OLEH
161013251246
2020
LEMBAR PERSETUJUAN
PROPSAL SKRIPSI
MALANG
Tugas Skripsi Ini Disetujui Untuk Dipertahanan Dihadapan Tim Penguji Skripsi
Nim.161013251246
Malang
Pembimbing I Pembimbing II
NDP.2016.275 NDP.2016.673
i
LEMBAR PENGESAHAN
MALANG
Oleh
NIM.1610.13251.246
Hari:
Tanggal
Penguji I
Pembimbing I Pembimbing II
NDP.2016.275 NDP.2016.673
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji kehadirat Allah SWT, yang telah menciptakan dunia dan
rahmatnya, karena syukur tak pernah henti bagi penulis ucapakan ridhanya
selesaikan. Shalawat serta salam selalu tak lupa penulis sampaikan kepada
Rassullalah Muhamad SAW yang membawa perubahan jaman yang gelap gulita
bimbingan, petunjuk dan motivasi dari banyak orang – orang terdekat karena
1. Kepada ibu saya, Denok Sri Wahyuni yang selalu memberkan dukungan
berupa doa dan nasihatnya sehingga saya sangat termotivasi untuk terus
2. Kepada Bapak saya, Yudi Tri Susilo yang selalu memberikan nasihat,
3. Adik saya Mahda Galuh Ariandhi yang selalu memberikan saya semangat
iii
iv
Husada Malang.
iv
5. Bapak Misbahul Subhi, S.KM.,MKL Selaku Ketua Program Studi S1
angkatan 2016
11. Serta seluruh pihak yang membantu saya dalam menyelesaikan skripsi
saya
kepada Allah SWT, Semoga semua amal kebaikan dari semua pihak yang
membantu saya di terima Allah SWT. Semoga skripsi ini mampu meberi
iv
DAFTAR ISI
v
vi
vi
vii
vii
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR SINGKATAN
viii
BAB I
PENDAHULUAN
dan Kesehatan Kerja di Rumah Sakit. Rumah sakit merupakan tempat kerja
yang memiliki risiko tinggi terhadap keselamatan dan kesehatan sumber daya
risiko yang berkaitan dengan keselamatan dan kesehatan kerja di rumah sakit
rumah sakit yang sehat, aman, selamat dan nyaman maka perlu dilakukan
analisa risiko, penilaian risiko dan pengendalian risiko agar sumber daya
pekerjaan.
cidera atau sakit. Adapun tipe-tipe metode analisa risiko berdasarkan OHSAS
telah dilakukan antara lain analisa kualitatif dan semi kuantitatif. Risiko dari
suatu pekerjaan perlu dilakukan analisa untuk mengetahui risiko apa saja
yang dihadapi pekerja dan tingatan risiko yang dihadapi karena risiko
tingkat risiko berbeda dari yang paling ringan atau rendah sampai ke tahap
yang paling berat atau paling tinggi. Risiko diukur dalam hubunganya dengan
1
2
Data dari WHO dari 30 juta pekerja kesehatan 3 juta terpajan patogen
darah (2 juta terpajan virus HBV, 0,9 Juta terpajan virus HBC dan 170.000
terpajan virus HIV/AIDS). Lebih dari 90% kasus tersebut terjadi di Negara
berkembang. Di Indonesia gaya berat yang ditanggung pekerja rata – rata lebih
dari 20 kg. Keluhan subyektif low back pain didapat 83,3% pada pekerja. 65,4%
ritan kronik. Pekerja Rumah Sakit berisiko 1,5 Kali lebih besar dari golongan
Sakit merupakan sebuah unit kerja di rumah sakit yang bertanggung jawab
Kecelakaan Akibat Kerja dan Penyakit Akibat Kerja yang akan berdampak
Unit Pemeliharaan Sarana RSIA Puri Bunda yang dilakukan pada bulan
Desember 2019 telah terjadi 4 kali kasus kecelakaan kerja pada tahun 2018
yaitu terpeleset, terpukul benda tumpul, kesetrum aliran listrik dan terkena
gerinda. Sedangkan pada Tahun 2019 telah terjadi 6 kali kasus kecelakaan
tertusuk paku dan tekena sinar UV steril alat. Mengingat tinginya angka
dalam metode HIRARC. Selama ini Untuk mengurangi kecelakaan kerja di Unit
apa saja yang di hadapi, tingkat risiko dan metode pengendalianya diperlukan
yang muncul dari sebuah bahaya lalu menentukan tindakan pengendalian dan
memutuskan risiko yang ada dapat diterima atau tidak. Metode ini terdiri dari
Risk Contro) pada pekerja di Unit Pemeiharaan Sarana RSIA Puri Bunda
Malang?
4
Penggunaan APD)
Bunda Malang.
5
1.4.Manfaat
tentang risiko apa saja yang ada, tingkat risiko yang ada dan cara
tersebut.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
yang meyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat.
berbagai tindakan maupun disiplin medis. Rumah sakit adalah tempat kerja
terbakar, gas medik, radiasi dan bahan kimia merupakan potensi bahaya
yang memiliri risiko terjadinya kecelakaan kerja di rumah sakit. Oleh karena
kerja yang rumit dengan berbagai risiko terkena penyakit akibat kerja bahkan
dkk.2017).
7
rumah sakit yang bersifat teknis dan koordinatif yang pelaksanaanya meliputi
perbaikan sarana dan peralatan yang ada di rumah sakit. Unit Pemeliharaan
maupun faktor lain. Sarana dan prasarana rumah sakit harus diupayakan
selalu dalam keadaan baik dan layak pakai untuk menjamin kualitas dan
panas (Chandra,2018).
Tahun 2015 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Rumah sakit yang
kerja, tempat bekerja dan lingkungan kerja secara langsung dan tidak
dengan jabatannya.
kerja dan penyakit akibat kerja di Rumah Sakit. Ruang lingkup K3RS meliputi
2.4. Bahaya
yang bersifat merugikan. Oleh karena itu diperlukan upaya pencegahan dan
dan cidera pada pekerja, hilangnya waktu kerja, kerusakan pada property,
9
area atau tempat kerja, produk atau kerusakan lingkungan sekitar, kerugian
cacat hingga kematian serta kerusakan property. Secara garis besar bahaya
(Alfatiyah,2017)
meliputi kebisingan, suhu getaran dan lantai licin, debu, panas dan
Rumah Sakit, Lundry, dapur, CSSD, genset, boiler, IPAL, ruang mesin,
yang ada di Rumah Sakit. Pada kasus terkait bahan kimia maka perlu
diperhatikan Material Safety Data Sheet (MSDS) untuk setiap bahan kimia
berasal dari bahan -bahan yang berasal dari bahan – bahan kimia yang
10
dan Laboratorium.
bersumber dari lokasi ruang perawatan, TPS B3, TPS Umum, laundry,
berasal dari pekerjaan yang dilakukan secara manual, postur yang salah
ergonomi biasanya berasal dari seluruh area yang ada di rumah sakit dan
bisa terjadi kepada seluruh sumber daya manusia yang ada di rumah
sakit.
yang paling ringan atau rendah sampai ke tahap yang paling berat atau
tinggi. Melalui analisis dan evaluasi semua potensi bahaya dan risiko
kerugian akibat risiko yang tidak dikelola dengan baik (Juarni, 2019).
ditentukan oleh frekuensi dan durasi pajanan, aktivitas kerja, serta upaya
aktifitas klinik dan administratif yang dilakukan oleh rumah sakit untuk
sakit pada tahap yang tidak bermakna sehingga tidak menimbulkan efek
metoda atau perangkat khusus untuk risiko K3 salah satu metode yang
(Purnama, 2015).
risiko untuk mengurangi paparan bahaya yang terdapat pada setiap jenis
berikut :
HIRARC
Menentukan Jenis
Kegiatan/pekerjaan
PENILAIAN RISIKO
PENGENDALIAN RISIKO
(Socrates, 2013)
14
waktu tanpa diketahui kapan akan terjadi hingga dapat sering sekali
15
NO KEMUNGKINAN SCORE
2 Sering (Seminggu) 4
4 Jarang (Tahunan) 2
5 Dapat Terjadi 1
2 Cidera Serius 4
3 Cidera Berat 3
4 Cidera Ringan 2
5 Tidak Cidera 1
16
kriteria yang telah ditetapkan atau standard dan norma yang berlaku
untuk menenetukan apakah risiko itu dapat diterima atau tidak. Jika
Kemungkinan 1 2 3 4 5
(O)
Keparahan (S)
1 1 2 4 7 11
2 3 5 8 12 16
3 6 9 13 17 20
4 10 14 18 21 23
5 15 19 22 24 25
TINGGI 23-25
KETAT 18-22
BERSYARAT 10-17
RENDAH 1-9
17
(Soecrates,2013).
1. Eliminasi
(Soecrates,2013).
2. Substitusi
3. Rekayasa Enginering
aman. (Soecrates,2013)
4. Adminstrasi
(Soecrates,2013).
KERANGKA KONSEP
METODE
HIRARC
Input dari metode HIRARC adalah pekerjaan di Unit Pemelihraan sarana yaitu
peralatan medis. Proses dari penelitian ini adalah Identifikasi risiko, penilaian
risiko dan tindakan pengendalian. Output dari penelitian ini adalah hasil HIRARC
dan Outcom dari penelitian ini adalah kecelakaan kerja menurunun dan penyakit
BAB IV
METODE PENELITIAN
yang ada di Unit Pemeliharaan Sarana, risiko yang ada di Unit Pemeliharaan
4.2.1. Subjek
4.2.2. Informan
OPERASIONAL
1 Pekerjaan
Pemeliharaan
Sarana
medis
peralatan medis
23
OPERASIONAL
2 Identifikasi Risiko
- Agak Sering
(Jika terpapar
risiko setiap 1
bulan sekali
selama satu
tahun)
- Jarang (Jika
terpapar risiko
sekali dalam
setahun)
- Dapat Terjadi
(Jika tidak
terpapar risiko
OPERASIONAL
bulan sekali
selama satu
tahun)
- Jarang (Jika
terpapar risiko
sekali dalam
setahun)
- Dapat Terjadi
(Jika tidak
terpapar risiko
OPERASIONAL
- Agak Sering
(Jika terpapar
risiko setiap 1
bulan sekali
selama satu
tahun)
- Jarang (Jika
terpapar risiko
sekali dalam
setahun)
- Dapat Terjadi
(Jika tidak
terpapar risiko
OPERASIONAL
bulan sekali
selama satu
tahun)
- Jarang (Jika
terpapar risiko
sekali dalam
setahun)
- Dapat Terjadi
(Jika tidak
terpapar risiko
OPERASIONAL
terpapar risiko
setiap 1 bulan
sekali selama
satu tahun)
- Jarang (Jika
terpapar risiko
sekali dalam
setahun)
- Dapat Terjadi
(Jika tidak
terpapar risiko
OPERASIONAL UKUR
3 Penilaian Risiko
risiko Tinggi
Ketat
Risiko Besrsyarat
rendah
4 Pengendalian
terhadap risiko
menghilangkan risiko
lingkungan Enginering
29
OPERASIONAL UKUR
menggunakan Administrasi
adminitstrasi seperti
SPO, Pelatuihan
dengan
menggunakan
Alat Pelindung
Diri
1. Wawancara
2. Lembar Observasi
3. Lembar Kuisioner
4. Tabel HIRARC
5. Alat Tulis
6. Kamera
terhadap risiko.
Data sekunder yang diperoleh peneliti berasal dari orang lain atau
instansi lain. Dalam hal ini yang masuk data sekunder adalah Jurnal,
risiko yang ada di Unit Pemeliharaan Sarana, Tingkatan Risiko dan cara
3. Kerahaasiaan (Confidencity)
N Kegiatan Se Ok No De Ja Fe Ma Ap Me
O p t v s n b r r i
1 Perencanaa
n dan
penyusunan
Proposal
2 Pra Proposal
3 Seminar
Proposal
4 Penelitian
5 Pengolahan
Data
6 Seminar
Hasil
Penelitian
7 Penyusunan
laporan akhir
32
BAB V
HASIL PENELITIAN
RSIA Puri Bunda menempati lahan dengan luas tanah 4.678,29 m 2 dan
luas bangunan 1.631,25 m 2 terdiri dari 3 lantai dengan kapasitas 71 tempat
tidur (TT) untuk rawat inap dengan rincian 71 Tempat Tidur meliputi VIP 6 TT,
33
1 35 – 40 2 66,6 %
2 41 – 45 1 33,3%
Jumlah 3 100%
Jumlah 3 100%
1 2–4 1 33,3 %
2 4–6 1 33,3%
3 6–8 1 33,3%
Jumlah 3 100%
Kemungkinan Score
Sering Sekali 5
Sering Mingguan 4
Jarang tahunan 2
Dapat Terjadi 1
Kemungkinan (O) 1 2 3 4 5
Keparahan (S)
1 1 2 4 7 11
2 3 5 8 12 16
3 6 9 13 17 20
4 10 14 18 21 23
5 15 19 22 24 25
NO NAMA KEGIATAN SUMBER BAHAYA JENIS RISIKO/DAMPAK KEMUNGKI DAMPAK WRAC TINGKAT
BAHAYA NAN RISIKO
6 Mengganti Lampu - Terpleset dari Fisik Cidera, patah kaki dan 4 2 12 Bersyarat
tangga tangan
NO NAMA KEGIATAN SUMBER BAHAYA JENIS RISIKO/DAMPAK KEMUNGKI DAMPAK WRAC TINGKAT
BAHAYA NAN RISIKO
Cidera, kesetrum
meninggal
NO NAMA KEGIATAN SUMBER BAHYA JENIS RISIKO/DAMPAK KEMUNGKI DAMPAK WRAC TINGKAT
BAHAYA NAN RISIKO
Berdasar tabel 5.10 didapatkan hasiil penilaian risiko bahaya fisik didapati hasil pekerjaan yang memiliki tingkat risiko yang
58
paling tingi adalah penggunaan mesin las dan gerinda sedangkan pekerjaan peling rendah tingkat risikonya adalah pekerjaan
perbaikan pompa air rusak.
Penentuan tingkat risiko didapatkan dari pengkombinasian antara kemungkinan dan dampak. Skor kemungkinan risiko
ditentukan dari sebarapa sering pekerja tersebut kontak dengan risiko tersebut. Pemberian skor dimulai dari skor 5 untuk
kemungkinan paling seering terjadi sampai skor 1 untuk dapat terjadi. Pemberian skor untuk dampak dimulai dari skor 5 untuk
dampak paling berat atau kematian berjenjang sampai skor 1 untuk dampak terendah atau tidak cidera.
5.4.2. Penilaian Risiko Kimia
Penilaian risiko dilakukan dengan cara mengkombinasikan antara kemungkinan dan dampak lalu diperoleh hasil
WRAC dan ditentukan tingkatan risikonya apakah tinggi, ketat, bersyarat dan rendah. Kemungkinan dinilai mulai dari sangat
sering sampai dapat terjadi denga skor 5 untuk sangat sering sampai ke skor 1 dapat terjadi. Dampak dinilai mulai dari kematian
hingga tidak mengalami cidera dengan skor 5 untuk dampak terbserat hingga 1 untuk dampak terendah.
Tabel 5. 17 Penilaian Risiko Kimia
NO NAMA KEGIATAN SUMBER BAHAYA JENIS RISIKO/DAMPAK KEMUN DAMPA WRAC TINGKAT
BAHAYA GKINAN K RISIKO
Berdasar tabel 5.12 didapatkan hasil penilaian risiko bahaya kimia didapati pekerjaan yang memiliki tingkat risiko tertinggi
yaitu pekerjaan pergantan oli genset denga skor risiko 19 dan pengurasan tandon sedangkan pekerjaan yang memiliki risiko
paling rendah adalah perbaikan pompa air rusak dengan skor risiko 9.
Penentuan tingkat risiko didapatkan dari pengkombinasian antara kemungkinan dan dampak. Skor kemungkinan risiko
ditentukan dari sebarapa sering pekerja tersebut kontak dengan risiko tersebut. Pemberian skor dimulai dari skor 5 untuk
kemungkinan paling seering terjadi sampai skor 1 untuk dapat terjadi. Pemberian skor untuk dampak dimulai dari skor 5 untuk
dampak paling berat atau kematian berjenjang sampai skor 1 untuk dampak terendah atau tidak cidera
5.4.3. Penilaian Risiko Ergonomi
Penilaian risiko dilakukan dengan cara mengkombinasikan antara kemungkinan dan dampak lalu diperoleh hasil WRAC
dan ditentukan tingkatan risikonya apakah tinggi, ketat, bersyarat dan rendah. Kemungkinan dinilai mulai dari sangat sering
sampai dapat terjadi denga skor 5 untuk sangat sering sampai ke skor 1 dapat terjadi. Dampak dinilai mulai dari kematian
hingga tidak mengalami cidera dengan skor 5 untuk dampak terbserat hingga 1 untuk dampak terendah.
Tabel 5. 18 Penilaian Risiko Ergonomi
NO NAMA KEGIATAN SUMBER BAHAYA JENIS RISIKO/DAMPAK KEMUNGKI DAMPAK WRAC TINGKAT
BAHAYA NAN RISIKO
1 Perbaikan Kipas Angin - Bekerja Ergonomi Kram otot, nyeri otot 3 3 13 Bersyarat
dengan
gerakan Low back pain
berulang saat
perbaikan
kipas angin
- Kesalahan
postur saat
perbaikan
kipas angin
63
NO NAMA KEGIATAM SUMBER BAHAYA JENIS RISIKO/DAMPAK KEMUNGKI DAMPAK WRAC TINGKAT
BAHAYA NAN RISIKO
4 Perbaikan Pintu Rusak - Bekerja di Fisik Nyeri otot, Kram Otot 3 4 18 Ketat
posisi sama
dalam waktu Ergonomi
yang lama
5 Perbaikan TV Rusak - Bekerja pada Ergonomi Nyeri otot, Kram Otot, 4 3 17 Bersyarat
posisi yang nyeri bahu
sama terlalu P
lama kerja menurun
64
NO NAMA KEGIATAN SUMBER BAHAYA JENIS RISIKO/DAMPAK KEMUNGKI DAMPAK WRAC TINGKAT
BAHAYA NAN RISIKO
6 Perbaikan BED rusak - Gerakan Ergonomi Nyeri otot, kram otot 3 5 22 Ketat
berulang saat
pencopotan/
pemasangan
- Beban bed
terlalu berat
saat di
angkat
- Posisi
pengangkata
n bed yang
salah
7 Perbaikan Mesin Cuci - Bekerja di Ergonomi Kram Otot, nyeri otot 3 3 13 Bersyarat
Rusak posisi yang
sama terlalu
lama
(membungku
k)
8 Perbaikan kursi besi - Gerakan ergonomi Neyri otot, kram otot, 3 5 22 Ketat
rusak Berulang saat Low Back Pain
pencopotan
baut kursi
bes
65
NO NAMA KEGIATAN SUMBER BAHAYA JENIS RISIKO/DAMPAK KEMUNGKI DAMPAK WRAC TINGKAT
BAHAYA NAN RISIKO
9 Perbaikan Pompa Air - Berat pompa Ergonomi Nyeri Otot, Low Back 2 3 9 Rendah
Rusak air berlebihan Pain, Kram Otot.
- Bekerja pada
posisi yang
sama terlalu
lama
-
10 Perbaikan Kulkas - Bekerja pada Ergonomi Nyeri otot, kram otot, 3 4 18 Ketat
posisi yang
sama pada
waktu yang
lama
(terlalu lama
duduk)
11 Perbaikan mesin - Bekerja pada Ergonomi Nyeri otot, kram otot, 3 2 5 Rendah
pengering laundry posisi yang kesemutan
sama dalam
waktu yang
lama
- Terlalu lama
membungkuk
66
Berdasarkan Tabel 5.13 didapatkan hasil penilaian risiko ergonomi pekerjaan yang memiliki tingakt risiko tetinggi yaitu
pekerjaan perbaikan bed rusak dan perbaiakn kursi rusak sedangkan pekerjaan dengan tingkat risiko paling rendah yaitu
pekerjaan petbaikan mesin pengering laundry. Sehingga perlu di jadikan pertimbangan dalam pembuatan manajemen risiko.
Penilaian risiko dilakukan dengan cara mengkombinasikan antara kemungkinan dan dampak lalu diperoleh hasil WRAC
dan ditentukan tingkatan risikonya apakah tinggi, ketat, bersyarat dan rendah. Kemungkinan dinilai mulai dari sangat sering
sampai dapat terjadi denga skor 5 untuk sangat sering sampai ke skor 1 dapat terjadi. Dampak dinilai mulai dari kematian hingga
tidak mengalami cidera dengan skor 5 untuk dampak terbserat hingga 1 untuk dampak terendah
NO NAMA KEGIATAN SUMBER BAHAYA JENIS RISIKO/DAMPAK KEMUNGKI DAMPAK WRAC TINGKAT
BAHAYA NAN RISIKO
Berdasar tabel 5.14. didapatkan hasil penilaian risiko bahaya psiokosoisal didapati hasil beban kerja tinggi memiliki tingkat
risiki tertinggi sedangkan perbaikan mesin penegring laundry memiliki risiko terendah. Sehingga perlu dijadikan dasar dalam
68
Dari hasil penilaian risiko didapati hasil penilaian risiko di Unit Pemeliharaan Saran RSIA Puri Bunda dengan
menggunakan metode HIRARC (Hazard Identification Risk Assesment and Risk Control) Terdapat 4 tingkatan risiko yaitu risiko
rendah, bersyarat, ketat tinggi. Dengan risiko tertinggi yaitu pekerjaan pengelasan dan penggunaan gerinda dan risiko terendah
yaitu pekerjaan perbaiakan mesin pengering loundry. Sehingga perlu menjadi prioritas dalam pembuatan manajamen risiko.
5.5. HASIL HIRARC (Hazard Identification Risk Assesment and Risk Contro)
Setelah dilakukan analisa risiko, penilaia risiko maka di tentukan tindakan pengendalian terhadap risiko tersebut
yang di tampilkan dalam tabel HIRARC berikut.
69
TABEL HASIL ANALISA RISIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DENGAN METODE HAZARD
IDENTIFICATION RISK ASSESMENT AND RISK CONTROL (HIRARC) PADA PEKERJA DI UNIT PEMELIHARAAN SARANA
RSIA PURI BUNDA MALANG
psikososial
30 Penggantia 1 - Sinar radiasi dari lampu UV Fisik 5 15 Bersyarat - Pemakain APD ( Kaca
n lampu UV mata anti radiasi)
- Memtaikan aliran listrik
31 Beban kerja 5 - Ancamamn dari unit lain Psikososial 3 20 Ketat - Perhitungan beban kerja
- Beba kerja terlalu berat - Pengaturan jam kerja
- Hubungan kerja kurang - Pembagian beban kerja
harmonis
76
BAB VI
PEMBAHASAN
dengan skor 1 untuk nilai terendah atau dapat terjadi bahaya tersebut dalam
skala tahunan. Dampak dinilai dengan skor 1-5 dengan skor 5 merupakan
nilai tertinggi atau memiliki dampak fatal, cidera dan kematian pada pekerja
dan lingkungan sekitar. Hal ini sesuai dengan (Soecrates,2013) bahwa
penilaian risiko dilakukan dengan mengkombinasikan antara kemungkinan
bahaya terebut terjadi dengan dampak bai pekerja.
untuk nilai tertinggi sering sekali terjadi dan dampak dengan menggunakan
skala 1-5 dengan nilai tertinggi 5 dengan dampak fatal, cacat dan
menyebabkan bencana material sangat besar. Tingkat risiko dibedaan menjadi
rendah, bersyarat, ketat dan tinggi.
98
BAB VII
PENUTUP
7.1. Kesimpulan
1. Proses pekerjaan di unit pemeliharaan sarana RSIA Puri Bunda adalah
pemeiharaan dan perbaikan sarana dan prasarana
2. Risiko yang ada di Unit Pemeliharaan Sarana RSIA Puri Bunda adalah
risiko fisik, kimia, biologi, ergonomi dan psikososial
3. Bahaya terbanyak di Unit Pemeliharaan Sarana RSIA Puri Bunda adaah
bahaya fisika dengan pekerjaan memiki bahaya terbanyak adalah
pekerjaan gerinda
4. Pekerjaan yang memiliki bahaya kimia terbayak adalah pekerjaan
perbaikan pintu rusak
5. Pekerjaan yang memiliki bahaya ergonomi terbayak adalah pekerjaan
perbaikan bed dan pompa air rusak
6. Pekerjaan yang memiliki bahaya psikososial terbayak adalah pekerjaan
beban kerja.
7. pekerjaan Tingkat risiko tertinggi di Unit Pemeliharaan Sarana RSIA Puri
Bunda adalah pekerjaan penggunaan gerinda, penggunaan las,
pemasangan gas LPG dan beban kerja
8. Pekerjaan yang memiliki tingkat risiko fisik tertinggi adalah pekerjaan
penggunaan mesin las dan gerinda
9. Pekerjaan yang memiliki tingkat risiko kimia tertinggi adalah pekerjaan
penggantia oli genset dan pengurasan tandon
10. Pekerjaan yang memiliki tingkat risiko ergonomi adalah pekerjaan
perbaikan bed dan pintu rusak
11. Pekerjaan yang memiliki risiko psikososial tertinggi adalah pekerjaan
beban kerja
12. Pengendaian risiko yang dilakukan untuk meminimalisir risiko yang ada di
Unit Pemeliharaan Sarana RSIA Puri Bunda adalah metode eliminasi,
subtitusi, rekayasa enginering, administrasi dan APD.
99
7.2. Saran
1. Bagi Institusi
Penelitian ini dapat digunakan sebagai wawasan dalam pengembangan
ilmu pengetahuan dan sebagai wawasan bagi peneliti dalam penelitian
terkait analisa risiko dengan metode HIRARC
2. Bagi Perusahaan dan Pekerja
Dapat sebagai acuan dalam menentukan manajemen risiko agar tingkat
kecelakaan kerja dapat ditekan.
Sebaiknya pekerja lebih disipin dalam menerapkan manajemen risiko yang
sudah disusun oleh perusahaan
3. Masyarakat
Penelitian ini memberikan informasi pada masyarakat mengenai anaisa
risiko dengan metode HIRARC di UPS RSIA Puri Bunda
100
DAFTAR PUSTAKA
Juarni, D. B. (2019). Analisa Tingkat Risiko Kecelakaan Kerja Pada Bagian Foundry DI
PTPN IV Unit Pabrik Mesin Teneradolok Ilir. Jurnal Semnastek UISU ISBN 078-
623-7287-02-4 Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Medan, 182 -188.
Mentri Kesehatan. (2010). Standart Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Rumah Sakit
(K3RS). Jakarta: Kemetrian Kesehatan Republik Indonesia.
Pertiwi, Nurhantari, Y., & Budiharjo, S. (2019). Hazard Identification, Risk Assesment
and Risik Control serta penerapan Risk Maping Pada Rumah Sakit Hewan Prof.
Soeparwi Universitas Gadjah mada. Journal Pf Comunity Medicine and Public
Health Vol.35 Fakultas Kedokteran, kesehatan Masyarakat, keperawatan
Universitas Gadjah Mada , 55-64.
Rizka Ayu Zahara, S. U. (2017). Kepatuhan Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD)
Ditinjau Dari Pengetahuan dan Perilaku Pada Petugas Instalasi Pemeliharaan
Sarana dan Prasarana Rumah Sakit (IPSRS). Jurnal Ilmu Kesehatan Vol 2 (2),
153 - 158.
Supriyadi, & Ramdan, F. (2017). Identifikasi Bahaya dan Penilaian Risiko pada Divisi
Boiler Menggunakan Metode Hazars Identification, Risk Assesment and Risk
Control (HIRARC). Journal Of Industrial Hygiene and Ocuptional Health Vol.1
Universitas Serang Raya, 161-178.
Syahidah, H. N., & Musfiroh, I. (2018). Review Aspek Keamanan dan Keselamatan
Kerja Dalam Produksi Sediaan Farmasi. Jurnal Farmaka Vol,16 Fakultas
Farmasi Universitas Padjajaran Bandung, 13-20.
102
Triswandana, I., & Armaeni, N. (2020). Penilaian Risiko K3 Konstruksi Dengan Metode
HIRARC . Jurnal Universitas Kadiri Riset Teknik Sipil Vol. 14 Fakultas Teknik
dan Perecanaan Universitas Warmadewa Kadiri, 98 - 108.
Zahra, R. A., Efendi, S. U., & Khairani, N. (2017). Kepatuhan Menggunakan Alat
Pelindung Diri (APD) Ditinjau dari Pengetahuan dan Perilaku Petugas Instalasi
Pemelihraan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit. Jurnal Ilmu Kesehatan Vol.2
Program STUDI Kesehatan Masyarakat STIKES Tri Mandiri Sakti Bengkulu,
153-158.