SKRIPSI
STIE
MAHARDHIKA SURABAYA
Oleh :
AZIZAH AL HADAR
NIM. 15210592
SKRIPSI
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Strata 1 (S1) Program Studi Manajemen
Pada Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Mahardhika
Surabaya
STIE
MAHARDHIKA SURABAYA
Oleh :
AZIZAH AL HADAR
NIM. 15210592
iii
Judul Skripsi : PENGARUH KESELAMATAN DAN KESEHATAN
KERJA, KARAKTERISTIK PEKERJAAN DAN
KARAKTERISTIK INDIVIDU TERHADAP KEPUASAN
DAN DAMPAKNYA PRODUKTIVITAS KERJA
KARYAWAN UD. SUMBER JAYA MOJOKERTO
Nama : AZIZAH AL HADAR
NIM : 15210592
Program Studi : Manajemen
Menyetujui Menyetujui
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui :
iv
DAMPAKNYA PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN UD. SUMBER JAYA
MOJOKERTO
..Oleh :
AZIZAH AL HADAR
NIM. 15210592
Tim Penguji :
Mengetahui
v
1. Nama Lengkap : AZIZAH AL HADAR
2. NIM : 15210592
3. Prodi : Manajemen
4. Tempat/Tgl Lahir :
6. Agama : Islam
7. Alamat Rumah :
8. Alamat E-mail :
9. Riwayat Pendidikan
SD :
SMP :
SMA :
vi
KATA PENGANTAR
melimpahkan karunia dan rahmat-Nya. Sehingga sampai pada saat ini kami masih
JAYA MOJOKERTO “ penyusunan skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu
Mahardhika Surabaya.
dari kata sempurna serta tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, dukungan, petunjuk,
dan saran dari semua pihak. Oleh sebab itu, penulis dengan kerendahan hati
menyampaikan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam
Mahardhika Surabaya.
2. Dr. Asmirin Noor, SE., MM Selaku Ketua Jurusan Program Studi Manajemen
3. Bapak Dr. Asmirin Noor, SE., MM dan Bapak Pierre Patarianto, SE., MM.
Selaku dosen pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktu dan dengan
vii
4. Ibunda ....... dan Ayahanda tercinta ....... yang selalu menitihkan doa setiap
harinya untukku
7. Kesayangan yang tercinta para sahabat terima kasih atas dukungan semangatnya :
8. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan yang telah berkenan membantu penulis
Surabaya, ...............2019
Penyusun
AZIZAH AL HADAR
viii
ABSTRAK
ix
DAFTAR ISI
Halaman Judul ......................................................................................................ii
Halaman Persetujuan............................................................................................iii
Halaman Pengesahan............................................................................................iv
Kata Pengantar......................................................................................................vi
Abstrak...............................................................................................................viii
Daftar Isi.............................................................................................................viii
Daftar Tabel...........................................................................................................x
Daftar Gambar.....................................................................................................xii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................3
1.3 Tujuan Penelitian...........................................................................................4
1.4Manfaat Penelitian...........................................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori................................................................................................6
2.1.1 Manajemen SDM .......................................................................................6
2.12 Keselamatan dan Kesehatan Kerja............................................................10
x
3.2 Populasi dan Sampel................................................................................... 49
3.3 Definisi Operasional dan Variabel Penelitian.............................................. 49
3.4 Teknik Pengumpulan Data........................................................................... 51
3.5. Analisis Data................................................................................................ 52
3.5.1 Uji Validitas dan Reliabilitas.................................................................... 53
3.5.2 Uji Asumsi Klasik...................................................................................... 53
3.6.3 Analisa Jalur.............................................................................................. 53
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian.............................................................. 58
4.2 Data Penelitian............................................................................................. 58
4.3 Analisa Data.................................................................................................. 61
4.3.1 Uji Validitas dan Reliabilitas ................................................................61
4.4 Pembahasan................................................................................................. 67
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan................................................................................................... 71
5.2 Saran............................................................................................................ 71
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
xii
DAFTAR GAMBAR
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
produktivitas, daya saing dan nilai tambah. Upaya penguatan tersebut tidak hanya
difokuskan pada penanganan masalah dan tantangan eksternal, namun yang lebih
penting adalah penananganan masalah dan tantangan internal, baik yang terkait
dapat difasilitasi melalui penyediaan layanan satu atap yang menyediakan jasa-jasa
dibuat sebagai upaya mencegah timbulnya kecelakaan akibat kerja dan penyakit
akibat kerja. Tujuannya untuk menciptakan tempat kerja yang nyaman dan sehat
1
2
pekerja adalah asset utama. Oleh karena itu, mereka harus memperhatikan aspek
keselamatan dan kesehatan kerja untuk setiap pekerja guna mengurangi angka
kecelakaan kerja.
dan lingkungan kerja yang aman dan nyaman bagi karyawan. Karena jika seorang
karyawan mengalami kecelakaan yang disebabkan oleh rasa tidak aman dan
tidak hanya merugikan pribadi pekerja itu sendiri tapi juga perusahaan tempat ia
peralatan kerja yang tidak sesuai dengan prosedur dan peralatan kerja yang sudah
tidak layak pakai. Untuk mengurangi risiko kecelakaan kerja sebaiknya perusahaan
dunia terjadi lebih dari 337 juta kecelakaan dalam pekerjaan per tahun. Setiap hari
6300 orang meninggal karena kecelakaan kerja atau penyakit yang berkaitan
dengan pekerjaan, yang berarti 2,3 juta kematian per tahun. Bahkan berdasarkan
data tahun 2006, di seluruh dunia seorang pekerja meninggal tiap 15 detik. Lebih
3
kerja yang terjadi secara umum disebabkan karena faktor manusia yaitu unsafe
action. Unsafe action yaitu tindakan yang salah dalam bekerja dan tidak sesuai
dengan yang telah ditentukan (human error), biasanya dipengaruhi oleh kondisi
lingkungan kerja yang tidak baik atau kondisi peralatan kerja yang berbahaya
(unsafe condition). Unsafe condition dipengaruhi hal-hal seperti alat yang tidak layak
pakai, alat pengaman yang tidak memenuhi standar. Hal tersebut menjelaskan
tempat kerja.
jawab, macam tugas dan tingkat kepuasan yang diperoleh dari pekerjaan itu sendiri.
Subyantoro (2009).
masalah yang dapat penulis kemukakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi penulis
Hasil dari penelitian dapat dijadikan sebagai bahan masukan yang bermanfaat
serta para pembaca sebagai sumbangan pemikiran dan informasi dalam bidang
TINJAUAN PUSTAKA
sehingga pekerjaan tersebut terselesaikan secara efisien dan efektif melalui orang
lain. Kemudian definisi lain diungkapkan bahwa manajemen sebagai “seni untuk
menyelesaikan pekerjaan melalui orang laian”. Definisi ini, dikemukan oleh Follet
dalam Handoko (2012:3), mengandung arti bahwa para manajer mencapai tujuan-
berbagai pekerjaan yang diperlukan atau dengan kata lain tidak melakukan
lainnya secara efektif dan efisien utnuk mencapai suatu tujuan tertentu
manajemen adalah:
1. Perencanaan
7
8
1. Pengorganisasian
keputusan dibuat.
2. Kepemimpinan
penyelesaian konflik.
3. Pengendalian
dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif dam efisien
daya manusia terdiri atas beberapa aktivitas yang saling berhubungan yang terjadi
analisis dan penilian selektivitas SDM juga penting dilakukan sebagai bagian
dari menjaga daya saing organisasi. Dukungan informasi akurat dan tepat
waktu yang didapatkan dari Sistem Informasi Sumber Daya Manusia (SISDM)
bervariasi untuk memenuhi jumlah tenaga kerja yang ditetapkan oleh hukum
dan peraturan. Selain itu, pada saat perekrutan, seleksi dan pelatihan, semua
3. Perekrutan
dilakukan oleh tenaga kerja, analisis pekerjaan (job analysis) adalah dasar dari
fungsi perekrutan. Dari sini, uraian pekerjaan (job description) dan spesifikasi
4. Pengembangan SDM
Pekerjaan pasti akan berevolusi dan berubah, karena iti diperlukan pelatihan
penting.
Kesehatan dan keselamatan fisik serta mental tenaga kerja adalah hal yang
keselamatan dan kesehatan kerja telah membuat organisasi lebih tanggap atas
Pertimbangan lain adalah isu kesehatan timbul pada lingkungan kerja yang
berbahaya seperti resiko terkena bahan kimia atau teknologi baru. Keamanan
tempat kerja juga semakin penting karena kekerasan tidak jarang terjadi disini.
Hak-hak tenaga kerja harus diperhatikan, tidak peduli apakah ada atau tidak
pesawat alat kerja, bahan dan proses pengolahannya, tempat kerja dan
12
dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun
rohani tenaga kerja pada khususnya dan manusia pada umumnya, hasil karya
kerja.
kerja.
dan kesehatan kerja, moral dan kesusilaan dan perlakuan yang sesuai dengan
No.406 tahun 1910 yang dinilai sudah tidak memadai menghadapi kemajuan
keselamatan kerja yang ruang lingkupnya meliputi segala lingkungan kerja, baik
di darat, didalam tanah, permukaan air, di dalam air maupun udara, yang
barang produk tekhnis dan aparat produksi yang mengandung dan dapat
personil pengawasan, sumber daya manusia K3 serta sarana yang ada. Oleh
dengan baik.
14
1. Sebab-sebab Kecelakaan
tindakan yang salah atau kondisi yang tidak aman. Kelalaian sebagai sebab
atau berjalan mencapai suatu yang jauh diatas sebuah tangga. Hal tersebut
karyawan pabrik.
memakai kecepatan penuh, menambah daya dan lain-lain. Dari hasil analisa
kondisi kerja yang kurang aman, tidak hanya satu saja. Keselamatan dapat
mungkin hanya sedikit yang diketahuinya. Satu lagi pertanyaan yang tak
terhadap kecelakaan yang kecil atau salah satu kecelakaan yang besar.
Pendekatan yang sering dilakukan untuk seorang manager untuk salah satu
upahnya. Bagaimanapun jika banyak pabrik yang melakukan hal diatas akan
kesehatan kerja yaitu kapasitas kerja, beban kerja dan lingkungan kerja yang
tersebut serasi maka bisa dicapai suatu derajat kesehatan kerja yang optimal
16
kerja.
a) Kapasitas Kerja
gizi dan 35% kekurangan zat besi tanpa anemia. Kondisi kesehatan
seperti ini tidak memungkinkan bagi para pekerja untuk bekerja dengan
bahwa angkatan kerja yang ada sebagian besar masih di isi oleh petugas
b) Beban Kerja
(irama tubuh). Faktor lain yang turut memperberat beban kerja antara lain
17
tingkat gaji dan jaminan sosial bagi pekerja yang masih relatif rendah,
menimbulkan stres.
c) Lingkungan Kerja
Keselamatan dan kesehatan kerja ini merupakan suatu hal yang sangat
penting bagi organisasi baik bagi karyawan sendiri maupun bagi pihak organisasi.
2. Faktor kimia, yaitu berupa gas, uap, debu, kabut, awan, cairan dan benda-
benda padat.
1. Kebersihan
Kebersihan merupakan syarat utama bagi seorang pekerja untuk dapat bekerja
Air minum yang bersih dan sehat dari sumbernya hendaknya dapat disediakan
Merupakan salah satu faktor yang dapat membuat seorang pekerja dapat
5. Tempat kerja
Ruang kerja dan tempat duduk: dalam keadaan tertentu kepadatan tempat kerja
6. Pencegahan kecelakaan
19
apakah sebab itu merupakan sebab dari manusia atau dari teknis.
7. Pencegahan kebakaran
8. Gizi
Pembahasan lingkungan kerja tidak dapat terlepas tentang masalah jumlah dan
Warna dan suara pemanfaatan penerangan dan warna di tempat kerja dengan
teknologi cangih, penerapan ini disatu pihak akan memacu perkembangan ekonomi.
Akan tetapi dilain pihak bila tidak ditangani secara berencana dan terpadu dapat
biaya saja. Hal seperti ini akan menimbulkan sikap acuh tak acuh sehingga
20
dalam bekerja.
Fasilitas dan sarana merupakan bagian penting sebagai pelindung diri bagi
pekerja dalam proses produksi sehingga pekerja memiliki jaminan dan harapan
dalam bekerja. Hal ini disebabkan karena teknologi yang sudah usang, biaya
yang cukup tinggi, keengganan untuk maju, motivasi yang rendah terhadap
kepentingan dan keselamatan bersama, serta sikap acuh tak acuh. Untuk itu
setiap yang ada harus mulai untuk memikirkan adanya suasana keselamatan
dan kesehatan kerja sejak dini dalam wujud alat-alat perlindungan diri yang
label tentang batas waktu, temperatur, ruang kerja dan adanya petunjuk teknisi
penggunaan keselamatan.
seoptimal mungkin sebagai akibat dari pengunaan alat-alat dan bahan industri
4. Jabatan Fungsional
resiko keselamatan dan kesehatan kerja secara dini. Jabatan fungsional harus
ada dan yang akan ada. Jabatan ini juga perlu diperhatikan dari faktor karier dan
memelihara kondisi tubuh agar selau prima, kekurangan zat gizi mengakibatkan
Program keselamatan dan kesehatan kerja ini tidak dapat terlepas dari
program keselamatan dan kesehatan kerja ini bertujuan untuk dapat mencegah atau
usaha untuk menciptakan suasana kerja yang aman dan tentram bagi para
bentuk:
22
lain.
(2007) ada beberapa usaha yang dapat dilakukan agar karyawan tetap produktif
secara kontinu. Itu penting agar mereka tetap waspada dalam menjalankan
pekerjaannya.
6. Isolasi, yaitu mengisolasi operasi atau proses produksi dalam memperoleh yang
7. Ventilasi setempat ialah alat untuk menghisap udara di suatu tempat kerja
tertentu, agar bahan-bahan dari suatu tempat dihisap dan dialirkan ke luar.
8. Substitusi, yaitu mengganti bahan yang lebih berbahaya dengan bahan yang
dalam ruang kerja. Hal tersebut bertujuan agar kadar dari bahan-bahan yang
Pendekatan dasar pencegahan kecelakaan yang dalam hal ini ada beberapa
Mengurangi kondisi yang tidak aman pada dasarnya merupakan bidang tugas
Mengurangi tindakan yang tidak aman melalui seleksi dan penempatan. Salah
yang dilakukan disesuaikan dengan kondisi yang ada yang sebelumnya telah
Dalam analisis karyawan tidak diberikan pembinaan praktek yang aman karena
tingkat kecelakaan kerja yang terjadi tidak dialami oleh mayoritas karyawan
organisasi dapat diperkecil dan prestasi kerja pun dapat meningkat dengan
sendirinya.
Dalam prakteknya pimpinan teras yang secara peribadi terlibat dalam aktivitas
kesehatan kerja.
tata kerja, dan perencanaan kerja yang tepat terhadap peralatan kerja dan
mesin yang sesuai dengan bentuk dan ukuran tubuh manusia. Dengan
diatur ketentuan mengenai standar tempat duduk, meja kerja dan alat
diri ini akan menimbulkan berbagai masalah yaitu: rasa ketidaknyamanan dan
pemakainya.
bahaya panas radiasi, api, percikan bahan kimia korosifd dan bahaya terjerat
korosif, debu di udara, gas atau uap, gelombang elektro magnetik dan
percikan api atau logam-logam panas seperti pengelasan. Alat ini dibedakan
menjadi sumbat telinga (ear plug) dan tutup telinga (ear muff).
Berfungsi untuk melindungi pekerja dari pemaparan debu, gas, uap, mist,
Merupakan alat pelindung diri yang digunakan untuk melindungi tangan dari
bangunan.
29
housekeeping)
organisasi harus ada kerja dan partisipasi antara pihak manajemen organisasi
dengan pekerja yang dibentuk dalam wadah panitia pembinaan keselamatan dan
kesehatan kerja.
30
kerja merupakan salah satu segi penting dari perlindungan tenaga kerja. Untuk itu
perlu suatu usaha agar masalah keselamatan dan kesehatan kerja ini diutamakan
dan jangan dianggap sebagai suatu masalah kecil yang hanya memberatkan
membantu membedakan antara pekerjaan yang “baik” dan pekerjaan yang “buruk”.
31
karyawan.
Menurut Hackman dan Oldham dalam Luthans (2005:484): ada lima dimensi
14. Autonomy
15. Feedback
dihasilkan dari pekerjaan tersebut pada akhirnya berdampak pada motivasi, kinerja,
dan kepuasan kerja pegawai serta tingkat kemangkiran dan tingkat keluar
masuknya pegawai.
32
sebagai berikut :
merasa bertanggung jawab terhadap hasil dari suatu pekerjaan yang dibuatnya, dan
yaitu memotivasi kerja internal yang tinggi, kinerja yang berkualitas tinggi, kepuasan
Dimensi inti pekerjaan menurut Hackman dan Oldham (1980) dalam Robbins
(2006:641-642):
tidak dapat mengidentifikasi salah satu hasil kerja dengan upaya mereka sendiri.
Para karyawan tidak dapat memiliki rasa menyelesaikan atau tanggung jawab
kehidupan atau pekerjaan orang lain, dengan kata lain sejauh mana tingkat
hasil dari pekerjaannya. Umpan balik mengacu pada informasi yang diberikan
Umpan balik dapat timbul dari pekerjaan itu sendiri, pimpinan atau atasan atau
rekan kerja lainnya. Gagasan atau kata-kata umpan balik yang cukup sederhana
akan sangat penting dan berate bagi karyawan, terlebih apabila diwujudkan
dalam bentuk hadiah atau bonus. Mereka perlu mengetahui seberapa baik
jika pekerjaan yang dilakukan setiap hari sama, berulang – ulang dan tidak banyak
menuntut kreatifitas, maka membuat karyawan akan cepat merasa bosan dan tidak
pekerjaan yang berbeda dan hubungan dari karakteristik tugas ini dengan motivasi,
mempengaruhi kepuasan kerja salah satu adalah pekerjaan yang secara mental
menciptakan frustasi dan perasaan gagal. Pada kondisi tantangan yang sedang,
mencapai kepuasan kerja yang berhubungan dengan pekerjaan itu sendiri, para
karyawan harus jelas otonomi tugas, fariasi, identitas tugas dan umpan balik dari
dan Oldam dalam Robbins (1996) menyatakan bahwa setiap pekerjaan dapat di
1. Keragaman Tugas :
2. Identitas Tugas :
sepotong kerja yang utuh dan dapat di kenali (Robbins, 1996: hal.209). Seorang
karyawan memiliki identitas tugas yang tinggi jika karyawan tersebut melakukan
Dengan adanya tanggung jawab yang telah diberikan secara menyeluruh, dapat
3. Pentingnya Tugas :
Pentingnya tugas adalah sejauh mana pekerjaan itu memiliki suatu dampak
yang cukup besar pada kehidupan atau pekerjaan orang lain (Robbins, 1996:).
terhadap karyawan lainnya, maka semakin besar pula arti pentingnya tugas.
Sehingga diharapkan akan dapat memberikan suatu dampak yang baik bagi
orang lain, maka akan berdampak pula terhadap kepuasan kerja pada
karyawan.
4. Otonomi :
37
merasa dilibatkan.
5. Umpan Balik :
sendiri dalam menghasilkan informasi yang langsung dan jelas oleh individu
yang akan diterima. Di lain pihak para pimpinan atau menejer perlu secara aktif
berikut:
1. Skill Variety. The extent to which the work requires several different activities for
sukses).
38
2. Task identity. The extent to which the job includes a “whole” identifiable unit of
work that is carried out from start to finish and that result in a visible outcome
seluruh bagian dari pekerjaan yang dilakukan dari awal sampai akhir dan hal
3. Task Significance. The amount of impact the job has on other people.
(signifikansi Tugas. Sejumlah dampak yang dimiliki pekerjaan pada orang lain).
4. Autonomy. The extent of individual freedom and discreation in the work and its
Feedback. The amount of information received abaout how well or how poorly one
usia, jenis kelamin, tingkat karakteristik pekerjaan, status perkawinan, dan masa
1. Umur
adanya keyakinan yang meluas bahwa kinerja merosot dengan meningkatnya usia.
Pada karyawan yang berumur tua juga dianggap kurang luwes dan menolak
teknologi baru. Namun di lain pihak ada sejumlah kualitas positif yang ada pada
39
karyawan yang lebih tua, meliputi pengalaman, pertimbangan, etika kerja yang kuat,
Karyawan yang lebih muda cenderung mempunyai fisik yang kuat, sehingga
diharapkan dapat bekerja keras dan pada umumnya mereka belum berkeluarga
atau bila sudah berkeluarga anaknya relatif masih sedikit. Tetapi karyawan yang
lebih muda umumnya kurang berdisiplin, kurang bertanggung jawab dan sering
1992).
Karyawan yang lebih tua kecil kemungkinan akan berhenti karena masa
kerja mereka yang lebih panjang cenderung memberikan kepada mereka tingkat
upah yang lebih tinggi, liburan dengan upah yang lebih panjang, dan tunjangan
pensiun yang lebih menarik. Kebanyakan studi juga menunjukkan suatu hubungan
yang positif antara kepuasan kerja dengan umur, sekurangnya sampai umur 60
tahun. Kepuasan kerja akan cenderung terus – menerus meningkat pada para
karyawan yang nonprofesional kepuasan itu merosot selama umur setengah baya
2. Jenis Kelamin
Tidak ada perbedaan yang konsisten antara pria dan wanita dalam
menemukan bahwa wanita lebih bersedia untuk mematuhi wewenang, dan pria
lebih agresif dan lebih besar kemungkinannya daripada wanita dalam memiliki
40
pengharapan untuk sukses. Bukti yang konsisten juga menyatakan bahwa wanita
mempunyai tingkat kemangkiran yang lebih tinggi daripada pria (Robbins, 2001).
Tetapi terdapat teori lain yang berpendapat bahwa perbedaan jenis kelamin
berpengaruh terhadap tinggi rendahnya kepuasan kerja, teori ini diungkapkan oleh
Glenn, Taylor, dan Wlaver (1977) yang menyatakan bahwa ada perbedaan tingkat
kepuasan kerja antara pria dengan wanita, dimana kebutuhan wanita untuk merasa
puas dalam bekerja ternyata lebih rendah dibandingkan pria (As’ad, 1995).
3. Masa Kerja
terhadap produktivitas kerja (Robbins, 2001). Masa kerja yang lama akan
cenderung membuat seorang karyawan atau perawat lebih merasa betah dalam
suatu organisasi, hal ini disebabkan diantaranya karena telah beradaptasi dengan
lingkungannya yang cukup lama sehingga seorang karyawan akan merasa nyaman
instansi atau organisasi mengenai jaminan hidup dihari tua ( Robert kreitner, Angelo
Kinicki, 2003).
mempengaruhi pola pikir yang nantinya berdampak pada tingkat kepuasan kerja
(Robert kreitner, Angelo Kinicki, 2003:277). Pendapat lain juga menyebutkan bahwa
hubungan yang positif antara tingkat karakteristik pekerjaan dengan kepuasan kerja.
Namun berbeda dengan hasil penelitian dari Gilmer (1966) yang menyimpulkan
bahwa karyawan yang berkarakteristik pekerjaan lanjutan atas merasa sangat puas
5. Status Perkawinan
Status perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dan seorang wanita
sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga yang bahagia dan kekal
kata perkawinan (marriage) adalah ikatan yang sah antara seorang pria dan wanita
keturunannya. Salah satu riset menunjukkan bahwa karyawan yang menikah lebih
sedikit absensinya, mengalami pergantian yang lebih rendah, dan lebih puas
Berbagai defenisi tentang kepuasan kerja telah dibuat oleh para ahli.
Diantaranya adalah Wexley dan Yukl dalam As’ad (1987), yang mendefinisikan
42
kepuasan kerja sebagai berikut:’’Job satisfaction is the way an employee feels about
Kepuasan kerja merupakan salah satu elemen yang cukup penting dalam
organisasi.
seseorang seperti malas, rajin, produktif,apatis,dan lain-lain. sikap puas atau tidak
puas karyawan dapat diukur dari sejauh mana perusahan atau organisasi dapat
dengan apa yang diberikan perusahan, maka tingkat kepuasan yang dirasakan
karyawan akan tinggi, dan sebaiknya. Ketidakpuasan kerja sering tercermin dari
prestasi kerja yang akan rendah, tingkat kemangkiran yang tinggi, seringnya terjadi
kecelakaan kerja,dan bahkan pemogokan kerja yang pada akhirnya akan sangat
merugikan perusahan
Menurut Luthans (1998:144), terdapat tiga dimensi penting kepuasan kerja, yaitu :
2. kepuasan kerja diartikan sebagai seberapa baik hasil yang diperoleh memenuhi
harapan
pekerjaan.
43
1) The work itself, the extent to which the job provides the individual with interisting
2) Pay, the amount of financial remuneration that is received and the degree to
Upah atau gaji, merupakan jumlah balas jasa finansial yang diterima karyawan
dan tingkat di mana hal ini dipandang sebagai suatu hal yang adil dalam
organisasi.
behavioral support.
5) Co-worker, the degree to which fellow worker are technically proficient socially
suportive.
dukungan.
44
surrounding, for instance) the personnel will find it easier to carry out their job.
Kondisi kerja, apabila kondisi kerja karyawan baik (bersih, menarik, dan
menyelesaikan pekerjaannya.
tugas, kebebasan, dan umpan balik mengenai betapa baik mereka bekerja.…”.
2) Pay (Gaji)
upah dan kebijakan promosi yang mereka persepsikan sebagai adil, tidak
meragukan, dan segaris dengan pengharapan mereka. Bila upah dilihat sebagai adil
yang didasarkan pada tuntutan pekerjaan, tingkat ketrampilan individu, dan standar
tinggi tingkat pendidikan karyawan, maka semakin tinggi pula tingkat kemungkinan
45
yang sama di luar perusahaan. Jika gaji yang diberikan perusahaan lebih rendah
dibandingkan dengan gaji yang berlaku di perusahaan yang sejenis dan memiliki
tipe yang sama, maka akan timbul ketidakpuasan kerja karyawan terhadap gaji.
Oleh karena itu gaji harus ditentukan sedemikian rupa agar kedua belah pihak
yang merasa puas dengan gaji yang diterimanya, maka dapat menciptakan
diakibatkan adanya perasaan tidak diperlakukan dengan adil dan layak dalam
dengan balas jasa atau kompensasi, karyawan akan dapat memenuhi kebutuhan-
perbedaan balas jasa yang diberikan”. Menurut Nitisemito (2000 : 81) promosi
adalah “Proses pemindahan karyawan dari satu jabatan ke jabatan yang lain yang
lebih tinggi”. Dengan demikian promosi akan selalu diikuti oleh tugas, tanggung
jawab, dan wewenang lebih tinggi daripada jabatan yang diduduki sebelumnya.
lebih banyak, dan status sosial yang meningkat. Apabila promosi dibuat dengan
4) Supervision (Pengawasan)
yang serasi dan mendorong gairah kerja karyawan untuk mencapai sasaran yang
maksimal. Oleh sebab itu aktivitas karyawan di perusahaan sangat tergantung dari
secara baik, seperti yang dikemukakan oleh Hasibuan (2001:170) bahwa gaya
kerja, dan produktivitas kerja karyawan yang tinggi, agar dapat mencapai tujuan
kerjasama rekan sekerja atau kelompok kerja adalah sumber kepuasan kerja bagi
nasehat atau saran, bantuan kepada sesama rekan kerja. Kelompok kerja yang baik
sangat besar artinya bila rangkaian pekerjaan tersebut memerlukan kerja sama tim
yang tinggi. Tingkat keeratan hubungan mempunyai pengaruh terhadap mutu dan
intensitas interaksi yang terjadi dalam suatu kelompok. Kelompok yang mempunyai
tingkat keeratan yang tinggi cenderung menyebabkan para pekerja lebih puas
kurangnya kecemasan dalam kelompok dan karena lebih mampu menyesuaikan diri
bersih dan menarik), akan membuat pekerjaan dengan mudah dapat ditangani.
Sebaliknya, jika kondisi kerja tidak menyenangkan (panas dan berisik) akan
berdampak sebaliknya pula. Apabila kondisi bagus maka tidak akan ada masalah
dengan kepuasan kerja, sebaliknya jika kondisi yang ada buruk maka akan buruk
yang organisatoris dan teknis, dimana nantinya mempunyai sifat dan hasil guna
yang tinggi, artinya hasil yang diperoleh seimbang dengan masukan yang diolah.
Untuk lebih jelasnya perlu penulis kemukakan pendapat dari beberapa ahli,
sebagai berikut :
mental yang selalu memiliki pandangan bahwa mutu kehidupan hari ini harus lebih
baik dari hari kemarin, dan hari esok harus lebih baik dari hari ini.
hasil yang dicapai oleh seorang pekerja atau unit faktor produksi lain dalam jangka
waktu tertentu. S.Z. productivity adalah jumlah yang dihasilkan setiap pekerja dalam
adalah perbandingan antara hasil yang dicapai dengan peran serta tenaga kerja per
satuan waktu.
49
disadari atau tidak peran organisasi atau organisasi juga berpengaruh terhadap
yang diterapkan organisasi atau organisasi baik itu pendukung secara fisik atau non
fisik.
dipengaruhi oleh tenaga kerja itu sendiri, lingkungan organisasi dan kebijakan
kedisiplinan, sikap dan etika kerja, motivasi, gizi dan kesehatan, tingkat
pemerintah dibidang produksi, investasi, perizinan, moneter, fiskal, harga dan lain-
Produktivitas akan naik oleh kesempatan, gizi dan kesehatan dari tenaga kerja serta
pekerjaan dan karakteristik individu sehingga dapat tercapai produktivitas kerja yang
diinginkan.
bekerja dalam segala situasi dan kondisi dan dengan ditunjang kualitas
ekternal yaitu sebagai penunjang dalam pelaksanaan atau proses produksi atau
maksimal dan menciptakan sistem kerja yang baik. Dengan adanya pengelolaan
Dari kedua pendapat tersebut diatas maka dapat disimpulkan bahwa faktor-
menambah pengetahuan
2. Gizi dan kesehatan yang semakin baik dengan demkian maka akan semakin
tinggi tingkat produktivitasnya sebab keadaan gizi dan kesehatan yang baik
itu yang termasuk didalamnya adalah barang modal, bahan-bahan mentah dan
apabila:
masukan.
berkurang
berkurang
bekerja dengan penuh semangat dan tanggung jawab dengan imbalan terpenuhinya
tersebut dapat dicapai. Pengukuran tingkat produktivitas ini dirasa penting karena
produktivitas kerja yang mungkin secara tidak disadari telah mengalami berbagai
tingkat produktivitas seseorang yaitu dengan tujuan untuk dapat memperbaiki dan
meningkatkannya apabila dirasa telah berada pada batas atau titik rendah suatu
perbandingan yang dapat dibedakan dalam tiga jenis yang sangat berbeda yaitu:
berkurang.
2. Perbandingan pelaksanaan antara satu unit yang terdiri dari perorangan tugas,
secara relatif.
Keterangan:
karyawan pada suatu periode tertentu dengan hari kerja aktif dala periode
yang bersangkutan
Tekstil Propinsi Jawa Barat). Didapatkan hasil bahwa, produktivitas kerja karyawan
merupakan salah satu ukuran berhasil tidaknya suatu organisasi dalam mencapai
Jenis penelitian yang digunakan adalah descriptive survey dan explanatory survey.
Unit analisis adalah karyawan industri tekstil di Propinsi Jawa Barat, dan metode
pengumpulan data primer melalui kuessioner dengan skala Likert. Hasil pengujian
dan signifikan terhadap kepuasan kerja. Hal ini berarti, karakteristik pekerjaan
berpengaruh positif dan signifikan terhadap komitmen organisasi baik secara parsial
dan simultan. Hal ini berarti, karakteristik pekerjaan dan kepuasan kerja dapat
baik secara parsial maupun simultan. Hal ini berarti, karakteristik pekerjaan,
kepuasan karena dengan begitu akan dapat tercipta peningkatan produktivitas kerja
karyawan . K3 (X1)
H4
H1
Karakteristik H2 H7
Kepuasan (Y1) Produktivitas (Y2)
Pekerjaan (X2)
H3
H5
Karakteristik
Individu (X3)
H6
56
maka rumusan hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut diduga bahwa:
METODE PENELITIAN
sesuai dengan tujuan penelitian. Dalam penelitian ini digunakan jenis penelitian
explanatif survey. Pada jenis penelitian ini peneliti akan mencoba menjelaskan
hubungan kausal dan menguji keterkaitan yang ada ada antara faktor-faktor
dengan produktivitas kerja. Seperti yang dikemukakan oleh Singgarimbun & Efendi
(1989) penelitian dengan memperkuat data melalui informasi primer tentang data-
yang bersedia menjadi topik generalisasi hasil studi. Kelompok topik ini harus
memiliki fitur yang sama atau memiliki ciri yang membedakannya dari kelompok
58
59
pekerja.
berikut;
2. Pengalaman Kerja
3. Mutasi
4. Pembaruan fungsional
2. Kepemimpinan (X2)
Bagi Elissar dan Tanjung (2018:51), indikator Lingkungan kerja (X3) meliputi:
1. Pencahayaan
2. Kebersihan
3. Kebisingan
4. Suhu
5. Tata ruang
4. Kinerja (y)
Menurut Elizar & Tanjung (2018:49), Indikator kinerja pegawai (Y) meliputi:
1. Kualitas
2. Kuantitas
3. Ketepatan
61
4. Efektivitas
5. Hubungan Interpersonal
beberapa metode dalam penelitian guna memperoleh data dan informasi yang
diperlukan.
Adalah suatu cara pengumpulan data yang diperoleh dengan cara memahami,
membaca dan mempelajari buku literatur atau sumber data lainnya terutama
yang erat kaitannya dengan permasalahan dalam penelitian ini. Tehnik ini
teoritis guna mendukung analisis terhadap data primer yang diperoleh selama
a. Observasi
62
b. Wawancara/Interview
Adalah mengadakan tanya jawab dan tatap muka secara langsung kepada
penelitian.
c. Dokumentasi
Adalah mencatat data-data dokumen yang ada pada objek penelitian yaitu
Penelitian yang penulis lakukan pada skripsi ini dilakukan dengan membuat
data dengan menggunakan teknik analisis inferensial antara lain uji validitas, uji
reliabilitas, uji asumsi klasik, analisis regresi berganda dan uji hipotesis.
Uji validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukuran dan apa yang
ingin diukur. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data
terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang variabel yang diteliti. Instrumen
63
mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat. Dengan menggunakan
instrumen yang telah diuji validitasnya, otomatis data hasil penelitian menjadi valid,
walaupun masih akan dipengaruhi oleh kondisi obyek yang diteliti, dan kemampuan
Suatu alat ukur dapat dikatakan mempunyai reliabilitas tinggi atau dapat
dipercaya jika alat ukur itu mantap dalam pengertian bahwa alat ukur tersebut stabil,
tinggi apabila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama akan
untuk menguji hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini, terlebih dahulu harus
sebagai berikut:
a. Uji Autokorelasi
waktu (time series). Konsekuensi dari adanya autokorelasi dalam suatu model
dilakukan uji dengan menghitung nilai Durbin Watson dengan syarat sebagai
berikut:
b. Uji Multikolinieritas
ditemukan korelasi antar variabel bebasnya. Jika terjadi korelasi, maka pada
korelasi Pearson, jika antara variabel bebas mempunyai korelasi yang cukup
tinggi (umumnya diatas 0,9) maka hal ini menunjukan adanya indikasi
multikolinieritas. Multikolinieritas juga dapat dilihat dari nilai toleransi dan nilai
VIF (variance inflation faktor) yang diperolehnya. Jika nilai VIF antara 1 dan 2
dan nilai toleransi yang diperoleh kurang dari 1 maka dapat dikatakan bahwa
multikolinieritas.
65
c. Uji Heteroskedastisitas
sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual pada suatu
pengamatan ke pengamatan yang lainnya. Jika varians dari residual pada satu
dan jika varians berbeda, disebut heteroskedasitas. Model regresi yang baik
atau bervariasinya data yang diteliti. Salah satu cara untuk mendeteksi
menggunakan uji t. Apabila nilai thitung lebih kecil ttabel, berarti tidak terjadi gejala
heteroskedasitas. Sebaliknya apabila thitung lebih besar dari ttabel berarti terjadi
heteroskedasitas.
sebagai instrumen analisis. Untuk menguji model jalurnya maka akan digunakan
Multiple Regression Analysis, dengan tujuan akan dapat diketahui apakah ada
variabel endogen (dependen). Dengan instrumen ini akan dapat diketahui dan
hubungan antara variabel-variabel itu terjadi secara langsung atau melalui variabel
antara dan juga dapat membandingkan besar kecilnya pengaruh, baik yang
langsung maupun yang tidak langsung Gasperesz (1992) dalam Rini (2004).
sebagai berikut:
K3 (X1)
H4
H1
Karakteristik H2 H7
Kepuasan (Y1) Produktivitas (Y2)
Pekerjaan (X2)
H3
H5
Karakteristik
Individu (X3)
H6
diagram jalur maka terlebih dahulu harus dibuat persamaan (Chun, 1983 dan
Solimun, 2002).
Menurut Chung (1983) dan Solimun (2002) untuk mencari pengaruh tidak
67
langsung antara variabel-variabel dapat dicari dengan mengalikan koefisien path (β)
(individual test).
H0 : 1 = 0
Ha : 1 > 0
bi
T hit =
S(bi)
Jika hasil perhitungan menunjukkan hasil Thit > Ttabel, maka H0 ditolak atau Ha
diterima. Hal ini mengandung arti bahwa secara parsial variabel eksogen
kesalahan = 0,05. Jika P value < , maka H0 ditolak atau Ha. Berarti secara parsial
BAB IV
1. Frekuensi Jawaban X1
X1.1
X1.2
X1.3
2. Frekuensi Jawaban X2
X2.1
X2.2
X2.3
3. Frekuensi Jawaban X3
X3.1
X3.2
X3.3
4. Frekuensi Jawaban Y1
Y1.1
y Percent Percent
Y1.2
Y1.3
koefisien korelasi (r) antara item dengan skor total adalah 0,3. Suatu instrumen
dikatakan reliable atau handal, apabila memiliki koefisien alpha cronbach () lebih
72
Tabel 4.1
Validitas
Validitas
Item
No Variabel Koefisien
Angket Ketr.
Korelasi
1. Keselamatan kesehatan Q1 0,914 Valid
kerja (X1) Q2 0,486 Valid
Q3 0,815 Valid
2. Karakteristik pekerjaan Q1 0,588 Valid
(X2) Q2 0,625 Valid
Q3 0,602 Valid
3. Karakteristik Individu Q1 0,691 Valid
(X3) Q2 0,491 Valid
Q3 0,379 Valid
4. Kepuasan Q1 0,691 Valid
(Y1) Q2 0,482 Valid
Q3 0,395 Valid
5. Produktivitas kerja (Y2) Q1 0,928 Valid
Q2 0,802 Valid
Q3 0,465 Valid
Setelah dilakukan uji validitas terhadap tiap variabel, peneliti melakukan uji
menunjukkan konsistensi dan stabilitas suatu skor dari suatu pengukuran dalam
alpha dari masing-masing variabel dalam satu variabel. Bila nilai cronbach’s alpha
– 0,799 dinilai reliabilitasnya diterima, sedangkan nilai cronbach’s alpha < 0,600
Berikut disajikan table yang berisi nilai cronbach’s alpha hasil uji reliabilitas
Tabel 4.2
Hasil Uji Reliabilitas
Variabel cronbach’s alpha Interpretasi
Keselamatan kesehatan kerja 0,801 Reliabilitas
Karakteristik pekerjaan 0.696 Reliabilitas
Karakteristik Individu 0.695 Reliabilitas
Kepuasan 0,698 Reliabilitas
Produktivitas kerja 0,800 Reliabilitas
Sumber: data primer yang telah diolah
1. Uji Normalitas
Berdasarkan Tabel 4.3 dapat disimpulkan bahwa nilai signifikansi atau probabilitas
data yang diuji semua berada di atas alpha 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa
2. Uji Heteroskedastisitas
lain tetap atau kalau terjadi faktor gangguan masih dalam batas normal. Oleh
karena itu, dalam regresi harus dilakukan pengujian untuk menentukan ada
a. Jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu
b. Jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah
Grafik 4.1
Scatter Plot
75
Dari scater plot di atas dapat dilihat bahwa tidak dijumpai adanya titik-titik di
atas atau di bawah angka 0 pada sumbu Y yang membentuk suatu pola tertentu
3. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas dalam penelitian ini dilakukan dengan cara melihat nilai
2004) jika nilai VIF tidak lebih dari 10 maka dalam model tersebut tidak terdapat
multikolinieritas. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antar variabel
lebih dari satu variabel independen. Dalam penelitian ini terdapat satu variabel
Tabel 4.4
Dari Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa nilai VIF dari kedua variabel independent
Analisis statistik inferensial yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
jalur (path analysis). Analisis jalur ini menggunakan analisis regresi berganda dan
Dalam penelitian ini, model hubungan variabel bebas dengan variabel antara
X1 0.946 0,000
X2 -0.205 0,071
X3 0.075 0,445
Untuk bentuk persamaan kedua diperoleh hasil analisis regresi sebagai berikut:
Tabel 4.6
X1 0.525 0,000
X2 0.450 0,000
X3 0.420 0,000
Y1 -0.331 0,000
Dari hasil analisis regresi dalam Tabel 4.5 dan Tabel 4.6, maka bentuk
SEBAGAI BERIKUT:
Total keragaman data yang dapat dijelaskan oleh model diukur dengan :
Rm2 = 1 - Pe12Pe22……Pep2
= 1 - (0.761)2(0.934)2
= 1 - (0,58 x 0,87)
= 1 - 0,503
= 0,497.
Berarti keragaman data yang dapat dijelaskan oleh model tersebut adalah
sebesar 0.497 atau 49.7% atau dengan kata lain informasi yang terkandung dalam
data 49.7% dapat dijelaskan oleh model, sedangkan sisanya (50.3%) dijelaskan
oleh variabel lain (yang tidak terdapat dalam model) dan error.
1. Hipotesis 1
Jaya Mojokerto .
2. Hipotesis 2
3. Hipotesis 3
4. Hipotesis 4
karyawan (Y2) karena nilai p < 0,05, maka Ha diterima dan Ho ditolak.
5. Hipotesis 5
karyawan (Y2) karena nilai p < 0,05, maka Ha diterima dan Ho ditolak.
6. Hipotesis 6
7. Hipotesis 7
4.5 Pembahasan
karyawan (Y2) karena nilai p < 0,05, maka Ha diterima dan Ho ditolak
karyawan (Y2) karena nilai p < 0,05, maka Ha diterima dan Ho ditolak
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berikut kesimpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian dan pembahasan
sesuai hipotesis:
Jaya Mojokerto .
5.2. Saran
berikut :
2. Peneliti lain, diharapkan ada yang meneliti variable – variable lainnya yang
83
84
DAFTAR PUSTAKA
Handoko, Hani T. 2004, Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia, BPFE
UGM, Yogyakarta.
Hayati Feb Amni, dkk, 2021, Pengaruh Kepemimpinan Kerja Dan Lingkungan
Kerja Terhadap Turnover Intention Karyawan Pada PT Vanisa Rizki
Jakarta
Indrawijaya, Adam (2000), Perilaku Organisasi. Bandung, Sinar Baru Algesindo
Kenneth, N. Wexley, dan Gary, A. Yuki. 2003. Perilaku Organisasi dan Psikoloi
85
Nurdin Ahmad, Abd. Qodir Djaelani, dan A. Agus Priyono, 2020, Pengaruh
Gaya Kepemimpinan, Pengembangan Karir dan Lingkungan Kerja
Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Kasus Pada Perusahaan Daerah Air
Minum Kota Malang), e – Jurnal Riset Manajemen Prodi Manajemen,
Fakultas Ekonomi Unisma, Hal: 1-13
Robbins, SP. (2001). Organizational Behavior, 9th ed.. Upper Saddle River, New
Jersey, 07458: Prentice-Hall Inc.
Kepada Yth.
Bapak / Ibu
Seluruh Karyawan
UD. Sumber Jaya Mojokerto
Di –
Tempat.
Bersama ini kami sampaikan kuesioner penelitian yang saya sampaikan dalam
rangka mengumpulkan data mengenai Pengaruh Keselamatan dan Kesehatan
Kerja, Karakteristik pekerjaan dan Karakteristik individu Terhadap Kepuasan dan
Dampaknya Produktivitas Kerja Karyawan UD. Sumber Jaya Mojokerto,
Kuesioner diberikan kepada bapak/ibu untuk diisi dengan memberi tanda silang
pada tempat yang tersedia sesuai dengan kenyataan yang ada dan sesuai dengan
hati nurani bapak/ibu.
Perlu diketahui bahwa setiap jawaban bapak/ibu tidak menunjukkan salah atau
benar dan tidak ada kaitannya dengan karier bapak/ibu di masa mendatang.
Hormat kami,
Penulis
87
88
Pernyataan Pendapat
1. Menurut bapak/ibu, selama ini telah terjadi keserasian 1. Sangat tidak setuju
antara peralatan kerja dengan tugas – tugas karyawan . 2. Tidak setuju
3. Netral
4. Setuju
5. Sangat setuju
2. Menurut bapak/ibu, telah dilakukan kesempurnaan 1. Sangat tidak setulu
terhadap alat – alat pelindung diri dalam bekerja 2. Tidak setuju
termasuk seragam yang dibutuhkan karyawan 3. Netral
4. Setuju
5. Sangat setuju
3. Menurut bapak/ibu, peralatan rumah tangga 1. Sangat tidak setuju
perusahaan telah dipelihara dan dengan sempurna 2. Tidak setuju
3. Netral
4. Setuju
5. Sangat setuju
Pernyataan Pendapat
5. Sangat setuju
2. Menurut bapak/ibu, karakteristik pekerjaan berupa 1. Sangat tidak setulu
suhu kompetisi meyakinkan karyawan tentang 2. Tidak setuju
kemampuan yang baik 3. Netral
4. Setuju
5. Sangat setuju
Pernyataan Pendapat
Pernyataan Pendapat
Pernyataan Pendapat
LAMPIRAN – LAMPIRAN
Model Summaryb
Model Summaryb
Change Statistics
ANOVAb
Sum of Mean
Model Squares df Square F Sig.
Total 11.532 74
Coefficientsa
Unstandardized Coefficients
X1 .525 .047
X2 .450 .038
X3 .420 .038
Y1 -.331 .044
Coefficientsa
Standardized
Coefficients Correlations
Zero-
Model Beta t Sig. order Partial Part
Coefficientsa
93
Collinearity Statistics
Toleranc
Model e VIF
1 (Constant)
X1 .208 4.809
X2 .608 1.644
X3 .803 1.245
Y1 .243 4.118
a. Dependent Variable: Y2
Charts
94
95
96