Anda di halaman 1dari 65

PROPOSAL

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN PEMBERIAN TERAPI MUSIK

TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU PENDERITA HALUSINASI

PENDENGARAN

FATIMAH RATNA AYU

105111102219

SAMPUL LUAR

PRODI D III KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2022
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN PEMBERIAN TERAPI MUSIK

TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU PENDERITA HALUSINASI

PENDENGARAN

Karya Tulis Ilmah

Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai persyaratan menyelesaikan

Program Pendidikan Ahli Madya Keperawatan Prodi D III Keperawatan

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Makassar

FATIMAH RATNA AYU

105111102219

SAMPUL DALAM
PRODI D III KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2022

ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Fatimah Ratna Ayu

Nim : 105111102219

Program Studi : Diploma III Keperawatan

Institusi : Universitas Muhammadiyah Makassar

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Proposal karya tulis ilmia


yang saya tulis ini adalah benar-benar merupakan hasil karya sendiri dan
bukan merupakan pengambil alihan tulisan atau pikiran yang lain yang
saya akui sebagai hasil tulisan atau pikiran saya sendiri.

Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan proposal


karya tulis ilmiah ini adalah hasil ciplakan, maka saya bersedia menerima
sangsi atas perbuatan tersebut.

Makassar, Juni 2022

Yang Membuat Pernyataan

Fatimah Ratna Ayu


NIM:105111102219

Pembimbing I Pembimbing II

A. Nur Anna AS, S.Kep., Ns., M.Kes Harmawati, S.Kep., Ns., M.Kep
NIDN : 0902018803 NIDN : 0903047801

iii
LEMBAR PERSETUJUAN

Proposal Karya Tulis Ilmiah oleh Fatimah Ratna Ayu NIM 105111102219
dengan judul “Asuhan Keperawatan Dengan Pemberian Terapi Musik
Terhadap Perubahan Perilaku Penderita Halusinasi Pendengaran” Telah
disetujui untuk diujikan dan dipertahankan di depan penguji Prodi Diploma
III Keperawatan Universitas Muhammadiyah Makassar, pada Tanggal
20 .Bulan juni dan Tahun 2022

Makassar, Juni, 2022

Pembimbing I Pembimbing II

A. Nur Anna AS, S.Kep., Ns., M.Kes Harmawati, S.Kep., Ns., M.Kep
NIDN : 0902018803 NIDN : 0903047801

iv
LEMBAR PENGESAHAN

Proposal Karya tulis ilmiah oleh Fatimah Ratna Ayu dengan judul “Asuhan
Keperawatan Dengan Pemberian Terapi Musik Terhadap Perubahan
Perilaku Penderita Halusinasi Pendengaran”. Telah dipertanggung
jawabkan dihadapan penguji pada tanggal …. bulan juni tahun 2022.

Dewan penguji

1. Penguji Ketua
Abdul Halim, S.Kep., M.Kes
NIDN : 0906097201 ( )

2. Anggota Penguji I
Harmawati, S.Kep, Ns, M.Kep
( )
NIDN : 0903047801
3. Anggota Penguji II
A. Nur Anna AS, S.Kep., Ns., M.Kep
( )
NIDN : 0902018803

Mengetahui,

Ketua Prodi

Ratna Mahmud, S.Kep., Ns., M.Kes


NBM : 883 575

v
KATA PENGANTAR

Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan Kepada Allah SWT


atas berkat rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan Proposal Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Asuhan
Keperawatan Dengan Pemberian Terapi Musik Terhadap Perubahan
Perilaku Penderita Halusinasi Pendengaran” sebagai salah satu
persyaratan dalam menyelesaikan Studi D-III Keperawatan di Universitas
Muhammadiyah Makassar.

Demikian pula ucapan terima kasih yang tulus, rasa hormat dan
penghargaan yang tak terhingga kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Gagaring Pagalung,. M.Si, Ak. C. A Selaku


Ketua BPH Universitas Muhammadiyah Makassar.
2. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag Selaku Rektor Universitas
Muhammadiyah Makassar
3. Ibu Prof. Dr. dr. Suryani. As’ad,. Sp. Gk (K) Selaku Dekan Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah
Makassar
4. Ibu Ratna Mahmud, S.,Kep.,Ns.,M.,Kes Selaku Ketua Prodi DIII
Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Makassar.
5. Pembimbing I Ibu A. Nur Anna AS, S.Kep., Ns M.kes. dan
pembimbing II ibu Harmawati, S.Kep., Ns., M.Kep yang telah
banyak memberikan motivasi, dan saran dalam menyelesaikan
Karya Tulis Ilmiah ini.
6. Bapak Muhammad Purqan Nur, S.Kep., M.Kes Selaku penasehat
akademik yang banyak memberikan nasehat selama menempuh
pedidikan, serta seluruh dosen prodi D III Keperawatan yang selalu
membimbing dan mengajar selama saya menempuh pendidkan di

vi
prodi DIII Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu kesehatan
Universitas Muhamadiyah Makassar.
7. Kepada kedua orang tua saya, Abdul Rahman dan Tuti Asnani,
kedua adik saya, serta Keluarga yang telah banyak memberi
dukungan dan doa sampai sekarang
8. Kepada sahabat, teman teman seangkatan, serta senior senior,
atas doa dan dukungan yang telah diberikan selama ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Proposal Karya Tulis


Ilmiah ini kemungkinan terdapat kekurangan. Oleh karena itu, saran dan
kritik yang membangun sangat penulis harapkan demi menyempurnakan
karya di masa mendatang. Semoga penelitian ini bernilai ibadah disisi
Allah SWT dan dapat memberikan manfaat kepada kita semua Aamiin.

Wassalamu Alaikum Warahmatulahi Wabarakatuh.

Makassar 20 Juni 2021

Fatimah Ratna Ayu


NIM: 105111102219

vii
DAFTAR ISI

SAMPUL LUAR.............................................................................................i

SAMPUL DALAM..........................................................................................ii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN.........................................................iii

LEMBAR PERSETUJUAN..........................................................................iv

LEMBAR PENGESAHAN.............................................................................v

KATA PENGANTAR....................................................................................vi

DAFTAR ISI...............................................................................................viii

DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................x

ARTI LAMBANG..........................................................................................xi

BAB I PENDAHULUAN................................................................................1

A. Latar Belakang...................................................................................1

B. Rumusan Masalah.............................................................................8

C. Tujuan................................................................................................8

D. Manfaat..............................................................................................8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................9

A. Konsep asuhan keperawatan pada pasien halusinasi......................9

B. Konsep Halusinasi...........................................................................19

BAB III Metodologi Penelitian....................................................................26

A. Rancangan Studi kasus...................................................................26

B. Subjek studi kasus...........................................................................26

C. Fokus studi.......................................................................................27

D. Definisi operasional..........................................................................27

E. Tempat dan Waktu...........................................................................27

viii
F. Pengumpulan data...........................................................................27

G. Etika Studi Kasus.............................................................................29

Daftar Pustaka............................................................................................31

ix
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I : Daftar Riwayat Hidup

Lampiran II : PSP

Lampiran III : Informed Consent

Lampiran IV : Format Pengkajian

Lampiran V : Standar Pelaksanaan Komunikasi

Lampiran VI : Format Koesiner Penelitian

x
ARTI LAMBANG

WHO : World Health Organization

NAPZA : Narkotika, Psikoptropika dan zat adiktif lainnya.

SDKI : Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia

SIKI : Standar Intervensi Keperawatan Indonesia

TAK :Terapi Aktivitas Kelompok

ISBAR : Identify,Situaion, Background, Assesment, Recomendation,


Read-back, Risk)

TBaK : Tulis, Baca, Konfirmasi.

ODGJ : Orang Dengan Gangguan Jiwa

xi
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut World Health Organization (WHO), sehat adalah

keadaan yang sempurna baik secara fisik, mental maupun sosial,

tidak hanya terbebas dari penyakit atau kelemahan serta

kecacatan. Kesehatan mental adalah suatu keadaan dimana

ditandai dengan gangguan yang signifikan dalam kognisi, regulasi

emosi, serta perilaku individu (WHO, 2022)

Menurut undang undang kesehatan jiwa nomor 18 tahun

2014 bab I pasal 1 ayat 1 kesehatan jiwa adalah kondisi dimana

seorang individu dapat berkembang secara fisik, mental, spiritual,

dan sosial, sehingga individu tersebut menyadari kemampuan

sendiri, dapat mengatasi tekanan dapat bekerja secara produktif,

dan bisa memberikan kontribusi untuk komunitasnya (Negara &

Indonesia, 2014).

Keperawatan jiwa adalah pelayanan kesehatan profesional

yang didasarkan pada ilmu perilaku, ilmu keperawatan jiwa pada

manusia sepanjang siklus kehidupan dengan respon psikososial

dan maladaptif yang disebabkan oleh gangguan biopsikososial,

dengan menggunakan diri sendiri dan terapi keperawatan jiwa

melalui pendekatan proses keperawatan untuk meningkatkan,

1
mencegah, mempertahankan dan memulihkan masalah kesehatan

jiwa individu, keluarga serta masyarakat (Purwanto, 2015).

Tanda dan gejala orang yang mengalami gangguan

kesehatan jiwa yaitu mengulang kata kata yang sama, meyakini

sesuatu yang tidak benar sesuai dengan nilai norma sesuai dengan

budaya tempat dan sebagainya, beperilaku aneh seperti, bicara

dan tertawa sendiri, berjalan tanpa tujuan, mempertahankan posisi

yang sama berjam jam, tidak mampu melakukan perawatan

terhadap diri sendiri, bukan dikarenakan oleh faktor kelemahan

fisik, melakukan perilaku kekerasan tanpa sebab yang jelas, serta

terkadang memiliki perasaan sedih yang berkepanjangan atau

perasa senang yang berlebihan (Wuryaningsih dkk, 2018).

Berdasarkaan tanda dan gejala orang yang mengalami

gangguan kesehatan jiwa dijabarkan, pada tahun 2019, dimana

970 orang di dunia hidup dengan gangguan mental dan yang paling

umum adalah depresi dan gangguan kecemasan. Tahun 2020,

orang yang hidup dengan depresi dan ganguan kecemasan sangat

meningkat karena pandemic COVID 19. Masing masing

peningkatan menunjukkan 28 % untuk depresi mayor, dan 26 %

untuk gangguan kecemasan.dalam waktu 1 tahun. Pada tahun

2019, ada 301 juta orang hidup dengan gangguan kecemasan

diantaranya 58 juta anak anak serta remaja, 280 juta hidup dengan

depresi, di mana 23 juta anak anak dan remaja. Ada 40 juta orang

2
dengan ganguan bipolar, 24 juta orang atau 1 dari 300 orang di

dunia yang menderita skizofrenia (WHO, 2022)

Kasus gangguan jiwa di Indonesia berdasarkan hasil riset

kesehatan dasar (Riskesdas) tahun 2018 meningkat. Peningkatan

ini terlihat dari kenaikan prevalensi rumah tangga yang memiliki

ODGJ di Indonesia. Ada peningkatan jumlah menjadi 7 permil

rumah tangga. Artinya per 1000 rumah tangga terdapat 7 rumah

tangga dengan ODGJ, sehingga jumlahnya diperkirakan sekitar

450.000 ODGJ berat. Prevalensi (permil) rumah tangga dengan

ART gangguan jiwa skizofrenia/psikosis menurut tempat tinggal,

menunjukkan yang mengalami gangguan jiwa skizofrenia/psikosis

lebih banyak di pedesaan (7,0%) dari pada perkotaan (6,4%)

(InfoDatin-Kesehatan-Jiwa.Pdf, n.d.).

Skizofrenia merupakan salah satu bentuk gangguan jiwa

jenis psikosis terbanyak (Sovitriana, 2019). Penderita skizofrenia

dapat dikenali dari gejala-gejala yang ditampilkan. Gejala

skizofrenia dapat dibagi dalam dua kelompok, yaitu gejala positif

dan gejala negatif. Gejala positif berupa delusi (keyakinan yang

salah), halusinasi (persepsi tanpa ada rangsang panca indra),

kekacauan alam pikir di mana orang lain tidak dapat mengerti alur

berpikirnya, gaduh, gelisah, tidak dapat diam, sering mondar

mandir, pikirannya penuh dengan kecurigaan, dan menyimpan rasa

permusuhan. Sedangkan gejala negatif dapat terlihat dari wajah

3
penderita yang tidak menunjukkan ekspresi (alam perasaan/afek

tumpul), suka melamun, suka mengasingkan/menarik diri, sulit

melakukan kontak emosional, pasif, dan apatis, kehilangan

dorongan kehendak, malas, bersifat monoton, serta tidak adanya

spontanitas, inisiatif, maupun usaha ( Hawari 2012).

Salah satu gejala skizofrenia, yang paling sering di temukan

adalah halusinasi. Halusinasi berasal dari bahasa latin hallucinatio

yang bermakna secara mental mengembara atau menjadi linglung

(Jardri, dkk, 2013). Halusinasi adalah keadaan seseorang yang

mengalami perubahan pola dan jumlah rangsangan yang dimulai

secara internal atau eksternal di lingkungannya dengan

pengurangan, pembesaran, distorsi, sera ketidaknormalan respon

terhadap setiap rangsangan (Nomor et al., 2019).

Halusinasi merupakan gangguan jiwa yang berupa respon

panca indra, yaitu penglihatan, pendengaran, penciuman, perabaan

dan pengecaan terhadap sumber yang tidak ada (Mulia &

Damayanti, 2021). Halusinasi pendengaran adalah gangguan

stimulus dimana pasien mendegar suara suara terutama suara

orang yang sedang membicarakan apa yang sedang dipikirkannya

dan memerintahkan untuk melakukan sesuatu (Mulia & Damayanti,

2021).

Perawatan yang tepat untuk penderita halusinasi yaitu

dengan pemberian obat obatan secara efektif, dukungan

4
psikososal, yang didapatkan secara baik dari lingkungan sekitar,

pemberian terapi terapi yang dapat mengembalikan keadaan orang

orang yang terkena dampak pada keadaan yang produktif dan

terintgritas dalam kehidupan masyarakat (Mahasiswa et al., 2021).

Ada 2 jenis terapi yang biasa diberikan yaitu terapi farmakologi dan

terapi nonfarmakologi. Pemberian terapi farmaklogi adalah dengan

pemberian obat clozapine, tetapi sekitar 40 sampai 60% pasien

tidak memiliki respon yang baik (Zainuddin, Ricky & Hashari,

2019).. Sedangkan pemberian terapi nonfarmakologi yaitu terapi

aktivitas, seperti menuci pakaian, berolahraga dan mandi. Ada juga

jenis terapi komplementer yang dapat diberikan sebagai pengganti

terapi aktivitas seperti terapi murottal dan terapi music (Zainuddin,

Ricky & Hashari, 2019).

Terapi musik merupakan salah satu bentuk dari teknik

relaksasi yang tujuannya untuk memberikan rasa tenang,

membantu mengendalikan emosi serta menyembuhkan gangguan

psikolog. Terapi musik ini juga digunakan oleh psikolog dan

psikiater dalam mengatasi berbagai macam gangguan jiwa dan

juga gangguan psikologis. Tujuan terapi musik adalah memberikan

relaksasi pada tubuh dan pikiran penderita, sehingga berpengaruh

terhadap pengembangan diri, dan menyembuhkan gangguan

psikososialnya (Rumah et al., 2020).

5
Terapi musik disebut juga terapi nonfarmakologi, karena

terapi ini merupakan sala satu terapi yang efektif. Terapi musik

memiliki keunggulan dimana musik lebih bersifat terjangkau,,

naluriah, serta dapat diaplikasikan kepada semua pasien tanpa

memperhatikan latar belakang pendidikan. Musik juga meiliki

banyak fungsi seperti mrnyembuhkan penyakit, meningkatkan daya

ingat, dan meningkatka kesehatan secara menyeluruh (Barus &

Siregar, 2019).

Dari penelitian yang dilakukan oleh Megan tahun 2016,

dimana terapi musik dapat mengurangi efek emosional yang

merugikan dan terkadang terjadi pada penderita halusinasi

pendengaran dengan memberikan terapi musik selam 3 bulan.

Adapun penelitian yang dilakukan oleh Lee. H, dkk pada tahun

2018 mengatakan pemberian terapi musik rakyat korea pada

penderita halusinasi pendengaran dapat menurunkan perilaku

emosional dan meningkatkan fungsi interpersonal dengan

pemberian terapi musik selama 8 minggu, setiap minggu terdapat 2

sesi dengan durasi 50-55 menit per sesi (Mahasiswa et al., 2021).

Hasil penelitian yang dilakukan oleh yanti, dkk pada tahun

2020 terhadap 22 responden di RSJ Prof M. Ildrem Provinsi

Sumatera utara didapatkan, karakteristik responden berdasarkan

jenis kelamin yaitu laki laki terdapat 14 oang (63,6%) dan

perempuan sebanyak 8 orang (34,6%), berdasarkan usia, yaitu

6
usia 30 sampai 40 tahun sebanyak 8 orang (36,4%) dan usia 41

sampai 50 tahun sebayak 14 orang (63,6%). Untuk analisis bivariat

didapat hasil berdasarkan uji paired sample t-test terdapat

perbedaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah dilakukan

terapi musik dengan nilai hasil rata rata sebelumnya adalah 4,32

dari nilai standar 646, dan setelah diberikan terapi musik nilai rata

ratanya adalah 1,68. Maka dari hasil penelitiannya didapatkan

adanya pengaruh sebelum dan setelah diberikan terapi musik

terhadap penurunan tingkat halusinasi pendengaran pada

penderita gangguan jiwa di RSJ Prom M. Ildrem provinsi Sumatera

Utara (Rumah et al., 2020).

Dari hasil penelitian di dapatkan banyak manfaat tentang

terapi musik, mulai dari mengurangi efek emosional yang

merugikan, meningkatkan fungsi interpersonal, membuat pasien

lebih kooperatif, dan mampu beradaptasi dengan lingkungan

sekitarnya, serta menunjukkan beberapa bentuk perubahan

perilaku yang terjadi pada penderita halusinasi pendengaran

setelah diberikan terapi musik yaitu menurunkan tanda dan gejala

halusinasi, membuat pasien merasa nyaman, serta menurunkan

tingkat kecemasan.

7
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas maka perlu diketahui tentang,

Bagaimanakah gambaran asuhan keperawatan dengan pemberian

terapi musik terhadap perubahan perilaku penderita halusinasi

pendengaran?

C. Tujuan
Menggambarkan asuhan keperawatan dengan pemberian terapi

musik terhadap perubahan perilaku penderita halusinasi

pendengaran

D. Manfaat
Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi :

1. Masyarakat

Agar masyarakat dapat membudayakan terapi musik terhadap

kehidupan sehari hari

2. Pengembangan Ilmu Dan Teknologi Keperawatan

Menambah ilmu dan teknologi di bidang keperawatan dalam

mengatasi pasien halusinasi pendengaran

3. Penulis

Memperoleh pengalaman, dan dapat mengaplikasikan

langsung, serta mengetahui bagaimana asuhan keperawatan

dengan pemberian terapi musik terhadap perubahan perilaku

penderita halusinasi pendengaran.

8
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep asuhan keperawatan pada pasien halusinasi

1. Pengkajian

Pengkajian adalah pengumpulan data secara sistematis untuk

menentukan status kesehatan pasien dan bagaimana

mengidentifikasi masalah kesehatan aktual atau potensial.

Analisis data dimasukkan sebagai bagian dari pengkajian.

Pengkajian juga merupakan kumpulan informasi subjektif dan

objektif pasien yang menjadi dasar rencana perawatan (Siregar

dkk , 2021).

Pada pengkajian asuhan keperawatan jiwa dengan masalah

halusinasi adapun yang dikaji adalah tanda dan gejala halusinasi,

penyebab dan kemampuan klien mengatasinya. Jika ada

halusinasi katakan Anda percaya, tetapi anda sendiri tidak

mendengar, melihat, mencium atau merasakan. Menurut Stuart

pada tahun 2016, klien halusinasi menjadi menarik diri tidak mau

menceritakan hal yang mereka alami karena mereka takut lebih

mendapatkan pandangan negatif dari orang lain tentang ikiran

mereka yang tidak wajar. Klien memiliki penilaian negative

terhadap stressor yang dialaminya, hal ini yang mengakibatkan

klien mengalami gangguan sensori persepsi halusinasi. Proses

terjadinya halusinasi pada klien akan dijelaskan dengan

9
menggunakan konsep stres adaptasi menurut Stuart pada tahun

2013 yang meliputi stressor dari faktor predisposisi dan presipitasi.

a. Faktor predisposisi

Hal yang dapat mempengaruhi terjadinya halusinasi yaitu :

1) Faktor biologis

Hal yang dikaji pada faktor biologis, meliputi adanya

faktor herediter gangguan jiwa, adanya resiko bunuh diri,

riwayat penyakit atau trauma kepala, dan riwayat

penggunaan NAPZA.

2) Faktor psikologis

Pada klien yang mengalami halusinasi, dapat ditemukan

adanya kegagalan yang berulang, individu korban

kekerasan, kurangnya kasih sayang, atau overprotektif

3) Faktor sosial budaya dan lingkungan

Klien dengan halusinasi didapatkan sosial ekonomi

rendah, riwayat penolakan lingkungan pada usia

perkembangan anak, tingkat pendidikan rendah, dan

kegagalan dalam hubungan sosial, seperti perceraian

ataupun hidup sendiri serta tidak bekerja.

b. Faktor presipitasi

Stressor presipitasi pada klien dengan halusinasi

ditemukan adanya riwayat penyakit infeksi, penyakit kronis

atau kelainan struktur otak, kekerasan dalam keluarga, atau

10
adanya kegagalan-kegagalan dalam hidup, kemiskinan,

adanya aturan atau tuntutan dari keluarga ataupun

masyarakat yang sering tidak sesuai dengan klien serta

karena adanya konflik antar masyarakat. Tanda dan gejala

halusinasi dinilai dari hasil observasi terhadap klien serta

ungkapan klien atau biasa disebut dengan data subjektif dan

data objektif.

Data Subjektif yaitu :

a) mendengar suara orang bicara tanpa ada orangnya

b) mendengar suara yang mengajak bercakap cakap

c) mendengar suara menyuruh melakukan sesuatu yang

berbahaya

d) sulit tidur

e) Khawatir

f) Takut

Adapun data objektifnya yaitu :

a) bicara atau tertawa sendiri

b) marah-marah tanpa sebab

c) mengarahkan telinga ke arah tertentu

d) menutup telinga

e) afek datar

f) menyendiri, di melamun

2. Diagnosis keperawatan

11
Diagnosis keperawatan merupakan penilaian klinis terhadap

pengalaman atau respon individu, keluarga, atau komunitas

pada masalah kesehatan, pada risiko masalah kesehatan atau

pada proses kehidupan. Diagnosis keperawatan merupakan

bagian vital dalam menentukan Asuhan Keperawatan yang

sesuai untuk membantu klien mencapai kesehatan yang optimal

(SDKI, 2017). Pada diagnosis asuhan keperawatan jiwa dengan

masalah halusinasi yaitu :

Gangguan persepsi sensori : Gangguan pendengaran.

Pohon masalah diagnosis gangguan sensori persepsi halusinasi

Risiko mencederai diri sendiri, orang lain,


dan lingkungan

Perubahan sensori persepsi :


halusinasi

Gangguan konsep diri :


harga diri rendah kronis

3. Intervensi keperawatan

Intervensi keperawatan merupakan segala bentuk terapi

yang dikerjakan oleh perawat yang didasarkan pada

12
pengetahuan dan penilaian klinis untuk mencapai peningkatan,

pencegahan dan pemulihan kesehatan klien individu, keluarga,

dan komunitas (SIKI, 2018). Adapun intervensi yang bisa

dilakukan pada masalah halusinasi yaitu :

a. Tindakan pada klien

1) Tindakan keperawatan ners

a) Pengkajian : kaji tanda dan gejala halusinasi,

penyebab dan kemampuan klien mengatasinya. Jika

ada halusinasi katakan Anda percaya, tetapi anda

sendiri tidak mendengar, melihat, mencium, atau

merasakan

b) Diagnosis : jelaskan proses terjadinya halusinasi

c) Tindakan keperawatan :

1. Tidak mendukung dan tidak membantah halusinasi

klien

2. Latih klien melawan halusinasi dengan menghardik

3. Latih klien mengabaikan halusinasi dengan

bersikap cuek

4. Latih klien mengalihkan halusinasi dengan

bercakap-cakap dan melakukan kegiatan secara

teratur

5. Latih klien minum obat dengan prinsip 8 benar, ya

itu benar nama klien, benar nama obat, benar

13
manfaat obat, benar dosis obat, benar frekuensi,

benar cara, benar tanggal kadaluarsa dan benar

dokumentasi

6. Diskusikan manfaat yang didapatkan setelah

mempraktekkan latihan mengendalikan halusinasi

7. Berikan pujian pada klien saat mampu

mempraktikkan latihan mengendalikan halusinasi

2) Tindakan keperawatan spesialis

a. Terapi kognitif perilaku

1. Sesi 1 : mengidentifikasi pengalaman yang tidak

menyenangkan dan menimbulkan pikiran otomatis

negatif dan perilaku negative

2. Sesi 2 : melawan pikiran otomatis negative

3. Sesi 3 : mengubah perilaku negatif menjadi positif

4. Sesi 4 : memanfaatkan sistem pendukung

5. Sesi 5 : mengevaluasi manfaat melawan pikiran

negatif dan mengubah perilaku negative

b. Terapi penerimaan komitmen

1. Sesi 1 : mengidentifikasi pengalaman atau

kejadian yang tidak menyenangkan

2. Sesi 2 : mengenali keadaan saat ini dan

menemukan nilai-nilai terkait pengalaman yang

tidak menyenangkan

14
3. Sesi 3 : berlatih menerima pengalaman atau

kejadian tidak menyenangkan menggunakan nilai-

nilai yang dipilih klien

4. Sesi 4 : berkomitmen menggunakan nilai-nilai yang

dipilih klien untuk mencegah kekambuhan

b. Tindakan pada keluarga

1) Tindakan keperawatan ners

a) Kaji masalah klien yang dirasakan keluarga dalam

merawat klien

b) Jelaskan pengertian, tanda dan gejala, serta

proses terjadinya halusinasi yang dialami klien

c) Diskusikan cara merawat halusinasi dan

memutuskan cara merawat yang sesuai dengan

kondisi klien

d) Melatih keluarga cara merawat halusinasi

1. menghindari situasi yang menyebabkan

halusinasi

2. membimbing klien melakukan latihan cara

mengendalikan halusinasi sesuai dengan yang

dilatih perawat kepada klien

3. memberi pujian atas keberhasilan klien

e) Melibatkan seluruh anggota keluarga untuk

bercakap-cakap secara bergantian, memotivasi

15
klien melakukan latihan dan memberi pujian atas

keberhasilannya

f) Menjelaskan tanda dan gejala halusinasi yang

memerlukan rujukan segera yaitu isi halusinasi

yang memerintahkan kekerasan, serta melakukan

follow up ke pelayanan kesehatan secara teratur

2) Tindakan keperawatan spesialis : psikoedukasi

keluarga

a. Sesi 1 : mengidentifikasi masalah kesehatan yang

dialami klien dan masalah kesehatan keluarga

(care giver) dalam merawat klien

b. Sesi 2 : merawat masalah kesehatan klien

c. Sesi 3 : manajemen stres untuk keluarga

d. Sesi 4 : manajemen beban untuk keluarga

e. Sesi 5 : memanfaatkan sistem pendukung

f. Sesi 6 : mengevaluasi manfaat psiko edukasi

keluarga

c. Tindakan pada kelompok klien

1) Tindakan keperawatan ners : TAK stimulasi persepsi

untuk halusinasi

1) Sesi 1 : mengenal halusinasi ( jenis, isi, frekuensi,

waktu, situasi, respon)

2) Sesi 2 : melawan halusinasi dengan menghardik

16
3) Sesi 3 : melawan halusinasi dengan melakukan

kegiatan terjadwal

4) Sesi 4 : melawan halusinasi dengan bercakap-

cakap dan de enskalasi

5) Sesi 5 : patuh 8 benar minum obat (benar nama

klien, benar nama obat, benar dosis obat, benar

waktu pemberian, benar cara, benar manfaat,

benar kadaluarsa dan benar dokumentasi)

2) Tindakan keperawatan spesialis : terapi suportif

a) Sesi 1 : identifikasi masalah dan sumber

pendukung di dalam dan di luar keluarga

b) Sesi 2 : latihan menggunakan sistem pendukung

dalam keluarga

c) Sesi 3 : latihan menggunakan sistem pendukung

luar keluarga

d) Sesi 4 : evaluasi hasil dan hambatan penggunaan

sumber pendukung

d. Tindakan kolaborasi

1. Melakukan kolaborasi dengan dokter menggunakan

ISBAR dan TBaK

2. Memberikan program terapi dokter (obat) edukasi 8

benar pemberian obat dengan menggunakan konsep

safety pemberian obat

17
3. Mengobservasi manfaat dan efek samping obat.

Untuk mempermudah melakukan tindakan pada klien

halusinasi dapat diberikan standar pelaksanaan komunikasi

(SP) yang terdiri dari fase orientasi, kerja, dan terminasi.

4. Implementasi

Pemberian implementasi keperawatan untuk membantu

klien mengatasi halusinasinya didasari dengan membina

hubungan saling percaya dengan klien. Saling percaya sangat

penting di jalin sebelum mengintervensi klien lebih lanjut.

Implementasi yang dilakukan pada klien yang mengalami

halusinasi pendengaran yaitu bagaimana kalian dapat melawan

halusinasi itu, baik dengan cara, mengabaikan, ataupun

dengan cara mengalihkan, seperti mendengar musik.

4. Evaluasi

Evaluasi keperawatan diperlukan untuk mengidentifikasi

apakah Asuhan Keperawatan yang telah diberikan sudah

mencapai kriteria hasil yang direncanakan, setelah pemberian

asuhan keperawatan kita akan mengetahui penilaian hasil

melalui evaluasi keperawatan, apakah asuhan keperawatan

sudah tepat, atau perlu dilakukan perencanaan yang lain.

Evaluasi keperawatan mendasar pada penilaian, tahapan, dan

perbaikan asuhan keperawatan.

18
Evaluasi keperawatan merupakan tahap akhir dari rangkaian

proses keperawatan yang berguna untuk menilai apakah tujuan

dari tindakan keperawatan yang telah dilakukan tercapai atau

perlu penambahan intervensi yang lain.

B. Konsep Halusinasi
1. Definisi

Halusinasi adalah gejala gangguan jiwa berupa respon

panca indra, yaitu penglihatan, pendengaran, penciuman,

perabaan, dan pengecapan terhadap sumber yang tidak nyata

(Keliat dkk, 2017). Halusinasi merupakan hilangnya

kemampuan manusia dalam membedakan apa itu rangsangan

internal dan eksternal (Kusumawati, 2016).

Halusinasi adalah keadaan seseorang yang mengalami

perubahan baik dalam pola dan jumlah stimulasi yang

diprakarsai secara internal ataupun eksternal di sekitarnya

dengan pengurangan berlebihan, distorsi, atau kelainan

merespon terhadap setiap stimulasi (Pardede dkk, 2020)

2. Etiologi

Secara umum ada 4 etiologi dari halusinasi yaitu :

a. Kurang tidur

b. Isolasi sosial

c. Mengurung diri

d. Kurang kegiatan sosial

19
Sedangkan proses terjadinya halusinasi pada klien akan

dijelaskan dengan menggunakan konsep stres adaptasi yang

meliputi stressor dari faktor predisposisi dan presipitasi.

a. Faktor predisposisi

Hal-hal yang dapat mempengaruhi terjadinya halusinasi

yaitu :

1) Faktor biologis

Hal yang dikaji pada faktor biologis, meliputi adanya

faktor herediter gangguan jiwa, adanya resiko bunuh diri,

riwayat penyakit atau trauma kepala, dan riwayat

penggunaan NAPZA

2) Faktor psikologis

Pada klien yang mengalami halusinasi, dapat ditemukan

adanya kegagalan yang berulang, individu korban

kekerasan, kurangnya kasih sayang, atau overprotektif

3) Faktor sosial budaya dan lingkungan

Klien dengan halusinasi didapatkan sosial ekonomi

rendah, riwayat penolakan lingkungan pada usia

perkembangan anak, tingkat pendidikan rendah, dan

kegagalan dalam hubungan sosial (perceraian, hidup

sendiri), atau tidak bekerja.

b. faktor presipitasi

20
Stressor presipitasi pada klien dengan halusinasi ditemukan

adanya riwayat penyakit infeksi, penyakit kronis atau

kelainan struktur otak, kekerasan dalam keluarga, atau

adanya kegagalan-kegagalan dalam hidup, kemiskinan,

adanya aturan atau tuntutan di keluarga atau masyarakat

yang sering tidak sesuai dengan klien serta konflik antar

masyarakat.

3. Jenis-jenis halusinasi

Pada klien yang mengalami gangguan jiwa ada beberapa jenis

halusinasi. Klien yang mengalami halusinasi pendengaran

sekitar 70%, yang mengalami halusinasi penglihatan 20%, serta

10% halusinasi penciuman, pengecapan dan perabaan.

4. Tingkat Halusinasi

Halusinasi terdiri dari 4 tingkat, mulai dari tingkat I sampai

tingkat IV

a. Tingkat I

Pada halusinasi tingkat I ini biasanya klien merasa nyaman,

tingkat ansietas pada klien sedang, dan merasa bahwa

halusinasi merupakan suatu kesenangan.

b. Tingkat II

Pada halusinasi tingkat II biasanya klien menyalahkan,

tingkat ansietas berat, dan biasanya halusinasi

menyebabkan rasa antipati.

21
c. Tingkat III

Pada halusinasi tingkat III biasanya klien dapat mengontrol

tingkat ansietas berat pengalaman sensori yang tidak dapat

ditolak lagi

d. Tingkat IV

Pada halusinasi tingkat IV kalian menguasai tingkat ansietas

panik yang biasanya diatur dan dipengaruhi oleh waham.

5. Rentang respon neurobiologi halusinasi

Halusinasi adalah gangguan yang diakibatkan oleh persepsi

sensori, sehingga halusinasi merupakan gangguan dari respon

neurobiologi. Rentang respon neurobiologi yang paling adaptif

yaitu adanya pikiran logis, persepsi yang akurat, emosi yang

konsisten dengan pengalaman, perilaku yang cocok, serta

terciptanya hubungan sosial yang harmonis. Selain itu, respon

maladaptif perilaku mencakup adanya waham, halusinasi,

kesukaran proses emosi, perilaku tidak terorganisasi, dan

isolasi sosial serta menarik diri.

Gambaran rentang respon neurobiologi halusinasi

Adaptif Maladaptif

Pikiran logis Pikiran kadang Ganguan proses piker :

Pesepsi akurat menyimpang waham

22
Emosi Ilusi Halusinasi

konsisten Emosi tidak stabil Ketidakmampuan untuk

dengan Perilaku aneh mengalami emosi

pengalaman Menarik diri Ketidakteraturan

Perilaku sesuai Isolasi sosial

Hubungan

sosial

6. Tanda dan gejala

Mayor :

Subyektif :

a. mendengar suara orang bicara tanpa ada orangnya

b. melihat benda, orang, atau sinar tanpa ada objeknya

c. mencium bau-bauan yang tidak sedap, seperti bau badan

padahal tidak

d. merasakan pengecapan yang tidak enak

e. merasakan rabaan atau gerakan badan

Objektif

a. bicara sendiri

b. tertawa sendiri

c. melihat ke satu arah

d. mengerahkan telinga ke arah tertentu

e. tidak dapat memfokuskan pikiran

23
f. diam sambil menikmati halusinasinya

Minor :

Subyektif

a. sulit tidur

b. khawatir

c. takut

Objektif

a. konsentrasi buruk

b. disorientasi waktu, tempat, orang, dan situasi

c. afek datar

d. curiga

e. menyendiri, melamun

f. mondar mandir

g. kurang mampu merawat diri

7. Penatalaksanaan

Terapi non farmakogi (Terapi Musik)

Terapi musik adalah salah satu bentuk dari teknik relaksasi

yang bertujuan untuk memberikan rasa tenang, membantu klien

untuk mengendalikan emosi serta menyembuhkan gangguan

psikologi. Tujuan dari terapi musik ini yaitu bagaimana

memberikan relaksasi pada tubuh dan pikiran penderita,

sehingga dapat berpengaruh terhadap pengembangan diri, dan

menyembuhkan gangguan psikososialnya (Purnama, 2016)

24
Terapi musik ini dilakukan tiga kali dalam satu minggu, di

mana satu hari dilakukan dalam waktu 10- 15 menit. Dengan

melakukan terapi musik diharapkan klien dapat merasa

nyaman, dapat mengontrol halusinasinya, serta mampu

beradaptasi dengan baik di lingkungan sekitarnya

25
BAB III

Metodologi Penelitian
A. Rancangan Studi kasus
Penelitian ini menggunakan rancangan studi kasus deskriptif

dengan pendekatan studi kasus. Data hasil penelitian disajikan

dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan mulai dari

pengkajian, diagnosa, perencanaan, tindakan, dan evaluasi pada

pasien gangguan halusinasi pendengaran.

B. Subjek studi kasus


Subjek studi kasus yang akan dikaji terdiri dari dua orang

pasien dengan gangguan halusinasi pendengaran yaitu :

1. Kriteria Inklusi

a. Pasien yang mengalami gangguan halusinasi pendengaran

b. Pasien yang dirawat di RSKD DADI Makassar

c. Pasien yang masih bisa diajak berkomunikasi

d. Pasien yang bersedia untuk menjadi responden

e. Pasien dengan keluhan mendengar bisikan atau suara

2. Kriteria eksklusi

a. Pasien yang sulit diajak untuk berkomunikasi

b. Pasien tidak mengalami tanda dan gejala halusinasi

c. Pasien komorbid

d. Pasien dalam waktu dekat direncanakan untuk pulang

26
C. Fokus studi
Dalam studi kasus ini berfokus pada pasien yang mengalami

gangguan halusinasi pendengaran

D. Definisi operasional
1. Kesehatan mental adalah suatu keadaan di mana ditandai

dengan gangguan yang signifikan, dalam kognisi, regulasi

emosi, serta perilaku individu

2. Halusinasi merupakan gangguan jiwa yang berupa respon

panca indra, ya itu penglihatan, pendengaran, penciuman,

perabaan, dan pengecapan terhadap sumber yang tidak ada.

3. Terapi musik merupakan salah satu bentuk dari teknik relaksasi

yang tujuannya untuk memberikan rasa tenang, membantu

mengendalikan emosi serta menyembuhkan gangguan

psikolog.

E. Tempat dan Waktu


Tempat pelaksanaan studi kasus ini akan dilaksanakan di

RSKD DADI Makassar pada bulan Juni 2022.

F. Pengumpulan data
Teknik pengumpulan data menggunakan instrumen

wawancara dan kuesioner. Adapun tahapan penelitian yang

dilakukan oleh peneliti adalah dengan menentukan subjek

penelitian sesuai dengan kriteria inklusi, kemudian meminta

persetujuan pasien untuk diteliti. Peneliti mengukur tingkat

27
halusinasi pasien dengan menggunakan kuesioner kemudian

menerapkan terapi musik dan setelah selesai melakukan penelitian

tingkat halusinasi sebelum dan setelah terapi diberikan maka akan

dicatat di lembar observasi. Adapun beberapa metode

pengumpulan data yaitu :

1. Wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang

dilakukan secara tanya jawab dan tatap muka langsung

terhadap responden dan sumber data. Wawancara terbagi

menjadi dua yaitu :

a) Wawancara terstruktur di mana peneliti telah mengetahui

dengan pasti apa yang akan ditanyakan kepada responden

sehingga pertanyaan telah dibuat secara tersistematis

b) Wawancara tidak terstruktur yaitu wawancara bebas yakni

peneliti tidak menggunakan pedoman tentang pertanyaan

yang akan diajukan dan hanya membuat poin-poin penting

yang digali responden.

2. Kuesioner

Kuesioner atau sering yang disebut angket adalah metode

pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi

atau mengajukan seperangkat pertanyaan atau pernyataan

tertulis kepada para responden.

28
G. Etika Studi Kasus
Menurut Kemenkes RI tahun 2016, ada beberapa prinsip etika

dalam melaksanakan studi kasus yaitu :

1. Beneficence

Prinsip ini mengutamakan keselamatan seseorang bahwa pada

dasarnya di atas segalanya tidak boleh membahayakan

responden atau subjek penelitian. Beneficence sendiri terbagi

menjadi 4 dimensi yaitu

a) Bebas dari bahaya, di mana peneliti wajib berusaha untuk

melindungi subjek yang diteliti, terhindar dari bahaya dan

ketidaknyamanan baik fisik maupun mental

b) Bebas dari eksploitasi, di mana keterlibatan responden

dalam penelitian tidak seharusnya merugikan mereka atau

memaparkan mereka pada situasi yang mereka tidak

disiapkan

c) Manfaat dari penelitian, yaitu penting untuk meningkatkan

pengetahuan yang akan berdampak pada subjek penelitian

dan lebih lagi ketika pengetahuan tersebut memberi

pengaruh bagi suatu disiplin hingga anggota masyarakat

d) Rasio antara risiko dan manfaat, yaitu peneliti dan penilai

wajib menelaah keseimbangan antara manfaat dan risiko

dalam penelitian.

2. Menghargai martabat manusia

a) Self determination (hak untuk memutuskan sendiri)

29
Prinsip ini mengandung arti bahwa subjek memiliki

kebebasan untuk memutuskan apakah dia ingin

berpartisipasi dalam suatu penelitian tanpa adanya paksaan

atau perlakuan yang tidak adil serta resiko untuk dihukum

b) Full disclosure (hak untuk mendapatkan penjelasan lengkap)

Berarti bahwa peneliti telah memberikan penjelasan penuh

tentang sifat penelitian kepada subjek penelitian

3. Mendapatkan keadilan

a) Memilih subjek dengan adil dan tidak diskriminatif

b) Perlakuan yang tidak menyalahkan mereka yang

membatalkan keikutsertaannya dalam penelitian

c) Menghargai segala persetujuan yang telah disepakati antara

peneliti dan subjek

d) Subjek dapat mengakses penelitian ketika diperlukan untuk

mengklarifikasi informasi

e) Mendapatkan penjelasan ketika tidak diberikan sebelum

penelitian yang dilakukan atau mengklasifikasi isu yang

dibutuhkan pada saat penelitian

f) Memberikan perlakuan yang penuh rasa hormat selama

penelitian

30
Daftar Pustaka

Barus, N. S., & Siregar, D. (2019). TERHADAP HALUSINASI

PENDENGARAN PADA PASIEN SKIZOFRENIA LITERATURE

REVIEW : THE EFFECTIVENESS OF CLASSIC MUSIC THERAPY

TOWARDS AUDITORY HALLUCINATION IN SCHIZOPHRENIA

PATIENT obat antipsikotik . Terapi nonfarmakologi halusinasi hampir.

7(2).

https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/mental-

disorders#:~:text=In%202019%2C%201%20in%20every,of%20the

%20COVID%2D19%20pandemic.

InfoDatin-Kesehatan-Jiwa.pdf. (n.d.).

Keliat, A., B. Dkk (2020). Asuhan Keperawatan Jiwa. Jakarta : Buku

Kedokteran ECG.

Mahasiswa, S., Stikes, K., & Ulum, B. (2021). Tania Succi Dwi Apriliani -.

Mulia, M., & Damayanti, D. (2021). Tabel 1 Tingkat Halusinasi Sebelum

Diberikan Terapi Musik Klasik Pada Pasien Skizofrenia dengan

Diagnosa Keperawatan Halusinasi ( n = 2 ) Klien Skor Tingkat

Halusinasi Halusinasi Tn . R Halusinasi Tingkat Sedang Tn . A

Halusinasi Tingkat Sedang. 2(2), 9–13.

Negara, U. D., & Indonesia, R. (2014). No Title. 1.

Nomor, V., Kepatuhan, D., Obat, M., & Skizofrenia, P. (2019). Family

Knowledge about Hallucination Related to Drinking Medication

Adherence on Schizophrenia Patient. Jurnal Penelitian Perawat

31
Profesional, 2(4), 399–408. https://doi.org/10.37287/jppp.v2i4.183

Purwanto, T. (2015). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Yogyakarta : Pustaka

Belajar

Rumah, D. I., Jiwa, S., Ildrem, P. M., Yanti, D. A., Sitepu, A. L., Sitepu, K.,

Novita, W., & Purba, B. (2020). HALUSINASI PENDENGARAN PADA

PASIEN GANGUAN JIWA. 3(1).

Siregar, D. Dkk (2021). Pengantar Proses Keperawatan : Konsep, Teori

dan Aplikasi. Medan : Yayasan Kita Menulis.

Sovitriana, R. (2019). Dinamika Psikologis Kasus Penderita Skizofrenia.

Sidoarjo:Uwais Inspirasi Indonesia.

Sutejo. (2019). Keperawatan Jiwa. Yogyakarta : PT.Pustaka Baru.

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosa Keperawatan

Indonesia Defisi dan Indikator Diagnostik Edisi 1. Jakarta : Dewan

Pengurus Pusar PPNI

Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan

Indonesia defisi dan tidakan Keperawatan Edisi 1. Jakarta : Dewan

Pengurus Pusat PPNI.

Wuryaningsih, W.,E.Dkk. (2018). Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa

I. Kalimantan: UPT Percetakan & Penerbitan Universits Jember.

Zainuddin, Ricky & Hashari, R. (2019). Efektifitas Murottal Terapi

Terhadap Kemandirian Mengontrol Halusinasi Pendengaran. Jurnal

Keperawatan Muhammadiyah.

32
Lampiran I :

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. IDENTITAS
Nama : Fatimah Ratna Ayu
Tempat Tanggal Lahir : Soppeng, 08 September 2001
Agama : Islam
Alamat : Jl Kayangan
Suku : Bugis
Bangsa : Indonesia
No. Telepon : 082261019324
E-Mail : ftmhrtnayu@gmail.com
B. RIWAYAT PENDIDIKAN
1. SDN 5 Mattiropole dari tahun 2007 sampai tahun 2013
2. SMPN 1 Watansoppeng dari tahun 2013 sampai tahun 2016
3. SMAN 1 Soppeng dari tahun 2016 sampai tahun 2019
C. PENGALAMAN ORGANISASI
1. Anggota PMR SMPN 1 Watansoppeng
2. Koordinator Divisi Kerohanian Ekstrakurikuler Karete DO Gojukai
SMAN 1 SOPPENG
3. Pimpinan Komisariat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Prodi
Keperawatan Unismuh Makassar

33
Lampiran II :

PENJELASAN UNTUK MENGIKUTI PENELITIAN

1. Kami adalah peeliti berasal dari program studi Diploma III

Keperawatan Univsersitas Muhammadiyah Makassar, dengan ini

meminta saudara (i) untuk berpartisipasi dalam dan sukarela dalam

penelitan yang berjudul “Asuhan Keperawatan Dengan Pemberian

Terapi Musik Terhadap Perubahan Perilaku Penderita Halusinasi

Pendengaran”.

2. Tujuan dari penelitian studi kasus ini adalah Menggambarkan

asuhan keperawatan dengan pemberian terapi musik terhadap

perubahan perilaku penderita halusinasi pendengaran. Penelitian

ini berlangsung selama 2 minggu.

3. Prosedur pengambilan bahan data dengan cara wawancara

terpimpin dengan menggunakan pedoman wawancara dan metode

kuesioner yang akan berlangsung kurang lebih 15-20 menit. Cara

ini mungkin menyebakan ketidaknyamanan tetapi anda tidak perlu

khawatir karena penelitian ini untuk kepentingan pengembangan

asuhan/pelayanan keperawatan.

4. Keuntungan yang bapak/ibu peroleh dalam keikutsertaan pada

penelitian ini adalah anda turut terlibat aktif mengikuti

perkembangan asuhan/tindakan yang diberikan.

5. Nama dan jati diri bapak/ibu beserta seluru informasi yang saudara

sampaikan akan tetap dirahasiakan.

34
6. Jika bapak/ibu membutuhka informasi sehubungan dengan

penelitian ini, silahkan menghubungi peneliti pada nomor

082261019324

Peneliti

Fatimah Ratna Ayu

35
Lampiran III :

Informed Consent

(Persetujan Menjadi Partisipan)

Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa saya

telah mendapat penjelasan secara rinci dan telah megerti mengenai

penelitian yang akan dilakukan oleh Fatima Ratna Ayu dengan judul

Asuhan Keperawatan Dengan Pemberian Terapi Musik Terhadap

Perubahan Perilaku Penderita Halusinasi Pendengaran”.

Saya memutuskan setuju ikut berpartisipasi pada penelitian ini

secara sukarela tanpa paksaan. Bila selama penelitian ini saya

menginginkan mengundurkan diri, maka saya dapat mengundurkan

sewaktu waktu tanpa sanksi apapun.

Makassar,…………………..2022
Saksi Yang Memberikan Persetujuan

…………………………. …………………………………..

36
Peneliti

Fatimah Ratna Ayu


Nim : 105111102219

37
Lampiran IV :

FORMAT PENGKAJIAN

RUANGAN RAWAT _________________ TANGGAL DIRAWAT


______________

I. IDENTITAS KLIEN
Inisial : _________________ (L/P) Tanggal Pengkajian :
__________________
Umur : _____________ RM No. :
__________________
Informan : __________________

II. ALASAN MASUK


________________________________________________________________
________________________________________________________________
__________________________________________

III. FAKTOR PREDISPOSISI


1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu ? Ya
Tidak

2. Pengobatan sebelumnya. Berhasil kurang berhasil tidak

berhasil

3. Pelaku/Usia Korban/Usia Saksi/Usia

Aniaya fisik

Aniaya seksual

Penolakan

Kekerasan dalam keluarga

Tindakan kriminal

Jelaskan No. 1, 2, 3 :
_____________________________________________________________________

Masalah Keperawatan :
____________________________________________________

4. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa Ya Tidak

38
Hubungan keluarga Gejala Riwayat
pengobatan/perawatan

_______________________ _______________ ______

___________________

_______________________ _______________ ______

___________________

Masalah Keperawatan :
_________________________________________________________

5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan

_____________________________________________________________________________
______

_____________________________________________________________________________
______

Masalah Keperawatan
________________________________________________________________

IV. FISIK
1. Tanda vital : TD : __________ N : ________ S : _________ P :
_______________

2. Ukur : TB : __________ BB : ________

3. Keluhan fisik : Ya Tidak

Jelaskan :
______________________________________________________________
Masalah keperawatan :
______________________________________________________________

V.PSIKOSOSL

1. Genogram

Jelaskan : _______________________________________________________________
Masalah Keperawatan :
_______________________________________________________________

2. Konsep diri
a Citra tubuh :
_______________________________________________________________

39
_______________________________________________________________
b. Identitas :
_______________________________________________________________

_______________________________________________________________
c. Peran :
_______________________________________________________________

_______________________________________________________________
d. Ideal diri :
_______________________________________________________________

_______________________________________________________________
e. Harga diri :
_______________________________________________________________

_______________________________________________________________
Masalah Keperawatan :
_______________________________________________________________

3. Hubungan Sosial
a. Orang yang berarti :
_______________________________________________________________
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok / masyarakat :
_______________________________________

_____________________________________________________________________________
_____
c. Hambatan dalam berbuhungan dengan orang Lain :
________________________________________

_____________________________________________________________________________
_____
Masalah keperawatan:
________________________________________________________________

4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan :
_________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
_______
___________________________________________________________________________
_______
b. Kegiatan ibadah :
_________________________________________________________________

_____________________________________________________________________________
_____

_____________________________________________________________________________
_____
Masalah Keperawatan__________________________________________________________

VI. STATUS MENTAL

1. Penampilan

40
Tidak rapi Penggunaan pakaian tidak
sesuai

Jelaskan :
______________________________________________________________________
Masalah Keperawatan :__________________________________________________________

2. Pembicaraan

Cepat Keras Gagap Inkoheren

Apatis Lambat Membisu Tidak mampu

Memulai pembicaraan
lelaskan :
___________________________________________________________________
__________
Masalah Keperawan :
_________________________________________________________________

3. Aktivitas Motorik:

Lesu Tegang Gelisah Agitasi

Tik Grimasen Tremor Kompulsif

Jelaskan :
_____________________________________________________________________________
____
Masalah Keperawatan :
___________________________________________________

4. Alam perasaaan

Sedih Ketakutan Putus asa Khawatir Gembira


berlebihan

Jelaskan :
_____________________________________________________________________________
____
Masalah Keperawatan :
___________________________________________________

5. Afek

Datar Tumpul Labil Tidak sesuai

Jelaskan :
_____________________________________________________________________________
____
Masalah Keperawatan :
___________________________________________________
6. lnteraksi selama wawancara

bermusuhan Tidak kooperatif Mudah tersinggung

Kontak mata (-) Defensif Curiga

41
Jelaskan :
_____________________________________________________________________________
___
Masalah Keperawatan :
___________________________________________________________________

7. Persepsi

Pendengaran Penglihatan Perabaan

Pengecapan Penghidu

Jelaskan :
_____________________________________________________________________________
___
Masalah Keperawatan :
____________________________________________________________________
8. Proses Pikir

sirkumtansial tangensial kehilangan asosiasi

flight of idea blocking pengulangan pem

bicaraan/persevarasi

Jelaskan :
_____________________________________________________________________________
___
Masalah Keperawatan :
___________________________________________________________________

9. Isi Pikir

Obsesi Fobia Hipokondria

depersonalisasi ide yang terkait pikiran magis

Waham

Agama Somatik Kebesaran Curiga

nihilistic sisip piker Siar pikir Kontrol pikir

Jelaskan :
_____________________________________________________________________________
___
Masalah Keperawatan :
___________________________________________________________________

10. Tingkat kesadaran

bingung sedasi stupor

Disorientasi

42
waktu tempat orang

Jelaskan :
_____________________________________________________________________________
___
Masalah Keperawatan :
___________________________________________________________________

11. Memori

Gangguan daya ingat jangka panjang gangguan daya ingat pendek

gangguan daya ingat saat ini konfabulasi

Jelaskan :
_____________________________________________________________________________
__
Masalah Keperawatan :
__________________________________________________________________

12. Tingkat konsentrasi dan berhitung

mudah beralih tidak mampu konsentrasi Tidak mampu berhitun

sederhana

Jelaskan :
_____________________________________________________________________________
__
Masalah Keperawatan :
__________________________________________________________________

13. Kemampuan penilaian

Gangguan ringan gangguan bermakna

Jelaskan :
_____________________________________________________________________________
__
Masalah Keperawatan :
__________________________________________________________________
14. Daya tilik diri

mengingkari penyakit yang diderita menyalahkan hal-hal diluar dirinya

Jelaskan :
_____________________________________________________________________________
__
Masalah Keperawatan :
__________________________________________________________________

VII. Kebutuhan Persiapan Pulang

1. Makan

Bantuan minimal Bantuan total

2. BAB/BAK

Bantuan minimal Bantual total

43
Jelaskan :
_____________________________________________________________________________
__
Masalah Keperawatan :
___________________________________________________________________
3. Mandi

Bantuan minimal Bantuan total

4. Berpakaian/berhias

Bantuan minimal Bantual total

5. Istirahat dan tidur

Tidur siang lama : ………………….s/d…………………………

Tidur malam lama : …………………s/d…………………………

Kegiatan sebelum / sesudah tidur

6. Penggunaan obat

Bantuan minimal Bantual total

7. Pemeliharaan Kesehatan

Perawatan lanjutan Ya tidak

Perawatan pendukung Ya tidak

8. Kegiatan di dalam rumah

Mempersiapkan makanan Ya tidak

Menjaga kerapihan rumah Ya tidak

Mencuci pakaian Ya tidak

Pengaturan keuangan Ya tidak

9. Kegiatan di luar rumah

Belanja Ya tidak

Transportasi Ya tidak

Lain-lain Ya tidak

Jelaskan :
_____________________________________________________________________________
__

44
Masalah Keperawatan :
__________________________________________________________________

VIII. Mekanisme Koping

Adaptif Maladaptif

Bicara dengan orang lain Minum alkohol

Mampu menyelesaikan masalah reaksi lambat/berlebih

Teknik relaksasi bekerja berlebihan

Aktivitas konstruktif menghindar

Olahraga mencederai diri

Lainnya _______________ lainnya : __________________

Masalah Keperawatan :
______________________________________________________________

IX. Masalah Psikososial dan Lingkungan:

Masalah dengan dukungan kelompok, spesifik


________________________________________
_______________________________________________________________________

Masalah berhubungan dengan lingkungan, spesifik


_____________________________________
________________________________________________________________________

Masalah dengan pendidikan, spesifik


________________________________________________
________________________________________________________________________

Masalah dengan pekerjaan, spesifik


_________________________________________________
________________________________________________________________________

Masalah dengan perumahan, spesifik


________________________________________________
_______________________________________________________________________

Masalah ekonomi, spesifik


_________________________________________________________
________________________________________________________________________

Masalah dengan pelayanan kesehatan, spesifik


________________________________________
_______________________________________________________________________

Masalah lainnya, spesifik


__________________________________________________________
________________________________________________________________________
______

45
Masalah Keperawatan :
_________________________________________________________________
_______________________________________________________________________________
X. Pengetahuan Kurang Tentang:

Penyakit jiwa system pendukung

Faktor presipitasi penyakit fisik

Koping obat-obatan

Lainnya :
______________________________________________________________________
Masalah Keperawatan :
________________________________________________________________

Analisa Data

Data Masalah

Subjektif ...................................... ........................................................


......................................
......................................
Objektif
......................................
.......................................

Subjektif ...................................... ........................................................


......................................
Objektif:
......................................
......................................

Dst

XI. Aspek Medik

Diagnosa Medik :
_____________________________________________________________________

_____________________________________________________________________

_____________________________________________________________________
Terapi Medik :
_____________________________________________________________________

_____________________________________________________________________

_____________________________________________________________________

XII. Daftar Masalah Keperawatan

_______________________________________
___________________________________
_______________________________________
___________________________________

46
_______________________________________
___________________________________
_______________________________________
___________________________________
_______________________________________
___________________________________

XIII. Daftar Diagnosis Keperawatan

_______________________________________________________________________________
_______
_______________________________________________________________________________
_______
_______________________________________________________________________________
_________
_____________,______________

Mahasiswa,

____________________________

47
Lampiran V:

Standar Pelaksanaan Komunikasi

Adapun contoh standar pelaksanaan komunikasi dengan klien

halusinasi yaitu :

1) Orientasi

a. Salam

"Selamat pagi pak, perkenalkan nama saya Fatimah,

mahasiswa perawat dari universitas Muhammadiyah

Makassar. Nama bapak siapa? Biasa dipanggil apa? Oh

baik, kalau begitu saya akan memanggil dengan Pak

Ryan".

b. Evaluasi

"Apa yang pakaian rasakan? Oh Pak Ryan mendengar

suara-suara yang memerintahkan Pak Ryan untuk

mengambil sesuatu ya. Sudah berapa lama mengalami

hal seperti itu Pak?"

c. Validasi

Apa yang sudah Pak Ryan lakukan untuk mengatasi

suara-suara yang memerintahkan Pak Rian itu?

48
Bagaimana hasilnya? Dan apa manfaat yang Pak Rian

rasakan?

d. Kontrak

1. tindakan dan tujuan

"Baik Pak Ryan, bagaimana kalau saya periksa dulu

tentang suara yang Pak Rian dengar dan belajar cara

mengatasinya? Tujuannya itu supaya Pak Ryan

merasa lebih tenang, dan suara-suara tersebut bisa

berkurang".

Bagaimana apakah Pak Ryan setuju?

2. Waktu

Baik kita akan berdiskusi selama 15 menit ya pak

3. Tempat

Mari kita duduk di tempat makan

2) Kerja

a) Pengkajian

1. jenis : apakah Pak Ryan mendengar suara yang

memerintah?

2. isi : apa yang dikatakan suara itu?

3. waktu : kapan dan jam berapa suara itu muncul?

4. situasi : pada situasi apa suara itu muncul? Apakah

saat sendiri?

5. respon : apa yang Pak Rian rasakan saat suara itu?

49
6. upaya : apa yang Pak Ryan lakukan untuk

menghilangkannya? Apakah berhasil?

7. jika ada halusinasi katakan Anda percaya, tetapi

anda sendiri tidak mendengarnya.

b) Diagnosis

"Baiklah, berarti Pak Rian mendengar suara yang

memerintah dan Pak Rian merasa terganggu. Ini yang

disebut dengan halusinasi. Bagaimana kalau kita latihan

untuk mengendalikannya?"

"Ada beberapa cara untuk mengendalikan suara itu,

bagaimana kalau saat ini kita latih?"

c) Tindakan

1. latihan melawan : hardik

Pak Ryan mari kita belajar cara menghardik

a. contohkan : "baik, jika muncul suara itu segera

tutup telinga dan katakan : pergi jangan ganggu

saya, kamu suara palsu, saya tidak mau dengar"

b. dampingi : "ayo coba kita lakukan sama-sama"

c. mandiri : "ayo coba lakukan sendiri dengan yakin".

d. bagaimana perasaannya?

2. latihan mengabaikan : cuek

a. jika suara itu datang abaikan saja dengan cuek

b. ayo coba lakukan

50
3. latihan mengalihkan (distraksi) : Bercakap cakap

Saat suara terdengar dapat dikendalikan dengan

bercakap cakap. Coba cari siapa yang bisa diajak

bercakap cakap

a. contohkan : katakan, "ayo kita bercakap-cakap

agar suara yang mengganggu saya dapat

dikendalikan"

b. dampingi : "mari kita cari anggota keluarga atau

teman untuk bercakap-cakap, yang mana

temannya, ayo coba praktikkan. Bagus sekali".

c. mandiri : "nah, buat jadwal dengan siapa akan

bercakap-cakap".

4. latihan mengalihkan (distraksi) : melakukan kegiatan

Saat suara terdengar dapat dikendalikan dengan

melakukan kegiatan. Apa saja kegiatan yang dapat

dilakukan setiap hari? Seperti merapikan tempat

tidur, menyapu, atau mendengar musik.

Coba pilih satu kegiatan, misalnya : mendengar

music. Sekarang coba kita putar lagu yang

menyenangkan?

a. dampingi : "mari kita dengarkan" "Bagaimana

perasaannya setelah dilakukan?"

“Bagus sekali"

51
b. mandiri : "buat jadwal untuk mendengar musik,

agar dapat mengendalikan halusinasi mu"

3) Terminasi

a. evaluasi subjektif

Bagaimana perasaan Pak Ryan setelah latihan tadi?

b. evaluasi objektif

Apa saja latihan kita tadi? ............ Benar sekali (bantu

jika belum ingat)

c. rencana tindak lanjut klien

Bagaimana kalau Pak Ryan latihan secara teratur?

Untuk menghardik berapa kali? Untuk bercakap-cakap

berapa kali? Untuk mendengarkan musik berapa kali?

(Sambil mengisi jadwal kegiatan). Selain latihan secara

teratur lakukan jika suara terdengar.

d. Salam

Semoga cepat sembuh.

52
Lampiran VI

FORMAT KUESIONER PENELITIAN

SEBELUM DAN SESUDAH DILAKUKAN TERAPI MUSIK

Ruang Rawat :

1. Identitas Klien :

Nama : Tanggal Pengkajian :


Umur : No. RM :

2. Petunjuk pengisian, berikan tanda centang (√) pada kotak yang


tersedia atau isi sesuai jawaban, dengan ketntuan sebagai berikut :
Tidak = 0
Ya =1

Lembar observasi :

Jawaban
No. Pertanyaan Tanggal Tanggal
Ya Tidak Ya Tidak
Pasien tersenyum
1.
atau tertawa sendiri
Pasien berbicara
2.
sendiri
Pasien menggerakkan
3.
bibir tanpa bersuara

53
Pasien mengarahkan
4. telinga pada sumber
suara
Pasien nampak
5.
menutup telinga
Pasien nampak
6.
ketakutan dan panik

7. Pasien nampak marah

Total Skor

54

Anda mungkin juga menyukai