SKRIPSI
HALAMAN SAMPUL
RINGKASAN
Universitas Hasanuddin
Fakultas Kesehatan Masyarakat
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Andika Lati Fola
“FAKTOR YANG BERHUBUNGAN TERHADAP KELELAHAN KERJA
PADA PEKERJA PABRIK GULA PT MAKASSAR TENE KOTA
MAKASSAR TAHUN 2018”
(xi + 146 Halaman + 18 Tabel + 2 Gambar + 11 Lampiran)
ii
iii
SUMMARY
Hasanuddin University
Public Health Faculty
Occupational Health and Safety
Makassar, March 2018
iii
iv
KATA PENGANTAR
ALLAH SWT atas segala rahmat, berkah dan karunia-Nya sehingga skripsi dengan
salam serta sholawat semoga tetap tercurah kepada nabi Muhammad SAW beserta
keluarga dan sahabatnya yang telah membawa kita ke alam penuh dengan ilmu
Selama proses penyusunan skripsi ini tentunya tidak luput dari peran orang-
orang tercinta maka pada kesempatan ini perkenankanlah saya menyampaikan ucapan
terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada orang tua saya tercinta,
tidak akan pernah bisa terbalaskan oleh apapun, kepada kakak dan adikku tersayang
Andina Widya Sari, Trisnaldi Rifqi dan Aditya rahman serta Qurrota
iv
v
1. Bapak Prof. Dr. drg. Zulkifli, M.Kes, selaku Dekan Fakultas Kesehatan
Awaluddin, SKM., M.Kes, selaku dosen pembimbing II, yang telah banyak
Jumriani Anshar, SKM., M.Kes dan Bapak Andi Imam Arundhana, S.Gz., MA,
yang telah membimbing, arahan dan nasehat yang membangun bagi sehingga
5. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Kesehatan Mayarakat atas bekal ilmu pengetahuan
6. Bapak Saifullah Jabbar selaku HSE Supervisor dan kakanda Aswar Virgiawan,
Kharismanto serta Sunandar selaku SHEO dan kepada Askar Yusuf, Andi
peneliti dan juga kepada seluruh rekan-rekan karyawan PT Makassar Te’ne atas
ijin penelitian, bantuan, bimbingan serta dukungan yang telah diberikan kepada
v
vi
7. Para pekerja dan buruh-buruh PT Makassar Te’ne yang telah bersedia dengan
ikhlas membantu menjadi responden dalam penelitian ini. Semoga kita semua
Hafif, Anwar, Baso, Idil, Tole, Fandi, Mando dan kak Ilo yang selalu menemani
10. Rekan-rekan seperjuangan teman PBL Posko Arungkeke, Teman KKN Bilateral
Kerja Sama Universitas Andalas, OHSS, teman sejurusan K3 dan Angkatan 2014
skripsi ini.
Kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat diharapkan guna
penyempurnaan skripsi ini. Akhir kata, segala puji bagi Allah dan semoga Allah SWT
Penulis
vi
vii
DAFTAR ISI
RINGKASAN ............................................................................................................. ii
vii
viii
A. Hasil Penelitian............................................................................................ 76
B. Pembahasan ................................................................................................. 88
viii
ix
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Kriteria Kelelahan .................................................................................... 22
Tabel 6. Tingkat (Jenis) Kerja dan Energi Kalori yang Dihasilkan\ ...................... 47
ix
x
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Kerangka Teori ..................................................................................... 58
x
xi
DAFTAR LAMPIRAN
xi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
kecelakaan akibat kerja dan penyakit akibat kerja yang sewaktu-waktu dapat
kerja dan dapat meminimalisir resiko terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat
Menurut Undang- Undang No. 1 Tahun 1970 termuat bahwa setiap tenaga
nasional. Selain perihal hak seorang tenaga kerja berkewajiban untuk mematuhi
masih cukup tinggi, menurut ILO setiap tahun sebanyak dua juta pekerja
meninggal dunia karena kecelakaan kerja yang disebabkan oleh faktor kelelahan.
dan juga kelelahan kerja, dari sekian banyak faktor disampaikan bahwa turunnya
tenaga kerja, hal ini dikarenakan apabila tidak diatasi maka akan berdampak
menurunnya kapasitas kerja dan daya tahan tubuh pekerja, kelelahan dibagi
menjadi dua yaitu kelelahan otot dan kelelahan umum. Kelelahan otot ditandai
dengan tremor pada otot dan kelelahan umum ditandai dengan berkurangnya
semangat untuk bekerja yang penyebabnya ditandai oleh faktor psikis, penyebab
kelelahan umum yaitu monotoni, intensitas, lamanya bekerja mental dan fisik,
memperkirakan gangguan psikis pada pekerja seperti perasaan lelah yang begitu
berat dan berujung pada depresi dapat menjadi penyakit pembunuh nomor dua
Workers At Newmont Ghana Gold Limited Ahafo Mine terkait faktor kelelahan
kerja dari total 200 responden terdapat 95% responden mengalami tekanan
akibat kerja, 98% responden merasakan aktivitas kerja yang monoton, 70%
mendapatkan jam kerja yang melebihi 12 jam kerja perhari (Desmond, 2013)
Pada studi Driver Fatigue and Road Safety on Poland’s National Roads
disebabkan oleh kelelahan dan 71,7 % diantaranya mengalami kematian dan luka
sebanyak 41 orang (45,6%) bekerja dengan beban kerja yang tinggi, sebanyak 35
orang (38,9%) yang bekerja dengan beban kerja yang sedang, dan 14 orang
dalam kategori gizi lebih sejumlah 27 orang (30,0%), sedangkan yang termasuk
dalam kategori status gizi normal sejumlah 61 orang (67,8%)dan kategori gizi
diakibatkan beban kerja (Putri dkk, 2016). Pada penelitian yang dilakukan oleh
dengan asupan energi yang tidak memenuhi (56,6%), serta masa kerja lama
orang (62,3%)
kerja panas di bagian dapur catering Hikmah Food yaitu sebesar 29ºC, hasil
pengukuran tersebut melebihi NAB yang telah dientukan serta setelah dilakukan
bahwa dari total 22 responden terdapat 16 orang pekerja yang memiliki masa
kerja > 10 tahun yang mengalami kelelahan kerja, 11 orang responden diketahui
5
memiliki asupan energi tidak normal serta mengalami kelelahan dan terdapat 18
orang responden yang bekerja pada suhu >30°C yang mengalami kelelahan kerja
(Paulina, 2016)
produksi gula rafinasi dan merupakan satu-satunya kilang gula yang saat ini
dan kawasan Industri Parangloe Indah kota Makassar. Kilang tersebut memiliki
kapasitas produksi hingga 1.800 ton gula rafinasi per hari dan cukup memenuhi
permintaan gula pasir wilayah ini. PT Makassar Tene memiliki lebih kurang 550
buruh tetap. Adapun fasilitas yang terdapat pada PT Makassar Te’ne adalah
bahan baku, gedung produksi, laboratorium, control panel, power plant, waste
water treatment plant, gudang dan tempat penyimpanan batubara, water cooling
proses pembuatan gula mulai dari pengolahan bahan baku tebu hingga menjadi
yang terdapat pada bagian produksi adalah seperti centrifugal, elevator, filter
press, bucket elevator,screw dan alat proses produksi lainnya yang memiliki
sistem shift kerja terhadap pekerjanya dengan membagi shift kerja menjadi tiga
6
yaitu shift pertama pukul 07:00-15:00, shift kedua pukul 15:00-23:00 dan shift
memiliki potensi hazard berupa iklim kerja panas, debu,getaran dan kebisingan
yang berasal dari alat produksi yang dapat mempengaruhi kesehatan pekerja.
Beberapa pekerja mengeluhkan kondisi panas yang hampir tiap hari mereka
rasakan serta keluhan berupa kondisi kesehatan yang terganggu dikarenakan pola
mengetahui faktor yang berhubungan dengan kelelahan kerja pada pekerja pabrik
B. Rumusan Masalah
akan diteliti yaitu apakah ada hubungan antara iklim kerja panas, beban kerja,
asupan energi, dan masa kerja dengan kelelahan kerja pada pekerja PT Makassar
Te’ne
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor yang
Te’ne.
7
2. Tujuan khusus
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat ilmiah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu bahan bacaan
yang dapat menambah pengetahuan dan wawasan serta dapat menjadi salah
satu sumber kajian ilmiah, referensi, dan sarana bagi penelitian selanjutnya di
kepada pemilik pabrik dan pekerja tentang faktor yang berhubungan dengan
kelelahan kerja dalam upaya peningkatan derajat kesehatan tenaga kerja dan
perkuliahan.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
putus asa, merasa terjebak, tidak berdaya, tertekan dan merasa sedih atau apatis
Kata lelah (fatigue) menunjukkan keadaan tubuh fisik dan mental yang
berkurangnya daya kerja dan menurunnya ketahanan tubuh untuk bekerja. Ada
dua jenis kelelahan, yaitu kelelahan otot dan kelelahan umum (Suma’mur P.K.,
2009).
lelah, output menurun, dan kondisi fisiologis yang dihasilkan dari aktivitas
7
8
kekuatan atau ketahanan fisik tubuh untuk terus melanjutkan suatu pekerjaan
Akibat kelelahan kerja dapat dilihat pada pengurangan kapasitas kerja dan
Berdasarkan proses dalam otot kelelahan dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
kerja. Gejala kelelahan otot dapat terlihat pada gejala yang tampak dari
suatu perasaan letih yang luar biasa. Semua aktivitas kerja menjadi
Tidak adanya gairah untuk bekerja baik secara fisik maupun psikis,
segalanya terasa berat dan merasa “ngantuk” (Budiono, dkk, 2003). Hal
(Tarwaka,dkk, 2004).
berupa beban kerja faktor eksternal berupa tugas (task) itu sendiri,
organisasi (waktu kerja, istirahat, kerja gilir (shift kerja), kerja malam,
psikologis) maupun beban kerja dari faktor internal yang berasal dari
dalam tubuh itu sendiri berupa faktor somatis (umur, jenis kelamin,
ukuran tubuh, kondisi kesehatan, status gizi) dan faktor psikis (motivasi,
1) Kelelahan Akut
2) Kelelahan Kronis
suatu pekerjaan.
fisik di tempat kerja antara lain oleh suhu dan kebisingan, getaran
dan pencahayaan.
pusat kesadaran yaitu cortex cerebri, yang dipengaruhi oleh dua sistem
kelelahan atau sebaliknya apabila sistem aktivasi lebih kuat maka seseorang
11
dalam keadaan segar untuk bekerja (Gerandjean & Nurmianto dalam Zuhriyah
2007).
kerja baik berupa beban kerja faktor eksternal berupa tugas (task) itu sendiri,
organisasi (waktu kerja, istirahat, kerja gilir, kerja malam dan lain-lain) dan
beban kerja faktor internal yang berasal dari dalam tubuh itu sendiri berupa
faktor somatis (umur, jenis kelamin, ukuran tubuh, kondisi kesehatan, status
gizi) dan faktor psikis (motivasi, kepuasan kerja, keinginan dan lain-lain)
(Russeng, 2011).
seperti faktor somatis atau faktorfisik, gizi, jenis kelamin, usia, pengetahuan
dan gaya hidup. Sedangkan yangtermasuk faktor eksternal adalah keadaan fisik
Kelelahan biasa juga disebabkan oleh kerja statis berbeda dengan kerja
dinamis. Pada kerja otot statis, dengan pengerahan tenaga 50% dari kekuatan
pengerahan tenaga <20% kerja fisik dapat berlangsung cukup lama. Tetapi
12
pengerahan tenaga otot statis sebesar 15-20% akan menyebabkan kelelahan dan
a. Keadaan monoton.
di tempat kerja.
4. Gejala Kelelahan
a. Turunnya perhatian.
Seseorang yang menderita lelah berat secara terus menerus maka akan
Pada umumnya Gejala atau perasaan atau tanda yang ada hubunganya
d. Menguap
f. Mengantuk
j. Mau berbaring
l. Lelah bicara
m. Gugup
u. Sakit kepala
v. Kekakuan di bahu
y. Merasa haus
z. Suara serak
otot dan peredaran darah, dimana produk-produk sisa ini bersifat bisa
keadaan dan perasaan lelah adalah reaksi fungsional dari pusat kesadaraan yaitu
otak (cortex ceberi) yang dipengaruhi atas dua sistem saraf antagonis yaitu
Hal ini menyebabkan seseorang pada suatu saat bergantung pada hasil
kerja kedua sistem ini. Apabila sistem penggerak lebih kuat dari sistem
penghambat, maka keadaan orang tersebut ada dalam keadaan segar untuk
yang sedah lelah dapat melakukan aktivitas secara tiba-tiba apabila mengalami
tidak seberapa.
16
berikut :
b. Performansi rendah
g. Cidera
a. Pekerja yang mengalami kelelahan kerja akan berprestasi lebih buruk lagi
lingkungan kerja, sikap kerja dan alat kerja diupayakan berciri ergonomis
d. Pemberian gizi kerja yang memadai sesuai dengan jenis pekerjaan dan
beban kerja.
18
perlu bagi tenaga kerja dengan tempat tinggal jauh diusahakan transportasi
dari perusahaan.
g. Pembinaan mental secara teratur dan berkala dalam rangka stabilitas kerja
dan kehidupannya.
secara baik.
beda usia, wanita hamil dan menyusui, tenaga kerja dengan kerja gilir di
sebagai jumlah proses kerja (waktu yang digunakan setiap item) atau
sakit di kepala, kaku di bahu, nyeri di punggung, sesak nafas, haus, suara
serak, merasa pening, spasme di kelopak mata, tremor pada anggota badan,
e. Uji Mental
pekerjaan. Bourdon Wiersma Test, merupakan salah satu alat yang dapat
reaction timer untuk mengukur waktu reaksi. Waktu reaksi adalah jangka
21
waktu dari pemberian suatu rangsang sampai kepada suatu saat kesadaran
atau dilaksanakan kegiatan. Dalam uji waktu reaksi dapat digunakan nyala
suatu respon yang spesifik saat suatu stimulasi terjadi. Waktu reaksi
terpendek biasanya berkisar antara 150 hingga 200 milidetik. Waktu reaksi
kecepatan gerakan dan suhu radiasi (Suma’mur P.K., 2009). Iklim Kerja
kerja panas adalah ketika hubungan pekerjaan dengan temperatur udara yang
tinggi, radiasi dari sumber panas, kelembapan udara yang tinggi, pajanan
langsung dengan benda yang mengeluarkan panas, atau aktivitas fisik secara
cenderung untuk meningkatkan suhu inti tubuh, detak jantung/ denyut nadi,
perpindahan panas radiasi, pergerakan udara, dan tekanan parsial uap air
lingkungan dan panas yang diakibatkan dari aktivitas fisik manusia atau
Banyak hal yang menjadi faktor iklim kerja panas terhadap setiap
a. Aklimatisasi
Aklimatisasi ini ditujukan kepada suatu pekerjaan dan suhu tinggi untuk
kecil.
b. Umur
seseorang terhadap panas akan menurun pada umur yang lebih tua.
dibandingkan dengan orang yang lebih muda. Orang yang lebih tua
70% dari seluruh penderita heat stroke (kondisi suhu tubuh melebihi
40°C) adalah mereka yang berusia lebih dari 60 tahun. Denyut nadi
c. Jenis Kelamin
d. Ukuran Tubuh
ukuran tubuh yang lebih kecil dapat mengalami tingkatan tekanan panas
2010).
e. Gizi
Kurniawan, 2010).
suhu tubuh yaitu produksi panas dari hasil metabolisme tubuh dan
individu yang sehat dapat memelihara suhu jaringan dalam tubuh (suhu inti
tubuh) dengan rentang yang sangat sempit, yaitu sekitar 36-37ºC. Namun,
walaupun terjadi fruktuasi suhu inti tubuh, hanya 1-2ºC dari nilai normal,
kegiatan fisik tubuh, makanan yang telah atau sedang dikonsumsi, pengaruh
P.K., 2009).
kepada badan apabila suhunya lebih tinggi dari tubuh. Pertukaran panas
mekanisme radiasi. Selain itu dan penting sekali, manusia dapat berkeringat
para ahli telah berusaha untuk mencari metode pengukuran sederhana yang
a. Suhu Efektif
Suhu efektif yaitu indeks sensoris dari tingkat panas yang dialami
oleh seseorang tanpa baju, kerja enteng dalam berbagai kombinasi suhu,
Sweetrate)
(Suma’mur,2009).
tinggi 170 cm dan berat 154 pond dalam keadaan sehat dan memiliki
1) ISBB = 0,7 x suhu basah + 0,2 x suhu radiasi + 0,1 suhu kering
dalam ruangan).
Indonesia (2011) tentang nilai ambang batas tekanan panas untuk stress
Tabel 2.2
NAB ISBB (ºC) yang diperkenankan
ISBB oC
Pengaturan waktu
Beban kerja
kerja setiap jam
Ringan Sedang Berat
75%-100% 31,0 28,0 -
50%-75% 31,0 29,0 27,5
25%-50% 32,0 30,0 29,0
0%-25% 32,2 31,1 30,5
Sumber: Permenakertrans RI No. PER.13/MEN/X/2011
Proses ini pada dasarnya adalah proses oksidasi dari bahan-bahan seperti
Kurniawan, 2010).
30
dipertahankan. Hasil dari metabolisme ini antara lain adalah energi dan
panas. Panas yang dihasilkan inilah yang merupakan sumber utama panas
RI, 2003).
pertukaran panas dan proses pertukaran panas ini tergantung dari suhu
banyak pula yang hilang. Dengan kata lain, terjadi pertukaran panas
31
panas, yaitu :
akan mengubah energi kimia dari makanan yang dicerna ke bentuk energi
panas pada kecepatan tertentu agar tidak terjadi penumpukan panas yang
a. Vasodilatasi,
d. Suhu inti tubuh pada awalnya turun kemudian meningkat, dan lain-
lain.
c. Kelelahan,
d. Haus,
e. Anorexia,
Tabel 2.3
Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Efek Iklim Kerja
Faktor lingkungan Faktor manusia Pekerjaan
Suhu Usia Kompleksnya tugas
Kelembapan Jenis kelamin Lamanya tugas
Angin Kesegaran jasmani Bebab fisik
Radiasi panas Ukuran tubuh Beban mental
Sinar matahari Kesehatan Beban indera
Debu Aklimatisasi Beban pribadi
Aerosol Gizi Keterampilan
Gas Motivasi yang diisyaratkan
Uap logam Pendidikan
Tekanan barometer Kemampuan fisik
Pakaian Kemampuan mental
Kemantapan emosi
Karakteristik genetis
Sumber: Suma’mur P,K, 2009
34
pada ruangan dengan Indeks Suhu Basah dan Bola (ISBB) antara 32,02-
Tabel 2.4
Pengaruh Iklim Kerja Terhadap Manusia
No Tingkat Temperatur (ºC) Efek Terhadap Tubuh
1. ± 49ºC Temperatur yang dapat ditahan
sekitar 1 jam, tetapi jauh di atas
kemampuan fisik dan mental
2. ± 30ºC Aktivitas mental dan daya
tangkap mulai menurun dan
cenderung untuk membuat
kesalahan dalam pekerjaan
3. ± 24ºC Kondisi optimum
4. ± 10ºC Kelakuan fisik yang ekstrim
mulai muncul
Sumber:Nyoman, 2004 dalam Kurniawan, 2010
suhu udara 20-27ºC dan kelembapan 35-60%, bila lebih tinggi dari nilai
35
ini tidak terasa nyaman, penampilan kerja akan menurun, bahkan dapat
a. Kelainan kulit
1) Heat edema
2) Erythema ag igne
bakar.
3) Intertrigo rash
c. Heat Cramps
sama dengan kelainan akibat pajanan lingkungan panas yang lain. Hal
pada otot – otot fleksor tangan dan kaki untuk beberapa menit atau
jam.
d. Heat Exhaustion
pusing, penglihatan gelap, rasa yang haus, mual, muntah, diare, keram
e. Heat Syncope
keringat, suhu tubuh mungkin lebih dari 41ºC, lemah, sakit kepala,
kurang sehat atau adanya gejala demam dan diare yang meningkat
kerja baik berupa fisik atau mental dan menjadi tanggungjawabnya. Seorang
tenaga kerja saat melakukan pekerjaan menerima beban sebagai akibat dari
istirahat yang sering dan waktu kerja yang pendek. Jika waktu kerja ditambah
(Suma’mur, 2009).
bosan dan kejenuhan atau understress. Oleh karena itu perlu diupayakan
tingkat intensitas pembebanan yang optimum yang ada diantara kedua batas
yang ekstrim tadi dan tentunya berbeda antara individu yang satu dengan
yang lainnya.
bosan dan kejenuhan atau understress. Oleh karena itu perlu diupayakan
tingkat intensitas pembebanan yang optimum yang berada antara dua batas
ekstrim tadi dan tentunya berbeda antara individu yang satu dengan yang
lainnya.
f. Keterampilan bekerja
aktifitas yang berulang dalam sehari oleh seorang tenaga kerja, maka akan
lebih cepat mengurangi ketebalan dari intervertebral disc atau elemen yang
berada diantara segmen tulang belakang dan akan dapat meningkatkan risiko
Apabila peralatan tersebut tidak tersedia, maka dapat dicatat secara manual
cepat dan murah juga tidak diperlukan peralatan yang mahal serta hasilnya
cukup reliable. Denyut nadi akan segera berubah seirama dengan perubahan
kimia. Denyut nadi lebih mudah dan dapat digunakan untuk menghitung
Tabel 2.5
Kategori Beban Kerja Berdasarkan Denyut Nadi
(dalam denyut nadi permenit)
Kategori Beban Kerja Denyut Nadi (permenit)
Ringan 75-100
Sedang 100-125
Berat 125-150
Sangat Berat 150-175
Sangat Berat Sekali > 175
denyut nadi.
a. Metode 10 denyut
10 𝐷𝑒𝑛𝑦𝑢𝑡
Denyut Nadi (Denyut/Menit) = 𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢𝑃𝑒𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑥 60
42
b. Metode 15 detik
Cara pengukuran :
dikalikan empat.
c. Metode 30 detik
Cara pengukuran:
dikalikan dua.
semakin berat beban kerja maka akan semakin banyak energi dan nutrisi
dada sakit, Jika terus menerus kekurangan oksigen, maka akan terjadi
Kesehatan dan daya kerja sangat erat kaitannya dengan tingkat gizi
kelelahan. Seorang tenaga kerja dengan keadaan gizi yang baik akan memiliki
kapasitas kerja dan ketahanan tubuh yang lebih baik, begitu juga sebaliknya.
Pada keadaan gizi buruk dengan beban kerja berat akan mengganggu kerja dan
yang dibutuhkan oleh tenaga kerja adalah untuk memenuhi kebutuhan gizi
gizi berhubungan erat dan berpengaruh pada produktivitas dan efisiensi kerja.
yaitu mengubah bahan makanan yang masuk ke tubuh menjadi energi yang
Kerja fisik adalah kerja yang membutuhkan energi fisik sebagai sumber
tenaganya pada otot manusia.Kerja fisik biasa dikonotasikan dengan kerja berat
atau kerja otot. Kerja otot yang berat akan memerlukan konsumsi energi yang
besar. Salah satu kebutuhan utama penggerak otot adalah kebutuhan oksigen
yang dibawa oleh darah ke otot untuk proses pembakaran zat yang menghasilkan
dikonsumsi sehingga daftar lain yang dapat dihitung konsumsi zat gizi dengan
menggunakan daftar konsumsi bahan makanan (DKBM) atau daftar lain yang
46
diperlukan seperti daftar ukuran rumah tangga (URT), daftar konversi mentah-
berakhir. Prinsip dari metode recall 24 jam, dilakukan dengan mencatat jenis dan
jumlah bahan makanan yang dikonsumsi pada periode 24 jam yang lalu. Dalam
metode recall 24 jam, responden, disuruh menceritakan semua yang dimakan dan
diminum selama 24 jam yang lalu termasuk cara memasak dan merek makanan
bila dibeli dalam bentuk kemasan. Biasanya dimulai sejak ia bangun pagi
kemarin sampai dia istirahat tidur malam harinya, atau dapat juga dimulai dari
individu. Oleh karena itu, recall 24 jam sebaiknya dilakukan berulang-ulang kali
2. Ketepatan sangat tergantung pada daya ingat responden. Oleh karena itu
responden harus mempunyai daya ingat yang baik, sehingga metode ini
tidak cocok dilakukan pada anak usia di bawah 7 tahun, orang tua
berusia di atas 70 tahun dan orang yang hilang ingatan atau orang
yangpelupa.
estimate).
48
menggunakan alat-alat bantu URT dan ketepatan alat bantu yang dipakai
penelitian.
dilakukan pada saat panen, hari pasar, hari akhir pecan, pada saat
sebagaiberikut:
juga dicatat serta adanya pemberian tablet besi atau kapsul vitamin A.
gelas, sendok dan lain-lain) atau model dari makanan ( food model).
Makanan yang dikonsumsi dapat dihitung dengan alat bantu ini atau
2015).
50
mesin, kuli angkat dan angkut, pekerja tambang, tukang kayu tanpa
Kecukupan Gizi (AKG) 2013 individu dan dikalikan 100% maka didapatkan
persen tingkat konsumsi energi dan protein berbentuk rasio. Data asupan
energi dan protein dikategorikan menjadi tiga kategori yaitu kurang (<80%),
Masa kerja adalah waktu yang dihitung berdasarkan tahun pertama bekerja
hingga saat penelitian dilakukan dihitung dalam tahun.Semakin lama masa kerja
seseorang maka semakin tinggi juga tingkat kelelahan, karena semakin lama
pekerjaan tersebut. Semakin banyak informasi yang kita simpan, semakin banyak
keterampilan yang kita pelajari, akan semakin banyak hal yang kita kerjakan.
Masa kerja dapat mempengaruhi pekerja baik positif maupun negatif. Akan
memberikan pengaruh positif bila semakin lama seseorang bekerja maka akan
52
pengaruh negatif apabila semakin lama bekerja akan menimbulkan kelelahan dan
Bodiono,2003), yaitu:
1. Stasiun penggilingan
penggilingan dari mesin akan dihasilkan nira perahan pertama dan ampas
tebu. Nira perahan pertama lalu dimasukan ke gilingan II, III, dan IV.Pada
III, dan dari gilingan III ke gilingan II. Pemberian air imbibisi pada
pemerahan tebu bertujuan untuk menekan kadar gula yang ada dalam
ampas. Nira yang diperoleh dari mesin gilingan I dan II dinamakan nira
uap yang merupakan pusat penggerak dari mesin-mesin yang ada di dalam
53
2. Stasiun pemurnian
ditambah bahan pengendap seperti superflock sampai nira kotor dan nira
jernih terpisah.Sehingga hasil dari tahap pemurnian ini adalah nira bersih
pupuk organik, sedangkan nira tapisan dimasukan lagi pada nira mentah
3. Stasiun penguapan
nira kental yang mempunyai konsentrasi tertentu dan uap nira penguapan
4. Stasiun Kristalisasi
banyaknya secara mudah, sederhana dan ekonomis dari suatu larutan yang
mengkristalkan sukrosa dari nira kental sampai ukuran tertentu dengan bibit
gula C2. Masakan B yaitu mengkristalkan sukrosa dari stroop B dan Klare
gul adan tetes. Dari masakan A dihasilakn gula A dan tetes A, masakan B
berupa gula B dan tetes B, serta masakan C berupa gula C dan tetes C.
Proses kristalisasi juga menghasilkan uap nira. Uap nira ini ditambahkan
5. Stasiun pemutaran
tinggi, dilapisi oleh larutan induk yang sangat tipis dan berwarna
kristal ini tidak akan lepas walaupun tenaga sentrifugal diperbesar. Cara
untuk mengurangi tebal tipisnya lapisan larutan induk yang menempel pada
6. Stasiun penyelesaian
lainnya. Perbedaanya adalah bahwa air yang diuapkan hanya terdapat pada
memisahkan gula halus, kasar dan normal. Gula normal mempunyai ukuran
kristal antara 0,6 – 1,05 mm yang digunakan sebagai gula produk (gula
yang diperdagangkan). Kristal halus dan kasar dipisahkan dan dilebur untuk
G. Kerangka Teori
Gambar 2.1
Kerangka Teori
Kelelahan Kerja
kel
H. Batasan Penelitian
1. Urgensi penelitian
kelelahan kerja
2. Waktu
3. Realistis
bervariasi
4 Keterbatasan Finansial
variabel berupa ;
a. Kelelahan kerja
c. Beban kerja
d. Asupan energi
e. Masa kerja
BAB III
KERANGKA KONSEP
kelelahan pekerja yaitu: lingkungan kerja, beban kerja, umur pekerja, status gizi,
masa kerja dan lama kerja. Secara sistematis uraian variabel berdasarkan tujuan
1. Kelelahan kerja
yang baik akan menyebabkan kelelahan kronis dan berpengaruh langsung pada
Kelelahan kerja kerap kali kurang diperhatikan pada industri kecil atau industri
suatu industri.
Iklim kerja panas adalah salah satu bagian dari ingkungan kerja yang
59
60
tingkat kelelahan seseorang, Ikim kerja yang terlalu panas dapat menyebabkan
3. Beban kerja
kerja yang dimaksud dalam penelitian ini adalah dengan mengukur denyut nadi
selama bekerja, denyut nadi akan segera berubah senada seirama dengan
itu perlu diupayakan tingkat intensitas pembebanan yang optimum yang ada
diantara kedua batas yang ekstrim tadi dan tentunya berbeda antara individu
4. Asupan Energi
menyebabkan pekerja untuk lebih mudah merasa letih dan menurunkan daya
mental dan fisik. Semakin baik gizi pekerja maka kapasitas kerjanya akan
teknik FR 24 jam yang dilaksanakan 2x yaitu 1 hari untuk mewakili hari kerja
dan 1 hari untuk mewakili hari libur, melalui prosedur mencatat semua jenis
5. Masa kerja
adalah salah satu faktor yang termasuk ke dalam komponen ilmu kesehatan
kerja. Pekerjaan fisik yang dilakukan secara kontinyu dalam jangka waktu
ini kelelahan terjadi karena terkumpulnya produk sisa dalam otot dan
Gambar 2.2
Kerangka Konsep Penelitian
Iklim Kerja
Panas
Beban Kerja
Kelelahan
Asupan Energi Kerja
Masa Kerja
Keterangan:
: :Variabel independen
: Variabel dependen
: Arah hubungan
1. Kelelahan
kelelahan fisik yang dirasakan oleh responden yang diukur setelah buruh
63
kelelahan milidetik.
Kriteria objektif :
(Setyawaty, 2006)
Iklim kerja yang diukur adalah berupa iklim kerja panas. Iklim kerja
radiasi dengan tingkat pengeluaran panas dari tubuh tenaga kerja akibat
waktu setiap jam kerja 50%-75% dan termasuk dalam beban kerja sedang.
Pengukuran iklim kerja panas dilakukan pada 5 titik dimana pekerja paling
sering berada saat bekerja yang diakukan pada saat pagi dan siang hari.
Kriteria Objektif :
(PER.13/MEN/X/2011)
64
3. Beban Kerja
Beban kerja adalah tingkat beban kerja atau beban yang diterima
nadi diukur pada saat 30 menit sebelum bekerja dan 30 menit setelahburuh
10 denyut
Denyut Nadi kerja = x 60 = …denyut/menit
waktu perhitungan
Kriteria Objektif :
(Tarwaka, 2010)
4. Asupan Energi
mencatat jenis dan jumlah bahan makanan yang dikonsumsi pada periode 24
jam yang lalu untuk melihat jumlah dan jenis zat gizi yang dikonsumsi.
Kriteriaobjektif:
(WKNPG, 2004)
5. Masa Kerja
Masa kerja yang dimaksud dalam penelitian ini adalah waktu bekerja
buruh yang dihitung pada saat pekerja mulai bekerja sampai dengan
Kriteria objektif :
C. Hipotesis Penelitian
a. Tidak ada hubungan Iklim kerja panas dengan kelelahan kerja pada
b. Tidak ada hubungan beban kerja dengan kelelahan kerja pada pekerja
c. Tidak ada hubungan Asupan Energi dengan kelelahan kerja pada pekerja
d. Tidak ada hubungan masa kerja dengan kelelahan kerja pada pekerja
f. Ada hubungan iklim kerja panas dengan kelelahan kerja pada pekerja
g. Ada hubungan beban kerja dengan kelelahan kerja pada pekerja pabrik
i. Ada hubungan masa kerja dengan kelelahan kerja pada pekerja pabrik gula
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
kerja panas, beban kerja, asupan energi dan masa kerja dengan kelelahan kerja
Makassar Tene.
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah semua pekerja yang bekerja pada
bagian produksi yaitu sebanyak 145 orang dengan sampel minimal sebanyak 37
orang
2. Sampel
67
68
pada hari senin hingga jum’at pada area smoking. Perhitungan besar sampel
Keterangan :
n = besar sampel
N = populasi
sebagai berikut:
𝑎
𝑍 2 1 − 2 𝑃(1 − 𝑃)𝑁
𝑛= 𝑎
𝑑2 (𝑁 − 1) + 𝑍 2 1 − 2 𝑃(1 − 𝑃)
1,96 . 0,5(1−0,5)145
n = 0,12 (145−1) +1,96 . 0,5(1−0,5)
71,05
n= 1,93
n = 36,8 37
69
Jadi besar sampel yang akan digunakan pada penelitian ini adalah 37
D. Pengumpulan Data
1. Data Primer
(hidup).
“millidetik”.
ke-15)
alat dimatikan dengan menekan tombol “on atau off” pada off dan
Monitor)sebagai berikut:
1 sendok teh terlebih dahulu pada pengukur suhu basah alami (natural
wet bulb).
71
2) Setelah itu, pengukur suhu kering, pengukur suhu basah alami dan
Ketiga alat ini dipasang secara bersamaan dan dapat pula secara satu
per satu.
mewakili hari kerja dan 1 hari untuk mewakili hari libur, melalui
pengolahandata.
menggunakan kuesioner.
kesalahan jawaban pada kuesioner. Data ini merupakan data input utama
untuk memastikan data tersebut tidak ada yang salah, sehingga dengan
5. Penyajian Data
dalam bentuk tabel dan narasi untuk diinterpretasi dan dibahas secara jelas.
F. Analisis Data
1. Analisis Univariat
2. Analisis Bivariat
Squareyaitufaktor iklim kerja panas, beban kerja, asupan energi dan masa
(𝑂 − 𝐸)2
𝑋2 = ∑
𝐸
Keterangan :
dependen jika tidak ada nilai E yang kurang dari 5 dipergunakan Chi-Square
Tabel 4.1
Contoh Tabel Kontingensi 2x2
Tingkat Pengaruh Jumlah
Kategori
Berpengaruh Tidak Berpengaruh Sampel
Kategori 1 a b a+b
Kategori 2 c d c+d
Total a+c b+d N
Sumber: Sugiyono, 2009.
75
n( ad bc n ) 2
X2 2
a b a c b d c d
Jika terdapat sel yang mempunyai nilai E kurang dari 5 maka mengunakan Fisher
A. Hasil Penelitian
perusahaan sebagai sampel yang diambil dengan cara tekhnik purposive sampling
pekerja dari bagian produksi serta pekerja yang datang ke tempat smoking area
dengan menggunakan alat heat stress monitor serta menggunakan alat reaction
timer dan stopwatch untuk mengukur kelelahan kerja dan beban kerja pada 40
SPSS komputer dan data disajikan dalam bentuk tabel frekuensi dan tabulasi
silang (crosstab) sesuai dengan tujuan penelitian dan disertai narasi sebagai
76
76
variabel
a. Karakteristik Responden
ini :
Tabel 5.1
Distribusi Responden Berdasarkan Kelompok Umur pada
Pekerja Pabrik Gula PT Makassar Te’ne Kota Makassar
Kelompok Umur Responden
(Tahun) Jumlah (n) Persentase (%)
17-25 2 5
26-35 26 65
36-45 8 20
46-55 4 10
Total 40 100
Sumber : Data Primer, 2018
Tabel 5.2
Distribusi RespondenBerdasarkan Kelompok Pendidikan Terakhir
pada Pekerja Pabrik Gula PT Makassar Te’neKota Makassar
Kelompok Responden
Pendidikan Terakhir Jumlah (n) Persentase (%)
SMP/ Sederajat 2 5
SMA/ Sederajat 32 80
S1 6 15
Total 40 100
Sumber : Data Primer, 2018
Tabel 5.3
Distribusi Responden Berdasarkan Iklim Kerja Panas pada Pekerja
Pabrik Gula PT Makassar Te’ne Kota Makassar
Responden
Iklim Kerja
Jumlah (n) Persen (%)
Normal 13 32,5
Total 40 100
dengan iklim kerja normal. Pekerja dengan iklim kerja normal sebanyak
c. Beban Kerja
Tabel 5.4
Distribusi Responden Berdasarkan Beban KerjaPada Pekerja
Pabrik Gula PT Makassar Te’ne Kota Makassar
Frekuensi
Beban Kerja
Jumlah (n) Persen (%)
Berat 24 60
Ringan 16 40
Jumlah 40 100
Sumber: Data Primer 2018
dengan beban kerja sedang lebih banyak daripada pekerja dengan beban
(60%).
d. Asupan Energi
berikut :
80
Tabel 5.5
Distribusi Responden BerdasarkanAsupan Energi Pada Pekerja
Pabrik Gula PT Makassar Te’ne Kota Makassar
Frekuensi
Asupan Energi
Jumlah (n) Persen(%)
Tidak Memenuhi 29 72,5
Memenuhi 11 27,5
Jumlah 40 100
Sumber: Data Primer 2018
e. Masa Kerja
Tabel 5.6
Distribusi Responden Menurut Masa Kerja PadaPekerja
Pabrik Gula PT Makassar Te’ne Kota Makassar
Masa Kerja Frekuensi
(Tahun)
Jumlah (n) Persen (%)
Lama 34 85
Baru 6 15
Jumlah 40 100
Sumber: Data Primer 2018
responden masa kerja lama sebanyak 34 orang atau sebesar 85% dan
f. Kelelahan Kerja
Tabel 5.7
Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Kelelahan Kerja
Pada Pekerja Pabrik Gula PT Makassar Te’ne Kota Makassar
Frekuensi
Kelelahan Kerja
Jumlah (n) Persen (%)
Mengalami Kelelahan 30 75
Jumlah 40 100
Sumber: Data Primer 2018
25%.
variabel independen (iklim kerja panas, beban kerja, asupan energidan masa
kerja).
Tabel 5.8
Hubungan Iklim KerjaPanas dengan Kelelahan Kerja Pada
Pekerja Pabrik Gula PT Makassar Te’ne Kota Makassar
Kategori Kelelahan
Iklim Kerja Total Nilai p
Lelah Tidak Lelah
n % n % n %
p =0,032
Normal 7 53,8% 6 46,2% 13 100%
(85,2%) dan sebanyak 7 orang pekerja dengan iklim kerja normal juga
ada hubungan antara iklim kerja dengan kelelahan kerja pada pekerja
seseorang
Tabel 5.9
Hubungan Beban Kerjadengan Kelelahan Kerja Pada Pekerja
Pabrik Gula PT Makassar Te’ne Kota Makassar
Kategori Kelelahan
Total Nilai p
Beban Kerja
Lelah Tidak Lelah
n % n % n %
p =0,003
Ringan 8 50% 8 50% 16 100
Fisher menunjukkan bahwa nilai p= 0,03, karena nilai p< 0,05 maka
85
antara beban kerja dengan kelelahan kerja pada pekerja pabrik gula PT
Tabel 5.10
Hubungan Asupan Energi dengan Kelelahan Kerja Pada Pekerja
Pabrik Gula PT Makassar Te’ne
Kota Makassar
Kategori Kelelahan
Asupan Total Nilai p
Energi Lelah Tidak Lelah
n % n % n %
Tidak
19 65,5% 10 34,5% 29 100
Memenuhi
p =0,025
Memenuhi 11 100% 0 0% 11 100
Hasil uji Fisher menunjukkan bahwa nilai p=0,025, karena nilai p <
antara masa kerja dengan kelelahan kerja pada pekerja pabrik gula PT
Tabel 5.11
Hubungan Masa Kerjadengan Kelelahan Kerja Pada Pekerja
Pabrik Gula PT Makassar Te’ne kota Makassar
Kategori Kelelahan
Total Nilai p
Masa Kerja
Lelah Tidak Lelah
n % n % n %
p =0,000
Baru 2 25% 6 75% 8 100
ada hubungan antara masa kerja dengan kelelahan kerja pada pekerja
B. Pembahasan
1. Kelelahan Kerja
Kata lelah (fatigue) menunjukkan keadaan tubuh fisik dan mental yang
reaksi pekerja pabrik gula terhadap ransangan cahaya yang menjadi reaksi
pada alat yang digunakan. Pada keadaan yang sehat dan bugar, tenaga kerja
akan lebih cepat merespon rangsangan yang diberikan dan seseorang yang
diberikan.
mengaku pernah merasakan tanda- tanda kelelahan seperti haus, sakit kepala,
yang monoton dalam melakukan pekerjaan serta waktu kerja yang panjang
lingkungan kerja yang panas ini disebabkan oleh tingginya suhu alat
pengkuran waktu reaksi dari para pekerja pabrik gula. Hasil dari penelitian
baik maka ini akan berdampak pada terjadinya kelelahan akut maupun kronis
90
dan pada akhirnya semua akan berdampak pada efisiensi dan produktivitas
kerja baik berupa beban kerja faktor eksternal berupa tugas (task) itu sendiri,
organisasi (waktu kerja, istirahat, kerja gilir, kerja malam dan lain-lain) dan
beban kerja faktor internal yang berasal dari dalam tubuh itu sendiri berupa
faktor somatis (umur, jenis kelamin, ukuran tubuh, kondisi kesehatan, status
gizi) dan faktor psikis (motivasi, kepuasan kerja, keinginan dan lain-lain)
(Russeng, 2011).
faktor beban kerja, status gizi dan masa kerja. Penelitian lainnya yang
karena ketika kelelahan ini tidak diperhatikan maka akan berdampak buruk
bagi pekerja dan bahkan pemilik usaha. Untuk itu perlu dilakukan
penyesuaian lama kerja serta pemberian jeda istirahat yang cukup agar
pekerja terhindar dari keluhan kelelahan kerja.Selain itu, pemilik pabrik juga
91
terpapar panas sehingga para pekerja tidak terpapar panas yang berlebihan.
kecepatan gerakan dan suhu radiasi (Suma’mur, 2009). Iklim Kerja Panas
fisik yang dapat meningkatkan jumlah panas di dalam tubuh (Alpaugh, 1979
cenderung untuk meningkatkan suhu inti tubuh, detak jantung/ denyut nadi,
perpindahan panas radiasi, pergerakan udara, dan tekanan parsial uap air
Banyak hal yang menjadi faktor iklim kerja panas terhadap setiap
pekerja, setiap pekerja memiliki tingkat respon masing masing terhadap iklim
ruangannya ≤ 29°C, adapun 3 titik tersebut berada dilantai 5,4 dan 2 dengan
alat kerja berupa vaccum pan dan centrifugal, setelah dilakukan pengukuran
ditemukan 7 orang responden yang berada pada iklim kerja normal yang
yang tergolong lama. Hasil analisis univariat untuk hubungan iklim kerja
dengan kelelahan kerja pada pekerja pabrik gula PT Makassar Te’ne. Hal ini
tekanan panas dengan perasaan kelelahan kerja pada tenaga kerja bagian
yang signifikan antara tekanan panas dengan perasaan kelelahan kerja pada
penelitian ini seperti penelitian yang dilakukan oleh Ade (2014) yang
menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan antara iklim kerja panas dengan
kelelahan kerja.
perusahaan harus mengontrol suhu ruangan serta mengatur jam kerja pekerja
sehingga pekerja tidak terlalu lama mendapat paparan dari iklim kerja panas
yang dapat berdampak kepada kesehatan mereka, hal ini berkenaan dengan
hasil pengamatan peneliti yang melihat bahwa gedung pada bagian produksi
tenaga kerja saat melakukan pekerjaan menerima beban sebagai akibat dari
istirahat yang sering dan waktu kerja yang pendek.Jika waktu kerja ditambah
(Suma’mur, 2009).
material yang diangkat dan dipindahkan serta aktifitas yang berulang dalam
sehari oleh seorang tenaga kerja, maka akan lebih cepat mengurangi
ketebalan dari intervertebral disc atau elemen yang berada diantara segmen
tulang belakang dan akan dapat meningkatkan risiko rasa nyeri pada tulang
belakang
kelelahan atau gangguan. Pada pekerjaan yang terlalu berat dan berlebihan
tersebut harus dilakukan secara konsisten selama 2 menit sekali hal ini
tersebut yang menjadi beban kerja fisik dari pekerja bagian produksi
95
disamping itu aktifitas naik turun tangga juga berkontribusi dalam hal
Hasil analisis bivariat dengan uji fisher antara beban kerja dengan
kelelahan kerja mendapatkan nilai p= 0,003, karena nilai p< 0,05 maka Ho
beban kerja dengan kelelahan kerja pada pekerja pabrik gula PT Makassar
terdapat 8 orang pekerja dengan beban kerja ringan yang turut mengalami
kelelahan. Hal ini dapat terjadi karena keluhan kelelahan dapat dipengaruhi
oleh faktor lain, seperti lingkungan kerja yang panas serta masa kerja.
kelelahan pekerja, hal ini diperkuat dengan masa kerja pekerja yang
antara beban kerja dengan kelelahan kerja pada pekerja pabrik tahu
kerja dipengaruhi dari kondisi lingkungan kerja fisik seperti panas dan lama
96
Selain itu faktor status gizi yang tidak normal akan berpangaruh terhadap
beban kerja seseorang. Kondisi beban kerja yang berat dapat mempengaruhi
kelelahan kerja. Denyut nadi akan segera berubah seirama dengan perubahan
adalah penelitian yang dilakukan oleh Setyowati (2013) pada pekerja Mebel
kabupaten Jepara bahwa tidak terdapat hubungan antara beban kerja dengan
menggunakan metode recall selama 2 hari (1 hari mewakili hari kerja dan 1
Berdasarkan uji fisher diperoleh nilai (p= 0,024) karena nilai p<0,05
penelitian ini terdapat hubungan antara asupan energi dengan kelelehan kerja
pada pekerja pabrik gula karena dari hasil penelitian diperoleh bahwa
penyebab asupan energi yang mereka makan /konsumsi tidak memenuhi gizi
seimbang, seperti makanan yang mereka konsumsi dari pagi sampai malam
tidak beragam dan kebiasaan pekerja yang tidak sarapan pagi sebelum
bekerja. Dimana hal tersebut yang membuat membuat asupan energi yang
memiliki masa kerja lama yaitu ≥ 3 Tahun. Hal itu membuat pekerja akan
lebih mudah untuk mengalami kelelahan kerja disebabkan oleh faktor masa
kerja
tenaga kerja dengan keadaan gizi yang baik akan memiliki kapasitas kerja
dan ketahanan tubuh yang lebih baik, begitu juga sebaliknya. Pada keadaan
gizi buruk dengan beban kerja berat akan mengganggu kerja dan menurunkan
bawah AKG, yaitu 1800 kkal-2200 kkal (usia 14-49 tahun ) Hasil uji statistik
bahwa ada hubungan antara asupan energi dengan kelelahan kerja pada
adalah penelitian yang dilakukan oleh Setyowati (2013) pada pekerja Mebel
suatu tempat, semakin besar pula kemungkinan mereka terpapar oleh faktor-
sehingga akan berakibat pada efisiensi dan produktivitas kerja seorang tenaga
kita simpan, semakin banyak keterampilan yang kita pelajari, akan semakin
banyak hal yang kita kerjakan. Masa kerja dapat mempengaruhi pekerja baik
hubungan antara masa kerja dengan kelelahan kerja pada pekerja pabrik gula
yang sejalan dengan penelitian ini. Dari hasil penelitian yang dilakukan
bivariat untuk melihat hubungan antara masa kerja dengan kelelahan kerja
terdapat hubungan antara masa kerja dengan kelelahan kerja pada petugas
bagian produksi PT. Eastern Pearl Flour Mills didapatkan hasil bahwa tidak
Dari analisis ini dapat diketahui bahwa semakin lama masa kerja
seseorang maka semakin tinggi tingkat kelelahan. Ini disebabkan oleh karena
semakin lama seseorang bekerja maka perasaan jenuh akibat pekerjaan yang
dialaminya.
C. Keterbatasan Penelitian
lain:
1. Pada penelitian ini tidak semua faktor penyebab kelelahan kerja diukur
sehingga bisa saja ada kemungkinan variabel yang tidak diteliti menjadi
penyebab utama kelelahan kerja seperti shift kerja dan perilaku pekerja
PENUTUP
A. Kesimpulan
kelelahan kerja pada pekerja pabrik gula PT Makassar Te’ne, maka diambil
B. Saran
Adapun saran yang dapat diberikan oleh peneliti yaitu sebagai berikut:
4. Pekerja harus diberi jeda istirahat yang cukup agar pekerja dapat
100
DAFTAR PUSTAKA
Agung, Widodo. 2017. Beban Kerja, Status Gizi dan Perasaan Kelelahan Kerja
Pada Industri Kerajinan Gerabah. Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta
Ayu, Friska. 2012. Faktor Yang Berhubungan Dengan Kelelahan Kerja Pada
Operator SPBU Pasti Pas di Kecamatan Tamalanrea Kota Makassar.
Skripsi. Makassar: FKM Unhas
Bayu, Raden Mas. 2016. Kelelahan Otot Tangan pada Tenaga Kerja Angkut di
Gudang Logistik Sub Divre Bulog. Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Hasanuddin. Makassar
Budiono, Sugeng A. M, dkk. 2003. Bunga Rampai Hiperkes dan Keselamatan Kerja
Edisi ke 2. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Departemen Tenaga Kerja RI 1970. Undang-Undang No 01 Tahun 1970 Tentang
Kesehatan dan Keselamatan Kerja.Jakarta : Depnaker RI
Depkes RI. 2009. Sistem Kesehatan Nasional. Jakarta
Depkes RI. 2003. Modul Pelatihan Bagi Fasilitator Kesehatan Kerja. Jakarta :
Depkes RI Pusat Kesehatan Kerja
Desmond, Godfred, Napoleon.Fatigue Management Among Diming Departement
Shift Workers At Newmont Ghana Gold Limited Ahafo Mine : International
Jurnal of Scientific & Technology Research, Ghana. 2013
Dewi, D. P. I, 2011.Hubungan Tekanan Panas Dengan Tekanan Darah Pada
Karyawan Di Unit Fermentasi PT.INDO ACIDATAMA.Tbk.Kemiri.
Kebakkramat Karanganyar. Laporan Khusus. Surakarta: Fakultas
KedokteranUniversitas Sebelas Maret
Fadel, Muhammad. 2014. Faktor Yang Berhubungan dengan Kelelahan Kerja pada
Pengemudi Pengangkutan Bahan Bakar Minyak di Terminal Bahan Bakar
Minyak (TBBM) PT. Pertamina (Persero) Kota Parepare. Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin. Makassar
Fadilah, Nurul. 2016. Faktor yang Berhubugan Terhadap Kelelahan Kerja pada
Petugas Cleaning Service Fakultas Universitas Hasanuddin. Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin. Makassar
Fatmawaty, dkk. 2014. Faktor Yang Berhubungandengan Kelelahan Kerja Pada
Perawat IGD di RSUD Haji Makassar, FKIK UIN Alaudin Makassar.
Fitriana. 2012. Faktor yang Berhubungan dengan Kelelahan Kerja pada Karyawan
Bagian Produksi PT. Eastern Pearl Flour Milss (EPFM). Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Islam Negeri Alauddin Gowa. Makassar
Friend MA, Khon, J.P. Fundamental of Occupational Safety and Health. Fourth
Edition.Government Institute.Lanham. 2007
Grantham, D., 1992. Occupational Health & Safety:Guidebook for the WHSO.
Queensland: Merino Lithographics Moorooka
Harrianto, R., 2009. Buku Ajar Kesehatan Kerja. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC
Hariyati, Maulina. 2011. PengaruhBebanKerja Terhadap Kelelahan Kerja Pada
Pekerja Linting Manual Di PT. Djitoe Indonesia Tobacco
Surakarta.Skripsi. Surakarta. Fakultas Kedokteran UNS Surakarta.
James J, Colin Baker & Helen Swain. 2008. Prinsip-Prinsip Sains Untuk
Keperawatan. Jakarta. Erlangga, p:141
Jamroz, Kazimiers. Driver Fatigue and Road Safety On Poland’s National Roads.
Departement Of Highway Engineering Gdansk University. Poland. 2003.
Krisanti. 2011. Hubungan Antara Tekanan Panas dengan Kelelahan Kerja pada
Pekerja Bagian Produksi CV Rakabu Furniture. Fakultas Kedokteran
Universitas Sebelas Maret. Surakarta
Kurniawan, A. 2010. Perbedaan Tekanan Darah Tenaga KerjaSebelum dan Sesudah
Terpapar Tekanan Panasdi Industri Mebel CV.Gion & RahayuKartasura,
SukoharjoJawa Tengah.Skripsi sarjana.Surakarta: Fakultas
KedokteranUniversitas Sebelas Maret
Lemeshow, Stanley. 1997, Besar Sampel dalam Penelitian Kesehatan, Gadjah
MadaUniversity, Yogyakarta.
Levy, BS, Wegman, DH. 1990. Occupational Health, Recognizing and Preventing
Work-related Disease and Injury (4th), Lippincott Williams, Philadelphia.
Listriana, Ade Wira. 2016.Hubungan Tekanan Panas dengan Kelelahan Kerja
Pekerja Instalasi Gizi Rumah Sakit Universitas Hasanuddin . Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin. Makassar
Mauludi, Moch, Noval. 2010. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kelelahan
pada pekerja diproses produksi kantong semen PBD (paper bag division) PT.
Indocement Tunggal Prakarsa TBK Citeureup Bogor Tahun 2010.Skripsi.
Melati, Srini.2010. Hubungan Antara Umur, Masa Kerja Dan Status Gizi Dengan
Kelelahan Kerja Pada Pekerja Mebel Di Cv. Mercusuar Dan Cv. Mariska
Desa Leilem Kecamatan Sonder Kabupaten Minahasa. Jurnal. Universitas
Sam Ratulangi
Nurmianto, Eko. 2003. Ergonomi Konsep Dasar Dan Aplikasinya. Surabaya: Guna
Widya.
Parubak, Ranella Rara’. 2016. Faktor yang Berhubungan dengan Kelelahan Kerja
pada Petugas Pelayanan Kesehatan RS Elim Toraja Utara.
Pasira’, Didimus. 2016. Faktor Yang Berhubungan dengan Kelelahan Kerja pada
Pekerja Pabrik Tahu di Kecamatan Mamajang. Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Hasanuddin. Makassar
Paulina, Faktor-Faktor Yang Berhubugan Dengan Kelelahan Pada Pekerja di PT
Kalimantan Stell :Jurnal Vokasi Kesehatan, Kalimantan. 2016
Pemerintah Republik Indonesia.Undang-undang No. 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan.
Prasasti, C.I. 2005.Pengaruh Kualitas Udara dalam Ruangan Ber–Ac Terhadap
Gangguan Kesehatan.Surabaya: Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol.1 UNAIR
Pulat, B. M., 1992. Fundamentals of Industrial Ergonomics. New Jersey: Hall
International Englewood Cliffs
Putri, Asipsam.2016 Hubungan Antara Suhu Lingkungan Kerja Panas dan Beban
Kerja Terhadap Kelelahan Pada Tenaga Kerja Dibagian Produksi PT Remco
(SBG) Kota Jambi.Prodi Kesehatan Masyarakat STIKES Harapan Ibu.Jambi.
Ramayanti, Ridha Analisis Hubungan Status Gizi dan Iklim Kerja dengan Kelelahan
Kerja di Catering Hikmah Food: The Indonesian Journal of Occupational
Safety and Health , Surabaya. 2015.
Randall S. 1999. Manajemen Sumber Daya Manusia Menghadapi Abad 21.
Jakarta: Erlangga.
Rinawati, Seviana. 2016. Hubugan Tekanan Panas dengan Kelelahan dan Tekanan
Darah pada Pekerja Kerajinan Tembaga Wirun. Fakultas Kedokteran
Universitas Negeri Semarang. Semarang
Rudianto, Jait. 2011. Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil tentang zat Besi
selama Kehamilan di Klinik Bersalin Delima Belawan Tahun 2011. Karya
Tulis Ilmiah.
Russeng, Syamsiar. 2011. Kelelahan Kerja dan Kecelakaan Lalu Lintas. Yogyakarta:
Ombak.
Sanders, M.S. 1987.Human Factors In Engineering And Design , 6th edt. McGraw-
Hill Book Company. USA.
Santoso G. 2004. Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Jakarta: Prestasi
Pustaka, p: 52-54
Setyawati. 1994. Kelelahan Kerja Kronis : Kajian tehadap Perasaan Kelelahan
Kerja, Penyusunan Alat Ukur serta Hubungannya dengan Waktu Reaksi dan
Produktivitas Kerja. Disertasi, Program Pascasarjana UGM, Yogyakarta.
Setyawati, L. 1994. Kuesioner Alat Ukur Perasaan Kelelahan Kerja (KUPK2).
Yogyakarta: Arcan
Setyawati, K. 2010. Selintas Tentang Kelelahan Kerja. Yogyakarta: Amara Books.
Setyowati, Dina Lusiana. 2013. Penyebab Kelelahan Kerja pada Pekerja Mebel.
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro. Semarang
Sukmal, Eko. 2010. Kebisingan dan Tekanan Panas dengan Perasaan Kelelahan
Kerja pada Tenaga Kerja Bagian Drilling Pertamina EP. Politeknik
Kesehatan Jambi
Suma’mur P.K, 2009. Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja
(HIPERKES).Jakarta: Sagung Seto.
Tarwaka, Bakri, S. & Sudiajeng,L. 2004. Ergonomi untuk Keselamatan, Kesehatan
Kerja dan Produktivitas.Surakarta : UNIBA Press.
Tarwaka.2010. Ergonomi Industri Dasar-dasar Pengetahuan Ergonomi dan Aplikasi
di Tempat Kerja. Surakarta: Harapan Press
Ultani, J., 2011. Faktor Yang Berhubungan Dengan Keluhan Akibat Tekanan Panas
Pada Karyawan Departement Process Plant (FURNACE) PT. INCO
Sorowako.Skripsi tidak diterbitkan Makassar: FKM Unhas
Umyati. 2009. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kelelahan Kerja pada
Pekerja Penjahit Sektor Usaha Informal di Wilayah Ketapang Cipondoh
Tangerang Tahun 2009. Skripsi. Jakarta: FKM Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah.
Vanani, N.S., 2008. Gambaran Tekanan Panas dan Keluhan Subjektif pada Pekerja
di Bagian Curing PT Multisrrada Arah Sarana, Tbk. Skripsi sarjana.Jakarta:
FKMUI
Wahyu, A., 2003. Higiene Perusahaan, Makassar: UNHAS Press
Wahyuni, T. H., Rifai, J., dan Sibarani, P. N. 2007. Proses Pembuatan Gula
Pasir.Universitas Sumatra Utara. Medan
Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi (WKPNG), 2004. Lembaga ilmu
Pengetahuan Indonesia. Jakarta.
Wignjosoebroto, Sritomo. 2006. Ergonomi Studi Gerak dan Waktu Teknik Analisis
Untuk Peningkatan Produktivitas Kerja.Surabaya: GunaWidya.
Zuhriyah, Fitri. 2007. Hubungan antara kesesakan dengan kelelahan akibat bekerja
pada karyawan bagian penjahitan perusahaan konveksi PT. Mondrian Klaten
Jawa Tengah.Jurnal.Semarang:Psikologi Diponegoro.
LAMPIRAN I
KUESIONER PENELITIAN
TAHUN 2018
a. Tidak Pernah (TP) : Anda tidak pernah merasakan gejala atau perasaan
Alternatif Jawaban
No Pertanyaan TP P
Perasaan Kelelahan
Apakah anda merasa susah berpikir pada saat dan
setelah bekerja?
Apakah anda merasa enggan atau lelah saat
berbicara?
Apakah anda merasa gugup setelah bekerja?
Apakah anda merasakan susah berkon-sentrasi
setelah bekerja?
Apakah anda sulit memusatkan perhatian ?
Apakah anda merasa sering lupa dalam waktu dekat
ini?
Apakah anda merasa kurang percaya diri setelah
bekerja?
Apakah anda merasa cemas?
Apakah anda merasa sulit untuk mengontrol sikap
setelah bekerja?
Apakah anda merasa malas atau kurang tekun
dalam melakukan pekerjaan anda?
Apakah anda merasa sakit kepala setelah bekerja?
Apakah bahu anda terasa kaku setelah bekerja?
Apakah anda merasa nyeri pada punggung setelah
bekerja?
Apakah nafas anda terasa sesak pada saat dan
setelah bekerja?
Apakah tenggorokan anda terasa haus setelah
bekerja?
Apakah suara anda terasa serak setelah bekerja?
Apakah anda pernah merasakan bagian tubuh anda
gemetar tanpa disadari pada saat dan setelah
bekerja?
Tingkat Kelelahan
Tingkat kelelahan berdasarkan waktu reaksi yang ditempuh?
1 Pengukuran Rata-rata (Milidetik)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
Kategori :
NO.Responden :
Nama :
Umur :
JenisKelamin :
TinggiBadan :
BeratBadan :
Hari ke :
Pagi
siang
Malam
Total
Kuisioner Masa Kerja Pekerja PT Makassar Tene Bagian Produksi
MASA KERJA
No Pertanyaan Jawaban
Sejak kapan anda bekerja di tempat ini? (tahun)
Apa jenis pekerjaan yang anda lakukan sebelumnya?
Berapa lama anda bekerja di tempat tersebut? (tahun)
Apakah anda pernah bekerja sebelumnya di tempat lain
(jenis pekerjaan yang sama)?
1. Ya (lanjut ke no.5)
2. Tidak
Berapa lama anda bekerja di tempat tersebut?
LAMPIRAN II
Denah Titik Pengukuran Iklim Kerja Panas
Titik Lantai 1
Titik Lantai 2
Titik Lantai 3
Titik Lantai 4
Titik Lantai 5
LAMPIRAN III
MASTER TABEL KELELAHAN KERJA PEKERJA PABRIK GULA PT MAKASSAT TE’NE
N U BEBAN Rata- Ket Asupan 80% Rata- Ket
A M KERJA rata Energi KEB rata
M JENIS U MASA KELELAHAN Sebelu Sesud 1 2 ENERGI
NO A KELAMIN R KERJA KERJA KET m ah TOTAL
1 SI L 35 7 326,08 Lelah 88 111,8 99,9 Ringan 2554 2731,8 2100 2642,9 Memenuhi
HM 9 240,46 Lelah 71,8 90 80,9 Ringan 1690 1852,8 2100 1771,4 Tidak
2 L 30 Memenuhi
AM 9 365,22 Lelah 101 120,8 110,9 Berat 2058 1720 2100 1889 Tidak
3 L 32 Memenuhi
MD 1 267,84 Lelah 94 97,56 95,7 Ringan 2036 2001,2 2100 2018,6 Tidak
4 L 34 Memenuhi
HN 10 247,8 Lelah 87 90,8 88,9 Ringan 2100 1900 2100 2000 Tidak
5 L 36 Memenuhi
AB 9 355,38 Lelah 111,4 115 113,2 Berat 1050 1080 2100 1095,4 Tidak
6 L 33 Memenuhi
7 HN L 32 9 267,8 Lelah 78,2 79 78,6 Ringan 2118 2300 2100 2209,8 Memenuhi
JL 2 230,48 Tidak 50,6 Ringan 1800 1756 1778 Tidak
8 L 27 lelah 51 50,8 2180 Memenuhi
ML 9 400,7 Lelah 90 116,88 103,44 Berat 1888 2001,8 2100 1944,8 Tidak
9 L 31 Memenuhi
SI 9 397,4 Lelah 93,38 110 101,69 Berat 1633 1524 2100 1578,5 Tidak
10 L 32 Memenuhi
11 HD L 31 9 265,36 Lelah 98 105,2 101,6 Berat 2244 2033,8 2100 2138,9 Memenuhi
MA 8 217,84 Tidak 100 120 110 Berat 1485 1755 2100 1620 Tidak
12 L 31 lelah Memenuhi
UN 9 265,76 Lelah 115,3 117,7 116,5 Berat 1655 1845 2100 1750 Tidak
13 L 36 Memenuhi
14 RZ L 29 9 380,46 Lelah 114 120 117 Berat 2530 2684 2180 2607 Memenuhi
15 HA L 32 9 267,8 Lelah 102,18 116 109,09 Berat 1788 1972 2100 1880 Tidak
Memenuhi
SH 2 202,7 Tidak 66,6 80 73,2 Ringan 1888 2036 2100 1962 Tidak
16 L 34 lelah Memenuhi
17 ZA L 32 9 457,88 Lelah 97.32 113,2 105,26 Berat 4732 4200 2100 4466 Memenuhi
KT 7 222,98 Tidak 106 116 111 Berat 1633 1527 2100 1580 Tidak
18 L 31 lelah Memenuhi
RD 1 225,36 Tidak 88,2 90,8 89,5 Ringan 1784 1474 2140 1629 Tidak
19 L 18 lelah Memenuhi
SD 9 297,82 Lelah 101,18 102,2 101,69 Berat 1566 1744 2100 1655 Tidak
20 L 33 Memenuhi
BH 10 214,76 Tidak 67 88 77,5 Ringan 1166 986 2100 1076,8 Tidak
21 L 34 lelah Memenuhi
AK 6 340,4 Lelah 103,3 112.5 107,9 Berat 1255 1101 2100 1178,8 Tidak
22 L 47 Memenuhi
JN 9 225,3 Tidak 61,2 83,2 72,2 Ringan 1799 2197 2180 1998 Tidak
23 L 28 lelah Memenuhi
SM 7 354,32 Lelah 108,6 118,24 113,42 Berat 1093 1233 2100 1163 Tidak
24 L 34 Memenuhi
SN 8 417,84 Lelah 99,8 101,88 100,84 Berat 1575 1865 2100 1720 Tidak
25 L 37 Memenuhi
26 AS L 50 9 306,22 Lelah 98,2 115,8 107,14 Berat 2349 2400 1860 2374,5 Memenuhi
KG 2 205,2 Tidak 72,8 83 77,9 Ringan 1013 1033 2100 1023 Tidak
27 L 45 lelah Memenuhi
JK 9 470,46 Lelah 104,4 106 105,2 Berat 1817 1655 2100 1736 Tidak
28 L 31 Memenuhi
29 RW L 43 9 260,46 Lelah 103,22 119 111,11 Berat 2219 2355 2100 2287 Memenuhi
AS 8 360,32 Lelah 100,38 103 101,69 Berat 1624 1944 2100 1784 Tidak
30 L 42 Memenuhi
IS 9 217,94 Tidak 73,8 80 76,9 Ringan 1223 1425 2100 1324 Tidak
31 L 37 lelah Memenuhi
32 AF L 30 8 265,46 Lelah 112 114,4 113,2 Berat 1950 2100 2100 2025 Tidak
Memenuhi
LK 9 260,34 Lelah 98 105,72 101,86 Berat 1908 1652 2180 1780 Tidak
33 L 29 Memenuhi
SR 9 277,92 Lelah 101 102,38 101,69 Berat 1368 1580 2180 1747 Tidak
34 L 25 Memenuhi
Al 9 275,5 Lelah 110,6 111,62 111,11 Berat 1132 1312 2100 1222 Tidak
35 L 34 Memenuhi
FD 2 230,42 Tidak 63,76 72,6 68,18 Ringan 1822 1936 2100 1879 Tidak
36 L 46 lelah Memenuhi
37 Jl L 28 8 463,4 Lelah 92 106 99 Ringan 2396 2048 2180 2222 Memenuhi
38 AR L 33 9 328,06 Lelah 102,32 106 104,16 Berat 2465 2135 2100 2300 Memenuhi
39 ID L 38 8 299,87 Lelah 87,54 91,2 89,8 Ringan 2631 2369 2100 2500 Memenuhi
40 NR L 24 9 328,09 Lelah 86,8 89 87,9 Ringan 3078 3414 2180 3244 Memenuhi
LAMPIRAN IV
LEMBAR PENGUKURAN IKLIM KERJA PANAS PEKERJA GULA
PT MAKASSAR TE’NE KOTA MAKASSAR TAHUN 2018
Kelelahan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Beban Kerja
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Asupan Energi
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Umur
Pendidikan Terakhir
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cases
Kelelahan
Baru Count 2 6 8
Total Count 30 10 40
N of Valid Casesb 40
a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2,00.
Kelelahan
memenuhi Count 11 0 11
Total Count 30 10 40
N of Valid Casesb 40
a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2,75.
Kelelahan
Ringan Count 8 8 16
Total Count 30 10 40
N of Valid Casesb 40
a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4,00.
Crosstab
Kelelahan
Normal Count 7 6 13
Total Count 30 10 40
N of Valid Casesb 40
a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3,25.
Agama : Islam
Bangsa : Indonesia