K011171544
Skripsi Ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Hasanuddin
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam atas rahmat dan
karunian-Nya. Shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan
menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Hubungan Penerapan Prosedur Kerja Aman,
Pada Pekerja di Bagian Produksi di PT. Industri Kapal Indonesia (Persero) Makassar”
sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1) di Fakultas
Skripsi ini tidak lain penulis persembahkan kepada kedua orang tua tercinta, Bapak
dan Mama serta kedua saudara penulis yaitu, Kakak dan Syalman. Teruntuk Bapak dan
Mama, terima kasih atas segala kepercayaan, kekuatan, kesabaran, dukungan serta doa
Wahyu SKM., M.Kes selaku pembimbing I dan Bapak Yahya Thamrin, SKM, M.Kes,
MOHS. Ph.D selaku pembimbing II yang telah membimbing, memberikan arahan, serta
Penyusunan skripsi ini bukanlah buah dari kerja keras penulis sendiri. Semangat serta
bantuan dari berbagai pihak telah mengantarkan penulis hingga berada di titik ini. Oleh
iv
karena itu, dengan segala hormat dan kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih
1. Bapak dr. Furqaan Naiem, M.Sc., Ph.D dan Bapak Sudirman Nasir, S. Ked., MWH.,
Ph.D selaku dosen penguji yang telah banyak memberikan masukan serta arahan
2. Para dosen pengajar Fakultas Kesehatan Masyarakat yang telah memberikan ilmu
fakultas ini.
3. Kakak Nita selaku staff Departemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang
penuh dedikasi menjalankan tugas dan amanahnya dengan baik pada saat
pengurusan administratif.
4. PT. Industri Kapal Indonesia (Persero) Makassar yang telah memberikan izin
5. BCD (Khofifah, Aldi, Feby, Irba, Ayun, Uthe, Athirah, Tiwi, Fatur, Viky, dan,
Renaldi) yang selalu ada kesempatan untuk berkumpul dan tertawa bahagia dengan
berbagai cerita yang tidak ada habisnya dan selalu menemani dalam situasi apapun,
serta selalu memberikan semangat dan bantuan untuk satu sama lain. BCD, terima
kasih banyak.
6. Teruntuk MENA1, KBS, dan, BDDS yang selalu menghibur dan memberikan
support.
7. FRG yang selalu memberikan dukungan dan energi positif serta selalu menemani
penulis selama proses penulisan skripsi ini. Terima kasih banyak, pikroy.
8. Teman seperjuangan, FKM Unhas angkatan 2017 (REWA) yang memberikan warna
kehidupan kampus.
v
9. Keluarga besar yang selalu memberikan dukungan sehingga membuat penulis untuk
10. Terima kasih untuk Syalsa, diri saya sendiri yang sudah kuat dan sabar dari jatuh
bangunnya penyelesaian skripsi ini. Terima kasih sudah bertahan. Ini bukanlah akhir
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, penulis sangat menerima kritik dan saran yang sifatnya membangun demi
kepenulisan yang lebih baik agar dapat bermanfaat bagi orang lain sebagai
Penulis
vi
RINGKASAN
Universitas Hasanuddin
Fakultas Kesehatan Masyarakat
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Makassar, Febuary 2021
A. SYALSA RIZKYAH IMASYA PUTRI
“PENERAPAN PROSEDUR KERJA AMAN, PENGGUNAAN APD,
PELATIHAN DAN PENGETAHUAN K3 TERHADAP KEJADIAN
KECELAKAAN KERJA PADA PEKERJA DI BAGIAN PRODUKSI DI PT.
INDUSTRI KAPAL INDONESIA (PERSERO) MAKASSAR.”
vii
ABSTRACK
Hasanuddin University
Public Health Faculty
Occupational Health and Safety
Makassar, February 2021
A. SYALSA RIZKYAH IMASYA PUTRI
“Implementation Of Safe Work Procedures, Use Of PPE, Training and
Knowledge Of OHS To Work Accident Incidents In Workers In The Production
Section At PT. Industri Kapal Indonesia (Persero) Makassar”
In shipyards there are many risks of hazard that can lead to work accidents.
Accidents are associated with factors such as safe work, use of personal protective
equipment, as well as training and knowledge on occupational health and safety. This
study aims to find out the relationship between the implementation of safe work
procedures, the use of PPE, training and knowledge of OHS to the incidence of work
accidents in workers in the production section at PT. Indonesian Ship Industry (Persero)
Makassar. This study was conducted using a cross sectional method. The research was
conducted at PT. Industri Kapal Indonesia (Persero) Makassar in January 2020. The
sampling technique used exhaustive sampling. The sample in this study amounted to 60
people. The results of this study showed that there is no relationship between age (p =
0.898), working period (p = 1,000), use of PPE (p = 1,000), and K3 training (p = 0.139)
with the incidence of work accidents. There is a relationship between education
(p=0.004), safe working procedures (p=0.002), and K3 knowledge (p=0.006) and work
accidents. The conclusions of this study suggest paying attention to the application of safe
work procedures in the workplace, providing and paying attention to the use of PPE in
workers, and providing OHS training to workers.
v
DAFTAR ISI
vi
DAFTAR BAGAN
Bagan Halaman
Bagan 2.1 Kerangka Teori................................................................................. 52
Bagan 3.1 Kerangka Konsep ............................................................................. 54
vii
DAFTAR TABEL
Kerja................................................................................................................82
x
DAFTAR GAMBAR
xi
DAFTAR LAMPIRAN
xii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
banyak macam alat kerja yang modern dan sumber daya manusia yang
karyawan. Para pekerja ini tentunya tidak terlepas dari masalah kesehatan
atau K3 merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sistem kerja dan
upaya mewujudkan lingkungan kerja yang aman, nyaman dan sehat serta
(Prasetyo, 2016).
1
Kecelakaan kerja adalah suatu kejadian yang tidak dikehendaki dan
tidak diduga semula yang dapat menimbulkan korban jiwa dan harta benda
Dari beberapa teori tentang faktor penyebab kecelakaan yang ada, salah
satunya yang sering digunakan adalah teori tiga faktor utama (Three Main
keutuhan dan kesempurnaan pekerja lahir batin, terutama dari segi pekerja
kaitannya dengan mesin, perkakas kerja, material dan proses, tempat kerja
2
manusia atau dalam hal ini pekerja, dan dapat merusak harta benda.
(Darmayanti, 2018).
manusia, tenaga terampil, modal yang tertanam dan lain-lain. Dalam buku
6.000 orang meninggal karena sakit dan kecelakaan kerja atau 2,2 juta
biaya 1.000 Miliar USD atau 20 kali dana bantuan umum yang diberikan
Amerika Serikat melaporkan terdapat 5.703 kecelakaan fatal atau 3,9 per
mengalami sakit akibat kerja. Tahun 2012, ILO mencatat angka kematian
3
yang sangat besar pada individu pekerja yang terkena dampak dan
kerja sekitar 0,5% pada tahun 2015, di mana 90.129 dari total 17.968.931
pekerja meminta cuti medis selama 4 hari atau lebih . Meskipun tingkat
kerugian ekonomi dari kecelakaan ini meningkat dari KRW (Won Korea)
al., 2017).
kasus kecelakaan kerja yang terjadi tahun 2017 sebesar 123 ribu kasus.
4
telah membayarkan klaim kecelakaan kerja dengan nilai mencapai Rp 1,09
triliun. Angka ini meningkat dibandingkan tahun 2017 yang nilai klaimnya
hanya Rp 971 miliar serta tahun 2016 yang hanya sebesar Rp 792 miliar.
kasus, 2016 turun tipis 747 kasus, namun naik drastis pada 2017 menjadi
943 kasus. Hal ini berkolerasi dengan jumlah santunan yang dibayarkan.
"Tahun 2015 santunan yang dibayarkan sekitar Rp 9,6 juta, 2016 santunan
naik drastis menjadi Rp 10,37 miliar, dan 2017 naik di angka RP 12,09
iklim keamanan yang rendah. Namun, ada celah dalam mengukur iklim
antara kelompok kerja yang berbeda dalam satu organisasi. Oleh karena
itu perlu diukur dalam ruang lingkup yang lebih luas yaitu budaya
5
646 kematian di pabrik dimana pembuatan kapal memiliki 2.287 korban,
6,25% dari total korban bencana dan 45 kematian, 6,97%. Apalagi itu
iklim. Terdapat enam faktor utama di industri galangan kapal yang dapat
2017).
6
Hasil identifikasi risiko kecelakaan kerja yang dapat terjadi pada
dilakukan Fian, dkk (2017) pada proses launching kapal di galangan kapal,
berlebih; chemical hazard dari cat yang digunakan; dan work environment
Shipyard ditemukan Selain debu logam (debu total), kadar debu lain dan
tinggi dari batas standar nasional. Untuk deteksi gas berbahaya pada
7
terpajan kebisingan, 71% bekerja di lingkungan yang kebisingan
tahapan proses yang rawan terjadi kejadian kecelakaan kerja, yaitu (1)
dan pemotongan dan pekerjaan gerinda plat; (2) proses pembersihan badan
dan kecelakaan yang cukup tinggi seperti melakukan pekerjaan hot work,
B3. Pekerjaan panas (Hot Work) memiliki risiko yang cukup tinggi untuk
menyatakan bahwa potensi bahaya utama pada aktivitas hot work adalah
kebakaran dan ledakan. Salah satu jenis pekerjaan panas (hot work) adalah
8
pekerjaan yang berhubungan dengan kelistrikan dan pengelasan (Lestari,
dkk., 2018).
risiko yang dapat diterima dalam paparan pekerjaan (10 -3 ), yang setara
oksidan dan Ni terlarut dalam asap pengelasan dalam konstruksi pipa juga
las proyek dan melebihi 10 -3 untuk tukang las pemeliharaan dan hal
2010 hingga 2014. Pada bulan Maret 2014, dua petugas pemadam
kejadian tersebut, NFPA telah bekerja sama dengan pemerintah kota dan
2018).
9
melibatkan pembuatan kapal, ada kemungkinan yang tinggi
Selain itu kasus kebakaran kapal pada kapal yang sedang dilakukan
pekerjaan panas yang telah dirangkum dari berbagai sumber berita dari
Wulandari dan Widajati pada tahun 2016 jumlah data kecelakaan yang
10
sebanyak 6 kasus, diantaranya 1 orang terkena luka bakar pada tangan
mata, 1 orang terkena luka bakar di wajah, dan 2 orang terkena luka bakar
pada lengannya. Survei awal pada penelitian yang dilakukan Pisceliya dan
kerja pada saat bekerja yaitu 1 orang terjatuh, 1 orang terkena percikan
gerinda yang masuk ke mata, 2 orang terluka karena gerinda dan 2 orang
akibat kerja pada tahun 2004 sebanyak 7 orang, tahun 2005 sebanyak 3
orang, tahun 2006 sebanyak 6 orang, tahun 2007 sebanyak 5 orang dan
terjepit, luka lecet, terjatuh, keseleo, batuk dan sakit mata. (Data sekunder
Salah satu upaya yang dapat dilakukan agar kecelakaan kerja tidak
11
yang gagal, terbatasnya faktor stimulan pimpinan, keterbatasan sarana,
yang tepat di tempat kerja. Semua pekerja harus mengetahui bahaya dari
bahan dan peralatan yang mereka tangani, semua bahaya dari operasi
prosedur kerja yang aman di tempat kerja. Oleh karena itu, pelatihan
12
yang pernah mengikuti pelatihan kerja dan dari jumlah tersebut hanya 2
mengalami kejadian kecelakaan kerja, yaitu ada 38 (100%) dan yang tidak
kecelakaan kerja ada 25 (78,1%) dan yang tidak pernah kecelakaan kerja
Makassar.
B. Perumusan Masalah
penelitian ini adalah apakah ada hubungan penerapan prosedur kerja aman,
13
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Makassar.
2. Tujuan Khusus
14
f. Untuk mengetahui hubungan pelatihan keselamatan dan
Makassar.
D. Manfaat Penelitian
kecelakaan kerja.
15
kecelakaan kerja di bagian produksi (pipa dan lambung) di PT.
16
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
dari itu pada dasarnya kecelakaan merupakan sesuatu hal yang terjadi
Silalahi, kecelakaan kerja mengacu pada setiap tindakan atau kondisi tidak
terjadi kejadian atau kejadian yang akan menimbulkan rasa sakit pada
terjadi dalam perjalanan dari rumah menuju tempat kerja atau sebaliknya,
15
1. Accident : adalah kejadian yang tidak diinginkan yang
benda.
menimbulkan kerugian.
accident.
kimia, dll.
16
6) Lain-lain, misalnya hewan.
dll.
tidak aman) dan unsafe condition (kondisi tidak aman). Unsafe action
kecelakaan kerja yang tampak, terlihat lebih kecil dari pada kerugian
Sebab utama dari kejadian kecelakaan kerja adalah adanya faktor dan
17
a. Faktor Manusia atau Tindakan Tidak Aman (unsafe actions)
sikap dan tingkah laku yang tidak aman (unsafe attitude and habits),
kebingungan dan stres (confuse and stress) karena prosedur kerja yang
baru belum dapat dipahami, belum menguasai atau belum terampil dengan
(low job satisfaction), dan sikap cenderung umtuk mencelakai diri sendiri.
dan sistem kerja yang tidak aman. Dalam arti luas, lingkungan dapat
diartikan tidak hanya sebagai lingkungan fisik, tetapi juga sebagai faktor
18
karyawan, serta kondisi ekonomi dan politik yang dapat mengganggu
konsentrasi.
terdapat gap atau interaksi yang tidak terkoordinasi antara orang, pekerja,
kecelakaan dan cedera atau kerugian. Hubungan antara kelima faktor ini
ibarat kartu domino, jadi jika salah satu rangkaiannya hilang, rangkaian
kartu berikutnya tidak akan terbentuk. Oleh karena itu, jika salah satu dari
empat faktor pertama dapat dicegah, tidak ada kerugian atau kerugian yang
adalah dengan mencegah perilaku tidak aman dan bahaya mekanis atau
19
fisik di lingkungan kerja. Kelima faktor dalam Teori Domino Heinrich
tersebut adalah:
3) Unsafe Action and Unsafe Condition. Unsafe action atau tindakan tidak
tidak aman yaitu kondisi di lingkungan kerja baik alat, material atau
laintai yang licin, tangga yang rusak dan patah, penerangan yang
diperkenankan.
20
4) Accident, yaitu fase terjadinya kecelakaan atau kejadian yang tidak
misalnya pada pekerja terjadi luka, cacat, tidak mampu bekerja atau
c. Gordon’s Theory
mempertimbangkan salah satu dari tiga faktor yang terlibat. Oleh karena
21
Setelah tahun 1969 sampai sekarang, telah berkembang suatu teori
kecelakaan tidak dapat diketahui secara dini. Menurut teori ini, kontrol
Beban kerja pelabuhan ternyata tinggi, baik itu ciri individu dan pekerjaan
dermaga fokus pada penelitian ini terkena kondisi kerja yang tidak
memadai, terkait dengan tingkat beban kerja, dari jenis kegiatan. Pekerjaan
22
pengangkutan dan penyimpanan barang. Di sisi lain, itu hadir kondisi stres
dan berbahaya bagi pekerja secara langsung terlibat dalam proses ini.
menurun sesudah usia 40 tahun. Makin tua usia maka akan makin sulit
bagi seseorang untuk beradaptasi dan makin cepat pula menjadi lelah
(Suma’mur, 2009).
tetapi semakin tua usia seseorang maka semakin banyak pengalaman kerja
23
golongan usia muda karena usia muda mempunyai reaksi dan kegesitan
yang lebih tinggi. Namun usia muda pun sering mengalami Kasus
kurang perhatian, kurang disiplin, cenderung menuruti kata hati dan suka
Efek dari ketidakkepuasan kerja dapat dilihat dari tingkah laku pekerja
ketika bekerja, yaitu cenderung ceroboh dan lalai dalam tugas, sehingga
sebagai jangka waktu seseorang bekerja yang dihitung dari dia mulai
bekerja sampai sekarang dia masih bekerja. Semakin lama pekerja dalam
24
bekerja maka senakin besar pula mereka memiliki risiko terpapar bahaya
keluhan yang dirasakan tenaga kerja dengan masa kerja kurang dari satu
berkurang pada tenaga kerja setelah bekerja selama 1-5 tahun. Namun,
keluhan akan meningkat pada tenaga kerja setelah pada masa kerja lebih
usia dan masa kerja merupakan faktor kunci penyebab kecelakaan tetapi
harus diingat pula bahwa tingginya usia tidak otomatis dapat disamakan
penyebab kecelakaan.
25
mempengaruhi tingkat penyerapan terhadap pelatihan yang diberikan
26
tersebut biasanya dituangkan dalam bentuk Standar Operasional Prosedur
pekerja untuk menerapkan metode kerja yang efesien dan aman. (Alwi,
dkk., 2017). Prosedur kerja yang baik pada prinsipnya sederhana, tidak
terlalu rumit, dan berbelit-belit. Prosedur kerja yang baik akan mengurangi
melenceng maka dari itu para pekerja harus menaati dan mengikuti
prosedur kerja aman dengan patuh. Prosedur kerja aman disusun dengan
melihat identifikasi bahaya lalu dibuatlah susunan tata kerja aman agar
konsisten.
27
dan digunakan untuk menjadi dasar dalam pembuatan prosedur
usaha dalam menganalisis tugas dan prosedur yang ada di suatu industri.
mengontrol bahaya serta incident. Bila bahaya telah dikenali maka dapat
Job Safety Analysis (JSA) atau dapat disebut juga sebagai Job Hazard
dalam suatu pekerjaan dianalisis dan diurutkan dalam sebuah daftar. Setiap
2018).
28
Salah satu cara untuk mencegah kecelakaan ditempat kerja adalah
Menyusun prosedur kerja yang benar mrupakan salah satu keuntungan dari
sudah ada atau potensi (baik kesehatan dan keselamatan), dan menentukan
jalan terbaik untuk mengurangi dan mengeliminasi bahaya ini (Alwi, dkk.,
2017).
1. Pilih pekerjaan.
5. Evaluasi kontrol.
29
diatur kewajiban dan atau hak tenaga kerja untuk memakai APD.
kerja. Permenakertrans Nomor 8 Tahun 2010 Pasal 4 ayat (1) APD wajib
terpaparnya tubuh dengan potensi bahaya yang diterima oleh tubuh (Tim
K3 FT UNY, 2014).
30
Gambar 2.1 Safety Helmet
Sumber: google.com
masker).
31
Sumber: google.com
32
menyaringcemaran bahan kimia, mikro-organisme, partikel
apparatus.
33
Gambar 2.9 Air Purifing Respirator
Sumber: google.com
dan tergores, terinfeksi zat patogen (virus dan bakteri) dan jasad
renik. Jenis Jenis pelindung tangan terdiri dari sarung tangan yang
terbuat dari logam, kulit, kain kanvas, kain atau kain berpelapis,
34
Gambar 2.12 Sarung tangan kain
Sumber: google.com
Sumber: google.com
atau dingin, uap panas, paparan suhu ekstrim, paparan bahan kimia
35
kerja yang basah atau licin, bahan kimia dan jasad renik, dan/atau
7. Pakaian Pelindung
seluruh tubuh dari suhu yang sangat tinggi atau suhu rendah,
paparan api dan benda panas, zat kimia, cairan panas dan percikan
36
atau menjaga pekerja berada pada posisi kerja yang diinginkan
9. Pelampung
Control Device).
37
Gambar 2.19 Life Jacket
Sumber: google.com
secara cuma-cuma terhadap tenaga kerja dan orang lain yang memasuki
kecelakaan.
Kerja
2015).
38
Pelatihan ini dapat membantu pekerja melindungi diri dari bahaya yang
2018).
39
dan mengembangkan kemampuan pekerja mengenai K3, biasanya
Menurut Kartika, Hamid, & Ruhana (2015), salah satu cara yang
antara lain:
a. Kebijakan K3 Perusahaan
e. Undang-undang K3
40
b. Penanggulangan Bahaya Kebakaran
d. Pelatihan SMK3
h. Training Ergonomi
Kerja
a. Pengetahuan
Lukmandono, 2017).
itu, ini adalah suatu relasi. Di satu sisi relasi adalah subjek yang sadar,
41
dan di sisi lain adalah bagian dari realitas yang secara langsung atau
yaitu :
a. Tahu (Know)
b. Memahami (Comprehension)
b. Aplikasi (Application)
42
Aplikasi diartikan apabila orang yang telah memahami objek
c. Analisis (Analysis)
d. Sintesis (Synthesis)
e. Evaluasi (Evaluation)
masyarakat.
a. Faktor Internal
1) Pendidikan
43
berpartisipasi dalam pembangunan, pada umumnya semakin tinggi
informasi.
2) Pekerjaan
tantangan.
3) Umur
Faktor Eksternal
1) Faktor Lingkungan
44
Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat
prosedur yang ada karena mereka sadar akan risiko yang diterima
dkk., 2017)
45
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) merupakan salah satu
bentuk upaya mewujudkan tempat kerja yang aman, sehat, dan bebas
2017).
46
tempat kerja. Jika semua potensi bahaya dikendalikan dan memenuhi
yang aman dan sehat serta proses produksi yang lancar, yang pada
perusahaan.
47
g. Safety program must be site specific, program K3 harus dibuat
2014).
48
Kerja Lingkungan Kerja yang selanjutnya disebut dengan K3
umumnya.
kerja, material dan proses, tempat kerja dan lingkungan, serta cara kerja
yang tidak diinginkan yang akan merugikan manusia atau dalam hal ini
49
a. Beban kerja
perlu diperhatikan.
b. Kapasitas kerja
sebagainya.
c. Lingkungan kerja
baiknya
gizi pegawai
kerja
50
g. Agar setiap pegawai merasa aman dan terlindungi dalam bekerja
c. Mengurangi Biaya
biaya
pelanggan
51
ini akan berdampak kepada peningkatan kepercayaan pelanggan
I. Kerangka Teori
Faktor Manusia
1. Usia
2. Jenis Kelamin
3. Penggunaan APD
4. Pengetahuan
5. Pelatihan K3
6. Peraturan K3
Faktor Lingkungan
1. Kebisingan Kecelakaan
2. Suhu Udara
Kerja
3. Penerangan
4. Lantai Licin
Faktor Peralatan
1. Kondisi Mesin
2. Letak Mesin
52