Anda di halaman 1dari 59

MONITORING DAN

EVALUASI
PENERAPAN SMK3
KONSTRUKSI
DISAMPAIKAN OLEH :

ZAINAL BAKTI
SISTIM MANAJEMEN K3/ OHSAS
18001

1. Kebijakan K3

2. Identifikasi Bahaya, Tingkat Resiko


& Rencana Pengendalian
17. Peninjauan Ulang Manajemen 3. Peraturan dan Standar K3

4. Sasaran dan Program Kerja K3


12. Pengukuran dan Pemantauan

13. Evaluasi Kepatuhan 5. Struktur Organisasi, Sumberdaya

6. Kompetensi dan Sistim Pelatihan K3

14. Penyelidikan Insiden, Ketidak sesuaian, 7. Komunikasi dan Konsultasi K3


Tindakan perbaikan dan Pencegahan
8. Dokumentasi
15. Pengendalian Rekaman.
9. Pengendalian Dokumen
16. Pemeriksaan Internal.
10. Pengendalian Operasional

11. Kesiagaan & Tanggap darurat


PERATURAN PEMERINTAH
NO : 50 TAHUN 2012 tentang Penerapan SMK3
di Indonesia

PENERAPAN SMK3 DILAKUKAN BERDASARKAN


KEBIJAKAN NASIONAL, MELIPUTI :
a. Penetapan kebijakan K3,
b. Perencanaan K3
c. Pelaksanaan rencana K3,
d. PEMANTAUAN DAN EVALUASI KINERJA K3,
e. Peninjauan dan peningkatan kinerja SMK3

12/24/18 3
DEFINISI
• MONITOR/PEMANTUAN : ADALAH SALAH
SATU CARA PENGAWASAN YANG DAPAT
MENGGAMBARKAN KONDISI BERJALANNYA
SUATU SISTIM MANAJEMEN K3 PADA WAKTU
TERTENTU
• EVALUASI : ADALAH MELAKUKAN
PENGUKURAN TERHADAP AKTIVITAS, YANG
AKAN DIGUNAKAN UNTUK TINDAK LANJUT
BERIKUTNYA
MONITORING DAN EVALUSI K3 KONSTRUKSI

• KEGIATAN PEMANTAUAN DAN EVALUASI


TERHADAP KINERJA PENYELENGGARAAN K3
KONSTRUKSI, YANG MELIPUTI PENGUMPULAN
DATA, ANALISA DAN KESIMPULAN DAN
REKOMENDASI PERBAIKAN PENERERAPAN K3
KONSTRUKSI
( PERMEN PU NO.05/PRT/M-2014)
PERATURAN PEMERINTAH
NO : 50 TAHUN 2012 tentang Penerapan SMK3
di Indonesia

Penerapan SMK3 bertujuan untuk :


a. Meningkatkan efektifitas perlindungan
keselamatan dan kesehatan kerja yang terencana,
terukur, terstruktur dan terintegrasi
b. Mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja dan
penyakit akibat kerja dengan melibatkan unsur
manajemen, pekerja atau serikat pekerja.
c. Menciptakan tempat kerja yang aman, nyaman,
dan efisien untuk mendorong produktivitas.

12/24/18 6
PERATURAN PEMERINTAH
NO : 50 TAHUN 2012 tentang Penerapan SMK3
di Indonesia

Penerapan SMK3 dilakukan berdasarkan


kebijakan nasional, meliputi :
a. Penetapan kebijakan K3,
b. Perencanaan K3
c. Pelaksanaan rencana K3,
d. Pemantauan dan evaluasi kinerja K3,
e. Peninjauan dan peningkatan kinerja SMK3

12/24/18 7
PERATURAN PEMERINTAH
NO : 50 TAHUN 2012 tentang Penerapan SMK3
di Indonesia

PENGAWASAN :

Pengawasan SMK3 dilakukan oleh Pengawas Ketenaga kerjaan Provinsi


(Disnakertrans ), meliputi :
1. Pembangunan dan terjaminnya pelaksanaan komitmen;
2. Organisasi;
3. Sumberdaya manusia;
4. Pelaksanaan peraturan perundang-undangan bidang K3;
5. Keamanan bekerja;
6. Pemeriksaan, pengujian dan pengukuran penerapan SMK3;
7. Pengendalian keadaan darurat dan bahaya industry;
8. Pelaporan dan perbaikan kekurangan;
9. Tindak lanjut audit;

12/24/18 8
PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM
NO.05/PRT/M/204

• SMK3 BIDANG PEKERJAAN UMUM ADALAH


BAGIAN DARI SISTIM MANAJEMEN
ORGANISASI PELAKSANAAN PEKERJAAN
KONSTRUKSI DALAM RANGKA PENGENDALIAN
K3 PADA SETIAP PEKERJAAN KONSTRUKSI
BIDANG PEKERJAAN UMUM
Per-03/Men/1998
Tatacara pelaporan dan Pemeriksaan Kecelakaan

1. Pengurus atau Pengusaha wajib melaporkan --- tiap kecelakaan yang


terjadi ditempat kerja yang dipimpinnya

2. Wajib melaporkan secara tertulis 2x24 jam tht sejak terjadinya


kecelakaan, sesuai contoh 3 kk2 A lamp.1, ke Kepala Kantor Depnaker
setempat

3. Kepala Kantor Depnaker memerintahkan pegawai ---- pengawas unt


melakukan pemeriksaan, dng menggunakan formulir :

Lamp. II unt Kecelakaan Kerja


Lamp. III unt Penyakit Akibat Kerja
Lamp. IV unt Peledakan, Kebakaran dan pembuangan limbah
Lamp. V unt Bahaya lainnya

12/24/18 10
Per-02/Men/1980
Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja dlm penyelenggaraan
Keselamatan Kerja

Pemeriksaan Kesehatan oleh dokter sebelum tenaga kerja diterima


untuk melakukan pekerjaan, meliputi :

1. fisik lengkap, kesegaran jasmani, rontgen -paru-paru (bila


mungkin), laboratorium dan yang dianggap perlu.

2. Pengurus atau pengusaha wajib menyusun pedoman


pemeriksaan kesehatan sebelum kerja.

12/24/18 11
Per-02/Men/1980
Pemeriksaan Ksht Tenaga Kerja dlm penyelenggaraan Keselamatan
Kerja

Pemeriksaan Kesehatan berkala pada waktu tertentu yang dilakukan dokter,


untuk mempertahankan derajat kesehatan kerja sesudah berada dalam
pekerjaannya
Dilakukan minimal. 1 tahun sekali

1. Pemeriksaan meliputi fisik lengkap, kesegaran jasmani, rontgen paru-paru


(bila mungkin), laboratorium dan yang dianggap perlu.

2. Pengurus atau pengusaha wajib menyusun pedoman pemeriksaan


kesehatan berkala

12/24/18 12
Per-02/Men/1980
Pemeriksaan Ksht Tenaga Kerja dlm penyelenggaraan Keselamatan
Kerja

Pemeriksaan Kesehatan khusus yang dilakukan dokter untuk tenaga kerja


tertentu, guna mencegah bahaya yang diperkirakan timbul dan untuk menilai
pengaruh dari pekerjaan tertentu. Pemeriksaan khusus dilakukan pula untuk
tenaga kerja :
1. yang telah mengalami kecelakaan
2. yang menderita sakit memerlukan perawatan > dari 2 minggu
3. yang berusia > 40 tahun
4. yang diduga mengalami gangguan kesehatan

12/24/18 13
Per-01/Men/1981
Kewajiban melapor Penyakit Akibat Kerja

1. Penyakit Akibat Kerja adalah setiap penyakit yg disebabkan oleh


pekerjaan atau lingkungan kerja.

2. Wajib dilaporkan ke Kanwil Binalindung Ten ---Kerja selambat2-nya 2


bulan setelah dibuat diagnosanya

3. Pengusaha wajib menyediakan secara cuma2 -APD unt mencegah


Penyakit Akibat Kerja.

4. Ten Kerja berhak menyatakan keberatan unt melakukan pekerjaan yg


diragukan akan menimbulkan penyakit akibat kerja

5. Pengusaha yg tidak mentaati ketentuan ini di --ancam hukuman sesuai


Pasal 15 ayat (2) dan (3) UU no. 1 tahun 1970. (ancaman pidana dng
hukuman kurungan selama-lamanya 3 bulan)

12/24/18 14
Per-03/Men/1982
Pelayanan Kesehatan Tenaga Kerja

Pelayanan kesehatan adalah usaha yang ditujukan :

1. Bantuan dalam penyesuaian pekerjaan ---- dengan tenaga kerja (fisik maupun
mental).
2. Melindungi gangguan dari pekerjaan atau lingkungan kerja .
3. Meningkatkan kesehatan, kondisi mental dan kemampuan fisik tenaga kerja .
4. Memberikan pengobatan, perawatan serta rehabilitasi tenaga kerja yang
menderita sakit

12/24/18 15
Per-03/Men/1982
Pelayanan Kesehatan Tenaga Kerja

Tugas pokok pelayanan Kesehatan Kerja, meliputi :

1. Pemeriksaan kesehatan awal, berkala dan khusus


2. Pembinaan dan pengwasan atas penyesuai pekerjaan terhadap
tenaga kerja.
3. Pembinaan dan pengwasan lingkungan kerja
4. Pembinaan dan pengwasan sanitair
5. Pembinaan dan pengwasan perlengkapan untuk kesehatan kerja
6. Pencegahan dan pengobatan penyakit umum dan penyakit akibat
kerja
7. PPPK dan pendidikan bagi petugas PPPK
8. Membantu usaha rehabilitasi akibat kecelakaan atau penyakit
akibat kerja
9. Memberikan laporan berkala tentang Pelayanan Kesehatan kepada
pen gawas
12/24/18 16
Kep.Pres.RI no 22 tahun 1993
Penyakit yang timbul karena hubungan kerja

Penyakit yang timbul karena hubungan kerja (khusus dilingkungan


Keselamatan Kerja Konstruksi), adalah penyakit yang disebabkan
oleh :

1. Gas atau uap penyebab asfiksia atau keracunan seperti karbon


monoksida, hirogensianida, hydrogen sulfide
2. Kebisingan sehingga berakibat adanya kelainan dalam
pendengaran
3. Getaran mekanik sehingga menimbulkan kelainan otot, urat,
tulang persendian, pembuluh darah tepi atau syaraf tepi.
4. Pekerjaan dalam udara yang bertekanan tinggi
5. Radiasi elektromagnetik dan radiasi yang mengion
6. Bahan kimiawi, biologi dan penyebab fisik sehingga menimbulkan
penyakit kulit (dermatosis)

12/24/18 17
Per-15/Men/VIII/ 2008 :
PPPK di Tempat Kerja

1. Petugas P3K ditempat kerja adalah pekerja/ buruh yg ditunjuk Pengusaha


dan diserahi tugas tambahan unt melaksanakan P3K di tempat kerja.

2. Fasilitas P3K adalah semua peralatan, perlengkapan dan bahan yg


digunakan dalam pelaksanaan P3K di tempat kerja.

3. Pengurus wajib melaksanakan P3K ditempat kerja

4. Petugas P3K wajib memiliki lisensi dan buku kegiatan P3K dari Kepala
Instansi yg bersangkutan, tanpa dikenakan biaya

12/24/18 18
Kep.Pres.RI no 22 tahun 1993
Penyakit yang timbul karena hubungan kerja

1. Setiap tenaga kerja yang menderita penyakit yang timbul karena


hubungan kerja berhak mendapat Jaminan Kecelakaan Kerja, pada saat
masih dalam hubungan kerja maupun setelah hubungan kerja berakhir.

2. Hak Jaminan Kecelakaan Kerja dapat diberikan apabila penyakit tersebut


timbul dalam waktu paling lama 3 tahun sejak hubungan kerja tersebut
berakhir.

12/24/18 19
Per-15/Men/VIII/ 2008 :
PPPK di Tempat Kerja

1. Petugas P3K ditempat kerja adalah pekerja/ buruh yg ditunjuk Pengusaha


dan diserahi tugas tambahan unt melaksanakan P3K di tempat kerja.
2. Fasilitas P3K adalah semua peralatan, perlengkapan dan bahan yg
digunakan dalam pelaksanaan P3K di tempat kerja.
3. Pengurus wajib melaksanakan P3K ditempat kerja
4. Petugas P3K wajib memiliki lisensi dan buku kegiatan P3K dari Kepala
Instansi yg bersangkutan, tanpa dikenakan biaya

5. Persyaratan unt mendapatkan lisensi :


a. Bekerja pd prsh yg bersangkutan
b. Sehat jasmani dan rohani
c. Bersedia ditunjuk menjadi petugas P3K
d. Memiliki pengetahuan dan keterampilan dasar di bid P3K, dng bukti
bersertifikat

12/24/18 20
Per-15/Men/VIII/ 2008 :
PPPK di Tempat Kerja

1. Pengurus wajib mengatur tersedianya Petugas P3K pada tempat kerja dng
jadwal kerja shift sesuai jumlah pekerja/buruh dan potensi bahaya
ditempat kerja.
2. Pengusaha wajib menyediakan ruang P3K dalam hal mempekerjakan
buruh > 100 orang atau < 100 orang tetapi dng potensi bahaya tinggi.

3. Persyaratan ruang P3K sekurang-kurangnya dilengkapi :


a. wastafel dng air mengalir
b. kertas tissue/ lap
c. usungan/ tandu
d. bidai/ spalk
e. kotak P3K dan isi
f. Dan lain-lain

12/24/18 21
Kpts.Menaker Kep-51/Men/ 1999
Nilai Ambang Batas Faktor Fisika di tempat kerja

1. NAB standar factor tempat kerja yg bisa diterima ten kerja tanpa
mengakibatkan penyakit/ gangguan ksht, dlm pek sehari-hari unt
waktu < 8 jam sehari atau < 40 jam seminggu.

2. NAB ditetapkan masing-masing sbb. :

a. Iklim kerja : ISBB


Beban kerja ringan : 30 derajat Celsius
Beban kerja sedang : 26,7
Beban kerja berat : 25 derajat Celsius

b. Kebisingan 85 dB A ( desi Bell A )


c. Getaran alat kontak langsung/tdk langsung pada lengan dan
tangan ten kerja 4m/detik kuadrat ( 4m/detik2)
d. Radiasi sinar ultra ungu : 0,1 mikro Watt per sentimeter persegi.
12/24/18 22
Kpts.Menaker Kep-187/Men/ ‘99
Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya

 Nilai Ambang Kuantitas (NAK) adalah standar kuantitas bahan


kimia berbahaya untuk menetapkan potensi bahaya bahan kimia di
tempat kerja
NAK bahan kimia yg ditetapkan berdasarkan kriteria adalah sbb. :
Beracun 10 ton
Sangat beracun 5 ton

 Pengusaha wajib mengendalikan bahan kimia berbahaya unt


mencegah terjadinya kcelakaan dan Penyakit Akibat Kerja (PAK),
dengan :
Penyediaan MSDS
Penunjukan petugas K3 kimia dan Ahli K3 kimia.

12/24/18 23
Kpts.Menaker Kep-187/Men/ ‘99
Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya

1. Pengusaha wajib menyampaikan Daftar Nama, Sifat dan Kuantitas


Bahan Kimia Berbahaya di tempat kerja ke Disnaker setempat
untuk dasar menetapkan kategori potensi bahaya (bahaya besar
atau bahaya menengah)

2. Criteria bahan kimia berbahaya terdiri dari :


bahan beracun
bahan sangat beracun
cairan mudah terbakar
cairan sangat mudah terbakar
gas mudah terbakar
bahan mudah meledak
bahan reaktif
bahan oksidator.

12/24/18 24
DEFINISI
• MONITOR/PEMANTUAN : ADALAH SALAH
SATU CARA PENGAWASAN YANG DAPAT
MENGGAMBARKAN KONDISI BERJALANNYA
SUATU SISTIM MANAJEMEN K3 PADA WAKTU
TERTENTU
• EVALUASI : ADALAH MELAKUKAN
PENGUKURAN TERHADAP AKTIVITAS, YANG
AKAN DIGUNAKAN UNTUK TINDAK LANJUT
BERIKUTNYA
SIKLUS WAKTU
TAHAP PELAKSANAAN PROYEK
DAN PENGAWASAN

Serah Terima Serah Terima


Pemasukan Tanda tangan Pertama Hasil Akhir Hasil Akhir Masa
Penawaran Kontrak Pekerjaan Pekerjaan Tanggungan

Bid Submission Signing of Provisional Hand Over Final Hand Over End of Warranty
Contract ( PHO ) ( FHO ) Period

Periode Pertanggungan Terhadap


Periode Pertanggungan Kegagalan Bangunan
Periode Tender Periode Konstruksi terhadap Mutu Hasil Pek.
Tender Period Construction Period
Defect Liability Period Warranty Period on Building Failure
( max 10 years )

1. Performance Security
Bid Security 2. Advance Payment Security
1. Maintenance Security 1. Professional Indemnity
Insurance
2. Professional Liability
CAR
Insurance
- Work Insurance (Jaminan terhadap
- Equipment and Material Insurance kegagalan ( Jaminan terhadap kegagalan
- Labour Insurance kontruksi) bangunan )
- Third Party Insurance

12/24/18 26
K3 PEKERJAAN STRUKTUR
JENIS KECELAKAAN FATAL KONSTRUKSI

 Pek. Perancah Jatuh dari ketinggian


 Pek. Bekisting Kejatuhan, tertimpa
 Pek. Besi Beton Kecelakaan di jalan akses
 Pek. Struktur Beton Sakit jantung, stroke
 Pek. Shootcrete Terkena, terjepit mesin
 Pek. Di tempat Tinggi Tersengat arus listrik
 Pek. Struktur Baja Terbentur, terlindas dsb
 Pek. Struktur kayu Jatuh, tergelincir di lantai
 Pek. Perkerasan Jalan Tersambar petir, banjir dsb
 Pek. Bendungan
Kebakaran, peledakan dsb
TABEL IMPLEMENTASI SMK3 DI PUPR
SEBELUM MONEV-PENDAMPINGAN 2015

REGIONAL BINA MARGA SUMBER DAYA CIPTA KARYA 0- 49 % 50-75 %


% AIR % TIDAK AMAN TIDAK
% KONSITEN

PAPUA 39,02 26,47 29,42


SUMATRA 29,28 20,93 24,21
KALIMANTA 31,55 25,68 22,17
N
JAWA 51,80 54,48 38,45
SULAWESI 30,54 20,54 19,13
BALI-NTB 12,19 11,52 6,26

SUMBER MAJALAH KATIGA


76-100 % KONDISI AMAN NO.59/Th.IX/2016
DATA KECELAKAAN KERJA
TAHUN 2017

WAKTU URAIAN
04/08/2017 Dinding pembatas rel LRT Palembang jatuh, 2 orang tewas
22/09/2017 Jembatan overpas pd ruas BOCINI Bogor, ambruk
26/10/2017 Crane proyek jalan tol Bogor /BORR ambruk
29/10/2017 Girder jalan penghubung desa Pas-Pro rubuh 1 orang tewas
15/11/2017 Beton proyek LRT Jakarta jatuh menimpa mobil
16/11/2017 Kecelakaan Crane Penggangkut rambu VMS KM 15 arah Cikampek
09/12/2017 Dua balok girder proyek Jembatan Ciputrapinggan ambruk
26/12/2017 Plafond podium apartemen Pakubuwono Spring rubuh
30/12/2017 Girder penyangga bakal jalan tol Pemalang- Batang jatuh

12/24/18 29
DATA KECELAKAAN KERJA TAHUN 2018
WAKTU URAIAN
02/01/2018 Beton girder proyek jalan Tol Depok-Antasari, Jakarta roboh
22/01/2018 15 gelagar kotak pada proyek LRT di Rawamangun, Jakarta roboh,
5 pekerja luka ringan.
28/01/2018 Lantai 37 Gedung Mahattan Times Square Medan rubuh, Tower
crane menghantam material yg ada diatas paling atas.
04/02/2018 Crane pengangkut beton proyek double track di jalan Matraman
Raya, Jakarta roboh 4 pekerja tewas, beberapa orang luka2
20/02/2018 Kepala kolom di Proyek Tol Becakayu, Jakarta ambrol, 7 pekerja
luka parah
18/03/2018 Proyek flat Pasar Rumput Jakarta Kejatuhan besi hollow 3 meter
menimpa 1 orang pengunjung pasar yang mengakibatkan
kematian

12/24/18 30
PELAKSANAAN MONITOR
APAKAH PENERAPAN SMK3 DILAKUKAN
BERDASARKAN KEBIJAKAN NASIONAL, MELIPUTI :
a. Penetapan kebijakan K3,
b.Perencanaan K3
c. Pelaksanaan rencana K3,
d.PEMANTAUAN DAN EVALUASI KINERJA K3,
e.Peninjauan dan peningkatan kinerja SMK3
LANGKAH-LANGKAH
MONITOR :
1) KRITERIA PERUSAHAAN
2) JENIS PROYEK
3) PASTIKAN TANGGAL MONITOR
4) CATAT KONDISI PROYEK
5) URUTKAN BERDASARKAN SCOPE OF PEKERJAAN
6) BUAT CEK LIST SESUAI DENGAN URUTAN SMK3 KONSTRUKSI,
SESUAI 5 PILAR
7) SIAPKAN ALAT KERJA
8) KONFIRMASIKAN KEPADA PENYEDIA JASA YANG AKAN
DILAKUKAN MONITOR
MANFAATKAN INFORMASI DIBAWAH INI

1) HASIL INSPEKSI
2) HASIL AUDIT SMK3
3) SURVEY K3
4) TOUR K3
5) LAPORAN KINERJA K3
6) HASIL INVESTIGASI KECELAKAAN KERJA KERJA
MANFAAT MONITOR K3
1) Identifikasi • Potensial problem.
• Defesiensi equipment.
• Kekeliruan dalam tindakan/ pelaksanaan kerja.
• Efek perubahan (effect of changes).
• kekurangan dalam tindakan perbaikan (remedial action).
• Positive performance dan quality result

3) Demonstrasi komitmen pada OHS dan mempererat (strengthens) sistem tanggung


jawab internal secara menyeluruh.

4) Melatih kepekaan, perilaku, kesadaran, tinfakan, meningkatkan moralitas,


akutanilitas dan membangun budaya K3

12/24/18 `` Laurensius Lamech 35


PERSIAPAN MONITOR
Buat perencanaan • Bentuk team MONITOR
inspeksi • Jenis MONITOR yang akan dilakukan.
• Pelajari apa yang akan DIMONITOR
• Buat daftar periksa dan format laporan
• Buat rote perjalanan bila melakukan
kegiatan ke lapangan

Dimulai dengan • Melihat dua sisi “Standard &


“Positive Attitude” Substandard”

12/24/18 Laurensius Lamech 36


ORGANISASI
Team in Safety & Health

• Team adalah kumpulan beberapa orang yang


tergabung dalam suatu tindakan.
o Gagasan aksi bersama (joint-action),
berbagi tanggung jawab, berbagi pikiran,
terpadu dan beretika serta tata laku.

• Untuk K3 – Team Work sangat esensial


Bersama menciptakan lingkungan kerja yang
aman, sehat dan selamat.

12/24/18 Laurensius Lamech 37


PERSIAPAN MONITOR
Tinjau kembali laporan • Temukan hal – hal yang belum tuntas
inspeksi sebelumnya akar permasalahnya (basic causes).
• Temukan lokasi atau equipment yang
belum diinspeksi.
• Temukan item – item yang terbatas
dan masih dapat dikembangkan.
• Temukan dan analisah corrective
action yang mungkin tidak tepat atau
masih bisa dikembangkan.
• Temukan laporan tentang Critical
parts.

12/24/18 Laurensius Lamech 38


PERSIAPAN MONITOR
Perlengkapan Inspeksi • Pakaian yang cocok
• Alat pelindung diri
• Senter
• Alat ukur/ meteran
• Kamera
• P3K secukupnya

12/24/18 Laurensius Lamech 39


PROSES MONITORING
Rapat Pembukaan/ Rapat Penutup/
Berkeliling/
Opening Closing
Walk Around
Conference Conference

• Perkenalan • Mengacu pada peta rute • Membuat laporan


• Objektif inspeksi. • Uraikan dan petakan
• Induction/ • Berbicara positive dan seluruh temuan dengan
Penjelasan umum ttg simpati jelas.
peraturan, kegiatan • Lihat secara tajam, detail • Klasifikasikan temuan
kerja dan risiko & Jelas (outside normal menurut tingkat bahaya.
• Penanggung jawab eye level) • Basic causes
lokasi kerja • Temukan bagian kritikal • Rencana perbaikan dan
• Hal – hal khusus (Critical Part) target pencapaian
• Perbaikan sementara

12/24/18 Laurensius Lamech 40


BASIC CAUSES ANALYSIS TOOLS
• Fishbone Diagram

12/24/18 Laurensius Lamech 41


BASIC CAUSES ANALYSIS TOOLS
• Fault Tree Analysis

12/24/18 Laurensius Lamech 42


PROSES MONITORING
Insert-1 :
Klasifikasi Sumber Bahaya
– Klas ‘A’ (Major)
• Kondisi atau tindakan yang dapat mengakibatkan kecelakaan fatal
atau cacat permanen.
– Klas ‘B’ (Minor)
• Kondisi atau tindakan yang dapat mengakibatkan kecelakaan
minor dan tanpa cacat.

12/24/18 Laurensius Lamech 43


PROSES MONITORING
Insert-2 :

Time Frame vs Klasifikasi


Resiko
– Klas ‘A - Major’ segera
(immediately)
– Klas ‘B - Minor’ tidak lebih
dari 6 jam

12/24/18 Laurensius Lamech 44


EVALUASI
• EVALUASI : ADALAH MELAKUKAN
PENGUKURAN TERHADAP KINERJA, YANG
AKAN DIGUNAKAN SEBAGAI SATU ALAT
UNTUK TINDAK LANJUT BERIKUTNYA
PELAKSANAAN TINDAK LANJUT MONITOR

• BERDASARKAN HASIL MONITORING, TIM


MONITORING MELAKUKAN EVALUASI DAN
BERKESIMPULAN SESUAI DENGAN PERATURAN
DAN PERUNDANGAN DENGAN HASIL SBB :
• 1. PEMBANGUNAN DAN PEMELIHARAAN
KOMITMEN
• 2. STRATEGI PEDOKUMENTASIAN
• 3. DSB
EVALUASI
• KESIMPULAN MONITOR DAPAT
MENGINDENTIFIKASIKAN KEBUTUHAN
KOREKSI, PENCEGAHAN DAN PENINGKATAN
OLEH PENYEDIA JASA/PENGGUNA JASA
• PENYELESAIAN TINDAK LANJUT DARI
EVALUASI HARUS DIVERIFIKASI
• VERIFIKASI TERSEBUT DAPAT MERUPAKAN
PROSES EVALUASI
SISTIM MANAJEMEN K3/ OHSAS
18001

1. Kebijakan K3

2. Identifikasi Bahaya, Tingkat Resiko


& Rencana Pengendalian
17. Peninjauan Ulang Manajemen 3. Peraturan dan Standar K3

4. Sasaran dan Program Kerja K3


12. Pengukuran dan Pemantauan

13. Evaluasi Kepatuhan 5. Struktur Organisasi, Sumberdaya

6. Kompetensi dan Sistim Pelatihan K3

14. Penyelidikan Insiden, Ketidak sesuaian, 7. Komunikasi dan Konsultasi K3


Tindakan perbaikan dan Pencegahan
8. Dokumentasi
15. Pengendalian Rekaman.
9. Pengendalian Dokumen
16. Pemeriksaan Internal.
10. Pengendalian Operasional

11. Kesiagaan & Tanggap darurat


Sub. Kegiatan-Penilaian Jumlah Syarat
No. Prinsip Dasar Resiko
No. Tinggi Sedang Kecil
1 Kebijakan K3 10 10 9
2 Perencanaan 2.1 Identifikasi bahaya, Penilaian Resiko dan 14 12 8
Pengendaliannya
2.2 Pemenuhan perundang-undangan dan 21 19 16
persyaratan lainnya
2.3 Sasaran dan Program Kerja 21 18 14
3 Penerapan dan 3.1 Sumber Daya, Struktur Organisasi dan 7 5 5
Operasi Pertanggungjawaban
3.2 Kompetensi, Pelatihan dan Kepedulian 6 3 1
3.3 Komunikasi, Keterlibatan dan Konsultasi 10 8 5
3.4 Dokumentasi 7 6 4
3.5 Pengendalian Dokumen 7 7 6
3.6 Pengendalian Operasional 4 3 3
3.7 Kesiagaan dan Tanggap darurat 5 3 3
4 Pemeriksaan 4.1 Pengukuran dan Pemantauan 6 4 3
4.2 Evaluasi Kepatuhan 3 3 0
4.3 Penyelidikan insiden, Ketidaksesuaian, Tindakan 11 8 6
perbaikan dan pencegahan
4.4 Pengendalian Rekaman 3 3 3
4.5 Audit Internal 7 7 5
5 Tinjauan Manajemen 17 5 2
Jumlah 159 124 93

Kurang = 0 – 59% Sedang = 60 – 85% Baik = diatas 85%


PENILAIAN TINGKAT PENERAPAN SMK3

Tingkat
Permen No.
pencapaian PP No. 50/2012
penerapan 05/1996
0-59% dari Tingkat penilaian
Tindakan hukum
total kriteria Penerapan Kurang
60-84% dari Sertifikat dan Tingkat penilaian
total kriteria bendera perak Penerapan Baik
85-100% Tingkat Penilaian
Sertifikat dan
dari total Penerapan
bendera emas
kriteria Memuaskan
Terima
Kasih
12/24/18 51
SELESAI

12/24/18 59

Anda mungkin juga menyukai