Oleh :
HATIJA JALALUDDIN
C121 08 104
Hatija Jalaluddin
HALAMAN PERSETUJUAN
Oleh
HATIJA JALALUDDIN
C 121 08 104
Disetujui untuk diseminarkan
Dosen Pembimbing
Pembimbing I Pembimbing II
Diketahui,
Ketua Program Studi,
SKRIPSI
FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN IBU HAMIL
TRIMESTER III MENGKONSUMSI TABLET ZAT BESI DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS BATUA KOTA MAKASSAR
Oleh
HATIJA JALALUDDIN
C12108104
LULUS
Penguji Akhir.
Penguji I : Nuurhidayat Jafar, S.Kep. Ns., M.Kep. (…………………………….)
Penguji II : Syahrul Ningrat, S.Kep. Ns. (…………………………….)
Penguji III : Yuliana Syam, S.Kep. Ns., M.Kes. (…………………………….)
Penguji IV : Erfina, S.Kep. Ns., M.Kep. (…………………………….)
Mengetahui
a.n. Dekan
Wakil Dekan Bidang Akademik Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan
Fakultas Kedokteran Fakultas kedokteran
Universitas Hasanuddin Universitas Hasanuddin
Dr. Budu, Ph. D., Sp.M., KVR Dr. Werna Nontj, S.Kep, M.Kep
NIP. 19661231 199503 1 009 NIP. 19500114 19720272 001
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat, hidayah dan karunia - Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitin
ini dengan judul “Faktor - Faktor yang Berhubungan Dengan Kepatuhan Ibu Hamil
Trimester III mengkonsumsi Tablet Zat Besi Di Wilayah kerja Puskesmas Batua Kota
Makassar “ .
Dalam menyelesaikan penelitian ini, penulis menyadari bahwa itu tidak
terlepas dari bantuan berbagai pihak, baik secara moril maupun secara materil.
Olehnya itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bpk, dr. Irawan Yusuf, Ph.D selaku dekan Fakultas Kedokteran Universitas
Hasanuddin
2. Ibu, Dr. Werna Nontji, S.Kp, M.Kep selaku Ketua Program Studi Ilmu
Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin
3. Ibu Yuliana Syam, S.Kep, Ns, M.Kes dan ibu Erfina, S.kep, Ns, M.Kep selaku
pembimbing dalam pembuatan laporan penelitian.
4. Bpk, Nurhidayat Djafar, S.kep, Ns, M.Kep Sayahrul Ningrat, S.Kep, Ns selaku
penguji yang telah banyak memberikan masukan, kritikan serta dukungan.
5. Kepala Puskesmas Batua kota Makassar, yang telah memberi izin untuk
penelitian di Puskesmas Batua kota Makassar.
6. Seluruh dosen dan staf Program Studi Ilmu Keperawatan Fakults Kedokteran
yang telah banyak memebantu dalam proses perkuliahan.
7. Ayahanda dan ibunda tercinta yang banyak memberikan dorongan moril dan
materi dalam penyusunan skripsi ini.
8. Kanda dan yundaku tersayang “Kamal, Nadi, Wati dan Leha”. yang telah banyak
memberikan dorongan moril dan materi dalam penyusunan skripsi ini.
9. Asrul Yadjid, ST. selaku teman dekat saya yang telah banyak memberikan
dukungan, semangat dalam aktivitas perkuliahan sampai penyusunan skripsi ini.
10. Adik - adikku tersayang “ Abd. Hakim dan Irwan” yang telah banyak membantu
dalam penyusunan skripsi ini.
11. Rekan - rekan seperjuangan “Asertif 08” buat kalian semua yang telah banyak
memberi dukungan selama 4 tahun bersama
12. Ibu Awang selaku staf perpustakaan PSIK yang telah setia meminjamkan skripsi
dan buku demi tersusunnya skripsi ini
13. Semua pihak yang tidak sempat penulis sebutkan namanya yang telah banyak
memberikan bantuannya dalam penyelesaian skripsi ini.
Peneliti menyadari sepenuhnya akan kekurangan dan keterbatasan dalam
penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran demi
yang sifatnya membangun sangat penyusun harapkan dari pembaca yang budiman
untuk penyempurnaan penulisan selanjutnya. Disamping itu penyusun juga berharap
semoga penelitian ini bermanfaat bagi peneliti dan bagi nusa dan bangsa. Wassalam
Makassar, Desember 2012
Hatija Jalaluddin
ABSTRAK
Hatija Jalaluddin “ Faktor - Faktor yang Berhubungan Dengan Kepatuhan Ibu Hamil
Trimester III Dalam Mengkonsumsi Tablet Zat besi Di Wilayah Kerja Puskesmas Batua Kota
Makassar”. Yang dibimbing oleh Yuliana Syam dan Erfina (x + 61 halaman + 5 tabel + 5 Lampiran)
Latar belakang : Pada saat kehamilan, zat besi yang dibutuhkan oleh tubuh lebih banyak
dibandingkan dengan saat tidak hamil. Konsumsi zat besi bukan hanya dari makanan tetapi dapat
melalui pemberian sumplemen zat besi berupat tablet zat besi yang disediakan secara cuma - cuma
melalui sarana pelayanan kesehatan di Puskesmas. Upaya pemberian tablet zat besi ini tidak
memperlihatkan hasil yang signifikan mengingat masih tingginya prevalensi anemia defisiensi besi
pada ibu hamil.
Tujuan penelitian : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan, sikap ibu
hamil, motivasi ibu hamil, dukungan keluarga dan motivasi petugas kesehatan dengan kepatuhan
mengkonsumsi tablet zat besi di Wilayah Kerja Puskesmas Batua Kota Makassar.
Metode : Desain penelitian yang digunakan ialah deskriptif analitis dengan pendekatan cross
sectional study, dengan tujuan untuk melihat faktor - faktor yang memepengaruhi kepatuhan ibu hamil
dalam mengkonsumsi tablet zat besi di wilayah Kerja Puskesmas Batua Kota Makassar. Dimana
subjek penelitian dan pengukuran status karakter atau variabel subjek diukur menurut keadaan atau
statusnya secara stimultan pada satu saat dalam satu sampel populasi yang representitatif atau memberi
kesempatan pada peneliti untuk melakukan analisis deksriptif dari variabel yang diteliti dengan
menggunakan uji statistik Chi - Square dengan tingkat kemaknaan α= 0,05. Sampel pada penelitian ini
berjumlah 33 orang ibu hamil trimester III.
Hasil : Pada penelitian ini diperoleh bahwa tidak ada hubungan pengetahuan ibu hamil trimester III
dengan kepatuhan mengkonsumsi tablet zat besi, tidak ada hubungan dukungan keluaraga dengan
kepatuhan ibu hamil trimester III mengkonsumsi tablet zat besi dan tidak ada hubungan motivasi dari
petugas kesehatan dengan kepatuhan ibu hamil mengkonsumsi tablet zat besi di Wilayah Kerja
Puskesmas Batua Kota Makassar.
Kesimpulan dan Saran : Disimpulkan bahwa tidak ada hubungan pengetahuan, dukungan keluarga
dan motivasi petugas kesehatan dengan kepatuhan ibu hamil trimester III dalam mengkonsumsi tablet
zat besi.di Wilayah Kerja Puskesmas Batua Kota Makassar. Maka perlunya penyuluhan kesehatan
yang berkesinambungan kepada ibu hamil tentang pemberian tablet zat besi, bagi institut terkait dalam
hal ini pihak Puskesmas supaya tetap memperhatikan pelayanan kesehatan bagi ibu hamil dan memberi
pengertian kepada keluarga untuk memberikan dukungan dan motivasi pada ibu hamil untuk
mengkonsumsi tablet zat besi.
iv
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ……………………………………………………………………. iv
BAB I PENDAHULUAN
Besi……………...……………........................................................... 6
..…………………………………………………………………………… 19
viii
B. Hipotesis ………………………………………………………………….. 32
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan ……………………………………………………………….. 60
B. Saran ……………………………………………………………….. 60
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
viii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
layanan kesehatan di suatu negara. Kematian ibu dapat terjadi karena beberapa
ibu adalah 70% untuk ibu yang anemia dan 19,7% untuk mereka yang non
anemia. Kematian ibu 15-20% secara langsung atau tidak langsung berhubungan
40,1%. Survey Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) oleh Badan Pusat Statistik
menemukan dari sekitar 4 juta ibu hamil, separuhnya mengalami anemia gizi dan
1
Berdasarkan profil kesehatan Indonesia tahun 2010 didapatkan data bahwa
86,04% (tahun 2008), namun cakupan pemberian tablet Fe kepada ibu hamil
menurun dari 66,03% (tahun 2007) menjadi 48,14% (tahun 2008) (Depkes RI,
2008).
Kebutuhan zat besi pada ibu hamil berbeda pada setiap umur kehamilannya,
pada trimester I naik dari 0,8 mg/hari, menjadi 6,3 mg/hari pada trimester III.
kebutuhan zat besi pada trimester II dan III tidak dapat dipenuhi dari makanan
bioavailabilitas zat besi tinggi, namun zat besi juga harus disuplai dari sumber
ibu. Anemia karena defisiensi zat besi merupakan penyebab utama anemia pada
ibu hamil dibandingkan dengan defisiensi zat gizi lainnya. Oleh karena itu anemia
gizi pada masa kehamilan sering diidentikkan dengan anemia gizi besi hal ini juga
diungkapkan oleh Simanjuntak tahun 1992, bahwa sekitar 70% ibu hamil di
Indonesia menderita anemia gizi. Anemia defisiensi zat besi merupakan masalah
gizi yang paling lazim didunia dan menjangkiti lebih dari 600 juta manusia.
(Prawirohardjo, 2002).
2
Kekurangan zat besi sejak sebelum hamil bila tidak diatasi dapat
kematian pada saat melahirkan, melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah,
janin dan ibu mudah terkena infeksi dan keguguran. Selain ini juga zat besi sangat
besi dan juga mungkin disebabkan oleh efek samping dari tablet besi.
Berdasarkan data awal yang diperoleh dari profil kesehatan Puskesmas Batua
Kota Makassar jumlah ibu hamil anemia defisiensi pada tahun 2011 sebesar 501
orang (59,4%). Dan pemberian tablet Fe dilakukan tiap bulan dimana tahun 2011
terdapat 1.356 kali pemberian tablet Fe1 dan 831 tablet Fe3 pada ibu hamil.
mempunyai pengetahuan baik tetapi tidak patuh dan 2 orang (2,8%) ibu yang
kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi, tetapi masih ada faktor lain
yang dapat mempengaruhi kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi
yaitu dukungan keluarga, efek samping obat, dan paritas ibu hamil. Oleh itu
3
dengan kepatuhan ibu hamil trimester III mengkonsumsi tablet zat besi di
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
hamil trimester III mengkonsumsi tablet zat besi di Puskesmas Batua Kota
Makassar
2. Tujuan Khusus
4
5) Untuk mengetahui hubungan motivasi dari petugas kesehatan terhadap
D. Manfaat penelitian
2) Bagi peneliti
tempat latihan pengembangan diri dan ilmu yang telah diperoleh dan dapat
dalam masyarakat.
Bagi ibu hamil dapat menjadi informasi tentang manfaat tablet zat besi dan
faktor - faktor yang bisa mempengaruhi ibu hamil mengkonsumsi tablet zat
besi.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Zat besi merupakan mineral mikro yang paling banyak terdapat dalam
karbondioksida dalam pernafasan dan terlihat aktif dalam enzim - enzim yang
bekerja untuk proses respirasi sel. Besi juga punya berperan terhadap
Seorang ibu yang dalam masa hamilnya telah menderita kekurangan zat
besi tidak dapat memberikan cadangan zat besi kepada bayinya dalam jumlah
yang cukup untuk beberapa bulan pertama. Meskipun bayi itu mendapat air
susu dari ibunya, tetapi susu bukanlah bahan makanan yang banyak
mangandung zat besi, karena itu diperlukan zat besi untuk mencegah anak
6
diare dan sulit buang air besar (Depkes RI, 1999), pusing dan bau logam
(Hartono, 2000). Selain itu setelah mengkonsumsi tablet zat besi kotoran
(tinja) akan menjadi hitam, namun hal ini tidak membahayakan. Frekuensi
efek samping tablet zat besi ini tergantung pada dosis zat besi dalam pil,
bukan pada bentuk campurannya. Semakin tinggi dosis yang diberikan maka
bahwa penambahan sorbitol kedalam tablet zat besi dapat menurunkan efek
samping yang muncul akibat konsumsi tablet zat besi, yang sering
menyebabkan ibu hamil menghentikan konsumsi tablet zat besi yaitu mual,
Ada 2 jenis zat besi dalam makanan, yaitu zat besi yang berasal dari hem
dan bukan hem. Walaupun kandungan zat besi hem dalam makanan hanya
besi non hem yang penyerapannya hanya 5 %). Makanan hewani seperti
daging, ikan, dan ayam merupakan sumber utama zat besi hem. Zat besi yang
berasal dari hem merupakan penyusun hemoglobin. Zat besi non hem terdapat
berasa dari hem lebih rendah atau sama sekali dapat diabaikan (Demaeyer,
7
1993). Hal ini terjadi karena harga bahan makanan yang mengandung zat besi
sosial ekonomi yang rendah akan menyebabkan anemia secara tidak langsung.
Hal ini terkait dengan tingkat pendapatan yang rendah sehingga terjadi
mengingat bahan makanan yang kaya akan zat besi dari sumber protein
besi eksogen, yang berasal dari tanah, bedu, air, atau tempat memasak.
Jumlah dan zat besi cemara didalam makanan mungkin beberapa kali lebih
besar dibandingkan dengan jumlah zat besi dalam makanan itu sendiri
(Demaeyer, 2007).
Asupan zat besi selain dari makanan adalah melalui suplemen tablet zat
besi. Suplemen ini biasanya diberikan pada golongan rawan kurang zat besi,
yaitu balita, anak sekolah, wanita usia subur, dan ibu hamil. Pemberian
kebutuhannya akan zat besi yang sangat besar, sedangkan asupan dari
banyak mengandung zat besi lain daging, terutama hati dan jeroan, aprikol,
8
prem kering, telur, polong kering, kacang tanah, dan sayuran berdaun hijau
(Pusdiknakes, 2003).
c. Metabolisme
melalui beberapa tahapan zat besi. Dari makanan diserap ke usus halus
kemudian masuk kedalam plasma darah. Selain itu ada sejumlah zat yang
pergantian yaitu sel - sel darah yang lama diganti dengan sel darah baru.
Jumlah zat besi yang mengalami pergantian setiap harinya kira - kira 35 mg
yang berasal dari makanan, hemoglobin dan sel - sel darah merah yang sudah
tua dan diproses oleh tubuh agar dapat digunakan kembali. Zat besi dari
disimpan dalam bentuk feritin dan hemosiderin didalam hati atau limfa.
Pengeluaran zat besi dari jaringan melalui kulit, saluran pencernaan atau urin
(Wirakusumah E, 1999).
9
yang mempertinggi atau menghambat penyerapannya, status kesehatan dan
Zat besi yang terdapat dalm bahan makanan ada dua yaitu hem dan non
hem. Zat besi dari hem berasal dari hewan dan zat besi non hem berasal dari
tumbuhan. Kandungan zat besi hem dari makanan antara 5 - 10% tetapi
penyerapannya 25% tetapi pada non hem hanya 5%. Absorbsi zat besi non
yang terdapat dalam bahan makanan yang dikonsumsi. Sedangkan zat besi
hem tidak dipengaruhi oleh faktor - faktor tersebut zat besi non hem yang
faktor lain yang mempermudah absorbsi seperti daging, ikan dan ayam
banyak tidaknya zat besi yang ada pada makanan sangat menentukan efisiensi
penyerapan zat besi di dalam tubuh. Suplemen zat besi lebih baik dikonsumsi
pada saat perut kosong atau sebelum makan, karena zat besi lebih efektif
diserap apabila lambung dalam keadaan asam (pH rendah). Disamping faktor
yang mendorong penyerapan zat besi non hem, terdapat pula faktor yang
10
yang menyebabkan penurunan absorpsi zat besi non hem sebesar 50%
(Wirakusumah, 1999).
e. Storage (penyimpanan)
Kurang lebih 200 sampai 1500 zat besi disimpan dalam tubuh sebagai
terdapat dalam empedu dan otot. Sampai dengan 50 mg/ hari dapat
pembentukan hemoglobin. Jumlah yang sedikit dari feritin yang berada dalam
erat dengan jumlah besi yang disimpan dalam tubuh. Pengukuran serum
mg atau dibulatkan 1000 mg, yang terdiri dari 500 mg untuk keperluan
dilakukan Sri Rahayuningsi tahun 1999, intensitas distribusi zat besi selama
pada waktu hamil sebenarnya tidak cukup hanya dari makanan sehari - hari
11
karena kemampuan absorbsi zat besi berasal dari makanan kurang. Karena
penduduk Indonesia kurang makan daging dalam hal ini sangat menyulitkan
untuk mengatasi kekurangan zat besi kalau hanya dari makanan sehari - hari,
trimester I, kebutuhan zat besi justru rendah dari masa sebelum hamil yaitu ±
1mg/hari yaitu untuk kebutuhan basal 0,8 mg/hari ditambah 30-40 mg untuk
kebutuhan janin dan red red cell mass. Pada trimester II, ibu hamil
memerlukan zat besi sebanyak ± 5 mg/hari yaitu kebutuhan basal 0,8 mg/hari
ditambah kebutuhan red cell mass 300 mg dan conceptus 115 mg. Trimester
III, kebutuahn zat besi ± 1 mg/hari yaitu untuk kebutuhan basal 0,8 mg/hari
ditambah kebutuhan red cell mass 150 mgdan conceptus 233 mg (Husaini,
2002).
Pada wanita hamil pil besi mulai di berikan pada trimester II,
bahwa wanita hamil yang mendapatkan pil besi dan tambahan asam folat dan
vitamin B12, kadar Hbnya naik lebih tinggi di bandingkan wanita hamil yang
12
g. Akibat kekurangan zat besi pada ibu hamil
menjamin sirkulasi oksigen dan metabolisme zat – zat gizi yang dibutuhkan
ibu hamil. Selain itu asupun zat besi sejak awal kehamilan cukup baik, maka
dilahirkan. Sehingga kekurangan zat besi sejak sebelum hamil bila tidak
berat badan lahir rendah, janin dan ibu mudah terkena infeksi dan keguguran.
Selain itu juga zat besi sangat dibutuhkan perkembangan otak bayi diawal
h. Efek samping
Jadi meskipun tablet zat besi telah diberikan kepada ibu hamil belum dapat
dipastikan apakah tablet tersebut diminum oleh ibu hamil. adanya efek
samping dari tablet zat besi ini berupa mual, muntah dan pusing dapat
13
i. Dosis pemberian zat besi pada ibu hamil
Pemberian tablet zat besi selama kehamilan merupakan salah satu cara
yang paling cocok bagi ibu hamil untuk meningkatkan kadar Hb sampai tahap
yang di inginkan, karma sangat efektip dimana satu tablet mengandung 60mg
Fe. Setiap tablet setara dengan 200mg ferrosulfat. Selama kehamilan minimal
a. Pemberian tablet zat besi lebih bisa ditoleransi jika dilakukan pada saat
c. Muntah dan kram perut merupakan efek samping dan sekaligus tanda
d. Minum tablet zat besi pada saat makan atau segera sesudah makan dapat
penyediaan besi untuk eritropoesis, karena cadangan besi kosong (depleted iron
14
store) pada akhirnya mengakibatnya pembentukan hemoglobin berkurang
(Sudoyo, 2002)
Kekurangan zat besi ini dapat disebabkan karena kekurangan masuknya umur
karena terlampau banyaknya besi keluar dari badan, misalnya pada pedarahan
(Prawirohardjo, 2005).
Jumlah zat besi di dalam tubuh bervariasi menurut umur, jenis kelamin, dan
kondisi fisiologis tubuh. Pada orang dewasa sehat, jumlah zat besi diperkirakan
lebih dari 4.000 mg, dengan sekitar 2.500 mg ada dalam hemoglobin. Di dalam
tubuh sebagian zat besi (sekitar 1.000 mg) disimpan di hati berbentuk feritin. Saat
konsumsi zat besi dari makanan tidak cukup, zat besi dari feritin dikerahkan untuk
memproduksi Hb. Jumlah zat besi yang harus diserap tubuh setiap harinya hanya
1 mg atau setara dengan 10 - 20 mg zat besi yang terkandung dalam makanan. Zat
besi pada pangan hewani lebih tinggi penyerapannya yaitu 20 - 30% sedangkan
gangguan absorbsi, serta kehilangan besi akibat perdarahan. Faktor nutrisi akibat
kurangnya jumlah total dalam makanan, atau kualitas besi (bioavailabilitas) besi
yang tidak baik (makanan banyak serat, rendah vitamin C, dan rendah daging)
15
besi secara berlebihan karena besi adalah unsur yang banyak terdapat dialam.
Karena itu defisiensi umum terjadi karena tubuh hanya dapat beradaptasi secara
sampai 15 mg besi per hari. Dalam keadaan normal, tubuh hanya dapat menyerap
10% dari besi ini, dan jumlah ini seimbang dengan jumlah besi yang hilang
melalui deskuamasi sel, terutama dari saluran cerna dan kulit. Untuk
Kehilangan besi akibat perdarahan perlu diganti. Karena haid rata- rata
memerlukan 1 ekstra miligram per hari untuk diserap agar keseimbangan terjaga.
Pada saat - saat terjadi deplesi, penyerapan besi maksimum dapat meningkat
sampai 25% dari besi dalam makanan; perempuan dapat menyerap sampai
Kehamilan normal juga menyebabkan tubuh kekurangan besi 600 sampai 700 mg.
Karena tubuh menyimpan 500 sampai 1500 mg besi, satu kehamilan dapat
(Sancher, 2002).
16
Adapun gejala anemia umum defisiensi adalah kadar hemoglobin dibawah
<11 g%, gejala ini berupa pucat, badan lemah, cepat lelah, mata berkunang -
kunang (Sudoyo, 2006). Kebanyakan wanita yang mengalami defisiensi zat besi
adalah asimomatik. Mereka yang dating dengan gejala keluhan keletihan, kurang
energi dan lain - lain. Ibu dengan anemia berat dapat juga mengalami dispnea dan
kebanyakan kasus anemia defisiensi zat besi, stomatitis angular (erosi pada sudut
mulut), pecah pada bibir, glotitis dan kuku rapuh mungkin terlihat (Walsh, 2003).
Pada trimester pertama kehamilan, zat besi yang dibutuhkan sedikit karena
tidak terjadi menstrusi dan pertumbuhan janin masih lambat. Menginjak trimester
kedua hingga ketiga, volume darah dalam tubuh wanita akan meningkat sampai
35%. Ini ekuivalen dengan 450 mg zat besi untuk memproduksi sel-sel darah
merah. Sel darah merah harus mengangkut oksigen lebih banyak untuk janin.
Sedangkan saat melahirkan, perlu tambahan besi 300 - 350 mg akibat kehilangan
darah. Sampai saat melahirkan, wanita hamil butuh zat besi sekitar 40 mg per hari
atau dua kali lipat kebutuhan kondisi tidak hamil. (Anonim, 2008).
Dalam jumlah kebutuhan zat besi sehari yang di anjurkan telah termasuk
perhitungan tingkat aborsi zat besi yang berasal dari diet yang biasa dimakan.rata-
rata kebutuhan zat besi pada waktu hamil berdasarkan usia kehamilan adalah pada
trimester 1 yaitu, 1 mgjhr basal 0,8 mg/hari massa darah merah 300 mg conceptus
17
115 mg. dan pada trimester 3 yaitu 5 mgjhr basal 0,8 mg massa darah merah 150
terakhir. Apabila masuknya besi tidak di tambah dan kehamilan maka mudah
khatulistiwa, besi lebih banyak keluar dari keringat dan melalui kulit. Masuknya
besi setiap hari yang di anjurkan tidak sama di berbagai Negara. Untuk wanita
tidak hamil, wanita hamil, dan wanita menyusui di anjurkan di Amerika Serikat
17 mg.
anemia pada kehamilan berikutnya, pada kehamilan relatif terjadi anemia karena
sampai 34 minggu. Jumlah peningkatan sel darah 18% sampai 30% dan
hemoglobin sekitar 19%. Bila hemoglobin ibu sebelum hamil sekitar 11 gr, maka
Diagnosis anemia defisiensi besi yang berat tidak sulit karena di tandai
dengan ciri - ciri yang khas bagi defisiensi besi yakni mikrositosis dan
18
hipokromasia anemia yang ringan tidak selalu menunjukan cirri-ciri khas itu.
Bahkan banyak yang bersifat normositer dan normokron. Hal itu di sebabkan
karena defisiensi besi dapat berdampingan dengan defisiensi asam folik. Sifat lain
Didaerah frekuensi kehamilan yang tinggi sebaiknya setiap wanita hamil diberi
sulfat ferosus atau glukonas ferosus, cukup 1 tablet sehari, selain itu wanita
dinasehatkan pula untuk makan lebih banyak protein dan sayur-sayuran yang
Kepatuhan berasal dari kata dasar patuh yang berarti taat. Kepatuhan adalah
tingkat pasien melaksanakan cara pengobatan dan perilaku yang disarankan oleh
Kepatuhan dalam mengkonsumsi tablet zat besi adalah ketaatan ibu hamil
Kepatuhan menurut Sackett pada pasien sebagai “Sejauh mana perilaku individu
2004).
19
Kepatuhan mengkonsumsi tablet zat besi diukur dari ketepatan jumlah tablet
kandungan besinya yang dilengkapi asam folat yang sekaligus dapat mencegah
adalah pasien sering kali tidak mengakui bahwa mereka tidak dilakukan apa yang
dianjurkan dokter. Untuk itu diperlukan pendekatan yang baik dengan pasien agar
2004).
1. Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang
rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan
telinga.
20
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam
mempunyai 6 tingkatan.
a. Tahu ( Know)
besi.
b. Memahami (Comprehension)
c. Aplikasi (aplication)
d. Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek
dan masih ada kaitannya dengan satu sama lain, atau seseorang telah mampu
21
menerangkan bagian yang menyusun bentuk pengetahuan tertentu dan
e. Sintesis (synthesis)
f. Evaluasi (evaluation)
Biasaanya pengetahuan ibu hamil tentang zat besi didapatkan saat dilakukan
deteksi didni adalah kunjungan ibu hamil selama kehamilan yang dimaksudkan
untuk diagnostic kehamilan dan resiko yang menyertai. Kunjungan ini dilakukan
pada trimester I kehamilan (1-3 bulan). Pada kunjungan ini dilakukan anamneses
agar memberi hasil yang diharapkan yaitu ibu mengetahui tentang manfaat dari
tablet zat besi sehingga dapat mencegah terjadinya anemia gizi zat besi diakhir
kehamilan apabila manfaat dari deteksi dini diketahui oleh ibu hamil khususnya
22
keadaan dimana anemia dialami ibu dapat dicegah dan diperbaiki (Hasnawati,
2008).
2. Sikap
Sikap adalah reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap suatu
stimulus atau objek Notoatmodjo (2003). Dengan perkataan lain dapat dikatakan
bahwa sikap adalah tanggapan atau persepsi seseorang terhadap apa yang
diketahuinya. Jadi sikap tidak dapat langsung dilihat secara nyata, tetapi hanya
dapat ditafsirkan sebagai perilaku yang tertutup. Sikap belum merupakan suatu
Ketiga komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh (total
attitude). Dalam penentuan sikap yang utuh ini pengetahuan berpikir, keyakinan,
Suatu contoh sikap adalah sering ibu yang dalam masa kehamilannya
mendengarkan bahwa akibat anemia atau kurang darah selama kehamilan adalah
keguguran, kematian bayi, berat badan lahir rendah dan bahkan kematian ibu.
Pengetahuan ini akan membawa ibu untuk berpikir dan berusaha supaya dia tidak
23
menderita anemia selama kehamilan. Dalam berpikir ini komponen emosi dan
keyakinan ikut bekerja sehingga ibu berniat untuk mengkonsumsi tablet zat besi
selama masa kehamilan agar tidak menderita anemia. Akhirnya dapat dikatakan
bahwa ibu tersebut mempunyai sikap terhadap objek yang berupa anemia.
3. Motivasi
Menurut stooner & Freeman (1995, dikutip dari Nursalam, 2002) motivasi
Menurut Stanford (1970, dikutip oleh Nursalam 2002) ada tiga hal penting
tujuan. Kebutuhan muncul karena adanya sesuatu yang kurang dirasakan oleh
kategori Landy dan Becker (1995, dikutip dari Nursalam, 2002)) antara lain:
24
a. Teori Kebutuhan
b. Teori Keadilan
Teori keadilan didasarkan pada asumsi bahwa faktor utama dalam motivasi
diterima. Individu akan termotivasi jika hal yang mereka dapatkan seimbang
c. Teori Harapan
Teori ini menyatakan cara memilih dan bertindak dari berbagai alternatif
b. Valensi
individu lainnya.
25
c. Harapan Prestasi Usaha
4. Dukungan Keluarga
sebagai kelompok yang mengidentifikasi deiri dengan anggotanya terdiri dari dua
individu atau lebih, yang asosiasinya dicirikan dari istilah-istilah khusus yang
boleh jadi tidak diikat dari hubungan darah atau hokum tetapi yang berfungsi
Dukungan adalah motivasi yang diberikan kepada orang lain untuk melakukan
sesuatu aktivitas dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Motivasi yang
diberikan bisa berupa pikiran, tenaga atau materi. Dukungan tersebut didasarkan
pada preskripsi dan harapan dukungan yang menerangkan apa yang individu atau
26
keluarga harus lakukan dalam suatu situasi tertentu agar dapat memenuhi harapan
mereka sendiri dan orang lain yang menyangkut dukungan tersebut. Jenis - jenis
a. Dukungan informasional
Manfaat dari dukungan ini adalah dapat menekan munculnya suatu stressor
khusus pada individu. Aspek - aspek dalam dukungan ini adalah nasehat,
b. Dukungan penilaian
penghargaan, perhatian.
c. Dukungan instrumental
d. Dukungan emosional
27
Keluarga sebagai tempat yang aman dan damai untuk istirahat dan
umum. Menurut Minuchin (1997, dikutip dari Friedman 1998)) keluarga juga
belajar bagaimana bisa sehat dengan cara alamiah dan dapat dinikmati, bukan
sedangkan anggota keluarga yang lain justru merasa kesepian dan terasing karena
ibu hamil secara fisik dan emosional terikat dengan calon anaknya. (bobak, 2005)
28
Suami selaku anggota keluarga yang paling dekat dengan ibu hamil tentunya
perhatian terhadap peningkatan dengn derajat kesehatan bagi ibu hamil. banyak
pria memandang status memiliki anak dan menjadi ayah sebagai bagian dari
diinginkan, sebagian pria kan merasa sulit menerima perubahan dalam rencana
hidup dan gaya hidupnya dan tidak berarti ia dapat selalu menerima kehamilan.
(Bobak, 2005)
kesehatan ibu hamil termasuk dalam hal mengkonsumsikan tablet zat besi dimana
keluarga dapat memberikan dukungan kepada ibu hamil sehingga ibunya patuh.
Definisi motivasi adalah satu variabel penyelang (yang ikut campur tangan)
menghadapi bahwa perilaku sehat yang baru tersebut merupakan hal penting.
29
menyampaikan antusias mereka terhadap tindakan tertentu dari pasien, dan secara
terus menerus memberikan penghargaan yang positif bagi pasien yang telah
besi pada ibu hamil maka konsumsi tablet zat besi akan lebih mudah tercapai.
Namun jika petugas kesehatan kurang atau tidak ada sama sekali bisa
mengakibatkan ibu hamil tidak mengkonsumsi tablet zat besi. Hal ini disebabkan
30
BAB III
A. Kerangka Konsep
Sikap
Kepatuhan mengkonsumsi
Motivasi ibu hamil
tablet Fe
Dukungan keluarga
Keterangan
: Variabel independen
: Variabel dependen
B. Hipotesa
31
2. Ada hubungan sikap ibu hamil dengan kepatuhan ibu hamil trimester III
4. Ada hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan ibu hamil trimester III
5. Ada hubungan motivasi dari petugas kesehatan dengan kepatuhan ibu hamil
32
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Desain penelitian
kepatuhan ibu hamil trimester III mengkonsumsi tablet zat besi di Puskesmas
Batua Kota Makassar. Dimana subjek penelitian dan pengukuran status karakter
atau variabel subjek di ukur menurut keadaan atau statusnya secara simultan
pada satu saat dalam suatu sampel populasi yang representative atau memberi
yang diteliti.
1. Tempat
33
2. Waktu
1. Populasi
Semua ibu hamil trimester III (umur kehamilan 7 - 9 bulan) yang datang
2. Sampel
non random dengan teknik purposive sampling cara penetapan sampel dengan
hamil yang menderita anemia dan ibu hamil yang tidak menderita anemia,
dengan kriteria:
a. Kriteria Insklusi
3. Bersedia diteliti
b. Kriteria Eksklusi yaitu Ibu hamil yang tidak hadir saat dilakukan
penelitian.
34
D. Alur Penelitian
Menentukan Populasi
Informed Consent
Kesimpulan
E. Variabel Penelitian
1. Identifikasi Variabel
35
F. Defenisi Operasional dan Kriteria Objektif
1. Pengetahuan
adalah segala sesuatu yang diketahui oleh ibu hamil tentang tablet besi dalam
kehamilan, manfaat tablet besi, pertumbuhan janin, waktu minum, dosisi, efek
Kriteria objektif :
2. Sikap
Yang dimaksud dengan sikap ibu hamil dalam penelitian ini adalah
respon ibu hamil tentang anemia kehamilan dan manfaat mengkonsumsi tablet
zat besi.
Kriteria objektif :
36
3. Motivasi
Yang dimaksud motivasi ibu hamil dalam penelitian ini adalah adanya
dorongan dari dalam maupun luar berupa kemauan dan kesadaran ibu hamil
Kriteria objektif :
4. Dukungan keluarga
keluarga untuk peningkatan kesehatan ibu hamil yang terdiri dari anjuran
Kriteria objektif :
37
Kriteria Objektif :
dengan dosis satu kali sehari (1x1) pada malam hari secara rutin sesuai yang
Kriteria Objektif :
dianjurkan.
pengetahuan dan sikap ibu hamil oleh Anggraeni dengan judul “Kepatuhan
ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet zat besi terhadap tingkat kejadian
dukungan keluarga dan motivasi ibu hamil oleh Hasnawati dengan judul
38
“Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Ibu Hamil Yang Mengkonsumsi
dari petugas kesehatan oleh Afnita dengan judul “Hubungan Perilaku Ibu
Memgkonsumsi Tablet Zat Besi pada Ibu Hamil di Rumah Sakit Ibu dan Anak
Setelah didapatkan mediannya maka yang diatas median atau sama dengan
tersebut dikatakan baik / tinggi dan yang dibawah median dikatakan kurang /
baik.
39
H. Rancangan Pengolahan Data
1. Editing
dan mengecek ulang apakah semua data yang diperlukan sudah lengkap.
2. Koding
Memberikan simbol – simbol tertentu untuk setiap jawaban responden. Hal ini
3. Tabulasi
pengolahan data dan memuat sifat – sifat yang dimiliki sesuai dengan tujuan
penelitian
1. Analisa Univariat
Analisa ini dilakukan terhadap tiap variabel dan hasil penelitian analisis
ini menghasilkan distribusi dan presentasi dan tiap variabel yang diteliti.
2. Analisa Bivariat
Analisa ini dilakukan untuk melihat hubungan tiap – tiap variabel bebas
dan variabel terikat dengan uji statistik dengan tingkat kemaknaan 0,05,
40
I. Etika Penelitian
1. Prinsip manfaat
dalam hal-hal yang dapat merugikan responden dalam bentuk apa pun.
41
b. Hak untuk mendapatkan jaminan dari perlakuan yang diberikan (right to full
disclosure)
Peneliti memberikan penjelasan secara rinci serta bertanggung jwab jika ada
c. Informed consent
harus dirahasiakan, untuk itu perlu adanya tanpa nama (anonymity) dan
rahasia (confidentiality).
42
BAB V
A. Hasil Penelitian
penelitian dalam pengukuran status karakter atau variabel subjek diukur pada
suatu saat dalam suatu sampel populasi yang representatif dengan tujuan melihat
tablet zat besi di Wilayah Kerja Puskesmas Batua yang dilaksanakan selama 2
pertanyaan - pertanyaan tentang pengetahuan tentang tablet besi, sikap ibu hamil,
dukungan keluarga, motivasi ibu hamil, motivasi dari petugas kesehatan, dan
adalah 33 responden.
Penyajian data dalam bentuk data univariat dan bivariat, dimana data
variabel serta analisa bivariat untuk mengetahui hubungan dari variabel bebas dan
43
komputer program SPSS 16.0. Adapun analisa univariat dan bivariat penelitian ini
1. Analisa Univariat
Tabel 1.1
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Data Demografi Responden
Karakteristik Jumlah %
Umur :
< 20 tahun 2 6,1
20-30 tahun 23 69,7
> 30 tahun 8 24,2
Pendidikan :
≤ SD 8 24,2
SMP 14 42,2
SMA 9 27,3
SARJANA 2 6,1
Total 33 100
Sumber : Data Primer, 2011
44
b. Distribusi Responden Berdasarkan Distribusi Frekuensi Tiap Variabel
dukungan keluarga yang baik (84,4%), motivasi ibu hamil yang tinggi
yang patuh mengkonsumsi tablet zat besi sebanyak 21 (63,6%). Hal ini
Table 1.2
Distribusi Responden Berdasarkan Distribusi Frekuensi Tiap Variabel
Di Puskesmas Wilayah Kerja Puskesmas Batua
Variabel N %
Tingkat pengetahuan ibu :
Baik 24 72,7
Kurang 9 27,
Sikap ibu hamil :
Baik 33 100
Kurang 0 0
Dukungan keluarga :
Baik 28 84,8
Kurang 5 15,2
Motivasi ibu hamil:
Tinggi 33 100
Rendah 0 0
45
1. Analisa Bivariat
dimana hubungan antara variabel yang dilihat pada tabel dibawah ini :
a. Hubungan pengetahuan ibu hamil tentang tablet zat besi dengan kepatuhan
Square dengan α(0,05) didapatkan nilai p= 0,825, dimana nilai p > 0,05.
Berarti tidak ada hubungan pengetahuan ibu hamil trimester III tentang
tablet zat besi dengan kepatuhan ibu hamil trimester III mengkonsumsi
tablet zat besi di Puskesmas Batua. Hal ini dapat dilihat pada tabel 1.3
Tabel 1.3
Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Trimester III Dengan Kepatuhan
Mengkonsumsi Tablet Zat Besi Di Wilayah Kerja Puskesmas Batua
F % F % f %
46
b. Hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan ibu hamil trimester III
Ibu yang patuh mengkonsumsi tablet besi pada ibu dengan dukungan
α(0,05)diperoleh nilai Expeted count < 5, maka uji yang dipakai adalah Fisher
exact test nilai p= 1,000 dimana nilai p > 0,05. Berarti tidak ada hubungan
tablet zat besi. Hal ini dapat dilihat pada tabel 1.4
Tabel 1.4
Hubungan Dukungan Keluarga Dengan kepatuhan Ibu Hamil Trimester III
Mengkonsumsi Tablet Zat Besi Di Wilayah Kerja Puskesmas Batua
F % F % F %
47
dukungannya kurang sebanyak 3 (9,1%). Berdasarkan uji statistic Chi Square
dengan α(0,05) diperoleh nilai Expeted count < 5, maka uji yang dipakai
adalah Fisher exact test nilai p= 1,000 dimana nilai p > 0,05. Berarti tidak
ada hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan ibu hamil trimester III
mengkonsumsi tablet zat besi. Hal ini dapat dilihat pada tabel 1.5
Tabel 1.5
Hubungan Motivasi Dari Petugas Kesehatan Dengan Kepatuhan Ibu Hamil Trimester
IIIMengkonsumsi Tablet Zat Besi Di Wilayah Kerja Puskesmas Batua
F % F % f %
B. Pembahasan
sebagai berikut :
1. Analisa Univariat
48
a. Pengetahuan ibu hamil
besi dan kepatuhan yang baik lebih besar jumlahnya sebanyak (72,7%).
Hal ini disebabkan karena ada penyuluhan dan sosialisasi yang terus
sangat baik dan dekat dimana akses masyarakat kota terhadap infomasi
menyerap infomasi yang lebih mudah dan lebih baik dari berbagai sumber
berpendidikan rendah.
49
b. Sikap ibu hamil
menunjukan bahwa ibu hamil mempunyai sikap yang sangat baik. Hal ini
terjadinya anemia.
terhadap suatu objek, memengaruhi perilaku dan relasi dengan orang lain
tingkatan yaitu menerima (receiving) yang diartikan bahwa orang mau dan
c. Dukungan keluarga
50
Distribusi responden berdasarkan dukungan keluarga menunjukan
(84,4%). Hal ini menunjukan adanya perhatian yang tinggi dari keluarga
keluarganya.
keluhan yang timbul dan membantu tugas - tugas isteri yang dijalaninya
sebelum hamil.
kerja Pusksmas Batua sangat baik dalam mengkonsumsi tablet zat besi.
energi yang disebut “motif” sering dijelaskan hal itu sebagai kebutuhan,
(Nursalam, 2002).
51
Demikian halnya dengan ibu hamil yang mendapatkan dorongan
baik dari dalam maupun luar berupa kemauan dan kesadaran dalam
zat besi.
kesehatan baik cukup banyak (84,8%). Hal ini disebabkan karena Motivasi
besi pada ibu hamil maka konsumsi konsumsi tablet zat besi akan lebih
mudah tercapai. Namun jika petugas kesehatan kurang atau tidak ada sama
sekali bisa mengakibatkan ibu hamil tidak mengkonsumsi tablet zat besi.
fisiologis khusus.
mengkonsumsi tablet zat besi menunjukan bahwa ibu hamil trimester III
52
yang patuh dalam mengkonsumsi tablet zat besi cukup banyak (63,3%)
kesadaran ibu hamil tentang manfaat tablet zat besi yang akan berdampak
pada motivasi yang tinggi pula sehingga ibu hamil menjadi patuh dalam
mengkonsumsi tablet zat besi. Hal lain yang beperan dalam kepatuhan
adalah dukungan keluarga yang baik, sikap yang baik dan dukungan dari
zat besi menyebabkan ia tidak mengganggap tablet zat besi sbagai suatu
besi. Hal ini dapat diperparah dengan dukungan keluarga yang kurang
2. Analisa Bivariat
53
trimester III tentang tablet besi dengan kepatuhan ibu hamil dalam
perilaku yang baik pula, dapat membedakan yang benar dan salah. Hal ini
zat besi secara langsung oleh petugas kesehatan ataupun media massa
mengkonsumsi tablet zat besi sebanyak 9 orang (27,3%). Hal ini sesuai
seseorang adalah adanya faktor internal dari dalam diri sendiri seperti
54
Notoatmodjo (2007) mengatakan bahwa pendidikan kesehatan bukan
lain yang tersedia atau alat-alat yang dibutuhkan serta dukungan positif
lain maupun dari media masa, semakin banyak informasi yang masuk
83,4% yang pengetahuan baik dalam mengkonsumsi tablet zat besi. Pada
55
penelitian tersebut didapatkan hasil bahwa terdapat hubungan antara
kali patuh dalam mengkonsumsi tablet zat besi dibandingkan dengan ibu
tablet zat besi. Pada penelitian tersebut didapatkan hasil bahwa terdapat
56
sebelum hamil. Dukungan keluarga juga merupakan andil yang besar
dukungannya dalam berbagai hal, maka ibu hamil akan merasa lebih
adalah adanya faktor internal dari dalam diri sendiri seperti intelegensia,
patuh mengkonsumsi tablet zat besi sebanyak 3 orang (9,1%). Hal ini
titik balik dari kehidupan keluarga, dan biasanya diikuti oleh stress dan
gelisah, baik kehamilan diharapkan atau tidak. Wanita hamil tanpa suami,
57
Dari hasil penelitian di atas dapat disimpulkan tidak ada hubungan
terutama berguna saat pasien menghadapi bahwa perilaku sehat yang baru
mengkonsumsi tablet zat besi pada ibu hamil maka konsumsi tablet zat
besi akan lebih mudah tercapai. Namun jika petugas kesehatan kurang
atau tidak ada sama sekali bisa mengakibatkan ibu hamil tidak
mengkonsumsi tablet zat besi. Hal ini disebabkan karena dukungan sosial
58
sangat besar pengaruhnya terhadap peraktek/tindakan seseorang, terutama
mengatakan bahwa dari hasil uji statistic didapat motivasi dari petugas
mengkonsumsi tablet zat besi, dimana nilai p lebih besar dari α (0,05).
C. Keterbatasan Penelitian
59
BAB VI
A. Kesimpulan
sebagai berikut:
Batua Makassar.
Makassar.
Makassar.
60
4. Tidak ada hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan ibu hamil
Batua Makassar.
Batua Makassar.
B. Saran
2. Bagi institut terkait dalam hal ini pihak puskesmas supaya tetap
lebih optimal.
4. Bagi ibu hamil lebih patuh dalam hal mengkonsumsi tablet zat besi untuk
61
62
DAFTAR PUSTAKA
Abugar, R (2006) Faktor - Faktor Yang Berhubungan Dengan Kepatuhan Ibu Hamil Dalam
Mengkonsumsi Tablet Besi Di Puskesmas Batua Kota Makassar tahun 2006.
Afnita, D. (2004). Hubungan Perilaku Ibu Hamil dan Motivasi Petugas Kesehatan Terhadap
Kepatuhan dalam Memgkonsumsi Tablet Zat Besi pada Ibu Hamil di Rumah Sakit Ibu
dan Anak BADRUL AINI Medan Tahun 2004. Skripsi Mahasiswa FKM Universitas
Sumatera Utara.
Anggraeni, E (2008). Kepatuhan Ibu Hamil dalam Mengkonsumsi Tablet Zat Besi Terhadap
Tingkat Kejadian Anemia di Puskesmas Pekan Heran Kabupaten Indragiri Hulu Tahun
2008. Skripsi Mahasiswa FKM Universitas Sumatera Utara.
Arisman. (2004) Gizi Dalam Daur Hidup. Penerbit Buku Kedokteran EGC: Jakarta.
Aziz alimul, (2003) Riset Keperawatan Dan Teknik Penulisan Ilmiah, Salemba Medika.
Jakarta.
Bobak, L & Jensen. (2005) Buku Ajar Keperawatan Maternits, Edisi IV EGC: Jakarta.
Brunner, S.J. (2005) Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Vol 2 Edisi VIII EGC: Jakarta.
Demaeyer, E.M.(2007). Pencegahan dan Pengawasan Anemia Defisiensi Besi, Widia Medika,
Jakarta. Pemberian Kesehatan Masyarakat. Jakarta.
Depkes. (1999). Program Penanggulangan Anemia Gizi pada Wanita Usia Subur (WUS).
Direktorat Jendral Bina Kesehatan Depkes. Jakarta.
Husaini, (2002) Prevalensi Anemia Gizi, Gizi Prima, Salemba Medika. Jakarta.
Hadju Veny (2000) Gizi Dasar. Jurusan Gizi Makassar FKM UNHAS.
Hasnawati, A. (2008) Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Ibu Hamil Yang Mengkonsumsi
Tablet Fe di Puskesmas Penrang Kabupaten Wajo Tahun 2008. Skripsi Mahasiswa PSIK
Universitas Hasanuddin.
Junita (2006) Hubungan Pemberian tablet Besi dengan Anemia Pada Ibu Hamil di Klinik
Bengkulu Selatan Propinsi Bengkulu, Tahun 2003, www.skripsi-tesis.com, Diaskes 2008.
Manuaba, I.B.G. (2001) Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obsetri Ginekologi dan
Keluaagra Berencana, EGC: Jakarta.
Muhilal. (2006) Angka Kecukupan Gizi Yang Dianjurkan Dalam Widya Karya pangan VI.
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Jakarta.
Muliaty, T (2007) Faktor - faktor yang berhubungan dengan kepatuhan ibu hamil Dalam
Mengkonsumsi Tablet Besi Di RSUD Arifin Nu’mang Rappan. Kabupaten Sidrap Tahun
2007.
Notoatmodjo, S, (2003) Pengantar Kesehatan Masyarakat dan Ilmu Perilaku Kesehatan, Andi
Offset: Yogyakarta.
Notoatmodjo, S.(2007). Pendidikan dan perilaku kesehatan. Penerbit Buku Rineka cipta: Jakarta
Nursalam, (2008) Konsep Dan Penerapan Metodelogi Penelitian Ilmu Keperawatan, Salemba
Medika: Jakarta.
Sahmadi. (2006). Pola Konsumsi Ibu Hamil Dan Hubungannya Dengan kejadian Anemia
Defisiensi Besi. http:// www.kompas.com. Diakses 28 september 2008.
Sancher, dkk. (2002). Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan Laboraturium, Edisi 11, Penerbit Buku
Kedokteran EGC: Jakarta.
Sudoyo, dkk (2006). Buku Ajar Ilmu Penyakit dalam, Jilid II Edisi IV. Penerbit Buku
Kedokteran EGC: Jakarta.
Wirakusumah E. (1999) Perencanaan Menu Anemia Gizi Besi. Trubus Agriwidya. Jakarta.
Daftar Lampiran
Lampiran 1. Lembar permohonan menjadi reponden
Lampiran 2. Lembar persetujuan menjadi responden
Lampiran 3. Lembar kuesioner penelitian
Lampiran 4. Lembar master data penelitian
Lampiran 5. Surat izin/rekomendasi penelitian
xi