Oleh: Annisa
Andita Said
108101000027
Analisis Pelaksanaan Teknik Job Safety Analysis (JSA) Dalam Identifikasi Bahaya
Di Tempat Kerja Pada Terminal Y PT X Di Kabupaten Kutai Kartanegara
Kalimantan Timur Tahun 2012
ABSTRAK
ABSTRACT
I. PERSONAL DETAILS
Mobile : 085282718994
Email :
III. ORGANIZATION
1. 2003 – 2004 Staff Safety Department OSIS Darul Marhamah Islamic Boarding
School
Indonesia Riau
LEMBAR PERSEMBAHAN
banyak hal yang dapat ku ambil dari perjalanan menulis tulisan ini
semoga
KEKUATAN dan INSPIRASI yang sama juga akan dirasakan saat membaca
~ TERIMA KASIH ~
i
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur Alhamdulillah penulis panjat kehadirat Allah SWT yang
Terimakasih Rabb atas kasih sayang-Mu yang selalu terpacarkan hingga penulis dapat
Di Kabupaten Kutai Kartanegara Kalimantan Timur Tahun 2012” ini dengan baik.
Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada junjungan alam Rasulullah SAW
pintu pencerahan dan peradaban serta jalan yang diridhai oleh Allah SWT.
penghargaan kepada Ayahanda Rudy Ananda Said yang telah menjadi Kekuatan dan
Inspirasi bagi penulis serta Ibunda Tersayang Primaya Diah Lina atas segala dukungan
dan doanya yang tiada henti dan selalu dipanjatkan kepada Allah SWT untuk
melainkan dari bantuan, bimbingan, motivasi dan semangat serta doa dari berbagai
pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini penulis ingin menyampaikan ucapan
1. Adik-adikku tercinta Isra Febiastri Said, Umar Abdulrahim Said dan Kholid
Abdulrahman Said, terima kasih telah memberikan senyuman dan canda tawa,
hingga membuat penulis terus bersemangat mencapai masa depan yang cerah.
Kakak-kakakku yang baik Mas Aditya Pradana, Mas Indra Aditya Renaldy, Mas
Juanda Satriawan, Mas Raja Satria, Mbak Nur Efni, Kak Dewi Yan Putri, Kak
Refki Juliasty dan Kak Mellysa Putri Neldi, terimakasih atas dukungan, bantuan,
kasih sayang, dan ketegasan yang diberikan selama proses penyelesaian skripsi
ini. Semoga Allah selalu memberikan limpahan rezeki dan kasih sayangnya
kepada kita.
memberi masukan, yang selalu menemani saat tersenyum, tertawa, sedih, gelisah
dan marah mulai dari awal masuk Program Studi Kesehatan Masyarakat sampai
dengan sekarang.
3. Ibu Febrianti, SP, M.Si selaku ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat dan
Ibu Catur Rosidati, SKM, MKM selaku penguji sidang skripsi dan wakil ketua
4. Ibu Riastuti Kusuma Wardani, SKM, MKM dan Ibu Raihana Nadra Alkaff,
5. Bapak Dr. Arif Sumantri, SKM, M.Kes, selaku penasehat akademik yang
6. Seluruh dosen dan staf PSKM FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah
memberikan ilmu pengetahuan yang sangat berguna bagi penulis dan para
mahasiswa umumnya.
7. Bapak Suparno yang telah membukakan jalan bagi saya untuk menyelesaikan
8. Bapak Henry Sutanto, Ibu Martha Niati Kombolangi dan Pak Destri Harnowo
Terimakasih telah memotivasi saya, dan terus membimbing saya dari awal
9. Pak Iman Sudirman, Pak Girwo, Mas Endra Heri, Mas Dian Sumantri, Pak
Denny, Pak Inok Sutrisno dan Mbak Siti Hikmah yang selalu memberikan
dukungan dan wawasan baru bagi saya selama proses penelitian di lapangan.
10. Seluruh Keluargaku di lokasi kerja (Process Plant, Maintenance, Lex Plant,
11. Bapak Ghozali yang selalu memberikan informasi dan membuatkan surat-surat
dan bantuannya selama proses pengerjaan skripsi. Terimakasih untuk Sekar Asih
Rengganis, Shella Monica, Tetik Wulandari, Titi Rahmadany, Irfan Nur Hidayat,
Widayu Rahmidha Noer yang sangat memotivasi hingga skripsi ini dapat
13. Adik-adik kelas Najla, Indah, Fitri, Ubay, Richo, Prima, Ajis dan adik-adik
lainnya atas doa yang kalian berikan. Senang sekalibisa mengenal dan berbagi
14. Teman-temanku Thezard Franciskus, Rizfi Faris Pari, Yuki Desi Andini,
Aldinal, Mas Thalut yang telah menemani proses penelitian yang saya lakukan
Dengan memanjatkan doa kepada Allah SWT, penulis berharap semua kebaikan
yang telah diberikan mendapatkan balasan dari Allah SWT. Amin. Terakhir kiranya
penyusun berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca umumnya.
LEMBAR PERNYATAAN................................................................................................i
ABSTRAK.........................................................................................................................ii
ABSTRACT......................................................................................................................iii
PERNYATAAN PERSETUJUAN...................................................................................iv
LEMBAR PENGESAHAN...............................................................................................v
CURRICULUM VITAE...................................................................................................vi
LEMBAR PERSEMBAHAN.........................................................................................viii
KATA PENGANTAR......................................................................................................ix
DAFTAR ISI...................................................................................................................xiii
DAFTAR TABEL..........................................................................................................xvii
DAFTAR GAMBAR....................................................................................................xviii
DAFTAR BAGAN.........................................................................................................xix
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................................xx
BAB I. PENDAHULUAN...............................................................................................1
4.3 Informan...................................................................................................40
6.2 Gambaran Input Pelaksanaan Teknik Job Safety Analysis (JSA) Dalam
6.3 Gambaran Proses Pelaksanaan Teknik Job Safety Analysis (JSA) Dalam
7.1Simpulan ……………………………………………………........122
7.2Saran122
LAMPIRAN ……………………………………………………………………………..
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR BAGAN
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
di Indonesia. Potensi sumber daya minyak bumi dan gas tersebut merupakan
faktor dominan dalam strategi pembangunan bangsa dan negara Indonesia (Ramli,
2010). Perkembangan teknologi dan inovasi dalam sektor migas sangat cepat,
sehingga risiko pada pekerjaan operasi MIGAS cukup tinggi, terutama risiko
yang berkaitan dengan keselamatan dan kesehatan kerja. Banyaknya hazard yang
Hal ini mengarah kepada prinsip bahwa hazard adalah pelopor untuk terjadinya
industri MIGAS diantaranya adalah blowout yang disebabkan oleh major peril
defect, design defect, subsidence, yang dihadapi selama periode konstruksi, serta
tabrakan, kandas, tenggelam yang disebabkan oleh marine peril, proses dengan
karakter tekanan dan suhu tinggi, keberadaan alat-alat berat dengan moving parts,
keberadaan zat-zat kimia yang mudah terbakar bahkan eksplosif, tingkat racun
yang tinggi serta berbahaya bagi kesehatan manusia dan lingkungan (Dewayanto,
2004).
1
2
pada tanggal 31 Mei 2010, kecelakaan yang sangat tragis, dimana lima orang
kedua terjadi pada hari Rabu tanggal 9 Juni 2010, kecelakaan yang menimpa
seorang Companyman di lokasi pemboran minyak dan gas bumi disebabkan oleh
yang menyebabkan seorang pekerja perawatan sumur luka berat dan akhirnya
meninggal dunia setelah dirawat secara intensif selama 10 hari di rumah sakit
yang diakibatkan tertimpa tubing bowl yang jatuh. Kecelakaan yang keempat
seorang Floorman meninggal dunia akibat kejatuhan DP Elevator yang lepas dari
travelling block. Korban menderita patah tangan dan kaki kiri, tiga jari kaki kiri
putus dan kepala bagian belakang kiri retak serta darah keluar dari telinga, mulut
kerja adalah risiko terbesar yang dihadapi kegiatan migas. Menurut Kementerian
Energi dan Sumber Daya Mineral (2011), kerugian yang diderita akibat
kecelakaan tidak hanya kerugian materi yang besar, namun lebih dari itu adalah
timbulnya korban jiwa dengan jumlah yang tidak sedikit. Selain kerugian dana
produktifitas kerjanya, karena semakin banyak tenaga kerja yang sakit atau cacat
3
akibat kerja akan mengurangi kualitas dan kuantitas sumber daya manusia
berasal dari berbagai kegiatan atau aktivitas dalam pelaksanaan operasi atau juga
berasal dari luar proses kerja (Tarwaka, 2008). Oleh karena itu penerapan
dan ketentuan pelaksanaan yang dibuat oleh pembuat program yang mencakup
antara lain cara pelaksanaan, agen pelaksana, kelompok sasaran dan manfaat
mungkin saja berhasil dilihat dari sudut proses, tetapi boleh jadi gagal ditinjau
dari dampak yang dihasilkan, atau sebaliknya (Akib dan Tarigan, 2011).
Selain itu keberhasilan sebuah program juga harus didukung oleh sistem
yang komplek dan saling berhubungan. Menurut Azwar (1997) sistem adalah
yang majemuk, dimana masing-masing bagian bekerja sama secara bebas dan
terkait untuk mencapai sasaran kesatuan dalam suatu situasi yang majemuk pula.
Sistem dapat disebut pula suatu kesatuan yang utuh dan terpadu dari berbagai
4
dipersiapkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Bagian atau elemen
menjadi enam unsur yaitu masukan (input), proses, keluaran (output), umpan
tersebut bila dipersatukan akan memiliki dampak yang lebih besar dibandingkan
analisis kondisi fisik (misalnya: sistem tata surya, rakitan mesin), dapat
tubuh manusia), dan dapat dihubungkan dengan analisis gejala sosial (misalnya:
Hal ini juga dikemukakan oleh Carol Baker dalam jurnal manajemen
kebijakan atau program merupakan sebuah sistem yang tidak lepas dari keadaan
pengaruh faktor lainnya. Selain itu komponen, proses, alokasi sumber daya, aktor
dan kekuasaan merupakan faktor yang berperan pada penetapan kebijakan atau
setiap aspek industri minyak dan gas, termasuk eksplorasi dan produksi,
mengapalkan minyak dan gas bumi yang berasal dari sumur-sumur (platform) di
lepas pantai (PT X, 2010). Potensi bahaya yang dapat menyebabkan kecelakaan
kerja dapat berasal dari berbagai kegiatan atau aktivitas dalam pelaksanaan
operasi atau juga berasal dari luar proses kerja (Tarwaka, 2008). Pada PT X
(kejatuhan benda), gerak, mekanikal, elektrik, kimia, suhu, radiasi, biologi, bunyi
dan tekanan (PT X, 2010). Selain itu dari hasil pengamatan lapangan, dalam
dan tekanan yang tinggi seperti generator, heat exchanger, gas boot dan
separator serta bahan baku yang dihasilkan bersifat mudah terbakar, eksplosif
Equipment), MSDS (Material Safety Data Sheet), housekeeping, izin kerja dan
6
standar bekerja yang aman lainnya. JSA merupakan salah satu komponen dalam
bahaya ini terdiri dari fase perencanaan yaitu fase menentukan pekerjaan dan
risiko bahaya yang mungkin ada, fase perijinan yaitu fase pembuatan, penyertaan
dan pelaksanaan JSA saat akan bekerja, dan fase pelaksanaan yaitu saat pekerja
2011).
angka kecelakaan kerja pada PT X dalam tiga tahun terakhir ini. Dengan
persentase 74,2 % tahun 2010, 57,6 % tahun 2011 dan 33,33 % tahun 2012,
namun demikian angka kecelakaan kerja pada pekerjaan rutin dan sering
dimonitoring masih terjadi yaitu pekerjaan yang dianggap tugas sehari-hari pada
operasi dan perawatan serta bukan merupakan pekerjaan yang berisiko tinggi
(confined space, hot work, excavation, lifting rigging dan isolasi energy) (PT X,
2012).
diakibatkan oleh kesalahan dari urutan diagram dalam proses, kesalahan prosedur,
kurang komunikasi untuk pelaksanaan JSA, pembuat dan pelaksana JSA tidak
mendapat pelatihan, pembuat dan pelaksana JSA tidak kompeten, pembuat dan
7
pelaksana JSA tidak memiliki komitmen sesuai dengan persyaratan yang telah
seperti yang ada dalam SOP, tidak tersedianya JSA dan tidak ada evaluasi JSA di
Hal ini juga terlihat dari hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan,
terkait JSA kurang menarik, JSA tidak didiskusikan kembali saat akan memulai
pekerjaan, JSA tidak dibuat sesuai dengan kondisi lapangan, pekerja tidak
membaca JSA kembali saat akan melakukan pekerjaan dan kurangnya monitoring
pelaksanaan teknik Job Safety Analysis (JSA) dalam identifikasi bahaya di tempat
Kalimantan Timur berdasarkan teori sistem yaitu input, proses, output dan
feedback.
yang menyebabkan kematian pada kegiatan hulu migas juga terjadi pada area
produksi. Terminal Y merupakan salah satu area produksi bagian Utara dari PT
terkait dengan pekerjaan karena adanya potensi bahaya yang tinggi seperti
8
menggunakan mesin dan peralatan dengan kebisingan, suhu dan tekanan yang
tinggi seperti generator, heat exchanger, gas boot dan separator serta bahan baku
yang dihasilkan bersifat mudah terbakar, eksplosif dan bersifat racun bagi
manusia dan lingkungan seperti H2S. JSA merupakan salah satu komponen dalam
pelaksanaan JSA di lapangan. Hal ini juga terlihat pada studi pendahuluan yang
telah dilakukan, ketidakpatuhan pelaksanaan JSA ini dapat berupa JSA tidak
didiskusikan kembali saat akan memulai pekerjaan, JSA tidak dibuat sesuai
dengan kondisi lapangan, pekerja tidak membaca JSA kembali saat akan
Job Safety Analysis (JSA) dalam identifikasi bahaya di tempat kerja yang
Timur berdasarkan teori sistem yaitu input, proses, output dan feedback.
tahun 2012.
tahun 2012.
tahun 2012.
tahun 2012.
Kartanegara, Kalimantan Timur pada bulan Mei – September 2012. Subjek dari
kegiatan penelitian ini adalah HES Spesialist, pengawas pada 3 bagian (process
plant, maintenance dan lex plant) dan pekerja pada 3 bagian (operator plant,
driver dan helper vacuum truck, pekerja chemical, dan pekerja maintenance).
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder. Ada tiga teknik yang digunakan dalam pengumpulan data yaitu
pelaksanaan JSA di lapangan. Hal ini juga terlihat pada studi pendahuluan yang
telah dilakukan, ketidakpatuhan pelaksanaan JSA ini dapat berupa JSA tidak
didiskusikan kembali saat akan memulai pekerjaan, JSA tidak dibuat sesuai
dengan kondisi lapangan, pekerja tidak membaca JSA kembali saat akan
gambaran pelaksanaan teknik Job Safety Analysis (JSA) dalam identifikasi bahaya
TINJAUAN PUSTAKA
apa potensi bahaya yang dapat terjadi atau menimpa organisasi/perusahaan dan
rutin. Tujuannya agar semua hazard yang ada dapat diidentifikasi dengan
baik, termasuk hazard yang dapat timbul dalam kegiatan non rutin seperti
12
1
4. Identifikasi semua hazard yang berasal dari luar tempat kerja karena
5. Hazard yang timbul di sekitar tempat kerja dari aktivitas yang berkaitan
hazard tidak hanya berasal dari internal organisasi tetapi juga bersumber
gas, suara, dan debu dari aktivitas yang berada di luar lokasi kerja. Faktor
seadanya tidak mampu menjangkau hazard yang lebih rinci. Untuk membantu
pengidentifikasian masalah.
berbahaya.
1
6. Praktisi dan representative khusus dari asosiasi ahli K3, SPSI dan
perusahaan.
efektif.
dilakukan.
(Ramli, 2010):
kuantitatif.
sehingga dapat menjangkau seluruh hazard baik yang nyata maupun yang
a. Teknik pasif
sebagai pelajaran.
lain.
1
c. Teknik proaktif
Analysis – FMEA)
1
ke operasi.
diterimanya prinsip dan praktek keselamatan dan kesehatan untuk tugas tertentu
atau operasi kerja. Dalam JSA, setiap langkah dasar dari pekerjaan adalah untuk
prosedur ini adalah Job Hazard Analysis (JHA) dan Job Hazard Breakdown.
pekerjaan, alat kerja, dan lingkungan kerja. Melalui kegiatan ini dapat diambil
dan kesehatan kerja yang diiringi dengan pengendalian terhadap hazard yang
ditemukan. Jika hal ini tidak dilakukan, maka perusahaan dapat kehilangan
kredibilitas dan karyawan akan ragu untuk melaporkan penemuan kondisi tidak
2001):
3071, 2001) :
terkait insiden.
2005):
kebutuhan medis.
ini untuk memastikan tidak ada langkah yang hilang. Gambar foto
2002).
2
Gambar 2.1
Contoh Form Job Safety Analysis
pekerjaan dilaksanakan?
benda?
teridentifikasi.
2
berbahaya.
controls)
berbahaya.
5. Buddy systems
6. Pelatihan
Menurut Azwar (1997), sistem terbentuk dari bagian atau elemen yang saling berhubungan dan
elemen tersebut banyak macamnya, yang jika disederhanakan dapat
LINGKUNGAN
MASUKAN KELUARAN
PROSES DAMPAK
(INPUT) (OUTPUT)
UMPAN BALIK
Bagan 2.1
Model Sistem Azrul Azwar
2
1. Masukan (Input)
a. Sumber (resources)
dibagi 3 macam:
egoistik.
3
kesehatan.
b. Tatacara (prosedures)
c. Kesanggupan (capacity)
keuntungan, macam input ada 4M, yaitu Man, Money, Material, Method.
2. Proses
3. Keluaran (Output)
4. Umpan Balik
sistem tersebut.
5. Dampak
3
6. Lingkungan
Lingkungan adalah dunia di luar sistem yang tidak dikelola oleh sistem tetapi mempunya
adalah lingkungan dalam dan luar organisasi (Miner dan Steiner, 1997).
LINGKUNGAN
UMPAN BALIK
dan kesehatan kerja serta pencegahannya. JSA merupakan salah teknik dalam
dalam proses dan kurangnya kepatuhan pelaksanaan JSA di lapangan. Hal ini
pelaksanaan JSA ini dapat berupa JSA tidak didiskusikan kembali saat akan
memulai pekerjaan, JSA tidak dibuat sesuai dengan kondisi lapangan, pekerja
tidak membaca JSA kembali saat akan melakukan pekerjaan dan kurangnya
Oleh sebab itu, peneliti akan melakukan studi terhadap implementasi JSA
33
34
Proses Output
Inp
ut Pelaksanaan Identifikasi Bahaya (Job Safety
teridentifikasi
Analysis(JSA))
bahaya di tempat kerja
Sumber Daya
Manusia
(SDM)
Feedback
Dari bagan tersebut, unsur-unsur yang diteliti yaitu input, proses, output dan
feedback. Input yang diteliti berdasarkan teori yang disampaikan oleh Mooney James
dalam Herujito (2001) berupa SDM, metode dan fasilitas. Proses yang diteliti yaitu
pelaksanaan identifikasi bahaya (Job Safety Analysis (JSA), karena dalam penelitian ini
bahaya di tempat kerja. Peneliti tidak meneliti unsur lingkungan karena peneliti ingin
melihat suatu sistem yang berupa sebuah program identifikasi bahaya yang bersifat
internal, yaitu hanya diterapkan di wilayah kerja PT X dan wajib dilakukan oleh orang-
orang yang bekerja dalam wilayah PT X tanpa ada keterlibatan dari pihak luar yang
berada di sekitar wilayah kerja PT X. Sedangkan dampak tidak diteliti karena variabel
dampak sulit diprediksi dan memiliki banyak faktor yang mempengaruhi serta
Substansi penelitian Definisi istilah Cara Pengambilan Alat ukur Hasil ukur Sumber
Data informan
Sumber Daya a. banyaknya tenaga Pengamatan Lembar Informasi mengenai : HES Spesialist,
Manusia (SDM) kerja yang terlibat lapangan, pengamatan a. banyaknya tenaga pengawas dan
a. jumlah pekerja dalam melakukan wawancara lapangan, kerja yang terlibat pekerja
b. kapabilitas sebuah pekerjaan mendalam dan pedoman dalam melakukan
c. pendidikan dan beban kerjanya analisis dokumen wawancara sebuah pekerjaan
d. pengetahuan b. kemampuan pekerja mendalam dan dan beban
e. sikap dalam menguasai dokumen resmi kerjanya
dan memahami perusahaan b. kemampuan pekerja
pelaksanaan JSA dalam menguasai
c. tingkat pendidikan dan memahami
pekerja baik formal pelaksanaan JSA
maupun informal c. tingkat pendidikan
d. pengalaman kerja pekerja baik formal
yang dimiliki maupun informal
pekerja dalam d. semua hal
mendukung yang diketahui
pelaksanaan JSA oleh pekerja
e. respon yang yang
mendukung
3
Terminal Y
Pelaksanaan a. Cara yang dilakukan Pengamatan Lembar Informasi mengenai : HES Spesialist,
identifikasi bahaya PT X dalam lapangan, pengamatan a. Cara yang dilakukan Pengawas dan
(Job Safety Analysis menentukan wawancara lapangan, PT X dalam Pekerja
(JSA)) pekerjaan yang akan mendalam dan pedoman menentukan
a. memilih dibuat JSAnya analisis dokumen wawancara pekerjaan yang akan
(menyeleksi) b. cara yang dilakukan mendalam dan dibuat JSAnya
pekerjaan yang PT X dalam dokumen JSA b. cara yang dilakukan
akan dianalisis mengembangkan PT X dalam
b. membagi pekerjaan menjadi mengembangkan
pekerjaan dalam langkah-langkah pekerjaan menjadi
langkah-langkah pekerjaan yang akan langkah-langkah
pekerjaan dilakukan pekerjaan yang akan
c. melakukan c. cara yang dilakukan dilakukan
identifikasi PT X dalam c. cara yang dilakukan
hazard dan menentukan potensi PT X dalam
kecelakaan yang bahaya yang ada menentukan potensi
potensial disetiap langkah- bahaya yang ada
d. mengembangkan langkah pekerjaan disetiap langkah-
prosedur kerja d. cara yang dilakukan langkah pekerjaan
3
METODE PENELITIAN
untuk mengetahui gambaran pelaksanaan teknik Job Safety Analysis (JSA) dalam
mendalam. Penelitian ini dibatasi oleh waktu dan tempat. Beberapa macam kasus
Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Penelitian ini dilakukan selama bulan Mei
risiko yang tinggi terhadap kejadian kecelakaan kerja, karena dalam lingkungan
peralatan dengan kebisingan, suhu dan tekanan yang tinggi seperti generator,
heat exchanger, gas boot dan separator serta bahan baku yang dihasilkan
39
4
bersifat mudah terbakar, eksplosif dan bersifat racun bagi manusia dan
pelaksanaan JSA di lapangan. Hal ini juga terlihat pada studi pendahuluan yang
telah dilakukan, ketidakpatuhan pelaksanaan JSA ini dapat berupa JSA tidak
didiskusikan kembali saat akan memulai pekerjaan, JSA tidak dibuat sesuai
dengan kondisi lapangan, pekerja tidak membaca JSA kembali saat akan
4.3 INFORMAN
populasi atau menarik generalisasi kesimpulan yang berlaku bagi suatu populasi,
pemilihan sampel atau informan pada penelitian kualitatif lebih tepat dilakukan
secara sengaja. Selanjutnya apabila dalam proses pengumpulan data sudah tidak
lagi ditemukan variasi informan baru, maka peneliti tidak perlu lagi untuk
jawaban dari beberapa informan sudah sama atau apabila ada jawaban yang
4
sama dengan jawaban yang berbeda tersebut, dan jawaban dari informan-
tujuan penelitian yang ingin dicapai (Bungin, 2012). Fungsi informan dalam
yaitu orang yang berpengalaman dan ahli dalam hal tersebut, mengetahui
penyebabnya
d. Prosedur JSA
f. Dokumen MSDS
4. Laptop
6. Kertas catatan
7. Alat tulis
1. Data primer
2. Data Sekunder
dampak.
dan dilakukan secara terus menerus sampai datanya jenuh (Sugiyono, 2010).
1. Pengamatan Lapangan
masalah dan siapa saja yang akan dijadikan sebagai informan penelitian.
mata sebagai alat bantu utamanya selain indera lainnya, seperti telinga,
penciuman, mulut, dan kulit. Usman dan Akbar dalam Prastowo (2010)
pekerjaan yang dilakukan oleh tim leader dan HES terkait JSA.
2. Wawancara Mendalam
data yang berupa pertemuan dua orang atau lebih secara langsung untuk
bertukar informasi dan ide dengan tanya jawab secara lisan sehingga
X
4
3. Telaah Dokumen
2010).
dan untuk menyajikan apa yang sudah ditemukan kepada orang lain (Emzir,
2011). Selain itu analisis data juga dapat diartikan sebagai proses mencari dan
4
menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan
pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat
kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri sendiri maupun orang lain
(Sugiyono, 2010).
analisis isi (content analysis). Analisis isi merupakan suatu analisis mendalam
pesan menggunakan metode ilmiah dan tidak terbatas pada jenis-jenis variable
yang dapat diukur atau konteks tempat pesan-pesan diciptakan atau disajikan.
Secara kualitatif, analisis isi dapat melibatkan suatu jenis analisis, di mana isi
mencatat atau menuliskan kembali seluruh data yang dipeoleh seperti apa
3. Hasil pencatatan atau penulisan kembali data yang diperoleh seperti apa
6. Membuat kesimpulan
Data yang didapatkan oleh peneliti dalam penelitian ini di uji keabsahan
1. Perpanjangan keikutsertaan
subjek.
4
dikumpulkan.
2. Teknik Triangulasi
dengan berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data. Data yang
pengumpulan data, ada dua jenis triangulasi yakni triangulasi teknik dan
teknik yang sama oleh peneliti untuk mendapatkan data dari sumber yang
berbeda.
rekaman wawancara.
dalam waktu 3 minggu dari hari senin sampai hari minggu jam 6 pagi
sampai jam 6 sore dengan ikut serta dalam setiap pekerjaan yang
dari beberapa informan yaitu HES Spesialist, pengawas dan pekerja yang
Tabel 4.1
Tabel Triangulasi Data
(Job Safety Analysis kerja aman PT X vacuum truck, pekerja chemical, dan
(JSA)) - Dokumen MSDS pekerja maintenance PT X)
- Manual Book peralatan
- Prosedur JSA
- Formulir penilaian kinerja
analisa bahaya
(JHA/JSA)
- Dokumen SOP dan JSA
beberapa bagian
Teridentifikasi - Dokumen SOP dan JSA HES Spesialist, pengawas dan pekerja
bahaya di beberapa bagian (operator plant, driver dan helper
tempat kerja √ √ vacuum truck, pekerja chemical, dan
pekerja maintenance PT X)
Feedback HES Spesialist, pengawas dan pekerja
(operator plant, driver dan helper
√ √ - vacuum truck, pekerja chemical, dan
pekerja maintenance PT X)
53
Data yang diperoleh disajikan dalam bentuk narasi dan matriks hasil
Akib, Haedar & Antonius Tarigan. 2011. Artikulasi Konsep Implementasi Kebijakan:
Perspektif, Model Dan Kriteria Pengukurannya. Jurnal Kebijakan Publik
Ayuningtyas, Dumilah. 2008. Kotak Hitam Sistem Penetapan Kebijakan Dan Faktor-
Faktor Yang Mempengaruhinya. Jurnal Managemen Pelayanan Kesehatan
Chao, Elaine L. 2002. Job Hazard Analysis OSHA 3071. US : Occupational Safety and
Health Administration
124
12
Ericson, Clifton A. 2005. Hazard Analysis Techniques for System Safety. Virginia:
Wiley Interscience
Geigle, Steven. 2002. OSHAcademy Course 706 Study Guide Conducting a Job
Hazard Analysis. Geigle Communications: Oregon
Kementrian ESDM. 2011. Kecelakaan Tambang Fatal Pada Kegiatan Hulu Migas
Tahun 2010. http://www.migas.esdm.go.id/wap/?op=Artikel&id=7. diakses
tanggal 5
Mei 2011 pukul 11.30 WIB
Martiana, Tri. 2010. Paradigma Sehat Untuk Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Pidato
Revitalisasi K-3 Melalui Paradigma Sehat (Sebagai Optimalisasi Pencegahan
Kecelakaan dan Penyakit Akibat Hubungan Kerja)
Maulana, Heri. 2010. Landasan Teori Dan Pendekatan Sistem (Sebuah Landasan
Dalam Teknologi Pendidikan),
http://edutechpreneur.wordpress.com/2010/06/03/landasan-teori-danpendekatan-
sistem-sebuah-landasan-dalam-teknologi-pendidikan/ diakses pada tanggal 18
Juli 2012 pukul 15.00 WIB
Prihatini, Lilis Dian. 2009. “Analisis Hubungan Beban Kerja Dengan Stress Kerja
Perawat di Tiap Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang”, Tesis, Sekolah
Pascasarjana Universitas Sumatera Utara
Ratnasari, Septa Tri, 2009, “Analisis Resiko Keselamatan Kerja pada Proses
Pengeboran Panas Bumi Rig Darat #4 PT APEXINDO Pratama Duta tbk
Tahun 2009 ”, Skripsi S1, Universitas Indonesia
Saragih, Kasiana. 2010. “Hubungan Antara Usia, Jenis Kelamin, dan Masa Kerja
dengan Kepuasan Kerja Karyawan Pelaksana Pada PT. Perkebunan Nusantara IV
(Persero) Unit Kantor Pusat Medan”, Universitas Sumatera Utara
Shaleh, Abdul Rahman dan Yunita Faela Nisa. 2006. Psikologi Industri Dan
Organisasi. Jakarta Selatan: UIN Jakarta Press.
Soetjipto. 2007. Pengaruh Faktor Pendidikan, Pelatihan, Motivasi dan Pengalaman Kerja
terhadap Kinerja Kepala Desa (Studi pada Kepala Desa di Kecamatan Pakis dan
Tumpang Malang). Jurnal Aplikasi Manajemen, Volume 5, Nomor 1
Steiner, George A & John B Miner. 1997. Kebijakan dan Strategi Manajemen,
Erlangga : Jakarta
Suardi, Rudi. 2007. Sistem Manajemen Keselamatan & Kesehatan Kerja Panduan
Penerapan Berdasarkan OHSAS 18001 & Permenaker 05/1996. Jakarta :
PPM
Tifa. 2010. Program Kesehatan dan Keselamatan Kerja/ OHS Program, http://latifa-
dinar.blogspot.com/2010/11/program-keselamatan-dan-kesehatan-kerja.html
diakses pada tanggal 5 Juni 2012 pukul 13.28 WITA
Winarno, Budi, 2007, Kebijakan Publik : Teori dan Proses, Jakarta : Media Fressindo