelasI)

Luka bersih ditandai dengan non-traumatik, tidak melewati sistem


respiratorius, gastrointestinal, dan sistem urinaria saat melakukan insisi
pembedahan. Selain itu, tidak ada jeda dalam teknik steril.

b. Luka Bersih Terkontaminasi (KelasII)

Luka bersih terkontaminasi ditandai dengan nontraumatik, adanya jeda


pada teknik steril, adanya pembedahan di sistem urinaria, gastrointestinal,
dan/atau sistem respiratorius tanpa disertai kebocoran organ.

c. Luka Terkontaminasi (KelasIII)

Luka terkontaminasi ditandai dengan traumatik, adanya kebocoran dari


sistem gastrointestinal atau urinaria, dan melibatkan jaringan atau cairan yang
terinfeksi.
d. Luka Kotor (KelasIV)

Luka kotor ditandai dengan traumatik, luka kotor, signifikan jaringan


devitalized, fecal matter, corpus alienum, adanya bukti perforasi viskus,
daninflamasi.

D. Jenis Jenis PerawatanLuka


1. PrimaryHealing.
Jaringan yang hilang minimal, tepi luka dapat dirapatkan kembali
melalui jahitan, klip atau plester.
2. Delayed PrimaryHealing.
Terjadi ketika luka terinfeksi atau terdapat benda asing yang
menghambat penyembuhan.
3. SecondaryHealing.
Proses penyembuhan tertunda dan hanya bisa terjadi melalui proses
granulasi, kontraksi dan epitelisasi. Secondary healing menghasilkan scar.

Ada beberapa factor factor yang mempengaruhi penyembuhan dalam


perawatan luka, diantaranya :

1. Faktor Umum
a. Usia.
b. Penyakit yangmenyertai.
c. Vascularisasi.
d. Kegemukan.
e. Gangguan sensasi danpergerakan.
f. Status Nutrisi.
g. Status psikologis.
h. Terapiradiasi.
i. Obat-obat.
2. FaktorLokal
a. Kelembabanluka.
b. Temperaturluka.
c. Managemenluka.
d. Tekanan, gesekan, dantarikan.
e. Bendaasing.
f. Infeksiluka.

E. Prosedur PerawatanLuka

Menurut Ghofar (2012), prosedur perawatan luka ialah:

1. Tahap prainteraksi
a. Melakukan pengecekan pada care planpasien
b. Menyiapkan alat dan bahan yang akandigunakan
c. Mencucitangan
d. Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar

2. Tahaporientasi
a. Memberikan salam dan menyapapasien
b. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan padakeluarga/klien
c. Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatandilakukan

3. Tahapkerja
a. Menjagaprivacy
b. Mengatur posisi pasien sehingga luka dapat terlihatjelas
c. Membukaperalatan
d. Memakai sarungtangan
e. Membasahi balutan dengan alkohol/swah bensin dan bukadengan
menggunakanpinset
f. Membuka balutan lapisanterluar
g. Membersihkan sekitar luka dan bekasplester
h. Membuka balutan lapisandalam
i. Menekan tepi luka (sepanjang luka) untuk mengeluarkanpus
j. Melakukandebridement
k. Membersihkan luka dengan menggunakanNaCl
l. Melakukan kompres desinfektan dan tutup dengankassa
m. Memasang plester atau verband
n. Merapihkanpasien

4. Tahapterminasi
a. Melakukan evaluasi tindakan yangdilakukan
b. Berpamitan denganklien
c. Membereskanalat-alat
d. Mencucitangan
e. Mencatat kegiatan dalam lembar/catatankeperawatan
5. Evaluasi Menurut Supartini (2009) untuk melihat perkembangan pasien
setelah dilakukan tindakan keperawatan luka:
a. Tanda-tanda penyembuhanluka.
b. Karakteristikdrainage.
c. Tanda-tandainflamasi.
d. Tingkatnyeri.

Selain itu, Adapun langkah proses perawatan luka secara umum di bagi
menjadi 3 tahapan yaitu pencucian, pengkajian dan pemilihanbalutan.

1. PencucianLuka
Langkah pertama pada perawatan luka adalah membuka balutan luka
yang dilanjutkan pencucian luka. Langkah ini mengawali perawatan luka
sebelum dilakukan pengkajian luka. Pencucian luka merupakan salah satu hal
yang sangat penting dalam perawatan luka. Pencucian luka dibutuhkan untuk
membersihkan luka dari mikroorganisme, benda asing, jaringan mati selain itu
pencucian luka dapat memudahkan perawat dalam melakukan pengkajian luka
sehingga perawat dapat dengan tepat menentukan tujuan perawatan luka dan
pemilihan balutan. Pencucian luka yang baik dan benar akan mengurangi
waktu perawatan luka atau mempercepat proses penyembuhan luka. Begitu
pentingnya pencucian luka ini sehingga harus mendapat perhatian khusus dari
seorang perawat luka. Walaupun demikian, perawat harus berhati-hati dalam
pemilihan cairan pencuci luka karena tidak semua cairan pencuci luka baik dan
tepat untuk setiap luka sama halnya dengan pemilihan balutan. Pemilihan
cairan pencuci luka berdasarkan kondisi luka dan tujuan pencucian luka
tersebut, jangan sampai pencucian luka yang dilakukan mengganggu proses
penyembuhan luka itusendiri.
Bila tujuannya untuk mengatasi infeksi maka cairan pencuci dapat
menggunakan antiseptik, bila untuk menghilangkan benda asing beri H2O2 dst,
dan tidak berlaku untuk luka akut tanpa infeksi, atau luka granulasi. Tujuan
Pencucian luka :

1. Membersihkan jaringannekrotik,
2. Membuang dan mengurangi jumlahbakteri

3. Membuang eksudatpurulent,

4. Melembabkanluka,

5. Memelihara kebersihan jaringan kulit sekitarluka

Ada beberapa macam Cairan Pencuci luka, Cairan Pencuci luka apa
saja dapat di jadikan cairan pencuci luka, yang terpenting seorang perawat
harus mengetahui apa kandungan cairan itu dan apakah sesuai dengan tujuan
pencucian luka yg dilakukan. Berikut cairan pencuci luka menurut Carville K
(1998), Bellingeri et al., 2016), Klasinc et al., 2017, (Bongiovanni, 2014),
Cheng, et al 2016, Creppy, 2014:

a. NormalSaline
b. ChlorhexidineGluconate
c. Centrimide(Savlon)
d. Tapwater
e. Larutan ringerlactat
f. Hypochlorousacid
g. Polyhexamethylene biguanide(PHMB)
h. Natrium hipoklorit(NaClO)
i. Electrolyzed strong water acid (ESWA)
j. HydrogenPeroxide
k. PovidoneIodine
l. Trisdine
m. VaridaseTopical
n. Elase
o. Cadexomer IodineOintment

Namun di Indonesia sesungguhnya banyak herbal/tanaman yang


memiliki effect yang baik dalam pencucian luka misalnya; air rebusan daun
jambu biji, air rebusan daun sirih dll dipercaya mempunyai efek antiseptik atau
memberikan respon pada beberapa jenis bakteri. Teknik Pencucian Luka
a. Swabing dan Scrubing Teknik swabing (usap) dan scrubing (gosok) sering
dilakukan pada luka akut atau kronis. Teknik swabing dan scrubing
memungkinkan untuk melepaskan kotoran yang menempel pada luka dengan
mudah. Namun teknik ini tidak di anjurkan pada luka yang granulasi karena
dapat merusak proses proliferasijaringan.
b. Penyiraman, Irigasi Teknik penyiraman (showering) adalah teknik pencucian
yang paling sering digunakan. Tekanan yang tepat pada penyiraman, dapat
mengangkat bakteri yang terdapat pada luka, dapat mengurangi kejadian
trauma, dan dapat juga mencegah terjadinya infeksi silang. Sedangkan teknik
irigasi dilakukan pada luka yang memiliki rongga atau luka yang terdapat pada
rongga tubuh misalnya, mulut, hidung, servix danlain-lain.
c. Rendam Teknik perendaman biasanya dilakukan pada luka dengan balutan
yang melekat. Teknik ini dapat mengurangi nyeri saat pelepasan balutan.
Teknik ini juga dilakukan pada daerah-daerah yang sukar di jangkau dengan
pinset.

2. PengkajianLuka

Model dan seni perawatan luka sesungguhnya telah lama di kembangkan


yaitu sejak jaman pra sejarah dengan pemanfaatan bahan alami yang diturunkan
dari generasi ke generasi berikutnya, yang akhirnya perkembangan perawatan
luka menjadi modern seiring ditemukannya ribuan balutan untuk luka. Menurut
Carville (1998) tidak ada satu jenis balutan yang cocok atau sesuai untuk setiap
jenis luka. Pernyataan ini menjadikan kita harus dapat memilih balutan yang tepat
untuk mendukung proses penyembuhan luka. Pemilihan balutan luka yang baik
dan benar selalu berdasarkan pengkajian luka. Sehingga pengkajian luka
hendaknya dilakukan secara komprehensif dan sistematis. TujuanPengkajian

a. Mendapatkan informasi yang relevan tentang pasien danluka


b. Memonitor proses penyembuhan luka
c. Menentukan program perawatan luka padapasien
d. Mengevaluasi keberhasilanperawatan
e. Pengkajian Riwayat Pasien Pengkajian luka harusnya dilakukan secara
holistic yang bermakna bahwa pengkajian luka bukan hanyamenentukan
mengapa luka itu ada namun juga menemukan berbagai factor yang dapat
menghambat penyembuhan luka. (Carvile K 1998).
Faktor –faktor penghambat penyembuhan luka didapat dari pengkajian
riwayat penyakit klien. Faktor yang perlu diidentifikasi antara lain :
a. FaktorUmum
1) Usia
2) PenyakitPenyerta
3) Vaskularisasi
4) StatusNutrisi
5) Obesitas
6) Gangguan Sensasi ataumobilisasi
7) Status Psikologis
8) TerapiRadiasi
9) Obat-obatan
b. FaktorLokal
1) Kelembabanluka
2) Penatalaksanaan manajemenluka
3) SuhuLuka
4) Tekanan, Gesekan danPergeseran
5) Benda Asing
6) InfeksiLuka

Sedangkan pada penatalaksanaan perawatan luka perawat harus


mengevaluasi setiap pasien dan lukanya melalui pengkajian terhadap :

a. Penyebab luka (trauma, tekanan, diabetes dan insuffisiensivena)


b. Riwayat penatalaksanaan luka terakhir dan saatini
c. Usiapasien
d. Durasi luka; akut (12minggu)
e. Kecukupan saturasioksigen
f. Identifikasi faktor-faktor sistemik yang mempengaruhi penyembuhanluka;
g. obat-obatan (seperti prednison, tamoxifen, NSAID) dan data laboratorium (
kadar albumin, darah lengkap dengan diferensial, hitung jumlah limposit
total)
h. Penyakit akut dan kronis, kegagalan multi sistem: penyakit jantung,
penyakit vaskuler perifer, anemia berat, diabetes, gagal ginjal, sepsis,
dehidrasi, gangguan pernafasan yang membahayakan, malnutrisi atau
cachexia
i. Faktor-faktor lingkungan seperti distribusi tekanan, gesekan shear pada
jaringan yang dapat menciptakan lingkungan yang meningkatkan
kelangsungan hidup jaringan dan mempercepat penyembuhn luka.
Observasi dimana pasien menghabiskan harinya; ditempat tidur,? Dikursi
roda?. Apakah terjadi shearing selama memindahkan pasien dari tempat
yang satu ketempat lainnya? Apakah sepatu pasien terlalu ketat,? Apakah
pipa oksigen pasien diletakkan di atas telinga tanpa diberialas?

Menurut Carville (1998), Pengkajian luka meliputi :

a. Type/jenisluka
b. TypePenyembuhan
c. Kehilanganjaringan
d. Penampilanklinis
e. Lokasi
f. UkuranLuka
g. Eksudasi
h. Kulit sekitarluka
i. Nyeri
j. Infeksiluka
k. Implikasipsikososial

3. PemilihanBalutan

Luka menyebabkan desintegrasi dan discontuinitas dari jaringan kulit.


Sebagai akibatnya fungsi kulit dalam memproteksi jaringan yang ada di
bawahnya menjadi terganggu. Kulit sama seperti baju yakni memberikan
perlindungan bagi jairngan yang ada di bawahnya dari paparan secara fisik,
mekanik, biologis maupun kimiawi dari lingkungan eksternal. Oleh karena itu
tujuan utama dari balutan luka (wound dresssing) adalah menciptakan
lingkungan yang kondusif dalam mendukung proses penyembuhan luka.
Seperti baju yang memiliki ukuran, corak, dan warna, balutan luka (wound
dressing) bersifat individual bergantung pada karakteristik dari luka itu sendiri.
Ada beberapa alasan mengapa luka harus dibalut, diantaranya:

a. Menciptakan lingkungan yang mendukungpenyembuhan.


b. Mendukung rasa nyaman bagipasien.
c. Untuk melindungi luka dan kulitsekitarnya.
d. Untuk menguranginyeri.
e. Mempertahankan temperaturluka.
f. Mengontrol dan mencegahperdarahan.
g. Mengontrol dan mencegahbau.
h. Menampungeksudat.
i. Untuk mencegah pergerakan pada bagian tubuh yangcedera.
j. Memberikan ‘compressi’ pada perdarahan atau statisvena.
k. Mencegah dan mengatasi infeksi padaluka.
l. Mengurangi penderitaan bagiklien.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Perawatan luka merupakan salah satu tindakan keperawatan yang


dikerjakan oleh perawat dengan sistematis dan komprehensif. Perawatan
luka yang sistematis merupakan urutan langkah perawatan yang harus
dikerjakan oleh profesional di bidang perawatan luka, sedangkan
komprehensif merupakan metode yang dilakukan saat melakukan
perawatan luka dengan mempertimbangkan kondisi bio, psikologis, sosial
dan spiritual secara menyeluruh. Adapun langkah proses perawatan luka
secara umum di bagi menjadi 3 tahapan yaitu pencucian, pengkajian dan
pemilihan balutan.
DAFTAR PUSTAKA

file:///C:/Users/Microsoft/Downloads/Documents/SINTIYAYUNITA_194_3REGD.pdf

https://www.alomedika.com/tindakan-medis/bedah-minor/manajemen-
luka/kontraindikasi

https://repository.unmul.ac.id/bitstream/handle/123456789/6277/Modul%20Perawata
n%20Luka.pdf?sequence=1&isAllowed=y

file:///C:/Users/Microsoft/Downloads/Modul%20Perawatan%20Luka.pdf

Anda mungkin juga menyukai