Anda di halaman 1dari 75

SKRIPSI

FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN IBU HAMIL


TRIMESTER III MENGKONSUMSI TABLET ZAT BESI DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS BATUA KOTA MAKASSAR

Diajukan Untuk Mendapatkan Gelar Sarjana Keperawatan Pada


Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas kedokteran
Universitas Hasanuddin Makassar

Oleh :
HATIJA JALALUDDIN
C121 08 104

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2012
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Yang bertanda tangan di bawah ini


Nama : Hatija Jalaluddin
Nim : C 121 08 104
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil
karya saya sendiri, bukan merupakan pengambil alihan tulisan atau pemikiran orang lain.
Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa sebagian atau keseluruhan skripsi
ini merupakan hasil karya orang lain, maka saya bersedia mempertanggungjawabkan sekaligus
bersedia menerima saknsi yang seberat-beratnya atas perbuatan tidak terpuji tersebut.
Demikian, pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tanpa ada paksaan sama sekali.

Makassar, 4 Februari 2012

Hatija Jalaluddin
HALAMAN PERSETUJUAN

FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN IBU HAMIL


TRIMESTER III MENGKONSUMSI TABLET ZAT BESI DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS BATUA KOTA MAKASSAR

Oleh
HATIJA JALALUDDIN
C 121 08 104
Disetujui untuk diseminarkan
Dosen Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Yuliana Syam, S.Kep, Ns, M.Kes Erfina, S.Kep, Ns, M.Kep

Diketahui,
Ketua Program Studi,

Dr. Werna Nontj, S.Kep, M.Kep


NIP. 19500114 19720272 001
HALAMAN PENGESAHAN

SKRIPSI
FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN IBU HAMIL
TRIMESTER III MENGKONSUMSI TABLET ZAT BESI DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS BATUA KOTA MAKASSAR

Yang dipertahankan di hadapan Sidang Tim Penguji Akhir


Pada
Hari/Tanggal : Kamis, 08 Desember 2011
Pukul : 14.00 - 15.00 WITA

Oleh
HATIJA JALALUDDIN
C12108104

Dan yang bersangkutan dinyatakan

LULUS
Penguji Akhir.
Penguji I : Nuurhidayat Jafar, S.Kep. Ns., M.Kep. (…………………………….)
Penguji II : Syahrul Ningrat, S.Kep. Ns. (…………………………….)
Penguji III : Yuliana Syam, S.Kep. Ns., M.Kes. (…………………………….)
Penguji IV : Erfina, S.Kep. Ns., M.Kep. (…………………………….)
Mengetahui
a.n. Dekan
Wakil Dekan Bidang Akademik Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan
Fakultas Kedokteran Fakultas kedokteran
Universitas Hasanuddin Universitas Hasanuddin

Dr. Budu, Ph. D., Sp.M., KVR Dr. Werna Nontj, S.Kep, M.Kep
NIP. 19661231 199503 1 009 NIP. 19500114 19720272 001
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat, hidayah dan karunia - Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitin
ini dengan judul “Faktor - Faktor yang Berhubungan Dengan Kepatuhan Ibu Hamil
Trimester III mengkonsumsi Tablet Zat Besi Di Wilayah kerja Puskesmas Batua Kota
Makassar “ .
Dalam menyelesaikan penelitian ini, penulis menyadari bahwa itu tidak
terlepas dari bantuan berbagai pihak, baik secara moril maupun secara materil.
Olehnya itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bpk, dr. Irawan Yusuf, Ph.D selaku dekan Fakultas Kedokteran Universitas
Hasanuddin
2. Ibu, Dr. Werna Nontji, S.Kp, M.Kep selaku Ketua Program Studi Ilmu
Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin
3. Ibu Yuliana Syam, S.Kep, Ns, M.Kes dan ibu Erfina, S.kep, Ns, M.Kep selaku
pembimbing dalam pembuatan laporan penelitian.
4. Bpk, Nurhidayat Djafar, S.kep, Ns, M.Kep Sayahrul Ningrat, S.Kep, Ns selaku
penguji yang telah banyak memberikan masukan, kritikan serta dukungan.
5. Kepala Puskesmas Batua kota Makassar, yang telah memberi izin untuk
penelitian di Puskesmas Batua kota Makassar.
6. Seluruh dosen dan staf Program Studi Ilmu Keperawatan Fakults Kedokteran
yang telah banyak memebantu dalam proses perkuliahan.
7. Ayahanda dan ibunda tercinta yang banyak memberikan dorongan moril dan
materi dalam penyusunan skripsi ini.
8. Kanda dan yundaku tersayang “Kamal, Nadi, Wati dan Leha”. yang telah banyak
memberikan dorongan moril dan materi dalam penyusunan skripsi ini.
9. Asrul Yadjid, ST. selaku teman dekat saya yang telah banyak memberikan
dukungan, semangat dalam aktivitas perkuliahan sampai penyusunan skripsi ini.
10. Adik - adikku tersayang “ Abd. Hakim dan Irwan” yang telah banyak membantu
dalam penyusunan skripsi ini.
11. Rekan - rekan seperjuangan “Asertif 08” buat kalian semua yang telah banyak
memberi dukungan selama 4 tahun bersama
12. Ibu Awang selaku staf perpustakaan PSIK yang telah setia meminjamkan skripsi
dan buku demi tersusunnya skripsi ini
13. Semua pihak yang tidak sempat penulis sebutkan namanya yang telah banyak
memberikan bantuannya dalam penyelesaian skripsi ini.
Peneliti menyadari sepenuhnya akan kekurangan dan keterbatasan dalam
penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran demi
yang sifatnya membangun sangat penyusun harapkan dari pembaca yang budiman
untuk penyempurnaan penulisan selanjutnya. Disamping itu penyusun juga berharap
semoga penelitian ini bermanfaat bagi peneliti dan bagi nusa dan bangsa. Wassalam
Makassar, Desember 2012

Hatija Jalaluddin
ABSTRAK

Hatija Jalaluddin “ Faktor - Faktor yang Berhubungan Dengan Kepatuhan Ibu Hamil
Trimester III Dalam Mengkonsumsi Tablet Zat besi Di Wilayah Kerja Puskesmas Batua Kota
Makassar”. Yang dibimbing oleh Yuliana Syam dan Erfina (x + 61 halaman + 5 tabel + 5 Lampiran)

Latar belakang : Pada saat kehamilan, zat besi yang dibutuhkan oleh tubuh lebih banyak
dibandingkan dengan saat tidak hamil. Konsumsi zat besi bukan hanya dari makanan tetapi dapat
melalui pemberian sumplemen zat besi berupat tablet zat besi yang disediakan secara cuma - cuma
melalui sarana pelayanan kesehatan di Puskesmas. Upaya pemberian tablet zat besi ini tidak
memperlihatkan hasil yang signifikan mengingat masih tingginya prevalensi anemia defisiensi besi
pada ibu hamil.

Tujuan penelitian : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan, sikap ibu
hamil, motivasi ibu hamil, dukungan keluarga dan motivasi petugas kesehatan dengan kepatuhan
mengkonsumsi tablet zat besi di Wilayah Kerja Puskesmas Batua Kota Makassar.

Metode : Desain penelitian yang digunakan ialah deskriptif analitis dengan pendekatan cross
sectional study, dengan tujuan untuk melihat faktor - faktor yang memepengaruhi kepatuhan ibu hamil
dalam mengkonsumsi tablet zat besi di wilayah Kerja Puskesmas Batua Kota Makassar. Dimana
subjek penelitian dan pengukuran status karakter atau variabel subjek diukur menurut keadaan atau
statusnya secara stimultan pada satu saat dalam satu sampel populasi yang representitatif atau memberi
kesempatan pada peneliti untuk melakukan analisis deksriptif dari variabel yang diteliti dengan
menggunakan uji statistik Chi - Square dengan tingkat kemaknaan α= 0,05. Sampel pada penelitian ini
berjumlah 33 orang ibu hamil trimester III.

Hasil : Pada penelitian ini diperoleh bahwa tidak ada hubungan pengetahuan ibu hamil trimester III
dengan kepatuhan mengkonsumsi tablet zat besi, tidak ada hubungan dukungan keluaraga dengan
kepatuhan ibu hamil trimester III mengkonsumsi tablet zat besi dan tidak ada hubungan motivasi dari
petugas kesehatan dengan kepatuhan ibu hamil mengkonsumsi tablet zat besi di Wilayah Kerja
Puskesmas Batua Kota Makassar.

Kesimpulan dan Saran : Disimpulkan bahwa tidak ada hubungan pengetahuan, dukungan keluarga
dan motivasi petugas kesehatan dengan kepatuhan ibu hamil trimester III dalam mengkonsumsi tablet
zat besi.di Wilayah Kerja Puskesmas Batua Kota Makassar. Maka perlunya penyuluhan kesehatan
yang berkesinambungan kepada ibu hamil tentang pemberian tablet zat besi, bagi institut terkait dalam
hal ini pihak Puskesmas supaya tetap memperhatikan pelayanan kesehatan bagi ibu hamil dan memberi
pengertian kepada keluarga untuk memberikan dukungan dan motivasi pada ibu hamil untuk
mengkonsumsi tablet zat besi.

Keywords : Pengetahuan, dukungan keluarga, dan motivasi dari petugas kesehatan.

iv
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ………………………………………………………….. I

HALAMAN PERSETUJUAN ……………………………………………….. ii

HALAMAN PENGESAHAN ……………………………………………….. iii

ABSTRAK ……………………………………………………………………. iv

KATA PENGANTAR ………………………………………………………… v

DAFTAR ISI ………………………………………………………………….. viii

DAFTAR TABEL …………………………………………………………….. x

DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………………….. xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang …………………………………………………………… 1

B. Rumusan masalah ………………………………………………………... 4

C. Tujuan Penelitian ………………………………………………………… 4

D. Manfaat Penelitian ……………………………………………………….. 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Tentang Zat Besi dan Anemia Defisiensi

Besi……………...……………........................................................... 6

B. Tinjauan Tentang kepatuhan Ibu Hamil Mengkonsumsi Tablet Zat Besi

..…………………………………………………………………………… 19

BAB III KERANGKA KERJA PENELITIAN

A. Kerangka Konsep ………………………………………………………… 31

viii
B. Hipotesis ………………………………………………………………….. 32

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian ………………………………………………………… 33

B. Waktu dan Tempat penelitian…………………………………………… 33

C. Populasi dan Sampel ……………………………………………………... 33

D. Alur penelitian ..…………………………………………………………... 35

E. Variabel Penelitian ……….….…………………………………………… 35

F. Instrumen Pengumpulan Data ……...…………………………………….. 36

G. Pengolahan dan Analisa Data ……………………………………………. 39

H. Etika Penelitian …..………………………………………... 40

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil dan Pembahasan Penelitian ……………………………………….. 43

B. Keterbatasan Penelitian ………………………………………………….. 59

BAB VI PENUTUP

A. Kesimpulan ……………………………………………………………….. 60

B. Saran ……………………………………………………………….. 60

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

viii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator keberhasilan

layanan kesehatan di suatu negara. Kematian ibu dapat terjadi karena beberapa

sebab, diantaranya karena anemia. Penelitian menunjukan bahwa angka kematian

ibu adalah 70% untuk ibu yang anemia dan 19,7% untuk mereka yang non

anemia. Kematian ibu 15-20% secara langsung atau tidak langsung berhubungan

dengan anemia. Anemia pada kehamilan juga berhubungan dengan meningkatnya

kesakitan ibu (Depkes, 2007)

World Health Organization/ WHO (2005) melaporkan bahwa terdapat 25%

ibu hamil mengalami anemia defisiensi besi di Negara berkembang. Di Indonesia

berdasarkan Survey Kebutuhan Rumah Tangga/SKRT (2001) ditemukan sekitar

40,1%. Survey Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) oleh Badan Pusat Statistik

(BPS) dan laporan Survey Departemen Kesehatan-Unicef tahun 2005,

menemukan dari sekitar 4 juta ibu hamil, separuhnya mengalami anemia gizi dan

1 juta lainnya mengalami kekurangan energi kronis (Sahmadi, 2006).

Angka kejadian anemia di Indonesia semakin tinggi dikarenakan penanganan

anemia dilakukan ketika ibu hamil bukan dimulai sebelum kehamilan.

1
Berdasarkan profil kesehatan Indonesia tahun 2010 didapatkan data bahwa

cakupan pelayanan kunjungan ke 4 meningkat dari 80,26% (tahun 2007) menjadi

86,04% (tahun 2008), namun cakupan pemberian tablet Fe kepada ibu hamil

menurun dari 66,03% (tahun 2007) menjadi 48,14% (tahun 2008) (Depkes RI,

2008).

Kebutuhan zat besi pada ibu hamil berbeda pada setiap umur kehamilannya,

pada trimester I naik dari 0,8 mg/hari, menjadi 6,3 mg/hari pada trimester III.

Kebutuhan akan zat besi sangat menyolok kenaikannya. Dengan demikian

kebutuhan zat besi pada trimester II dan III tidak dapat dipenuhi dari makanan

saja, walaupun makanan yang dimakan cukup baik kualitasnya dan

bioavailabilitas zat besi tinggi, namun zat besi juga harus disuplai dari sumber

lain agar dapat cukup memenuhi kebutuhan tubuhnya (Rasmaliah, 2004).

Anemia pada kehamilan juga berhubungan dengan meningkatnya kesakitan

ibu. Anemia karena defisiensi zat besi merupakan penyebab utama anemia pada

ibu hamil dibandingkan dengan defisiensi zat gizi lainnya. Oleh karena itu anemia

gizi pada masa kehamilan sering diidentikkan dengan anemia gizi besi hal ini juga

diungkapkan oleh Simanjuntak tahun 1992, bahwa sekitar 70% ibu hamil di

Indonesia menderita anemia gizi. Anemia defisiensi zat besi merupakan masalah

gizi yang paling lazim didunia dan menjangkiti lebih dari 600 juta manusia.

Dengan frekuensi yang masih cukup tinggi berkisar antara 10 % dan 20 %

(Prawirohardjo, 2002).

2
Kekurangan zat besi sejak sebelum hamil bila tidak diatasi dapat

mengakibatkan ibu hamil menderita anemia, kondisi meningkatkan resiko

kematian pada saat melahirkan, melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah,

janin dan ibu mudah terkena infeksi dan keguguran. Selain ini juga zat besi sangat

dibutuhkan perkembangan otak bayi diawal kelahirannya (Junita, 2006)

Menurut Mulyati (2007), rendahnya kepatuhan menjadi penyebab kegagalan

penanganan anemia. Ketidakpatuhan konsumsi zat besi timbul karena

ketidaksadaran wanita hamil bahwa selama kehamilan mereka membutuhkan zat

besi dan juga mungkin disebabkan oleh efek samping dari tablet besi.

Berdasarkan data awal yang diperoleh dari profil kesehatan Puskesmas Batua

Kota Makassar jumlah ibu hamil anemia defisiensi pada tahun 2011 sebesar 501

orang (59,4%). Dan pemberian tablet Fe dilakukan tiap bulan dimana tahun 2011

terdapat 1.356 kali pemberian tablet Fe1 dan 831 tablet Fe3 pada ibu hamil.

Jumlah ibu hamil trimester III yaitu 188 orang.

Menurut Hasnawati (2008), didapatkan 15 orang (21,4%) ibu yang

mempunyai pengetahuan baik tetapi tidak patuh dan 2 orang (2,8%) ibu yang

mempunyai pengetahuan kurang tetapi patuh. Hal ini disebabkan karena

pengetahuan bukan merupakan satu-satunya faktor yang berhubungan dengan

kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi, tetapi masih ada faktor lain

yang dapat mempengaruhi kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi

yaitu dukungan keluarga, efek samping obat, dan paritas ibu hamil. Oleh itu

peneliti tertarik melakukan penelitian tentang “faktor - faktor yang berhubungan

3
dengan kepatuhan ibu hamil trimester III mengkonsumsi tablet zat besi di

Puskesmas Batua Kota Makassar”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, peneliti ingin mengetahui “faktor -

faktor yang berhubungan dengan kepatuhan ibu hamil trimester III

mengkonsumsi tablet zat besi di Puskesmas Batua Kota Makassar”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk Mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan ibu

hamil trimester III mengkonsumsi tablet zat besi di Puskesmas Batua Kota

Makassar

2. Tujuan Khusus

1) Untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan ibu hamil trimester III

terhadap kepatuhan dalam mengkomsumsi tablet za besi

2) Untuk mengetahui hubungan sikap ibu hamil trimester III terhadap

kepatuhan dalam mengkonsumsi tablet zat besi

3) Untuk mengetahui hubungan motivasi ibu hamil trimester III terhadap

kepatuhan dalam mengkonsumsi tablet zat besi

4) Untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga ibu hamil trimester III

terhadap kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet zat besi

4
5) Untuk mengetahui hubungan motivasi dari petugas kesehatan terhadap

kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi.

D. Manfaat penelitian

1) Bagi bidang kesehatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan di puskesmas, Rumah Sakit,

dan dinas kesehatan dalam mengambil kebijakan yang berkaitan dengan

dengan pemberian tablet zat besi.

2) Bagi peneliti

Bagi peneliti merupakan pengalaman berharga dan bermanfaat sebagai

tempat latihan pengembangan diri dan ilmu yang telah diperoleh dan dapat

diaplikasikan langsung dalam membantu mengatasi masalah yang terjadi

dalam masyarakat.

3) Bagi ibu hamil

Bagi ibu hamil dapat menjadi informasi tentang manfaat tablet zat besi dan

faktor - faktor yang bisa mempengaruhi ibu hamil mengkonsumsi tablet zat

besi.

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Tentang Zat Besi dan Anemia Defisiensi Besi

1. Zat Besi (Fe)

a. Fungsi Zat Besi (Fe)

Zat besi merupakan mineral mikro yang paling banyak terdapat dalam

tubuh manusia 3 - 5 gr didalam tubuh manusia dewasa 30 - 40% dalam bentuk

simpanan. Fungsi zat besi berperan dalam transport oksigen dan

karbondioksida dalam pernafasan dan terlihat aktif dalam enzim - enzim yang

bekerja untuk proses respirasi sel. Besi juga punya berperan terhadap

kekebalan dan penampilan kognitif (Hadju, 2000).

Seorang ibu yang dalam masa hamilnya telah menderita kekurangan zat

besi tidak dapat memberikan cadangan zat besi kepada bayinya dalam jumlah

yang cukup untuk beberapa bulan pertama. Meskipun bayi itu mendapat air

susu dari ibunya, tetapi susu bukanlah bahan makanan yang banyak

mangandung zat besi, karena itu diperlukan zat besi untuk mencegah anak

menderita anemia (Moehji, 2001).

Pada beberapa orang, pemberian tablet zat besi dapat menimbulkan

gejala-gejala seperti mual, nyeri didaerah lambung, kadang-kadang terjadi

6
diare dan sulit buang air besar (Depkes RI, 1999), pusing dan bau logam

(Hartono, 2000). Selain itu setelah mengkonsumsi tablet zat besi kotoran

(tinja) akan menjadi hitam, namun hal ini tidak membahayakan. Frekuensi

efek samping tablet zat besi ini tergantung pada dosis zat besi dalam pil,

bukan pada bentuk campurannya. Semakin tinggi dosis yang diberikan maka

kemungkinan efek samping semakin besar.

Menurut penelitian yang dilakukan Hartono dan Endang tahun (2000),

bahwa penambahan sorbitol kedalam tablet zat besi dapat menurunkan efek

samping yang muncul akibat konsumsi tablet zat besi, yang sering

menyebabkan ibu hamil menghentikan konsumsi tablet zat besi yaitu mual,

pusing bau seperti logam.

b. Sumber Zat Besi

Ada 2 jenis zat besi dalam makanan, yaitu zat besi yang berasal dari hem

dan bukan hem. Walaupun kandungan zat besi hem dalam makanan hanya

antara 5-10 %, tetapi penyerapannya mencapai 25% (dibandingkan dengan zat

besi non hem yang penyerapannya hanya 5 %). Makanan hewani seperti

daging, ikan, dan ayam merupakan sumber utama zat besi hem. Zat besi yang

berasal dari hem merupakan penyusun hemoglobin. Zat besi non hem terdapat

dalam pangan nabati, seperti sayur-sayuran, biji-bijian, kacang-kacangan dan

buah-buahan (Wirakusumah E, 1999).

Di negara-negara yang sedang berkembang, konsumsi zat besi yang

berasa dari hem lebih rendah atau sama sekali dapat diabaikan (Demaeyer,

7
1993). Hal ini terjadi karena harga bahan makanan yang mengandung zat besi

hem tersebut harganya relatife mahal sehingga sulit dijangkau oleh

masyarakat. Sejalan dengan hal tersebut menurun Husaini (2002), tingkat

sosial ekonomi yang rendah akan menyebabkan anemia secara tidak langsung.

Hal ini terkait dengan tingkat pendapatan yang rendah sehingga terjadi

ketidakmampuan masyarakat dalam menyediakan makanan sesuai kebutuhan,

mengingat bahan makanan yang kaya akan zat besi dari sumber protein

hewani sulit terjangkau karena harganya mahal.

Selain diperoleh dari bahan makanan, makanan dapat pula mengandung

besi eksogen, yang berasal dari tanah, bedu, air, atau tempat memasak.

Keadaan ini lebih sering terjadi Negara-negara yang sedang berkembang.

Jumlah dan zat besi cemara didalam makanan mungkin beberapa kali lebih

besar dibandingkan dengan jumlah zat besi dalam makanan itu sendiri

(Demaeyer, 2007).

Asupan zat besi selain dari makanan adalah melalui suplemen tablet zat

besi. Suplemen ini biasanya diberikan pada golongan rawan kurang zat besi,

yaitu balita, anak sekolah, wanita usia subur, dan ibu hamil. Pemberian

suplemen tablet zat besi pada golongan tersebut dilakukan karena

kebutuhannya akan zat besi yang sangat besar, sedangkan asupan dari

makanan saja tidak dapat mencukupi kebutuhan tersebut. Makanan yang

banyak mengandung zat besi lain daging, terutama hati dan jeroan, aprikol,

8
prem kering, telur, polong kering, kacang tanah, dan sayuran berdaun hijau

(Pusdiknakes, 2003).

c. Metabolisme

Secara sederhana proses metabolisme zat besi dalam tubuh terjadi

melalui beberapa tahapan zat besi. Dari makanan diserap ke usus halus

kemudian masuk kedalam plasma darah. Selain itu ada sejumlah zat yang

keluar dari tubuh bersama tinja. Didalam plasma berlangsung proses

pergantian yaitu sel - sel darah yang lama diganti dengan sel darah baru.

Jumlah zat besi yang mengalami pergantian setiap harinya kira - kira 35 mg

yang berasal dari makanan, hemoglobin dan sel - sel darah merah yang sudah

tua dan diproses oleh tubuh agar dapat digunakan kembali. Zat besi dari

plasma sebagian besar harus dikirim ke sumsum tulang untuk pembentukan

hemoglobin dan sebagian lagi diedarkan ke seluruh jaringan. Cadangan besi

disimpan dalam bentuk feritin dan hemosiderin didalam hati atau limfa.

Pengeluaran zat besi dari jaringan melalui kulit, saluran pencernaan atau urin

berjumlah 1 mg setiap harinya. Sedangkan pengeluaran zat besi melalui

hilangnya hemoglobin yang disebabkan menstruasi sebanyak 28mg/peiode

(Wirakusumah E, 1999).

d. Absorbsi (penyerapan) zat besi

Penyerapan zat besi yang terkandung dalam makanan dipengaruhi oleh

jumlah dan bentuk kimianya, penyantapan bersama dengan faktor - faktor

9
yang mempertinggi atau menghambat penyerapannya, status kesehatan dan

status zat besi individu yang bersangkutan (Husaini, 2002)

Zat besi yang terdapat dalm bahan makanan ada dua yaitu hem dan non

hem. Zat besi dari hem berasal dari hewan dan zat besi non hem berasal dari

tumbuhan. Kandungan zat besi hem dari makanan antara 5 - 10% tetapi

penyerapannya 25% tetapi pada non hem hanya 5%. Absorbsi zat besi non

hem sangat dipengaruhi oleh faktor yang mempermudah atau mengahambat

yang terdapat dalam bahan makanan yang dikonsumsi. Sedangkan zat besi

hem tidak dipengaruhi oleh faktor - faktor tersebut zat besi non hem yang

rendah absorbsinya dapat ditingkatkan apabila hadir vitamin C dan faktor -

faktor lain yang mempermudah absorbsi seperti daging, ikan dan ayam

banyak tidaknya zat besi yang ada pada makanan sangat menentukan efisiensi

absorpsi (Husaini, 2002).

Tingkat keasaman dalam lambung ikut mempengaruhi kelarutan dan

penyerapan zat besi di dalam tubuh. Suplemen zat besi lebih baik dikonsumsi

pada saat perut kosong atau sebelum makan, karena zat besi lebih efektif

diserap apabila lambung dalam keadaan asam (pH rendah). Disamping faktor

yang mendorong penyerapan zat besi non hem, terdapat pula faktor yang

menghambat penyerapan seperti the, kopi, dan senyawa ethylene diamine

tetraaacetic acid (EDTA) yang biasa digunakan sebagai pengawet makanan

10
yang menyebabkan penurunan absorpsi zat besi non hem sebesar 50%

(Wirakusumah, 1999).

e. Storage (penyimpanan)

Kurang lebih 200 sampai 1500 zat besi disimpan dalam tubuh sebagai

feritin hemosiderin, 30 % dalam hati, 30 % dalam sumsum tulang, sisanya

terdapat dalam empedu dan otot. Sampai dengan 50 mg/ hari dapat

dimobilisasi dari zat besi yang disimpan ini, 20 mg digunakan untuk

pembentukan hemoglobin. Jumlah yang sedikit dari feritin yang berada dalam

sirkulasi darah dapat dideteksi dengan teknik imamunoassal dan berhubungan

erat dengan jumlah besi yang disimpan dalam tubuh. Pengukuran serum

feritin merupakan suatu pengukuran sangat berharga dalam mengevaluasi

suatu besi secara klinik (Hadju, 2000).

f. Kecukupan zat besi pada ibu hamil

Wanita dalam kehamilan memerlukan tambahan zat besi sekitar 1035

mg atau dibulatkan 1000 mg, yang terdiri dari 500 mg untuk keperluan

pembentukan hemoglobin, 290 mg untuk janin dan 25 mg untuk plasenta dan

220 mg untuk kebutuhan basal selama kehamilan (Husaini, 2002).

Sebaiknya diet wanita hamil ditambah 30 - 50 mg zat besi, sehari dapat

diberikan sebagai sulfat ferous sesudah makan. Menurut penelitian yang

dilakukan Sri Rahayuningsi tahun 1999, intensitas distribusi zat besi selama

12 minggu dapat mempertahankan kadar hemoglobin. Kecukupan zat besi

pada waktu hamil sebenarnya tidak cukup hanya dari makanan sehari - hari

11
karena kemampuan absorbsi zat besi berasal dari makanan kurang. Karena

kebiasaan dan keadaan ekonomi masyarakat pada umumnya, banyak

penduduk Indonesia kurang makan daging dalam hal ini sangat menyulitkan

untuk mengatasi kekurangan zat besi kalau hanya dari makanan sehari - hari,

satu-satunya jalan untuk mengatasi anemia adalah pemberian tambahan zat

besi pada masa kehamilan (Muhilal, 2006).

Kebutuhan zat besi pada setiap trimester kehamilan berbeda-beda. Pada

trimester I, kebutuhan zat besi justru rendah dari masa sebelum hamil yaitu ±

1mg/hari yaitu untuk kebutuhan basal 0,8 mg/hari ditambah 30-40 mg untuk

kebutuhan janin dan red red cell mass. Pada trimester II, ibu hamil

memerlukan zat besi sebanyak ± 5 mg/hari yaitu kebutuhan basal 0,8 mg/hari

ditambah kebutuhan red cell mass 300 mg dan conceptus 115 mg. Trimester

III, kebutuahn zat besi ± 1 mg/hari yaitu untuk kebutuhan basal 0,8 mg/hari

ditambah kebutuhan red cell mass 150 mgdan conceptus 233 mg (Husaini,

2002).

Pada wanita hamil pil besi mulai di berikan pada trimester II,

berlangsung setiap hari sampai melahirkan. Hasil penelitian juga menunjukan

bahwa wanita hamil yang mendapatkan pil besi dan tambahan asam folat dan

vitamin B12, kadar Hbnya naik lebih tinggi di bandingkan wanita hamil yang

mendapatkan pil besi dalam konsentrasi yang sama (Muhilal, 2006).

12
g. Akibat kekurangan zat besi pada ibu hamil

Zat besi bagi ibu hamil penting untuk pembentukan dan

mempertahankan sel darah merah. Kecukupan sel darah merah akan

menjamin sirkulasi oksigen dan metabolisme zat – zat gizi yang dibutuhkan

ibu hamil. Selain itu asupun zat besi sejak awal kehamilan cukup baik, maka

janin akan menggunakannya untuk kebutuhan tumbuh kembangnya, sekaligus

menyimpan dalam hati sebagai cadangan sampai usia 6 bulan setelah

dilahirkan. Sehingga kekurangan zat besi sejak sebelum hamil bila tidak

diatasi dapat mengakibatkan ibu hamil menderita anemia, kondisi

meningk`atkan resiko kematian pada saat melahirkan, melahirkan bayi dengan

berat badan lahir rendah, janin dan ibu mudah terkena infeksi dan keguguran.

Selain itu juga zat besi sangat dibutuhkan perkembangan otak bayi diawal

kelahirannya (Junita 2006).

h. Efek samping

Efek samping adalah efek penyerta suatu tindakan yang tidak

diharapkan dan biasanya timbul bersama-sama dengan efek yang diinginkan.

Jadi meskipun tablet zat besi telah diberikan kepada ibu hamil belum dapat

dipastikan apakah tablet tersebut diminum oleh ibu hamil. adanya efek

samping dari tablet zat besi ini berupa mual, muntah dan pusing dapat

mempengaruhi kesediaan ibu atau kepatuhan ibu dalam mengkonsumsi tablet

zat besi (Hadju, 2000).

13
i. Dosis pemberian zat besi pada ibu hamil

Pemberian tablet zat besi selama kehamilan merupakan salah satu cara

yang paling cocok bagi ibu hamil untuk meningkatkan kadar Hb sampai tahap

yang di inginkan, karma sangat efektip dimana satu tablet mengandung 60mg

Fe. Setiap tablet setara dengan 200mg ferrosulfat. Selama kehamilan minimal

di berikan 90 tablet sampai 42 minggu setelah melahirkan di berikan sejak

pemeriksaan ibu hamil pertama (Depkes RI, 1999)

a. Pemberian tablet zat besi lebih bisa ditoleransi jika dilakukan pada saat

sebelum tidur malam

b. Pemberian zat besi harus dibagi serta dilakukan dengan interval

sedikitnya 6 – 8 jam, dan kemudian interval ini ditingkatkan hingga 12

atau 24 jam jika timbul efek samping.

c. Muntah dan kram perut merupakan efek samping dan sekaligus tanda

dini toksitasi zat besi, keduanya ini menunjukan perlu mengubah

(menurunkan) dosis zat besidengan segera.

d. Minum tablet zat besi pada saat makan atau segera sesudah makan dapat

mengurangi gejala mual yang menyertainya tetapi juga akan

menurunkan jumlah zat besi yang diabsorpsi.

2. Anemia Defisiensi Besi

Anemia defisiensi besi adalah anemia yang timbul akibat berkurangnya

penyediaan besi untuk eritropoesis, karena cadangan besi kosong (depleted iron

14
store) pada akhirnya mengakibatnya pembentukan hemoglobin berkurang

(Sudoyo, 2002)

Kekurangan zat besi ini dapat disebabkan karena kekurangan masuknya umur

besi dengan makanan, karena gangguan resorpsi, gangguan penggunaan, atau

karena terlampau banyaknya besi keluar dari badan, misalnya pada pedarahan

(Prawirohardjo, 2005).

Jumlah zat besi di dalam tubuh bervariasi menurut umur, jenis kelamin, dan

kondisi fisiologis tubuh. Pada orang dewasa sehat, jumlah zat besi diperkirakan

lebih dari 4.000 mg, dengan sekitar 2.500 mg ada dalam hemoglobin. Di dalam

tubuh sebagian zat besi (sekitar 1.000 mg) disimpan di hati berbentuk feritin. Saat

konsumsi zat besi dari makanan tidak cukup, zat besi dari feritin dikerahkan untuk

memproduksi Hb. Jumlah zat besi yang harus diserap tubuh setiap harinya hanya

1 mg atau setara dengan 10 - 20 mg zat besi yang terkandung dalam makanan. Zat

besi pada pangan hewani lebih tinggi penyerapannya yaitu 20 - 30% sedangkan

dari sumber nabati hanya 1 - 6%.

Anemia defisiensi dapat disebabkan oleh karena rendahnya masukan besi,

gangguan absorbsi, serta kehilangan besi akibat perdarahan. Faktor nutrisi akibat

kurangnya jumlah total dalam makanan, atau kualitas besi (bioavailabilitas) besi

yang tidak baik (makanan banyak serat, rendah vitamin C, dan rendah daging)

dan peningkatan kebutuhan besi (kehamilan, menyusui,masa remaja). Di dalam

tubuh keseimbangan metabolisme besi dijaga ketat untuk mencegah penyerapan

15
besi secara berlebihan karena besi adalah unsur yang banyak terdapat dialam.

Karena itu defisiensi umum terjadi karena tubuh hanya dapat beradaptasi secara

sedang terhadap defisiensi besi akibat kehilangan darah (Sudoyo, 2006).

Seperti yang sudah dijelaskan bahwa makanan normal mengandung 10

sampai 15 mg besi per hari. Dalam keadaan normal, tubuh hanya dapat menyerap

10% dari besi ini, dan jumlah ini seimbang dengan jumlah besi yang hilang

melalui deskuamasi sel, terutama dari saluran cerna dan kulit. Untuk

mempertahankan keadaan seimbang ini, diperlukan penyeraan besi 1mg/hari.

Pada keadaan perdarahan berlebihan atau perdarahan normal pada haid.

Kehilangan besi akibat perdarahan perlu diganti. Karena haid rata- rata

mengeluarkan darah 60 ml per bulan yanag sama dengan 30 mg besi, perempuan

memerlukan 1 ekstra miligram per hari untuk diserap agar keseimbangan terjaga.

Pada saat - saat terjadi deplesi, penyerapan besi maksimum dapat meningkat

sampai 25% dari besi dalam makanan; perempuan dapat menyerap sampai

sejumlah ini untuk memepertahankan keseimbangan. Namun, perempuan muda,

terutama dengan pengeluaran darah berlebihan, sering kekurangan besi.

Kehamilan normal juga menyebabkan tubuh kekurangan besi 600 sampai 700 mg.

Karena tubuh menyimpan 500 sampai 1500 mg besi, satu kehamilan dapat

menghabiskan simpanan tubuh, terutama apabila tidak diberikan tambahan besi

(Sancher, 2002).

16
Adapun gejala anemia umum defisiensi adalah kadar hemoglobin dibawah

<11 g%, gejala ini berupa pucat, badan lemah, cepat lelah, mata berkunang -

kunang (Sudoyo, 2006). Kebanyakan wanita yang mengalami defisiensi zat besi

adalah asimomatik. Mereka yang dating dengan gejala keluhan keletihan, kurang

energi dan lain - lain. Ibu dengan anemia berat dapat juga mengalami dispnea dan

palpitasi. Pemeriksaan dapat mengidentifikasi membran mukosa pucat. Pada

kebanyakan kasus anemia defisiensi zat besi, stomatitis angular (erosi pada sudut

mulut), pecah pada bibir, glotitis dan kuku rapuh mungkin terlihat (Walsh, 2003).

Pada trimester pertama kehamilan, zat besi yang dibutuhkan sedikit karena

tidak terjadi menstrusi dan pertumbuhan janin masih lambat. Menginjak trimester

kedua hingga ketiga, volume darah dalam tubuh wanita akan meningkat sampai

35%. Ini ekuivalen dengan 450 mg zat besi untuk memproduksi sel-sel darah

merah. Sel darah merah harus mengangkut oksigen lebih banyak untuk janin.

Sedangkan saat melahirkan, perlu tambahan besi 300 - 350 mg akibat kehilangan

darah. Sampai saat melahirkan, wanita hamil butuh zat besi sekitar 40 mg per hari

atau dua kali lipat kebutuhan kondisi tidak hamil. (Anonim, 2008).

Dalam jumlah kebutuhan zat besi sehari yang di anjurkan telah termasuk

perhitungan tingkat aborsi zat besi yang berasal dari diet yang biasa dimakan.rata-

rata kebutuhan zat besi pada waktu hamil berdasarkan usia kehamilan adalah pada

trimester 1 yaitu, 1 mgjhr basal 0,8 mg/hari massa darah merah 300 mg conceptus

17
115 mg. dan pada trimester 3 yaitu 5 mgjhr basal 0,8 mg massa darah merah 150

mg cenceptus 223 mg. (Rasmaliah, 2004).

Keperluan akan besi bertambah saat kehamilan, terutama dalam trimester

terakhir. Apabila masuknya besi tidak di tambah dan kehamilan maka mudah

terjadi anemia dafinisi besi, lebih-lebih pada kehamilan kembar. Di daerah

khatulistiwa, besi lebih banyak keluar dari keringat dan melalui kulit. Masuknya

besi setiap hari yang di anjurkan tidak sama di berbagai Negara. Untuk wanita

tidak hamil, wanita hamil, dan wanita menyusui di anjurkan di Amerika Serikat

masing-masing 12 mg, 15 mg, 15 mg; di Indonesia masing-masing 12 mg, 17 mg,

17 mg.

Kehamilan akan mengurus persediaan fe tubuh dan akhirnya menimbulkan

anemia pada kehamilan berikutnya, pada kehamilan relatif terjadi anemia karena

darah ibu hamil ralatif mengalami hemodilusi (pengenceran) dengan

peningkatatan folume 30% sampai 40% yang puncaknya pada kehamilan 32

sampai 34 minggu. Jumlah peningkatan sel darah 18% sampai 30% dan

hemoglobin sekitar 19%. Bila hemoglobin ibu sebelum hamil sekitar 11 gr, maka

dengan terjadinya hemodelusi akan mengakibatkan anemia hamil fisiologis dan

Hb ibu akan menjadi 9,5 sampai 10 gr%. (Manuaba, 2001).

Diagnosis anemia defisiensi besi yang berat tidak sulit karena di tandai

dengan ciri - ciri yang khas bagi defisiensi besi yakni mikrositosis dan

18
hipokromasia anemia yang ringan tidak selalu menunjukan cirri-ciri khas itu.

Bahkan banyak yang bersifat normositer dan normokron. Hal itu di sebabkan

karena defisiensi besi dapat berdampingan dengan defisiensi asam folik. Sifat lain

yang khas bagi defisiensi besi (Manuaba, 2001) yaitu :

a. Kadar besi serum rendah,

b. Daya ikat besi serum tinggi,

c. Protoporfirin eritrosit tinggi.

Didaerah frekuensi kehamilan yang tinggi sebaiknya setiap wanita hamil diberi

sulfat ferosus atau glukonas ferosus, cukup 1 tablet sehari, selain itu wanita

dinasehatkan pula untuk makan lebih banyak protein dan sayur-sayuran yang

mengandung banyak vitamin dan mineral.

B. Tinjauan Tentang Kepatuahn dalam Mengkonsumsi Tablet Zat besi (Fe)

Kepatuhan berasal dari kata dasar patuh yang berarti taat. Kepatuhan adalah

tingkat pasien melaksanakan cara pengobatan dan perilaku yang disarankan oleh

dokter atau orang lain (Arisman, 2004).

Kepatuhan dalam mengkonsumsi tablet zat besi adalah ketaatan ibu hamil

melaksanakan anjuran petugas kesehatan untuk mengkonsusmsi tablet zat besi.

Kepatuhan menurut Sackett pada pasien sebagai “Sejauh mana perilaku individu

sesuai dengan ketentuan yang diberikan oleh profesional kesehatan”(Afnita,

2004).

19
Kepatuhan mengkonsumsi tablet zat besi diukur dari ketepatan jumlah tablet

yang dikonsumsi, ketepatan cara mengkonsumsi tablet zat besi, frekuensi

konsumsi perhari. Suplementasi besi atau pemberian tablet Fe merupakan salah

satu upaya penting dalam mencegah dan menanggulagi anemia, khususnya

anemia kekurangan besi. Suplementasi besi merupakan cara efektif karena

kandungan besinya yang dilengkapi asam folat yang sekaligus dapat mencegah

anemia karena kekurangan asam folat (Afnita, 2004).

Kepatuhan sulit diukur karena tergantung pada banyak faktor, diantaranya

adalah pasien sering kali tidak mengakui bahwa mereka tidak dilakukan apa yang

dianjurkan dokter. Untuk itu diperlukan pendekatan yang baik dengan pasien agar

dapat mengetahui kepatuhan mereka dalam melaksanakan pengobatan (Afnita,

2004).

Ada beberapa faktor yang berhubungan dengan kepatuhan dalam

mengkonsumsikan tablet zat besi (Notoadmodjo, 2007) yaitu :

1. Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang

melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi

melalui panca indra manusia yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman

rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan

telinga.

20
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam

membentuk tidakan seseorang. Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif

mempunyai 6 tingkatan.

a. Tahu ( Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya. Contohnya dapat menyebutkan tanda - tanda dan kegunaan zat

besi.

b. Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampun untuk mengartikan secara

benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi

tersebut secara benar. Contohnya seseorang dapat menjelaskan mengapa harus

meminum tablet besi.

c. Aplikasi (aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah

dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). Misalnya seseorang

dapat menggunakan prinsip - prinsip siklus pemecahan masalah dalam

pemecahan masalah kesehatan dari kasus yang diberikan.

d. Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek

kedalam komponen-komponen, tapi masi di dalam satu struktur organisasi,

dan masih ada kaitannya dengan satu sama lain, atau seseorang telah mampu

21
menerangkan bagian yang menyusun bentuk pengetahuan tertentu dan

menganalisa hubungan satu dengan lainnya.

e. Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjukan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.

Dengan kata lain sintesi merupakan kemampuan untuk menyusun formulasi

baru dari formulasi-formulasi yang ada.

f. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau

penilaian terhadap suatu objek.

Biasaanya pengetahuan ibu hamil tentang zat besi didapatkan saat dilakukan

deteksi didni adalah kunjungan ibu hamil selama kehamilan yang dimaksudkan

untuk diagnostic kehamilan dan resiko yang menyertai. Kunjungan ini dilakukan

pada trimester I kehamilan (1-3 bulan). Pada kunjungan ini dilakukan anamneses

lengkap tentang identitas, riwayat kehamilan sekarang, riwayat persalinan yang

lalu, keluarga berencana, pemeriksaan diagnostik dan pemeriksaan laboraturium,

pemberian obat, dan penyuluhan. Konsekuensi dari kunjungan ini dilaksanakan

agar memberi hasil yang diharapkan yaitu ibu mengetahui tentang manfaat dari

tablet zat besi sehingga dapat mencegah terjadinya anemia gizi zat besi diakhir

kehamilan apabila manfaat dari deteksi dini diketahui oleh ibu hamil khususnya

22
keadaan dimana anemia dialami ibu dapat dicegah dan diperbaiki (Hasnawati,

2008).

2. Sikap

Sikap adalah reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap suatu

stimulus atau objek Notoatmodjo (2003). Dengan perkataan lain dapat dikatakan

bahwa sikap adalah tanggapan atau persepsi seseorang terhadap apa yang

diketahuinya. Jadi sikap tidak dapat langsung dilihat secara nyata, tetapi hanya

dapat ditafsirkan sebagai perilaku yang tertutup. Sikap belum merupakan suatu

tindakan atau aktifitas, tetapi merupakan predisposisi tindakan.

Allport (1954), seperti yang dikutip dari Notoatmodjo (2003), menjelaskan

bahwa sikap terdiri atas 3 komponen pokok yaitu:

1. Kepercayaan (keyakinan), ide dan konsep terhadap suatu objek. Misalnya

percaya dengan manfaat tablet zat besi bagi ibu hamil.

2. Kehidupan emosional atau eveluasi emosional terhadap suatu objek

3. Kecenderungan untuk bertindak (trend to behave).

Ketiga komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh (total

attitude). Dalam penentuan sikap yang utuh ini pengetahuan berpikir, keyakinan,

dan emosi memegang peranan penting.

Suatu contoh sikap adalah sering ibu yang dalam masa kehamilannya

mendengarkan bahwa akibat anemia atau kurang darah selama kehamilan adalah

keguguran, kematian bayi, berat badan lahir rendah dan bahkan kematian ibu.

Pengetahuan ini akan membawa ibu untuk berpikir dan berusaha supaya dia tidak

23
menderita anemia selama kehamilan. Dalam berpikir ini komponen emosi dan

keyakinan ikut bekerja sehingga ibu berniat untuk mengkonsumsi tablet zat besi

selama masa kehamilan agar tidak menderita anemia. Akhirnya dapat dikatakan

bahwa ibu tersebut mempunyai sikap terhadap objek yang berupa anemia.

3. Motivasi

Menurut stooner & Freeman (1995, dikutip dari Nursalam, 2002) motivasi

adalah karakteristik psikologi manusia yang memberi konstribusi pada tingkat

komitmen seseorang. Hal ini termasuk faktor - faktor yang menyebabkan,

menyalurkan dan mempertahankan tingkah laku manusia dalam arah tekad

tertentu. Menurut Ngalim Purwanto (2000, dikutip dari Nursalam, (2002))

motivasi adalah segala sesuatu yang mendorong seseorang melakukan sesuatu.

Menurut Stanford (1970, dikutip oleh Nursalam 2002) ada tiga hal penting

dalam pengertian motivasi, yaitu hubungan secara kebutuhan, dorongan, dan

tujuan. Kebutuhan muncul karena adanya sesuatu yang kurang dirasakan oleh

seseorang, baik fisiologis maupun psikologis. Dorongan mrupakan arahan untuk

memenuhi kebutuhan, sedangkan tujuan akhir dari satu siklus motivasi.

Motivasi adalah proses manajemen untuk memepengaruhi tingkah laku

manusia berdasarkan pengetahuan mengenai “apa yang membuat orang tergerak”.

Pendekatan modern pada teori dan praktik dikelompokan menjadi beberapa

kategori Landy dan Becker (1995, dikutip dari Nursalam, 2002)) antara lain:

24
a. Teori Kebutuhan

Teori kebutuhan memfokuskan pada yang dibutuhkan orang untuk hidup

bercukupan. Dalam praktiknya, teori kebutuhan berhubungan dengan bagian

perkaryaan yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhannya.

b. Teori Keadilan

Teori keadilan didasarkan pada asumsi bahwa faktor utama dalam motivasi

perkaryaan adalah evaluasi individu atau keadilan dari penghargaan yang

diterima. Individu akan termotivasi jika hal yang mereka dapatkan seimbang

dengan usaha yang mereka kerjakan.

c. Teori Harapan

Teori ini menyatakan cara memilih dan bertindak dari berbagai alternatif

tingkah laku, berdasarkan harapannya apakah ada keuntungan yang diperoleh

dari tiap tingkah laku.

Teori harapan berpikir atas dasar :

a. Harapan Hasil prestasi

Individu mengharapkan konsekuensi tertentu dari tingkah laku mereka.

Harapan ini nantinya akan memepengaruhi keputusan tentang

bagaimana cara mereka bertingkah laku.

b. Valensi

Hasil dari suatu tingkah laku tertentu mempunyai valensi atau

kekeuatan untuk memotivasi. Valensi ini bervariasi dari satu individu ke

individu lainnya.

25
c. Harapan Prestasi Usaha

Harapan orang mengenai tingkat keberhasilan mereka dalam

melaksanakan tugas yang sulit akan berpengaruh pada tingkah laku.

Tingkah laku seseorang sampai tingkat tertentu tergantung pada tipe

hasil yang diharapkan. Beberapa hasil berfungsi sebagai imbalan

instrisik - imbalan ekstrinsik, sebagainya.

Demikian halnya dengan ibu hamil yang mendapatkan dorongan baik

dari dalam maupun luar yang berupa kemauan dan kesadarandalam

meningkatkan derajat kesehatan termasuk pemeriksaan antenatal dan

mengkonsumsikan tablet zat besi.

4. Dukungan Keluarga

Menurut Whall, (1986, dikutip dari friedman, 1998)) mendifinisikan keluarga

sebagai kelompok yang mengidentifikasi deiri dengan anggotanya terdiri dari dua

individu atau lebih, yang asosiasinya dicirikan dari istilah-istilah khusus yang

boleh jadi tidak diikat dari hubungan darah atau hokum tetapi yang berfungsi

sedemikian rupa seingga mereka mengganggap dirinya sebagi sebuah keluarga.

Dukungan adalah motivasi yang diberikan kepada orang lain untuk melakukan

sesuatu aktivitas dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Motivasi yang

diberikan bisa berupa pikiran, tenaga atau materi. Dukungan tersebut didasarkan

pada preskripsi dan harapan dukungan yang menerangkan apa yang individu atau

26
keluarga harus lakukan dalam suatu situasi tertentu agar dapat memenuhi harapan

mereka sendiri dan orang lain yang menyangkut dukungan tersebut. Jenis - jenis

dukungan keluarga (Friedman, 1998) yaitu :

a. Dukungan informasional

Keluarga berfungsi sebagai sebuah kolektor dan diseminator

(penyebar) informasi tentang dunia. Menjelaskan tentang pemberian saran,

sugesti, informasi yang dapat digunakan mengungkapkan suatu masalah.

Manfaat dari dukungan ini adalah dapat menekan munculnya suatu stressor

karena informasi yang diberikan dapat menyumbangkan aksi sugesti yang

khusus pada individu. Aspek - aspek dalam dukungan ini adalah nasehat,

usulan, saran, petunjuk dan pemberian informasi.

b. Dukungan penilaian

Keluarga bertindak sebagai sebuah bimbingan umpan balik,

membimbing dan menengahi pemecahan masalah, sebagai sumber dan

validator indentitas anggota keluarga diantaranya memberikan support,

penghargaan, perhatian.

c. Dukungan instrumental

Keluarga merupakan sebuah sumber pertolongan praktis dan konkrit,

diantaranya: kesehatan penderita dalam hal kebutuhan makan dan minum,

istirahat, terhindarnya penderita dari kelelahan.

d. Dukungan emosional

27
Keluarga sebagai tempat yang aman dan damai untuk istirahat dan

pemulihan serta membantu penguasaan terhadap emosi. Aspek-aspek dari

dukungan emosional meliputi dukungan yang diwujudkan dalam bentuk

afeksi, adanya kepercayaan, perhatian, mendengarkan dan didengarkan.

Keluarga merupakan matriks dari perasaan beridentitas dari anggota-

anggotanya merasa memiliki dan berbeda. Tugas utamanya adalah memelihara

pertumbuhan psikososial anggotanya dan kesejahteraan selama hidupnya secara

umum. Menurut Minuchin (1997, dikutip dari Friedman 1998)) keluarga juga

membentuk unit sosial yang paling kecil yang mentrasmisikan tuntutan-tuntutan

dan nilai-nilai dari suatu masyarakat, dan dengan demikian melestarikannya.

Peningkatan kesehatan keluarga adalah meliputi upaya untuk meningkatkan

kesehatan anggota keluarga dan meningkatkan kesehatan sistem

keluarga.peningkatan kesehatan, pencegahan primer terhadap masalah kesehatan

merupakan tantangan terbesar yang bertujuan membantu keluarga dan masyarakat

belajar bagaimana bisa sehat dengan cara alamiah dan dapat dinikmati, bukan

mebantu agar tidak sakit.

Beberapa anggota keluarga mungkin menunjukan kepedulian akan ibu hamil.

sedangkan anggota keluarga yang lain justru merasa kesepian dan terasing karena

ibu hamil secara fisik dan emosional terikat dengan calon anaknya. (bobak, 2005)

28
Suami selaku anggota keluarga yang paling dekat dengan ibu hamil tentunya

mempunyai peranan yang snagat besar dalam memberikan dorongan dan

perhatian terhadap peningkatan dengn derajat kesehatan bagi ibu hamil. banyak

pria memandang status memiliki anak dan menjadi ayah sebagai bagian dari

rencana kehidupan mereka. Pasangan yang merencanakan kehamilan lebih mudah

menerima kehamilan. Apabila kehamilan tidak direncanakan atau tidak

diinginkan, sebagian pria kan merasa sulit menerima perubahan dalam rencana

hidup dan gaya hidupnya dan tidak berarti ia dapat selalu menerima kehamilan.

(Bobak, 2005)

Dukungan keluarga dapat berpengaruh dalam hal peningkatan derjat

kesehatan ibu hamil termasuk dalam hal mengkonsumsikan tablet zat besi dimana

keluarga dapat memberikan dukungan kepada ibu hamil sehingga ibunya patuh.

e. Motivasi Dari Petugas kesehatan

Definisi motivasi adalah satu variabel penyelang (yang ikut campur tangan)

yang digunakan untuk menimbulkan faktor-faktor tertentu didalam organisme,

yang membangkitkan, mengelolah, mempertahankan dan menyalurkan tingkah

laku menuju satu sarana (Chaplin, 2004).

Motivasi dari petugas kesehatan merupakan faktor lain yang dapat

mempengaruhi kepatuhan. Motivasi mereka terutama berguna saat pasien

menghadapi bahwa perilaku sehat yang baru tersebut merupakan hal penting.

Begitu juga mereka dapat mempengaruhi perilaku pasien dengan cara

29
menyampaikan antusias mereka terhadap tindakan tertentu dari pasien, dan secara

terus menerus memberikan penghargaan yang positif bagi pasien yang telah

mampu beroreintasi dengan program pengobatannya (Niven, 2002).

Jika petugas kesehatan memberikan motivasi untuk mengkonsumsi tablet zat

besi pada ibu hamil maka konsumsi tablet zat besi akan lebih mudah tercapai.

Namun jika petugas kesehatan kurang atau tidak ada sama sekali bisa

mengakibatkan ibu hamil tidak mengkonsumsi tablet zat besi. Hal ini disebabkan

karena dukungan sosial sangat besar pengaruhnya terhadap praktek/tindakan

seseorang, terutama ibu hamil yang berada dalam fisiologis khusus.

30
BAB III

KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESA

A. Kerangka Konsep

Pengetahuan ibu hamil

Sikap

Kepatuhan mengkonsumsi
Motivasi ibu hamil
tablet Fe

Dukungan keluarga

Motivasi dari petugas


kesehatan

Keterangan

: Variabel independen

: Variabel dependen

B. Hipotesa

Hipotesis alternatif (Ha)

1. Ada hubungan pengetahuan dengan kepatuhan ibu hamil trimester III

mengkonsumsi tablet zat besi

31
2. Ada hubungan sikap ibu hamil dengan kepatuhan ibu hamil trimester III

mengkonsumsi tablet zat besi

3. Ada hubungan motivasi dengan kepatuhan ibu hamil trimester III

mengkonsumsi tablet zat besi

4. Ada hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan ibu hamil trimester III

mengkonsumsi tablet zat besi

5. Ada hubungan motivasi dari petugas kesehatan dengan kepatuhan ibu hamil

trimester III mengkonsumsi tablet zat besi .

32
BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Desain penelitian

Jenis penelitian digunakan adalah deskriptif analitik dengan pendekatan cross

sectional study, dengan tujuan melihat faktor - faktor yang memepengaruhi

kepatuhan ibu hamil trimester III mengkonsumsi tablet zat besi di Puskesmas

Batua Kota Makassar. Dimana subjek penelitian dan pengukuran status karakter

atau variabel subjek di ukur menurut keadaan atau statusnya secara simultan

pada satu saat dalam suatu sampel populasi yang representative atau memberi

kesempatan pada penelitian untuk melakukan analisis deskriptif dari variabel

yang diteliti.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat

Penelitian yang dipilih yaitu Puskesmas Batua, dengan pertimbangan bahwa

puskesmas ini merupakan sarana pelayanan kesehatan yang banyak

dikunjungi oleh ibu hamil untuk pemeriksaan kehamilan.

33
2. Waktu

Penelitian dilaksanakan pada tanggal 7 November - 21 November 2011.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Semua ibu hamil trimester III (umur kehamilan 7 - 9 bulan) yang datang

memeriksakan diri di Puskesmas Batua Kota Makassar.

2. Sampel

Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan metode sampling yaitu

non random dengan teknik purposive sampling cara penetapan sampel dengan

cara memilih sampel diantara populasi sesuai dengan yang dikehendaki

peneliti (Nursalam, 2008), dengan berdasarkan sampel pada populasi ibu

hamil yang menderita anemia dan ibu hamil yang tidak menderita anemia,

dengan kriteria:

a. Kriteria Insklusi

1. Ibu hamil trimester III (umur kehamilan 7 - 9 bulan) yang

melakukan pemeriksaan ANC di Puskesmas Batua Kota Makassar.

2. Ibu hamil yang mendapatkan tablet zat besi

3. Bersedia diteliti

b. Kriteria Eksklusi yaitu Ibu hamil yang tidak hadir saat dilakukan

penelitian.

34
D. Alur Penelitian

Penyajian proposal penelitian

Mengurus surat izin penelitian

Menentukan Populasi

Teknik sampling : Purposive Sampling yang memenuhi kriteria

Informed Consent

Pengumpulan data melalui kuesioner

Pengolahan data dan analisa data

Hasil Dan Pembahasan

Kesimpulan

E. Variabel Penelitian

1. Identifikasi Variabel

a. Variabel independen dalam penelitian ini adalah penegetahuan, sikap,

motivasi, dukungan keluarga dan motivasi dari petugas kesehatan.

b. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kepatuhan ibu hamil

mengkonsumsi tablet zat besi.

35
F. Defenisi Operasional dan Kriteria Objektif

1. Pengetahuan

Yang dimaksud dengan pengetahuan ibu hamil dalam penelitian ini

adalah segala sesuatu yang diketahui oleh ibu hamil tentang tablet besi dalam

kehamilan, manfaat tablet besi, pertumbuhan janin, waktu minum, dosisi, efek

samping tablet besi. Pengetahuan diukur dengan memakai metode kuesioner

tipe multiple choice yang terdiri atas 9 pertanyaan.

Kriteria objektif :

a. Baik : jika jawaban responden ≥ 5 benar

b. Kurang : jika jawaban responden < 5 benar

2. Sikap

Yang dimaksud dengan sikap ibu hamil dalam penelitian ini adalah

respon ibu hamil tentang anemia kehamilan dan manfaat mengkonsumsi tablet

zat besi.

Kriteria objektif :

a. Baik : jika jawaban responden ≥ 20

b. Kurang : jika jawaban reponden < 20

36
3. Motivasi

Yang dimaksud motivasi ibu hamil dalam penelitian ini adalah adanya

dorongan dari dalam maupun luar berupa kemauan dan kesadaran ibu hamil

untuk mengkonsumsi tablet besi.

Kriteria objektif :

a. Tinggi : jika jawaban responden ≥ 10

b. Rendah : jika jawaban responden < 10

4. Dukungan keluarga

Yang dimaksud adalah usaha – usaha keluarga yang dilakukan

keluarga untuk peningkatan kesehatan ibu hamil yang terdiri dari anjuran

pemeriksaan kesehatan dan mengingatkan mengkonsumsi tablet besi dan

anjuran penggunaan fasilitas kesehatan. Dukungan keluarga diukur dengan

memakai metode kuesioner skala guttman yang terdiri atas 5 pertanyaan.

Kriteria objektif :

a. Baik : jika jawaban responden < 3

b. Kurang : jika jawaban responden ≤ 3

5. Motivasi dari petugas kesehatan

Yang dimaksud memberikan dukungan tentang pentingnya tablet zat

besi, mengingatkan untuk mengkonsumsi tablet zat besi, mengajarkan cara

mengkonsumsikannya, dan efek samping dari tablet zat besi.

37
Kriteria Objektif :

a. Baik : jika jawaban responden > 3

b. Kurang : jika jawaban responden ≤ 3

6. Kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsmsi tablet besi

Yang dimaksud adalah keteraturan ibu hamil minum tablet besi

dengan dosis satu kali sehari (1x1) pada malam hari secara rutin sesuai yang

dianjurkan petugas kesehatan.

Kriteria Objektif :

Patuh : jika responden mengkonsumsi tablet besi sesuai dianjurkan

Tidak Patuh : jika responden tidak mengkonsumsi tablet besi sesuai

dianjurkan.

G. Instrument Penelitian dan Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang

telah di uji validitas dan reabilitas dari peneliti sebelumnya, kuesioner

pengetahuan dan sikap ibu hamil oleh Anggraeni dengan judul “Kepatuhan

ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet zat besi terhadap tingkat kejadian

anemia di puskesmaspekan heran kabupaten indragiri hulu”, kuesioner

dukungan keluarga dan motivasi ibu hamil oleh Hasnawati dengan judul

38
“Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Ibu Hamil Yang Mengkonsumsi

Tablet Fe di Puskesmas Penrang Kabupaten Wajo” dan kuesioner motivasi

dari petugas kesehatan oleh Afnita dengan judul “Hubungan Perilaku Ibu

Hamil dan Motivasi Petugas Kesehatan Terhadap Kepatuhan dalam

Memgkonsumsi Tablet Zat Besi pada Ibu Hamil di Rumah Sakit Ibu dan Anak

BADRUL AINI. Variabel pengetahuan menggunakan multiple choice, sikap

dan motivasi ibu hamil menggunakan skala likert, sedangkan dukungan

keluarga dan motivasi dari petugas kesehatan menggunakan skala guttman

dengan pilihan Ya(1) dan Tidak (0).

Data yang diperoleh melalui kuesioner tentang pengetahuan dengan 9

item pertanyaan, sikap 10 pernyataan, motivasi 5 item pernyataan, dukungan

keluarga 5 item pernyataan dan motivasi petugas kesehatan 3 pernyataan. Jadi

kepatuahan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi jumlah pernyataan 2

item. Penentuan kriteria objektif didasarkan skala likert dimana diambil

median dan kemungkinan skor tertinggi dan kemungkinan skor terendah.

Setelah didapatkan mediannya maka yang diatas median atau sama dengan

tersebut dikatakan baik / tinggi dan yang dibawah median dikatakan kurang /

baik.

39
H. Rancangan Pengolahan Data

1. Editing

Setelah data terkumpul maka dilaksanakan pemeriksaan kelengkapan data,

kesinambungan dan keseragaman data. Hal ini dilakukan untuk memeriksa

dan mengecek ulang apakah semua data yang diperlukan sudah lengkap.

2. Koding

Memberikan simbol – simbol tertentu untuk setiap jawaban responden. Hal ini

akan memudahkan pengolahan data.

3. Tabulasi

Mengelompokan data dalam bentuk tabel, untuk memudahkan dalam

pengolahan data dan memuat sifat – sifat yang dimiliki sesuai dengan tujuan

penelitian

4. Analisis data awal

1. Analisa Univariat

Analisa ini dilakukan terhadap tiap variabel dan hasil penelitian analisis

ini menghasilkan distribusi dan presentasi dan tiap variabel yang diteliti.

2. Analisa Bivariat

Analisa ini dilakukan untuk melihat hubungan tiap – tiap variabel bebas

dan variabel terikat dengan uji statistik dengan tingkat kemaknaan 0,05,

diolah dengan menggunakan program SPSS 16,00.

40
I. Etika Penelitian

Dalam melakukan penelitian kepada responden, peneliti menekankan pada

prinsip etika menurut Nursalam (2008) yang meliputi :

1. Prinsip manfaat

a. Bebas dari penderitaan

Penelitian dilaksanakan tanpa mengakibatkan penderitaan kepada

responden, khususnya jika menggunakan tindakan khusus.

b. Bebas dari eksplotasi

Partisipasi responden dalam penelitian, dihindarkan dari keadaan yang tidak

menguntungkan. Responden diyakinkan bahwa partisipanya dalam

penelitian atau informasi yang telah diberikan, tidak akan dipergunakan

dalam hal-hal yang dapat merugikan responden dalam bentuk apa pun.

c. Risiko (benefits ratio)

Peneliti berhati-hati mempertimbangkan risiko dan keuntungan yang akan

berakibat pada responden pada setiap tindakan.

2. Prinsip menghargai hak asasi manusia (respect human dignity)

a. Hak untuk ikut/tidak menjadi responden (right to self determination)

Responden diperlakukan secara manusiawi. Responden mempunyai hak

memutuskan apakah mereka bersedia menjadi responden ataupun tidak,

tanpa adanya sanksi apapun atau akan berakibat terhadap kesembuhannya,

jika mereka seorang klien.

41
b. Hak untuk mendapatkan jaminan dari perlakuan yang diberikan (right to full

disclosure)

Peneliti memberikan penjelasan secara rinci serta bertanggung jwab jika ada

sesuatu yang terjadi kepada responden.

c. Informed consent

Responden mendapatkan informasi secara lengkap tentang tujuan penelitian

yang akan dilaksanakan, mempunyai hak untuk bebas berpartisipasi atau

menolak menjadi responden. Pada informed consent dicantumkan bahwa

hanya akan dipergunakan untuk pengembangan ilmu.

3. Prinsip keadilan (right to justice)

a. Hak untuk mendapatkan pengobatan yang adil (right in fair treatment)

Responden diperlakukan secara adil baik sebelum, selama, dan sesudah

keikutsertaannya dalam penelitian tanpa adanya diskriminasi apabila

ternyata mereka tidak bersedia atau dikeluarkan dari penelitian.

b. Hak dijaga kerahasiaannya (right to privacy)

Responden mempunyai hak untuk meminta bahwa data yang diberikan

harus dirahasiakan, untuk itu perlu adanya tanpa nama (anonymity) dan

rahasia (confidentiality).

42
BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian dengan metode

deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional study, dimana subjek

penelitian dalam pengukuran status karakter atau variabel subjek diukur pada

suatu saat dalam suatu sampel populasi yang representatif dengan tujuan melihat

faktor - faktor yang berhubungan dengan kepatuhan ibu hamil mengkonsumsi

tablet zat besi di Wilayah Kerja Puskesmas Batua yang dilaksanakan selama 2

minggu mulai tanggal 07 November 20011 sampai tanggal 21 November 2011.

Hasil penelitian ini diperoleh melalui penyebaran kuesioner yang memuat

pertanyaan - pertanyaan tentang pengetahuan tentang tablet besi, sikap ibu hamil,

dukungan keluarga, motivasi ibu hamil, motivasi dari petugas kesehatan, dan

kepatuhan mengkonsumsi tablet besi. Jumlah responden dalam penelitian ini

adalah 33 responden.

Penyajian data dalam bentuk data univariat dan bivariat, dimana data

univariat menghasilkan distribusi frekuensi dan presentasi terhadap setiap

variabel serta analisa bivariat untuk mengetahui hubungan dari variabel bebas dan

variabel tergantung dengan menggunakan uji Chi Square dengan menggunakan

43
komputer program SPSS 16.0. Adapun analisa univariat dan bivariat penelitian ini

adalah sebagai berikut :

1. Analisa Univariat

a. Distribusi Responden Berdasarkan data demografi

Gambaran tentang distribusi responden berdasarkan distribusi

karakteristik demografi didapatkan jumlah responden sebanyak 33 dimana

yang berumur 20 - 30 tahun paling banyak yaitu 23 orang (69,7%), dan

tingkat pendidikan paling banyak yaitu tamat SMP sebanyak 14 orang

(42,2%). Hal ini dapat dilihat pada tabel 5.1

Tabel 1.1
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Data Demografi Responden

Karakteristik Jumlah %
Umur :
< 20 tahun 2 6,1
20-30 tahun 23 69,7
> 30 tahun 8 24,2
Pendidikan :
≤ SD 8 24,2
SMP 14 42,2
SMA 9 27,3
SARJANA 2 6,1
Total 33 100
Sumber : Data Primer, 2011

44
b. Distribusi Responden Berdasarkan Distribusi Frekuensi Tiap Variabel

Berdasarkan analisa univariat didapatkan tingkat pengetahuan ibu

di Puskesmas Batua yang baik (72,7%), sikap yang baik (100%),

dukungan keluarga yang baik (84,4%), motivasi ibu hamil yang tinggi

(100%), motivasi petugas kesehatan yang baik (84,8%) dan responden

yang patuh mengkonsumsi tablet zat besi sebanyak 21 (63,6%). Hal ini

dapat dilihat pada table 1.1

Table 1.2
Distribusi Responden Berdasarkan Distribusi Frekuensi Tiap Variabel
Di Puskesmas Wilayah Kerja Puskesmas Batua
Variabel N %
Tingkat pengetahuan ibu :
Baik 24 72,7
Kurang 9 27,
Sikap ibu hamil :
Baik 33 100
Kurang 0 0
Dukungan keluarga :
Baik 28 84,8
Kurang 5 15,2
Motivasi ibu hamil:
Tinggi 33 100
Rendah 0 0

Motivasi dari petugas kesehatan : 84,8


28
Baik
Kurang 15,2
5

Kepatuhan ibu hamil : 21


Patuh 63,3
12
Tidak patuh 36,4
33
Total 100
Sumber : Data Primer , 2011

45
1. Analisa Bivariat

Analisa bivariat berfungsi melihat hubungan variabel bebas terhadap

variabel independen dengan menggunakan program komputer SPSS 16.0

dimana hubungan antara variabel yang dilihat pada tabel dibawah ini :

a. Hubungan pengetahuan ibu hamil tentang tablet zat besi dengan kepatuhan

ibu hamil trimester III mengkonsumsi tablet zat besi

Ibu yang patuh mengkonsumsi tablet zat besi dengan tingkat

pengetahuan yang baik sebanyak 15 orang (45,5%) sedangkan yang

pengetahuannya kurang 6 orang (18,2%). Berdasarkan uji statistic Chi

Square dengan α(0,05) didapatkan nilai p= 0,825, dimana nilai p > 0,05.

Berarti tidak ada hubungan pengetahuan ibu hamil trimester III tentang

tablet zat besi dengan kepatuhan ibu hamil trimester III mengkonsumsi

tablet zat besi di Puskesmas Batua. Hal ini dapat dilihat pada tabel 1.3

Tabel 1.3
Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Trimester III Dengan Kepatuhan
Mengkonsumsi Tablet Zat Besi Di Wilayah Kerja Puskesmas Batua

Pengetahuan Kepatuhan Ibu Hamil P


Ibu Hamil Total Value

Patuh Tidak patuh

F % F % f %

Baik 15 45,5 9 27,3 24 72,7


Kurang 6 18,2 3 9,1 9 27,3 0,825

Total 21 63,6 12 36,4 33 100

Sumber : Data Primer, 2011 α=0,05

46
b. Hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan ibu hamil trimester III

mengkonsumsi tablet zat besi

Ibu yang patuh mengkonsumsi tablet besi pada ibu dengan dukungan

keluarga yang baik sebanyak 18 (54,5%) sedangkan yang dukungannya

kurang sebanyak 3 (9,1%). Berdasarkan uji statistic Chi Square dengan

α(0,05)diperoleh nilai Expeted count < 5, maka uji yang dipakai adalah Fisher

exact test nilai p= 1,000 dimana nilai p > 0,05. Berarti tidak ada hubungan

dukungan keluarga dengan kepatuhan ibu hamil trimester III mengkonsumsi

tablet zat besi. Hal ini dapat dilihat pada tabel 1.4

Tabel 1.4
Hubungan Dukungan Keluarga Dengan kepatuhan Ibu Hamil Trimester III
Mengkonsumsi Tablet Zat Besi Di Wilayah Kerja Puskesmas Batua

Dukungan Kepatuhan Ibu Hamil P


Keluarga Total Value

Patuh Tidak patuh

F % F % F %

Baik 18 54,5 10 30,3 28 84,8


Kurang 3 9,1 2 6,1 5 15,2 1,000

Total 21 63,6 12 36,4 33 100

Sumber : Data Primer, 2011 α=0,05

c. Hubungan motivasi dari petugas kesehatan dengan kepatuhan ibu hamil

trimester III mengkonsumsi tablet zat besi

Ibu yang patuh mengkonsumsi tablet besi yang mendapatkan motivasi

dari petugas kesehatan yang baik sebanyak 18 (54,5%) sedangkan yang

47
dukungannya kurang sebanyak 3 (9,1%). Berdasarkan uji statistic Chi Square

dengan α(0,05) diperoleh nilai Expeted count < 5, maka uji yang dipakai

adalah Fisher exact test nilai p= 1,000 dimana nilai p > 0,05. Berarti tidak

ada hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan ibu hamil trimester III

mengkonsumsi tablet zat besi. Hal ini dapat dilihat pada tabel 1.5

Tabel 1.5
Hubungan Motivasi Dari Petugas Kesehatan Dengan Kepatuhan Ibu Hamil Trimester
IIIMengkonsumsi Tablet Zat Besi Di Wilayah Kerja Puskesmas Batua

Motivasi Dari Kepatuhan Ibu Hamil P


Petugas Kes Total Value

Patuh Tidak patuh

F % F % f %

Baik 18 54,5 10 30,3 28 84,8


Kurang 3 9,1 2 6,1 5 15,2 1,000

Total 21 63,6 12 36,4 33 100

Sumber : Data Primer, 2011 α=0,05

B. Pembahasan

Berdasarkan hasil pengolahan data yang dilakukan dengan

menggunakan kumputer program SPSS 16.0, dan disesuaikan dengan tujuan

penelitian yaitu mengidentifikasi tabel distribusi frekuensi serta mencari

hubungan antara variabel yang diteliti, maka sistematika pembahasan diuraikan

sebagai berikut :

1. Analisa Univariat

48
a. Pengetahuan ibu hamil

Distribusi responden berdasarkan pengetahuan ibu hamil

menunjukan bahwa ibu yang mempunyai pengetahuan baik tentang tablet

besi dan kepatuhan yang baik lebih besar jumlahnya sebanyak (72,7%).

Hal ini disebabkan karena ada penyuluhan dan sosialisasi yang terus

dilakukan pemerintah tentang tablet besi dalam rangka penanggulangan

anemia pada ibu hamil.

Tinggi tingkat pengetahuan ibu hamil ini disebabkan karena

reponden berasal dari kota dimana askes untuk mendapatkan informasi

sangat baik dan dekat dimana akses masyarakat kota terhadap infomasi

termasuk informasi tentang kesehatan lebih baik daripada masyarakat

yang berada di pedesaan.

Hal lain yang berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan adalah

tingkat pendidikan responden seperti yang dikemukakan oleh Didin

(2005), menyatakan bahwa tingginya tingkat pendidikan seseorang dapat

menyerap infomasi yang lebih mudah dan lebih baik dari berbagai sumber

karena memiliki kemampuan mencerna informasi sehingga lebih mudah

mengerti dan menyadari manfaat suatu hal dibandingkan dengan yang

berpendidikan rendah.

Tingkat pendidikan ibu hamil akan memberi pengaruh dalam

usaha meningkatkan pengetahuan tentang gizi ibu hamil dengan begitu

dapat mencegah terjadinya anemia gizi pada ibu hamil.

49
b. Sikap ibu hamil

Distribusi responden berdasarkan sikap ibu hamil dalam

mengkonsumsi tablet zat besi di Wilayah Kerja Puskesmas Batua

menunjukan bahwa ibu hamil mempunyai sikap yang sangat baik. Hal ini

disebabkan karena ibu hamil lebih bersikap terbuka kepada kelompok

sesama ibu hamil mengenai persoalan yang berhubungan dengan

kepatuhan mengkonsumsi tablet zat besi yang berhubungan dengan

terjadinya anemia.

Sikap dipengaruhi oleh kepribadian, pengalaman, pendapat umum,

dan latar belakang. Sikap mewarnai pandangan terhadap seseorang

terhadap suatu objek, memengaruhi perilaku dan relasi dengan orang lain

dan bersikap harus ada penilaian sebelumnya.

Hal ini dikemukkan oleh Notoatmodjo (2005) sikap ada beberapa

tingkatan yaitu menerima (receiving) yang diartikan bahwa orang mau dan

memperhatikan stimulus yang diberikan, merespon (responding)

memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan

tugas yang diberikan, menghargai (valuing) mengajak orang lain

mengajarkan atau mendiskusikan suatu masalah dan bertanggung jawab

(responsible) bertanggung jawab atas segala sesuatu yang dipilihnya

dengan segala resiko .

c. Dukungan keluarga

50
Distribusi responden berdasarkan dukungan keluarga menunjukan

bahwa ibu hamil dengan dukungan keluarganya baik cukup banyak

(84,4%). Hal ini menunjukan adanya perhatian yang tinggi dari keluarga

tentunya sangat mengharapkan ibu hamil dan anak yang dilahirkannya

dalam keadaan sehat sehingga upaya - upaya yang dilakukan untuk

meningkatkan kesehatan ibu hamil akan didukung dan dibantu oleh

keluarganya.

Bobak et al (2005) mengatakan bahwa dukungan ini bisa dalam

bentuk mengantar istri periksa hamil, mendengar dan memahami berbagai

keluhan yang timbul dan membantu tugas - tugas isteri yang dijalaninya

sebelum hamil.

d. Motivasi ibu hamil

Distribusi responden berdasarkan motivasi ibu hamil dalam

mengkonsumsi tablet zat besi menunjukan bahwa ibu hamil di Wilayah

kerja Pusksmas Batua sangat baik dalam mengkonsumsi tablet zat besi.

Hal ini disebabkan

Motivasi adalah konsep yang menggambarkan baik kondisi

ekstrinsik yang merangsang perilaku tertentu dan respon intrinsik yang

menampakkan perilaku manusia. Respon intrinsik ditopang oleh sumber

energi yang disebut “motif” sering dijelaskan hal itu sebagai kebutuhan,

keinginan, atau dorongan. Semua manusia hidup mempunyai motivasi

(Nursalam, 2002).

51
Demikian halnya dengan ibu hamil yang mendapatkan dorongan

baik dari dalam maupun luar berupa kemauan dan kesadaran dalam

peningkatan derajat kesehatan termasuk kepatuhan mengkonsumsi tablet

zat besi.

e. Motivasi dari petugas kesehatan

Disribusi responden berdasarkan motivasi dari petugas kesehatan

menunjukan bahwa ibu hamil yang mndapatkan motivasi dari petugas

kesehatan baik cukup banyak (84,8%). Hal ini disebabkan karena Motivasi

mereka terutama berguna saat pasien menghadapi bahwa perilaku sehat

yang baru tersebut merupakan hal penting.

Jika petugas memberi motivasi untuk mengkonsumsi tablet zat

besi pada ibu hamil maka konsumsi konsumsi tablet zat besi akan lebih

mudah tercapai. Namun jika petugas kesehatan kurang atau tidak ada sama

sekali bisa mengakibatkan ibu hamil tidak mengkonsumsi tablet zat besi.

Hal ini dikarenakan dukungan sosial sangat besar pengaruhnya terhadap

praktek/tindakan seseorang, terutama ibu hamil yang berada dalam

fisiologis khusus.

f. Kepatuhan ibu hamil

Distribusi responden berdasarkan kepatuhan ibu hamil dalam

mengkonsumsi tablet zat besi menunjukan bahwa ibu hamil trimester III

52
yang patuh dalam mengkonsumsi tablet zat besi cukup banyak (63,3%)

dibandingkan dengan ibu yang tidak patuh dalam mengkonsumsikan tablet

zat besi (36,4%).

Tingginya angka kepatuahn ini disebabkan karena adanya

kesadaran ibu hamil tentang manfaat tablet zat besi yang akan berdampak

pada motivasi yang tinggi pula sehingga ibu hamil menjadi patuh dalam

mengkonsumsi tablet zat besi. Hal lain yang beperan dalam kepatuhan

adalah dukungan keluarga yang baik, sikap yang baik dan dukungan dari

petugas kesehatan untuk mengkonsumsi tablet zat besi.

Adanya ibu yang tidak patuh dalam mengkonsumsi tablet besi

dapat disebabkan karena lupa menkonsumsi atau perasaan tidak enak

dalam mengkonsumsikannya. Ibu yang kurang pengetahuan akan tablet

zat besi menyebabkan ia tidak mengganggap tablet zat besi sbagai suatu

kebutuhan sehingga kurang termotivasi untuk mengkonsumsi tablet zat

besi. Hal ini dapat diperparah dengan dukungan keluarga yang kurang

terhadap ibu hamil sehingga keluarga tidak memberikan dorongan dan

tidak mengingatkan ibu hamil mengkonsumsikan tablet besi.

2. Analisa Bivariat

a. Hubungan pengetahuan dengan ibu hamil trimester III dengan kepatuhan

mengkonsumsi tablet zat besi

Berdasarkan hasil penelitian yang dengan uji Chi - Square

diperoleh gambaran bahwa tidak ada hubungan pengetahuan ibu hamil

53
trimester III tentang tablet besi dengan kepatuhan ibu hamil dalam

mengkonsumsi tablet zat besi di Wilayah Kerja Puskesmas Batua.

Ibu hamil yang memiliki pengetahuan baik dan patuh

mengkonsumsi tablet zat besi sebanyak 15 orang (45,5%), Notoatmodjo

(2007) mengatakan bahwa seorang yang pengetahuan baik yang

diperolehnya dari pendidikan formal maupun informal akan menunjukkan

perilaku yang baik pula, dapat membedakan yang benar dan salah. Hal ini

disebabkan karena ibu yang mempunyai pengetahuan baik dapat

diperoleh dari pendidikan formal maupun informal dan seringnya

dilakukan promosi kesehatan tentang pentingnya mengkonsumsi tablet

zat besi secara langsung oleh petugas kesehatan ataupun media massa

seperti majalah, televisi, radio, koran dimana pengetahuan dan informasi

dapat dengan mudah diperoleh.

Responden yang memiliki pengetahuan baik dan tidak patuh

mengkonsumsi tablet zat besi sebanyak 9 orang (27,3%). Hal ini sesuai

dengan pendapat yang dikemukakan oleh Notoatmodjo (2007)

mengatakan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan

seseorang adalah adanya faktor internal dari dalam diri sendiri seperti

intelegensia, minat dan kondisi fisik.

Responden yang pengetahuannya kurang dan patuh

mengkonsumsikan tablet zat besi sebanyak 6 orang (18,2%).

54
Notoatmodjo (2007) mengatakan bahwa pendidikan kesehatan bukan

satu-satunya faktor yang mempengaruhi perilaku seseorang tetapi

dipengaruhi oleh faktor pendukung external yang secara langsung dapat

mempengaruhi perubahan perilaku seperti sarana yang dimiliki, fasilitas

lain yang tersedia atau alat-alat yang dibutuhkan serta dukungan positif

yang diberikan orang lain untuk terjadinya perubahan prilaku.

Responden yang pengetahuan kurang dan tidak patuh

mengkonsumsi tablet zat besi sebanyak 3 orang (9,1%). Notoatmodjo

(2007) mengatakan bahwa pendidikan adalah suatu usaha untuk

mengembangkan kepribadian, kemampuan didalam dan diluar sekolah

dan berlangsung seumur hidup. Makin tinggi pendidikan seseorang makin

mudah seseorang tersebut menerima informasi. Dengan pendidikan tinggi

maka seseorang cenderung untuk mendapatkan informasi baik dari orang

lain maupun dari media masa, semakin banyak informasi yang masuk

semakin banyak pula pengetahuan seseorang tentang kesehatan. Dengan

demikian semakin banyak pengetahuan seseorang maka sikap dan

perilakunya juga akan baik dan begitu juga sebaliknya.

Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan

oleh Abugar (2006) di Makassar dengan desain cross sectional. Sebanyak

83,4% yang pengetahuan baik dalam mengkonsumsi tablet zat besi. Pada

55
penelitian tersebut didapatkan hasil bahwa terdapat hubungan antara

pengetahuan ibu hamil dengan kepatuhan mengkonsumsi tablet zat besi.

b. Hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan ibu hamil trimester III

menkonsumsi tablet zat besi

Berdasarkan hasil penelitian yang dengan uji Fisher exact test

diperoleh gambaran bahwa tidak ada hubungan dukungan keluarga dengan

kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet zat besi di Wilayah

Kerja Puskesmas Batua dimana ibu dukungan keluarga baik berpeluang 1

kali patuh dalam mengkonsumsi tablet zat besi dibandingkan dengan ibu

yang dukungan keluarganya kurang.

Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan

oleh Aras (2007) di Penrang Kabupaten Wajo. Didapatkan Ibu hamil

sebanyak 44,3% yang dukungan keluarganya baik dalam mengkonsumsi

tablet zat besi. Pada penelitian tersebut didapatkan hasil bahwa terdapat

hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan ibu hamil mengkonsumsi

tablet zat besi.

Responden yang memiliki dukungan keluarga baik dan patuh

untuk mengkonsumsi tablet zat besi sebanyak 18 orang (51.5%). Bobak,

et al (2007) mengatakan bahwa dukungan ini bisa dalam bentuk

mengantar isteri periksa hamil, mendengar dan memahami berbagai

keluhan yang timbul dan membantu tugas-tugas isteri yang dijalaninya

56
sebelum hamil. Dukungan keluarga juga merupakan andil yang besar

dalam menentukan status kesehatan ibu. Jika seluruh keluarga

mengharapkan kehamilan, mendukung bahkan memperlihatkan

dukungannya dalam berbagai hal, maka ibu hamil akan merasa lebih

percaya diri, lebih bahagia dan siap dalam menjalani kehamilan,

persalinan dan masa nifas.

Responden yang mendapat dukungan keluarga baik dan tidak

patuh sebanyak 10 orang (30,3%). Notoatmodjo (2007) mengatakan

bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang

adalah adanya faktor internal dari dalam diri sendiri seperti intelegensia,

minat dan kondisi fisik.

Responden yang kurang mendapat dukungan dari keluarga dan

patuh mengkonsumsi tablet zat besi sebanyak 3 orang (9,1%). Hal ini

disebabkan karena pengetahuan ibu baik tentang tablet zat besi

Responden yang kurang mendapat dukungan dari keluarga dan

tidak patuh sebanyak 2 orang (6,1%). Teori yang diungkapkan oleh

Susanti, N (2008) mengatakan bahwa kehamilan merupakan tantangan,

titik balik dari kehidupan keluarga, dan biasanya diikuti oleh stress dan

gelisah, baik kehamilan diharapkan atau tidak. Wanita hamil tanpa suami,

ia mengalami perubahan peran dan matang secara psikologis.

57
Dari hasil penelitian di atas dapat disimpulkan tidak ada hubungan

antara dukungan keluarga dengan kepatuhan ibu hamil mengkonsumsi

tablet zat besi. Didapatnya hubungan yang tidak bermakna antara

dukungan dukungan keluarga dengan kepatuhan ibu hamil pada penelitian

ini, sebagian besar responden dalam penelitian ini mendapat dukungan

keluarga baik namun tidak patuh mengkonsumsi tablet zat besi.

c. Hubungan motivasi dari petugas kesehatan dengan kepatuhan ibu hamil

trimester III mengkonsumsi tablet zat besi.

Berdasarkan hasil penelitian yang dengan uji Fisher exact test

diperoleh gambaran bahwa tidak ada hubungan motivasi dari petugas

kesehatan dengan kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet zat

besi di Wilayah Kerja Puskesmas Batua.

Menurut Niven (2002) Motivasi dari petugas kesehatan merupakan

Faktor lain yang dapat mempengaruhi kepatuhan. Motivasi mereka

terutama berguna saat pasien menghadapi bahwa perilaku sehat yang baru

tersebut merupakan hal penting. Jika petugas memberi motivasi untuk

mengkonsumsi tablet zat besi pada ibu hamil maka konsumsi tablet zat

besi akan lebih mudah tercapai. Namun jika petugas kesehatan kurang

atau tidak ada sama sekali bisa mengakibatkan ibu hamil tidak

mengkonsumsi tablet zat besi. Hal ini disebabkan karena dukungan sosial

58
sangat besar pengaruhnya terhadap peraktek/tindakan seseorang, terutama

ibu hamil yang berada dalam fisiologis khusus.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Afnita (2004)

mengatakan bahwa dari hasil uji statistic didapat motivasi dari petugas

kesehatan tidak mempunyai hubungan dengan kepatuhan ibu hamil

mengkonsumsi tablet zat besi, dimana nilai p lebih besar dari α (0,05).

C. Keterbatasan Penelitian

Peneliti menyadari bahwa banyak keterbatasan peneliti terutama dalam

pelaksanaan penelitian, keterbatasan tersebut antara lain :

1. Jumlah sampel yang kecil sehingga sangat berpengaruh terhadap

perwakilan responden sebagai populasi terjangkau.

2. Alamat responden tidak lengkap sehingga sampel tidak terjangkau.

3. Pengumpulan data dengan kuesioner lebih banyak dipengaruhi oleh sikap

dan kemungkinan responden menjawab tidak jujur dan subjektif sehingga

hasilnya mungkin tidak sesuai.

59
BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpuan

sebagai berikut:

1. Tidak ada hubungan pengetahuan ibu hamil trimester III dengan

kepatuhan mengkonsumsi tablet zat besi di Wilayah Kerja Puskesmas

Batua Makassar.

2. Hubungan sikap ibu hamil trimester III baik dengan kepatuhan

mengkonsumsi tablet zat besi di Wilayah Kerja Puskesmas Batua Kota

Makassar.

3. Hubungan motivasi ibu hamil trimester III baik dengan kepatuhan

mengkonsumsi tablet zat besi di Wilayah Kerja Puskesmas Batua Kota

Makassar.

60
4. Tidak ada hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan ibu hamil

trimester III mengkonsumsi tablet zat besi di Wilayah Kerja Puskesmas

Batua Makassar.

5. Tidak ada hubungan motivasi dari petugas kesehatan dengan kepatuhan

ibu hamil mengkonsumsi tablet zat besi di Wilayah Kerja Puskesmas

Batua Makassar.

B. Saran

1. Perlu penyuluhan kesehatan kepada ibu hamil dan keluarganya yang

berkesinambungan tentang pemberian tablet zat besi terutama pada ibu

hamil yang mempunyai tingkat pengetahuan yang kurang.

2. Bagi institut terkait dalam hal ini pihak puskesmas supaya tetap

memperhatikan pelayanan kesehatan bagi ibu hamil dan memberi

pengertian kepada keluarga untuk memberikan dukungan pada ibu hamil

untuk mengkonsumsi tablet zat besi.

3. Mengingat keterbatasan peneliti, maka kepada peneliti berikutnya supaya

melakukan penelitian dengan menggunakan metode lain agar penelitian

lebih optimal.

4. Bagi ibu hamil lebih patuh dalam hal mengkonsumsi tablet zat besi untuk

meningkatkan kesehatan ibu hamil dan janin.

61
62
DAFTAR PUSTAKA

Abugar, R (2006) Faktor - Faktor Yang Berhubungan Dengan Kepatuhan Ibu Hamil Dalam
Mengkonsumsi Tablet Besi Di Puskesmas Batua Kota Makassar tahun 2006.

Afnita, D. (2004). Hubungan Perilaku Ibu Hamil dan Motivasi Petugas Kesehatan Terhadap
Kepatuhan dalam Memgkonsumsi Tablet Zat Besi pada Ibu Hamil di Rumah Sakit Ibu
dan Anak BADRUL AINI Medan Tahun 2004. Skripsi Mahasiswa FKM Universitas
Sumatera Utara.

Anggraeni, E (2008). Kepatuhan Ibu Hamil dalam Mengkonsumsi Tablet Zat Besi Terhadap
Tingkat Kejadian Anemia di Puskesmas Pekan Heran Kabupaten Indragiri Hulu Tahun
2008. Skripsi Mahasiswa FKM Universitas Sumatera Utara.

Arisman. (2004) Gizi Dalam Daur Hidup. Penerbit Buku Kedokteran EGC: Jakarta.

Aziz alimul, (2003) Riset Keperawatan Dan Teknik Penulisan Ilmiah, Salemba Medika.
Jakarta.
Bobak, L & Jensen. (2005) Buku Ajar Keperawatan Maternits, Edisi IV EGC: Jakarta.

Brunner, S.J. (2005) Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Vol 2 Edisi VIII EGC: Jakarta.

Chaplin. (2004). Organisasi dan Perilaku, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Demaeyer, E.M.(2007). Pencegahan dan Pengawasan Anemia Defisiensi Besi, Widia Medika,
Jakarta. Pemberian Kesehatan Masyarakat. Jakarta.

Depkes. (2008) Profil Departemen Kesehatan Indonesia 2008,

www.Bankdata.depkes.co.id, Diaskes 18 September 2010.

Depkes. (1999). Program Penanggulangan Anemia Gizi pada Wanita Usia Subur (WUS).
Direktorat Jendral Bina Kesehatan Depkes. Jakarta.

Friedman , M. (1998). Keperawatan Keluarga , Teori dan Praktik, EGC :Jakarta.

Husaini, (2002) Prevalensi Anemia Gizi, Gizi Prima, Salemba Medika. Jakarta.

Hadju Veny (2000) Gizi Dasar. Jurusan Gizi Makassar FKM UNHAS.

Hasnawati, A. (2008) Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Ibu Hamil Yang Mengkonsumsi
Tablet Fe di Puskesmas Penrang Kabupaten Wajo Tahun 2008. Skripsi Mahasiswa PSIK
Universitas Hasanuddin.

Junita (2006) Hubungan Pemberian tablet Besi dengan Anemia Pada Ibu Hamil di Klinik
Bengkulu Selatan Propinsi Bengkulu, Tahun 2003, www.skripsi-tesis.com, Diaskes 2008.
Manuaba, I.B.G. (2001) Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obsetri Ginekologi dan
Keluaagra Berencana, EGC: Jakarta.

Moehji, S.(2001). Ilmu Gizi. Bhratara, Jakarta.

Muhilal. (2006) Angka Kecukupan Gizi Yang Dianjurkan Dalam Widya Karya pangan VI.
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Jakarta.

Muliaty, T (2007) Faktor - faktor yang berhubungan dengan kepatuhan ibu hamil Dalam
Mengkonsumsi Tablet Besi Di RSUD Arifin Nu’mang Rappan. Kabupaten Sidrap Tahun
2007.

Niven, N. (2002). Psikologi Kesehatan. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Notoatmodjo, S, (2003) Pengantar Kesehatan Masyarakat dan Ilmu Perilaku Kesehatan, Andi
Offset: Yogyakarta.

Notoatmodjo, S.(2007). Pendidikan dan perilaku kesehatan. Penerbit Buku Rineka cipta: Jakarta

Nursalam, (2002) Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Keperawatan Profesional, Salemba


Medika: Jakarta.

Nursalam, (2008) Konsep Dan Penerapan Metodelogi Penelitian Ilmu Keperawatan, Salemba
Medika: Jakarta.

Prawirohardjo. (2005). Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka : Jakarta.

Prawirohardjo, R. (2002). Ilmu Kandungan, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo:


Jakarta.

Puskesmas Batua, (2011) Data Puskesmas Batua 2011. Makassar.

Pusdiknakes. (2003). Asuhan Antenatal Buku 2, Jakarta.

Sahmadi. (2006). Pola Konsumsi Ibu Hamil Dan Hubungannya Dengan kejadian Anemia
Defisiensi Besi. http:// www.kompas.com. Diakses 28 september 2008.

Sancher, dkk. (2002). Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan Laboraturium, Edisi 11, Penerbit Buku
Kedokteran EGC: Jakarta.

Sudoyo, dkk (2006). Buku Ajar Ilmu Penyakit dalam, Jilid II Edisi IV. Penerbit Buku
Kedokteran EGC: Jakarta.

Susanti, N 2008. Psikologi kehamilan. Penerbit Buku Kedokteran EGC: Jakarta.


Walsh H. (2003). Peningkatan gizi bayi, anak, ibu hamil. dan menyusui dengan bahan makanan
Lokal, penerbit CV.Sagung Seto: Jakarta.

Wirakusumah E. (1999) Perencanaan Menu Anemia Gizi Besi. Trubus Agriwidya. Jakarta.
Daftar Lampiran
Lampiran 1. Lembar permohonan menjadi reponden
Lampiran 2. Lembar persetujuan menjadi responden
Lampiran 3. Lembar kuesioner penelitian
Lampiran 4. Lembar master data penelitian
Lampiran 5. Surat izin/rekomendasi penelitian

xi

Anda mungkin juga menyukai